issn: 2407-2680 1 analisis biaya produksi sebagai dasar untuk

advertisement
ISSN: 2407-2680
ANALISIS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENYUSUN
ANGGARAN FLEKSIBEL PADA PR. SEMANGGIMAS AGUNG
TULUNGAGUNG
Alfonsus Verdian Widiarsane
Siti Sunrowiyati
STIE Kesuma Negara Blitar
Abstrak: Setiap perusahaan dalam menyusun rencana dan pengelolaan bisnis dalam
usahanya harus memenangkan persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan
hidup dan mencapai tujuan perusahaan. Salah satu tujuan tersebut adalah memperoleh
laba yang optimal dengan meminimalkan pengeluaran biaya (cost) yang terjadi dalam
proses produksi. Laba atau rugi sering digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai
kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian dalam memperoleh laba
adalah pendapatan dan biaya. Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling
penting dalam analisis strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada
perusahaan dapat menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan
datang. Tujuan didalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara menyusun
anggaran fleksibel sebagai biaya produksi berdasarkan analisis biaya produksi. Penelitian
ini dilakukan di PR. Semanggimas Agung Tulungagung jalan Pahlawan LKVII/9
Tulungagung. Kesimpulan penelitian ini Dalam membuat anggaran fleksibel harus
dibuat terlebih dahulu analisis biaya produksi yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung menggunakan analisis dua selisih dan untuk biaya overhead pabrik
menggunakan analisis tiga selisih. Range anggaran produksi dibuat dengan maksud
untuk memudahkan manajemen perusahaan dapat memproduksi dengan kapasitas yang
berbeda-beda. Dari range anggaran produksi maka dapat dibuat anggaran fleksibel yang
kemudian dibandingkan antara biaya sesungguhnya yang terjadi dengan anggaran
fleksibel pada kapasitas output produksi yang sama. Hasil penelitian ini adalah untuk
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk tahun
2012, 2013 dan 2014 secara keseluruhan mengalami selisih yang menguntungkan. Saran
dari penelitian ini adalah perusahaan dalam membuat anggaran seharusnya
menggunakan anggaran fleksibel karena akan lebih sesuai dengan output yang di
produksi dan lebih mendekati sesungguhnya. Bagi peneliti lain dapat membuat anggaran
fleksibel yang lain dengan obyek atau range anggaran produksi yang lebih banyak lagi.
Kata Kunci: Analisis Biaya Produksi, Anggaran Fleksibel, Laba
PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha yang semakin ketat, mendorong setiap perusahaan
menyusun rencana dan strategi bisnis dalam usahanya untuk memenangkan
persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan mencapai
tujuan perusahaan. Salah satu tujuan tersebut adalah memperoleh laba yang
optimal dengan meminimalkan pengeluaran biaya (cost) yang terjadi dalam
proses produksi. Laba atau rugi sering digunakan sebagai tolok ukur untuk
menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian dalam
1
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
memperoleh laba adalah pendapatan dan biaya. Bahan baku diartikan sebagai
bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan dengan
produk, mudah ditelusur ke produk, dan merupakan biaya yang besar atas
produk. Dalam suatu kegiatan produksi perusahaan harus dapat
mempertimbangkan biaya yang terdapat didalamnya salah satunya adalah biaya
bahan baku. Biaya bahan baku harus dapat diefisienkan agar tidak terjadi
pemborosan dalam penggunaan bahan baku, teknik yang digunakan yaitu
dengan analisis selisih biaya bahan baku.
Selain biaya bahan baku perusahaan memiliki faktor utama lain untuk
menjalankan kegiatan produksinya yaitu biaya tenaga kerja langsung. Biaya
tenaga kerja langsung dinilai sebagai kompensasi yang diberikan kepada semua
karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan produk, mudah ditelusuri
ke produk tertentu, dan merupakan biaya yang besar atas produk yang
dihasilkan. Analisis atas biaya tenaga kerja langsung dalam suatu perusahaan
perlu dilakukan agar laba yang optimal dapat dicapai. Dalam pengeluaran biaya
produksi tersebut harus dilakukan pengendalian untuk menghindari
pemborosan. Pengendalian biaya ini penting sekali untuk meminimalkan biaya
produksi, tentunya dengan memperhatikan kualitas produk. Dengan biaya yang
minimal maka akan menghasilkan laba optimal dimana laba yang optimal
merupakan tujuan utama perusahaan.
PR. Semanggimas Agung Tulungagung merupakan bagian dari dunia usaha
nasional yang mempunyai kedudukan sebagai perusahaan rokok swasta,
memiliki potensi besar dalam memproduksi produk rokoknya, serta peranannya
yang juga memberikan devisa kepada negara sangat strategis dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. PR. Semanggimas merupakan
perusahaan yang bersifat padat karya yaitu lebih banyak menggunakan tenaga
kerja manusia dari pada tenaga mesin. Dengan demikian, kamampuan PR.
Semanggimas dalam menyusun anggaran yang mempunyai sifat fleksibel
sebagai sistem perencanaan dan pengendalian dalam perusahaan perlu di
tingkatkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk
menghindari peningkatan biaya produksi yang terus menerus, perusahaan perlu
menyusun anggaran yang mempunyai sifat fleksibel sebagai sistem perencanaan
dan pengendalian dalam perusahaan. Sebagai dasar pengendalian biaya maka
anggaran harus sistematis, realistis, dan mampu dipakai untuk ukuran atas
penyimpangan-penyimpangan biaya yang terjadi dengan membandingkan
antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan. Berdasarkan uraian
yang tersebut diatas, untuk itu peneliti mengambil judul : “Analisis Biaya
Produksi Sebagai Dasar Untuk Menyusun Anggaran Fleksibel Pada PR.
Semanggimas Agung Tulungagung”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: Bagaimana penerapan analisis biaya produksi sebagai dasar dalam
menyusun anggaran fleksibel pada PR. Semanggimas Agung Tulungagung?
Tujuan Penelitian
Tujuan didalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan analisis
biaya produksi sebagai dasar dalam menyusun anggaran fleksibel pada PR.
Semanggimas Agung Tulungagung.
2
ISSN: 2407-2680
Kegunaan Penelitian
1. Bagi perusahaan
Memberikan sumbangan pemikiran pada perusahaan khususnya pada
manajemen perusahaan dalam menerapkan analisis biaya produksi sebagai
upaya dalam menyusun anggaran fleksibel.
2. Bagi pihak lain
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan sebagai referensi
bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan menjadi sebuah acuan pada proses
belajar mengajar.
3. Bagi peneliti
Merupakan kesempatan yang baik untuk mencoba mengaplikasikan teori
yang pernah penulis dapatkan dari bangku kuliah kedalam praktek lapangan.
LANDASAN TEORI
Penelitian Terdahulu
1. Dwi Styaningsih (2007), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Biaya
Produksi Sebagai Dasar Untuk Menyusun Anggaran Fleksibel Usaha
Gendang “UD Mahendra” Sentul Blitar” dengan menggunakan variabel:
a. Analisis Biaya Produksi
b. Menyusun Anggaran Fleksibel
Hasil yang di dapat adalah:
a. Dari hasil penelitian ini adalah untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik untuk tahun 2004, 2005, dan tahun 2006
secara keseluruhan mengalami selisih yang saling menguntungkan.
b. Dari perhitungan anggaran fleksibel dapat diperoleh selisih yang
menguntungkan baik untuk bahan baku maupun biaya overhead pabrik
tahun 2004, 2005 dan tahun 2006.
c. Dalam membuat anggaran fleksibel harus dibuat terlebih dahulu analisis
biaya produksi yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Untuk bahan baku dan tenaga kerja langsung
menggunakan analisis dua selisih dan biaya overhead pabrik menggunakan
analisis tiga selisih. Range anggaran produksi dibuat dengan maksud untuk
memudahkan manajemen perusahaan dapat memproduksi dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Dari range anggaran produksi maka dapat
dibuat anggaran fleksibel yang kemudian dibandingkan antara biaya
sesungguhya yang terjadi dengan anggaran fleksibel pada kapasitas output
produksi yang sama.
d. Hasil penelitian ini adalah untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik baik untuk tahun 2004 maupun tahun
2006 secara keseluruhan mengalami selisih yang menguntungkan.
Perhitungan anggaran fleksibel dapat diperoleh selisih yang
menguntungkan baik untuk bahan baku maupun biaya overhead pabrik
tahun 2004 dan 2006.
2. Harti Utami (2008), melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
Anggaran Fleksibel Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Overhead
Pabrik” (Studi Kasus Pada UD. Classic Tanggung Blitar) dengan
menggunakan variabel:
a. Penggunaan Anggaran Fleksibel
b. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik
3
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
Hasil yang didapat adalah:
a. Selisih digunakan sebagai dasar bagi manajemen untuk mengambil
tindakan perbaikan, karena dengan adanya selisih tersebut dapat diketahui
bagian mana yang memerlukan tindakan perbaikan dan bagian mana
yang belum dilakukan perbaikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam
penelitian ini menggunakan metode empat selisih yang terjadi.
b. Hasil perhitungan dengan analisis selisih terhadap biaya produksi, apabila
menggunakan anggaran statis adalah sebesar Rp. 291.900. sedangkan
tingkah laku biaya dengan mendasarkan pada kapasitas yang mendekati
realisasi adalah sebesar Rp. 556.737.
c. Penggunaan anggaran fleksibel sebagai alat perencanaan dan pengendalian
biaya overhead pabrik akan memberikan informasi yang lebih mendekati
kebenaran, teliti, dan tidak menyesatkan manajemen dalam mengambil
keputusan.
d. Perusahaan kerajinan kayu UD. Classic Tanggung Blitar harus menerapkan
anggaran fleksibel sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya
overhead pabrik sehingga membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan.
3. Tri Yuanawati (2011), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Biaya
Produksi Sebagai Dasar Dalam Menyusun Anggaran Fleksibel Pada
Perusahaan PT. Azafood Bitar” dengan menggunakan variabel:
a. Analisis Biaya Produksi
b. Menyusun Anggaran Fleksibel
Hasil yang didapat adalah:
a. Dalam membuat anggaran fleksibel harus dibuat terlebih dahulu analisis
biaya produksinya itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Untuk bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
menggunakan analisis dua selisih dan biaya overhead pabrik menggunakan
analisis tiga selisih.
b. Range produksi dibuat dengan maksud untuk memudahkan manajemen
perusahaan dapat memproduksi dengan kapasitas yang berbeda-beda.
c. Dari range anggaran produksi maka dapat dibuat anggaran fleksibel yang
kemudian dibandingkan antara biaya sesungguhnya yang terjadi dengan
anggaran fleksibel pada kapasitas output produksi yang sama.
d. Dari hasil penelitian untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik baik untuk tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010
secara keseluruhan mengalami selisih yang menguntungkan.
Teori Penelitian
1. Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2009:8) Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat,
digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur didalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
4
ISSN: 2407-2680
Menurut Mulyadi (2009:7) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan
produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta
penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut
ditujukan. Proses akuntansi biaya dspst ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai luar perusahaan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan
pula untuk memnuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini
akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen.
Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi
manajemen.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan kos produk,
pengendalian biaya, dan pengembalian keputusan khusus. Untuk memenuhi
tujuan penentuan kos produk, akuntansi mencatat, menggolongkan, dan
meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang
dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa yang lalu
atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan kos produk
ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan.
2. Klasifikasi Umum Biaya
Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2013:26) Sebagian besar perusahaan
manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar bahan
langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya
overhead pabrik (manufacturing overhead). Bahan baku langsung (direct
material) adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi
dimana biayanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga
kerja langsung (direct labor) meliputi biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke masing-masing unit produk. Tenaga kerja langsung
terkadang disebut juga tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja
langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi.
3. Biaya Produksi
Menurut Rudianto (2009:80) Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan
harus mempertimbangkan beberapa elemen yang terkait, yaitu volume
penjualan yang direncanakan, volume persediaan barang pada awal periode
dan volume persediaan barang pada akhir periode tertentu. Jumlah barang
yang direncanakan akan dijual dalam satu periode ditambah dengan
persediaan barang pada akhir periode yang diinginkan dikurangi dengan
persediaan barang pada awal periode tersebut sama dengan jumlah barang
yang akan diproduksi pada periode tersebut.
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
Penetapan anggaran biaya bahan baku , ditentukan oleh kebutuhan dari
setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan, dikalikan dengan volume
produksi, sehingga ditemukan volume total bahan baku untuk periode
tersebut.
b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran biaya tenaga
kerja di dalam suatu periode tertentu yang dibutuhkan untuk
memproduksi seluruh produk yang direncanakan di dalam suatu periode
tertentu.
5
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
c. Anggaran Biaya Overhead
Anggaran biaya overhead adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja, yang direncanakan akan dibayarkan dalam
satu periode tertentu. Biaya overhead mencakup tiga kelompok biaya, yaitu:
1) Biaya bahan penolong, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk bahanbahan yang dibutuhkan di dalam suatu produk, tetapi bukan
merupakan komponen utama dari suatu produk.
2) Biaya tenaga kerja penolong, adalah gaji atau upah untuk membayar
para pekerja yang terlibat dalam proses produksi tetapi tidak secara
langsung berperan di dalam proses menghasilkan produk tersebut.
3) Biaya pabrikase lainnya, adalah biaya overhead selain biaya bahan
penolong dan tenaga kerja penolong. Biaya ini mencakup:
a) Biaya penyusunan mesin pabrik
b) Biaya penyusunan bangunan pabrik
c) Biaya listrik pabrik
d) Biaya air PAM pabrik
e) Biaya telepon pabrik
4. Pengertian Anggaran dan Anggaran Fleksibel
Menurut Rudianto (2013:64) Anggaran adalah rencana kerja organisasi di
masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, jurnal, dan
sistematis. Dengan demikian anggaran merupakan rencana kerja organisasi di
masa mendatang. Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran.
Menurut Rudianto (2013:68) jenis anggaran ada tiga yaitu:
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
Rencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan
selama suatu periode tertentu di masa mendatang.
b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rencana besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar
biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi
selama suatu periode tertentu di masa mendatang.
c. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Rencana besarnya biaya produksi di luar biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
Menurut Rudianto (2009:213) Anggaran fleksibel adalah anggaran yang
disusun dengan kemampuan untuk memberikan penyesuaian tolok ukur
yang baik atas setiap perubahan tingkat aktivitas aktual yang dialami
perusahaan. Untuk menyusun anggaran fleksibel, perusahaan harus
membangun suatu rumus atau tarif tertentu dari setiap elemen biaya yang
dibuat.
Menurut Garrison (2013:440) anggaran fleksibel memperhitungkan
perubahan-perubahan dalam aktivitas yang mempengaruhi biaya. Anggaran
fleksibel (fleksibel budget) memberikan estimasi nilai pendapatan dan biaya
yang seharusnya terjadi untuk setiap tingkat aktivitas dalam periode tertentu.
5. Analisis Varian dan Analisis Selisih Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2009:395) penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar disebut dengan selisih (varience). Selisih biaya sesungguhnya dengan
biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya,
untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang
merugikan.
6
ISSN: 2407-2680
Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda
dengan analisih selisih biaya overhead pabrik. Dalam analisis selisih biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam
kapasitas: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar; sedangkan dalam
analisis selisih biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas: kapasitas
sesungguhnya, kapasitas standar, kapasitas normal (kapasitas yang terakhir
ini digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik).
Ada tiga model analisis selisih biaya produksi langsung:
a. Model satu selisih (the one-way model)
Dalam analisis selisih biaya produksi hanya akan dijumpai tiga selisih:
selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung, dan selisih
biaya overhead pabrik. Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih laba
atau selisih yang menguntungkan) dan tanda R (selisih rugi). Analisis
selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini:
St
= (HSt x KSt) - (HS x KS)
Di mana:
St
= Total selisih
HSt
= Harga standar
KSt
= Kuantitas standar
HS
= Harga sesungguhnya
KS
= Kuantitas sesungguhnya
b. Model dua selisih (the two-way model)
Dalam model analisis ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih
kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan dua selisih dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut:
SH = (HSt - HS) x KS rumus perhitungan selisih harga
SK = (KSt - KS) x HSt rumus perhitungan selisih kuantitas
Di mana:
SH = Selisih harga
SK= Selisih kuantitas/Efisiensi
HSt = Harga standar
KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya
KS= Kuantitas sesungguhnya
Dalam hubungannya dengan biaya bahan baku, analisis selisih biaya bahan
baku menjadi selisih harga dan selisih kuantitas ditujukan untuk
membebankan tanggung jawab terjadinya masing-masing jenis selisih
tersebut kepada manajer yang bertanggung jawab. Selisih harga yang
timbul menjadi tanggung jawab manajer fungsi pembelian, sedangkan
selisih kuantitas menjadi tanggung jawab manajer fungsi produksi.
1) Selisih biaya bahan baku
a) Selisih harga bahan baku
(HSt - HS) x KS
b) Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
2) Selisih biaya tenaga kerja langsung
a) Selisih tarif upah
(TUSt - TUS) x JKS
7
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
b) Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUSt
c. Model tiga selisih (the three-way model)
Dalam model tiga selisih, rumus perhitungan selisih harga dan selisih
kuantitas tergantung dari jenis hubungan harga dan kuantitas standar
dengan harga dan kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi harga
standard an kuantitas standar masing-masing lebih rendah dari harga
sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut ini;
SH = (HSt - HS) x KSt untuk menghitung selisih harga.
SK = (KSt - KS) x HSt untuk menghitung selisih kuantitas.
SHK = (HSt - HS) x (KSt - KS) untuk menghitung selisih gabungan yang
merupakan selisih harga/kuantitas.
Rumus perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi harga
standar dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi dari harga
sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut ini:
SH = (HSt - HS) x KS untuk menghitung selisih harga.
SK = (KSt - KS) x HS
untuk menghitung selisih kuantitas.
SHK = (HSt - HS) x (KSt - KS) untuk menghitung selisih gabungan yang
merupakan selisih harga/kuantitas.
d. Selisih biaya overhead pabrik
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas
normal, sedangkan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
menggunakan kapasitas sesungguhnya yang dicapai. Dalam perusahaan
yang menggunakan sistem biaya standar, analisis selisih biaya overhead
pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar.
Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih
dapat dipecah menjadi tiga macam selisih:
1) Selisih pengeluaran
Selisih pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk pada kapasitas sesungguhnya (kapasitas sesungguhnya dengan
tarif standar).
2) Selisih kapasitas
Selisih kapasitas adalah disebabkan karena tidak dipakainya atau
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan. Jumlah selisih kapasitas
merupakan perbedaan antara biaya overhead pabrik tetap yang
dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan
kepada produk.
3) Selisih efisiensi
Selisih efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik dikalikan dengan
selisih antara kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
Selisih biaya overhead pabrik dapat dipecah menjadi 3 macam selisih
berikut ini:
8
ISSN: 2407-2680
1) Selisih pengeluaran (spending variance)
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal xxx
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya
xxx
Biaya overhead pabrik variabel yang dianggarkan
pada jam yang sesungguhnya dicapai
xxx
Selisih pengeluaran
xxx
2) Selisih kapasitas (idle capacity variance)
Kapasitas normal
xxx
Kapasitas sesungguhnya
xxx
Kapasitas yang tidak terpakai
xxx
Tarif biaya overhead pabrik tetap
xxx
Selisih kapasitas
xxx
3) Selisih efisiensi
Jam standar
xxx
Jam sesungguhnya
xxx
Selisih efisiensi
xxx
Tariff biaya overhead pabrik xxx
Selisih efisiensi
xxx
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PR. Semanggi Mas Agung
Perusahaan Rokok Semanggimas Agung berdiri pada tahun 1992 dengan
mendapat Surat Ijin Perusahaan (SIP) nomor 01075 pada tanggal 12 Februari
1992 Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Boentoro dan merupakan
Perusahaan Perseorangan. Hanya terdiri dari 50 orang tenaga kerja, 6 bulan
berikutnya menjadi 200 orang kemudian pada tahun 1995 menjadi 600 orang.
Pada tahun 1998-2000 bertambah menjadi 1200 orang tenaga kerja tetapi pada
tahun 2004 berkurang sebanyak 400 orang, kemudian pada tahun 2005-2008
jumlah tenaga kerja meningkat 600 orang tenaga kerja.
Sejak perusahaan ini berdiri hingga saat ini perusahaan tidak mengalami
perubahan nama, hal ini disebabkan belum ada peralihan kepemimpinan dan
kepemilikan. Adapun lokasi Pabrik Rokok Semanggimas Agung adalah di
Jalan Pahlawan LK VII/9 Tulungagung. Pemilihan lokasi ini mempunyai
keuntungan dilihat dari letaknya yang strategis yaitu berada di tepi jalan raya.
Dimana hal ini untuk mempermudah pengangkutan bahan baku maupun
hasil produksi.
a. Visi dan Misi perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan besar yang mampu tumbuh
kembang berkelanjutan, memberikan produk yang dapat memenuhi
harapan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang optimal dan
memiliki peran dominan dalam industri rokok.
Misi perusahaan adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada
konsumen, menyediakan produk-produk inovatif bermutu tinggi,
sekaligus memberikan manfaat bagi semua Stakeholder.
9
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
b. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan mempunyai peran penting, karena dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam melakukan
aktivitasnya. Pada dasarnya lokasi perusahaan mengandung 2 makna yaitu
tempat kediaman dan tempat kedudukan perusahaan yang dimaksud
tempat kediaman adalah tempat dimana perusahaan mengadakan segala
aktivitas teknisnya dalam arti melakukan produksi. Sedangkan yang
dimaksud tempat kedudukan perusahaan adalah tempat dimana
perusahaan mengadakan aktivitasnya administrasinya. Pemilihan lokasi
ini didasarkan pada beberapa faktor di antaranya:
1) Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat menentukan
keberhasilan aktivitas perusahaan.
2) Kebutuhan Bahan Baku
Alasan yang ikut mendukung didirikannya perusahaan dilokasi
tersebut adalah kontinuitas penyediaan bahan baku.
3) Transportasi
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam hal transportasi, karena
letak perusahaan dekat dengan jalan raya.
c. Struktur organisasi
Pembagian tugas sangat diperlukan untuk sekelompok orang yang
bekerjasama dalam jumlah yang relatif banyak serta mempunyai tujuan
yang ingin dicapai. Oleh sebab itu PR, Semanggimas Agung Tulungagung
menyusun Struktur Organisai sebagai berikut:
d. Profil Usaha
1) Karyawan
Karyawan atau tenaga kerja perusahaan adalah salah satu faktor utama
yang selalu ada dalam perusahaan untuk menjalankan segala aktivitas
perusahaan tersebut, baik aktivitas produksi, pemasaran, maupun
aktivitas-aktivitas lainnya.
10
ISSN: 2407-2680
a) Jumlah dan klasifikasi tenaga kerja
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan ekonomi tidak
hanya membutuhkan bahan baku dan bahan penolong saja, tetapi
juga membutuhkan tenaga manusia untuk menggerakkan dan
menyempurnakan proses kegiatan tersebut.
No
Tabel 1.
Data Jumlah dan Klasifikasi Tenaga Kerja PR. Semanggimas Agung
Tulungagung Tahun 2014
Tenaga Kerja
Pria
Wanita
Jumlah
1
Tenaga Kerja non produksi
32
37
69
2
Tenaga kerja produksi
107
857
964
Jumlah
139
894
Sumber data: PR. Semanggimas Agung, Tulunggung 2014
1033
Tabel 2.
Jumlah Karyawan Produksi PR. Semanggimas Agung Tulunggung Tahun 2014
No
Jabatan
Jumlah (orang)
1.
2.
Proses
Giling dan Packing
Jumlah
Sumber data: PR. Semanggimas Agung, Tulunggung 2014
15
949
964
Tabel 3.
Jumlah Karyawan Non Produksi PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Tahun 2014
No
Jabatan
Jumlah (Orang)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Direktur Utama
Direktur Marketing
Direktur Produksi
Direktur Keuangan
Direktur Personalia
Kabag Produksi
Kabag Keuangan/Administrasi
Kabag Personalia
Kabag Proses
Sales
Mandor
Satpam
Jumlah
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung,
1
1
1
1
1
3
6
1
2
12
20
20
69
11
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
2. Jam kerja
PR. Semanggimas Agung Boyolangu Kabupaten Tulungagung menetapkan
pengaturan kerja yaitu enam hari kerja dalam satuininggu.
Dalam satu hari rata-rata waktu kerja yang digunakan adalah delapan jam
kerja dengan satu jam istirahat kecuali pada hari jum’at diberikan waktu
istirahat selama dua jam.
Untuk penentuan jam kerja karyawan, pimpinan perusahaan menetapkan
kebijakan sebagai berikut:
a. Bagian Produksi
1) Hari Senin sampai hari Jum’at
Jam kerja I : 06.00-12.00
Istirahat :
12.00-13.00
Jam kerja II : 13.00-14.00
2) Hari Sabtu
Jam kerja I : 06.00-10.00
Istirahat
: 10.00-11.00
Jam kerja II : 11.00-12.00
b. Bagian Administrasi
1) Hari Senin sampai han Jum’at
Jam kerja I : 08.00-12.00
Istirahat
: 12.00-13.00
Jam kerja II : 13.00-16.00
2) Hari Sabtu
Jam kerja I : 08.00-12.00
Istirahat
: 12.00-13.00
Jam kerja II : 13.00-14.00
Data Hasil Produksi
1. Mengidentifikasi Data dan mengelompokan data menurut biaya-biaya
produksi
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran biaya bahan baku merupakan biaya-biaya untuk menunjang
persediaan bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Tabel 4.
Anggaran dan Realisasi Proses Produksi
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Tahun Anggaran
Dji-It Kuning
Dji-It Exclusive
dan Realisasi
Anggaran
1.359.423
31.221
2014
Realisasi
1.272.714
27.645
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung
12
Total
1.390.644
1.300.359
ISSN: 2407-2680
Tabel 5.
Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PR. Semanggimas Agung
Tulungagung 2014
(Dji-it Kuning)
Anggaran
Realisasi
Bahan Baku
Quantity
Rp.
Quantity
Rp.
Tembakau
228.619
10.973.713.863
228.350
10.759.852.000
Cengkeh
82.833
12.093.615.821
82.670
11.987.150.000
Saos
19.880
2.644.028.884
19.740
2.615.550.000
total
331.332
25.711.358.567
330.760
25.362.552.000
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Tabel 6.
Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PR. Semanggimas Agung
Tulungagung 2014
(Dji-it Exclusive)
Anggaran
Realisasi
Bahan Baku
Quantity
Rp.
Quantity
Rp.
tembakau
8.983
431.207.355
8.733
411.498.966
Cengkeh
3.947
576.304.275
3.742
542.590.000
Saos
681
90.515.433
679
89.967.500
total
13.611
1.098.027.063
13.154
1.044.056.460
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung
b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 7.
Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung PR. Semanggimas Agung
Tulungagung (Dji-it Kuning)
Tahun
Biaya
Harian
Borongan
Anggaran
3.489.746.130
792.435.617
Realisasi
3.237.410.162
703.789.300
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung
2014
Jumlah
4.282.181.747
3.941.199.462
Tabel 8.
Anggaran dan Realisasi Biaya TKL PR. Semanggimas Agung Tulungagung (Dji-it
Exclusive)
Biaya
Tahun
Harian
Borongan
Anggaran
2014
72.745.280
30.283.451
Realisasi
64.834.308
21.834.500
Sumber data: PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Jumlah
103.028.731
86.668.808
13
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
c. Anggaran biaya overhead pabrik
Tabel 9.
Biaya Overhead Pabrik PR. Semanggimas Agung Tulungagung Tahun 2014
Anggaran
Realisasi
Jenis Biaya
Tetap
Variabel
Tetap
Variabel
Biaya Overhead Pabrik
1. B. Bahan Pembantu
26.079.500
25.336.000
2. B. Angkut Bahan
9.430.330
8.913.240
3. B. Ongkos N/T bahan
832.700
758.450
4. B. Tambah Daya
58.972.300
58.416.600
5. B. Adm & Alat Adm
13.586.850
11.763.185
6. B. Umum
2.745.000
11.233.900
1.839.700
9.830.168
7. Biaya Perjalanan Dinas
2.677.000
1.547.000
8. Biaya Transport
1.763.660
1.103.323
9. Biaya Pemasaran
2.549.520
1.870.900
10. Biaya Alat Listrik
644.000
540.000
11. PBB
12. B. Perlengkapan Satpam
6.435.000
24.212.475
5.814.000
23.443.640
13. B. Bakar & Pelumas
46.571.805
45.937.338
14. B.Tlp, Listrik dan air
1.727.522.312
1.725.322.521
15. B. TKTL
16. Biaya Asuransi
131.114.989
130.493.902
17. B. Pnyutn Inven Kantr
7.378.646
6.779.307
18. B. Penyusutan Ged.
29.850.550
29.186.380
Pabrik
Jumlah Anggaran Dan
Realisasi Biaya Tetap dan
250.083.335
1.853.517.202 244.293.074
1.844.602.580
Variabel
Jumlah Total Biaya Tetap
2.103.600.537
dan Variabel
2.088.895.654
Sumber: PR. Semanggi Mas Agung Tulungagung yang sudah di olah penulis
2. Analisis Varians
a. Selisih biaya bahan baku (harga dan kuantitas)
1) Selisih Harga Bahan Baku
(Harga Standar - Harga Aktual) x Kuantitas Standar
2) Selisih Kuantitas Bahan Baku
(Kuantitas Standar – Kuantitas Aktual) x Harga Standar
Dji-it Kuning Tahun 2014
1) Standar harga bahan baku
Standar harga bahan baku =
Standar harga tembakau
Standar harga cengkeh =
14
=
= 48.000/kg
= 146.000/kg
ISSN: 2407-2680
Standar harga saos =
= 133.000/kg
2) Harga beli bahan baku sesungguhnya
Harga sesungguhnya =
Harga beli tembakau sesungguhnya =
= 47.120/kg
Harga beli cengkeh sesungguhnya =
= 145.000/kg
Harga beli saos sesungguhnya =
Dji-it Exclusive Tahun 2014
1) Standar harga bahan baku
= 132.500/kg
Standar harga bahan baku =
Standar harga tembakau
=
= 48.000/kg
Standar harga cengkeh
=
= 146.000/kg
Standar harga saos
=
= 133.000/kg
2) Harga beli bahan baku sesungguhnya
Harga sesungguhnya =
Harga beli tembakau sesungguhnya =
= 47.120/kg
Harga beli cengkeh sesungguhnya =
= 145.000/kg
Harga beli saos sesungguhnya
=
= 132.500/kg
Tahun 2014 Dji-it Kuning
1) Selisih harga beli (SHB) bahan baku
SHB Tembakau
= (Hst – Hs) x Ks
= (48.000 – 47.120) x 228.350
= 200.948.000 (Menguntungkan)
SHB Cengkeh
= (Hst – Hs) x Ks
= (146.000 – 145.000) x 82.670
= 82.670.000 (Menguntungkan)
SHB Saos
= (Hst – Hs) x Ks
= (133.000 – 132.500) x 19.740
= 9.870.000 (Menguntungkan)
2) Selisih kuantitas bahan baku (SKB)
SKB Tembakau
= (Kst – Ks) x Hst
= (228.619 – 228.350) x 48.000
= 12.912.000
15
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
SKB Cengkeh
= (Kst – Ks) x Hst
= (82.833 – 82.670) x 146.000
= 23.798.000
SKB Saos
= (Kst – Ks) x Hst
= (19.880 – 19.740) x 132.500
= 18.550.000
Tahun 2014 Dji-it Exclusive
1) Selisih harga beli (SHB) bahan baku
SHB Tembakau
= (Hst – Hs) x Ks
= (48.000 – 47.120) x 8.733
= 7.685.040 (Menguntungkan)
SHB Cengkeh
= (Hst – Hs) x Ks
= (146.000 – 145.000) x 3.742
= 3.742.000 (Menguntungkan)
SHB Saos
= (Hst – Hs) x Ks
= (133.000 – 132.500) x 679
= 339.500 (Menguntungkan)
2) Selisih kuantitas bahan baku (SKB)
SKB Tembakau
= (Kst – Ks) x Hst
= (8.983 – 8.733) x 48.000
= 12.000.000
SKB Cengkeh
= (Kst – Ks) x Hst
= (3.947 – 3.742) x 146.000
= 29.930.000
SKB Saos
= (Kst – Ks) x Hst
= (681 - 679) x 133.000
= 266.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung (tarif upah dan efisiensi upah)
1) Selisih Tarif Upah
(Upah Standar – Upah Aktual) x Jam Standar
2) Selisih Efisiensi/Jam
(Jam Standar – Jam Aktual) x Upah Standar
Tahun 2014 Dji-it Kuning
1) Biaya Standar Tenaga kerja Langsung
Tarif Upah TKL
=
=
= Rp. 3.150 /pack
2) Biaya Sesungguhnya Tenaga Kerja Langsung
Tarif Upah TKL
=
=
= Rp. 3.096,69 /pack
16
ISSN: 2407-2680
Jam kerja standar
26 hari x 12 bulan x 9 jam = 2.808 jam
Jam kerja sesungguhnya
26 hari x 12 bulan x 8 jam = 2.496 jam
Tahun 2014 Dji-it Exclusive
1) Biaya Standar Tenaga kerja Langsung
Tarif Upah TKL
=
=
= Rp. 3.300 /pack
2) Biaya Sesungguhnya Tenaga Kerja Langsung
Tarif Upah TKL
=
=
= Rp. 3.135,05 /pack
Jam kerja standar
26 hari x 12 bulan x 9 jam = 2.808 jam
Jam kerja sesungguhnya
26 hari x 12 bulan x 8 jam = 2.496 jam
Dalam menilai selisih / penyimpangan pada biaya tenaga kerja langsung
baik itu menguntungkan maupun tidak bagi perusahaan maka dapat
dinilai sebagai berikut:
Dji-it Kuning
1) Selisih Tarif Upah Langsung
STU 2014
= (TUst – Tus) x JKs
= (Rp. 3.150 – 3.096,69) x 2.496
= Rp. 133.061,76
2) Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
SEU 2014
= (JKst – JKs) x TUst
= (2.808 – 2.496) x 3.150
= 982.800
Dji-it Exclusive
1) Selisih Tarif Upah Langsung
STU 2014
= (TUst – Tus) x JKs
= (Rp. 3.300 – 3.135,05) x 2.496
= Rp. 411.715,2
2) Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
SEU 2014
= (JKst – JKs) x TUst
= (2.808 – 2.496) x 3.300
= 1.029.600
c. Selisih biaya overhead pabrik (pengeluaran, kapasitas dan efisiensi)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis tiga selisih
yang meliputi selisih pengeluaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi.
1) Selisih pengeluaran
BOP sesungguhnya
xxx
BOP tetap
xxx
BOP variabel
xxx
BOP variabel pada jam aktual
xxx
Selisih
xxx
17
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
2) Selisih kapasitas
Anggaran pada kapasitas sesungguhnya-biaya FOH dibebankan
3) Selisih efisiensi
Biaya FOH dibebankan-biaya FOH standar untuk pengolahan produk
3. Perhitungan Standar BOP tahun 2014
Tarif BOP Standar =
Tarif BOP Total
=
= 1613/pack
Tarif BOP Tetap
=
= 192/pack
Tarif BOP Variabel =
= 1421/pack
Dalam menilai selisih / penyimpangan pada biaya overhead pabrik, baik itu
menguntungkan maupun tidak menguntungkan bagi perusahaan, maka
dapat dinilai sebagai berikut:
Tahun 2014
1) Selisih / Penyimpangan Pengeluaran
BOP sesungguhnnya
Rp. 2.088.895.654
BOP yang dianggarkan sesungguhnya
BOP tetap
Rp. 244.293.074
BOP variabel
Hasil rokok sesungguhnya
X Tarif BOP variabel:1300359x1.421=Rp. 1.847.810.139
Rp. 2.092.103.213
Selisih pengeluaran
Rp.
3.207.559
(Menguntungkan)
2) Selisih / Penyimpangan Kapasitas
BOP sesungguhnya
Rp.2.088.895.654
Produk sebenarnya berdasarkan tarif
Standar: 1300359 x 1613
= Rp. 2.097.479.067
Selisih Kapasitas
Rp.
8.583.413
(Menguntungkan)
3) Selisih / Penyimpangan Efisiensi
Jam kerja sesungguhnya berdasarkan tarif standar
4992 jam x 1613
=Rp. 8.052.096
Jam kerja standar berdasarkan tarif standar
5616 jam x 1613
=Rp. 9.058.608
Selisih Efisiensi
Rp. 1.006.512
(Menguntungkan)
PEMBAHASAN
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui secara terperinci yang
menguntungkan. Dalam menganalisis biaya produksi tersebut masing-masing
menggunakan metode dua selisih untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya overhead pabrik menggunakan analisis tiga
selisih.
18
ISSN: 2407-2680
1. Pembahasan Analisis Biaya Bahan Baku
a. Dji-it Kuning
Pada tahun 2014 secara keseluruhan harga beli dan kuantitas bahan baku
mengalami keuntungan. Harga beli bahan baku keseluruhan adalah
293.488.000 yang terdiri dari selisih harga tembakau yang menguntungkan
sebesar 200.948.00, selisih harga beli cengkeh yang menguntungkan sebesar
82.670.000 dan selisih harga beli saos yang menguntungkan 9.870.000.
Kuantitas bahan baku secara keseluruhan terjadi selisih menguntungkan
sebesar 55.260.000 yang terdiri dari selisih kuantitas tembakau sebesar
12.912.000 cengkeh sebesar 23.798.000 dan selisih kuantitas saos sebesar
18.550.000.
b. Dji-it Exclusive
Pada tahun 2014 secara keseluruhan harga beli dan kuantitas bahan baku
mengalami keuntungan. Harga beli bahan baku keseluruhan adalah
11.766.540 yang terdiri dari selisih harga tembakau yang menguntungkan
sebesar 7.685.040, selisih harga beli cengkeh yang menguntungkan sebesar
3.742.000 dan selisih harga beli saos yang menguntungkan 339.500.
Kuantitas bahan baku secara keseluruhan terjadi selisih menguntungkan
sebesar 42.196.000 yang terdiri dari selisih kuantitas tembakau sebesar
12.000.000 cengkeh sebesar 29.930.000 dan selisih kuantitas saos sebesar
266.000.
2. Pembahasan Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Dji-it Kuning
Pada tahun 2012, 2013, 2014 terjadi selisih menguntungkan pada selisih
tarif upah langsung dan selisih efisiensi tenaga kerja langsung. Adapun
nilai selisih tarif upah langsung adalah 137.379,84 untuk tahun 2012,
195.711,36 untuk tahun 2013 dan 133.061,76 untuk tahun 2014. Sedangkan
selisih efisiensi tenaga kerja langsung 842.400 untuk tahun 2012, 936.000
untuk tahun 2013 dan 982.800 untuk tahun 2014.
b. Dji-it Exclusive
Pada tahun 2012, 2013, 2014 terjadi selisih menguntungkan pada selisih
tarif upah langsung dan selisih efisiensi tenaga kerja langsung. Adapun
nilai selisih tarif upah langsung adalah 241.537,92 untuk tahun 2012,
337.059,84 untuk tahun 2013 dan 411.715,2 untuk tahun 2014. Sedangkan
selisih efisiensi tenaga kerja langsung 936.000 untuk tahun 2012, 1.014.000
untuk tahun 2013 dan 1.029.600 untuk tahun 2014.
3. Pembahasan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Analisis selisih biaya overhead pabrik dilakukan dengan metode tiga selisih
yaitu selisih pengeluaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi. Hasil dari
selisih tersebut adalah untuk selisih pengeluaran terjadi selisih
menguntungkan dari tahun 2012, 2013 dan 2014. Adapun nilai
keuntungannya adalah sebesar 77.251.468 untuk tahun 2012, 4.150.357 untuk
tahun 2013 dan 3.207.559 untuk tahun 2014. Sedangkan selisih kapasitas yang
menguntungkan yaitu tahun 2012 sebesar 11.857.496, tahun 2013 sebesar
6.362.753 dan 8.583.413 untuk tahun 2014. Untuk selisih efisiensi mengalami
keuntungan sebesar 912.912 untuk tahun 2012, 980.304 untuk tahun 2013 dan
1.006.512 untuk tahun 2014.
19
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
Dari hasil analisis selisih anggaran biaya produksi diatas dapat disimpulkan
bahwa tahun 2012 sampai 2014 secara keseluruhan terjadi selisih
menguntungkan. Selisih menguntungkan ini disebabkan karena:
a. Selisih Bahan Baku
Selisih menguntungkan pada bahan baku disebabkan karena harga beli
standar bahan baku lebih besar dari harga sesungguhnya bahan baku, juga
kuantitas standar bahan baku lebih besar dari kuantitas sesungguhnya.
b. Selisih Tenaga Kerja Langsung
Pada selisih tarif upah langsung terjadi selisih menguntungkan karena tarif
upah langsung standar lebih besar dari pada upah langsung sesungguhnya
dan selisih efisiensi terjadi selisih menguntungkan karena jam kerja standar
lebih besar dari pada jam kerja sesungguhnya.
c. Selisih Biaya Overhead Pabrik
Pada selisih pengeluaran terjadi selisih yang menguntungkan karena BOP
yang dianggarkan lebih besar dari BOP sesungguhnya terjadi. Pada selisih
kapasitas terjadi menguntungkan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 karena
kapasitas produksi yang dihasilkan lebih besar dari pada produk yang
dianggarkan.
Tabel 10.
Anggaran Fleksibel Biaya Bahan Baku
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Anggaran
Bahan
230.029 kg
237.083 kg
272.204 kg
349.500 kg
Tembakau 9.723.325.830 11.171.350.966 11.772.847.265 14.423.865.000
Baku
Bahan
Baku
Cengkeh
Bahan
Baku
Saos
Anggaran
86.412 kg
12.529.740.000
6.421 kg
831.776.582
96.789 kg
102.232 kg
123.495 kg
13.502.065.500 14.514.465.500 17.511.591.000
Anggaran
15.536 kg
197.67 kg
20.419 kg
2.025.784.527 2.540.059.500 2.705.517.500
Tabel 11.
Anggaran Fleksibel Biaya Tenaga Kerja Langsung
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Anggaran
Jenis Biaya
1.351.353
1.232.700 pack
1.300.359 pack
pack
Biaya Tenaga
3.889.855.0
3.606.325.142
4.027.868.270
Kerja Langsung
56
20
1.521.001
pack
4.035.371
.756
ISSN: 2407-2680
Tabel 12.
Anggaran Fleksibel Biaya Overhead Pabrik
Anggaran
Jenis Biaya
1.232.700 pck
1.300.359
1.351.353
1.521.001
pck
pck
pck
BOP Tetap
304.210.259
244.293.074
299.234.489
349.200.135
BOP Variabel
1.773.366.343
1.844.602.580 1.835.283.582 1.887.881.824
BOP Total
2.077.576.602
2.088.895.654 2.134.518.071 2.237.081.959
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
Tabel 13.
Target Laba Operasi Perusahaan
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
2012
2013
Target Laba
6.185.758.344
4.557.836.477
Laba Diperoleh
6.112.195.382
4.374.093.632
Selisih
73.562.962 (T)
183.742.845 (T)
*(M) Menguntungkan, (T) Tidak Menguntungkan
2014
5.006.729.497
4.878.505.858
128.223.639 (T)
Berdasarkan tabel target laba operasi perusahaan yang tersaji diatas diketahui
bahwa terjadi selisih yang tidak menguntungkan mulai dari tahun 2014
diketahui bahwa terjadi pula selisih yang tidak menguntungkan yaitu target
laba yang ditentukan oleh perusahaan senilai Rp 5.006.729.497 sedangkan laba
yang diperoleh perusahaan senilai Rp 4.878.505.858 sehingga mengakibatkan
adanya varian senilai Rp 128.223.639, kondisi ini menjadikan selisih yang
tidak menguntungkan dikarenakan laba yang diperoleh tidak sesuai dengan
yang ditargetkan perusahaan.
Tabel 14.
Selisih Anggaran Perusahaan dengan Anggaran Fleksibel
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
2012
2013
2014
Anggaran
41.238.388.959
30.385.576.513
33.378.196.645
Perusahaan
Anggaran Fleksibel
41.179.776.291
30.221.907.112
32.925.381.098
Selisih
58.612.668 (T)
163.669.401 (T)
*(M) Menguntungkan, (T) Tidak Menguntungkan
452.815.547 (T)
Tabel 14 menunjukkan selisih anggaran perusahaan dengan anggaran
fleksibel. Pada tahun 2012 PR. Semanggimas merencanakan anggaran senilai
Rp 41.238.388.959 sedangkan anggaran fleksibel menunjukkan nilai Rp
41.179.776.291. Dengan demikian terjadi selisih yang tidak menguntungkan
sebesar Rp 58.612.668. Begitu pula tahun 2013 PR. Semanggimas
merencanakan anggaran senilai Rp 30.385.576.513 sedangkan anggaran
fleksibel menunjukkan nilai Rp 30.221.907.112. Dari hasil tersebut terjadi
selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 163.669.401. Berlanjut pada
tahun 2014 PR. Semanggimas merencanakan anggaran senilai Rp
33.378.196.645 sedangkan anggaran fleksibel menunjukkan nilai Rp
21
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 3, No. 1 (2016)
32.925.381.098. Dari hasil tersebut terjadi selisih yang tidak menguntungkan
sebesar Rp 452.815.547.
Tabel 15.
Perbandingan Selisih Anggaran Dengan Target Laba Operasi
PR. Semanggimas Agung Tulungagung
2012
2013
2014
Selisih Anggaran
58.612.668
163.669.401
452.815.547
Selisih Laba
73.562.962
183.742.845
128.223.639
Perbandingan
T
T
M
*(M) Menguntungkan, (T) Tidak Menguntungkan
Tabel 15 menyajikan perbandingan selisih anggaran dengan target laba
operasi. Tahun 2012 selisih anggaran yang terjadi sebesar Rp 58.612.668
sedangkan selisih laba yaitu Rp 73.562.962 dalam perbandingan tersebut
menghasilkan perbandingan yang tidak menguntungkan karena selisih laba
yang besar dari pada selisih anggaran mengindikasikan bahwa PR.
Semanggimas perlu untuk mengejar tujuan operasi yang lebih agresif.
Demikian pula, tahun 2013 selisih anggaran yang terjadi sebesar Rp
163.669.401 sedangkan selisih laba yaitu Rp 183.742.845 dalam perbandingan
tersebut menghasilkan perbandingan yang tidak menguntungkan karena
selisih laba yang besar dari pada selisih anggaran mengindikasikan bahwa
PR. Semanggimas perlu untuk mengejar tujuan operasi yang lebih agresif.
Sebaliknya tahun 2014 selisih anggaran yang teradi sebesar Rp 452.815.547
sedangkan selisih laba yaitu Rp 128.223.639 dalam perbandingan tersebut
menghasilkan perbandingan yang menguntungkan dipengaruhi selisih laba
yang lebih kecil dari pada selisih anggaran mengindikasikan bahwa rencana
operasi PR. Semanggimas berada pada jalur untuk mencapai tujuan
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan pembahasan dan analisis terhadap bab-bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di PR. Semanggimas Agung Tulungagung.
2. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penerapan analisis
biaya produksi digunakan untuk menyusun anggaran fleksibel.
3. Dalam membuat anggaran fleksibel harus dibuat terlebih dahulu analisis
biaya produksi yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung menggunakan analisis dua selisih dan untuk biaya overhead pabrik
menggunakan analisis tiga selisih.
4. Range anggaran produksi dibuat dengan maksud untuk memudahkan
manajemen perusahaan dapat memproduksi dengan kapasitas yang berbedabeda.
5. Dari range anggaran produksi maka dapat dibuat anggaran fleksibel yang
kemudian dibandingkan antara biaya sesungguhnya yang terjadi dengan
anggaran fleksibel pada kapasitas output produksi yang sama.
22
ISSN: 2407-2680
6. Hasil penelitian ini adalah untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik untuk tahun 2012, 2013 dan 2014 secara
keseluruhan mengalami selisih yang menguntungkan.
7. Berdasarkan dari pembahasan terjadinya selisih disebabkan oleh beberapa
faktor dapat berupa terjadinya perubahan pasar untuk produk rokok yang
diproduksi oleh PR. Semanggimas, total permintaan produk rokok berkurang
dari tingkat yang lebih rendah dari yang diharapkan, PR. Semanggimas
kehilangan pangsa pasar karena diambil pesaing. Untuk itu, PR.
Semanggimas perlu menyusun anggaran yang bersifat fleksibel sebagai salah
satu alat dalam merencanakan dan mengendalikan biaya produksi agar target
laba yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Saran
1. Bahwa perusahaan dalam membuat anggaran seharusnya menggunakan
anggaran fleksibel karena akan lebih sesuai dengan output yang di produksi
dan lebih mendekati sesungguhnya.
2. Disisi lain, anggaran fleksibel sebagai salah satu alat dalam merencanakan
dan mengendalikan biaya produksi agar target laba yang telah ditetapkan
oleh PR. Semanggimas Agung Tulungagung dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H. Norren, Eric W. Brewer, Peter C. 2013. Akuntansi Manajerial.
Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul, dkk. 2011. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. edisi ke-5. Yogyakarta: YKPN.
Riwayadi. 2014. Akuntansi biaya: pendekatan tradisional dan kontemporer. Jakarta.
Salemba Empat.
Rudianto. 2009. Penganggaran: Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran. Jakarta:
Erlangga.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Strategis. Jakarta: Erlangga.
Setyaningsih, Dwi. 2007. Analisis Biaya Produksi Sebagai Dasar Untuk Menyusun
Anggaran Fleksibel Usaha Gendang “UD Mahendra” Sentul Blitar. Blitar: Stie
Kesuma Negara.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Utami, Harti. 2008. Penggunaan Anggaran Fleksibel Dalam Perencanaan dan
Pengendalian Biaya Overhead Pabrik (Studi Kasus Pada UD. Classic Tanggung
Blitar. Blitar: Stie Kesuma Negara.
Yuanawati, Tri. 2011. Analisis Biaya Produksi Sebagai Dasar Untuk Menyusun
Anggaran Fleksibel Pada Perusahaan Kecap PT. Azafood Blitar. Blitar: Stie
Kesuma Negara.
23
Download