PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS PULLMAN JAKARTA INDONESIA Hendi Jurusan Hotel Management Bina Nusantara University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530 (021) 53696969 [email protected] Nama: Hendi Dosen Pembimbing: Rachel Dyah Wiastuti, S.S.T.Par., M.M. ABSTRAK In line with the development of technologies, Using social media become a must for company, it will eventually impact to company brand. The purpose of research is to acknowledge to what extend social media impact of company action to build the brand awareness of Pullman Jakarta Indonesia. Research methodlogy used is quantitative research with simple linear regression analysis. Primary data obtained from 100 respondents, whom they are followers on social media Pullman Jakarta Indonesia. Result achieved are Pullman Jakarta Indonesia using promotion content as their main strategy on social media. There is strong correlation between social media and brand awareness shown by r valued 0.632. Social media influence brand awareness shown by, rsquare valued 39,9%. Conclusion is social media as the factor that influence brand awareness Pullman Jakarta Indonesia shown by 39,9% and the other 60,1% influenced by other factors that do not exist in this research. Keywords: social media, brand awareness, hotel Dengan seiring perkembangan teknologi, penggunaan media sosial adalah keharusan bagi perusahaan, karena itu akan berimbas untuk membangun brand mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengaruh peranan media sosial sebagai kegiatan branding dalam membangun brand awareness Pullman Jakarta Indonesia pada pengguna media sosial tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Peneliti mengumpulkan data kuesioner dari 100 responden dimana responden adalah followers akun media sosial Pullman Jakarta Indonesia. Hasil yang dicapai adalah Pullman Jakarta Indonesia menggunakan konten bersifat promosi sebagai strategi utama di media sosial. Terdapat korelasi yang kuat antara media sosial terhadap brand awareness dengan ditunjukkan dalam nilai r sebesar 0,632. Media sosial mempengaruhi brand awareness dengan ditunjukkan nilai rsquare sebesar 39,9%. Simpulan penelitian yaitu variabel media sosial sebagai faktor yang mempengaruhi brand awareness dengan pengaruh sebesar 39,9%, sedangkan 60,1% merupakan faktor variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. (H) Kata kunci: media sosial, Brand Awareness, hotel PENDAHULUAN Dengan perkembangan teknologi di zaman modern ini. Teknologi telah memunculkan media sosial yang menyediakan tempat bagi komunitas-komunitas dengan skala kecil dan skala besar baik antar daerah maupun antar negara. Internet atau biasa disebut dengan dunia maya kini menjadi kebutuhan bagi masyarakat terutama bagi para penggunanya atau yang biasa disebut netizen. Kemudahan yang diberikan internet ini membuat manusia memiliki ketergantungan / candu terhadap penggunaan internet setiap harinya yang didukung oleh kecanggihan teknologi smartphone, gadget dan perangkat elektronik lainnya. Menurut artikel CNN Indonesia, Dalam catatan APJII hingga akhir 2014 pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 88,1 juta jiwa. Naik sekitar enam persen dari tahun 2013 dengan jumlah pengguna yaitu 71,9 juta pengguna media sosial. Menurut Semuel A. Pangerapan, Ketua Umum APJII, peningkatan tersebut tak lepas dari semakin populernya media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Instragram dan sejenisnya. Hal ini terlihat jelas dari survei yang pernah dilakukan asosiasi tersebut dengan bekerjasama dengan PusaKaKom UI mensurvei 7.000 pengguna internet dari berbagai provinsi, di mana diantaranya diberikan pertanyaan yang lebih detil mengenai kegiatan apa yang mereka lakukan dalam penggunaan internet selama ini. Hasilnya, Sebanyak 87,4 persen dari total koresponden mengaku gemar mengakses media sosial. Sementara kegemaran lainnya yakni melakukan riset dan mencari data melalui mesin pencari dilakukan 68,7 persen koresponden. (www.cnnindonesia.com) Tidak hanya pribadi, media sosial pun dimanfaatkan perusahaan untuk menjadi bagian dari strategi promosi mereka yang efektif dan efisien karena dapat di akses oleh siapa saja tanpa harus mengeluarkan biaya lebih, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah teknik/cara terbaru dalam strategi marketing suatu perusahaan. “Social media, along with a global recession has led companies, organizations, and governments to figure out how to accomplish more with less money- to get their messages out there and talked about, without spending money as many dollars on declining media like television, radio and print”. (Kerpen 2011:4). Berdasarkan kutipan di atas, media sosial berjalan seiring dengan resesi global dimana mengarahkan perusahaan, organisasi dan pemerintahan untuk mencapai hasil yang lebih dengan mengeluarkan sedikit uang dan dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan tanpa mengeluarkan uang sebanyak ketika menggunakan media televisi, radio, atau media cetak. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan telah menggunakan media sosial sebagai salah satu media marketing mereka. Dan tentunya jumlah fans/followers adalah tolak ukur sebuah akun media sosial bisa dikatakan baik atau tidak. Hal-hal yang menunjang untuk mendapatkan jumlah fans/followers yang banyak tentunya dari seberapa efektif akun perusaahaan dalam mempublikasikan informasi atau iklan perusahaan tersebut. Penggunaan media sosial membawa sebuah perubahan dalam cara berkomunikasi dalam perusahaan atau organisasi, yang menggantikan proses komunikasi dari atas ke bawah dengan proses komunikasi yang menerima masukan dari audiens untuk menentukan strategi (Yan, 2011:691). Dengan ketatnya persaingan bisnis di jaman sekarang ini, brand telah menjadi aspek penting bagi suatu perusahaan. Ini dapat menjadi tolak ukur perusahaan apakah sebuah perusahaan dikenal dengan baik oleh para pelanggannya atau tidak. Sejauh mana produk atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan dikenal baik oleh para pelanggannya disebut dengan brand awareness (Kaser, 2012:120). Penggunaan media sosial juga berkaitan erat dengan brand awareness dimana ketika penggunaan media sosial berjalan baik maka tentunya brand awareness suatu perusahaan akan menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti masalah yang dialami Pullman Jakarta Indonesia. Pullman Jakarta Indonesia adalah salah satu hotel bintang lima di kawasan Jakarta Pusat, dimana persaingan untuk hotel bintang lima di kawasan tersebut cukup ramai sehingga tentunya Pullman Jakarta Indonesia harus dapat bersaing dalam persaingan yang salah satunya persaingan digital. Pullman Jakarta Indonesia telah menggunakan media sosial sejak 2012 dimana media sosial yang digunakan yaitu Facebook, Twitter dan Instagram sebagai sarana dalam membangun brand awareness. Dari media sosial tersebut Pullman Jakarta Indonesia memiliki jumlah followers lebih dari 3000 followers. Media sosial tersebut digunakan untuk hal-hal seperti mempromosikan hotel, menyebar informasi tentang hotel, tempat untuk berinteraksi dengan followers secara langsung, dan hal-hal lain seputar hotel. Dengan adanya akun media sosial dan tugas tersebut maka sejak berdirinya hotel, akun media sosial adalah bagian dari tanggung jawab Social Media Coordinator dalam departemen marketing communication. Selama ini posisi tersebut tidak pernah kosong hingga bulan januari tahun 2015 posisi tersebut kosong hingga sekarang maka dari itu, seluruh tugas dan tanggung jawab atau job description dari Social Media Coordinator dilaksanakan oleh Public Relations Executive. Dimana sebelum posisi ini kosong, Public Relations Executive sudah memiliki job description sendiri sehingga tentu ini membuat pekerjaannya bertambah banyak. Ini tentunya menjadi masalah seiring posisi tersebut masih kosong dan kondisi tersebut secara tidak langsung dapat memberi dampak terhadap pengunaan akun media sosial seperti berkurangnya jumlah frekuensi post, kurangnya interaksi dengan followers. Oleh karena itu penulis tertarik mengangkat topik tersebut kedalam karya ilmiah tugas akhir dalam judul “Pengaruh Pengunaan Media Sosial Dalam Membangun Brand Awareness Pullman Jakarta Indonesia KAJIAN PUSTAKA Dalam melakukan penelitian di tugas akhir ini. Penulis akan menggunakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli sesuai jenis atau bidang teori tersebut. Berikut teori yang akan digunakan dalam penulisan tugas akhir ini. Landasan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan pengaruh media sosial sebagai variable x yaitu buku ROI of Social Media Marketing : How to Improve the Return of Your Social Marketing Investment. (Guy Powell, Steven Groves, Jerry Dimos. 2011). Dengan adanya beberapa faktor yang dapat dijadikan acuan pengaruh media sosial terhadap sebuah merek, yaitu: • Influencers Influencers adalah salah satu bagian dimana untuk mempengaruhi para audiens untuk menggunakan suatu produk. Banyak cara yang dapat dilakukan tetapi cara yang efektif untuk mempengaruhi yaitu dengan memberikan informasi yang slelau berkualitas sehingga para audiens dapat terpengaruh untuk menggunakan produk tersebut. Kesimpulannya apabila segmen influencers diturunkan maka akan tercapai titik quality yaitu seberapa berkualitas konten yang dihasilkan oleh media sosial tersebut sehingga dapat mempengaruh pemikiran audiens terhadap brand produk tersebut. • Consumers PR on net menjalankan salah satu strategi kepada audiens dengan menggunakan media sosial misalkan Facebook dan Twitter kedua media sosial ini akan memberikan pesan kepada audiens dengan bentuk penyampaian pesan yang berbeda-beda tetapi mempunyai makna yang sama, karena memasarkan produk melalui media sosial mempunyai efek hebat untuk memancing kesadaran audiens. Selanjutnya agar bisa memberikan informasi yang bersifat persuasif, PR on Net perlu melakukan riset terlebih dahulu mengenai pesan apa yang mempunyai prospek bagus saat diterima oleh audiens sehingga bisa membawa audiens ke tahap mempunyai keinginan untuk menggunakan produk yang dipasarkan oleh akun media sosial dari suattu produk. Kesimpulan yang bisa diambil adalah apabila segmen consumers diturunkan maka akan tercapai titik awareness yaitu dimana konsumer akan menyadari keberadaan merek tersebut karena mendapatkan atau melihat pesan yang disampaikan oleh akun media sosial tersebut, dalam kasus ini kita mengambil media sosial Facebook dan Twitter sebagai channel yang digunakan. Kemudian segmen ini bisa diturunkan kembali menjadi bagaimana media sosial mempengaruhi audiens untuk menggunakan produk tersebut karena audiens sudah sadar akan keberadaan produk tersebut (Intent of Purchase) • Individuals Dalam memasarkan suatu produk tentunya harus melakukan pendekatan kepada audiens dengan cara melakukan interaksi dalam memberikan informasi atau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh audiens melalui media sosial sehingga bisa tercapai keintiman dan berdampak pada keinginan audiens untuk menggunakan produk yang dipasarkan oleh akun media sosial produk tersebut, kesimpulannya adalah apabila segmentasi inviduals diturunkan maka akan tercapai titik interactions and feedback, yaitu dimana admin dari media sosial suatu produk melakukan pertukaran informasi atau tanya jawab dengan audiens atau bahkan melakukan suatu kontes maupun permainan melalui media sosial sehingga memancing keinginan audiens untuk menggunakan produk tersebut. Sedangkan untuk menjelaskan brand awareness sebagai variabel y, penulis mengunakan buku Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity. London: Pearson. (Keller, K. L. 2013). Dengan beberapa faktor dapat dijadikan acuan untuk mengukur brand awareness yaitu: • Recognition • Recognition adalah proses memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek dalam situasi yang berbeda dengan bergantung pada elemenelemen yang berada di dalam merek tersebut. Proses ini sangat dipentingkan dalam pengemasan suatu produk dengan memberi sebuah makna yang kreatif dalam kemasan produk tersebut untuk mendapatkan identitas merek yang akan tertanam pada pemikiran konsumen. Recall Recall adalah sebuah situasi dimana konsumen harus berpikir sedikit lebih keras dibandingkan proses recognition untuk mengenali suatu produk. Dalam beberapa kasus, konsumen dapat mengenal suatu produk dengan diperlihatkan berbagai petunjuk. Proses recall diukur berdasarkan pada atribut produk atau petunjuk tentang brand tersebut. Dalam berbagai kasus, konsumen dapat mengenal suatu brand ketika ditunjukkan dan dari petunjuk-petunjuk yang diberikan • Correction of Guessing Correction for Guessing adalah tingkatan dimana terkadang konsumen tidak menyadari bahwa mereka mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak mereka ingat. Kesalahan ini disebut sebagai kesadaran palsu (spurious awareness). Dalam sudut pandang Public Relations, kesadaran palsu bisa saja mengirimkan isyarat yang dapat disalahartikan dalam proses strategi sebuah brand. Untuk menghindari hal seperti ini, seorang PR harus sangat hati-hati terhadap kemungkinan mengirimkan isyarat yang kemungkinan dapat disalahartikan karena kesadaran palsu, khususnya dengan brand yang baru atau brand dengan cara penyebutan yang hampir sama METODE PENELITIAN Metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan peneliti dalam membantu memecahkan suatu masalah dengan angka yang konkrit. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui: 1. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos maupun internet. 2. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil 3. Studi Pustaka Penelitian ini dilakukan berdasarkan atas pendapat-pendapat para ahli yang diramu dalam bentuk buku, jurnal, karya tulis atau karya ilmiah dan sebagainya yang sudah dipublikasikan. Disamping itu studi internet juga turut dilakukan dalam mencari data-data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini. Studi internet sendiri merupakan salah satu media yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian Tabel 3.3 Jumlah Followers Media Sosial Pullman Jakarta Indonesia Bulan Followers December, 2014 2417 January, 2015 2555 February, 2015 2729 March, 2015 3142 April, 2015 3288 Sumber: Data Pullman Jakarta Indonesia dan menggunakan rumus slovin untuk mendapatkan sampel penelitian Maka jumlah sampel penelitian yaitu: maka n= 3288 = 99.7 orang = 100 orang 1 + 3288(0.1)2 Pengujian data menggunakan program SPSS versi 20 untuk mengolah data berdasarkan dari uji validitas, reliabilitas, regresi linier sederhana serta uji hipotesis yang akan dibahas pada hasil dan bahasan selanjutnya. . HASIL DAN BAHASAN Dalam hal penggunaan media sosial, Pullman Jakarta Indonesia mengunggah konten yang bersifat promosi, informasi septuar kejadian yang terjadi di hotel, dan kontes atau permainan untuk memperkenalkan venue baru. Selain itu mereka juga selalu memperhatikan kualitas konten mereka sebelum mengunggah suatu konten karena mereka tidak ingin konten tersebut berdampak buruk pada brand Pullman Jakarta Indonesia. Ini didukung dengan pernyataan responden yang memperhatikan kualitas konten Pullman Jakarta Indonesia karena hal itu dapat mempengaruhi pemikiran mereka terhadap brand Pullman Jakarta Indonesia. Tabel 1. Hasil Validitas Variabel (x) (Pengaruh Penggunaan Media Sosial) Tabel 1 Pernyataan Validitas Variabel X (Media Sosial) No r hitung r kritis Keputusan Pernyataan 1 0.743 0.30 Valid Pernyataan 2 0.537 0.30 Valid Pernyataan 3 0.719 0.30 Valid Pernyataan 4 0.521 0.30 Valid Pernyataan 5 0.751 0.30 Valid Pernyataan 6 0.721 0.30 Valid Pernyataan 7 0.838 0.30 Valid Berdasarkan tabel 1 yang sudah dijabarkan bahwa batas validnya suatu data dengan jumlah responden sebanyak 3288. Dilihat dari hasil tabel, semua item (pernyataan kuesioner) variabel X dinyatakan valid. Tabel 2. Hasil Penelitian Variabel (y) (Brand Awareness) Tabel 2 Pernyataan Validitas Variabel Y (Brand Awareness) No r hitung r kritis Keputusan Pernyataan 1 0.692 0.30 Valid Pernyataan 2 0.755 0.30 Valid Pernyataan 3 0.685 0.30 Valid Pernyataan 4 0.558 0.30 Valid Pernyataan 5 0.768 0.30 Valid Pernyataan 6 0.490 0.30 Valid Pernyataan 7 0.592 0.30 Valid Berdasarkan table 2 yang sudah dijabarkan bahwa batas validnya suatu data dengan jumlah responden sebanyak 3288. Dilihat dari hasil tabel, semua item (pernyataan kuesioner) variable Y dinyatakan valid. Tabel 3. Hasil Reliabilitas Variabel X (Penggunaan Media Sosial) Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,819 7 Cronbach’s Alpha variabel X yaitu Penggunaan Media Sosial sebesar 0,819 dimana dinyatakan memiliki reliabilitas diterima yaitu > 0,6. Tabel 4. Hasil Reliabilitas Variabel Y (Brand Awareness) Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,722 7 Cronbach’s Alpha variabel Y yaitu minat beli konsumen sebesar 0,722 dimana dinyatakan memiliki reliabilitas diterima yaitu > 0,6. Tabel 5. Regresi Model Summary Model 1 R R Square a ,632 a. Predictors: (Constant), X ,399 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,393 2,624 Untuk Nilai R square sebesar 0.399. Angka tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa 39,9% brand awareness audiens media sosial Pullman Jakarta Indonesia dipengaruhi penggunaan media sosial, dan sebanyak 60,1% dipengaruhi oleh faktor lain. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan perumusan masalah di pendahuluan dapat disimpulkan bahwa: 1. Simpulan Penggunaan Media Sosial yang dilakukan: Dalam hal penggunaan media sosial, Pullman Jakarta Indonesia mengunggah konten yang bersifat promosi, informasi septuar kejadian yang terjadi di hotel, dan kontes atau permainan untuk memperkenalkan venue baru. Selain itu mereka juga selalu memperhatikan kualitas konten mereka sebelum mengunggah suatu konten karena mereka tidak ingin konten tersebut berdampak buruk pada brand Pullman Jakarta Indonesia. Ini didukung dengan pernyataan responden yang memperhatikan kualitas konten Pullman Jakarta Indonesia karena hal itu dapat mempengaruhi pemikiran mereka terhadap brand Pullman Jakarta Indonesia 2. Simpulan Tingkat Brand Awareness dari Followers di Media Sosial Dapat kita lihat bahwa tingkat Brand Awareness para followers Pullman Jakarta Indonesia ada di Correction of Guessing dimana itu ditunjukkan bahwa pernyataan yang mewakili indikator Correction of Guessing memiliki mean tertinggi dibanding pernyataan-pernyataan lain yang mewakili indikator Recognition ataupun Recall. Ini menunjukkan bahwa followers masih kurang mengenali brand Pullman Jakarta Indonesia dan juga dapat mengindikasikan bahwa kemungkinan isyarat yang disalahartikan oleh para followers Pullman Jakarta Indonesia karena kemiripan nama brand. 3. Simpulan Pengaruh Penggunaan Media Sosial dalam membangun Brand Awareness Variabel media sosial (X) mempengaruh variabel brand awareness (Y) sebesar 39,9% dan dengan juga ditunjukkan dengan adanya korelasi sebesar 0,632 yang menunjukkan bahwa korelasi tersebut kuat. Sehingga pengaruh penggunaan media sosial dalam membangun brand awareness dapat dinyatakan memiliki korelasi yang kuat dan berpengaruh. Berdasarkan bahasan yang telah dihasilkan, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Saran Akademis Bagi para pelaku akademik serta para peneliti, faktor lain yang mempengaruhi brand awareness selain penggunaan media sosial Pullman Jakarta Indonesia sebesar 60,1% dapat diteliti lebih lanjut agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh bidang pendidikan, juga perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat meningkatkan tingkat brand awareness di Pullman Jakarta Indonesia selain dengan penggunaan media sosial. 2. Saran Praktis Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pihak Pullman Jakarta Indonesia untuk dapat meningkatkan brand awareness melalui penggunaan media sosial : 1. Pullman Jakarta Indonesia perlu memperhatikan kembali pengiriman pesan yang disampaikan dari berbagai iklan, promosi, media sosial, website terutama perlu adanya penekanan pada brand Pullman Jakarta Indonesia. Sehingga tidak adanya kesalahan followers dalam mengenali brand Pullman Jakarta Indonesia dengan merek hotel lain maupun yang memiliki penyebutan merek yang hampir sama. 2. Membuat kontes yang heboh dengan menggunakan media sosial tujuan untuk menambah jumlah followers dan membuat Pullman Jakarta Indonesia lebih dikenali. Contoh kontes yang dapat dilakukan melaluai Facebook, Twitter maupun Instagram: Mengadakan kontes dengan mengharuskan para peserta untuk follow akun media sosial Pullman Jakarta Indonesia dan menggungah kembali konten yang telah ditentukan oleh pihak Pullman Jakarta Indonesia, pemenang dari kontes ini adalah yang mendapatkan likes terbanyak dari unggahan. Hadiah yang diberikan juga harus yang menakjubkan seperti mendapat gratis makan 1 bulan di restoran yang telah ditentukan atau mendapat voucher gratis menginap untuk 10 malam. REFERENSI BUKU Chitty, W, Barker, N, Valos, M & Shimp, T. A. (2011). Integrated Marketing Communication. 3rd Asia Pasific Edition. Australia: Cengage Learning Australia. Evans, Dave. (2008). Social Media Marketing An Hour A Day. Canada: Wiley. Funk, Tom. (2011). Social Media Playbook for Business: Reaching Your Online Community with Twitter, Facebook, LinkedIn, and More. United States of America: Praeger. Kaser, Ken. (2012). Advertising and Sales Promotion. United States of America: Cengage Learning. Keller, Kevin Lane. (2013). Strategic Brand Management, Building, Measuring, and Managing Brand Equity. 4th Edition. England: Pearson Education Limited. Kerpen, Dave. (2011). Likeable Social Media: How to Delight Your Customers, Create an Irrestible Brand, and Be Generally Amazing on Facebook (and other social networks). New York: McGraw Hill. Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Morgan, John Michael. (2011). Brand Against the Machine: How to Build Your Brand, Cut Through the Marketing Noise, and Stand Out from the Competition. 1th Edition. Canada: Wiley. Powell, Guy, Groves, Steven, Dimos, Jerry. (2011). ROI of Social Media: How to Improve the Return on Your Social Marketing Investment. Canada: Wiley. Scott, David Meerman. The New Rules of Marketing & PR: How to Use Social Media, Online Video, Mobile Applications, Blogs, News Releases, and Viral Marketing to Reach Buyers Directly. 3th Edition. Canada: Wiley. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Zarrella, Dan. (2010). The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. JURNAL Laroche, Michael, Habibi, Mohammad, Reza, Richard, Marie-Odile. (2013). To be or Not to be In Social media: How Brand Loyalty is Affected by Social Media. International Journal of Information Management. 33(1), 76-82. Moltavo, Roberto E. (2011). Social Media Management. International Journal of Management & Information Systems. 15 (3), 91 Octaviani, Maria (2012). Menumbuhkan Kesadaran Merek Produk Melalui Media Sosial Studi Kasus mengenai Optimalisasi Penggunaan “Twitter” Sebagai Upaya Menumbuhkan Kesadaran Merek Maicih “Keriping Singkong Pedas Asli Kota Bandung”. Jurnal Ilmu Komunikasi. 2(2), 178-194 Schivinski, Bruno & Dabrowski, Dariusz. (2014). The Effect of Social-Media Communications Perception of Brands. Journal of Marketing Communications. 11/12 (1), 80-233 Yan, Jack. (2011). Social Media in Branding: Fulfilling a need. Journal of Brand Management. 18(1), 688-696 Tandiary, Amanda Triana. (2014). Strartegi Pengunaan Twitter Dalam Membangun Brand Awareness Benih.com. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. WEBSITE http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327061134-185-42245/berapa-jumlah-penggunafacebook-dan-twitter-di-indonesia/ RIWAYAT PENULIS Hendi lahir di kota Jakarta pada tanggal 04 Februari 1994. Penulis menamatkan pendidikan D4 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang manajemen hotel pada tahun 2015.