BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Informasi
Menurut James A. O’Brien (2003, p7), sistem informasi diorganisir
dengan kombinasi dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan
komunikasi dan sumber data yang mengumpulkan, melakukan transformasi, dan
menyebarkan informasi dalam organisasi. Orang mengandalkan sistem informasi
untuk berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan berbagai macam
peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan informasi dan prosedur
(software), saluran komunikasi (networks), dan penempatan data (data
resources) semenjak permulaan peradaban.
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2001, p17), suatu sistem informasi
mengumpulkan, memproses, menempatkan, menganalisis dan menyebarkan
informasi untuk tujuan yang khusus. Sama seperti sistem yang lainnya, sistem
informasi meliputi masukan (data, instruksi) dan keluaran (laporan, perhitungan).
Sistem informasi memproses masukan dan menghasilkan keluaran yang dikirim
ke pengguna pada sistem yang lain.
Whitten, Bentley dan Dittman (2000, p8) menjelaskan sistem informasi
sebagai pengaturan dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi
informasi yang berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan operasi harian
dalam bisnis serta mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan manajemen
dan pengguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Laudon (2003, p7), sistem informasi adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan,
memproses, menempatkan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, dan kontrol dalam organisasi.
2.2
Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2001, p3), teknologi informasi
adalah komponen individual yang secara khas diatur dalam sistem informasi
yang berbasiskan komputer.
Menurut
Tessy
Badriyah
http://newserver.eepis-
its.edu/~tessy/simbab1.pdf, teknologi informasi adalah jawaban dari dunia
industri terhadap permintaan kebutuhan akan sarana pengolahan data dan
komunikasi yang cepat dan murah (menembus ruang dan waktu). Teknologi
informasi juga dapat dikatakan sebagai sebuah teknologi yang berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran informasi
tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu.
Teknologi
informasi
menurut
pendapat
Haag,
Cummings,
dan
McCubbrey (2004, p4) adalah alat berbasiskan komputer yang digunakan orang
untuk bekerja dengan informasi serta mendukung informasi dan kebutuhan
pemrosesan informasi dalam suatu organisasi.
2.3
Konsep Dasar Data Warehouse
Di bawah ini dijelaskan konsep dasar data warehouse seperti pengertian,
karakteristik dan lain-lain :
2.3.1
Pengertian Data
Menurut George Schell dan Raymond McLeod, Jr (2001, p12),
data terdiri dari fakta-fakta seperti bilangan, angka, dan jumlah bilangan
yang secara relatif tidak begitu berguna bagi pengguna. Sebagai contoh,
data adalah jumlah jam kerja dari setiap pekerja dalam perusahaan. Saat
data ini diproses, data ini dapat diubah menjadi informasi. Prosesnya
adalah jam kerja dari setiap pekerja ini dikalikan dengan tarif per jam dan
menghasilkan pendapatan kotor, kemudian pendapatan kotor dari setiap
pekerja ditambahkan dan menjadi daftar gaji total. Jumlah dari daftar gaji
ini adalah informasi bagi pemilik perusahaan.
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2001, p17), data adalah fakta
mentah atau deskripsi dasar tentang sesuatu, kejadian, kegiatan, dan
transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, namun
tidak terorganisir untuk menyampaikan arti khusus.
2.3.2
Pengertian Database
Database berdasarkan pendapat Connolly dan Begg (2002, pp1415) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan secara logikal
yang saling berbagi dan deskripsi data tersebut dibagi dan dirancang
untuk menemukan kebutuhan informasi sebuah organisasi. Database
adalah tempat penyimpanan data yang tunggal, besar dan dapat
digunakan pada saat bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna.
Proses integrasi semua data items dengan duplikasi yang paling minimum
merupakan cara yang lebih baik dibandingkan pemutusan hubungan filefile dengan data yang berulang. Database tidak hanya dimiliki oleh satu
departemen saja tetapi merupakan sumber terpadu yang dibagi. Database
tidak hanya menyimpan data operasional suatu organisasi tetapi juga
deskripsi data itu sendiri.
Menurut Elmasri dan Navathe (2000, p4), database adalah
kumpulan data yang saling berhubungan. Data berarti fakta yang
memiliki arti yang implisit dan diketahui serta disimpan. Database
memiliki kekayaan yang implisit sebagai berikut :
-
Database menyajikan beberapa aspek dari dunia nyata, yang
dinamakan miniworld.
-
Database secara logikal adalah kumpulan data yang terpadu dengan
arti yang tidak bisa dipisahkan.
-
Database dirancang, dibangun, dan dipopulasikan dengan data untuk
tujuan khusus.
2.3.3
Pengertian Data Warehouse
Menurut W.H. Inmon (2002, p31) data warehouse adalah jantung
dari lingkungan terarsitektur dan merupakan pondasi dari semua proses
DSS (Decision Support System). Data warehouse adalah kumpulan data
yang berorientasi subjek, terintegrasi, nonvolatile, dan time-variant untuk
mendukung pengambilan keputusan manajemen.
Berdasarkan Turban, Rainer dan Potter (2001, p155), data
warehouse adalah sebuah sistem pengelolaan database relasional atau
multidimensional
yang
dirancang
untuk
mendukung
manajemen
pengambilan keputusan. Data warehouse juga merupakan tempat
penyimpanan terpusat dari corporate data yang dibutuhkan terutama
untuk mendukung keputusan berorientasi internal, yang diekstrak dari
Transaction Processing Systems, corporate suppliers data, dan database
eksternal.
Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Data_warehouse
menyatakan bahwa data warehouse merupakan catatan yang terdiri dari
informasi baik operasional maupun transaksi yang lalu dari sebuah
perusahaan, yang ditempatkan dalam database yang dirancang untuk
mengistimewakan penganalisisan data yang efisien dan pelaporan
(terutama OLAP).
Menurut Haag, Cummings, dan McCubbrey (2004, p142), data
warehouse adalah kumpulan logikal informasi yang berasal dari database
operasional yang berbeda-beda yang digunakan untuk menciptakan
kecerdasan bisnis yang mendukung aktivitas analisis bisnis dan tugas
pengambilan keputusan.
Berikut ini tabel perbedaan antara data warehouse dengan data
operasional :
Tabel 2.1 Perbedaan data operasional dan data warehouse
2.4
Data Operasional
Data Warehouse / DSS Data
Beorientasi aplikasi
Berorientasi subyek
Sifatnya terperinci
Sifatnya diringkas
Akurat
Mewakili waktu tertentu
Dapat diperbarui
Tidak dapat diperbarui
Kebutuhan untuk proses adalah yang utama
Kebutuhan untuk proses tidak utama
Akses satu unit pada satu waktu
Akses serangkaian pada satu waktu
Berdasarkan transaksi
Berdasarkan analisis
Selalu tersedia
Tidak selalu tersedia
Dikelola secara keseluruhan
Dikelola per bagian
Tidak berulang
Berulang
Struktur statis
Struktur fleksibel
Mendukung operasi harian
Mendukung kebutuhan manajerial
Aspek Penting dalam Data Warehouse
Beberapa aspek penting dalam data warehouse adalah karakteristik dari
data warehouse itu sendiri dan granularity.
2.4.1
Karakteristik Data Warehouse
Berdasarkan W.H. Inmon (2002, pp31-35), karakteristik data
warehouse terbagi menjadi empat bagian antara lain :
a. Subject Oriented
b. Integrated
c. Nonvolatile
d. Time Variant
2.4.1.1
Subject Oriented
Subject oriented artinya data diorganisir berdasarkan topik
bisnis bukan oleh nomor pelanggan, atau nomor lainnya.
Orientasi subyek dalam data warehouse ditunjukkan pada
Gambar 2.1 di bawah ini. Sistem operasi klasik terorganisir
seputar aplikasi dari perusahaan. Untuk perusahaan asuransi,
aplikasinya adalah auto, health, life, dan casualty. Area subyek
utama dari perusahaan asuransi adalah customer, policy,
premium, dan claim.
subject orientation
operational
data warehouse
auto
customer
life
policy
health
premium
casualty
claim
applications
subjects
Gambar 2.1 Data yang berorientasi subyek
2.4.1.2
Integrated
Integrated artinya data disimpan sebagai unit tunggal,
bukan sebagai kumpulan file-file yang mungkin mempunyai
struktur atau pengaturan yang berbeda. Dari semua aspek dalam
data warehouse integrasi adalah aspek yang paling penting.
Data dalam data warehouse diambil dari sumber beragam yang
terpisah. Saat data tersebut diambil, data diubah, diformat ulang,
diringkas, dirangkai ulang dan seterusnya. Hasilnya, ketika telah
terletak dalam data warehouse, data memiliki gambaran fisik
terpadu yang tunggal. Gambar 2.2 di bawah mengilustrasikan
integrasi yang terjadi saat data dari lingkungan operasional yang
berorientasi aplikasi melewati data warehouse.
integration
operational
data warehouse
encoding
appl A m,f
m,f
appl B 1,0
appl C x,y
attribute measurement
appl A pipeline-cm
pipeline-cm
appl B pipeline-inches
appl C pipeline-mcf
Gambar 2.2 Masalah mengenai integrasi
2.4.1.3
Nonvolatile
Nonvolatile artinya data tidak terus-menerus berubah, data
baru dapat ditambahkan berdasarkan jadwal tetapi data lama
tidak dibuang. Sebagaimana mestinya, data dalam lingkungan
operasional diperbaharui tetapi data dalam data warehouse
menunjukkan serangkaian karakteristik yang berbeda. Data
dalam data warehouse biasanya diisi dan diakses tetapi tidak
diperbaharui. Sebaliknya, data akan dimuat dalam snapshot
static format saat data dalam data warehouse dimuat. Saat
perubahan berikutnya terjadi, snapshot record yang baru ditulis.
Dengan begitu, sejarah data disimpan dalam data warehouse.
nonvolatility
operational
insert
data warehouse
change
access
delete
load
record-by-record manipulation
mass load/access
of data
of data
Gambar 2.3 Masalah mengenai nonvolatility
2.4.1.4
Time Variant
Karakteristik terakhir yang menonjol dari data warehouse
adalah variasi waktu. Time variant artinya dimensi waktu secara
eksplisit termasuk dalam data sehingga kecenderungan dan
perubahan seiring waktu dapat dipelajari. Perbedaan waktu
menunjukkan bahwa setiap unit data dalam data warehouse
akurat satu kali dalam satu waktu. Dalam beberapa kasus,
sebuah record diberi keterangan waktu. Dalam kasus lainnya,
sebuah record memiliki tanggal transaksi. Tetapi pada setiap
kasus, terdapat beberapa bentuk penandaan waktu untuk
menunjukkan waktu pada saat record tertentu akurat. Gambar
2.4 mengilustrasikan bagaimana variasi waktu dari data dalam
data warehouse dapat ditampilkan dalam beberapa cara.
time variancy
operational
data warehouse
▪ batas waktu – 60 -90 hari
▪ batas waktu – 5-10 tahun
▪ records ter-update
▪ sophisticated snapshots of
data
▪ struktur kunci bisa/tidak
mengandung elemen waktu
▪ struktur kunci mengandung
elemen waktu
Gambar 2.4 Masalah mengenai time variancy
2.4.2
Granularity
Menurut W.H. Inmon (2002, pp43-44), aspek tunggal yang paling
penting dalam merancang data warehouse adalah permasalahan
granularity. Granularity menunjukkan tingkatan rincian atau ringkasan
dari unit data dalam data warehouse. Semakin rinci datanya maka
semakin rendah tingkat granularity-nya dan sebaliknya. Sebagai contoh,
transaksi sederhana memiliki tingkat granularity yang rendah sedangkan
ringkasan dari semua transaksi dalam satu bulan memiliki tingkat
granularity yang tinggi. Gambar 2.5 di bawah mengilustrasikan
permasalahan granularity.
granularity the level of detail
high level of detail-
low level of detail-
low level of granularity
high level of granularity
Contoh :
Contoh :
rincian dari setiap panggilan yang
ringkasan dari panggilan
dilakukan pelanggan per bulan
telepon yang dilakukan
pelanggan per bulan
Gambar 2.5 Granularity
2.5
Struktur Data Warehouse
Struktur data warehouse berdasarkan pendapat W.H. Inmon (2002, pp3536) meliputi older level of detail (biasanya on alternate, bulk storage), current
level of detail, lightly summarized data (tingkat data mart), dan highly
summarized data. Data mengalir dari lingkungan operasional ke data warehouse.
Biasanya transformasi data yang signifikan terjadi pada perjalanan dari tingkat
operasional ke tingkat data warehouse.
Saat data telah tersimpan lama, data melewati current detail ke older
detail. Selama data diringkas, data melewati current detail ke lightly summarized
data, kemudian dari lightly summarized data ke highly summarized data.
Gambar 2.6 di bawah ini menunjukkan struktur data warehouse yang
mempunyai tingkatan rincian yang berbeda dalam data warehouse.
monthly sales
by product line
1981-1992
highly
summarized
lightly
summarized
(data mart)
m
e
t
a
d
a
t
a
weekly sales by
subproduct line
1984-1992
current
detail
operational
transformation
sales detail
1990-1991
old
detail
sales detail
1984-1989
Gambar 2.6 Struktur dari data warehouse
2.5.1
Current Detail Data
Current detail data adalah data yang dapat diperbarui pada suatu
waktu tertentu sehingga keakuratan datanya sah. Contohnya rincian
penjualan dari tahun 1990-1991.
2.5.2
Older Detail Data
Saat data sudah berumur lama maka data akan berpindah dari
current detail data ke older detail data. Older detail data biasanya
menggunakan media penyimpanan alternatif
atau disebut juga bulk
storage. Contohnya rincian penjulan dari tahun 1984-1989.
2.5.3
Lightly Summarized Data
Lightly summarized data adalah data rinci yang telah diringkas
tetapi data ini belum dapat menjadi dasar pengambilan keputusan
manajerial sebab sifatnya belum sepenuhnya ringkasan akhir. Contohnya
laporan penjualan per minggu berdasarkan subproduk dari tahun 19841992. Kapasitas dari lightly summarized data lebih sedikit daripada data
rinci yang ada karena adanya perbedaan level detail yang dapat diakses.
2.5.4
Highly Summarized Data
Highly summarized data adalah data yang diringkas dari lightly
summarized data yang sifatnya sudah merupakan ringkasan secara
keseluruhan. Data ini memiliki tingkat granularity yang tinggi dalam
data warehouse yang dapat membantu DSS analyst/end user untuk
mendefinisikan dan menemukan informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan perusahaan. Contohnya laporan penjualan per
bulan berdasarkan produk dari tahun 1981-1992.
2.5.5
Metadata
Menurut W.H. Inmon (2002, p113), komponen yang paling
penting dalam data warehouse adalah metadata atau data tentang data,
telah menjadi bagian dari lingkungan pergaulan proses informasi sejak
adanya program dan data. Akan tetapi, metadata dalam dunia data
warehouse membawa kepada tingkat kepentingan yang baru yaitu
memberikan kegunaan yang paling efektif dari data warehouse. Metadata
mengijinkan pengguna / DSS analyst untuk melakukan navigasi melalui
berbagai kemungkinan.
Metadata bertindak sebagai indeks dari isi data warehouse.
Metadata dikatakan berada di atas data warehouse dan menjaga jejak dari
apa yang ada dalam data warehouse. Biasanya, jejak penyimpanan item
metadata adalah sebagai berikut :
-
Struktur data yang diketahui programmer.
-
Struktur data yang diketahui DSS analyst.
-
Sumber data yang menyuplai data warehouse.
-
Transformasi data ketika data masuk ke dalam data warehouse.
-
Model data.
-
Hubungan antara model data dan data warehouse.
-
Sejarah dari ekstrak.
Metadata digunakan untuk tujuan yang beragam termasuk berikut
ini, (Connolly, 2002, p1055) :
•
Proses loading dan extraction – metadata digunakan untuk
memetakan sumber data ke dalam gambaran yang umum dari data
dalam data warehouse.
•
Proses pengelolaan warehouse – metadata digunakan untuk
mengotomatisasi produksi tabel ringkasan.
•
Bagian dari proses pengelolaan query – metadata digunakan untuk
mengarahkan query pada sumber data yang paling tepat.
2.6
Anatomi Data Warehouse
Data warehouse terdiri atas tiga jenis dasar sistem, yaitu :
2.6.1
Data Warehouse Fungsional
Data warehouse fungsional dibangun berdasarkan kebutuhan
informasi dari tiap bagian fungsi bisnis perusahaan. Data warehouse
fungsional merupakan pendekatan yang digunakan untuk membangun
suatu sistem data warehouse dengan biaya investasi yang rendah.
Source
Functional Data
Warehouse
Workstation
Source
Source
Functional Data
Warehouse
Workstation
Gambar 2.7 Bentuk data warehouse fungsional
2.6.2
Data Warehouse Terpusat
Data warehouse terpusat dibangun dari data operasional yang
dikumpulkan dalam pusat penyimpanan data yang digunakan oleh
pengguna untuk membangun data warehouse fungsional masing-masing.
Berdasarkan W.H. Inmon (2002, p201), kebanyakan organisasi
membangun dan memelihara lingkungan data warehouse terpusat yang
tunggal. Pengaturan ini masuk akal karena alasan sebagai berikut :
-
Data dalam warehouse terintegrasi antar perusahaan dan gambaran
terintegrasi digunakan hanya pada kantor pusat.
-
Perusahaan beroperasi pada model bisnis terpusat.
-
Volume dari data dalam data warehouse seperti tempat penyimpanan
tunggal yang terpusat.
-
Sekalipun data dapat terintegrasi dan diedarkan antar area lokal yang
beragam, data tersebut akan tidak praktis untuk diakses.
Source
Source
Functional Data
Warehouse
Centralized
Data
Warehouse
Workstation
Functional Data
Warehouse
Source
Workstation
Gambar 2.8 Bentuk data warehouse terpusat
2.6.3
Data Warehouse Terdistribusi
Perusahaan yang memiliki cabang tersebar di seluruh dunia
membutuhkan informasi yang mencakup tidak hanya wilayah lokal saja
tetapi juga wilayah global. Global data warehouse membutuhkan
informasi terpadu dari data warehouse terpusat tempat informasi
dikumpulkan. Di samping itu, ada kebutuhan yang lain untuk data
warehouse yang terpisah di setiap cabang perusahaan. Dalam kasus ini,
data warehouse terdistribusi dibutuhkan. (Inmon, 2002, p202)
Tiga tipe dari data warehouse terdistribusi :
-
Data warehose yang terdistribusi secara geografi terdiri dari data
warehouse lokal dan data warehouse global.
-
Data warehouse yang terdistribusi dalam banyak prosesor, secara
logis ada satu data warehouse tetapi secara fisiknya ada banyak data
warehouse yang saling berhubungan.
-
Data
warehouse
yang
tumbuh
dalam
sumber
yang
tidak
terkoordinasi.
site B
site A
local
operational
processing
local
operational
processing
abcde
local data
warehouse
local
local
operational
processing
data warehouse
local
data warehouse
site C
local
operational
processing
local
global
data warehouse
data warehouse
Gambar 2.9 Bentuk data warehouse terdistribusi
2.7
Kegunaan Data Warehouse
Kegunaan data warehouse dalam suatu organisasi antara lain (Greenfield,
2005, http://www.dwinfocenter.org ) :
ƒ
Untuk menampilkan tugas dari server yang terasosiasi dengan querying dan
reporting pada server atau disk yang tidak digunakan oleh Transaction
Processing Systems.
ƒ
Untuk menggunakan model data atau teknologi server yang mempercepat
querying dan reporting serta apa yang tidak tepat untuk pemrosesan
transaksi.
ƒ
Untuk menyediakan suatu lingkungan yang relatifnya sejumlah kecil
pengetahuan aspek teknikal dari teknologi database dibutuhkan untuk
penulisan dan pemeliharaan queries dan reports atau menyediakan arti untuk
mempercepat penulisan dan pemeliharaan queries dan reports oleh personil
teknikal.
ƒ
Untuk menyediakan tempat penyimpanan data Transaction Processing
Systems yang telah dibersihkan dan tidak membutuhkan perbaikan sistem
pemrosesan transaksi.
ƒ
Untuk mempermudah pada basis yang regular, untuk query dan report data
dari multiple Transaction Processing Systems atau dari sumber data eksternal
atau dari data yang harus ditempatkan untuk tujuan query atau report.
ƒ
Untuk menyediakan tempat penyimpanan data Transaction Processing
Systems yang mengandung data dari jangka waktu yang lebih lama yang
secara efisien berpegang dalam Transaction Processing Systems atau dapat
menghasilkan laporan pada masa sebelumnya.
ƒ
Untuk mencegah pengguna yang hanya memiliki kepentingan querying dan
reporting data Transaction Processing Systems yang tidak memiliki akses ke
database Transaction Processing Systems dan logika yang digunakan untuk
memelihara database tersebut.
Kegunaan data warehouse menurut Connolly (2002, p1048) adalah :
ƒ
Pengembalian dari investasi yang berpotensial tinggi
Penelitian yang dilakukan oleh International Data Corporation (IDC) dalam
1996 melaporkan bahwa rata-rata 3 tahun Return On Invesment (ROI) dalam
data warehouse mencapai 401%, dengan lebih dari 90% perusahaan yang
disurvei mencapai lebih dari 40% ROI, setengah dari perusahaan mencapai
lebih dari 160% ROI, dan seperempat lagi lebih dari 600% ROI.
ƒ
Memberikan keuntungan yang kompetitif
Keuntungan yang kompetitif didapat dengan memperbolehkan pengambil
keputusan mengakses data yang dapat menyatakan informasi yang
sebelumnya tidak tersedia, tidak diketahui, dan tidak dipilih contohnya
pelanggan, trend dan permintaan.
ƒ
Meningkatkan produktivitas pembuat keputusan yang terpadu
Data warehouse meningkatkan produktivitas dari pengambil keputusan
terpadu dengan menciptakan suatu database yang terintegrasi dari data yang
konsisten, berorientasi subjek dan historical. Ini mengintegrasikan data dari
sistem yang bertentangan ke dalam format yang menyediakan satu gambaran
organisasi yang konsisten. Dengan mengubah data menjadi informasi yang
berguna,
data
warehouse
memperbolehkan
manajer
bisnis
untuk
menampilkan analisis yang lebih akurat, konsisten, dan nyata.
2.8
Arsitektur Data Warehouse
Menurut Mallach (2000, pp473-474), elemen utama dari data warehouse
dan entiti eksternal utama yang berinteraksi dengan data warehouse, antara lain :
¾ Transaksi atau database operasional lain dari mana data warehouse
terpopulasi. Ekstenal data juga dimasukkan ke dalam data warehouse. Titik
kunci yang perlu diingat di sini adalah data transaksi menyuplai data
warehouse. Data warehouse mendapatkan duplikat data transaksi, bukan
menempatkan data transaksi secara langsung.
¾ Proses untuk mengekstrak data dari database ini dan membawanya ke dalam
data warehouse. Proses ini harus sering mengubah data ke dalam struktur
database dan format internal dari data warehouse.
¾ Proses untuk membersihkan dan memastikan data dalam kualitas yang cukup
untuk tujuan pengambilan keputusan yang akan digunakan.
¾ Proses untuk memuat data yang telah dibersihkan ke dalam database
data
warehouse. Empat proses dari extraction sampai loading sering mengacu
secara kolektif sebagai data staging.
¾ Proses untuk menciptakan ringkasan data yang diinginkan : averages,
precalculated total dan sejenisnya, yang diharapkan diminta sesering
mungkin. Hal ini ditempatkan dalam data warehouse seiring dengan data
yang diimpor dari sumber eksternal dan internal.
¾ Metadata, data tentang data memiliki pusat tempat penyimpanan informasi
yang sangat berguna untuk memberi tahu pengguna tentang apa yang ada
dalam data warehouse, dari mana datangnya, siapa yang bertanggung jawab
dalamnya, dan banyak lagi. Metadata juga dapat memberi tahu query tool
yang ada dalam data warehouse, ke mana untuk mencarinya, siapa yang
berwenang mengaksesnya, dan ringkasan apa yang telah diperhitungkan
sebelumnya.
¾ Database data warehouse itu sendiri. Database ini mengandung ringkasan
dan rincian data dari data warehouse. Beberapa orang menganggap metadata
adalah bagian dari database juga. Yang lain menganggap metadata berada di
luar database. Penulis akan menempatkan metadata di luar database namun
hal itu adalah pilihan dari pertanyaan, bukan benar atau salah. Di lain pihak,
metadata adalah bagian data warehouse karena data warehouse tidak
digunakan untuk proses transaksi individual sehingga database-nya tidak
perlu diorganisir untuk akses transaksi dan pola pencarian (satu record pada
satu waktu, menggunakan salah satu dari beberapa kunci). Sebaliknya, hal itu
dapat dioptimalisasi untuk pola akses yang sangat berbeda yang digunakan
untuk analisis.
¾ Query tools biasanya meliputi end-user interface untuk menyingkapi
pertanyaan pada database, dalam prosesnya query tools dinamakan on-line
analytical processing (OLAP). Query tools juga meliputi automated tools
untuk pembongkaran pola dalam data, sering disebut sebagai data mining.
Data warehouse yang harus memiliki paling tidak satu dari dua tipe ini dan
bisa memiliki keduanya.
¾ User atau pemakai untuk siapa data warehouse ada dan apabila tanpa siapa
akan menjadi tidak berguna.
Gambar di bawah ini menunjukkan keseluruhan dari diagram arsitektural
dari sistem data warehouse :
Create
Queries
Metadata
Extract
Database
Clean
Data mining
Transform
Load
Users
Transactional
Data
and other
staging
Summarize
external data sources
The Data Warehouse
Gambar 2.10 Arsitektur data warehouse
2.9
Perancangan Data Warehouse dengan Skema Bintang
Skema bintang (Connolly, 2002, p1079) adalah struktur logikal yang
memiliki tabel fakta yang mengandung data faktual pada pusatnya dan dikelilingi
oleh
tabel
dimensi
yang
mengandung
data
referensi
(yang
dapat
didenormalisasi).
Skema bintang merupakan tabel fakta yang terdapat di tengah, yang
terhubung pada serangkaian tabel dimensi. Skema bintang mengeksploitasi
karakteristik dari data faktual seperti fakta yang dihasilkan oleh kejadian pada
masa lampau, dan tak mungkin untuk berubah, tanpa mempedulikan bagaimana
mereka dianalisis.
2.9.1
Keuntungan Menggunakan Skema Bintang
Berikut ini adalah keuntungan menggunakan skema bintang
dalam lingkungan data warehouse (Connolly, 2002, pp1081-1082):
™ Efisiensi
Konsistensi struktur database pokok memperbolehkan akses yang
lebih efisien ke data oleh alat yang beragam termasuk report writers
dan query tools.
™ Kemampuan untuk menangani kebutuhan yang selalu berubah
Skema bintang dapat mengadaptasi terhadap perubahan dalam
kebutuhan pengguna, sebagaimana semua dimensi ekuivalen dalam
hal penyediaan akses ke tabel fakta. Hal ini berarti rancangan dapat
lebih baik mendukung ad hoc user queries.
™ Pemrosesan query yang dapat diprediksi
Aplikasi drill down data warehouse akan secara sederhana
menambah atribut dimensi yang lebih banyak dari dalam skema
bintang tunggal. Drill across application akan menghubungkan tabel
fakta yang terpisah melalui dimensi yang terbagi. Walaupun
keseluruhan rangkaian skema bintang dalam
model dimensional
perusahaan kompleks, pemrosesan query dapat diprediksi karena pada
tingkat terendah, setiap tabel fakta harus di-query secara mandiri.
™ Dapat mempersempit lingkup data untuk pemrosesan Decision
Support Systems sehingga lebih sederhana dalam mengakses dan
menganalisisnya.
Menurut Poe (1996, p121) keuntungan menggunakan skema
bintang adalah :
™ Membentuk rancangan database yang menyediakan response time
yang cepat.
™ Menyederhanakan pemahaman dan navigasi dari metadata untuk
pengembang dan pengguna.
™ Memperluas pilihan dari alat untuk mengakses front-end data.
2.9.2
Perancangan Skema Bintang
Skema bintang terdiri dari dua macam tabel antara lain :
¾ Tabel Fakta
Berdasarkan Connolly dan Begg (2002, p1079), setiap model
dimensional (Dimensional Model) disusun dalam satu tabel dengan
campuran primary key dan dinamakan tabel fakta. Sebagaimana
bagian besar data dalam data warehouse disajikan sebagai fakta, tabel
fakta dapat berhubungan erat dengan tabel dimensi. Dengan
demikian, sangat penting untuk memperlakukan tabel fakta sebagai
data referensi read-only yang tidak akan berubah seiring waktu. Tabel
fakta mengandung satu atau lebih ukuran yang dinyatakan dengan
angka atau fakta yang terdapat pada setiap record.
Fakta yang paling berguna dalam tabel fakta adalah numerik karena
aplikasi data warehouse tidak mengakses record tunggal. Sebaliknya,
data warehouse mengakses ratusan, ribuan, bahkan jutaan record
pada satu waktu dan hal yang paling penting dilakukan pada record
yang begitu banyak adalah mengagregasikan mereka.
¾ Tabel Dimensi
Serangkaian tabel yang lebih kecil dinamakan tabel dimensi. Tabel
dimensi umumnya terdiri dari deksripsi informasi tekstual. Atribut
dimensi digunakan sebagai pembatas dalam queries data warehouse.
2.9.3
Skema Bintang Sederhana
Menurut Poe (1996, p124) dalam skema bintang sederhana
primary key dari tabel fakta disusun dari satu atau lebih foreign key.
Foreign key adalah kolom dari suatu tabel yang nilainya merupakan
primary key dari tabel lainnya.
Gambar di bawah ini menggambarkan hubungan antara tabel
fakta dan dimensi dalam skema bintang sederhana.
Tabel Dim 1
Kunci 1
atribut
atribut
………
atribut
Tabel Fakta
Tabel Dim 2
Kunci 2
atribut
atribut
………
atribut
Kunci 1
Kunci 2
Kunci 3
kolom data
kolom data
………
kolom data
Tabel Dim 3
Kunci 3
atribut
atribut
………
atribut
Gambar 2.11 Skema Bintang Sederhana
2.9.4
Skema Bintang dengan Banyak Tabel Fakta
Konsep skema bintang dengan banyak tabel fakta sama dengan
skema bintang sederhana. Perbedaannya adalah skema bintang dengan
banyak tabel fakta memiliki lebih dari satu tabel fakta yang saling
berhubungan dengan tabel dimensi yang sama. Berikut ini adalah gambar
skema bintang dengan banyak tabel fakta :
Tabel Dim 1
Tabel Fakta 1
Kunci 1
Tabel Dim 2
Kunci 1
atribut
atribut
………
atribut
Kunci 2
Kunci 2
atribut
atribut
………
atribut
Kunci 3
kolom data
kolom data
………
kolom data
Tabel Dim 3
Kunci 3
atribut
atribut
………
atribut
Tabel Fakta 2
Kunci 1
Kunci 2
Kunci 3
kolom data
kolom data
………
kolom data
Gambar 2.12 Skema Bintang dengan banyak Tabel Fakta
2.9.5
Skema Bintang Majemuk
Menurut Poe (1996, pp129-130), primary key pada tabel fakta
dalam skema bintang tunggal atau sederhana dibentuk dengan
menggabungkan kolom foreign key. Dalam beberapa aplikasi, foreign
key yang digabungkan kemungkinan tidak memiliki identifier yang unik
untuk setiap barisnya pada tabel fakta. Aplikasi seperti ini membutuhkan
skema bintang majemuk.
Dalam skema bintang majemuk, tabel faktanya memiliki
sekumpulan foreign key yang mengacu pada tabel dimensi dan primary
key. Primary key ini terdiri dari satu atau lebih kolom yang menyediakan
identifier yang unik untuk setiap barisnya. Dalam skema bintang
majemuk, primary key dan foreign key tidaklah identik. Inilah yang
membedakan skema bintang majemuk dengan skema bintang sederhana.
Skema bintang majemuk dapat digambarkan seperti di bawah ini :
Tabel Dim 1
Tabel Fakta
Kunci 1
Fkey 1
atribut
atribut
………
atribut
Kunci 2
Fkey 2
Tabel Dim 3
atribut
atribut
………
atribut
Fkey 3
Kunci 3
Kunci 1
atribut
atribut
………
atribut
Tabel Dim 2
Kunci 2
kolom data
kolom data
………
kolom data
Gambar 2.13 Skema Bintang majemuk
2.9.6
Skema Snowflake
Skema snowflake adalah variasi dari skema bintang yang tabel
dimensinya tidak mengandung data denormalisasi. Skema snowflake
mengijinkan dimensi memiliki dimensi. (Connolly, 2002, p1080)
Skema snowflake merupakan perbaikan skema bintang yang
beberapa hirarki dimensionalnya dinormalisasi menjadi serangkaian tabel
dimensi yang lebih kecil. Berikut adalah gambar skema snowflake.
Tabel Dim 1
Tabel Dim 2
Kunci 1
Atribut 4
Tabel atribut 5
Atribut 5
Atribut 5
Atribut 6
Tabel atribut 6
Tabel Fakta
Kunci 1
Kunci 2
Kunci 2
Atribut 7
Kunci 3
Kunci 6
kolom data
kolom data
………
kolom data
Atribut 8
Atribut 6
Tabel Dim 6
Tabel Dim 4
Kunci 4
Atribut
Tabel Dim 3
Kunci 3
Atribut 1
Kunci 6
Tabel atribut 8
Atribut 2
Atribut
Atribut 8
Atribut 3
Tabel Dim 5
Kunci 4
Kunci 5
Kunci 5
Atribut
Gambar 2.14 Skema Snowflake
2.9.7
Agregasi
Agregasi (Mallach, 2000, pp514-515) adalah jenis yang penting
dari summarization. Agregasi adalah serangkaian dari elemen bersamaan
dengan beberapa dimensi dari database. Toko dapat diagregasi dalam
tempat, hari dapat diagregasi dalam minggu, bulan diagregasi dalam tiga
bulan, dan produk dapat diagregasi dalam kategori.
Menurut Poe (1996, p136), agregasi adalah proses akumulasi data
fakta sepanjang atribut yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam
konteks perancangan database harus diputuskan mengenai penciptaan
agregasi selama proses transformasi data dan pemuatan data yang telah
dihitung ke dalam data warehouse. Faktor-faktor yang mendorong
pembuatan agregasi :
2.9.8
-
Meningkatkan kinerja query dari end-user.
-
Mengurangi jumlah total dari siklus CPU yang digunakan.
Denormalisasi
Menurut Wikipedia, denormalisasi adalah proses kebalikan dari
normalisasi, yang digunakan untuk mengoptimalisasikan penampilan
database dengan menambahkan data berulang. Terkadang relasi tabel
yang sudah dinormalisasikan akan memperlambat proses query database.
Dan
salah
satu
solusinya
adalah
denormalisasi.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Denormalization.)
Berdasarkan pendapat Connolly dan Begg (2002, p1080),
denormalisasi adalah tepat pada saat terdapat sejumlah entiti yang
terhubung dengan tabel dimensi yang sering kali diakses dan menghindari
penggabungan yang berlebih dengan tabel tambahan yang sering diakses.
Denormalisasi tidak tepat pada saat data tambahan tidak sering diakses,
hal ini disebabkan
kelebihan dari pengamatan tabel dimensi yang
diperluas tidak seimbang dalam tampilan query.
2.10
SWOT
Menurut Strickland dan Thompson (2001, pp117-127), analisis SWOT
adalah proses untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan,
kesempatan eksternal serta ancaman. Analisis SWOT juga menyediakan suatu
gambaran apakah posisi bisnis perusahaan dalam keadaan baik atau tidak.
Analisis SWOT didasari oleh prinsip dasar bahwa usaha dalam membuat
strategi harus bertujuan menghasilkan kesesuaian antara kemampuan sumber
perusahaan dan situasi eksternalnya.
ƒ
Strength adalah sesuatu yang dijalani perusahaan dengan baik atau
karakteristik yang menyediakan daya saing yang tinggi.
ƒ
Weakness adalah sesuatu yang kurang dari perusahaan atau kondisi yang
menempatkan kerugiannya.
ƒ
Opportunity adalah faktor penting untuk menentukan strategi perusahaan.
Manajer tidak dapat secara benar menyesuaikan strategi terhadap situasi
perusahaan tanpa melakukan identifikasi terhadap setiap kesempatan
perusahaan dan menilai pertumbuhan serta keuntungan potensial.
ƒ
Threats adalah faktor tertentu dalam lingkungan eksternal perusahaan yang
mengancam keuntungan dan daya kompetitif.
2.11
Critical Success Factor
Menurut McLeod dan Schell (2001, p109), Critical Success Factor
adalah salah satu aktivitas dari perusahaan yang memiliki pengaruh kuat
terhadap kemampuan perusahaan dalam menemukan objektif atau tujuannya.
Critical Success Factor menurut Laudon (2003, p384) adalah sejumlah
kecil tujuan operasional yang dapat diidentifikasikan dan dibentuk oleh industri,
perusahaan, manajer, dan lingkungan yang lebih tersebar dan dipercaya untuk
memastikan kesuksesan perusahaan.
2.12
Perdagangan Berjangka
Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan
perdagangan berjangka :
2.12.1 Definisi Perdagangan Berjangka
Perdagangan berjangka (futures trading) adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian
berdasarkan kontrak berjangka. Perdagangan berjangka merupakan salah
satu bentuk perdagangan derivatif. Derivatif adalah kontrak finansial
antara dua atau lebih pihak yang nilainya di masa datang ditentukan dari
nilai komoditi atau asetnya.
Perdagangan berjangka berlangsung hanya di pasar-pasar yang
terorganisasi atau dikenal sebagai Bursa Berjangka. Bursa Berjangka
memperdagangkan
kontrak
berjangka
untuk
berbagai
komoditi
(pertanian, perkebunan, pertambangan, atau produk-produk finansial
seperti mata uang), bahkan indeks seperti indeks saham. Tempat tertentu
yang memperdagangkan kontrak berjangka disebut pasar berjangka.
Dengan demikian, di Bursa terdapat banyak pasar berjangka sesuai
dengan banyaknya komoditi yang diperdagangkan. Sebagai pasar yang
terorganisasi, transaksi di Bursa hanya dilakukan anggota Bursa yang
terdiri dari pialang berjangka dan pedagang berjangka. Para pengguna
Bursa yang bukan anggota Bursa tetapi ingin memanfaatkan Bursa untuk
tujuan lindung nilai (hedging) atau investasi (spekulasi) harus
menyalurkan keinginannya tersebut melalui anggota Bursa yang berstatus
pialang berjangka.
Meskipun penyerahan komoditi secara fisik dapat terjadi sebagai
wujud pemenuhan kontrak yang jatuh tempo, sebagian besar kontrak
berjangka diakhiri dengan cara offset sebelum kontrak jatuh waktu. Offset
adalah melakukan transaksi (beli / jual) kontrak berjangka yang sama
dalam jumlah dan bulan penyerahan yang sama pula tetapi berlawanan
dengan posisi terbuka kontrak berjangka yang dimiliki sebelumnya
(kontrak jual atau kontrak beli).
2.12.2 Fungsi dan Manfaat Ekonomi Perdagangan Berjangka
Ada dua fungsi utama perdagangan berjangka, yaitu sebagai
sarana pengelolaan resiko (risk management) melalui kegiatan lindung
nilai dan sebagai sarana pembentukan harga.
¾ Lindung nilai (hedging)
Lindung nilai adalah suatu mekanisme proteksi terhadap resiko harga.
Dapat dikatakan bahwa aktivitas lindung nilai merupakan alat
manajemen resiko. Di dalam praktek lindung nilai itu terkandung
substitusi sementara transaksi tunai (cash transactions) dengan
transaksi pasar di masa yang akan datang. Mekanisme lindung nilai
terdiri dari transaksi yang berlawanan antara posisi di pasar fisik dan
posisi di pasar berjangka untuk melindungi pihak yang melakukan
lindung nilai dari pengaruh pergerakan harga fisik yang tidak sesuai
dengan perkiraan atau perhitungan sebelumnya.
Jenis lindung nilai ada dua yaitu lindung nilai jual (selling hedge) dan
lindung nilai beli (buying hedge). Lindung nilai jual adalah
mengambil posisi jual di pasar berjangka dengan tujuan untuk
melindungi diri dari kemungkinan penurunan harga komoditi yang
akan dihasilkan atau dimilikinya, contohnya hasil panen. Lindung
nilai beli adalah mengambil posisi beli di pasar berjangka untuk
melindungi naiknya harga komoditi yang dibeli di pasar fisik.
Gambaran lindung nilai jual oleh produsen dengan kemungkinan
harga turun setelah melakukan selling hedging :
Tabel 2.2 Contoh selling hedging
Pasar Fisik
Pasar Berjangka
10 Maret 2002
10 Maret 2002
Memiliki 24 ton biji cokelat
Menjual 24 ton kontrak biji
Dengan harga obyektif
cokelat
Rp 2.000,-/kg
September
untuk
penyerahan
Pada harga Rp 2.020,-/kg
2 September 2002
2 September 2002
Menjual 24 ton biji cokelat
Membeli 24 ton kontrak biji
Pada harga Rp 1.920,-/kg
cokelat
untuk
penyerahan
Sepetember
Pada harga Rp 1.940,-/kg
Rugi : Rp 80,-/kg
Untung : Rp 80,-/kg
Total untung / rugi = 0
Gambaran lindung nilai beli oleh konsumen dengan kemungkinan
harga naik setelah melakukan buying hedging :
Tabel 2.3 Contoh buying hedging
Pasar Fisik
Pasar Berjangka
11 Maret 2002
11 Maret 2002
Menjual 125 ton biji cokelat
Membeli 125 ton kontrak biji
Pada harga Rp 1.980,-/kg
cokelat untuk penyerahan Juli
(untuk penyerahan 4 bulan 2002
mendatang)
Pada harga Rp 2.000,-/kg
5 Juli 2002
5 Juli 2002
Membeli 125 ton biji cokelat
Menjual 125 ton kontrak biji
Pada harga Rp 1.990,-/kg
cokelat untuk penyerahan Juli
2002
Pada harga Rp 2.010.,-/kg
Rugi : Rp 10,-/kg
Untung : Rp 10,-/kg
Total untung / rugi = 0
¾ Sarana pembentukan harga (price discovery)
Pada dasarnya, perdagangan berjangka merupakan salah satu
alternatif penemuan atau pembentukan harga. Adapun istilah
penemuan atau pembentukan harga dipakai untuk menjelaskan proses
ketika pembeli dan penjual sepakat pada harga tertentu dan syarat
jual-beli (terms of trade) yang tertentu pula.
Selain dari dua fungsi di atas, perdagangan berjangka dapat
dimanfaatkan juga sebagai alternatif investasi, Kelompok yang
memanfaatkan Bursa untuk tujuan investasi adalah kelompok yang
dikenal sebagai investor atau spekulator. Mereka memanfaatkan adanya
perubahan harga untuk mencari keuntungan, yaitu membeli kontrak
berjangka pada saat harga rendah dan menjualnya kembali pada saat
harga tinggi karena yakin bahwa harganya akan turun. Pada saat itu, ia
akan membeli kembali kontraknya.
Di samping memiliki fungsi seperti yang disebutkan sebelumnya,
perdagangan berjangka memberi beberapa manfaat ekonomi lain bagi
pelaku usaha, petani, masyarakat luas, bahkan negara. Beberapa di
antaranya adalah :
¾ Penyediaan lapangan pekerjaan baru
Kehadiran perdagangan berjangka menyediakan lapangan pekerjaan
baru bagi masyarakat secara luas, terutama masyarakat yang tertarik
untuk berkiprah di dalamnya.
¾ Peningkatan penerimaan devisa
Dengan memiliki Bursa Berjangka sendiri di dalam negeri,
diharapkan banyak investor luar negeri yang tertarik berinvestasi di
Indonesia. Jika hal itu terjadi, secara otomatis penerimaan devisa
negara akan meningkat.
¾ Kepastian usaha
Perdagangan berjangka memungkinkan para processor (pengolah)
hasil pertanian menentukan batas keuntungan mereka, meningkatkan
daya saing, dan mengurangi premi resiko.
2.12.3 Institusi dalam Perdagangan Berjangka
Struktur industri perdagangan berjangka pada dasarnya terdiri dari
empat unsur atau lembaga, yaitu :
a. Unsur pengawas, yaitu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi;
b. Unsur penyelenggara, yaitu Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring
Berjangka;
c. Unsur pelaku dan penunjang. Unsur pelaku adalah pialang berjangka,
sedangkan unsur penunjang adalah penasehat berjangka dan
pengelola sentra dana berjangka serta perbankan dan tenaga ahli di
bidang akuntansi, hukum, pergudangan, lembaga penguji mutu;
d. Unsur pengguna, yaitu dunia usaha dan masyarakat umum yang
terbagi dalam dua kelompok (kelompok hedger dan kelompok
investor atau speculator). Kelompok hedger adalah pihak yang
memanfaatkan Bursa Berjangka untuk melakukan pengelolaan resiko
akibat gejolak harga dari komoditi yang ditanganinya (hedging atau
lindung nilai). Adapun kelompok investor atau speculator adalah
pihak yang memanfaatkan pergerakan harga komoditi yang terjadi di
Bursa untuk mencari keuntungan.
2.12.4 Definisi Bursa Berjangka
Bursa Berjangka, selanjutnya disebut Bursa, adalah suatu
organisasi berdasarkan keanggotaan dan berfungsi menyediakan fasilitas
bagi terselenggara serta terawasinya kegiatan transaksi kontrak berjangka
agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai
self-regulatory organization (SRO), Bursa memiliki wewenang untuk
membuat peraturan sendiri berupa peraturan dan tata tertib yang harus
dipatuhi setiap anggota dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam
transaksi. Penegakan peraturan itu sangat penting dalam rangka
mewujudkan kepercayaan nasabah terhadap pasar.
Syarat Bursa adalah harus berbentuk badan hukum perseroan
terbatas (PT), minimal terdiri dari sebelas badan usaha yang tidak
berafiliasi satu dengan yang lainnya. PT. Bursa Berjangka itu berbeda
dengan PT pada umumnya karena membawa misi khusus, yaitu
mengelola pasar berjangka yang mengutamakan pelayanan terbaik dan
memberikan kemudahan bagi anggotanya dalam melakukan setiap
transaksi.
2.12.5 Definisi Kontrak Berjangka
Berbeda dengan pengertian kontrak dalam perdagangan biasa,
kontrak berjangka adalah kontrak yang standar (standardized contract)
dengan jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Istilah kontrak-nya sendiri sama dengan istilah
kontrak dalam perdagangan biasa yang berarti perjanjian mengikat secara
hukum di antara dua pihak untuk membeli atau menjual aset tertentu,
termasuk komoditi. Oleh karena bentuknya yang standar itu, hanya
harganya yang dinegosiasikan di Bursa Berjangka.
2.12.6 Spesifikasi Dasar Kontrak Berjangka
Pada
intinya,
kontrak
berjangka
yang
ditetapkan
Bursa
mempunyai spesifikasi dasar yang sama bagi setiap komoditi atau
instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar berjangka. Instrumen
itu adalah persyaratan yang berhubungan dengan harga (seperti jumlah,
mutu, waktu, dan tempat penyerahan).
a. Besaran Lot (Contract Unit)
Setiap kontrak berjangka mempunyai standar unit perdagangan yang
ditetapkan Bursa. Umumnya, setiap Bursa menetapkan unit kontrak
atau besaran lot berdasarkan pada kebiasaan dan praktik perdagangan
fisik komoditi yang bersangkutan. Misalnya unit kontrak emas adalah
1 kg (1000 gram)/lot.
b.
Mutu (Quality)
Mutu komoditi yang dapat diserahkan dalam kontrak berjangka yang
ditetapkan Bursa umumnya berdasarkan standar (spefikasi teknis)
mutu yang diakui dan dikenal secara internasional. Misalnya mutu
emas adalah 99,99%. Ketentuannya jika mutu yang diserahkan
pedagang adalah 99,99% atau kurang maka ia wajib membayar
premium atau potongan sesuai ketentuan.
c. Waktu dan Tempat Penyerahan (Time and Place of Delivery)
Semua bulan dan tempat penyerahan untuk setiap komoditi dalam
kontrak berjangka ditetapkan Bursa berdasarkan karakteristik
komoditi yang bersangkutan. Dasar pertimbangan dalam penentuan
bulan penyerahan kontrak untuk komoditi agro (pertanian) adalah
keadaan iklim yang berkaitan dengan masa tanam, panen, dan
pemasaran sepanjang tahun, serta konsentrasi volum perdagangan dan
masa perdagangan yang lamban.
Adapun penetapan lokasi penyerahan umumnya berdasarkan tempat
yang memiliki sarana dan fasilitas yang dilengkapi alat transportasi,
gudang, dan pelabuhan, serta merupakan pusat produksi atau
pemasaran dalam perdagangan fisik komoditi yang bersangkutan.
2.12.7 Jenis Kontrak yang diperdagangkan
Kontrak berjangka yang saat ini diperdagangkan di Bursa
Berjangka Jakarta selaku penyelenggara perdagangan berjangka yang
telah memperoleh ijin usaha dari BAPPEBTI adalah kontrak berjangka
produk hasil pertanian (olein, CPO, dan kopi robusta), produk
pertambangan (emas), dan produk finansial (mata uang, indeks gabungan
saham yang diperdagangkan di Bursa Berjangka luar negeri).
2.12.8 Penyelesaian Transaksi dalam Kontrak Berjangka
Secara garis besar, ada tiga macam penyelesaian transaksi dalam
kontrak berjangka :
a. Penyelesaian transaksi secara likuidasi (off-setting)
Penyelesaian transaksi kontrak berjangka sebelum kontrak yang
bersangkutan jatuh tempo, dapat dilakukan dengan cara liquidation by
off-set.
Suatu kontrak berjangka beli dapat dilikuidasi setiap saat atau
diselesaikan dengan melakukan transaksi jual untuk kontrak
berjangka komoditi yang bulan penyerahan dan jumlah lotnya sama
dengan kontrak beli sebelumnya, demikian pula sebaliknya.
b. Penyelesaian transaksi dengan penyerahan fisik (physical delivery
settlement)
Kontrak berjangka yang masih terbuka pada hari perdagangan
terakhir bulan berjalan (jatuh tempo) harus diselesaikan dengan cara
penyerahan komoditi atau produk secara fisik.
Pelaksanaan penyerahan dan pembayaran antara penjual dan pembeli
dilakukan anggota kliring yang bersangkutan melalui lembaga kliring
berdasarkan prosedur yang telah ditentukan.
c. Penyelesaian transaksi secara tunai (cash settlement)
Untuk kontrak-kontrak tertentu yang tidak mungkin diselesaikan
secara fisik, penyerahan dapat dilakukan secara tunai sesuai peraturan
dan tata tertib yang berlaku.
2.12.9 Definisi Posisi Beli dan Posisi Jual
Posisi beli adalah posisi membeli kontrak berjangka yang jika
posisi itu tidak dilikuidasi sebelum kontrak jatuh tempo, pemegangnya
harus menerima penyerahan sejumlah komoditi yang menjadi subjek
kontrak berjangka secara fisik sesuai ketentuan kontrak dan sebaliknya
untuk posisi jual.
2.12.10Definisi Open Position
Open position atau posisi terbuka kontrak berjangka adalah posisi
beli atau posisi jual kontrak berjangka yang belum dilikuidasi sebelum
kontrak jatuh tempo. Open position disebut juga open interest. Berikut ini
adalah gambaran dari open interest atau open position :
Tabel 2.4 Open interest (i)
Posisi Beli
A
C
E
D
Jumlah
5
4
5
3
Posisi Jual
B
D
A
C
Total :
Volume
5
4
5 +
14
3 +
17
Open Interest
5
4
+
9
3
6
-
Jadi dari tabel 2.4 dapat diperlihatkan dengan lebih jelas setiap
nasabah yang melakukan transaksi dengan tabel seperti di bawah ini :
Tabel 2.5 Open interest (ii)
Nasabah
A
B
C
D
E
Total
Absolutnya
Volume
5
<5>
4
<4>
0
18
<5>
<3>
3
5
0
16
Open Interest
<5>
1
<1>
5
0
12/2 = 6
2.12.11Mekanisme Transaksi
Berikut ini adalah mekanisme transaksi dalam Bursa Berjangka :
1. Nasabah membuka rekening di kantor Pialang.
2. Dalam membuka rekening di kantor Pialang :
-
Wakil Pialang menyerahkan aplikasi yang telah diisi ke Desk
Manager (DM) beserta komentar mengenai kelayakan untuk
trading.
-
Desk
Manager
memeriksa
informasi
sehubungan
dengan
objektifitas dari investasi di futures tersebut.
-
Desk manager menulis rekomendasi pendukung dan menyerahkan
berikut aplikasinya ke Compliance Office (CO).
-
Compliance Office mengulas kembali dan mengkonsultasikan
dengan Executive Director untuk persetujuan.
3. Jika disetujui, nasabah :
-
Menandatangani (a) Customer Agreement, (b) Risk Disclosure
Statement dan (c) Statement on the Rules and Regulation di depan
Desk Manager dan Compliance Office.
-
Menyetor margin di bank settlement pada rekening yang terpisah
(segregated account) di bank settlement (dalam hal ini Bank
Niaga).
4. Nasabah diperbolehkan memesan kepada Pialang.
5. Pialang yang dihubungi nasabah, melakukan :
-
Wakil pialang (dealer) menerima pesanan (order) dari nasabah.
-
Membaca ulang pesanan didengar nasabah.
-
Pesanan ditulis di kartu amanat dan di time stamp.
-
Wakil pialang menghubungi Screen Trader (ST) di floor.
-
Pesanan ditulis di kartu amanat dan di time stamp.
6. Oleh pialang, pesanan diteruskan ke pelaksana transaksi di lantai
Bursa.
7. Pelaksana transaksi di lantai Bursa, melakukan :
-
Masukkan pesanan.
-
Menghubungi Wakil Pialang menginformasikan filled order .
8. Pesanan yang diinput oleh pelaksana transaksi di lantai Bursa, oleh
JaFeTS (sistem komputerisasi Bursa Berjangka Jakarta) dilakukan :
-
Penyepadanan (matching) dengan dua tahap yaitu ducth auction
(15 menit pertama) dan continuous auction (setelah 15 menit
pertama).
-
Didaftarkan di Lembaga Kliring untuk dijamin transaksinya.
9. Di kantor pialang berjangka, dilakukan :
-
Menerima konfirmasi filled pesanan (jika terjadi transaksi) dan di
time stamp.
-
Menghubungi nasabah dan menginformasikan pesanan yang
berhasil diperdagangkan.
-
Melaporkan transaksi dan keuangan kepada nasabah.
10. Di Kliring Berjangka Indonesia, dilakukan :
-
Menjamin transaksi yang terjadi.
-
Menyelesaikan keuangan di bank settlement.
-
Membuat laporan keuangan.
-
Mengirim laporan keuangan kepada pialang berjangka.
Download