3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Agrowisata
Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan
usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk
memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang
pertanian. Jadi agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang
diselenggarakan. Agrowisata adalah wisata yang memanfaatkan obyek-obyek
pertanian (Tritawinata dan Fachruddin, 1998). Arifin (2004) mendefenisikan
kegiatan agrowisata sebagai salah satu kegiatan rekreasi alam dan ruang
terbuka, baik secara aktif maupun pasif.
Menurut Budianto (2002) agrowisata boleh dianggap sebagai produk
sampingan agroindustri, yang sesungguhnya dapat menjadi pilar penting dalam
agroekonomi sebab dari wisata ini dapat diraup penghasilan tambahan yang
menjanjikan jika industri ini disiapkan dan dikelola dengan baik agar aman,
sehat dan menyenangkan.
Secara umum ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat
dikembangkan berupa:
a.
Kebun raya, daya tarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan
mencakup kekayaan flora (pohon-pohonan, bunga-bungaan dan jenis
tumbuhan lain), keindahan pemandangan serta kesegaran udara.
b.
Perkebunan, daya tarik yang ditawarkan berupa daya tarik historis dari
perkebunan tersebut, pemandangan, udara segar, cara tradisional dalam
pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan serta perkembangan teknik
pengelolaan.
c.
Tanaman pangan dan hortikultura, daya tarik yang ditawarkan berbagai
proses kegiatan mulai dari kegiatan pra-panen hingga pascapanen.
d.
Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya
perikanan.
3
B. Basis Data
Basis data (database) adalah suatu kumpulan data komputer yang
terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan
pengambilan kembali (McLeod, 1995). Septanto (1997) mendefinisikan basis
data sebagai kumpulan dari informasi yang berhubungan dengan obyek atau
tujuan khusus. Ditegaskan pula oleh Sutanta (1996), bahwa basis data
merupakan suatu kumpulan data yang terhubung dan disimpan secara bersamasama pada suatu media, sehingga mudah untuk digunakan atau ditampilkan
kembali. Menurut Kristanto (2000), basis data adalah kumpulan file-file yang
saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
Kumpulan file-file tersebut mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang
lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan suatu
obyek dalam batasan tertentu. Basis data adalah sekumpulan data yang
disimpan dalam format yang dibakukan dan dirancang sedemikian rupa untuk
bisa digunakan secara bersama-sama oleh pengguna (Gerarld V. Post, 1999).
Secara lengkap,
pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi
sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini:
1. Kecepatan dan kemudahan (speed)
Pemanfaatan basis data dapat memungkinkan operator untuk menyimpan
data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau
menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah
dibandingkan dengan secara manual (non elektronis) atau secara elektronis
(tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk
spread sheet atau dokumen teks biasa).
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space)
Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data,
maka redundasi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya
redundasi tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori
utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data,
efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan,
karena operator dapat melakukan penekanan jumlah redundasi data, baik
4
dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama
dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data,
keunikan data, dan sebagainya, secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah
basis
data,
sangat
berguna
untuk
menekan
ketidakakuratan
pemasukan/penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan
waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal
tidak semua data itu selalu digunakan/dibutuhkan. Karena itu operator dapat
memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori
hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah
lagi digunakan, dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang
sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan
memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti removable disk,
atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis
data dapat memiliki data yang tersebar di banyak lokasi geografis.
5. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap/tidaknya data yang yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat
relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Dalam
sebuah basis data, disamping data operator juga harus menyimpan stuktur
(baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi
detail dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk
mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang,
operator tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat
melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk
penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru
pada suatu tabel.
5
6. Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi)
pengelola basis data yang tidak
menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk
sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan
ketat.
Kita
dapat
menentukan
siapa-siapa
(pemakai)
yang
boleh
menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan
jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.
7. Kebersamaan pemakaian (Sharability)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di
satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Basis data yang dikelola
oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multi user, akan dapat
memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap
munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama
diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi
deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk
menggunakan data) (Fathansyah, 1999).
C. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) merupakan kumpulan file yang
saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolanya (Kristanto, 2000
di dalam Rukmono, 2004). Basis data adalah kumpulan datanya, sedangkan
program
pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang
kormesial untuk membaca, mengisi, menghapus dan melaporkan data dalam
basis data. Program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk
memasukkan data ke dalam basis data, melacak dan memodifikasi data dalam
basis data, mendefinisikan data baru, memutakhirkan data, mengkonversi data,
serta mengolah data menjadi informasi yang diperlukan. Koleksi terpadu
program utilitas ini dapat dipandang sebagai lapisan antar (interface) antara
pengguna dengan data yang tersimpan dalam basis data.
6
Menurut Waljiyanto(2000), kegunaan utama sistem basis data adalah
pemakai mampu menyusun suatu pandangan abstraksi data. Basis data pada
umumnya digunakan oleh beberapa pemakai untuk kepentingan pengguna yang
berbeda pula. Data yang diperlukan bisa saja secara eksplisit tersimpan dalam
data, ataupun pemakai harus melakukan pemrosesan
sendiri untuk
memperoleh data atau informasi yang diinginkan. Dengan demikian data
menjadi terintegrasi dalam sistem basis data.
D. Monitoring
Menurut Dahlan (1998) dalam Widarto (1999) monitoring dapat diartikan
sebagai kegiatan mengamati dan mengawasi yang dilakukan secara terus
menerus atau berlaku di setiap tingkatan manajemen atau pengelola suatu
kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan atau penggunaan input, hasil
yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
Tujuan monitoring adalah:
1. Untuk meyakinkan bahwa masukan dan keluaran telah berjalan sesuai
dengan perencanaan.
2. Untuk membuat dokumen tentang kegunaaan masukan, aktivitas dan hasil.
3. Untuk menjaga deviasi dari tujuan awal dan hasil yang diharapkan.
Monitoring juga merupakan kegiatan yang teratur dan berkesinambungan
dan dilakukan pada waktu suatu kegiatan sedang berlangsung sehingga
sebenarnya monitoring adalah evaluasi di saat kegiatan sedang berlangsung.
7
Download