ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD Isi-isu Kontemporer Terkait Pelaporan Keuangan Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, Aset Sewa dan Hak atas Tanah Oleh : Marisi P. Purba, S.E., Ak, M.H. Editor : Livingstone B., S.E., M.M. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail : [email protected] Purba, Marisi P., S.E., Ak, M.h. AKUNTANSI KEUANGAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD: Isu-isu Kontemporer Terkait Pelaporan Keuangan Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, Aset Sewa dan hak atas Tanah/ Marisi P. Purba, S.E., Ak, M.H. -Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 186 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN: 978-602-262-020-4 1. Akuntansi I. Judul KATA PENGANTAR P uji dan syukur kepada Dia, Sang Gembala yang Agung, sumber air kehidupan dan pengetahuan. Penulis bersyukur dapat menikmati alam demokrasi yang memberikan hak dan kebebasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk mengeluarkan pendapat dan mengekspresikan setiap ide. Buku-buku akuntansi keuangan yang mengupas masalahmasalah akuntansi dan pelaporan keuangan yang mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan dan praktek riil di lapangan masih sangat langka. Penulis beranggapan, keberadaan buku-buku teks yang mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan dan praktek riil seharihari akan sangat banyak membantu mahasiswa dan para praktisi pelaporan keuangan. Buku ini mencoba menjelaskan hal-hal yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan baik aset tetap dan aset tak berwujud dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan International Financial Reporting Standard (IFRS). Pembahasan dilakukan dalam delapan bab yang secara sistematis dan rinci mengupas permasalahan pengakuan, penilaian, depresiasi, amortisasi dan penurunan nilai aset tetap dan aset tak berwujud. Penulis juga vi Akuntansi Keuangan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud menambahkan pembahasan atas aset tetap berupa hak atas tanah dan aset sewa yang diperoleh melalui kontrak leasing. Besar harapan penulis, buku ini dapat memberikan masukan bagi para akademisi, praktisi dan peneliti akuntansi keuangan yang berusaha menerapkan dan menganalisa secara kritis setiap standar akuntansi keuangan terkait dengan aset tetap. Penulis sadar betul buku ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Kritik dan saran yang konstruktif akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan buku ini pada masa yang akan datang. Kritik dan saran dapat dikirim melalui email: [email protected]. Tak lupa penulis mengucapkan kepada istri dan putri-putri penulis yang tercinta, Ciceu Tri Cahyati, Cecilia Putri Cahyati Purba dan Patricia Anastasya Purba yang telah memberikan dukungan moral dan kasih sayang kepada penulis selama penulisan buku ini. Juga penulis sangat berterima kasih atas masukan-masukan yang diberikan atasan dan rekan-rekan di kantor pusat PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan Fakultas Ekonomi Universtias Kristen Maranatha yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namanya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Saudara Livingstone B., S.E., M.M. yang telah melakukan pengeditan terhadap buku ini dan Penerbit Graha Ilmu yang bersedia menerbitkan buku ini. Bandung, 1 April 2013 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN ASET TETAP, ASET TAK BERWUJUD DAN ASET SEWA Definisi dan Terminologi Referensi Standar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, Aset Sewa Pembiayaan dan Hak Atas Tanah Prinsip Akuntansi Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud v vii 1 2 4 10 BAB 2 PENGAKUAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD13 Aset Tetap Aset Tak Berwujud 14 29 BAB 3 PEROLEHAN HAK ATAS TANAH 39 Jenis-Jenis Hak Atas Tanah Menurut Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia Pengakuan Awal Hak Atas Tanah Penyusutan dan Amortisasi Hak Atas Tanah Perlakuan Akuntansi Hak di Atas Hak 40 43 45 47 viii BAB 4 Akuntansi Keuangan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud PENILAIAN DAN PEMBEBANAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD Model Biaya Perolehan Model Revaluasi Penyusutan dan Amortisasi 49 50 50 56 BAB 5 ASET SEWA 63 64 65 69 Definisi Sewa Klasifikasi Sewa Aset Sewa Pembiayaan BAB 6 PENGUJIAN PENURUNAN NILAI ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD 81 83 84 85 89 Konsep Penurunan Nilai Aset Kapan Pengujian Penurunan Nilai Aset Dilakukan? Indikasi Penurunan Nilai Aset Prosedur Pengujian Penurunan Nilai Aset BAB 7 PENGAKUAN RUGI PENURUNAN NILAI ASET Identifikasi Unit Penghasil Kas Penentuan Unit Penghasil Kas Penentuan Recoverable Value Alokasi Penurunan Nilai Aset Penyajian dan Pengungkapan Penurunan Nilai Aset 95 96 97 107 111 116 BAB 8 PEMBALIKAN PENURUNAN NILAI ASET Indikasi Pembalikan Penurunan Nilai Aset 117 118 119 Alokasi Pembalikan Penurunan Nilai Aset DAFTAR PUSTAKA 121 LAMPIRAN 125 -oo0oo- BAB 1 STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN ASET TETAP, ASET TAK BERWUJUD DAN ASET SEWA S etiap perusahaan sebagai entitas bisnis membutuhkan alat-alat produksi dalam aktivitas untuk menciptakan barang atau jasa untuk dijual kepada pelanggannya. Alat-alat tersebut biasanya dikelompokkan sebagai aset tetap, aset tak berwujud dan aset sewa. Informasi keuangan terkait aset-aset tersebut adalah informasi yang penting diketahui oleh pengguna laporan keuangan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan telah melakukan investasi atas dana dan pinjaman yang diperoleh dari pihak investor dan kreditor. Untuk dapat menyediakan informasi yang benar kepada pengguna laporan keuangan, manajemen perusahaan harus menggunakan norma-norma pelaporan keuangan yang baik yang dapat diterima umum sebagaimana ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS). Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para stakeholder perusahaan atau pihakpihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Bab ini memberikan gambaran terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan akuntansi aset, aset tak berwujud, aset sewa dan hak atas tanah. 2 Akuntansi Keuangan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud DEFINISI DAN TERMINOLOGI Sebelum memperoleh pemahaman yang jelas atas pelaporan keuangan aset tetap, aset tak berwujud, aset sewa dan hak atas tanah sebagaimana dimaksud di atas, penulis memberikan penjelasan terhadap hal-hal tersebut di bawah ini. •• Aset tetap adalah aset yang digunakan perusahaan sebagai entitas bisnis untuk menciptakan pendapatan. Aset tetap berasal dari aktivitas investasi perusahaan. Perolehan aset dilakukan melalui pembelian, penciptaan sendiri, pertukaran maupun penyerahan oleh pemegang saham sebagai penyetoran modal. Aset tetap dapat terdiri dari hak atas tanah, bangunan, mesin, peralatan dan lain-lain. Aset tetap adalah aset yang memiliki wujud fisik dan memberikan manfaat ekonomi kepada entitas bisnis selama lebih dari satu periode akuntansi pada masa-masa yang akan datang. Aset tetap dapat diperoleh dengan cara pembelian, pembangunan kembali atau pertukaran dengan aset tetap atau jenis aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan lain. Aset tetap didefinisikan sebagai aset yang memberikan manfaat ekonomi pada masa yang akan datang yang sifatnya non-moneter dan jangka panjang. Sifat non-moneter dan jangka panjang mengakibatkan nilai aset tersebut bersifat tetap, sehingga disebut ”aset tetap”. Namun apanya yang tetap, masih dapat diperdebatkan. Istilah ”aset tetap” lazim digunakan di Indonesia, walaupun sebetulnya istilah tersebut sangat rancu, sebab nilai aset tetap belum tentu bersifat tetap. Nilai aset tetap dapat berubah-ubah sebagai akibat inflasi dan adanya perubahan manfaat ekonomi. Dalam bahasa Inggris, istilah ”aset tetap” atau ’fixed asset’ tidak lazim digunakan. Aset tetap biasa disebut dengan istilah ‘property, plant and equipment’ atau ‘tangible noncurrent operating assets’. International Accounting Standard (IAS) 16, ’Plant, Property and Equipment’ menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk penyediaan barang