1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers BKPM

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
BKPM Optimalkan Rencana Investasi Negara APEC
Jakarta, 18 November 2015 – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Franky Sibarani menyatakan Indonesia masih berpotensi untuk menarik investasi
dari negara-negara anggota APEC. Menurutnya, dari 21 negara anggota APEC, 11
negara di antaranya merupakan dua puluh besar negara-negara yang paling banyak
merealisasikan investasinya di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Bahkan, lima besar negara dengan investasi terbesar di Indonesia merupakan negara
anggota APEC, yaitu Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan
Malaysia.
Franky merujuk rencana investasi dari negara-negara anggota APEC yang cenderung
meningkat. Menurut data BKPM, nilai rencana investasi dari negara-negara anggota
APEC sepanjang Januari-September 2015 sebesar US$ 54,25 miliar, lebih besar
dibandingkan dengan angka rencana investasi yang masuk sepanjang tahun 2014
sebesar US$ 52,11 miliar.
“Hal tersebut menunjukkan nilai strategis APEC untuk mendorong peningkatan
investasi ke Indonesia. Saya yakin masih terbuka peluang kita untuk menarik
investasi dari negara-negara APEC yang sudah menjadi mitra utama investasi di
Indonesia, ”ujar Franky dalam keterangan resminya kepada pers, hari ini (18/11).
Franky semakin optimis dapat menarik investasi lebih besar dari negara-negara
anggota APEC, melihat survey Price Water House Coopers (PwC) yang menempatkan
Indonesa sebagai negara tujuan investasi utama di antara negara-negara anggota
APEC, bersama Tiongkok dan Amerika Serikat. Dalam survey yang dirilis di Manila
Senin (16/11) PwC juga menyatakan separuh CEO yang menjadi responden
surveynya, akan meningkatkan investasinya dalam kurun waktu 12 bulan
mendatang, di mana 68% di antaranya direncanakan di wilayah Asia Pasifik.
“Delapan dari sepuluh negara prioritas pemasaran investasi BKPM adalah anggota
APEC. Secara umum, Indonesia sudah menjadi negara tujuan utama investasi dari
negara anggota APEC yang menjadi negara prioritas investasi, seperti Singapura,
Jepang, Tiongkok, Korea Selatan dan Malaysia. Upaya lebih keras perlu diarahkan
untuk menarik investasi dari Amerika Serikat,Taiwan, dan Australia,”ujar Franky.
Realisasi investasi negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC) mendominasi arus investasi yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan data realisasi investasi BKPM, dalam lima tahun terakhir dari 20 negara
1
teratas, anggota ekonomi APEC berkontribusi hingga 77,5% dengan nilai mencapai
US$ 76 miliar. BKPM mencatat, realisasi investasi periode 2010-September 2015 dari
Singapura mencapai US$ 29,6 miliar, Jepang US$ 14,6 miliar, Amerika Serikat US$
8,25 miliar, Korea Selatan US$ 7,83 miliar, dan Malaysia US$ 7,02 miliar. Sementara
itu, realisasi investasi dari negara-negara anggota APEC lainnya adalah Australia
sebesar US$ 2,08 miliar, Tiongkok US$ 1,94 miliar, Taiwan US$ 1,54 miliar, Thailand
US$ 792 juta, dan Kanada US$ 517 juta.
Dari tahun ke tahun, tren realisasi investasi dari negara APEC juga menunjukkan hal
yang positif. Posisi realisasi investasi negara APEC di tahun 2010 yang mencapai US$
9,2 miliar meningkat menjadi US$ 10,5 miliar di tahun 2011, kemudian kembali
meningkat menjadi US$ 12,8 miliar di tahun 2012, serta meningkat cukup drastis
menjadi US$ 16,1 miliar di tahun 2013 dan US$ 15,1 miliar di tahun 2014. Posisi
tahun 2015 hingga September mencapai US$ 11,9 miliar.
Dari sebaran lokasi, investasi dari negara-negara APEC masih tersentralisasi di Jawa
dengan proporsi mencapai 62,4%. “Nilai investasi negara APEC yang masuk ke Jawa
mencapai US$ 43 miliar, dilanjutkan dengan kawasan lainnya. Sedangkan dari sektor
mayoritas investasi berada di sektor sekunder dengan porsi mencapai 41%, diikuti
oleh sektor tersier sebesar 36% dan sektor primer 24%,” pungkasnya.
Kepala BKPM sendiri ikut mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menghadiri
KTT APEC di Manila 17-20 November 2015 dan dijadwalkan mengikuti APEC CEO
Summit Dialogue dan ABAC Dialogue. Pertemuan tahunan ini banyak membahas
mengenai isu-isu penting perdagangan dan investasi antara negara yang tergabung
dalam kawasan Asia Pasifik.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
2
Download