I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merupakan

advertisement
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai merupakan salah satu jenis tanaman sayur yang tergolong Marga
Capsicum. Beberapa jenis cabai telah dibudidayakan secara luas sehingga banyak
menghasilkan kultivar-kultivar baru yang memiliki keunggulan tertentu sesuai
keinginan manusia, semisal bernilai sebagai tanaman hias karena keragaman
bentuk maupun warna buah dan bunganya serta posisi bunga yang tegak dan buah
yang menggelayut. Dengan demikian, beberapa jenis cabai sering ditemukan
sebagai tanaman hias di setiap penyelenggaraan pameran tanaman hias dan juga di
teras rumah (Djarwaningsih, 2005).
Menurut Stommel dan Bosland (2006) cabai dikatakan sebagai tanaman hias
karena tipe pertumbuhannya yang kompak, memiliki buah yang berwarna-warni,
dan tampilannya menarik ditanam dalam pot. Sebagai tanaman hias, karakter
cabai yang paling penting untuk meningkatkan daya tarik bagi konsumen adalah
pigmentasi (warna) pada buah dan daun. Warna buah cabai masak dan belum
masak merupakan karakter yang sangat penting dalam pemuliaan kultivar cabai
hias. Buah cabai masak memiliki variasi warna bertingkat dari kuning, jingga,
sampai merah juga coklat sebagai kombinasi dari warna merah dan hijau (Smith,
1950). Warna buah cabai yang belum masak bervariasi dari ungu muda sampai
ungu gelap mendekati hitam dengan beberapa bagian berwarna hijau dan kuning.
Usaha peningkatan nilai keindahan kultivar dengan warna ungu sampai mendekati
hitam dibagian daun, bunga, dan buah menjadi tujuan dalam program pemuliaan
tanaman cabai hias.
1
Gradasi warna ungu yang ditemukan di bagian batang, daun, bunga, buah
cabai disebabkan oleh akumulasi antosianin. Antosianin adalah zat warna yang
tersebar secara alami dan menyebabkan warna jingga, merah, ungu, dan biru.
Antosianin memiliki manfaat bagi kesehatan manusia yaitu sebagai antioksidan,
menambah kesehatan mata dan jantung, mencegah diabetes, anti-alergi,
antikanker, anti-peradangan, anti-mikrobia, anti-mutagenik, dan anti-virus (Basu
et al., 2010). Antosianin sebagai senyawa metabolit sekunder membantu tanaman
dalam ketahanan terhadap serangan organisme lain, yaitu meliputi peran langsung
sebagai senyawa kimia pengusir serangga dan peran tidak langsung sebagai signal
visual (Yadun dan Gould, 2009; Komariah dan Amalia, 2007). Aspek
kemamfaatan senyawa antosianin yang luas menjadi dasar dalam usaha
peningkatan kandungan antosianin pada tanaman melalui pemuliaan tanaman
(persilangan).
Kandungan antosianin diketahui lebih tinggi pada cabai hias yang
terpigmentasi ungu (Stommel dan Bosland, 2006). Pada penelitian ini dilakukan
persilangan cabai hias yang terpigmentasi ungu dengan cabai konsumsi (C.
frutescens) yang tidak terpigmentasi ungu sebagai upaya meningkatkan
kandungan antosianin pada cabai konsumsi. Keberadaan kandungan antosianin
pada tanaman diatur oleh suatu proses biosintesis. Proses biosintesis antosianin
tersebut membutuhkan peran beberapa gen struktural, seperti chalcone synthase
(CHS),
chalcone isomerase (CHI), dihydroflavonol 4-reductase
(DFR),
anthocyanidin synthase (ANS) (Gonzales-Aza et al., 2012).
2
Studi genetika siklus biosintesis memerlukan
informasi mengenai
keberadaan gen dan ekspresi gen struktural yang terlibat. Ekspresi gen dengan
Reverse
Transcription
PCR
(RT-PCR)
menjadi
tahap
penting
untuk
mengidentifikasi aksi gen yang berperan dalam proses biologis yang terjadi. RTPCR digunakan karena metode ini lebih sensitif dan akurat untuk menganalisis
transkripsi mRNA suatu gen. Dengan demikian, penelitian ini perlu dilakukan
untuk membuktikan keberadaan dan ekspresi beberapa gen struktural (CHS, CHI,
DFR, dan ANS) dalam biosintesis antosianin pada tanaman persilangan antara
cabai yang terpigmentasi antosianin (ungu pada buah, bunga, daun, dan batang)
dengan cabai yang tidak terpigmentasi.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Mendeteksi keberadaan gen struktural antosianin tanaman tetua cabai,
tanaman generasi F1, dan resiproknya,
2. mendeteksi ekspresi gen struktural antosianin pada beberapa bagian
tanaman cabai hias dengan metode Reverse Transcription-PCR,
3. mengkaji ekspresi warna ungu di bagian batang, daun, bunga, dan buah
tanaman generasi F1, dan resiproknya.
3
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi biologi
molekuler keberadaan dan ekspresi gen struktural dalam siklus biosintesis
antosianin tanaman cabai, sehingga menjadi langkah awal untuk manipulasi siklus
biosintesis dengan rekayasa genetika dalam usaha meningkatkan kandungan
antosianin dalam penelitian selanjutnya.
4
Download