hubungan disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan pada

advertisement
HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA
KARYAWAN PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU)
FAUZAN MAKASSAR
Oleh :
Fadli Mas’uri
Email : [email protected]
Lembaga SOLID Indonesia
ABSTRACT
Relationship between Work Discipline with Job Performance Employees at Multipurpose
Business Cooperation Office (KSU) Fauzan Makassar. (Guided by Andi Tajuddin and
Nur Rahmi).
This study aims to determine the relationship between work discipline with employee
performance in the Office of Business Cooperatives (KSU) Fauzan Makassar.
The total population of 25 people and taken as the sample is the same as the number of
population, as many as 25 people, namely the determination of the sample using the
census method. The data collection used is questionnaire. Data obtained then analyzed by
using descriptive statistics and inferential statistic that is product moment correlation
with processing using SPSS Statistic 19.
The results showed that there was a positive correlation between work discipline and
employee performance at Fauzan Makassar Business Cooperative Office (KSU). The
correlation coefficient value is r = 0.954 with p = 0,000 <α = 0.05.
-------------------Keywords : Achievement Work, Work Discipline
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
48
PENDAHULUAN
Organisasi akan berhasil jika dapat mengembangkan manajemen sumber
daya manusia tidak terlepas dari adanya kemauan yang baik (goodwill) dari
organisasi tersebut dalam memperhatikan pentingnya kinerja pegawai. Hal ini
disadari oleh pihak manajemen, sumber daya manusia organisasi, bahwa setiap
kemajuan yang diraih atau dicapai oleh suatu organisasi terlihat dari hasil kerja
atau output kerja yang dihasilkan.
Oleh karena itu Menghadapi dunia kerja yang semakin maju dan
berkembang, dituntut setiap karyawan untuk meningkatkan kualitas dalam
memberikan pelayanan, sesuai dengan dinamika yang dihadapi organisasi kerja.
Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan diperlukan dukungan
organisasi yang memiliki pengembangan manajemen sumber daya manusia yang
mampu mewujudkan visi, misi, tujuan dan strategi organisasi.
Fenomena aktual yang dihadapi saat ini oleh karyawan koperasi di Kota
Makassar, khususnya karyawan koperasi di Kota Makassar suatu kesenjangan di
dalam meningkatkan kualitas kerja menghadapi dinamika kerjanya. Terlihat
beberapa fenomena bahwa hasil kerja dari tinjauan kuantitas kerja mengalami
penurunan dari tahun ke tahun atau terjadi pengalihan pengembangan unit kerja dari
aspek jumlah, volume dan kapasitas kerja dari berbagai proyek-proyek pekerjaan
rutin dan pembangunan unit kerja, (Harian Fajar, 11 November 2013 Hal.4).
Perhatian terhadap disipilin kerja dan keterampilan kerja menunjukkan
fenomena aktual dari banyaknya aktivitas kerja yang tidak terselesaikan sesuai
dengan jadwal perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja, dan
berbagai orientasi kerja yang tidak efisien penggunaan waktu kerja dari batasbatas penggunaan waktu kerja yang telah ditetapkan dan disepakati (Anwar
Prabu:2009).
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti dengan judul
hubungan antara disiplin kerja dengan Prestasi Kerja
Karyawan pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Fausan Makassar.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
49
KAJIAN PUSTAKA
Prestasi Kerja
Kualitas kerja secara umum adalah perbuatan atau hasil kerja
(performance). Konteks khusus performance diartikan sebagai output seorang
pekerja, sebuah output tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit
dan dapat diukur melalui standar yang telah ditentukan.
Selanjutnya kata kinerja tersusun dari dua kata yaitu kinetika yang berarti
kemampuan, dan kata kerja yang berarti aktivitas. Dengan demikian dalam
kinerja terkandung pengertian prestasi kerja atau hasil kerja. Prawirosentono
(2002:2) mengemukakan bahwa kata prestasi kerja merupakan padanan kata
performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika.
Pengertian tersebut berarti setiap individu harus menyadari bahwa
pekerjaan yang dilakukannya harus membuahkan suatu hasil. Jadi prestasi kerja
itu diartikan sebagai hasil kerja atau kemampuan kerja yang diperlihatkan
seseorang, sekelompok orang (organisasi) atau suatu pekerjaan pada waktu
tertentu. Kinerja itu berupa produk akhir (barang dan jasa) atau berbentuk
perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan spesifik yang
mendukung pencapaian tujuan, sasaran organisasi.
5
Sementara itu, Rivai (2004:14) menyatakan
bahwa presatsi kerja adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu
di
dalam
melaksanakan
tugas
dibandingkan
dengan
berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal
kata, kinerja adalah terjemahan dari performance, yang menurut The Scribner Bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal
dari akar kata "to perform" dengan beberapa entries yaitu (1) melakukan,
menjalankan, melaksanakan (to do or cry out, execute); (2) memenuhi atau
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
50
melaksanakan kewajiban suatu niat atau (to discharge of fulfill; as vow); (3)
melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete
and undertaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang.
Indikator Prestasi Kerja
Kualitas kerja manusia menurut Ruky (2003:57) adalah “Tingkat
pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh kualitas
kerja”. Tingkat itu dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu ke
waktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut.
Disiplin Kerja
Kata disiplin itu sendiri bersal dari bahasa latin “discipline” yang berarti
“latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian seerta pengembangan tabiat”.
Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap
yang layak terhadap pekerjaannya. Disiplin merupakan suatu kekuatan yang
berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat
menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturanperaturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku (Asmiarsih,
2006:23)
Menurut Fathoni (2006) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang
berlaku. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu dating dan pulang
tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi
semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Kedisiplinan
harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan
disiplin karyawan yang baik maka sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja,
semangat kerja, terwujudnya suatu tujuan bagi perusahaan dan karyawan.
Menurut Hasibuan (2003:193) kedisiplinan adalah operatif keenam dari
manajemen Sumber Daya manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif
manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin 3 baik disiplin
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
51
karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang
optimal.
Disiplin kerja menjadi bagian yang penting dalam manajemen sumber daya
manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan produktivitas. Disiplin kerja
adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Rivai,
2005:444)
Menurut pendapat ahli yang lain kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan-peraturan perusahaan dan norma
yang berlaku (Hasibuan, 2003:193). Kedisiplinan diartikan bilamana karyawan
selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya
dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan yang berlaku. Dan dalam
kedisiplinan karyawan diperlukan peraturan dan hukuman. Peraturan itu sangat
diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam
menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Hal ini akan mendukung
tercapainya tujuan perusahaan, dan karyawan. Perusahaan sulit mencapai
tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan
tersebut.
Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan
mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Mengikat setiap anggota perusahaan agar
terdapat standar organisasi yang dapat dijalankan semua karyawan baik dengan
kesadaran sendiri maupun dengan paksaan dan adanya hukuman.
Peranan pegawai dilingkungan baik dalam kedudukannya sebagai
bawahan maupun pimpinan sangat penting dalam menentukan keberhasilan unit
kerjanya. Menurut (Malayu S.P. Hasibuan, 2003:212) dalam bukunya
“Manajemen Sumber Daya Manusia” adalah : Kasadaran dan kesediaan seseorang
mentaati
peraturan-peraturan
berlaku”.Sedangkan
menurut
perusahaan
dan
moekijat
dalam
norma-norma
bukunya
:
sosial
yang
“manajemen
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
52
kepegawaian” (2000: 139) menyatakan : “disiplin kerja adalah latihan dan
pendidikan kesopanan dan kerohanian dan pengembangan tabiat”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin pada perusahaan
adalah kesadaraan dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
yang dibuat manajemen yang mengikat setiap anggota perusahaan agar terdapat
standar organisasi yang dapat dijalankan semua karyawan baik dengan kesadaran
sendiri maupun dengan paksaan.
Mewujudkan peningkatan kinerja pegawai dalam suatu organisasi, secara
langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh adanya faktor disiplin kerja yang
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Konsep disiplin kerja adalah konsep
mengenai kode etik yang harus dipatuhi dan dilakukan oleh setiap pegawai dalam
suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun non pemerintah untuk
mewujudkan adanya suatu komitmen kerja yang memberikan dampak terhadap
keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya dan terselenggaranya aktivitas
kerja yang berjalan dengan baik sesuai dinamika kerja suatu organisasi.
Disiplin merupakan sikap dan perilaku yang tercipta melalui proses binaan
melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan
dari lingkungan. Disiplin akan membuat setiap individu tahu membedakan hal-hal
apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan,
yang tak sepatutnya dilakukan karena merupakan hal-hal yang dilarang.
Disiplin dalam organisasi aparatur pemerintah dan perangkatnya
merupakan suatu landasan yang kuat dalam mendayagunakan aparatur
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan demikian pendayagunaan
aparatur pemerintah merupakan program utama yang mempunyai arti yang sangat
penting. Disiplin nasional suatu bangsa menjadi unsur yang amat menentukan
bagi derajat kualitas kehidupan nasional bangsa itu. Semakin mantap pelaksanaan
disiplin nasional, yang dipelopori oleh unsur aparatur negara, akan semakin tinggi
tingkat kualitas kehidupan nasionalnya. Apabila keadaan tersebut tercapai maka
semakin tercipta suasana ketertiban, rasa aman, suasana kegairahan dan
berprestasi dari seluruh pegawai dalam meningkatkan kinerjanya.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
53
Masalah disiplin adalah merupakan bagian masalah pegawai yang
senantiasa menarik untuk dibicarakan karena masalah kepegawaian merupakan
masalah manusia yang penyelesaiannya haruslah manusiawi, termasuk dalam hal
ini adalah disiplin pegawai dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari untuk
meningkatkan kinerjanya.
Wahjosumidjo (2002:138) dijelaskan bahwa Disiplin suatu organisasi sangat
dibutuhkan, karena hail ini berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan efesiensi
terhadap tujuan organisasi. Pengertian dari disiplin kerja itu sendiri adalah
“kedisiplinan lebih tepat kalau diartikan sebagai suatu sikap, tingkahlaku dan
perubahan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun
tidak ”. ( Alex S. Nitisemito,2009 :199 ).
Indikator-Indikator Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2005:194-198), pada dasarnya banyak indicator
yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi,
diantaranya :
1) Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinaa
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal
serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa
pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2) Teladan Pemimpin
Teladan pemimpin sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Pimpinan harus member contoh yang baik, berdisiplin baik,
jujur, adil serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang
baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
54
Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika
dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya
akan dicontoh dan diteladani bawahannya. Hal inilah yang mengharsukan
pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik agar para bawhan pun
mempunyai disiplin yang baik pula.
3) Balas Jasa
Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan
karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi
terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semaki baik.
Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan
harus memberikan balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga.
Jadi, balas jasa berperan penting untuk menciptkan kedisiplinan
karyawan. Artinya semakin besar balas jasa semakin baik kedisiplinan
karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil kedisiplinan karyawan
menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhankebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.
4) Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan,
karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas
jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer yang baik
dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan.
Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.
5) Waskat (pengawasan melekat)
Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan
kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
55
dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi
kerja bawahannya.
6) Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan
sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya
kedisipilinan karyawan.
7) Ketegasan
Ketegasan
pemimpin
dalam
melakukan
tindakan
akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani
dan tegas bertindak untuk member sanksi sesuai dengan yang telah
ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat
memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.
8) Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesame karyawan
ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer
harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi
diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila
hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
Hubungan Kedisiplinan dengan Kualitas Kerja
Hubungan antara indikator–indikator kedisiplinan kerja dengan kualitas
kerja sebagai berikut :
a) Bila absensi tinggi maka produktivitas kerja rendah, begitu juga
sebaliknya.
b) Bila hilangnya waktu kerja tinggi maka produktivitas kerja rendah, begitu
pula sebaliknya.
c) Bila ketaatan peraturan pada perusahaan tinggi maka produktivitas kerja
tetap tinggi, begitu jiga sebaliknya.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
56
Pola hubungan antara kedisiplinan kerja dari kualitas kerja diatas tidaklah
berlaku secara timbal balik, artinya suatu saat terjadi peningkatan hasil
produksi pada perusahaan tidak secara langsung berarti bahwa telah terjadi
perbaikan terhadap kedisiplinan, sebab turunya produksi juga juga di
pengaruhi oleh faktor – faktor lain seperti ; raw, material, mesin dan
sebagainya.
METODE PENELITIAN
Metode analisis yaitu untuk menanalisis data dengan menggunakan
analisis korelasi product moment dengan bantuan SPSS versi 19.
PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
uji hipotesis dimana diperoleh nilai r= 0,954 (p = 0.000)
Hasil penelitian ini mendukung
pendapat Wahjosumidjo (2002:138)
bahwa disiplin suatu organisasi sangat dibutuhkan, karena hail ini berpengaruh
terhadap efektivitas kerja dan efesiensi terhadap tujuan organisasi. Disiplin
merupakan sikap dan perilaku yang tercipta melalui proses binaan melalui keluarga,
pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan dari lingkungan.
Disiplin akan membuat setiap individu tahu membedakan hal-hal apa yang
seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak
sepatutnya dilakukan karena merupakan hal-hal yang dilarang.
Disiplin merupakan bagian masalah pegawai yang senantiasa menarik
untuk dibicarakan karena masalah kepegawaian merupakan masalah manusia
yang penyelesaiannya haruslah manusiawi, termasuk dalam hal ini adalah disiplin
pegawai dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari untuk meningkatkan
kinerjanya. Disiplin dalam organisasi aparatur pemerintah dan perangkatnya
merupakan suatu landasan yang kuat dalam mendayagunakan aparatur
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan demikian pendayagunaan
aparatur pemerintah merupakan program utama yang mempunyai arti yang sangat
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
57
penting. Semakin baik pelaksanaan disiplin , yang dipelopori oleh unsur aparatur
negara, akan semakin tinggi tingkat kualitas kehidupan nasionalnya. Apabila
keadaan tersebut tercapai maka semakin tercipta suasana ketertiban, rasa aman,
suasana kegairahan dan berprestasi dari seluruh pegawai dalam meningkatkan
kinerjanya.
Disiplin kerja merupakan suatu orientasi dari tindakan perilaku yang
ditunjukkan oleh pegawai untuk memahami, mengetahui dengan jelas dalam
melaksanakan segala tindakan-tindakan aktivitas kerja yang telah memiliki
atribut-atribut yang jelas sebagai sesuatu yang harus dilakukan seiring dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pegawai sebagai abdi negara dan pelayan
masyarakat. Karenanya, disiplin kerja menjadi perhatian untuk meningkatkan
kinerja pegawai melalui kehadiran, ketepatan waktu, kepatuhan dan pemberian
sanksi sesuai aturan disiplin kerja.
Hasil penelitian yang mendukung diantaranya adalah
penelitian telah
dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas kerja
karyawan dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda-beda dan obyek
yang berbeda pula. Hasil Dian Eka Safitri (2003) penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
kerja pegawai Sekretariat Pemerintah Kota Makassar dengan populasi dan sampel
120 responden (metode sensus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
keseluruhan faktor-faktor yang diteliti memberikan pengaruh signifikan terhadap
kinerja. Bayu Setia Tunggal, 2003. Analisis Disiplin Kerja dan Keterampilan
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Regional IV BKN
Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor
disiplin kerja, keterampilan kerja dan tanggungjawab, dengar populasi dan
sampel 75 responden (metode sensus).
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan. Semakin tinggi disiplin kerja
karyawan semakin tinggi pula prestasi kerja karyawan.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
58
DAFTAR PUSTAKA
Brainer & Conway, 2005. Perenecanaan Sumber Daya Manusia, Penerjemah
Nurul Imam, LPPM dan Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Dessler G. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bagian Penerbitan SITE
YPKPN, Jakarta.
Conwey, dkk. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bagian Penerbitan
SITE YPKPN, Jakarta.
Dessler G., 2009. Pelatihan Kerja dalam Produktivitas. Penerbit Cipta Karya,
Surabaya.
Handoko H.T, 2003. Principle of Personnel Management, New York. McGraw
Hill. Book Company, Inc.
Hasan Iqbal, (2010). Statistik Inferensik. Edisi kedua. Jakarta. Bumi Aksara.
Ivancevich, 2008. Manajemen Pelatihan Kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Mangkunegara, A. A., Anwar Prabu, 2003. Evaluasi Kinerja SDM, Edsisi I
Cetakan Pertama, Refika Aditama, Bandung.
Mangkunegara, A. A., Anwar Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Edisis II
Cetakan Kedua, Refika Aditama, Bandung.
Mathutina, 2008. Teori Pelatihan dan Aplikasinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Mathis & Jackson, 2002. Motivasi dengan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis.
Penerbit Cipta Ilmu, Surabaya.
Nawawi, H., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang
Kompetitif, Penerbit UGM Press, Yogyakarta.
Nelson, 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktek, Edisi 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rivai, 2005. Materi Pengembangan dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Ruky, 2003. Manajemen dan Pelatihan Kerja. Penerbit UGM Press, Yogyakarta.
Siagian, P. Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama.
Penerbit Bina Aksara. Jakarta.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
59
Simanjuntak, S . Payaman. 2007. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
Simanjuntak, S. P, 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi 3, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sinabubar, 2001. Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan. Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Sulastyo, 2000. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Swasto, 2002. Kumpulan Teori-Teori Pelatihan, Penerbit Cipta Karya, Surabaya.
Wankell, 2000. Manajemen Kinerja, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wardono, 2000. Manajemen dan Pelatihan Kerja. Penerbit Andi Press,
Yogyakarta.
Winardi, (2007), Motivasi dan Promotivasion
Raja Grafir,do Persada, Jakarta.
dalam
Manajemen,
Zulian, Yamit, 2008, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 3. Cetakan 1
Penerbit Ekonisia, Fakultas UII, Yogyakarta.
Vol 3, No. 006 (2017) Fadli Mas’uri
60
Download