BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melaksanakan asuhan

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan dan memahami penatalaksanaan yang dilakukan pada
Ny.M nifas patologi dengan perdarahan primer pasca atonia uteri, maka pada bab ini penulis
akan membahas kesenjangan penatalaksanaan antara teori dan penatalaksanaan di Rumah
sakit Islam Nahdlatul Ulama. Pembahasan ini dilakukan secara sistematis yaitu dengan
pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:
A. Pengkajian Data
Menurut Hellen Varney (1997) langkah ini dilakukan dengan pengkajian proses
pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap
seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan
yang terbaru atau catatan sebelumnya, data laboratorium, dan membandingkannya dengan
hasil studi. Semua data yang dikumpulkan dari semua sumber yang berhubungan dengan
kondisi pasien. Secara garis beras pengumpulan data diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : data
subyektif dan data obyektif . Data subyektif yaitu diambil dengan cara wawancara dengan
pasien dengan menayakan keluhan utama, dan memperhatikan hal-hal yang mencemaskan
dari pasien. Data obyektif dengan menggunakan tehnik pemeriksaan yang tepat dan benar
.melakukan pemeriksaan yang terarah sesuai dengan keluhan pasien (Mufdlilah,2009). Data
yang dikumpulkan kemudian diolah, sesuai kebutuhan pasien dengan cara menggabungkan
dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga dapat menunjukan suatu
masalah yang terjadi pada kasus ibu nifas patologi dengan Perdarahan Postpartum Primer
pasca Atonia Uteri pada data obyektif menurut teori pada pemeriksaan palpasi kontraksi
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif (Anggaini,2010).
Pada kasus nifas patologi Ny. M umur 28 yahun PIA0dengan Perdarahan
Postpartum Primer pasca Atonia Uteri pada data subyektif didapatkan keluhan utama ibu
yaitu Ibu mengatakan merasakan darah yang keluar dari alat kewanitaan terasa syur-syuran
dan ibu merasa mengantuk. Pada kasus nifas patologi Ny. M umur 28 yahun PIA0dengan
Perdarahan Postpartum Primer pasca Atonia Uteri pada data subyektif didapatkan kesadaran
: composmentis, TD: 90/60 mmHg, N: 83 x/menit, RR: 24 x/menit, S: 37ºC , TFU : 3 jari di
bawah pusat, Kontraksi uterus jelek, konsistensi lembek, pengeluaran pervaginam sebanyak
550 cc.
Jadi simpulan dari pemeriksaan data subyektif dan obyektif penulis menemukan tidak
adanya kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada pemeriksaan data obyektif didalam
teori kontraksi uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan dalam pemeriksaan data
obyektif dilahan didapatkan kontraksi uterus lembek.
B. Interpretasi data
Mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan
pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang
benar terhadap data dasar (Mufdlilah,2009).
Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas patologi hari pertama dengan perdarahan potpartum
karena atonia uteri menurut Varney (2004) adalah : informasi keadaan ibu, informasi tindakan
yang akan dilakukan oleh tim kesehatan pemenuhan kebutuhan cairan, penghentian
perdarahan.
Pada kasusNy.M umur 28 tahun PIA0 nifas patologi hari pertama dengan perdarahan
potspartum pasca atonia uteri ibu mengatakan bahwa ibu mengeluarkan banyak darah dan ibu
merasa mengantuk, pemenuhan kebutuhan cairan dan penghentian perdarahan.
Pada langkah ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
C. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada
langkah ini diidentifikasikan atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu
mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi (Ambarwati, 2010).
Diagnosa potensial yang bisa terjadi pada perdarahan postpartum adalah syok
hipovolemik .
Pada kasus Ny. M umur 28 tahun PIA0dengan perdarahan pospartum primer karena
atonia uteri. Apabila tidak ditangani dengan benar, akan muncul diagnosa potensial, dalam
kasus ini adalah syok hipovolemik .
Pada langkah ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
D. Antisipasi Tindakan Segera
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.Identifikasi dan
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan atau
ditangani bersama sesuai dengan kondisi pasien.
Pada kasus ini untuk mengantisipasi terjadinya syok hipovolemik yaitu dengan Hb 9,5
g/dl, ppv 550cc, tekanan darah 90/60 mmHg, akral dingin, kontraksi uterus lembek.maka
dilakukan tindakan yaitu : memasang infus 2 jalur, memantau keadaan umum dan vital sign
ibu, mengobservasi perdarahan dan kontraksi setiap 30 menit, melakukan kolaborasi dengan
dokter SpOG.
Pada langkah ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktik.
E. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan
lanjutandari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien
atau dari setiap masalah yang berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi,
membutuhkan konseling atau merujuk. Semua keputusan yang dikembangkan harus
rasional dan benar-benar berdasarkan pengetahuan teori yang ada serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang dilakukan klien (Muslihatun, 2009).
Rencana tindakan perdarahan postpartum primer karena atonia uteri sebagai berikut:
memberikan antibiotik, berikan uterotonik, oksitosin atau metergin, lakukan pemenuhan
cairan, beri trasnfusi darah jika Hb< 8gr%.
Pada kasus Ny M umur 28 tahun PIA0dengan perdarahan pospartum primer pasca
atonia uteri. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah:
1) Pasang infus dua jalur RL dan D5%.
2) Periksa keadaan umum dan vital sing ibu.
3) Mengobservasi perdarahan dan kontraksi setiap 30 menit sampai 2 jam postpartum.
4) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan selanjutnya.
F. Pelaksanaan
Langkah
ini
merupakan
pelaksanaan
rencana
asuhan
pada
klien
dan
keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini dapat dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien atau tim kesehatan lain. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri tetapi tetap
bertanggung jawab dalam pelaksanaannya (Muslihatun, 2009).
Pada kasus Ny M umur 28 tahun PIA0dengan perdarahan pospartum primer pasca
atonia uteri. Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah:
1) Memasang infus 2 jalur yaitu :
a. Ekstermitaskanan : infus Range Laktat kemasan 500 ml dengan oksytosin 1
ampul 10 IU. sesuai kebutuhan pasien yaitu grojok atau lost infus.
b. Ekstermitaskiri : infus Dektrosa 5% berisi glukosa 50gr/I kemasan 500 ml ,
sesuai kebutuhan pasien yaitu grojok atau lost infus.
2) Memberitahukan ibu bahwa saat ini ibu mengalami perdarahan primer. Perdarahan
primer adalah perdarahan lebih dari 500 ml yang terjadi selama 24 jam setelah
melahirkan yang disebabkan tidak berkontraksinya uterus dengan baik.
3) Memberikan support mental pada ibu dan keluarga agar tidak merasa cemas dan
tenang karena keadaan dapat teratasi.
1) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan selanjutnya.
a. Memantau keadaan umum ibu, memasang infuse Range Laktat+oksytosin 1
ampul 10 UI/ml drip pada salah satu jalur infuse 20 tpm.
b. Terapi injeksi : amoxsan 2x1 gram dan methergin 2x1 ampul di suntikan secara
IV, sebanyak dua kali pada pukul 05.30 WIB dan pukul 12.00 WIB. Dan
seterusnya dilakukan sesuai dengan advis dokter.
c. Melakukan pengawasan keadaan umum, perdarahan, dan kontraksi uterus setiap
30 menit.
d. Melakukan cek Hb, jika Hb <8g/dl maka lakukan transfusi darah sesuai
kebutuhan pasien. Yaitu menbutuhkan 3 kolf transfusi darah gol B karena hasil
lab 6,5g/dl maka transfusi dilakukan hari tiga pada pukul 07.00 WIB sebanyak 2
kolf dan dilanjut hari empat 1 kolf pada pukul 07.00WIB
e. Memasang kateter untuk memantau out put dan in put pasien. untuk
mengantisipasi gagal ginjal.
f. Memonitor tetesan infus jika infus yang terpasang dan tetesan darah jika darah
yang terpasang, jumlah DC( air seni)
G. Evaluasi
Langkah ini dilakukan penilaian dari hasil yang diperoleh dari perencanaan dan
pelaksanaan yang sesuai dengan asuhan kebidanan yang efektif.Dalam hal ini penulis
menilai apakah apakah perencanaan dan pelaksanaan tersebut sesuai dengan kebutuhan
pasien (Muslihatun, 2009).
Asuhan kebidanan pada kasus Ny.M dengan perdarahan primer pasca atonia uteri
yang dimulai dari pengkajian sampai implementasi, keadaan yang dialami secara
berangsur-angsur menjadi membaik dari hasil tindakan yang didapatkan bahwa masalah
dan kebutuhan dapat diatasi dengan baik. Dapat dilihat pada pasien Ny. M yang semula
mengalami perdarahan setelah dilakukan perawatan dan pengobatan pada tanggal 10
sampai 14 Juni 2014 keadaannya berangsur membaik karena mendapat tindakan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah yang ada. Evaluasinya sebagai berikut :
Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi ibu saat ini perdarahan dan berangsurangsur membaik, observasi keadaan umun dan tanda-tanda vital sudah dilakukan,
observasi jumlah perdarahan sudah dilakukan, kolaborasi dengan dokter SpOG sudah
dilakukan, observasi tetesan infus, darah dan Dc sudah dilakukan, sudah dilakukan
injeksi untuk antibiotik dan penghenti perdarahan sesuai advis dokter, transfusi darah
sebanyak 3 kolf sudah diberikan, pemeriksaan Hb sudah dilakukan, pemasangan kateter
sudah dilakukan, ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, ibu sudah cukup istirahat
saat dirumah sakit, observasi kontraksi uterus setiap 30 menit sudah dilakukan dengan
hasil:
3.3 Hasil Observasi Kontraksi
Waktu
Kontraksi
Perdarahan
08.00 WIB
08.30 WIB
09.00 WIB
10.00 WIB
10.30 WIB
11.00 WIB
11.30 WIB
12.00 WIB
12.30 WIB
13.00 WIB
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
14.00 WIB
Keras
2 pembalut penuh
1 pembalut penuh
1 pembalut penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
1 pembalut tidak penuh
Download