日本史 23 Februari 2012 SEJARAH JEPANG Pembabakan Sejarah Jepang: Jaman Pra-Sejarah, meliputi jaman Jōmon 縄文時代(sampai 200 SM), jaman Yayoi 弥 生時代(200 SM-250 M); Jaman Monarki Awal, meliputi jaman Yamato 大和時代(250-552 M), jaman Azuka 飛鳥時代(552-645 M), jaman Hakuho 白鳳 時代(645-710 M), jaman Nara 奈良時代 (710-794 M); Jaman Monarki Akhir, meliputi jaman Heian 平安時代(794-1185); Jaman Feodal Awal, meliputi jaman Kamakura 鎌倉時代 (1185-1333), jaman Muromachi 室町時代(1333-1573), jaman Azuchi Momoyama 安土桃山時代 (1573-1603); Jaman Feodal Akhir, meliputi jaman Edo 江戸時代 atau Tokugawa (1603-1867); Jaman Modern, meliputi jaman Meiji 明治時代(18681912), jaman Taishō 大正時代(1912-1926), jaman Shōwa 昭和時代sebelum perang (1926-1945), jaman Kontemporer atau jaman Shōwa setelah perang (19451989); Jaman Heisei 平成, terhitung sejak wafatnya Kaisar Hirohito (1989-sekarang) 縄文時代(~200SM) >> Nenek moyang orang Jepang berasal dari ras Mongoloid yang bermigrasi dari China & Korea ke sebelah utara pulau Kyushu hingga sebelah barat pulau Honshu. >> Menggunakan alat-alat batu seperti yang digunakan manusia purba jaman Neolitikum. >> Kebudayaannya lebih tinggi drpd nenek moyang suku Ainu. Kebudayaan Ainu tidak mengenal alat-alat dari tanah liat sehingga disebut “kebudayaan pratembikar” >> Masyarakat jaman Jōmon hidup sebagai pemburu dan pengumpul (hunter-gatherers) → selama 10.000 tahun. >> Peninggalannya banyak ditemukan di daerah Tohoku dan Hokkaido. Misalnya : Sannai-Maruyama (三内 丸山) di Pref. Aomori. 弥生時代(200-250SM) >> sumber lain menyebutkan bahwa nenek moyang orang Jepang berasal dari Asia Tenggara. Ini berdasarkan penemuan arkeologis pada tahun 1884 di daerah Yayoi, Tokyo. >> Penyebarannya dimulai dari daerah Kyushu sampai ke timur laut Jepang, setelah sebelumnya menyebar dari negeri selatan, di antaranya adalah dari daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara >> Tempat tinggal orang-orang ini pun telah mulai berpindah ke daerah-daerah yang lebih datar dan rendah untuk hidup bertani. Tetapi cara bertaninya masih sederhana. >> Pada abad ke-2 dan ke-3 cara bertani orang-orang yang hidup pada abad ini sudah cukup maju. Ditemukan bekas daerah pertanian di desa Toro (Pref. Shizuoka) pada tahun 1940-an, yakni daerah berpaya yang telah diatur cara penyaluran airnya seluas tujuh hektar. >> Selain peninggalan dari tanah liat berupa tembikar, panah, dan busur, mereka juga membuat barang-barang dari kayu, seperti kano, keranjang, sisir, dll. Setelah hidup dengan cara berburu dan menjadi pengumpul, mereka mulai hidup menetap dan bercocok tanam. Peninggalan lingkaran batu Oyu Kanjo - Oyu Kanjo Resseki (大湯環状列石) di Prefektur Akita Di Prefektur Akita (秋田県)terdapat peninggalan Oyu Kanjo Resseki 大湯環状列石 atau Oyu Stone Circle, yang memiliki 2 lingkaran batu besar, yakni: Nonaka 野中(diameter 42 meter) dan Manza万座 (diameter 48m ). Di bawah kedua lingkaran ini, ditemukan sejumlah besar patung tembikar dan barang-barang dari tanah yang kemudian diyakini bahwa reruntuhan ini adalah dahulu digunakan sebagai kuil. Peninggalan Goshono 御所野遺跡 Peninggalan Goshono 御所野遺跡 di Prefektur Iwate (岩手県)disebut telah berdiri sejak masa pertengahan Jomon sekitar 4,000-4,500tahun yang lalu. Sejak digali tahun 1989, pada wilayah seluas 65.000 meter persegi ini telah digali dan ditemukan lebih dari 600 jejak tempat tinggal. Pada jaman Yayoi desa-desa bertambah besar dan beberapa di antaranya mengadakan penggabungan atau dipaksa digabungkan, yang mengakibatkan terbentuknya kesatuan-kesatuan masyarakat purba. Pemimpin desa dengan sifat-sifat kharismatiknya memegang peranan penting dalam penyatuan desa-desa purba tersebut. Walaupun demikian, kebudayaan pertanianlah yang menjadi pendorong utama adanya pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial, bukan para pemimpin desa. Menurut catatan sejarah Han di Cina, pada abad ke-1 SM terdapat kurang lebih seratus buah kesatuan masyarakat purba yang menyerahan upeti kepada Dinasti Han di Jepang. Kecenderungan penyatuan negara-negara di Asia Timur –seperti Dinasti Chin yang menguasai Wei pada masa setelah berakhirnya Dinasti Han yang mengakibatkan terbentuknya Dinasti Wei, Wu dan Shu, demikian pula Paekche di Korea yang berasal dari negara Ma Han dan Silla atau Chin Han– berhasil menyatukan Korea Selatan di sekitar akhir abad ke-3. Gerakan penyatuan di daratan tersebut telah mempengaruhi gerakan-gerakan penyatuan kesatuan-kesatuan masyarakat purba di Jepang. Salah satu kesatuan masyarakat purba terkuat yang dapat menyatukan kesatuan-kesatuan masyarakat purba ini adalah klan Yamatai, di Kyushu Utara, yang dipimpin dan diperintah oleh Ratu Himiko. Ada tiga puluh kesatuan masyarakat purba yang berada di bawah kekuasaan Yamatai. Kekuasaan klan ini bahkan sampai ke Korea. Pada pertengahan abad ke-4 Paekche dan Mimana, yaitu negara di bekas wilayah Ryo Han di Korea berada di bawah kekuasaan Yamatai. Mitos Jepang sebagai Negara Matahari, yang diperintah oleh para keturunan kaisar yang juga merupakan keturunan Dewi Matahari, sangat besar pengaruhnya terhadap tegaknya ideologi Tennō (Kaisar modern). Namun, secara akademis teori tentang kaisar-kaisar Jepang keturunan Dewi Matahari sulit dipercaya, sebab penyatuan Korea sesungguhnya dilakukan oleh Yamatai –nama ini diduga sama dengan nama Yamato– jauh sebelum penobatan Kaisar Jinmu. Walaupun demikian, pernyataan bahwa nenek moyang kaisar yang bergerak dari daerah Kyushu ke timur, juga penyebaran kebudayaan akademis Yayoi dengan ciri khas bertani dari barat ke timur, secara akademis dapat dipercaya.