Teropong Arti Nama Bagi Sebuah Pulau N ama diri yang diaplika-sikan pada unsur topo-grafi/geografi disebut toponim (bahasa Inggris-nya: toponym; nym = nama). Nama diri dalam bahasa Inggris dapat disebut dengan place names atau geographical names. Ilmu pengetahuan yang mempunyai objek studi tentang toponim pada umumnya dan nama-nama geografis khususnya disebut toponimi (toponymy). Pulau merupakan unsur geografis/ciri di bumi yang perlu diperje-las identitasnya. Membayangkannya saja untuk menamai 9.634 pulau yang tersebar di pelosok terpencil Nusantara sungguh sesuatu yang luar biasa. Apalagi mengidentifikasi, menginventarisir, memverifikasi dan memberi namanya, betul-betul membutuhkan upaya, waktu, anggaran dan kesungguhan yang sangat besar. Penamaan (toponim) pulau mulai dilaksanakan pada tahun 2005 dan ditargetkan selesai pada tahun 2007. Tahun lalu, ada 11 provinsi yang menjadi sasaran survei, yaitu; Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Selama pelaksanaan survei toponim. segala kemungkinan dapat terjadi, yaitu antara ditemukan atau tidak atau sesuai tidaknya dari data skunder tentang nama dan titik koordinat dari suatu pulau dengan kenyataan di lapangan. Apalagi data tentang pulau-pulau di Nusantara ini masih sangat terbatas. Sebelum survei penamaan pulau dilaksanakan, perlu dilakukan kompilasi data-data skunder dari berbagai sumber. Sumber data awal tersebut antara lain; daftar koordinat pulau dari Departemen Dalam Negeri, peta rupa bumi Indonesia, daftar koordinat pulau dari Dishidros TNI-AL; peta laut terbitan Dishidros TNI-AL, data pulau dari pemerintah daerah dan data data lainnya yang terkait. Kemudian dilakukan survei lapangan dengan mengidentifikasi nama dan koor dinat pulau satu per satu dengan cara mengunjunginya. Pedoman pemberian nama pulau itu sendiri mengacu kepada resolusi no 4 tahun 1967dari UNCSGN (United Nation Conference on Standardization of Geographical Names) yaitu pemberian nama unsur geografis hanya dapat diberikan oleh penduduk setempat atau masyarakat yang memiliki aktivitas di sekitar tempat tersebut dan mengetahui sejarah dari pulau itu. minimal ada dua orang. Komparasi data nama dan koordinat pulau antara data pendukung dengan kenyataan di lapangan bisa memperlihatkan beberapa kemungkinan, antara lain nama dan koordinat pulau sama persis, tidak dijumpai di lapangan, baru dijumpai di lapangan. dan dimana salah satu atau dua-duanya berbeda. Artinya di lapangan dapat juga ditemukan pulau baru yang di dalam peta belum tercantum, atau tidak ditemukan pulau sebagaimana ada dalam peta. Lalu. apa manfaat dari toponim pulau? Manfaat tersebut dapat dipilah menjadi dua, yaitu untuk skala nasional dan skala regional. Manfaat skala nasional antara lain sebagai penvujudan dari tertib administrasi negara, kepentingan pengeloaan itu sendiri. dan untuk mengurangi konflik antar wilayah. Manfaat skala regional antara lain strategis dilakukan terutama untuk pulau kecil terluar yang dijadikan titik dasar penarikan garis pangkal batas wilayah NKRI dan mengurangi terjadinya konflik perebutan wilayah antar negara. Mungkin arti manfaatnya itu belum seberapa, jika dibandingkan dengan kompleksitas pekerjaan pengelolaan pulau-pulau kecil. Pulau kecil kalau dibagi berdasarkan letaknya, maka pulau kecil itu ada yang berada di perbatasan, di pedalaman dan berada di sungai atau danau. Pulau perbatasan atau pulau terluar yang di Indonesia jumlahnya ada 92 pulau dan tersebar di 19 provinsi dalam pengelolaannya akan lebih condong kepada aspek kedaulatan (souvergnity), sebaliknya untuk pulau kecil yang berada di pedalaman dan di sungai akan lebih menekankan kepada aspek ekonomi atau prosperity. Tindakan nyata untuk menjaga kedaulatan 92 pulau terluar tersebut adalah tindakan politis berupa kunjungan pejabat (continous present), pembuatan mercu suar, marker, atau tindakan nyata berupa aktivitas tertentu (effective occopation). Kitapun tidak boleh melupakan perhatian terhadap kegiatan ekonomi (prosperity) di pulau pulau kecil. Apalagi wilayah perbatasan yang menjadi beranda depan dan barometer suatu negara, rawan sekali terjadinya kejahatan ekonomi berupa penyelundupan dan tindak kejahatan politis seperti separatisme, dekulturisasi, dehumanisasi dan peminggiran/marginalisasi masyarakatnya. Berkaitan dengan pulau perbatasan tersebut, dan sebagaimana diketahui dari 183 titik dasar yang dijadikan penarikan garis pangkal batas wilayah NKRI, 92 titik dasar diantaranya berada di pulau kecil terluar tersebut. Dan sudah menjadi ketentuan dalam hukum laut internasional (UNCLOS 1982), Indonesia harus mengumumkan daftar nama dan koordinat dari titik titik dasar tersebut, termasuk mendefositkannya ke Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa. Beruntung, khusus 92 pulau kecil terluar yang dijadikan titik dasar tersebut, telah jelas nama beserta koordinatnya. Nah, sekilas terlihat begitu kompleksnya pengelolaan pulau pulau kecil tersebut, pertanyaannya, bagaimana mungkin dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan baik, kalau namanya saja belum ada? Kegiatan penamaan pulau ini, bukan berarti dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang menyangkut pengelolaan pulau pulau kecil, namun bagaimanapun, kegiatan ini dapat disebut sebagai jembatan untuk menghantarkan kepada sesuatu yang lebih baik lagi bagi berbagai dimensi tentang makna dan keberadaan dari pulau pulau kecil itu.0 alex s w retraubun Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil - DKP