Pembelajaran IPA Secara Dwibahasa Melalui

advertisement
Pembelajaran IPA Secara Dwibahasa Melalui MetodeBercerita untuk Meningkatkan Multiple Intelligences Siswa SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru Novi Yanthi Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya tren di bidang pendidikan dasar, yaitu proses pembelajaran di sekolah dasar yang mengajarkan materi subjek dalam bahasa Inggris sebagai media instruksi. Sekolah dasar di berbagai negara seperti Singapura, Cina, Malaysia, dan bahkan di Inggris (Dedezade: 2006) sekalipun telah mengaplikasikan bahasa Inggris sebagai media instruksi dalam mata pelajaran Matematika dan IPA secara dwibahasa. Tren pendidikan dasar ini juga sudah merambah ke Indonesia. Oleh karenanya, banyak sekolah dasar di Indonesia yang menetapkan kebijakan bahwa guru yang mengajar di satuan pendidikan tersebut harus memiliki keterampilan dasar bahasa Inggris agar mampu mengajarkan materi subjek menggunakan bahasa Inggris. Konsekuensi dari hal tersebut adalah guru sekolah dasar sebagai guru kelas tak hanya dituntut untuk dapat menguasai berbagai konsep materi subjek, namun harus pula terampil mengajarkannya dalam bahasa Inggris. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk (1) mengetahui kendala yang dihadapi guru di kelas pada pembelajaran konsep IPA mengenai bagian tubuh hewan secara dwibahasa di kelas 2 SD melalui metode bercerita dan (2) mengetahui aspek multiple intelligences yang mana yang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran IPA secara dwibahasa dengan metode bercerita. Peneliti memperhatikan proses pembelajaran IPA secara dwibahasa pada situasi natural melalui interaksi antara guru dengan siswa kelas 2 SD laboratorium UPI Kampus Cibiru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan guru dalam membelajarkan konsep IPA secara dwibahasa melalui metode bercerita masih harus ditingkatkan. Guru terpaku pada RPP yang telah disusun sehingga tidak dapat mengeksplorasi dan mengembangkan kegiatan bercerita dalam pembelajaran secara terpadu. Hal ini disebabkan keterampilan bahasa Inggris guru masih kurang, yaitu dalam hal perbendaharaan kosakata, pemilihan kata yang sesuai dengan terminologi IPA, dan pelafalan kata sehingga menimbulkan kesalahan konsep IPA. Kendala‐kendala tersebut menyebabkan kurangnya kepercayaan diri guru saat melakukan tugas mengajar. (2) Pembelajaran IPA secara dwibahasa dengan metode bercerita dapat dijadikan alternatif upaya meningkatkan multiple intelligences siswa SD, yaitu kecerdasan naturalis, linguistik, visual‐spasial, dan interpersonal. Saran yang diajukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan guru mengorganisasikan pembelajaran dwibahasa adalah dilaksanakannya program pelatihan atau seminar bagi kelompok guru SD. Pelatihan seperti ini dapat dilakukan melalui hubungan kemitraan antara kelompok guru dalam satuan pendidikan dengan LPTK penyelenggara program PGSD, salah satunya adalah UPI Kampus Cibiru. Latar Belakang pembangunan berstandar sekolah‐sekolah internasional semakin Ilmu menjamur di berbagai kota besar Pengetahuan Alam (IPA) dengan media Indonesia. Beranjak dari pemahaman instruksi bahasa Inggris telah banyak bahwa guru sekolah dasar adalah guru dilakukan pada siswa‐siswa yang bukan kelas, maka guru harus mampu penutur asli bahasa Inggris di berbagai mengajarkan berbagai materi subjek, negara, termasuk di dalamnya IPA dan bahasa Pembelajaran seperti Singapura, Cina, Malaysia, dan bahkan di Inggris sekalipun. Pada saat ini, hal tersebut Inggris. Berdasarkan hasil penelitian juga telah menjadi isu tren di sekolah mengenai dasar intelligences siswa SD Laboratorium UPI di Indonesia. Saat ini, peningkatan multiple Kampus Cibiru melalui pembelajaran berkelanjutan, IPA secara dwibahasa (Yuliariatiningsih, menantang intelektualitas, dan harus 2007) dapat meningkatkan kecerdasan dikondisikan dalam situasi riil di kelas. majemuk (Roskos & Vukelich: 1998). siswa SD dengan berkesinambungan, menggunakan media gambar berwarna Hamond dalam bukunya The Powerful dan metode tanya jawab, bermain Teacher Education (2006) mengemukakan musik, serta bernyanyi. Beranjak dari bahwa salah penelitian tersebut, penelitian yang pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dilakukan kali ini bertujuan untuk baik adalah meningkatkan multiple intelligences mengintegrasikan siswa SD melalui pembelajaran IPA memadukan secara dwibahasa menggunakan satu kriteria guru yang memiliki mereka yang dapat pembelajaran yang bermacam‐macam keterampilan siswa; serta mampu metode bercerita. Adapun pertanyaan mengajarkan keterampilan berbahasa pada penelitian yang dijawab oleh peneliti semua tingkatan adalah: pelajaran. Guru SD sebagai guru kelas 1. Kendala apa yang dihadapi saat diharapkan siswa dan lintas mata memiliki keterampilan dilakukan pembelajaran konsep IPA secara mata pelajaran IPA secara terpadu dengan dwibahasa menggunakan berbahasa Inggris untuk mengajarkan bahasa Inggris melalui metode bercerita? 2. Aspek multiple intelligences yang pembelajaran dwibahasa. manakah yang dapat ditingkatkan Pembelajaran terpadu diyakini melalui pembelajaran konsep IPA dapat meningkatkan pemahaman siswa secara tentang kedalaman dan keluasan dwibahasa menggunakan berbagai metode bercerita? materi diintegrasikan. Kerangka Teoritik kemampuan profesional guru dimaksudkan agar guru tidak hanya mentransfer ilmu dan pengetahuan saja, tetapi juga bagaimana meningkatkan intelektual dan kemampuan diri calon guru/guru SD sesuai dengan masalah‐masalah riil dan kompleks yang ada di masyarakat. Pengembangan profesional keterampilan kemampuan guru, dalam mengajar hal (Fogarty: yang 1991). Pengajaran IPA dan bahasa Inggris secara Pengembangan pelajaran ini guru merupakan proses yang panjang, terpadu dapat membantu memperdalam pemahaman siswa terhadap materi selain isi IPA meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa. Haliwell (1992) dalam bukunya yang berjudul Teaching English in the Primary Classroom bahwa pengajaran materi subjek dengan media instruksi bahasa Inggris (content based english teaching) merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menanamkan pemahaman penguasaan bahasa Inggris secara mendalam pada siswa SD (Cameron: 2001). Selain dari 2) Kecerdasan logiko‐matematis, terdiri itu, pengajaran materi subjek dengan atas media instruksi bahasa Inggris juga menganalisis dapat logis, meningkatkan keterampilan berpikir siswa. SD, berfikir permasalahan menyelesaikan dan secara operasi/soal matematik, meneliti suatu hal dengan Dalam pembelajaran dwibahasa di kemampuan guru harus metode ilmiah, dan memberikan mampu mengorganisasikan pembelajaran yang penjelasan secara deduktif. 3) Kecerdasan musikal, memungkinkan siswa bekerja secara keterampilan kolaboratif sehingga tercipta interaksi mengekspresikan, dan mengapresiasi antar karya seni musik. siswa. Guru tidak boleh memaksakan siswa untuk menggunakan dalam meliputi 4) Kecerdasan menampilkan, kinestetik, yaitu bahasa Inggris dalam literatur, mereka kemampuan untuk mengorganisasikan harus gerak diberi kesempatan menggunakan bahasa untuk pertamanya anggota tubuh dan menggunakannya dalam memecahkan (Dedezade: 2006). permasalahan. Pembelajaran yang dirancang 5) Kecerdasan spasial, terdiri menarik bagi siswa diyakini akan dapat kemampuan meningkatkan motivasi siswa untuk menggunakan pola atau informasi belajar. Pengorganisasian pembelajaran berupa simbol visual. dengan berbagai metode dan media 6) Kecerdasan mengenali atas dan interpersonal, yang menarik juga diyakini dapat kemampuan meningkatkan multiple intelligences keinginan, dan motif yang dimiliki orang siswa. lain dalam hubungan sosial. Howard Earl Gardner mengemukakan delapan aspek multiple 7) Kecerdasan perasaan, intrapersonal, meliputi kemampuan memahami konsep diri, intelligences, yaitu: 1) Kecerdasan memahami yaitu linguistik, meliputi mengatur diri, dan mengembangkan kemampuan memahami bahasa verbal dan tulisan, kemampuan mempelajari kerpibadian yang baik. 8) Kecerdasan meliputi naturalis, bahasa, kemampuan menggunakan kemampuan bahasa mengelompokkan, dan memberikan untuk mencapai maksud/tujuan, suatu penjelasan kemampuan mengenali, secara rasional atas menggunakan bahasa secara efektif peristiwa‐peristiwa yang terjadi di alam untuk dalam kehidupan sehari‐hari. menjelaskan sesuatu hal, kemampuan mengekspresikan perasaan melalui puisi atau verbal. mengingat m, 2008) kata‐kata, kemampuan mengapresiasi sastra, dan kemampuan (http://.www.infed.org/thinkers/gardner.ht
informasi Untuk meningkatkan keseluruh atau sebagian multiple intelligences siswa, diperlukan kemampuan guru dalam mengorganisasikan kurikulum melalui Prosedur penelitian yang dilakukan pemilihan pendekatan pembelajaran, meliputi tahapan‐tahapan: (1) perencanaan metode, media, dan teknik assesssmen (diskusi rencana penelitian antara tim yang sesuai dengan beragam kebutuhan dosen bahasa Inggris dan IPA, merancang dan siswa silabus, menyusun jadwal, dan menyiapkan (http://.www.infed.org/thinkers/gardne
bahan belajar); (2) implementasi rencana r.htm, 2008). penelitian (orientasi dan pelaksanaan karakteristik pembelajaran IPA); dan (3) analisis data penelitian. Metodologi Penelitian Instrumen Penelitian Penelitian ini secara kolaboratif mempelajari bagaimana implementasi Instrumen yang dikembangkan pembelajaran IPA SD kelas 2 pada dalam penelitian ini adalah: (1) Lembar konsep bagian tubuh hewan secara observasi penilaian kinerja guru (APKG 2), dwibahasa. Metodologi penelitian yang (2) Lembar penilaian proses untuk siswa, (3) dipilih adalah kualititatif naturalistik Catatan lapangan berupa anekdot yang yang difokuskan pada situasi dan merekam kejadian‐kejadian yang dianggap kondisi riil dan alami di kelas dalam pembelajaran melibatkan IPA. guru Penelitian dan siswa perlu dan kritis untuk didiskusikan selama ini pembelajaran berlangsung, (4) Lembar SD panduan wawancara dengan guru setelah Laboratorium UPI Kampus Cibiru dalam interaksi aktif selama pembelajaran berakhir, (5) Rekaman video proses pembelajaran pembelajaran IPA berlangsung. IPA di kelas 2 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru Subjek dan Objek Penelitian Hasil dan Pembahasan Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang merupakan mahasiswa program S1 PGSD UPI Kampus Cibiru dan berjudul Cowy, Goldie, and Birdie, guru siswa kelas 2 SD Laboratorium UPI Kampus tidak melakukan kesalahan karena guru Cibiru. Sedangkan objek dalam penelitian telah berlatih sebelumnya dan cerita yang ini adalah kemampuan guru membelajarkan disusun cukup singkat dan sederhana konsep IPA secara secara dwibahasa sehingga mudah dipahami siswa. Siswa menggunakan sangat antusias menyimak cerita dan metode bercerita multiple intelligences siswa SD Kelas 2. dan Pada saat guru menyampaikan cerita melihat media gambar yang digunakan. Dalam bercerita guru melakukan repetisi Prosedur Penelitian dan mengajak siswa terlibat aktif melalui kegiatan fisik, seperti meniru suara sapi dan burung, menunjukkan bagian tubuh manusia atau hewan, dan menjawab menjadi pertanyaan guru. menimbulkan miskonsepsi. fat (lemak/gemuk), yang Namun, saat guru melakukan Berdasarkan temuan tersebut di kegiatan tanya jawab saat bercerita atas, keterampilan guru mengajarkan menggunakan konsep IPA secara dwibahasa masih harus bahasa Inggris dalam pembelajaran IPA terdapat beberapa ditingkatkan kesalahan yang menyebabkan kesalahan wawancara diketahui bahwa guru mampu konsep, yaitu: mengajarkan konsep IPA dalam bahasa Berdasarkan hasil T: “How many fins does Goldie have? Indonesia. Akan tetapi, guru menemui Let’s count! One, two, three..” kesulitan pada saat mengajarkan konsep IPA secara dwibahasa. Hal ini disebabkan Ss:” Four...” oleh kurangnya keterampilan berbahasa T: “Yes, three fins”. Dari dialog yang terjadi antara guru dengan siswa terlihat bahwa guru melakukan kesalahan ketika ingin menunjukkan sirip ikan (pada media wayang) yang berjumlah empat buah. Sirip ikan terdiri atas satu sirip Inggris yang dimiliki guru sehingga guru kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengeksplorasi pembelajaran perut. Hal ini membingungkan siswa karena siswa menjawab bahwa sirip ikan ada empat buah, namun guru mengatakan bahwa jumlah sirip ikan ada tiga buah. Akan tetapi, saat siswa dan guru menarik kesimpulan di akhir cerita guru mengatakan bahwa ikan memiliki empat buah sirip. mengembangkan menggunakan berbagai Kurangnya keterampilan bahasa Inggris guru menimbulkan kesalahan konsep IPA yang diajarkan. Keterampilan bahasa Inggris yang dimaksud adalah dalam hal perbendaharaan kosakata bahasa Inggris dan pemilihan kata yang sesuai dengan terminologi IPA. Kedua keterampilan ini saling berhubungan karena seringkali beberapa istilah dalam bahasa Selain itu, terdapat kesalahan guru saat permainan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang bagian‐bagian tubuh hewan yang ada dalam cerita. Siswa telah dengan benar menunjukkan bagian sayap burung, namun guru mengatakan bahwa gambar tersebut adalah ekor. Media gambar yang digunakan dalam permainan berbeda dengan media yang ada dalam cerita. Kesalahan pelafalan juga terjadi saat guru dan istilah bahasa Inggris yang relevan. punggung, dua sirip pinggir, dan satu sirip lagi. membimbing siswa untuk membedakan antara feet/foot (telapak kaki) dan leg (kaki). Guru melafalkan feet Inggris memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia, hanya terminologi dan konteksnya yang berbeda. Kesalahan pemilihan kata menyebabkan konteks yang ingin diajarkan tidak tersampaikan. Pada akhirnya hal ini menyebabkan miskonsepsi IPA. Miskonsepsi tersebut biasanya akan terus diingat oleh siswa SD karena miskonsepsi berasal dari guru yang dianggap siswa sangat tahu dan memiliki otoritas atas dirinya. Miskonsepsi IPA akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengasimilasi konsep atau pengetahuan baru di masa yang akan datang (Esler & gambar, siswa belajar mengenal kosakata Esler: 1996). bahasa Inggris bukan hanya sebatas Berdasarkan hasil penilaian evaluasi membaca istilah‐istilah asing dalam buku akhir siswa diketahui bahwa seluruh siswa teks. Dalam pembelajaran, siswa dilibatkan memahami materi IPA yang disampaikan secara aktif melalui kegiatan fisik. guru melalui cerita dalam bahasa Inggris. Rekaman video menunjukkan Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang selama pembelajaran guru memberikan telah dipelajarinya mengenai bagian tubuh bimbingan pada siswa untuk memperoleh hewan dalam kehidupan sehari‐hari, ketika konsep IPA melalui action, mimik, media mereka menjelaskan bagian tubuh hewan nyata, dan juga bahasa verbal. Simulator yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. tidak mengajarkan konsep‐konsep IPA Hal ini sesuai dengan pernyataan dari secara langsung jika siswa menemukan Fogarty (1991), yaitu pembelajaran terpadu kesulitan dalam memahami istilah bahasa dapat meningkatkan pemahaman siswa Inggris dalam cerita. Hal ini sesuai dengan tentang kedalaman dan keluasan berbagai pendapat Esler & Esler (1996) bahwa dalam materi pelajaran yang diintegrasikan. pembelajaran yang menggunakan definisi Pembelajaran IPA secara dwibahasa ilmiah atau asing bagi siswa, diperlukan dengan metode bercerita juga dapat keterampilan guru untuk dapat membantu memperdalam pemahaman memberikan bimbingan pada siswa melalui siswa terhadap konsep bagian tubuh hewan bahasa Inggris verbal secara dwibahasa dalam IPA selain meningkatkan kemampuan maupun tindakan (mimik atau tingkah laku). berbahasa Inggris siswa. Pendapat ini Esler & Esler juga menyatakan bahwa untuk sejalan dengan Haliwell (1992) bahwa meluruskan miskonsepsi siswa terhadap pengajaran materi subjek dengan media suatu istilah dapat dilakukan dengan instruksi bahasa Inggris merupakan cara mendefinisikan istilah tersebut dalam terbaik yang dapat dilakukan untuk bahasa yang dimengerti siswa, atau menanamkan pemahaman dan penguasaan menghubungkan konsep dengan konteks bahasa Inggris secara mendalam pada siswa dalam kehidupan sehari‐hari siswa. Pembelajaran IPA secara dwibahasa SD. Pembelajaran IPA secara pada konsep menganal bagian tubuh hewan manipulatif dan terpadu dengan bahasa dengan Inggris memiliki kelebihan yaitu dalam meningkatkan multiple intelligences siswa, peningkatan kosakata meliputi kecerdasan naturalis, linguistik, bahasa Inggris siswa (Esler & Esler: 1996). visual‐spasial, dan interpersonal. Metode Pembelajaran manipulatif yang dilakukan bercerita yang diikuti dengan kegiatan adalah pembelajaran yang menggunakan tanya jawab, menyusun puzzle, dan media wayang yang menarik minat siswa permainan kelompok dirasakan sesuai untuk belajar IPA. Melalui eksplorasi dengan usia perkembangan psikologis, dengan menyimak cerita dan mengamati minat, potensi, dan kebutuhan siswa SD perbendaharaan metode bercerita dapat kelas 2 dalam mempelajari konsep bagian (http://www.en.wikipedia.org/wiki/Theory_
tubuh hewan. Hal ini sesuai dengan of_multiple_intelligences.htm, 2008). pendapat dari Kornhaber Kecerdasan yang penelitian adalah (http://.www.infed.org/thinkers/gardner.ht
ditampilkan m, 2008) bahwa teori multiple intelligences kecerdasan siswa dalam mempelajari mengakomodasi siswa dengan beragam kosakata baru dalam bahasa Inggris yang cara berpikir dan belajar. Dalam hasil berhubungan dengan hewan dan bagian penelitian (2000) tubuhnya melalui cerita dan tanya jawab. dikemukakan bahwa guru harus mampu Kemampuan siswa dalam memahami cerita mengorganisasikan dan dalam bahasa Inggris menunjukkan bahwa pendekatan metode bercerita menggunakan media yang pembelajaran yang sesuai sebagai upaya relevan dapat meningkatkan kecerdasan untuk meningkatkan multiple intelligences linguistik siswa. Repetisi yang dilakukan siswa guru dalam bercerita dan tanya jawab (http://.www.infed.org/thinkers/gardner.ht
membantu siswa untuk mengingat kosakata m, 2008). dan menggunakannya kembali dalam Project assessmen Summit kurikulum dengan Kecerdasan naturalis dan linguistik dalam lingusitik konteks yang sesuai dalam kehidupan siswa dalam penelitian ini ditingkatkan sehari‐hari melalui kegiatan menyimak cerita dan (http://www.en.wikipedia.org/wiki/Theory_
diikuti dengan kegiatan tanya jawab of_multiple_intelligences.htm, 2008). mengenai konsep bagian‐bagian tubuh hewan dalam bahasa Inggris yang Kecerdasan visual spasial ditingkatkan melalui kegiatan mengamati media pembelajaran berupa wayang atau disampaikan guru. Kecerdasan naturalis yang dimaksud gambar hewan yang digunakan dalam mengenali kegiatan bercerita, kegiatan menyusun berbagai jenis hewan melalui kegiatan puzzle bagian tubuh hewan, dan kegiatan mengamati, dan permainan menebak bagian tubuh hewan. bagian‐bagian Siswa yang memiliki kecerdasan visual‐
tubuh hewan menggunakan media wayang spasial baik mampu mengingat bagian atau gambar hewan. Hewan yang dipilih tubuh hewan yang ditampilkan melalui merupakan hewan‐hewan yang dekat wayang dalam cerita. Siswa selanjutnya dengan kehidupan sehari‐hari siswa. Hal ini mampu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh kegiatan menyusun puzzle dan permainan Smith bahwa kecerdasan naturalis akan kelompok menebak bagian tubuh hewan. berkembang baik bila dalam pembelajaran Ini sesuai dengan teori Gardner bahwa guru melibatkan hal‐hal nyata yang dekat siswa yang memiliki kecerdasan visual‐
dengan kehidupan di lingkungan sekitar spasial yang baik memiliki kemampuan siswa lebih baik dalam menyelesaikan puzzle, adalah kecerdasan menganalisis dalam mengelompokkan, perbedaan me‐recall mengingat memorinya simbol‐simbol visual, dalam dan memiliki sisi artistik pelafalan. Hal ini menimbulkan kesalahan (http://www.en.wikipedia.org/wiki/Theory_
of_multiple_intelligences.htm, 2008). Hasil penelitian Project Summit konsep IPA yang diajarkan. Pembelajaran 2.
(2000) IPA secara dwibahasa menggunakan metode bercerita dapat naturalis, memperkuat temuan penelitian bahwa meningkatkan salah linguistik, visual‐spasial, dan interpersonal satu faktor yang mendukung siswa. keberhasilan upaya meningkatkan multiple intelligences siswa adalah dengan kecerdasan Saran memasukkan unsur seni ke dalam proses pembelajaran baik secara terfragmentasi Berdasarkan hasil penelitian yang maupun secara terpadu lintas mata dilakukan, masih terdapat kekurangan‐
pelajaran. Kecerdasan interpersonal siswa kekurangan terutama yang disebabkan ditingkatkan melalui kegiatan tanya jawab kurangnya keterampilan berbahasa Inggris saat guru bercerita dalam bahasa Inggris, guru. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan kelompok menyelesaikan puzzle diajukanlah saran‐saran sebagai berikut: bagian tubuh hewan, dan permainan 1. Untuk pembiasaan, guru sebaiknya sekali‐
kelompok menebak bagian tubuh hewan. kali melakukan pembelajaran IPA secara Teori multiple intelligences dari Gardner dwibahasa agar siswa terbiasa mendengar menyebutkan kecerdasan terminologi IPA dalam bahasa Inggris dan interpersonal seseorang dapat ditunjukkan guru pun tidak kaku lagi dalam mengelola dengan kemampuan memahami perasaan, pembelajaran secara dwibahasa. bahwa emosi, temperamen, dan motivasi orang 2. Saran yang diajukan peneliti untuk lain, kemampuan bekerjasama dalam meningkatkan kelompok baik sebagai pemimpin maupun mengorganisasikan anggota, berkomunikasi secara efektif, dan dwibahasa umumnya menyenangi kegiatan diskusi program pelatihan atau seminar bagi atau kelompok guru SD. Pelatihan seperti ini debat kemampuan guru pembelajaran adalah dilaksanakannya (http://www.en.wikipedia.org/wiki/Theory_
dapat of_multiple_intelligences.htm, 2008). kemitraan antara kelompok guru dalam satuan Kesimpulan dilakukan melalui pendidikan hubungan dengan LPTK penyelenggara program PGSD, salah satunya adalah UPI Kampus Cibiru. 1.
Kendala yang dihadapi oleh guru saat melakukan pembelajaran IPA disebabkan kurangnya keterampilan berbahasa Inggris, dalam hal perbendaharaan kosakata dan pemilihan kata yang sesuai dengan konteks dan terminologi IPA, serta kesalahan Daftar Pustaka . (tanpa tahun). Theory of Multiple Intelligences. [online]. http://www.en.wikipedia.org/wik
i/Theory_of_multiple_intelligence
s.htm Cameron, Lynne. (2001). Teaching Languages to Young Learners. Cambridge: Cambridge University Press. Dedezade, K. (2005). Teaching Bilingual Science (Presented at The Multiverse London Regional Workshop II). London: Not Published Esler & Esler. (1996). Teaching Elementary Science. USA: Wadsworth Publishing Company Fogarty, Robin. (1991). How to Integrate the Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing, Inc Gega, Peter C. (1982). Science In Elementary Education. New York : John Wiley and Sons Halliwell, S. (1992). Teaching English In the Primary Classroom. USA: Longman Hammond, Linda. D. (2006). Powerful Teacher Education. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc Joyce, B. & Weil, M. (1996). Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon Renner, J. W & Stafford, Don. G. (1979). Teaching Science in in The Elementary School. New York : Harper & Row Publishers Smith, Mark. K. (2008). Howard Gardner and Multiple Intelligences, The Encyclopedia of Informal Education. [online]. http://.www.infed.org/thinkers/g
ardner.htm Tim Dosen Mata Kuliah Pendidikan IPA SD. (2000). Hand Out Perkuliahan Pendidikan IPA SD. Tidak diterbitkan What the Data Really Show: Direct Instruction Really Works! The Dirty Little Secret from the Biggest Education Study Ever. (2008). dalam www.JeffLindsay.com. 
Download