Nama : Satrya Teguh Prihardhono NIM : 151600098 Kelas :B Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntasi(2015) Kenaikan Harga Cabai pada Tahun 2014 Menurut Menteri perdagangan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengatakan harga cabai melonjak hingga 40 persen beberapa waktu terakhir. Hal ini diketahui dalam rapat koordinasi bersama pemerintah daerah di Kantor Kementerian Perdagangan, Ahad, 16 November 2014. Menurut Rachmat, penyebab melonjaknya harga cabai, yakni seretnya pasokan karena musim kemarau berkepanjangan, antara Juni hingga Oktober 2014. Padahal, pada Juni hingga September harga cabai jatuh dari Rp10.000 menjadi Rp3.000-5.000 per kilogram. "Sehingga banyak petani yang enggan menanam cabai karena merugi," kata Rachmat. Selain itu, terjadi penyakit kuning di beberapa sentra produksi cabai seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Akibatnya, terjadi penurunan produksi hingga 60 persen. Rachmat mengatakan, kondisi ini langsung berpengaruh kepada harga mengingat konsumen Indonesia sangat bergantung pada cabai segar. "Banyak pengumpul memanfaatkan naiknya harga cabai untuk menutupi kerugian sebelumnya," ujarnya. Berdasarkan pantauan di 33 provinsi dan 165 pasar tradisional, rata-rata harga cabai merah keriting naik 32,42 persen dari Rp40.800 menjadi Rp54.100 per kilogram. Harga cabai besar naik 34,42 persen dari 36.600 menjadi Rp49.200 per kilogram dan cabai rawit merah naik 31.30 persen dari Rp38.900 menjadi Rp51.100 per kilogram. Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim, menyatakan lembaganya terus berupaya menerapkan teknologi budidaya benih baru sehingga tanaman cabai tahan menghadapi penyakit. Harga Cabai semakin Melonjak pada Pergantian Tahun 2015 Jelang Natal dan Tahun Baru 2015, harga sembako di sejumlah pasar tradisional di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) terpantau mengalami kenaikan. Kondisi tersebut diketahui dari hasil sidak pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Pasar Jombang, Ciputat, Tangsel, Selasa (23/12) siang. Kepala Disperindag Tangsel Muhammad mengatakan, telah terjadi kenaikan sejumlah bahan pokok jelang hari besar nasional dan itu hal yang wajar. "Namun kenaikan harga tersebut terbilang normal karena selalu berulang jelang hari besar seperti ini," ujarnya. Dalam sidak tersebut, Disperindag menyebar petugasnya saat melakukan sidak menjadi tiga kelompok untuk mendata harga sembako. Harga daging kambing Rp 100 ribu per kilogram, harga daging sapi Rp 85 ribu per kilogram, ayam Rp 35 ribu per kilogram dan cabai rawit mengalami kenaikan 20 persen menjadi Rp 100 ribu per kilogram. "Sedangkan cabai merah Rp 80 ribu per kilogram. Cabai rawit yang mengalami kenaikan signifikan" paparnya. Sementara itu, menurut Alves seorang pedagang cabai mengaku kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, membuat pedagang mengalami penurunan omset. "Mahalnya harga cabai sudah terjadi sejak sebulan yang lalu. Itu akibatnya omset penjualan menurun sampai 30 persen per harinya," ungkapnya. Kondisi tersebut membuat salah satu pengusaha warteg Tuti Herawati terpaksa mengurangi pembelian cabai untuk campuran makanannya. "Semua kebutuhan sudah mahal, setelah harga BBM naik. Akhirnya harga makanan saya naikkan juga. Ditambah lagi sekarang harga cabai naik, jadinya ada yang dikurangi porsi cabainya" ujarnya, ditemui saat di pasar Jombang. Tingginya Harga Cabai membuat Konsumen Membeli Cabai Oplosan Tingginya harga cabai rawit di Purwokerto Jawa Tengah membuat konsumen terpaksa membeli dengan cara mencampur beberapa jenis cabai. Harga cabai rawit di Pasar Wage Purwokerto hingga saat ini terpantau mencapai Rp 60 ribu per kilogram atau naik Rp 20 ribu dari harga sebelumnya. Sejumlah pembeli mengakui dengan mencampur berbagai jenis cabai tersebut dilakukan agar bisa menikmati rasa pedasnya, meski bukan cabai rawit murni. Seorang pembeli, Darsini mengaku sudah mengurangi pembelian cabe rawit merah dan mencampur beberapa cabai untuk menjadi bahan masakannya. "Beli (cabai) nya dicampur, jadi nanti bisa buat beli yang lainnya. Kalau biasanya beli satu kilogram, sekarang cuma bisa beli setengah kilogram, karena buat yang lainnya juga," katanya. Menurut pedagang cabai di Pasar Wage Purwokerto, Rodiyah, naiknya harga cabai merah dari harga Rp 40 ribu menjadi Rp 60 ribu sudah terjadi sejak setelah lebaran. "Kenaikannya karena sejumlah daerah gagal panen akibat musim kemarau. Jadinya, daya beli masyarakat turun," ujarnya. Sementara itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas merilis pada Juli 2015, Kota Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,87 atau lebih tinggi dibanding bulan Juni 2015 yang hanya 0,57 persen dengan IHK sebesar 117,88. Meski begitu, inflasi Kota Purwokerto masih berada di bawah inflasi Jawa Tengah dan Nasional pada tahun 2015, sebesar 0,92 persen dan 0.93 persen. Sementara itu, hingga minggu ketiga Agustus 2015, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga seperti, cabe rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, tepung terigu, daging sapi, dan beras.