Pengaruh Relokasi Industri Tekstil Dan Pakaian Tekstil (Tpt) Di Wilayah Boyolali Bagi Perkembangan Ekonomi Kabupaten Boyolali Oleh : - I. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi pada suatu wilayah, dimana kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi (Tarigan,2005).Menurut Boediono dalam Mudrajad (1998) , pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang . Pertumbuhan ekonomi yang pesat di suatu wilayah dapat menyebabkan perubahan struktur ekonomi . Perubahan struktur ekonomi tersebut mendorong terjadinya relokasi industri dari satu wilayah ke wilayah lain.Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari satu wilayah ke wilayah lain dengan alasan menekan upah buruh, tekanan politis atau hukum , syarat pendirian industri di wilayah sebelumnya, dan lain sebagainya. Faktor penyebab relokasi industri adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi khususnya di sektor industri. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, terdapat berbagai sub-sektor industri yang peranannya terhadap PDB justru cenderung menurun. Faktor ke dua diakibatkan oleh makin menurunnya tingkat kompetisi industri yang bersangkutan. Faktor ketiga yang umumnya menjadi faktor pendorong utama relokasi industri adalah makin tingginya tingkat upah buruh/pekerja di sektor industri yang bersangkutan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari suatu studi, menunjukkan bahwa perkembangan industri Tekstil dan pakaian tekstil di Indonesia cenderung mengejar pola normalnya semenjak 1983. Tetapi perlu dicatat bahwa dalam periode yang sama justru peranan industri berat menurun sedangkan industri ringan sebaliknya. Pola ini sedikit berbeda dengan pola yang umumnya terjadi di negara-negara lain, dimana awal pematangan industrialisasi lazimnya ditandai oleh peningkatan peran industri berat dan penurunan peran industri ringan (Sastrosoenarto,2006) Struktur perekonomian Kabupaten Boyolali dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 berdasarkan lapangan usahanya penggerak utamanya adalah sektor pertanian 31,8%, diikuti sektor perdagangan,hotel dan restoran 24,3% dan industri pengolahan 16,3%. Kabupaten Boyolali mengembangan sektor sektor potensial lainnya seperti industri pengolahan dan pertambangan yang saat ini mempunyai pertumbuhan cukupbesar yaitu sebesar 4,48% dan 4,21%. (http://regionalinvestment.bkpm .go.id/newsipid/userfiles/ppi/boyolali.pdf) (di akses pada 20-09-2013) Populasi Kabupaten Boyolali yang selalu bertambah membawa dampak positif bagi perkembangan industri tekstil di wilayah tersebut. Meskipun sempat terkena imbas krisis ekonomi pada tahun 2008 silam, perkembangan pasar untuk produk tekstil maupun pakaianselalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk pasar dalam negeri potensinya sangat besar . Dengan jumlah penduduk yang mencapai 957.138 (Sensus 2010), Boyolali merupakan wilayah industri yang potensial bagi berbagai produk tekstil. II. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang menyebabkan terjadi relokasi industri dari wilayah Jabodetabek khususnya industri Tekstil dan Pakaian Tekstil (TPT) ke wilayah Kabupaten Boyolali? 2. Bagaimanakah pengaruh relokasi industri dari wilayah Jabodetabek khususnya industri Tekstil dan Pakaian Tekstil (TPT) bagi perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali? III. TUJUAN 1. Mendeskripsikan faktor-faktor perkembangan industri khususnya industri Tekstil dan Pakaian Tekstil (TPT) di wilayah Kabupaten Boyolali 2. Mengetahui pengaruh relokasi industri Tekstil dan Pakaian Tekstil (TPT) bagi perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali IV. METODE Penulisan karya tulis ini dilakukan secara perorangan yaitu dengan terlebih dahulu menentukan tema apa yang akan di bahas atau di kaji. Data pendukung berupa data sekunder yang di peroleh dengan cara browsing pada laman / web dinas pemerintahan ataupun beberapa blog. Adapun data yang didapat sebagian besar berasal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Selanjutnya pencarian materi atau bahan untuk mendukung didalam penulisannya didpat dariliteratur ekonomi regional.Dari hasil penelitian ditemukan hasil berupa Data pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali yang di pengaruhi oleh relokasi industri khususnya industri tikestil dan pakaian tekstil (TPT). Untuk analisis dalam menjawab pertanyaan dilakukan secara individu. V. ISI/PEMBAHASAN Kabupaten Boyolali merupakan wilayah yang memiliki potensi pengembangan sektor perekonomian dan industri. Banyak faktor yang menyebabkan investor melirik wilayah Kabupaten Boyolali sebagai kawasan yang dituju untuk merelokasi perusahaanya kususnya perusahaan tekstil dan pakaian tekstil dari wilayah Jabodetabek. Hal tersebut berpotensi meningkatkan perkembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Boyolali. Faktor faktor yang menyebabkan wilayah Kabupaten Boyolali mulai di minati para investor untuk merelokasi usahanya di antaranya adalah Posisi geografis ,keuntungan aglomerasi,Perbedaan upah minimum,dan kompetisi antar wilayah, dan ketersediaan tenaga kerja. Faktor perkembangan industri wilayah Kabupaten Boyolali Dilihat dari posisi geografis ,wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat di jadikan sebagai modal pembangunan daerah karena terletak di segitiga wilayah Yogyakarta – Solo – Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta. Di samping itu adanya perenanaan pembangunan jalan tol Solo – Semarang dan jalan tol Solo – Ngawi yang melintasi wilayah kabupaten Boyolali akan menjadikan pengembangan potensi daerah Kabupaten Boyolali menjadi sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan investor melirik wilayah Kabupaten Boyolali sebagai kawasan yang di tuju untuk merelokasi perusahaanya dari wilayah Jabodetabek. Posisi geografis dari Kabupaten Boyolali yang terletak di antara 3 kota besar menyebabakan besarnya keuntungan aglomerasi (aglomeration economies) di wilayah tersebut yang menyebabkan wilayah Kabupaten Boyolali mulai di lirik investor. Keuntungan ekonomi tersebut terjadi karena kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainya yang terkonsentrasi dalam suatu tempat tertentu. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari kaitan dengan bahan baku (backward linkages) yang di produksi oleh PT South Pacific Viscose dan PT Indorama Synthetics dan kaitan dengan pasar (Forward Lingkages) yang dapat di lihat dari letak wilayah Boyolali diantara tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta. Keuntungan aglomerasi tersebut dapat di lihat dari keuntungan lokalisasi (localisaion eonomies) yang di peroleh dalam bentuk penurunan (penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi . Tingginya Upah Minimum Regional di Wilayah Jabodetabek yang mencapai Rp.2.200.000 membuat investor asing maupun lokal berinisiatif untuk memindahkan usahanya ke wilayah yang memiliki Upah Minimum Regionnal yang relatif rendah dengann tidak mengabaikan kualitas dari wilayah yang di tuju. Wilayah Jawa Tengah dengan Upah minimum regional yang tidak terlalu besar dinilai dapat menyiasati masalah para investor dalam mengembangkan usahanya. Tabel 1. Upah Minimum Kabupaten Boyolali 2009 2010 2011 2012 2013 Rp. 718.500 Rp. 748.000 Rp. 800.500 Rp. 836.000 Rp. 895.000 Sumber:http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/boyolali.pdf Kenaikkan upah minimum kabupaten setiap tahunnya berkisar sebesar 5,8% Kabupaten Boyolali dengan Upah Minimum Regional Rp. 895.000 dengan kenaikan rata- rata setiap tahunya berkisar sebesar 5,8% dinilai sebagai wilayah yang ideal bagi pengembangan kawasan industri kususnya industri Tekstil dan pakaian tekstil dimana pada sektor industri tersbut di butuhkan sumberdaya manusia yang relatif banyak.Perbedaan upah tersebut mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama invesor dan pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Kabupaten Boyolali memiliki sebaran penduduk terutama angkatan kerja dengan pertumbuhan cukup tinggi. Daerah tersebut pada umumnya daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Boyolali 2012 pusat-pusat ekonomi Propinsi Jawa Tengah seperti Kecamatan Cepogo, Boyolali, Ngeplak, Wonosegoro dan Juwangi yang memiliki pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar o,5% yang dapat dilihat dari tabel di bawah. Hal tersebut dapat mempermudah perusahaan dalam memberdaakan sumber daya manusia lokal. Tabel. Angkatan Kerja di Kabupaten Boyolali Angkatan Kerja di Kabupaten Boyolali Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Agustus 2011 Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan ≤SD 105.916 107.456 213.372 SMP 53.042 43.127 106.169 SMA 48.582 24.188 72.770 SMK 43.204 15.969 59.173 Diploma 8.321 7.719 16.040 Universitas 11.733 8.679 20.412 Jumlah 280.798 207.138 487.936 Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja nasional gustus 2011 diolah Pusdatinaker Pengaruh relokasi industri khususnya Tekstil dan Pakaian Tekstil (TPT) bagi perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali Potensi wilayah yang dimiliki oleh Wilayah Kabupaten Boyolali yang berdampak pada banyaknya investor yang merelokasikan usahanya ke Wilayah Kabupaten Boyolali. Relokasi industri tekstil dan pakaian tekstil ke wilayah Kabupaten Boyolali yang dilakukan oleh investor asing maupun investor lokal berpengaruh besar terhadap peningkatan pendapatan regional di Kabupaten Boyolali . Berikut data mengenai industri tekstil yang merelokasi usahanya ke wilayah Kabupaten Boyolali. Tabel . Investor yang merelokasi usahanya ke wilayah Kabupaten Boyolali Nama Perusahaan Perpindahan (dari-ke) PT Pan Brothers Tbk Tangerang – Boyolali PT.Tiga Pilar Sejahtera Cilegon – Boyolali PT Apparel One Indonesia Cilegon – Boyolali Sumber: dari berbagai sumber Banyaknya investor yang menanamkan modalnya ke wilayah Kabupaten Boyolali mempengaruhi perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali jika dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat disampaikan bahwa, PDRB secara ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 5,23%atas dasar harga konstan (angka sementara). Tabel .Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten BoyolaliAtas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2010 dan 2011 (000 Rp.) No. Lapangan Usaha Tahun2010 Tahun 2011 Pertub. (%) Ket. 1 Pertanian 2 Pertambangan/Penggalian 3 Industri 4 Listrik, Gas dan air minum 5 Bangunan/Konstruksi 6 Perdagangan/Hotel/Rumah makan 7 Angkutan dan komunikasi 8 9 1.385.073.663 1.414.160.209,7 2,10 38.502.869 40.119.989,6 4,21 696.934.234 728.156.887,6 4,48 63.695.886,5 4,42 59.065.177 116.378.445,9 2,32 1.079.655.954,4 3,57 114.396.060 118.914.704,6 3,95 Perbankan dan lembaga keuangan 284.606.060 303.219.296,8 6,54 Jasa-jasa 514.257.057 Jumlah 113.739.685 1.042.440.817 4.249.015.622,94 575.967.904,3 12,03 4.440.269.279,4 Sumber data: BPS Kab. Boyolali *) Data Sementara Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali ialah sektor Jasa-jasa, dan Perbankan dan lembaga keuangan, serta sektor industri mengalami kenaikan cukup signifikan. Sedangkan sektor yang lain juga tumbuh, tetapi tidak setinggi sektor tersebut. Sektor industri berperan sebesar 4,48 % dalam pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali.Hal tersebut menunjukan bahwa sektor industri berperan besar dalam peningkatan pemasukan daerah yang berimplikasi pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah dimana pada tabel di perlihatka bahwa terjdi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,23 %. KESIMPULAN Kabupaten Boyolali merupakan wilayah yang memiliki potensi pengembangan sektor perekonomian dan industri. Banyak faktor yang menyebabkan investor melirik wilayah Kabupaten Boyolali sebagai kawasan yang dituju untuk merelokasi perusahaanya kususnya perusahaan tekstil dan pakaian tekstil dari wilayah Jabodetabek. Hal tersebut berpotensi meningkatkan perkembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Boyolali. Faktor faktor yang menyebabkan wilayah Kabupaten Boyolali mulai di minati para investor untuk merelokasi usahanya di antaranya adalah Posisi geografis ,keuntungan aglomerasi,Perbedaan upah minimum,dan kompetisi antar wilayah, dan ketersediaan tenaga kerja. Potensi wilayah yang dimiliki oleh Wilayah Kabupaten Boyolali yang berdampak pada banyaknya investor yang merelokasikan usahanya ke Wilayah Kabupaten Boyolali.Banyaknya investor yang menanamkan modalnya ke wilayah Kabupaten Boyolali mempengaruhi perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali.Sektor industri berperan sebesar 4,48 % dalam pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Boyolali. Hal tersebut menunjukan bahwa sektor industri berperan besar dalam peningkatan pemasukan daerah yang berimplikasi pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah dimana pada tabel di perlihatka bahwa terjdi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,23 %. DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad.2007,”Ekonomika Industri Indonesia, Menuju Negara Industri Baru 2030”.Yogyakarta. Andi Sastrosoenaro, Hartarto.2006,”Industrialisasi serta pembangunan”. Sjafrizal.2008,”Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”.Padang.PT Badouse Media Tarigan,Robinson.2007,”Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”. PT Bumi Aksara http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/boyolali.pdf (di akses pada 20-09-2013) http://eprints.undip.ac.id/17866/1/PRIMASTO_ARDI_MARTONO.pdf (di akses pada 23-09-2013) http://boyolalikab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=54:alatp ertanian2009&catid=21:publikasi&Itemid=48(di akses pada 23-09-2013)