arsitektur byzantium

advertisement
ARSITEKTUR BYZANTIUM
Sosial Masyarakat
Bizantium adalah pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa
Kristen yang pertama. Orang Bizantium mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga
mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh kaum Biara dan mencari nasehat
dibidang politik pada kaum Mistikus.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan
dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap).
Kehidupan kota dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung
Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan Gereja Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini
mewakili 3 unsur dunia Bizantium yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan agama. Ketiga gedung ini
terletak serasi berdekatan serta dihubungkan oleh Mese atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yangs
selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protocol menuju ke bangunan
penting).
Seni dan Arsitektur
Salah satu segi terpenting bagi kota baru Konstantinopel adalah kota tersebut bukan
merupakan duplikat dari kota Roma yaitu dengan dibangun gereja Kristen pertama Hagia Sophia
serta menyelesaikan banyak gereja lainnya.
Seni dekorasi motif Mosaic yang cemerlang dan gemerlapan berkembang pesat.
Sedangkan Arsitektur bangunan bersegi banyak dengan atap kubah bermunculan dimanapun,
dibukit Yugoslavia, dilembah Rumania digurun Suria Bizantium yang mengembangkan hirarki
bentuk semacam itu.
Hasil pembangunan kota Konstantinopel, meliputi banyak bangunan antara lain 2 gedung
teatre, 8 pemandian umum, 153 pemandian prbadi, 5 lumbung, 8 akuaduk, 14 gereja, 14 istana
dan 4388 rumah tinggal yang cukup besar, dan masih banyak lagi fasilitas umum, misalnya
rumah sakit, pasar serta perumahan penduduk yang tidak tercatat kota menampung sekitar
600.000 orang penduduk.
Karakter Arsitektur

Gereja Bizantium merupakan bentuk Basilika pada mulanya setelah berkembang
membentuk polanya sendiri yaitu pola gereja Byzantium yaitu Kubah Majemuk, kubah
Bola serta Denah terpusat. Karena daerah ini berhadapan langsung dengan daerah Asia
Kecil, maka pengaruhnya banyak yang masuk antara lain, kubah-kubah untuk menutup
denah segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam maupun baptistery, hal ini muali
dikembangkan pada abad 5.

Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat sederhana dengan atap
kayu aliran Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari batu.

Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang
merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantium yang merupakan
penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi.

Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecilkecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup
bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai
bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan
penunjang sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga
menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk
menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci dengan
Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat, sebagi
screen of picture “tirai”.

Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk
interiornya.

Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode, yakni periode awal, pertengahan dan akhir.
Periode Bizantium awal, dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9 adalah
abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika yang memanjang masih dipakai, akan tetapi
tidak cocok dengan kebiasaan setempat yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang
utama gereja dan buka pada salah satu sudut ruangnya,s ehingga denah basilica yang memanjang
tidak dapat untuk upacara tersebut. Sedangkan salib Yunani yang panjang keempat sayap sama,
lebih cocok digunakan untuk upacara tersebut.
Kebanyakan gereja berukuran kecil, bagian dalam berkesan terang dan luas karena
kesederhanaan bentuk pilaster dan pelengkung tanpa hiasan serta terang yang diperoleh dari
bukaan jendela dan pintu yang leber, juga lubang-lubang yang dibuat pada atap kubahnya.
Dalam periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13 tidak lagi
mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini digunakan 4 gaya terpusat yang
berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi
antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian sudut berkubah dihubungkan dengan
ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas. Kesan lembut diperoleh
dari hiasan yang rumit, dan bagian dalam menjadi remang-remang. Sedangkan kesederhanaan
dan ketegasan bentuk pada periode sebelumnya hilang.
Periode akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan pengembangannya
ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun dalamnya. Gereja periode pertengahan
biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah
besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada masing-masing sudutnya.
Analisa Perbandingan
Denah:

segi empat polygonal, yang ditutup dengan atap kubah dan kubah kecil mengelilingi
kubah utama, sehingga bentuknya memusat serta simetris.

sayap pendek yang sama pasa setiap sisinya, mengambi bentuk cross.
Dinding:

Memakai bahan bata, dan dibagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaic yang
terbuat dari pualam warna-warni yangmenggambarkan ajarannya.
Bukaan Pintu dan Jendela:

Busur ½ lingkaran dipakai untuk menunjang galery dan bukaan pada pintu dan jendela

Jendela-jendela kecil ½ lingkaran mengelilingi dasar kubah (pendetive)
Atap:

metode pembuatan atap dari bahan batu ataupun beton

Kubah dibentuk dengan type - simple (biasa ½ lingkaran)

melon shaped (kubah belewah)

compound (majemuk)
Kolom:

kolom-kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya Korintia dan
Komposit.
Sky Line:

Secara keseluruhan pandang, gereja izantium merupakan kelompok banyak kubah yang
mengelilingi kubah utama secara simetris, sehingga berkesan vertikal.
Bangunan Masa Byzantium
1. Gereja Hagia Sophia
Dibangun pada masa kaisar pertama Constantin dan diperbaiki kembali setelah terbakar
dan hancur oleh Kaisar Yustinianus pada tahun 517 AD. Bangunan ini merupakan masterpiece
dari masa Byzantium, terbesar dan tertinggi diantara gereja lain di Konstantinopel. Gerja ini
menjadi pusat pemerintahan dunia Kristen Orthodoks.
Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi ± 548 meter, dengan sekeliling dinding yang
dihias mosaic warna warni serta cmerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah
Isodorus dari Miletus dan Anthemius dari Tralles.
Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki oleh bangsa Turki dan diubah menjadi
Mesjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian yang berhias gambar makhluk hidup.
2. Forum Constantinous
Merupakan forum besar diantara 6 forum umum kota, didominasi oleh porfir. Disini para
kaisar merayakan kemenangannya, para saudagar bertemu membicarakan usaha mereka dan lainlain kegiatan penduduk.
3. Hypodrom
Letaknya berdekatan dengan gereja Hagia Sophia, bangunan ini berfungsi sebagai tempat
untuk pertunjukan pacuan kereta pada mulanya, selanjutnya berkembang untuk tontonan
serbaguna, pertarungan tombak, akrobat dan lain-lain.
Bangunan ini sangat mirip dengan Circus Maximus yang ada di Roma, dimana panjang arenanya
mencapai 396 meter.
http://architecturoby.blogspot.com/2010/01/arsitektur-byzantium.html
Download