BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Perkembangan teknologi komunikasi seperti media cetak, media massa,
media visual dan audio visual serta media elektronika telah mencapai tahap yang
memudahkan bagi berbagai macam perusahaan untuk mempromosikan produkproduknya. Salah satu diantara media-media yang menjadi pilihan adalah televisi.
Televisi menjadi media komunikasi yang sangat efektif, karena televisi memiliki
kemampuan untuk menyampaikan pesan secara audio dan visual.
Untuk dapat mempromosikan produk-produk tersebut, berbagai macam
perusahaan saling berlomba dalam menyuguhkan dan membuat iklan televisi yang
semenarik mungkin agar dapat menarik minat target sasarannya, dalam hal ini
adalah khalayak ramai yang menjadi konsumen dari produk-produk tersebut. Agar
tujuan dari promosi tersebut dapat tercapai, yang mana dalam hal ini adalah
memperkenalkan produk, merangsang daya beli dan mencapai target penjualan
yang besar maka diperlukan suatu bentuk iklan yang tepat, baik itu konsep
maupun jenis iklannya.
Pada hakikatnya kandungan yang bisa dilihat dalam sebuah iklan televisi
terdiri dari dua aspek pokok. Yang pertama adalah tampilan visual (pesan visual)
dari iklan tersebut. Visual iklan yang muncul pada masa sekarang ini terasa
berkesan lebih ekspresif, kreatif, komunikatif dan simpel dalam penggunaannya,
sedangkan yang kedua adalah bahasa verbal (pesan verbal) yang berupa tulisan
atau ucapan, yang dipergunakan oleh iklan tersebut didalam kemunculannya,
(menggunakan gaya bahasa verbal dengan dialek-dialek yang biasa dipakai dan
akrab ditelinga kita, kini merupakan indikasi atau hal yang menarik). Oleh para
kreator iklan, kedua aspek inilah yang selalu diolah agar kualitas iklan yang
dihasilkan sesuai dengan konsep dan tujuan yang ingin dicapai.
Kebanyakan iklan televisi adalah suatu drama, meskipun berlangsung
hingga (15-60 detik), sebagai drama iklan televisi mempunyai tiga unsur pokok
yaitu tokoh fiktif, jalan cerita (“plot”), dan dialog. Selama ini iklan televisi
menggunakan hal tersebut konsepnya ditambah lagi dengan klimaks yang berupa
1
lagu, musik, atau suara yang menonjolkan kembali nama produk atau jasa yang
diiklankan. Melodi lagu dan kata-kata sederhana yang mudah dihapal memenuhi
tujuan iklan, yang akhirnya akan melekat pada memori pemirsa sebagai suatu
kekuatan yang mempengaruhi. Dampak dari hal tersebut tentu saja bersifat
sugestif, meskipun tidak disadari sepenuhnya oleh pemirsa. Namun justru
disitulah terletak efektifitas iklan tersebut.
Berbicara mengenai iklan televisi tidak hanya berbicara mengenai satu
atau sebuah aspek saja. tetapi, berbicara mengenai iklan televisi berarti kita
berbicara mengenai berbagai aspek yang dapat menunjang baik buruknya sebuah
iklan televisi, sudah tepat atau belum sasaran yang dibidik oleh iklan yang dibuat
tersebut dan apakah di dalam sebuah iklan sudah memiliki aspek makna yang
terselubung dengan baik dan jelas yang disampaikan kepada khalayak, karena
makna adalah hal yang terpenting dalam sebuah iklan untuk dapat menyampaikan
suatu pesan di dalam sebuah iklan.
Di dalam penyampaian makna pesan dibalik iklan televisi diupayakan
untuk selalu mempunyai makna-makna yang jelas dan mempunyai sasaran
tersendiri dengan mengemukakan keinginan dari pengirim pesan untuk dapat
segera masuk dalam ingatan sasaran atau penerima. Makna dalam iklan
ditafsirkan oleh khalayak melalui tanda, tanda dalam iklan harus komunikatif agar
tidak terjadi salah tafsir terhadap maknanya. Makna tanda merupakan suatu ciri
khas yang diharapkan dapat mewakili dari benda atau jenis yang ditawarklan dan
memberikan kemudahan bagi individu yang menginginkan untuk berkomunikasi.
Dari permasalahan tersebut dapatlah dengan jelas kita lihat bagaimana
makna pesan di balik iklan televisi dan makna peran visualisasi pada sebuah iklan
televisi terhadap pesan yang disampaikan sangatlah menjadi hal yang utama
dalam sebuah iklan televisi. Visualisasi yang memungkinkan adanya komunikasi
yang baik antara pengiklan dan sasaran iklan tersebut yaitu konsumen sebagai
target pemasarannya.
Berkaitan dengan makna pesan dibalik iklan dan peran makna visualisasi
pada sebuah iklan televisi terhadap pesan yang disampaikan, penulis bermaksud
menelitinya dalam suatu studi kasus melalui iklan televisi Sampoerna A-Mild
2
Menthol “versi manusia purba” (panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanaspanasin).
1.2. Identifikasi masalah
Kreativitas sebuah iklan Televisi dapat dilihat dari berbagai macam sudut.
Terbukti salah satu iklan rokok Sampoerna A-Mild “versi manusia purba” tersebut
memunculkan berbagai ekspresif, kreativitas, komunikatif, bebas, tanpa paksaan
dan lain-lain.
Iklan televisi Sampoerna A-Mild inilah yang menjadi bahan kajian
penulisan karya ilmiah ini. Dengan mengetengahkan sample kasus iklan Televisi
A-Mild menthol versi manusia purba (panas butuh dingin, dingin nggak butuh
dipanas-panasin), sebuah bentuk iklan yang dipandang memilki nilai kreatifitas
sangat tinggi yang menyampaikan suatu misi dari merek Sampoerna A-Mild.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti adalah Bagaimanakah
makna pesan dibalik iklan?
A-Mild menthol Versi manusia purba (panas butuh dingin, dingin nggak butuh
dipanas-panasin) ini diluncurkan pada Bulan April tahun 2005 sampai dengan
bulan Mei 2005. Iklan ini diharapkan meneruskan tradisi iklan Sampoerna A-Mild
yang selama ini mendapatkan sambutan positif dari konsumen.
1.3. Perumusan masalah
Untuk menetapkan pokok kajian diperlukan suatu perumusan masalah,
dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan seputar makna pesan iklan A-Mild
tersebut. Melalui tinjauan dengan melakukan analisis pada objek kajian dalam hal
ini adalah Bagaimanakah iklan televisi A-Mild dapat menyampaikan makna pesan
dibalik iklan secara visual dan verbal.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diambil suatu perumusan
permasalahan pokok yang menjadi dasar utama dari penelitian yaitu:
1.
Bagaimanakah makna pesan dibalik iklan Sampoerna A-Mild
menthol yang di sampaikan melalui iklan televisi?
3
2.
Bagaimanakah peran yang dimainkan dalam setiap elemen
visual (pesan visual) dan elemen tulisan (pesan verbal) dalam
iklan televisi Sampoerna A-Mild menthol?
3.
Bagaimanakah cara penyampaian kreatif pesan iklan televisi
Sampoerna A-Mild menthol?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya merupakan bahan yang
menjadi fokus analisis sebagai objek kajian. Dengan penelitian analisis data yang
ada diharapkan akan muncul jawaban-jawaban yang ingin dicapai disesuaikan
dengan teori-teori periklanan, komunikasi, dan ilmu desain komunikasi visual.
1.4. Pembatasan masalah
Mengingat luasnya pokok pembahasan akan jenis-jenis iklan yang secara
garis besar dapat digolongkan menjadi tujuan kategori pokok yang meliputi iklan
konsumen, iklan bisnis atau iklan perdagangan, iklan eceran, iklan keuangan,
iklan langsung, dan iklan lowongan kerja ( Jefkins. 1994:39).maka pembatasan
permasalahan penelitian ditentukan hanya meliputi jenis iklan konsumen, hal ini
dikarenakan penelitian dilakukan pada iklan televisi Sampoerna A-Mild menthol
versi “manusia purba” (panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanas-panasin)
yang mempromosikan tentang produk yang masa dalam hal ini barang konsumen
(consumer goods) berupa rokok kepada lapisan sosial tertentu yang menjadi target
sasaran.
Sedangkan pada pembahasan komunikasi, permasalahan dibatasi pada
strategi komunikasi yang dirumuskan menjadi materi komunikasi yang
dirumuskan menjadi sumber dari gagasan ide (Grafis visual) dan pesan (informasi
pesan) (Burhan bungi, 2001:155). Hal ini disebabkan karena pembahasan
mengacu makna pesan dibalik iklan dan pada pendekatan visualisasi (cara
penyampaian pesan melalui suatu visual) yang tepat dan sesuai dengan informasi
dan pesan yang akan disampaikan. hal tersebut merupakan pembatasan masalah
dimana penulis hanya akan mengkaji pokok permasalahan dari ruang lingkup
seperti tersebut diatas.
4
1.5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam rangka penulisan karya ilmiah
ini adalah Metode Deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi pada kurun waktu tertentu yang seterusnya
dianalisa sesuai dengan data yang ada. Sedangkan dalam menganalisa
permasalahan penulis menggunakan pendekatan secara normatif yaitu pendekatan
yang mengkaji dan menguji secara logis data-data yang terkumpul. Kenapa
pemilihan metode ini saya pakai, dikarenakan penelitian yang saya lakukan adalah
menjelaskan / menganalisa sebuah iklan yang dimana diluncurkannya iklan
tersebut pada kurun waktu tertentu, yang berhubungan dengan situasi yang sedang
terjadi pada masyarakat Indonesia pada waktu itu.
1.5.1. Instrumen penelitian
Dalam penelitian yang menjadi instrumen dari penelitian
adalah elemen-elemen dari iklan yang berupa strategi komunikasi dan
strategi kreatif pada sebuah iklan televisi. Adapun instrumen yang
menjadi penelitian secara experinci sebagai berikut:
-
Penelitian keperpustakaan (library research)
Pengambilan data dengan menggunakan pengetahuan yang
bersumber dari buku-buku, catatan perkuliahan dan sumber-sumber
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Pada penelitian
kepustakaan ini penulis melakukan dua tahapan penelitian yaitu tahap
pertama: penulis memulai dengan mencari berbagai macam literatur
yang berhubungan dengan objek yang diteliti, dalam hal ini adalah
(iklan televisi). Setelah data tentang iklan televisi terkumpul, tahap
kedua yaitu mencari literatur tentang bagaimana suatu makna pesan
dibalik iklan televisi dapat diinterpretasikan. Dalam hal ini pada iklan
televisi “ rokok sampoerna A-Mild menthol versi manusia purba
(panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanas-panasin).
5
-
Penelitian lapangan ( field research)
Dalam penelitian lapangan ini penulis membanginya kedalam
dua tahapan yaitu tahap pertama, penulis melakukan observasi pada
iklan-iklan yang ditayangkan ditelevisi. Kemudian mencari berbagai
perbedaan yang ada pada iklan-iklan tersebut, baik itu jenis iklannya,
maupun strategi komunikasi kreatifnya. Setelah melakukan observasi
penulis menemukan bahwa iklan televisi ternyata memiliki suatu
keunikan tersendiri dalam penyampaian pesannya yaitu melalui bahasa
visual. Pada tahap kedua dari penelitian lapangan, penulis memilih
iklan yang diteliti dengan berbagai alasan yang mendasar seperti
bentuk pendekatan visualisasi dan cara penyampaian pesan, karena
melalui penyampaian pesan ini terdapat sebuah makna yang tersirat,
sehingga pada akhir dari penelitian lapangan ini penulis menentukan
bahwa iklan televisi “ rokok sampoerna A Mild menthol versi manusia
purba (panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanas-panasin) tepat
untuk menjadi objek penelitian.
-
wawancara
Pengumpulan data melalui interview secara langsung kepada
masyarakat umum (Perokok A-Mild, Perokok, Masyarakat biasa)
untuk dimintai pendapatnya tentang isi pesan / makna pesan dibalik
iklan tersebut.
-
Dokumentasi
pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian.
Adapun data-data yang menjadi dokumentasi berupa ; vcd hasil jadi
iklan
6
1.5.2. Sampel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi sampel dari penelitian
adalah iklan televisi rokok sampoerna A-Mild menthol versi
manusia purba (panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanaspanasin). Alasan penelitian pada iklan televisi rokok sampoerna
A-Mild menthol versi manusia purba (panas butuh dingin, dingin
nggak butuh dipanas-panasin) terbagi menjadi dua alasan yaitu:
1.
karena iklan ini termasuk jenis iklan yang digunakan
untuk menawarkan barang ke konsumen secara luas dan
menggunakan jasa media massa, yang mana dalam hal
ini telvisi kepada lapisan sosial masyarakat tertentu yang
menjadi target sasarannya.
2.
Sedangkan secara bahasa visual iklan sampoerna
A-Mild menthol versi manusia purba (panas butuh
dingin, dingin nggak butuh dipanas-panasin) memiliki
keunikan tersendiri dalam penyampaian pesannya.
7
1.5.3. Skema / Bagan Berpikir penelitian
8
1.6. Maksud dan tujuan penelitian
Dalam penulisan skripsi ini terdapat maksud dan tujuan penulis untuk
melakukan penelitian tersebut. Adapun maksud dan tujuan tersebut terbagi
menjadi dua bagian yaitu maksud tujuan penelitian secara umum dan maksud
tujuan penelitian secara khusus.
1.6.1. Umum
-. Maksud penelitian secara umum yaitu untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya sebuah makna pesan dibalik iklan dan makna peran
suatu visualisasi iklan televisi dapat disampaikan secara komunikasi
visual.
-. Tujuan penelitian secara umum yaitu untuk memberikan
informasi bagaimana suatu makna pesan dibalik iklan dan makna peran
suatu visualisasi iklan televisi dapat dan mampu menyampaiakan pesan
kepada khalayak ramai.
1.6.2. Khusus
-. Maksud penelitian ini secara khusus yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh sebuah makna pesan dibalik iklan dan makna
pesan visualisasi terhadap komunikasi dipandang dari sudut komunikasi
visual.
-. Tujuan penelitian secara khusus yaitu untuk memperdalam
pemahaman bagaimana sebuah makna pesan dibalik iklan dan makna –
makna pesan yang terkandung didalam visualisasi sebuah iklan televisi.
1.7. Manfaat penelitian
Dari penelitian terhadap iklan televisi diharapkan hasil penelitian akan
membawa suatu manfaat, adapun manfaat tersebut terbagi manjadi dua bagian
yang utama yang meliputi:
9
1.7.1. Umum
Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah memberi
pengetahuan tambahan kepada khalayak ramai bahwasannya didalam
sebuah tayangan iklan televisi yang dipenuhi dengan berbagai macam
makna pesan yang tersirat didalamnya.
1.7.2. Khusus
Manfaat secara khusus dari penelitian ini adalah memberikan
informasi tentang sebuah makna pesan dibalik iklan dan makna peran
suatu visualisasi dapat menjadi suatu alat komunikasi yang dapat
memberikan pengaruh yang besar bagi siapapun yang melihatnya.juga
sebagai tambahan pengetahuan bagi dunia komunikasi visual.
1.8. Landasan teori
Teori Model Laswell: Who, says, in which channel, to whom, with what
effect, yang sering diterapkan dalam komunikasi massa. Unsur sumber (who)
merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan
(says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which
channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan
analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan
dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada
khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Adapun penjelasan satu persatu dari
Teori Model Laswell disini sebagai landasan teori dalam penelitian skipsi saya
yaitu:
1.
Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai
pengendalian pesan, unsur sumber disini ialah PT. H.M
Sampoerna Tbk. Selaku produsen yang mengeluarkan iklan
tersebut, dan kemudian oleh saya iklan tersebut dijadikan
sumber untuk penelitian.
2.
Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi
yaitu makna pesan dibalik iklan itu sendiri.
10
3.
Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis
media yaitu pesan visual dan pesan verbal dalam iklan, yang
disini media yang digunakan adalah televisi.
4.
Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak
yaitu dimana masyarakat umum diminta pendapatnya tentang
isi pesan dan makna di dalam iklan tersebut.
5.
unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan
studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi
massa pada khalayak (pemirsa). Unsur pengaruh yang
ditimbulkan oleh pesan disini yaitu saya, yang di mana saya
sebagai peneliti karena dari pesan yang ditimbulkan tersebut
telah dihasilkan suatu jawaban dari makna pesan yang tersirat
dalam iklan tersebut.
Landasan teori yang meliputi tentang teori komunikasi tersebut menjadi
pilihan utama dalam studi analisis ini, karena untuk dapat menelaah lebih dalam
tentang komunikasi dalam iklan televisi diperlukan suatu sumber data-data yang
akurat agar penelitian dapat berlangsung sesuai dengan objek penelitian yang
dalam hal ini adalah iklan televisi dan bahasa komunikasi yang digunakan
didalamnya pada ikatan iklan televisi terhadap pesan yang akan disampaikan
dapat terpenuhi dengan tepat dan sesuai dengan alur dari penelitian.
11
1.9. Pembabakan / Sistematika penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Membahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah,
Pembatasan Masalah, Metode Penelitian, Maksud dan Tujuan, Manfaat penelitian,
Landasan Teori, dan Pembabakan / Sistematika Penulisan
Bab 2 Pengertian iklan Televisi
Membahas tentang Pengertian Televisi, Iklan Televisi (Televisi Comersial-TVC),
Keunggulan-Keunggulan Iklan Televisi, Kelemahan-Kelemahan Iklan Televisi,
Perencanaan Iklan Televisi, Pesan Dalam Iklan Televisi,
Bab 3 Gaya Beriklan rokok Sampoerna A-Mild
Membahas tentang Latar Belakang Perusahaan, Perkembangan Rokok A-Mild,
Strategi Periklanan Rokok Sampoerna A-Mild, Tampilan Visual Iklan Sampoerna
A-Mild, Sekilas iklan Televisi A-Mild versi manusia purba (panas butuh
dingin,dingin nggak butuh dipanas-panasin), Stroryboard, Storyline.
Bab 4 Kajian Iklan Televisi Sampoerna A-Mild “versi manusia purba” (panas
butuh dingin, dingin nggak butuh dipanas-panasin)
Membahas tentang Makna dibalik Iklan Televisi Sampoerna A-Mild menthol
Versi “Manusia purba” (Panas butuh dingin, dingin nggak butuh dipanaspanasin), Kajian Visualisasi Iklan Televisi Sampoerna A-Mild Menthol “Versi
Manusia Purba”, Penyampaian Kreatif Iklan Televisi Sampoerna A Mild menthol
“versi Manusia purba”.
Bab 5 Kesimpulan dan saran
12
BAB II
PENGERTIAN IKLAN TELEVISI
2.1. Pengertian Televisi
Menurut
kamus
umum
bahasa
Indonesia
susunan
W.J.S,
Poerwadarminta, pengertian Televisi yaitu: penyiaran pertunjukan dan
sebagainya, dengan radio dan alat penerima, pertunjukan tadi diwujudkan sebagai
gambar hidup. Televisi merupakan sebuh media elektronik yang audio visual,
sehingga televisi dapat menunjukan gambar yang hidup lengkap dengan suaranya.
Dalam arti lain bahwa sebuah Televisi adalah suatu alat komunikasi yang
digunakan dalam penyiaran. Dimana alat komunikasi ini dapat dilihat dan realitas
(nyata) walaupun terjadi ditempat jauh sekalipun.
2.2. Iklan Televisi (Televisi Comersial-TVC)
Iklan televisi memiliki pengertian bagian dari serangkaian kegiatan
mempromosikan suatu produk yang menekankan unsur citra didalamnya melalui
perantara media televisi (Fowles, 1996:11). Di dalam dunia periklanan Iklan
televisi disebut sebagai “The Magic System”, hal ini dikarenakan selain
menyajikan dunia instant, juga karena iklan televisi merupakan pertunjukan
“kecil” dalam dunia komunikasi dengan kesan-kesan yang “besar” sebagai suatu
sistem “magic”. “Magic”, itulah kata yang sering diucapkan masyarakat untuk
menggambarkan betapa iklan mempertontonkan sebuah dunia lain yang
menakjubkan kepada pemirsanya. Iklan mampu mereproduksi angan-angan
kehidupan manusia tentang kehidupan mewah dalam keajaiban seribu satu malam.
Iklan televisi bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah
komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah
sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul kedalam dunia nyata melalui media
(Williams Hawes, 1991:320). Iklan televisi berkembang dengan berbagai
kategori, bila dibandingkan dengan media lain, iklan televisi memiliki
kategorisasi yang jauh berbeda karena sifat medianya juga berbeda. Kategori
besar dari sebuah iklan televisi adalah berdasarkan sifat medianya dimana iklan
13
televisi dibangun dari kekuatan visualisasi objek dan kekuatan audio. Simbolsimbol yang divisualisasikan lebih menonjol bila dibandingkan dengan simbolsimbol verbal. Umumnya iklan televisi menggunakan cerita-cerita pendek
menyerupai karya film pendek. Namun karena waktu tayang yang pendek, hanya
beberapa detik, maka iklan televisi dalam setiap tayangnya berupaya keras
meninggalkan kesan yang mendalam kepada pemirsa.
Televisi sebagai media untuk beriklan memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan dibandingkan dengan media – media lainnya. Berikut ini merupakan
keunggulan dan kelemahan televisi.
Keunggulan-keunggulan iklan Televisi:
1.
Kesan realistic. Karena sifatnya yang visual dan
merupakan kombinasi-kombinasi warna-warna, suara,
dan gerakan, maka iklan-iklan Televisi nampak begitu
hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan
dapat menunjukan dan memamerkan kelebihan atau
keunggulan produk secara detail.
2.
Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan televisi
disiarkan rumah-rumah dalam suasana yang serba santai
atau kreatif, maka masyarakat lebih siap untuk
memberikan perhatian.
3.
Repetisi / pengulangan. Iklan Televisi bisa ditayangkan
hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang
cukup bermanfaat
masyarakat
untuk
yang memungkinkan sejumlah
menyaksikannya,
dan
dalam
frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu
bangkit.
4.
Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan Televisi dapat
menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia
menjangkau konsumen. selain karena pedagang eceran
juga suka menonton televisi memang sangat membantu
usaha mereka. (Jefkins, 1997:109).
14
Kelemahan-kelemahan iklan Televisi:
1.
Televisi cenderung menjangkau pemisah secara masal,
sehingga
untuk
pemilahan
(untuk
kepentingan
pembidikan pangsa pasar tertentu). Sering dilakukan,
2.
Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data
yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan
pembuatnya maka televisi lagi-lagi tidak akan bisa
menandingi media pers.
3.
Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak
orang sambil menonton televisi, akibatnya, konsentrasi
mereka sering terpecah sehngga iklan-iklan yang
disisipkan dalam suatu acara televisi mereka dilewatkan
begitu saja.
4.
Pada iklan televisi pengajian atau model iklan sama
sebagaimana para pengiklan lainnya sehingga para
penonton televisi secara keseluruhan adalah memilih
format atau model yang sama. (Jefkins, 1997:113).
Didalam
perencanaanya,
iklan
televisi
biasanya
menggunakan beberapa kerangka berpikir. Kerangka berpikr
sangatlah perlu dipergunakan dalam suatu perencanaan iklan,
karena dengan terlebih dahulu menentukan kerangka berpikir
maka keefektifan iklan tersebut untuk berkomunikasi dengan
sesamanya yang dalam hal ini merupakan konsumen dari produk
yang diiklankan akan tercapai dengan baik dan tepat.
Pada iklan Televisi ini terdapat alur cerita yang dibentuk
terhadap hubungan antar frame. Untuk menghasilkan sebuah iklan
yang efektif tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan ;
1.
Pengunakan visual untuk penyampaian pesan iklan,
karena Televisi adalah media visual.
2.
Pergunaan frame pertama sebagai kunci visual untuk
menambah audiens pada pesan.
15
3.
Pergunakan lima detik pertama untuk menggungkapkan
pesan utama.
4.
Pergunakan pesan utama dan pesan tunggal
5.
Pergunakan
alur
cerita
secara
dramatisasi
untuk
menghasilkan pesan yang kuat.
2.3. Perencanaan Iklan Televisi
Didalam perencanaan iklan televisi, diperlukan pemikiran secara visual
dan dalam bentuk kata dan kalimat. Pemikiran secara visual maksudnya yaitu
dalam perencanaan perlu diperhitungkan dan dibayangkan bagaimana suatu
gambar akan ditampilkan sehingga iklan tersebuat akan ditonton, sedangkan
pemikiran dalam bentuk kata dan kalimat maksudnya yaitu dalam perencanaan
perlu diperhitungkan dan dibayangkan bagaimana suatu kata atau kalimat akan
ditampilkan sehingga iklan tersebut akan dibaca. Frank Jefkins mengatakan
bahwa kerangka berpikir yang paling sering digunakan adalah kerangka AIDCA
yaitu attention, interest, desire, conviction, action. Formula AIDCA merupakan
suatu formula yang sering digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan
secara menyeluruh, dan formula ini dapat diterapkan pada suatu iklan hard-selling
(Jefkins, 1997:241).
Perhatian (attention) orang terhadap suatu iklan televisi adalah hal penting
untuk memulai membawa iklan ke dalam ruang kognitif pemirsa. Hal ini dapat
dilakukan dengan menempatkan iklan pada posisi yang tepat dalam media
televisi. Pada saat di mana suatu iklan harus muncul dan pada saat dimana iklan
tersebut tidak perlu muncul, adalah pertimbangan penting dalam menentukan
formula perhatian iklan televisi. Jadi untuk menarik perhatian pemirsa, iklan
kadang kala menggunakan cara-cara yang kontroversial, karena dengan cara ini
akan membawa pemirsa ke puncak kondisi yang emosional sehingga pemirsa
menjadi khawatir, menjadi ingin tahu, berpihak, marah dan sebagainya.
Penciptaan iklan juga selalu memperhatikan aspek ketertarikan (interest).
Artinya iklan dapat membawa orang untuk tertarik pada aspek kreativitas melalui
kekuatan yang ditampilkan pada pewarnaan, gambar, maupun copy iklan.
16
Formula ketertarikan ini akhirnya membawa pemirsa pada keinginan (desire)
untuk mengenal lebih dekat produk yang diiklankan itu. Pada bagian ini, iklan
biasanya dibawa untuk menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau
menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun penciptaan iklan biasanya
terus berusaha membawa keinginan-keinginan pemirsa tersebut ke arah
penciptaan iklan yang mampu memunculkan keyakinan (conviction) bahwa
memang layak produk itu dimiliki, yaitu dengan menampilkan fakta-fakta, buktibukti serta kesaksian orang yang pernah menggunakan produk atau jasa yang
diiklankan sebelumnya.
Bagi pencipta iklan, terjadi upaya terus-menerus untuk menciptakan iklan
yang memiliki kekuatan merespons pemirsa. Efek iklan yang baik dipercaya oleh
mereka akan merangsang tindakan (action) pemirsa untuk melakukan hal-hal ke
arah tindakan pembelian barang atau jasa.
2.4. Pesan Dalam Iklan Televisi
Sebagaimana definisi yang telah dinyatakan Institute of Practisioners in
Advertising (IPA), suatu iklan harus menyajikan pesan penjualan yang paling
persuasive dan kuat. Jika penulisan pesan penjualan tersebut gagal menarik
perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan
(conviction), dan tindakan (action) sebagaimana yang diinginkan, maka pesan
penjualan atau copy iklan itu telah gagal.
Dalam penulisannya, pesan dalam suatu iklan Televisi tak lepas dari seni
penulisan pesan penjualan (copywriting). Tentu saja copy iklan itu harus didukung
oleh bentuk kreatifitas lain seperti gambar, typografi dan warna. Dijelaskan pula
bahwa dalam penulisannya copy iklan memiliki beberapa aturan dasar, adapun
aturan dasar tersebut meliputi:
-
Copy iklan yang ditulis itu harus bersifat menjual, meskipun iklan itu hanya
bertujuan untuk mengingatkan saja.
-
Rahasia keberhasilan
iklan adalah pengulangan
(repetition), apakah
pengulangan itu dengan mamanfaatkan iklan secara berkesinambungan,
ataupun dengan menerapkan pengulangan dalam tubuh copy iklan itu sendiri.
17
-
Orang tidak akan peduli untuk membaca copy iklan. Karena itu pesan iklan
harus memanfaatkan secara maksimal kata-kata dan penyampaian pesannya
dengan segera.
-
Jika pembaca merasa tidak terlalu mengetahui terhadap kata yang asing,
perhatian pembaca terhadap iklan tersebut akan hilang, karena itu setiap kata
yang digunakan harus mudah dipahami dan tidak ada kemungkinan untuk
menimbulkan keraguan dibenak pembaca.
-
Kata-kata singkat, kalimat-kalimat yang pendek, paragrap yang tidak terlalu
panjang membantu menyampaikan pesan iklan serta memudahkan pembaca
untuk memahami dan mengerti maksud copy iklan itu dengan cepat.
2.5. Peran Visual Dalam Menterjemahkan Pesan
Latar merupakan bagian tersendiri yang penting dalam merencanakan
materi iklan. Latar menunjukan dimana cerita-cerita itu akan dibangun. Bagian ini
diperlukan untuk mempertegas image. Karena akan terjadi interaksi simbolik
antara latar dengan pesan dan image. Kedua bagian ini akan selalu saling
memperkuat posisi masing-masing.
Banyak iklan tidak mempergunakan latar yang sama karena untuk
memberi nuansa dinamis dan menghindari kebosanan. Pemilihan latar iklan
penting untuk menghidupkan iklan seperti yang diinginkan pembuat iklan. Namun
dalam memilih iklan biasanya kita harus memilih antara latar yang tetap atau yang
berganti-ganti.
Ada iklan tertentu yang meutamakan kekuatan bintang iklan. Sedangkan
latar iklan tidak diutamakan, karena dipandang bintang iklan lebih banyak
mempengaruhi iklan itu. Berbagai pertimbangan tentang kehadiran bintang iklan
merupakan hal yang penting yang strategis dalam membuat iklan yaitu melalui
pilihan-pilihan atau tanpa pilihan dengan latar. Karena itu, walaupun belum
sampai membicarakan isi pesan iklan maupun konstruksi image, namun apabila
latar iklan serta bintang iklan telah mendapat pilihan yang tepat maka kekuatan
iklan tersebut akan telihat.
18
Tanpa disadari bintang iklan telah mengkontruksi iklan itu sendiri tanpa
atau bersama materi iklan yang diiklankan, karena pamor bintang iklan itu telah
menstrimulus pemirsa untuk menarik atau menggunakan produk yang diiklankan .
terdapat beberapa iklan yang berusaha memadukan antara kekuatan bintang iklan
dengan pemilihan kata dalam naskah (copy) iklan atau dengan latar iklan lainnya,
dengan maksud akan memperoleh kekuatan kontruksi yang lebih besar.
Merencanakan materi iklan berarti menyiapkan juga copy iklan artinya
bahwa latar iklan harus memuat cerita yang diperankan oleh sang bintang. Naskah
iklan atau juga dikenal dengan scenario, merupakan jalan cerita bagaimana bentuk
konstuksi iklan itu berlangsung. Naskah iklan adalah rancangan kreativitas iklan,
jalannya cerita yang penuh dengan sensasi bisnis, juga adalah seni penulisan
pesan penjual. Pada umumnya penulisan naskah iklan memiliki dua kategori
penting (headline) yaitu berupa slogan atau satu dua kata atau kalimat yang
ditampilkan secara kontras, dan juga ada efek suaranya sehingga mendominasi
tampilan sebuah iklan. Headline dalam tampilan iklan Televisi ditampilkan dalam
berbagai variasi, kadang hanya ditampilkan dalam bentuk audio, kadang
ditampilkan dalam bentuk visual, bahkan kadangkala ditampilkan secara
bersamaan (audio visual), serta dimunculkan dalam bentuk tulisan. Ada pula
beberapa iklan yang menampilkan headlinenya dalam bentuk cerita scenario yang
hanya dapat ditangkap pemirsa apabila ia secara utuh menonton iklan tersebut.
Teks iklan adalah isi iklan atau naskah iklan yang bercerita tentang sebuah produk
atau jasa yang diiklankan. Teks iklan berisikan headline, produk dan
keunggulanya, produsen dan slogan.
Terdapat beberapa kategori pendekatan penulisan naskah iklan televisi
yang umunya dapat dilihat setiap tanyangan iklan televisi (Jefkins, 1997;235).
Pertama pendekatan emosional, dimaksud untuk membangkitkan emosi pemirsa
terhadap kebutuhan tertentu yang sangat mendesak. Kebutuhan yang sangat
mendesak itu biasanya berhunbungan dengan penampilan dan aktualisasi diri,
cinta kasih, persahabatan, pemeliharaan diri, rasa ingin memiliki, rasa ingin tahu
serta keamanan, dan kenyamanan. Kedua pendekatan khas, salah satu adalah
menggunakan kerangka berpikir AIDCA seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Pendekatan ini dimaksud untuk secara detail membimbing pemirsa untuk
19
melakukan tindakan – tindakan progresif kearah produk yang ditawarkan.
Pendekatan ini dalam bahasa iklan disebut dengan hard selling.
Ketiga, pendekatan informative. Pendekatan ini lebih menekankan pada
kesan informasi, sehingga iklan lebih banyak menonjolkan hal baru yang mungkin
belum diketahui pemirsanya. Seperti umpamanya pada iklan - iklan mobil.
Keempat, pendekatan narasi.Pendekatan ini menggunakan narasi sebagai model
menyajikan informasi menyerupai suatu cerita pendek tentang sebuah produk
barang atau jasa. Kelima, pendekatan fakta dan argumentasi. Pendekatan ini lebih
mengutamakan fakta dan argumentasi. Hal yang paling kuat mendukung fakta dan
argumentasi adalah fakta dan argumentasi ilmiah, karena itu umumnya
pendekatan ini merupakan alat bukti ilmiah dan hasil kerja dilaboratorium untuk
memperkuat argumentasi yang digunakan sebagai iklan.
Keenam, pendekatan testimonial. Pendekatan ini merupakan otoritas
seseorang yang sangat terkenal dimasyarakat atau menggunakan terstimony
orang-orang yang telah berhasil menggunakan produk tertentu sehingga
memperkuat image sebuah produk. Ketujuh, pendekatan dialogis. Pendekatan ini
menghadirkan beberapa karakter untuk mendiskusikan sebuah produk. Produk ini
lebih menonjolkan kelebihan tanpa cacat sehingga pemirsa terkrontruksi, bahwa
produk tersebut pantas dipakai dan sebagainya. Kedelapan, pendekatan hiburan.
Pendekatan ini lebih banyak menampilkan sebuah pentas seni daripada iklan itu
sendiri, namun diujung acara baik diawal atau nama acara bisa jadi diakhir bahkan
disela-sela acara selalu diselipkan produk atau nama perusahaan pemilik produk
yang diiklankan itu. Kesembilan, pendekatan kuis. Ada beberapa iklan yang
menggunakan pendekatan ini.mereka menggunakan acara-acara kuis untuk
mempromosikan produknya. (Jefkins, 1997:237)
2.6. Daya Tarik Pesan Iklan dan Penampilkan Visualisasinya
Untuk dapat menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu
membangkitkan dan memperhatikan ingatan konsumen akan produk yang
ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik iklan sangat
penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan audiens.
20
Daya tarik pesan iklan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu daya tarik pesan
iklan rasional dan daya tarik berdasarkan pada perasaan dan emosi
2.6.1. Daya Tarik Pesan Iklan Rasional
Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk
menimbulkan daya tari rasional, sehingga dapat perhatian dari konsumen,
yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Beberapa jenis tipe
penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional.
- Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan
keputusan “high invodlvement”, yaitu penerima pesan dimotivasi untuk
dapat memproses informasi.iklan ayng menampilkan sisi manfaat
produk dan keunggulan produk dan sekaligus menampilkan argumentasi
yang masuk akal, termasuk ide dalam tipe daya tarik faktual.dengan
demikian berarti iklan seharusnya dirancang sedemikian rupa agar
konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan yang disampaikan.
- Potongan kehidupan (slive of live) pesan iklan yang menampilkan
potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan ditelevisi. Penonton
diunggulkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sehari-hari
yang sering dialami oleh banyak orang.
- Demontrasi. Teknik yang sama digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang sering dihadapi konsumen yaitu demontrasi. Pesan iklan yang
ditampilkan mengambarkan kemampuan produk secara instrumental
mampu menyelesaikan masalah.
- Iklan perbandingan (Comparative advertising). Iklan perbandingan
adalah iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang
ditawarkan dengan produk lain yang sejenis. Pemasar menyakinkan
konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik dari yang lain.
Iklan perbandingan bukan saja menampilkan keunggulan produk dari
kemampuan teknis produk itu menyelesaikan masalah konsumen, tapi
juga menampilkan keunggulan harga dan penghematan.
21
2.6.2. Daya Tarik Iklan Didasarkan Pada Perasaan dan Emosi
Penggunaan daya tarik perasaan dan emosi banyak digunakan
baik untuk produk yang berharga mahal (mobil, pakaian, rumah dan
lainnya) maupun untuk produk-produk yang harganya cukup murah
(air mineral, kopi dan lainnya). Terdapat sejumlah cara untuk
menampilkan pesan iklan dengan menggunakan daya tarik perasaan
emosi. Berikut akan dibahas satu persatu cara-cara menampilkan pesan
iklan dengan daya tarik perasaan dan emosi:
-
Rasa takut (fear). Tampilan iklan yang menggunakan rasa takut
biasanya menampilkan aspek – aspek negatif atau hal-hal yang
berbahaya yang berhubungan dengan prilaku atau penggunaan produk
yang tidak tepat. Rasa takut merupakan penggunaan daya tarik
perasaan.
-
Humor. Penggunaan humor sebagai daya tarik emosional sangat
menarik karena hal itu dapat menarik perhatian dan dapat
menimbulkan daya tarik. Alasan lebih jauh penggunaan humor adalah
dapat membuat penerima pesan memperoleh mood yang positif.
Ketika penonton mendapat mood yang positif, maka probabilitas
penerima pesan secara baik akan lebih besar. lain halnya kalau keadaan
mood penonton dalam keadaan buruk (bad mood). Dalam keadaan bad
mood, penonton cenderung tidak memperhatikan apa yang ada
disekitar dirinya, termasuk tampilan iklan di televisi.
-
Animasi. Animasi merupakan cara lain untuk menampilkan daya tarik
iklan. Animasi banyak digunakan untuk produk-produk yang
konsumennya anak-anak. Penggunaan animasi untuk iklan produk
sarapan pagi, coklat, susu, permen dan makanan lainnya, telah sukses
digunakan. Alasan utama dari penggunaan animasi adalah karena
untuk menghindari rasa bosan dari konsumen. Dengan animasi,
tampilan iklan secara visual bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga
bisa menarik perhatian penonton.
22
-
Seks. Penggunaan sindiran-sindiran seksual atau tema seksual dalam
tampilan iklan sudah sangat biasa dan juga kontroversial. Banyak iklan
yang menggunakan tema seksual sebagai daya tarik iklan diprotes oleh
masyarakat. Penggunaan tema seksual memang sangat ampuh untuk
menarik perhatian penonton, bahkan untuk produk yang tidak
berhubungan sekalipun. Oleh karena itu, banyak iklan yang tidak
berhubungan dengan kemampuan seksual menggunakan tema seksual
dalam iklannya, paling tidak menggunakan sindiran seksual.
-
Musik. Penggunaan musik sebagai daya tarik tampilan iklan sangat
sering memakai musik sebagai ilustrasi pheriperalnya. Musik dalam
iklan bisa juga sebagai defenesiator, artinya penggunaan musik akan
menimbulkan charisma, wibawa, dan kesan tersendiri bagi produk
yang diiklankan.
-
Fantasi. Fantasi merupakan salah satu cara untuk menimbulkan daya
tarik bagi tampilan iklan. Penggunaan fantasi sebagai daya tarik
tampilan iklan dinyakini bisa menimbulkan perhatian dari penonton.
2.7. Makna Tanda Dalam Iklan
2.7.1. Definisi Tanda
Sejak jaman dahulu sampai saat ini, manusia tidak dapat hidup
menyendiri. Mereka hidup berkelompok-kelompok pada lingkungan dan
kehidupannya masing-masing. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut
manusia tidak dapat menghindar dari kebutuhan berkomunikasi antara
manusia satu dengan manusia yang lain, komunikasi adalah suatu cara
manusia dapat memberi dan menerima informasi atau pesan yang ingin
disampaikan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Dalam menyampaikan informasi, manusia memerlukan suatu
ungkapan melalui gerak, gambar, suara, bahasa, teks sebagai suatu tandatanda untuk dipahami oleh pihak lain. Ungkapan ini yang kita kenal
23
sebagai kode, sandi, atau tanda yang mempunyai makna sendiri sesuai
dengan kegunaan dan kesepakatan bersama.
Tanda terdapat dimana-mana, baik yang berada disekeliling
manusia maupun gejala-gejala yang mempengaruhi kehidupannya. Tanda
dapat berupa gejala alam atau yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Jadi
menurut pengertiannya tanda terdiri dari hubungan antara objek, media
dan interpretasi.
Manusia sebagai interpretan, yaitu penerima sekaligus pengolah
dan pengirim tanda, sedangkan media adalah merupakan jembatan antara
objek dan manusia. Manusia dapat memperoleh keseimbangan apabila
dapat menafsirkan dan mengenali lingkungan dengan tanda-tanda. Untuk
dapat mengenali, menafsirkan informasi yang masuk, manusia dituntut
untuk dapat mempunyai kemampuan dalam membaca tanda-tanda.
Tanda-tanda yang masuk dapat berupa bahasa, gerak, suara,
gambar,
teks
dan
lain
sebagainya.
Masing-masing
mempunyai
kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu, sebagai contoh gambar
memiliki perangkat yang tidak bisa diungkapkan oleh bahasa. Dalam
mengamati gambar atau desain manusia dapat mengungkapkan berbagai
tanda yang tidak dapat diungkapkan oleh alat komunikasi yang lain .
Pada karya-karya seni atau desain, terdapat gagasan ide yang
mempunyai makna tersendiri, pada pragmatis merupakan tanda untuk
membuat sesuatu dan untuk mempengaruhi manusia bereaksi. Dalam
kaitan inilah tanda dibuat unutk mempengaruhi masyarakat melalui karyakarya desain grafis seperti selebaran poster, iklan dan lain sebagainya.
Pengaruh kemajuan kehidupan dan tekhnologi pada saat ini
menjadikan hubungan manusia semakin luas dan mempengaruhi juga
perubahan dalam sistem sosial dalam kehidupan manusia, hal ini
mengakibatkan makin berkembangnya berbagai jenis informasi yang
memaksa manusia untuk dapat menerimanya. Salah satu dari hasil
perkembangan kehidupan dan teknologi maupun kemampuan yang di
dapat oleh manusia adalah dapat menterjemahkan makna tanda melalui
hasil desain.
24
2.7.2. Pengertian Makna atau Tanda
Tanda atau lambang adalah sesuatu perjanjian oleh sekelompok
orang untuk melambangkan sesuatu.
Dalam mengartikan tanda tersebut diharapkan mempunyai makna
sebagai suatu sumber penyampai pesan dengan harapan penerima dapat
menerima makna yang sama dan yang disampaikan adalah berupa suatu
rangsangan.
(Sudiana, Dendi, komunikasi periklanan cetak, remadja karya , Bandung,
1986)
Menurut Charles Sanders Pierce, ahli filsafat dari Amerika, sebuah
tanda itu mengacu kepada suatu acuan dan representasi adalah fungsi
utamanya. Hal ini disesuaikan dengan definisi dari tanda itu sendiri, yaitu
sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada pada sesuatu
yang lain dari tanda tersebut, dalam pengertian semiotik, yang termasuk
tanda adalah kata-kata, citra, suara, bahasa tubuh, getsure, dan juga
objek.
Menurut Rolland Barthers sign atau tanda itu memiliki makna
denotatif, dan memiliki makna tambahan yang disebut makna konotatif.
Denotatif dan konotatif ini sebetulnya adalah istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan hubungan antara penanda dan petanda atau referensinya.
Denotasi digunakan untuk mendefinisikan makna definisional,
literal, gamblang, atau common sense dari sebuah tanda. Sedangkan
konotasi mengacu kepada asosiasi-asosiasi sosial budaya dan personal
(ideologis, emosional dan sebagainya).
Jadi pemaknaan atas tanda tidak bisa dilepaskan dari referensi
sosial budaya dimana tanda itu berada. Artinya makna konotatif yang
dilekatkan pada sebuah tanda sifatnya sangat kontekstual. Makna sebuah
tanda tergantung dari kode-kode dimana tanda tersebut berada. Kode-kode
tersebut memberikan sebuah kerangka dimana tanda-tanda tersebut
menjadi masuk akal dan mudah dipahami, dan kode-kode ini menjadi
pembatas bagi makna yang mungkin muncul. Dengan demikian, tanda-
25
tanda tidak bisa diartikan apa saja oleh setiap individu. Pemaknaan setiap
tanda tergantung pada referensi yang dimiliki oleh setiap penerjemah. Jika
referensi sosial budaya si penerjemah sedikit maka hasil interpresentasinya
pun akan sangat terbatas
Iklan sebagai sebuah teks adalah sistem tanda yang terorganisir
menurut kode-kode yang merefleksikan nilai-nilai tertentu, sikap dan juga
keyakinan terentu, setiap pesan dalam iklan memiliki dua tingkatan
makna, yaitu makna yang diungkapkan secara eksplisit di permukaan dan
makna yang dikemukakan secara implisit dibalik permukaan tampilan
iklan. Karena ia menekankan peran sistem tanda dalam konstruksi realitas,
maka melalui semiotik ideologi yang ada dibalik iklan bisa dibongkar,
dalam hubungannya dengan iklan, Williams Lens mengemukakan bahwa:
Pendekatan semiotik mengatakan bahwa makna dari sebuah iklan
tidaklah
mengambang
pada
permukaan,
dan
menunggu
untuk
diinternalisasi oleh siapa saja yang melihatnya. Tapi makna itu dibangun
secara luar biasa dimana tanda-tanda yang berbeda di organisir dan saling
dihubungkan satu sama lain dengan tanda-tanda didalam iklan itu sendiri
26
Download