i. pendahuluan

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia perikanan masih banyak sekali peluang yang dapat ditumbuh
dan kembangkan, salah satunya adalah budidaya ikan hias. Budidaya ikan hias
dewasa ini cukup menarik untuk ditekuni. Perdagangan ikan hias semakin meluas
dan memainkan peran penting dalam sektor perdagangan global. Pemeliharaan ikan
hias telah menjadi gaya hidup tersendiri di masyarakat, ikan hias sering dilihat
sebagai salah satu ornamen penting dalam mendekorasi rumah atau apartemen
mereka. Indonesia sebagai salah satu negara tropis memiliki keuntungan tersendiri
di bidang budidaya ikan hias. Wilayah produksi ikan hias di Indonesia tersebar di
seluruh kota, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar di Jawa Timur (Blitar,
Tulungagung, dan Kediri), Jawa barat, DKI Jakarta, Banten, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (KKP, 2012). Nilai ekspor ikan hias menurut komoditi perikanan KKP
tahun 2007-2011 adalah sebagai sebagai berikut :
Tabel 1.1 Nilai ekspor (USD) ikan hias tahun 2007-2011
Kenaikan
Rata-rata (%)
2007- 20102007
2008
2009
2010
2011
2011 2011
Benih
869.714
642.763 1.641.837 6.084.980 6.633.337 102,24 9,01
Dewasa 1.917.161 2.852.226 5.644.033 9.413.181 9.051.652 52,40 -3,84
Tahun
Jenis
Ikan
Sumber : KKP (Kementrian Kelautan Perikanan) 2012
Berdasarkan Tabel 1.1, menunjukkan bahwa permintaan ekspor ikan hias
di Indonesia secara umum mengalami kenaikan tiap tahunnya. Kemudian
berdasarkan Tabel 1.2, sampai saat ini Asia masih menjadi tujuan utama ekspor
ikan hias Indonesia. Ekspor ikan hias untuk wilayah Australia dan Afrika masih
lebih rendah dibandingkan dengan Eropa dan Amerika (KKP, 2012).
Tabel 1.2 Nilai ekspor (USD) ikan hias menurut benua tahun 2011
Jenis Ikan
Benih
Dewasa
Asia
5.409.698
5.196.856
Eropa
1.134.682
2.463.369
Amerika
74.086
1.126.503
Australia
11.163
236.857
Afrika
3.708
28.067
Sumber : KKP (Kementrian Kelautan Perikanan) 2012
Ikan hias biasanya menarik karena corak warnanya, keunikan bentuk dan
ukuran tubuhnya, serta terdapat sejumlah ikan hias yang memiliki mitos yang
13
mengiringinya. Hal-hal tersebut menjadi kriteria yang membuat harga ikan hias
dapat menjadi sangat mahal. Salah satu contoh ikan hias yang sedang populer saat
ini adalah ikan mas koki komet (Puspitasari dkk., 2012). Bentuk ikan mas koki
komet mirip dengan ikan mas karena kedua ikan ini berasal keluarga Cyprinidae.
Ikan mas koki komet sering dikatakan sebagai nenek moyang ikan mas koki,
pertama kali dikembangkan pada zaman dinasti Jin di China pada tahun 265-519
SM. Kemudian ikan ini diintroduksi ke Jepang pada tahun 1502 (Matsui, 1934
dalam Jason, 2001).
Ciri khas ikan mas koki komet yang paling mencolok dibandingkan
dengan ikan mas koki lainnya adalah sirip ekor yang lebih panjang ¾ dari panjang
tubuhnya (Puspitasari dkk., 2012). Keunggulan ikan mas koki komet antara lain
memiliki warna yang indah dan eksotis, serta bentuk dan gerakan yang menarik.
Ikan mas koki komet juga dikenal mudah hidup berdampingan dengan jenis ikan
lain, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat dipelihara hampir di
semua tempat. Ikan mas koki komet termasuk jenis ikan hias yang digemari
sepanjang masa, berbeda dengan ikan hias lainnya yang digemari secara musiman.
Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya ikan mas koki komet di setiap penjual
ikan hias dengan harga yang relatif murah dan stabil (Wahyuningsih dkk., 2012).
Menurut salah seorang distributor ikan hias yang berada di Kabupaten
Tulungagung, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah belum adanya
data dan informasi mengenai kepadatan ikan mas koki komet optimum saat
pengangkutan. Cara yang sering digunakan petani dalam menentukan kepadatan
ikan dalam pengangkutan umumnya berdasarkan pengalaman petani, sehingga
dalam pengangkutan benih ikan mas koki komet sering kali terdapat perbedaan
kepadatan yang cukup banyak (Pers. Com, 2014). Penggangkutan ikan dengan
kepadatan yang terlalu tinggi akan meningkatkan konsumsi oksigen didalam wadah
pengangkutan. Kandungan oksigen yang semakin sedikit akan menyebabkan
pergerakan ikan meningkat. Jika ruang gerak ikan semakin sempit karena kepadatan
dalam pengangkutan yang tinggi tadi berlanjut lebih lama akan menimbulkan
masalah baru seperti luka pada ikan ikan kelelahan dan akhirnya stres (Berka,
1986). Stres pada ikan menyebabkan daya tahan tubuh ikan menurun, sehingga
dapat menjadi salah satu faktor penyebab kematian setelah pengangkutan. Dengan
14
demikian, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui padat tebar yang
optimal dalam pengangkutan benih ikan mas koki komet pada sistem tertutup.
B. Tujuan
Mengetahui
kepadatan
optimum
ikan mas
koki
komet
dalam
pengangkutan sistem tertutup.
C. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu data yang
bermanfaat dalam membantu menentukan kepadatan optimum ikan mas koki komet
yang diangkut selama 12 jam.
15
Download