Pengembangan Media Cerpen dalam Pembelajaran Kimia pada

advertisement
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
Pengembangan Media Cerpen dalam Pembelajaran Kimia pada
Materi Zat Aditif pada Makanan untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Rukoh.
Astina Ria, Rusman, Muhammad Nazar
Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
*Corresponding Author: [email protected]
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Cerpen dalam
Pembelajaran Kimia pada Materi Zat Aditif pada Makanan untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Rukoh”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan ketuntasan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
aktivitas, dan tanggapan siswa terhadap pengembangan media cerpen kimia. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai
kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan lima tahap yaitu: (1) Analisis, (2) Perancangan,
(3) Pengembangan, (4) Implementasi, dan (5) Evaluasi. Data penelitian diperoleh melalui
soal pilihan ganda untuk melihat hasil belajar, lembar aktivitas digunakan untuk
mengukur tingkat keaktifan
siswa dan angket disebarkan kepada siswa untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase penilaian kelayakan media cerpen secara keseluruhan diperoleh sebesar
89% yang tergolong dalam kategori sangat layak. Hasil penerapan media cerpen dalam
pembelajaran diperoleh skor aktivitas siswa dan penguasan pengetahuan siswa, masingmasing secara berurutan adalah 90% dan 79%, sedangkan penguasaan pengetahuan kelas
kontrol persentase sebesar
62%. Tanggapan positif siswa sebesar 90% dan persentase
tanggapan negatif sebesar 27%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media cerpen
kimia pada materi zat aditif pada makanan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Kata kunci : Cerpen, zat aditif, hasil belajar
PENDAHULUAN
Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu alternative
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Pengembangan media dalam proses belajar mengajar kimia dapat dilakukan dengan
memanfaatkan ragam aspek yang ada (Padmaningrum, 2010). Media dapat digunakan
dalam meningkatkan kreatifitas siswa sehingga hasil belajar akan mengalami peningkatan.
Mewujudkan hal tersebut, tentu banyak sarana pendukung belajar yang dibutuhkan
oleh siswa termasuk buku pembelajaran. Namun, buku yang selama ini digunakan siswa
belum mampu meningkatkan minat belajar. Buku tebal dan dipenuhi dengan katakata formal terkadang akan membuat siswa merasa bosan saat membacanya. Penjelasan
serta pembahasan materi kemungkinan menjadi salah satu alasan mereka tidak mau
membaca buku. Oleh karena itu dibutuhkan media yang dapat digunakan sebagai buku
tambahan dari buku paket yang tersedia di sekolah, sehinggga proses pembelajaran lebih
bersifat produktif. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Listiyani (2012), bahwa
media pembelajaran sangat berperan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Kejenuhan yang dialami siswa selama proses pemberian ilmu dapat disebabkan oleh
sifat pembelajarannya yang monoton, proses belajar mengajar cenderung pasif, kurangnya
semangat belajar karena proses pembelajaran yang tidak kreatif. Pada akhirnya
menyebabkan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang diperoleh di bawah standar
1
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
ketuntasan yaitu sebesar 78. Penggunaan cerpen sebagai media dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengetahuan
serta wawasan siswa dalam memahami materi ilmu kimia. Ditambah lagi, siswa MTsN
merupakan pelajar pemula yang baru mengenal kimia dan alangkah baiknya jika
pemahaman kimia diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan sejak sekarang, agar di
tingkatan selanjutnya mereka tidak menganggap bahwa pelajaran kimia itu sulit dipahami
dan tidak menyenangkan.
Masih langkanya cerpen kimia khususnya pada materi zat aditif pada makanan, maka
perlu dikembangkan media cerpen yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil
pengembangan diujicobakan di MTsN Rukoh kelan VIII. Dalam mengembangkan media ini
mengkaji (1)bagaimana hasil penilaian kelayakan media terhadap pengembangan cerpen
pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN Rukoh?; (2) bagaimana aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran selama penerapan media cerpen pada materi zat aditif
pada makanan di kelas VIII MTsN Rukoh?; (3) bagaimana hasil belajar siswa selama
penerapan media cerpen pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN
Rukoh?; (4)Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan media cerpen pada materi
zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN Rukoh?
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Mengetahui hasil penilaian
kelayakan media terhadap pengembangan cerpen pada materi zat aditif pada makanan
di kelas VIII MTsN Rukoh?; (2) Mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
selama penerapan media cerpen pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN
Rukoh?; (3) Mengetahui hasil belajar siswa selama penerapan media cerpen pada materi
zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN Rukoh?; dan (4) Mengetahui tanggapan siswa
terhadap penerapan media cerpen pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII MTsN
Rukoh?
Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Bagi siswa, untuk membantu siswa dalam
memahami konsep kimia zat aditif pada makanan selama proses pembelajaran, serta
menciptakan siswa yang berperilaku aktif, dan berpikir kreatif; (2) Bagi guru,
sebagai bahan literature dalam mengajar untuk meningkatkan dan mengembangkan
wawasan
siswa
dalam
mengenal
atau
memahami
konsep
kimia
melalui
pengembangan media cerpen; (3) Bagi sekolah, sebagai acuan untuk mengubah
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dengan menggunakan media pembelajaran
cerpen kimia, dan menjadi suatu bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah; dan (4) Bagi peneliti, sebagai tempat berbagi ilmu pengetahuan
kimia kepada siswa
atau pun masyarakat luas dalam mengenal dan menambah wawasan
terhadap kimia yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Media merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan informasi
kepada siapa saja yang ingin mendapatkannya. Media dapat dikategorikan ke dalam
gambar, suara, video, animasi, serta dalam bentuk teks seperti buku dan lainnya. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. National Education
Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan saranan komunikasi
dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya dan
media merupakan segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran
pesan (Susilana, 2009).Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan
bagi siswa untuk belajar lebih banyak. Pemanfaatan media yang sejalan dengan metode
dan strategi pembelajaran akan mampu melibatkan siswa secara intensif dalam aktivitas
pembelajaran. Keterlibatan mental siswa dalam aktivitas pembelajaran merupakan bagian
dari pembelajaran sukses (Pribadi, 2011).
Keberhasilan belajar dapat ditentukan oleh dua komponen yaitu metode mengajar
dan media pembelajaran (Ali, 2009). Media pembelajaran yang dimaksud adalah cerpen,
yang digunakan sebagai buku tambahan dalam proses belajar mengajar. Media cerpen
dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Seperti
pernyataan yang diungkapkan oleh Wicaksono (2014), cerpen merupakan suatu cerita fiksi
berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya terpusat kepada suatu
peristiwa pokok. Jumlah dan pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita
memberikan kesan tunggal. Cerpen memiliki beberapa
peranan
penting
dalam
pembelajaran kimia yaitu; (1) media cerpen berperan dalam mendidik, lewat ceritanya
2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
pengajar memberikan pencerahan, mencerdaskan, dan memperluaskan wawasan khalayak
pembaca yaitu siswa, (2) cerpen dapat menghibur, hal ini dapat mengatasi kebosanan
pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, (3) cerpen juga dapat mempengaruhi
pola pikir siswa, yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang selama ini disepelekan,
ternyata sangat berperan penting dalam kehidupan manusia.
Media cerpen dapat digunakan sebagai bahan ajar yang dimanfaatkan bagi
siswa sebagai bahan pembelajaran di sekolah. Menurut Arlitasari dalam Soegiranto (2013)
menyatakan bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara
sistematis yang digunakan siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam
bentuk cetakan, non-cetak dan dapat bersifat visual auditif. Pengembangan media
pembelajaran cerpen kimia pada tataran sekolah merupakan alternatif yang dapat
digunakan dalam rangka membangkitkan minat belajar siswa sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar serta mengurangi kejenuhan pada saat pembelajaran
berlangsung.
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan dampak penggunaan media
pembelajaran dengan menggunakan cerpen kimia terhadap hasil belajar, diantaranya
media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan
mempermudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dunia pendidikan dewasa
ini sudah memasuki zamannya penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran, di
mana kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti
dengan pemakaian banyak media (Nurseto, 2011). Tokoh di dalam cerpen memiliki nilai
pendidikan yang dapat membentuk karakter. Sehingga dapat memberi pengaruh positif
bagi pembaca, khususnya siswa (Pertiwi, 2013). Seperti cerpen yang berjudul JalanJalan ke Hutan karya Ghafira Nur Fatimah, merupakan suatu cerpen yang dapat
memberikan nilai-nilai positif kepada pembaca.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan lkualitatif dilakukan dengan
menggunakan tahapan pengembangan model ADDIE, diantaranya Analisis
(Analysis), Perancangan (Design), Pengembangan (Development), Implementasi
(Implementation), dan Evaluasi (Evaluation) (Pribadi, 2011). Penelitian berfokus
pada pengembangan media cerpen, hasil belajar, aktivitas siswa, dan tanggapan
siswa terhadap pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian telah dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Rukoh, Jl. Lingkar
Kampus UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Provinsi Aceh. Waktu penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan November hingga Maret 2015 pada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016.
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen dilaksanakan pada kelas VIII-1 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang yang
terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Sedangkan kelas
kontrol dilaksanakan pada kelas VIII-2 yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 16
orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Pemilihan subjek penelitian
dilakukan secara purpose sampling yaitu menentukan sampel dengan memilih subjek
dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal
(Arikunto, 2010).
Penelitian pengembangan media cerpen dimulai dari menganalisis kebutuhan siswa
dalam
menentukan
masalah
dan
solusi
yang
tepat
serta
menentukan
kompetensi dasar. Selanjutnya tahap pembuatan desain atau perancangan yang dilakukan
sebelum tindakan pelaksaan sebuah kegiatan. Dalam tahap ini, produk yang
dihasilkan berupa media pembelajaran yaitu media cerpen kimia tentang zat aditif pada
makanan. Pada tahap selanjutnya yaitu perancangan. Cerpen yang sudah dikarang
kemudian dikembangkan lagi dengan saran dari dosen pembimbing dan ketiga validator
ahli lainnya. Adapun penilaian pada tahap implementasi ini meliputi hasil belajar siswa,
aktivitas, dan angket tanggapan. Tahap implementasi ini dilakukan di kelas VIII-1 di
MTsN Rukoh Banda Aceh. Dipilihnya kelas tersebut dikarenakan saran dari guru dan
beberapa pertimbangan lainnya. Mengingat penelitian ini bersifat pengembangan, maka
peneliti menggunakan siswa yang sudah terlebih dahulu belajar tentang materi zat
3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
aditif
pada
makanan
agar
dapat mendapatkan hasil yang lebih bagus. Tahap
evaluasi dilakukan terhadap hasil penilaian kelayakan media, tanggapan siswa, uji
soal tes, dan hasil observasi terhadap aktivitas siswa sehingga dapat disimpulkan
bahwa media yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran kimia
pada materi zat aditif pada makanan.
Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan suatu penelitian dan
penilaian. Instrumen memiliki fungsi untuk mengungkapkan fakta menjadi data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi cerpen,
lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, selanjutnya soal tes yang akan
diujikan kepada siswa diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal,
dan angket tanggapan siswa yang berisikan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
aktivitas siswa, sikap siswa, hasil belajar, angket tanggapan siswa, dan dokumentasi.
Pengumpulan data dilaksanakan observasi pada lembar aktivitas siswa dengan
memberi tanda cek list (√) pada kolom yang telah tersedia. Sikap siswa dalam kelompok
belajar selama proses pembelajaran dinilai melalui observer. Penilaian hasil belajar
siswa dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan, penguasaan, dan pemahaman siswa
terhadap materi zat aditif pada makanan. Pengisian angket dilakukan untuk mendapatkan
tanggapan siswa terhadap media cerpen kimia pada materi zat aditif pada makanan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif. Teknik ini digunakan untuk melihat persentase uji kelayakan media, aktivitas
siswa, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa. Menurut Sudijono (2005), Rumus yang
digunakan untuk menghitung persentase sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Media cerpen ini dikembangkan berdasarkan kajian standar isi dan Kompetensi
Dasar KTSP kemudian merumuskan indikator pembelajaran sehingga diketahui gambaran
standar minimal yang dikehendaki kurikulum. Pada penelitian ini dilakukan beberapa
tahap kegiatan dengan menggunakan model ADDIE, diantaranya tahap analisis dilakukan
untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam menentukan masalah dan solusi yang tepat
serta menentukan kompetensi dasar, cerpen yang telah direncanakan terdiri dari enam
subjudul. Setiap subjudul memiliki ide cerita, alur, setting, serta plot yang berbeda.
Namun, penokohan serta karakter dan nama tokoh masih sama disetiap subjudul. Hal ini
dilakukan agar siswa tidak kebingungan saat membaca cerpen, cerpen dari subjudul
pertama hingga keenam saling bersinambung, tahap pengembangan merupakan tahap
lanjutan dari perancangan. Cerpen yang sudah dikarang kemudian dikembangkan lagi
dengan saran dari dosen pembimbing dan ketiga validator ahli lainnya. Secara keseluruhan
persentase kelayakan media cerpen secara keseluruhan dikategorikan sangat layak dengan
perolehan nilai sebesar 89%.
Hasil keseluruhan penilaian kelayakan media cerpen
terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penilaian Kelayakan Media Cerpen
No
(1)
1
2
3
Kriteria
(2)
Sko
Ratar
V1 V2
V3 rata
(3) (4) (5) (6)
A. Komponen Aspek Format Media
Sistematika penyajian soal atau
4
pertanyaanperaturan penggunaan
Kejelasan
4
media
Kesesuaian
soal tes dengan
4
indikator
4
4
4
4
4
4
4
4
4
(%)
(7)
100
100
100
Kategori
(8)
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
4
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
(1)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
5
(2)
(3) (4) (5) (6)
B. Komponen Aspek Visual
Kelengkapan aspek formal media
3
2
4
3
yang meliputi
judul, nama pengarang,
dialog,
dan
Kelengkapan
unsur instrinsik
media
2
4
3
3
narasi
Kejelasan dan pemahaman
3
4
3
3.3
penggunaan bahasa
atau kalimat
mediadengan
Desain
cover dalam
yang sesuai
3
3
3
3
konsep
cerpen
Kejelasan
dan bentuk huruf pada
3
4
3
3.3
media
Rata-rata
C. Komponen Aspek Fungsi Media
Menarik perhatian siswa
3
4
4
3.6
Pembelajaran lebih komunikatif dan
3
4
3
3.3
produktif
Meningkatkan
motivasi siswa dalam
4
4
4
4
mempelajari
Meningkatkan
keterlibatan siswa
4
4
4
5
sesuatu
dalam kegiatan
pembelajaran
Rata-rata
D. Komponen Aspek Fungsi Media
Pengertian zat aditif
2
2
2
2
Bahan kimia alami
4
4
4
4
Bahan kimia buatan
4
4
4
4
Contoh bahan kimia alami dan
4
4
3
3.6
buatan bahan kimia alami dan
Bahaya
4
4
4
4
buatan
Rata-rata
Persentase (%) Kelayakan Keseluruhan
(7)
(8)
75
Layak
75
82.5
Layak
Layak
75
82.5
78
Layak
Sangat Layak
Layak
90
82.5
100
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
100
Sangat Layak
93.1
Sangat Layak
50
100
100
90
100
88
89
Cukup
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
Sangat Layak
Berdasarkan keempat komponen aspek penilaian kelayakan media cerpen, bahwa
media cerpen untuk materi zat aditif sangat layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran (Ridwan dalam Susanto, dkk. 2012).
Uji coba penggunaan cerpen hasil pengembangan dilakukan di kelas VIII-1
MTsN Rukoh. Uji coba diterapkan pada kelas eksperimen selama dua kali
pertemuan. Mengingat penelitian ini bersifat pengembangan, maka uji coba menggunakan
siswa yang sudah pernah belajar materi zat aditif pada makanan agar dapat mendapatkan
hasil yang lebih bagus.
Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan
media cerpen diukur menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik.
Observer terdiri dari dua orang, keduanya berasal dari mahasiswa program studi
Pendidikan Kimia semester VIII, FKIP Unsyiah.
Tabel 2. Penilaian Aktivitas Siswa secara Keseluruhan Kelas VIII-1 MTsN Rukoh Banda
Aceh
PENGEAMATAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
(1)
(2)
1
PENDAHULUAN
Siswa mendengar atau menjawab apersepsi yang
disampaikan
Siswa
memperhatikan guru menyampaikan motivasi
oleh guru
Siswa mendengarkan guru guru menyampaikan
tujuan
Pembelajaran
Jumlah
Nilai
PERTEMUAN I PERTEMUAN II
1
2
1
2
(3)
(4)
(5)
(6)
4
3
4
3
4
4
3
4
3
10
83
3
10
83
3
11
92
2
9
75
5
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
2
3
KEGIATAN INTI
Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagikan
Siwa mendengarkan langkah-langkah pembelajaran
Siswa menyimak materi yang disampaikan oleh
Siswa
guru membaca cerpen yang telah dibagikan guru
siswa berdiskusi dalam kelompok
siswa melakukan tanya jawab
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa memberikan tanggapan persentasi kelompok
lain
3
3
3
4
3
3
-
4
4
4
4
3
3
-
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
Siswa menyimak penguatan materi yang disampaikan oleh guru
-
-
4
4
Jumlah
19
22
32
32
Nilai
79
92
89
89
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
2
4
3
14
88
83
13
81
8
5
16
100
94
15
94
86
PENUTUP
Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat
rangkuman dari materi yang telah dibahas
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
melaporkan hasil diskusi dengan baik
Melakukan refleksi dan evaluasi
Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
Jumlah
Nilai
Nilai keseluruhan
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
pertemuan I dan II secara berurutan masing-masing sebesar 84% dan 90% yang
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Data tersebut terlihat bahwa pada pertemuan
kedua lebih tinggi dibandingka pertemuan pertama. Peningkatan aktivitas belajar siswa
pada pertemuan kedua disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya penggunaan media
yang menyebabkan proses belajar mengajar lebih menyenangkan, kreatifitas guru dalam
mengelola kelas, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jannah (2013)
bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar merupakan rangkaian kegiatan belajar
yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas,
mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat
menunjang prestasi belajar. Penggunaan media belajar dapat mengurangi rasa bosan
dan kejenuhan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Proses belajar mengajar yang masih terpusat pada guru menyebabkan siswa tidak
terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan peran guru
dalam menyampaikan materi kimia dengan lebih menarik, menyenangkan, dan
mengikutsertakan partisipasi siswa, sehingga siswa akan lebih aktif. Keaktifan siswa ini
diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Tyasning, 2012).
Berdasarkan hasil penilaian menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas di kelas
VIII-1 (eksperimen) sebanyak 20 orang siswa sesuai dengan ketetapan nilai KKM ≥78,
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang siswa. Ketujuh siswa yang tidak
tuntas diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya belum menyelesaikan bacaan cerpen
hingga selesai, minat baca yang kurang dalam belajar, dan kurang aktif serta kreatif
selama pembelajaran. Nilai persentase yang diperoleh sebesar 79% yang digolongkan ke
dalam skor penilaian baik, sedangkan kelas VIII-2 (kontrol), persentase ketuntasan hasil
belajar siswa adalah 62%. Dari data tersebut bahwa sebanyak 21 siswa yang memiliki nilai
di bawah ketuntasan dan sebanyak 8 siswa yang tuntas pada kelas kontrol.
6
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka dilakukan perhitungan uji t. Harga t tabel dengan ketentuan df = (n1
+ n2) – 2 = (27+29) – 2 = 54. Dengan df sebesar 54, nilai 54 dibandingkan dengan nilai
ttabel pada taraf signifikan 5% = 2,01, karena thitung telah diperoleh sebesar
7,57; sedangkan ttabel = 2,01. Maka thitung ≥ ttabel baik pada taraf signifikan 5%, maka
hipotesis nihil ditolak; sebaliknya hipotesis alternatif diterima atau disetujui. Berarti antara
siswa kelas eksperimen (VIII-1) dan kelas kontrol (VIII-2) terdapat perbedaan hasil
belajar yang signifikan pada materi zat aditif pada makanan.
Angket tanggapan siswa dibagi kepada seluruh siswa di kelas VIII-1. Keterangan
pada angket tersebut berupa petunjuk pengisian “Ya” atau “Tidak” dengan
mencantumkan beberapa alasan terkait pertanyaan tersebut. Hasil dari data tersebut
menunjukkan bahwa 90% siswa memberi respon positif yang termasuk dalam kriteria
skor penilaian baik sekali terhadap pengembangan media cerpen ini, sedangkan 27%
menunjukkan respon negatif.
Hasil tanggapan pada angket siswa telah menunjukkan bahwa pengembangan media
cerpen sangat disukai oleh siswa-siswa kelas VIII-1 MTsN Rukoh Banda Aceh. Adapun
beberapa alasan yang telah direkam jejak melalui angket tanggapan siswa, diantaranya
siswa membutuhkan metode pembelajaran yang lebih kreatif, dengan begitu aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Tahap terakhir merupakan tahap evaluasi yaitu hasil belajar dapat dipandang
sebagai bentuk evaluasi yang dilakukan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Pribadi, 2011). Tahap evaluasi
dilakukan terhadap hasil penilaian kelayakan media, uji soal tes, hasil belajar siswa,
aktivitas siswa, dan tanggapan siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa media yang telah
dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran kimia pada materi zat aditif
pada makanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasaran hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Hasil penilaian kelayakan pada pengembangan media cerpen oleh ketiga
validator sebelum melakukan penelitian, diperoleh sebesar 89% dengan kategori
sangat layak.
2) Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media cerpen
mengalami kenaikan dari pertemuan I hingga pertemuan II yaitu sebesar 84% dan
90%.
3) Pengembangan media cerpen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi zat aditif pada makanan di kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen sebesar
79%, sedangkan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol sebesar 62%.
4) Tanggapan Siswa terhadap pengembangan media cerpen pada materi zat aditif
pada makanan menunjukkan respon postif yang sangat baik sebesar 90%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut: (1) Pembelajaran dengan menggunakan pengembangan media cerpen
dapat memberikan
pengaruh positif terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa, maka
diharapkan guru-guru bidang studi kimia dapat menerapkan media ini dalam proses
belajar mengajar terutama pada materi zat aditif pada makanan; (2) Alokasi waktu untuk
setiap tahapan pembelajaran dalam model kooperatif dengan menggunakan media
cerpen
harus diperhitungkan dengan tepat, sehingga semua tahapan
dapat
dilaksanakan dengan baik; (3) Guru harus lebih tegas dalam mengelola kelas agar
proses diskusi siswa tidak ramai dan bicara sendiri di luar materi; dan (4) Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan media cerpen pada materi selanjutnya.
7
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 1 No. 3 (1-8)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan
Elektromagnetik. Jurnal Edukasi Elektro, Vol 5 (1) : 11-18
Arlitasari, O; Pujayanto; Rini B. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
Saling Temas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol 1(1): 81-89
Jannah, R; Agung N.C.S; Sry Y. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) disertai Buku Saku untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia
Pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 2 (4): 19-23
Listiyani, I. M. 2012. Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada
Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akutansi Untuk Siswa SMA Kelas XI. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol X(2): 80-94
Nurseto, T. 2011. “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik.” Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Vol 8 (1) April 2011.
Padmaningrum, R. T; Endang W. LFX; I Made Sukarna. 2010. “Pengembangan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Teori Belajar Konstruktivisme.” Jurnal Pendidikan Kimia
UNY, ISBN: 978-979-98117-7-6.
Pertiwi, O. 2013. Analisis Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerita Pendek Jalan- jalan ke
Hutan Karya Ghafira Nur Fatimah Pendidikan Bahasa Indonesia Fkip Unsyiah.
Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Sudijono, A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Susilana, Rudi, dan Cepi R. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Tyasning, D.M; Haryono; Nanik D.N, 2012. Penerapan Model Pembelajaran TGT (Teams
Games Tournament) Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Materi Minyak Bumi pada Siswa Kelas X-4 SMA Batik Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 1(1): 2633
Wicaksono, A. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajaran.
Jakarta: Garudhawaca
8
Download