BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN

advertisement
BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL
MATCH DAY 6
GENERAL AGREEMENT on TARIFF and TRADE (GATT)
A. Sejarah GATT
Salah satu sumber hukum yang penting dalam hukum perdagangan internasional
adalah Persetujuan Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan (GENERAL AGREEMENT on
TARIFF and TRADE (GATT)). Muatan di dalamnya tidak saja penting dalam mengatur
kebijakan perdagangan antar negara, tetapi juga dalam taraf tertentu aturannya
menyangkut pula aturan perdagangan antar pengusaha.1
Sejarah GATT dimulai ketika memasuki paruh kedua abad ke-20, usaha-usaha untuk
menegoisasi perdagangan bebas secara internasional cukup intens dilakukan, yang akhirnya
usaha-usaha tersebut terbentuk dalam perumusan GATT yang kemudian diteruskan oleh
sistem World Trade Organization (WTO).2 Benih sejarah pembentukan GATT sebenarnya
berawal dari pada waktu ditandatanganinya Piagam Atlantik (Atlantic Charter) pada bulan
Agustus 1941. Salah satu tujuan dari piagam ini adalah menciptakan suatu sistem
perdagangan dunia yang didasarkan pada non diskriminasi dan kebebasan tukar menukar
barang dan jasa. Dengan tujuan tersebut, serangkaian pembahasan dan perundingan telah
berlangsung antara tahun 1943-1944, khususnya antara USA, Inggris dan Kanada.3
GATT mulai dibicarakan pada sesi pertama dari Preparatory Committee of United
Nations Conference on Trade and Employment dalam tahun 1946 dengan tujuan untuk
menegoisasi besarnya tariff di antara negara anggota dan untuk membentuk Code of
Conduct dan prosedur penyelesaian sengketa. GATT terbentuk di Geneva pada tahun 1947
di antara 23 negara anggota, yang mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Januari 1948.
Seterusnya dalam putaran-putaran GATT dibicarakan pula tentang Code of Conduct untuk
nontariff barriers. Jadi multilateralisme dan free trade merupakan sasaran utama dari
GATT.4
Tujuan pembentukan GATT adalah untuk menciptakan suatu iklim perdagangan
internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta untuk menciptakan
liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan iklim perdagangan yang
sehat. Untuk mencapai tujuan itu, sistem perdagangan internasional yang diupayakan GATT
adalah sistem yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di
seluruh dunia. Tujuan utama GATT dapat tampak dengan jelas pada preambule-nya. Pada
pokoknya ada 4 tujuan penting yang hendak dicapai GATT:5
1. Meningkatkan taraf hidup umat manusia;
2. Meningkatkan kesempatan kerja;
3. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia; dan
4. Meningkatkan produksi dan tukar-menukar barang.
1
2
3
4
5
Disarikan dari Huala Adolf, 2005, Hukum Perdagangan Internasional, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
97.
Munir Fuady, 2004, Hukum Dagang Internasional (Aspek Hukum dari WTO), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
hlm. 14.
Huala Adolf, Op.cit., hlm. 103.
Munir Fuady, Op.cit., hlm. 15.
Huala Adolf, Op.cit., hlm. 97-98.
Ada tiga fungsi utama GATT dalam mencapai tujuannya, Pertama, sebagai suatu
perangkat ketentuan (aturan) multilateral yang mengatur transaksi perdagangan yang
dilakukan negara-negara anggota GATT dengan memberikan suatu perangkat ketentuan
perdagangan (the ”rules of the road” for trade). Kedua, sebagai suatu forum (wadah)
perundingan perdagangan. Ketiga, GATT adalah sebagai suatu ”pengadilan” internasional
dimana para anggotanya menyelesaikan sengketa dagangnya dengan anggota-anggota
GATT lainnya.6
B. Ketentuan-ketentuan Perdagangan dalam GATT
Ketentuan-ketentuan perdagangan yang membentuk suatu sistem perdagangan
multilateral yang terkandung dalam GATT memiliki tiga ketentuan utama. Pertama dan yang
paling penting adalah GATT itu sendiri dan beserta ke-38 pasalnya.
Ketentuan kedua, yang dihasilkan dari perundingan putaran Tokyo (Tokyo Round
1973-1979) adalah ketentuan-ketentuan yang mencakup anti dumping, subsidi dan
ketentuan nontariff atau masalah-masalah sektoral. Ketentuan yang ketiga adalah ketentuan
mengenai ”multi fibre arrangements”. Ketentuan ini merupakan pengecualian terhadap
ketentuan-ketentuan GATT umumnya terutama menyangkut tekstil dan pakaian.7
C. Prinsip-prinsip GATT
Untuk mencapai tujuannya, GATT berpedoman pada beberapa prinsip utama. Prinsip
tersebut adalah:
1. Prinsip Most-Favoured Nation (MFN)
Prinsip most-favoured-nation (MFN) ini termuat dalam Pasal I GATT. Prinsip ini
menyatakan bahwea suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar
nondiskriminatif. Menurut prinsip ini, semua negara anggota terikat untuk memberikan
negara-negara lainnya perlakuan yang sama dalam pelaksanaan kebijaksanaan eksporimpor serta yang menyangkut biaya-biaya lainnya.8
Pendek kata, semua negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan semua
negara menikmati keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan. Namun demikian ada
beberapa pengecualian terhadap prinsip ini. Pengecualian tersebut sebagian ada yang
ditetapkan dalam pasal-pasal GATT itu sendiri dan sebagaian lagi ada yang ditetapkan
dalam putusan-putusan dalam konferensi GATT melalui suatu penanggalan (waiver) dan
prinsip-prinsip GATT berdasarkan Pasal XXV. Pengecualian yang dimaksud adalah sebagai
berikut:9
a. Keuntungan yang diperoleh karena jarak lalu lintas (frontier traffic advantage), tidak
boleh dikenakan terhadap anggota GATT lainnya (Pasal VI).
b. Perlakuan preferensi di wilayah-wilayah tertentu yang sudah ada (misalnya kerjasama
ekonomi dalam ”British Commonwealth; the French Union dll) tetap boleh terus
dilaksanakan namun tingkat batas preferensinya tidak boleh dinaikkan. (Pasal I ayat 2-4)
(Preferensi = preferences, artinya adalah kemudahan dalam perdagangan (misalnya tarif
yang rendah) yang diberikan suatu negara kepada mitra dagangnya dengan maksud
untuk mempromosikan peningkatan ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Biasanya
6
7
8
9
Ibid., hlm. 98-102.
Ibid., hlm. 107-108.
Ibid., hlm. 108.
Ibid., hlm. 109-110.
kemudahan ini diberikan oleh negara-negara maju kepada negara-negara yang sedang
berkembang. Kemudahan-kemudahan lain dapat berupa penghapusan hambatan nontarif.10)
c. Anggota-anggota GATT yang membentuk Custom Union atau Free Trade Area yang
memenuhi persyaratan Pasal XXIV tidak harus memberikan perlakuan yang sama kepada
negara anggota lainnya.
d. Pemberian preferensi tarif oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang
kepada produk impor dari negara yang sedang berkembang atau negara-negara yang
kurang beruntung (least developed) melalui fasilitas Generalized System of Preference
(sistem preferensi umum).
Pengecualian lainnya adalah apa yang disebut dengan ketentuan ”pengamanan”
(safeguard rule). Pengecualian ini mengakui bahwa suatu pemerintah, apabila tidak
mempunyai upaya lain, dapat memproteksi atau melindungi untuk sementara waktu industri
dalam negerinya. Pengaturan safeguard ini diatur dalam Pasal XIX namun hanya dipakai
dalam keadaan-keadaan tertentu saja. Suatu negara anggota dapat membatasi dan
menangguhkan suatu konsesi tarif pada produk-produk yang diimpor dalam suatu jumlah
(kuantitas) yang meningkat dan menyebabkan kerusakan serius (serious injury) terhadap
produsen dalam negeri.11
2. Prinsip National Treatment
Prinsip national treatment terdapat dalam Pasal III GATT. Menurut prinsip ini, produk
dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu negara harus diperlakukan sama seperti
halnya produk dalam negeri. Prinsip ini sifatnya berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku
terhadap semua macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Ia berlaku pula terhadap
perundang-undangan,
pengaturan
dan
persyaratan-persyaratan
(hukum)
yang
memengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan produkproduk di pasar dalam negeri. Prinsip ini juga memberikan perlindungan terhadap
proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya atau kebijakan administratif atau legislatif.12
3. Prinsip Larangan Restriksi (Pembatasan) Kuantitatif (Quantitative
Restriction/Quotas)
Ketentuan dasar GATT adalah larangan restriksi kuantitatif yang merupakan
rintangan terbesar terhadap GATT. Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam
bentuk apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi penggunaan lisensi
impor atau ekspor, pengawasan pembayaran produk-produk impor atau ekspor) pada
umumnya dilarang (Pasal IX). Hal ini disebabkan karena praktik demikian mengganggu
praktik perdagangan yang normal.13
4. Prinsip Perlindungan Melalui Tarif
Pada prinsipnya GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri
domestik melalui tarif (menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui upaya-upaya
perdagangan lainnya (non-tariff commercial measures). Meskipun diperbolehkan,
penggunaan tarif ini tetap tunduk pada ketentuan-ketentuan GATT. Misalnya saja,
pengenaan atau penerapan tarif tersebut sifatnya tidak boleh diskriminatif dan tunduk pada
10
Tumpal Rumapea, 2000, Kamus Lengkap Perdagangan Internasional, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
hlm. 285-286.
11
Huala Adolf, Op.cit., hlm. 110.
12
Ibid., hlm. 111-112.
13
Ibid., hlm. 113.
komitmen tarifnya kepada GATT/WTO. Komitmen tarif ini maksudnya adalah tingkat tarif
dari suatu negara terhadap produk tertentu. Tingkat tarif ini menjadi komitmen negara
tersebut yang sifatnya mengikat. Oleh karena itu, suatu negara yang telah menyatakan
komitmennya atas suatu tarif tidak dapat semena-mena menaikkan tingkat tarif yang telah
ia sepakati, kecuali diikuti dengan negosiasi mengenai pemberian mengenai kompensasi
dengan mitra-mitra dagangnya (Pasal XXVII).14
5. Prinsip Resiprositas
Prinsip ini merupakan prinsip fundamental dalam GATT. Prinsip ini tampak pada
preambule GATT dan berlaku dalam perundingan-perundingan tarif yang didasarkan atas
dasar timbal balik dan saling menguntungkan kedua belah pihak.15
6. Perlakuan Khusus Bagi Negara Sedang Berkembang
Sekitar 2/3 negara anggota GATT adalah negara berkembang yang masih berada
dalam tahap awal pembangunan ekonominya. Hal ini tercantum dalam Bagian IV GATT.
Bagian IV ini mengakui kebutuhan negara sedang berkembang untuk menikmati akses pasar
yang lebih menguntungkan. Bagian ini juga malarang negara-negara maju untuk membuat
rintangan-rintangan baru terhadap ekspor negara-negara yang sedang berkembang.16
D. Garis-garis Besar Ketentuan GATT
GATT memiliki 38 pasal dan secara garis besarnya terdiri dari 4 bagian. Bagian
pertama mengandung 2 pasal, yaitu Pasal I yang berisi prinsip utama GATT tentang klausul
most favoured nation dan Pasal II yang berisi tentang penurunan tarif yang disepakati
berdasarkan penurunan tarif yang disepakati. Bagian II memuat 30 pasal. Pasal III berisi
larangan pengenaan pajak dan upaya-upaya lainnya yang diskriminatif terhadap produkproduk impor dengan tujuan melindungi produksi dalam negeri. Pasal IV berada di bawah
judul ketentuan-ketentuan khusus mengenai film sinematografi (cinematograph film). Pasal
V mengatur kebebasan transit. Dalam hal adanya transit ini, setiap negara anggota dapat
mengenakan bea-bea menetapkan peraturan-peraturan terhadap transit ke dan dari
wilayah-wilayah negara anggota lainnya dengan syarat pengenaan biaya dan pembuatan
peraturan tersebut haruslah wajar dengan memerhatikan keadaan-keadaan atau kondisi dari
lalu lintas transit (ayat 4).17
Pasal VI mengatur anti dumping dan bea masuk tambahan. Pasal ini cukup penting
dan cukup banyak digunakan oleh negara-negara maju terhadap produk-produk negara
sedang berkembang. Pasal VII tentang penilaian atas barang impor untuk maksud-maksud
kepabeanan. Pasal VIII berada di bawah judul fees and formalities (biaya-biaya dan
formalitas). Pasal IX mengatur tanda asal. Pasal X mengatur persyaratan publikasi dan
administrasi pengaturan-pengaturan perdagangan. Pasal XI sampai XV mengatur restriksi
atau pembatasan kuantitatif. Pasal XVI mengatur tentang subsidi. Pasal XVII mangatur
perusahaan dagang negara (state trading enterprises). Pasal XVII tentang bantuan
pemerintah kepada pembangunan ekonomi. Pasal XIX mengatur tindakan darurat atas
impor produksi-produksi tertentu. Pasal XX mengatur pengecualian umum, yakni
pengecualian-pengecualian yang dimungkinkan untuk menanggalkan aturan-aturan atau
14
15
16
17
Ibid., hlm. 115.
Ibid., hlm. 116.
Ibid., hlm. 117.
Ibid., hlm. 118-119.
kewajiban suatu negara terhadap GATT. Pasal XXI GATT membenarkan suatu negara untuk
menanggalkan kewajiban berdasar GATT dengan alasan keamanan (security exeption).18
Bagian ketiga berisi 11 pasal, Pasal XXIV mengatur bagaimana customs union and
free trade area dapat memanfaatkan pengecualian-pengecualian terhadap prinsip mostfavoured nation. Pasal XXV menetapkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para
pemerintah dari negara-negara anggota GATT. Pasal ini mengakui pula diperbolehkannya
beberapa pengecualian (waiver) terhadap aturan-aturan GATT. Pasal XXVI berupa
penerimaan dan berlakunya ketentuan GATT, Pasal XXVII tentang status (kondisi) tarif dari
negara bukan anggota. Ketentuan untuk perundingan tarif dan perubahan-perubahan dalam
daftar tarif ada dalam Pasal XXVIII. Pasal XXIX hubungan antara GATT dengan Piagam
Havana. Perubahan terhadap GATT ada di Pasal XXX. Penarikan atau pengunduran diri
anggota dari GATT diatur dalam Pasal XXXI. Batasan contracting parties (keanggotaan
GATT) diatur dalam Pasal XXXII. Accession diatur dalam Pasal XXXIII. Masuknya menjadi
anggota GATT diatur pada Pasal XXXIV. Tidak diterapkannya beberapa aturan GATT di
antara anggota-anggota GATT tertentu menjadi bagian dari Pasal XXXV.19
Bagian keempat terdiri dari 3 pasal dimana Pasal XXXVI menyadari adanya
kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara sedang berkembang di bidang perdagangan
internasional. Pasal XXXVII mengatur komitmen negara-negara maju untuk memberikan
bantuan ekonomi dan perdagangan kepada negara sedang berkembang. Pasal XXXVIII
mengatur tindakan bersama oleh para anggota untuk membantu perdagangan negara
sedang berkembang.20
E. Tabel Perkembangan GATT21
18
19
20
21
Tahun
1947
1949
1951
1956
1960-1962
1962-1967
Tempat
Geneva
Annecy (Prancis)
Torquay (Inggris)
Geneva
Geneva (Dillon)
Geneva (Kenedy)
1973-1979
Tokyo
Ibid., hlm. 119-125.
Ibid., hlm. 125.
Ibid., hlm. 125-126.
Munir Fuady, Op.cit., hlm. 21.
Keputusan
Pengurangan Tarif, GATT mulai diakui
Pengurangan tarif
Pengurangan tarif
Pengurangan tarif
Pengurangan tarif
- Pengurangan tarif,
- Anti dumping measures,
- GATT negotiation rules
- Pengurangan tarif pada tingkat rata-rata 35 %
dan 5-8 % di antara negara-negara maju,
- Non tarif barrier codes:
• government procurement
• custom valuation
• subsidies & countervailing measures
• antidumping
• standards
1986-1994
Uruguay
•
•
•
•
-
import licensing
Perluasan GATT terhadap:
pembatasan subsidi pertanian
termasuk perdagangan jasa
termasuk hak milik intelektual
Pembentukan WTO
MP7™
Download