BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut G.R. Terry (2010:16) “Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya”. Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2008:3) “Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan”. Menurut Ismail Solihin (2009, 4) menyatakan bahwa: “Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”. 6 Dari ketiga pengertian manajemen diatas, penulis merangkum pengertian dari manajemen adalah “seni dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara pengordinasian sumber daya dari mulai perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan kepemimpinan sehingga dapat terselesaikan secara efisien dan efektif”. 2.1.2 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2007:3) pengertian manajemen keuangan adalah : “Sebagai semua aktivitas keuangan yang berhubungan dengan usahausaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien”. Sartono (2008:6) menerangkan pengertian mengenai manajemen keuangan sebagai berikut: “Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana yang baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”. Menurut Kasmir (2010:5) mendefinisikan manajemen keuangan adalah : “Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen keuangan adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan keuntungan yang optimal. 7 2.1.2.1 Tujuan Manajemen Keuangan Manajer keuangan perlu mengambil keputusan-keputusan yang benar dalam penentuan tujuan perusahaan serta dalam usaha pencapaian tujuan tersebut. Keputusan yang diambil haruslah dengan prinsip memaksimumkan nilai perusahaan, yang identik dengan memaksimumkan laba, serta meminimumkan tingkat resiko. Agar keseimbangan tersebut dapat diperoleh, maka perusahaan harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap aliran dana. Berdasarkan uraian tersebut menurut pendapat Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009, 5) tujuan manajemen keuangan adalah sebagai berikut: a. Laba yang maksimal b. Resiko yang minimal c. Melakukan pengawasan aliran dana, dimaksudkan agar penggunaan dan pencarian dana dapat diketahui segera d. Menjaga fleksibilitas perusahaan. Menurut Irawati (2006:11) tujuan manajemen keuangan adalah: “Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expents atau cost) guna mendapatkan suatu pengembalian keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion” Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manager keuangan perusahaan adalah melakukan perencanaan, pengelolaan dan pengalokasian keuangan perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. 8 2.1.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2008) ada 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan, antara lain sebagai berikut : a. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling penting karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap besarnya laba investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang. b. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang berada di sisi aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan, yaitu keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi, dan penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. c. Keputusan Pengelolaan Aktiva Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Manajer keuangan bersama manajer-manajer lain di perusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan dari asetaset yang ada. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap. Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan jangka waktu aset yang di danai. 2.1.3 Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan yang akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitasentitas di dalam perusahaan sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan. 9 2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Sutrisno (2007:9) laporan keuangan adalah : “Laporan keuangan itu disusun untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (manajemen, pemilik, kreditor, investor, pemerintah dan pihak-pihak lainnya)”. Menurut Harahap (2009:105) laporan keuangan adalah : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan”. Sedangkan menurut Martono dan Agus (2010:51) adalah sebagai berikut: “Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, laporan keuangan adalah suatu laporan yang dikeluarkan oleh perusahan untuk memberikan segala informasi mengenai keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri sebagai bahan evaluasi maupun bagi pihak diluar perusahaan yaitu investor sebagai bahan pertimbangan untuk menginvestasikan hartanya. 2.1.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009;130) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah: 1. Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 10 2. Untuk memberi informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban ) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Untuk memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Dengan memperoleh laporan keuangan perusahaan, maka akan diketahui kondisi secara menyeluruh. Laporan keuangan tidak sekedar dibaca, tetapi harus dipahami dan dimengerti dengan cara menganalisis laporan keuangan tersebut. 2.1.4 Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Adapun kaitannya dengan kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat berdasarkan rasio keuangan perusahaan tersebut dengan membandingkan laporan keuangannya, sehingga akan terlihat pencapaian perusahaan atas target yang telah ditetapkan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan. 2.1.4.1 Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2010:93) menyatakan bahwa: “ Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. 11 Sedangkan menurut Fraser dan Ormiston (2008:346) menyatakan bahwa: “Rasio keuangan adalah perhitungan yang dilakukan untuk menstandarisasikan, menganalisis, dan membandingkan data keuangan yang dinyatakan hubungan”. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraanperkiraan laporan keuangan, agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat di interprestasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. 2.1.4.2 Jenis Rasio Keuangan Menurut Brigham and Houston (2015:99), rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kategori, diantaranya yaitu: 1. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio-rasio yang termasuk dalam kategori ini adalah: a. Rasio Lancar b. Quick atau Acid Test Ratio 2. Rasio aset manajemen (asset management ratio), yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan asset secara efisien. Rasio-rasio yang termasuk dalam kategori ini adalah: a. Rasio perputaran persediaan b. Rasio days sales outstanding c. Rasio perputaran asset tetap d. Rasio perputaran total asset 3. Rasio manajemen hutang (debt management ratio), yang menunjukkan bagaimana perusahaan membiayai asetnya dan juga kemampuan 12 perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjang. Rasio-rasio yang termasuk dalam kategori ini adalah: a. Rasio total hutang terhadap total modal b. Rasio kemampuan dalam membayar bunga c. Rasio EBITDA coverage 4. Rasio profitabilitas (profitability ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari kegiatan operasional dan memaksimumkan penggunaan aset. Rasio-rasio yang termasuk dalam kategori ini adalah: a. Laba operasi terhadap total penjualan b. Marjin laba bersih terhadap penjualan c. Laba bersih terhadap total aset d. Tingkat pengembalian perusahaan untuk investor e. Laba operasi terhadap total aset 5. Rasio nilai pasar (market value ratio), menunjukkan bagaimana tanggapan investor terhadap perusahaan dan masa depan perusahaan. Rasio-rasio yang termasuk dalam kategori ini adalah: a. Price/Earnings ratio b. Market/Book ratio Penulis menggunakan beberapa rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. 13 2.1.4.3 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan suatu ukuran bagi penampilan suatu perusahaan yang menyajikan suatu penilaian rasio mengenai laporan laba/rugi serta neraca. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, semua ini digunakan untuk mengetahui posisi laporan keuangan yang hasilnya akan dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan, para pemegang saham, dan pemberi modal pinjaman (kreditur). Menurut Sutrisno (2009) analisa rasio keuangan menyangkut dua macam pembanding antara lain: 1. Analisa dapat membandingkan rasio yang diperoleh dari perhitungan data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca ukuran ikhtisar tahun sekarang dengan tahun-tahun yang lalu. 2. Analisa dapat membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan kiranya sama-sama ukurannya dengan rata-rata industri pada saat yang sama. 2.1.4.4 Rasio Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar (survive), dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha (developt). Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan dengan melihat efisiensi dari penggunaan modalnya. Menurut Horne dan Wachowicz (2009:148) menyatakan bahwa, “Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terkait dengan penjualan dan investasi”. Brigham dan Houston (2015:109) menyatakan bahwa, “Rasio profitabilitas merefleksikan laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dari 14 semua kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang diambil oleh perusahaan”. Perhitungan rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara efisien. Adapun manfaat rasio profitabilitas yaitu untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri dan mengetahui jumlah produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal secara keseluruhan. Menurut Harahap (2010) kelebihan dari rasio profitabilitas dibanding rasio keuangan lainnya adalah : a) Analisis rasio lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi laporan keuangan yang rinci dan rumit. c) Dapat memberikan informasi tentang posisi perusahaan di tengah industri lain. d) Lebih mudah untuk melihat perkembangan secara periodik atau time series. e) Lebih mudah melihat trend perusahaan dan melakukan prediksi di masa mendatang. Sedangkan kelemahan dari rasio profitabilitas ini adalah : a) Hasil analisis tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diperbandingkan dengan rasio perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama serta diadakan analisis kecenderungan dari setiap rasio tahun sebelumnya. 15 b) Dalam kondisi inflasi, rasio tidak dapat menunjukkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak dapat diperbandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya. 2.1.5 Return on Assets (ROA) Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering digunakan, karena mampu menujukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. 2.1.5.1 Pengertian Return On Assets (ROA) Return on Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah : “Return on Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi”. Menurut Bambang Riyanto (2008:336) menyatakan ROA adalah: “Kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto”. 16 Menurut Gitman (2012:81) Return On Assets (ROA) adalah: “Measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets; also called the return on investment”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa return on assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. 2.1.5.2 Perhitungan Return On Assets (ROA) Menurut Susan Irawati (2006:59) untuk mengukur Return on Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut : Return on Asset menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) angka Return on Assets (ROA) dapat dikatakan baik apabila > 2%. 2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Return On Assets (ROA) 1. Kelebihan Return On Assets diantaranya sebagai berikut: a) ROA mudah dihitung dan dipahami. b) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan. c) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal. d) Sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan aset yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba. e) Mendorong tercapainya tujuan perusahaan. 17 f) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen. 2. Kelemahan Return On Assets diantaranya sebagai berikut: a) Kurang mendorong manajemen untuk menambah assets apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi. b) Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya. 2.1.6 Return on Equity (ROE) Return On Equity atau sering disebut rate of return on network merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam memperhitungkan profitabilitas perusahaan independent terhadap dana yang dipakai. ROE secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Profitabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. 2.1.6.1 Pengertian Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam melakukan tugasnya yakni menghasilkan modal yang maksimal. Pengertian Return on Equity (ROE) menurut Mardiyanto (2009:196) adalah : “Rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham”. 18 Menurut Gitman (2012:82) Return On Equity adalah : “Return on common equity measures the return earned on the common stockholder’s investment in the firm”. Sedangkan menurut Kasmir (2008:204): “Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Return on Equity (ROE) merupakan suatu rasio yang mengukur tingkat pengembalian keuntungan atas modal yang dikeluarkan oleh investor kepada perusahaan. 2.1.6.2 Perhitungan Return on Equity (ROE) Menurut Sutrisno (2007) untuk menghitung ROE rumusnya adalah sebagai berikut : Earnings After Taxes (EAT) yang dimaksudkan dalam perhitungan ini yaitu merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dikurangi dividen untuk para pemegang saham dalam satu periode. Selain itu yang dimaksud dengan modal sendiri (shareholder’s equity) merupakan total aktiva dikurangi dengan total kewajiban perusahaan. Dalam penelitian ini Return on Equity (ROE) dapat memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan. ROE di asumsikan sebagai ekspektasi investor atas dana yang ditanamkan pada perusahaan. Semakin besar profitabilitas perusahaan, maka investor akan tertarik membeli atau mencari saham tersebut karena berharap di kemudian hari akan mendapatkan pengembalian yang besar atas penyertaannya. Hal ini memungkinkan naiknya harga penawaran saham-saham saat diperdagangkan yang disebabkan permintaan akan saham tersebut meningkat 19 Seperti diketahui pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga, hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (jika ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) angka Return on Equity (ROE) dapat dikatakan baik apabila > 12%. 2.1.6.3 Tujuan Return on Equity (ROE) Tujuan perhitungan ROE adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan, menentukan harga saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Selain itu Syamsudin (2007) menyatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham tertarik dengan Return On Equity (ROE) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Suad Husnan, 2008). Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai prospek perusahaan di masa mendatang dan juga melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor. Selain itu, besarnya ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. 20 2.1.7 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Net Profit Margin selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. 2.1.7.1 Pengertian Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin termasuk ke dalam rasio profitabilitas, karena merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan laba bersih perusahaan yang dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi nilai NPM maka akan semakin baik operasi perusahaan begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai NPM maka operasi perusahaan kurang baik. Net Profit Margin (NPM) menurut Alexandri (2008:200) adalah : “Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak”. Menurut Gitman (2012:80) Net Profit Margin (NPM) adalah: “ The net profit margin measures the percentage of each sales dollar remaining after all cost and expenses, including interest, taxes, and preffered stock dividends, have been deducted”. Sedangkan menurut Sutrisno (2009:222) Net Profit Margin (NPM) adalah: “Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersihnya pada tingkat penjualan tertentu. 21 2.1.7.2 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Untuk menghitung Net Profit Margin menurut Harahap (2007:304) adalah: Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih yang dapat dicapai setiap penjualan. Rasio ini bermanfaat untuk menunjukkan seberapa kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan untuk mengendalikan pabrik, operasi dan pinjaman – pinjaman perusahaan. Laba bersih yang diperoleh juga tergantung pada kebijakan pemerintah mengenai tingkat suku bunga dan pajak penghasilan yang akan mengurangi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun:7) angka Net Profit Margin (NPM) dapat dikatakan baik apabila > 5 %. 2.1.8 Saham Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham tersebut. Menurut Jogiyanto (2010:67) menyatakan bahwa: “ Saham merupakan suatu bentuk penjualan hak kepemilikan perusahaan kepada pihak lain”. Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) adalah sebagai berikut: “ Saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”. 22 Sedangkan menurut Mishkin and Eakins (2009:28) saham adalah: “ A security that is claim on the earnings and assets of a corporation. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan hak atas aktiva dan aset perusahaan. 2.1.8.1 Jenis-Jenis Saham Menurut Jogiyanto (2010:111) saham dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Saham Preferen Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Dibandingkan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggab mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa. 2. Saham Biasa Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak antara lain: a) Hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan. b) Hak menerima Pembagian Keuntungan yaitu hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. c) Hak Preemptif yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentase pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. 23 3. Saham Treasuri Merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. 2.1.9 Harga Saham Harga saham terbentuk dari proses awal permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan . penggunaan harga saham pada penelitian ini ialah harga saham yang terdapat pada laporan keuangan setelah penutupan harga di bursa efek. Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan sebagai berikut : “Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan asset”. Sedangkan menurut Rusdin (2008:66) yaitu: “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun”. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham terbentuk atas berbagai macam faktor. Salah satunya yaitu permintaan dan penawaran pasar atas saham tersebut. Selain itu juga ada faktor lain yaitu seperti pengaruh fundamental berupa laporan keuangan maupun pengaruh teknikal atau histori perusahaan bahkan pengaruh politik sekalipun. 2.1.9.1 Nilai Saham Nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda. Nilai saham terdiri dari: 24 1. Nilai nominal (par value) Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. 2. Nilai buku (book value) Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham (emiten) di likuidasi. 3. Nilai pasar (market price) Nilai pasar merupakan harga pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). 4. Nilai Intrinsik (fundamental) Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham perusahaan. 2.1.9.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Menurut Arifin (2007) pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Kondisi fundamental emiten Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividend yang dibagi, penjualan dan sebagainya. 25 2. Hukum permintaan dan penawaran Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal. 3. Tingkat suku bunga Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. 4. Valuta asing Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapkan hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun. 5. Dana asing di Bursa Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan 26 merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham. 6. Indeks harga saham Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa. 7. News dan Rumors Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham. 2.2 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan yang diukur berdasarkan harga saham perusahaan di pasar modal. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) terdapat tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan pengelolaan asset (asset management decision). Ketiga keputusan keuangan tersebut diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan, semakin tinggi 27 nilai perusahaan maka semakin tinggi juga harga saham perusahaan tersebut. Sehingga kewajiban terhadap pemegang saham akan terpenuhi dengan baik. Seiring dengan bertambahnya return saham perusahaan. Peningkatan harga dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan sebagai sumber informasi untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan. Menurut Haraphap (2009:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Untuk dapat menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan analisis laporan keuangan, untuk menganalisis laporan keuangan salah satunya dapat menggunakan rasio keuangan. Ada beberapa penggolongan dalam analisis rasio keuangan. Menurut Riyanto (2008:331) yaitu, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Menurut Syamsudin (2009:90), ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses atau tidaknya manajemen di dalam mengelola perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Maka digunakan rasio profitabilitas . Terdapat beberapa rasio yang termasuk dalam penggolongan rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah return on assets, return on equity, dan net profit margin Menurut Mardiyanto (2009:196) Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Return On Equity adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham Mardiyanto (2009:196). Net Profit Margin adalah Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Sutrisno (2009:222). Menurut Harjito (2012:25) salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti laporan laba perusahaan, dan kinerja keuangan perusahaan yang tergambar dalam rasio Return On Assets, Return On Equity dan Net Profit Margin. 28 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Statistik 1. Rancangan Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berupa hubungan yang ada antara variabel independen (variabel X) itu sendiri dan ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) secara langsung. Sedangkan untuk menguji hubungan variabel-variabel penelitian dapat menggunakan korelasi ganda (multiple correlation) dan untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan uji t untuk korelasi Pearson dan uji F untuk korelasi ganda. a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan dari variabelvariabel dependen yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 29 Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dimana hipotesis nol (H0) yaitu suatu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya di formulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (H1) merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut : H0 : β0 = β1 = β2 = β3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. b. Secara Parsial Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan diantara variabel penelitian secara parsial. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel X (variabel bebas) dan variabel Y (variabel terikat). Dimana H0 yaitu suatu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (H1) merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut : H01 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara Return on Assets terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20132014. 30 H11 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Assets terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. H02 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. H12 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. H03 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. H03 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin terhadap harga saham pada industri barang-barang konsumen (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. 31