REPRESENTASI ANAK MUDA DALAM IKLAN ROKOK (Analisis Semiotik Pada Iklan Luar Ruang Sampoerna A-Mild versi “Go Ahead”) NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Komunikasi Disusun Oleh Aufar A A Adinanda L100080161 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 PERNYATAAN REPRESENTASI ANAK MUDA DALAM IKLAN ROKOK – “ STUDI ANALISIS SEMIOTIK PADA IKLAN LUAR RUANG (OUTDOOR) SAMPOERNA A-MILD VERSI “GO-AHEAD” AUFAR A A ADINANDA L100080161 [email protected] ABSTRAK Aufar A A Adinanda, L100080161, REPRESENTASI ANAK MUDA DALAM IKLAN ROKOK – (“ STUDI ANALISIS SEMIOTIK PADA IKLAN LUAR RUANG (OUTDOOR) SAMPOERNA A-MILD VERSI “GO-AHEAD” ) Sampoerna A-Mild dengan kampanye iklannya merupakan salah satu kampanye iklan rokok terkenal di indonesia. A-Mild membidik anak muda sebagai target audience karena dianggap sebagai pangsa pasar potensial yang dapat bertahan pada waktu yang lama.. Mereka mengikat anak muda sebagai calon konsumen mereka dengan menggunakan punchline yang tergolong menohok karena berdasarkan psikologis anak muda dan fenomena anak muda yang ada di masyarakat. Untuk mengetahui representasi yang dibentuk oleh A-mild pada kampanye iklan GoAhead, penulis menggunakan tehnik semiotika dalam menerjemahkan sistem tanda yang dibentuk oleh A-mild dalam 3 tahap, yaitu tahap interpretasi denotatif, konotatif dan kemudian analisis mitos. Sample iklan yang dianalisis diperoleh dari promotion release AMild periode Februari hingga Juli 2013 kemudian interpretasi yang dilakukan berujuan menganalisa tanda yang terlihat secara implisit di visualisasi iklan tersebut, kemudian secara eksplisit dikaitkan dengan maksud dibalik tanda tersebut yang akan berujung pada nilai yang sengaja dibentuk A-Mild dalam usaha pemasaran produk rokok Sampoerna A-Mild. Dari analisis yang penulis jabarkan secara singkat diatas, A-Mild membuat representasi anak muda menurut diri mereka sendiri yang kemudian dilemparkan ke calon konsumen mereka dalam bentuk iklan. Iklan yang bersifat provokatif itu bertujuan untuk menyerang psikologis calon konsumen mereka, yaitu anak muda agar berlaku seperti yang AMild definisikan dalam setiap iklannya, dan kemudian sebagai produk akhirnya, A-Mild mendapatkan pasar potensial karena anak muda memiliki waktu ke depan lebih panjang untuk mengkonsumsi produk rokok. Kata Kunci : Iklan Luar Ruang, A-Mild, Go-Ahead, Representasi Anak Muda, Analisis Semiotik Dari penelitian yang dilakukan PENDAHULUAN Rokok telah benar-benar menjadi oleh Global Adult Tobacco Surveys barang yang adiktif di seluruh dunia, yang dilakukan pada tahun 2011, lebih barang konsumsi yang sebenarnya kita dari 61 juta penduduk Indonesia tahu akan bahaya dan kemunduran merupakan perokok aktif. Jumlah akibat mengkonsumsi rokok tetap tersebut sama dengan 36% dari jumlah menjadi konsumsi keseharian para total penduduk di Indonesia. Dari 36% perokok. hanya total perokok di Indonesia, 67% berbahaya bagi para penggunanya, diantaranya adalah pria dewasa, 4,5% perokok pasif ; orang lain yang adalah wanita, dan sisanya merupakan terkena paparan asap rokok dari anak muda. perokok aktif malah jauh lebih besar Apabila Perokok bukan bahaya yang akan diterimanya. dibandingkan dengan industri tembakau di negara maju negara yang sudah melakukan pelarangan dengan populasi terbesar ke 4 di besar-besaran terhadap industri rokok, dunia. Dalam hal tembakau, Indonesia Pemerintahan merupakan negara kelima terbesar langkah produsen tembakau di dunia, dengan membatasi wilayah promosi promosi konsumen rokok paling tinggi nomer rokok melalui kegiatan sponsorship 4 di dunia. Dengan peringkat nomer 3 maupun di media. Beberapa peraturan total penduduk lokal laki-laki yang diambil sebagai langkah pembatasan merokok terbanyak, dan peringkat 17 ruang gerak industri tembakau di untuk penduduk lokal wanita yang publik. merokok di dunia (GATS, 2011). signifikan, Indonesia merupakan mereka melakukan pembatasan dengan Penaikan harga yang ruang umum untuk merokok yang sempit, pelarangan 4 dalam kegiatan sponsorship diambil beberapa pemerintah Menjamurnya negara maju Eropa acara iklan yang lain. rokok dapat kesadaran dilihat di jalan – jalan protokol hingga mereka terhadap kesehatan warga jalan pedesaan, setiap jalan utama, negaranya dan melindungi penerus menggunakan media luar ruang yang generasi mereka. paling besar maupun kecil, di warung maupun Amerika atas pinggir jalan hingga pertokoan kelas Marlboro sebagai salah satu 1, terminal hingga bandar udara anak perusahaan rokok light asal Amerika, Phillip terdapat spot iklan yang mengiklankan Morris, rokok. Dengan situasi seperti ini, menggunakan image koboi dalam setiap iklan komersialnya bukan hanya target audience rokok untuk saja yang melihat tersebut, semua menciptakan kesan kuat dan tangguh golongan dapat melihat iklan rokok ala seorang koboi. Berbeda lagi dan akhirnya akan terbiasa dengan dengan Sampoerna Hijau, rokok lokal merek rokok tersebut, termasuk juga asli Indonesia ini menggunakan tema anak kecil. “persahabatan” dengan tagline khas Setiap rokok yang melakukan mereka “Ga ada loe, ga rame !”. AMild melalui bertemakan memperlihatkan iklannya promosi di Indonesia mengedapankan yang citra dan representasi yang akan “Go-Ahead” bagaimana dibawa rokok sebagai positioning anak mereka. Mereka beranggapan bahwa muda harusnya bersikap. Bukan hanya citra yang menarik dan berbeda dari promosi dengan menggunakan media kebanyakan ( out of the box ) lebih penyiaran yang ditempuh oleh para memiliki kemampuan jual daripada produsen rokok tersebut. Pendanaan hanya sekedar cita rasa untuk sebuah berupa sponsorship, acara musik, dan 5 produk rokok. Mereka berusaha Tinjauan Mengenai Komunikasi menanamkan ideologi ideologi baru mengenai orang umum, komunikasi merokok merupakan proses penyampaian pesan melalui iklan iklan yang mereka dari komunikator kepada audiens siarkan. melalui media yang diinginkan oleh Bahasan yang Secara ini akan mengemukakan seorang bagaimana komunikator/source. Kesuksesan tersampaikannya pesan Sampoerna Mild sebagai salah satu dipengaruhi produsen dunia disekitar audiens, seperti jenis media menggunakan media promosi iklan yang dipakai dalam berkomunikasi, mereka, baik dalam media cetak kebudayaan maupun keambiguitas rokok di audio-visual. Bagaimana sebuah citra dibentuk dalam sebuah media iklan yang makna noise/gangguan mempengaruhi yang akan diintepretasikan dan lain sebagainya. dapat Seperti yang diungkapkan oleh merepresentasikan “generasi muda” John Fiske dalam bukunya Cultural yang akan “dijual” sebagai bagian dari and Communication Studies (2010), strategi komunikasi periklanan agar oleh mereka. Dan berkenaan dengan bagaimana elemen elemen pendukung bagaimana pesan atau memiliki peranan yang penting dalam berinteraksi dengan orang-orang pembentukan citra dan pesannya. dalam rangka menghasilkan makna, Analisis dengan ini akan menggunakan kebudayaan teks mempunyai metode semiotik yang akan secara pengaruh penting dalam intepretasi bertahap membuka maksud dalam yang dimaksud. Komunikasi sebagai kampanye iklan mereka. produksi dan pertukaran makna tidak melihat TINJAUAN PUSTAKA 6 kesalahpahaman dalam memproduksi feedback sebagai mengambil contoh dari pemberitaan kegagalan yang sangat berarti, karena sebuah media cetak, surat kabar. Pada dapat dikarenakan oleh perbedaan satu peristiwa penting yang sama, kebudayaan setiap surat kabar memiliki sudut yang mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap pandang sesuatu hal. dalam mengintepretasikan peristiwa Pada satu sisi mereka masing-masing yang lain, tersebut. Pembaca dengan pengalaman komunikasi sebagai produksi dan sosial dan background kebudayaan pertukaran dilihat yang berbeda pasti akan mengertikan sebagai konstruksi sebuah tanda yang berita tersebut secara berbeda menurut menghasilkan sebuah makna karena sudut pandang mereka masing – berinteraksi masing (Fiske, 2010:10). makna, pesan dengan penerima (receiver). Penekanan dalam fungsi komunikasi ini bergeser dari pengirim Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa pesan Dan Media (transmitter) bagaimana teks ke teks tersebut dan dibaca. Komunikasi Massa Dalam pembacaan sebuah teks terjadi berlangsung satu arah (one-way negoisasi antara teks dan penerima, communication). Komunikasi seperti disebut negoisasi karena penerima ini berarti tidak terjadi arus balik membawa aspek aspek pengalaman dalam proses komunikasi. kebudayaannya yang berhubungan dengan tanda dan kode yang berperan Komunikator pada untuk pada akhirnya menyusun makna komunikasi massa melembaga. Media dari teks yang diterimanya. Sebagai yang contoh yang kongkrit, kita dapat komunikasi masssa merupakan sebuah 7 digunakan pada proses lembaga, maka komunikatornya tidak artinya “tumbuh atau tumbuh untuk berdiri sendiri. Disini komunikator mencapai yang bersangkutan tidak mempunyai Perkembangan lebi lanjut, istilah kebebasan kematangan”. individual dalam adolescene sesungguhnya memiliki pesan, karena arti memproduksi yang luas, mencakup komunikator yang dimaksud bertindak kematangan mental, emosiaonal, atas nama lembaga dengan etika dan sosial, fisik ( Hurlock dalam Ali, tanggung jawab yang diwakilinya Asrori, 1991). Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, Pesan dalam komunikasi 1991) yang mengatakan bahwa massa bersifat umum karena pesan secara psikologis, remaja adalah yang disampaikan melalui komunikasi suatu usia dimana individu menjadi massa tidak mungkin ditujukan untuk terintegrasi dengan dewasa suatu masyarakat perseorangan atau khalayak tertentu saja. Media komunikasi massa menimbulkan kerempakan. Media , usia dimana individu anak tidak merasa bahwa dirinya berada ditengah orang yang massa mempunyai ciri mempunyai lebih tua, melainkan merasa sama, kemampuan yang dapat menimbulkan paling tidak sejajar. Secara umum, keserempakan pada khalayak dalam remaja atau anak muda sering menerima pesan – pesan yang mencoba hal-hal baru yang disebarkan. menurut mereka menarik untuk dicoba, mereka meiliki tingkat Tinjauan Remaja dan Psikologisnya keingintahuan yang tinggi (high Remaja, yang pada bahasa curiosity), karena didorong hal aslinya disebut adolescene, berasal seperti itulah, remaja cenderung dari bahasa latin adolescere yang 8 berpetualang, menjelajah segala Secara sederhana iklan didefinisikan sesuatu dan mencoba sesuatu yang sebagai pesan yang menawarkan suatu belum pernah dialaminya. produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. Namun Dengan tingkat keingintahuan demikian, yang tinggi, dan untuk membedakannya berkembangnya dengan pengumuman biasa , iklan tingkat jangkauan lingkungan mereka kemudian lebih untuk membujuk orang supaya sosialnya, membeli (Kasali,1992:21) kemudian mulai menirukan sesuatu yang dilakukan oleh orang dewasa, pikiran tentang merokok Seperti untuk yang diungkapkan Sandra Moriarty, Nancy Mitchell dan pertama kali, percintaan, alkohol dan William lain sebagainya. Secara psikologis, hal ADVERTISING ; Edisi Kedelapan tersebut dilihat sebagai salah satu (2011), advertising moderen adalah jalan seorang anak muda atau remaja komunikasi menunjukkan dimaksudkan bahwa dia mampu Wells dalam strategis untuk bukunya yang mendapatkan berbuat seperti layaknya orang dewasa sesuatu-untuk menciptakan dampak (Ali,Asrori, 2005:18) yakni respon konsumen, seperti memahami informasi atau membujuk Tinjauan Iklan Dan Komunikasi Massa seseorang untuk melakukan sesuatu. Iklan adalah segala bentuk Periklanan dalam komunikasi dapat pesan tentang suatu produk yang dikatakan merupakan pengembangan disampaikan melalui suatu media, dari sebuah komunikasi massa, tapi dibiayai oleh lebih persuasif. dikenal, serta pemrakarsa ditujukkan yang kepada sebagian dan seluruh masyarakat. 9 Tinjauan Iklan Sebagai Pembentuk pihak yang berkuasa yang Ideologi bertanggung jawab di berbagai bidang – bidang sentral dengan ruang lingkup Ideologi merupakan sebuah yang lebih luas, seperti peran dalam rekayasa mental ( Pranarka dalam bidang ekonomi yang mempunyai Sobur, 1987:212). Sebuah ideologi kewajiban tidak langsung dibentuk disebabkan karena kekuatan menanamkan sebuah realitas semu yang membentuk sebuah ideologi demi kelancaran suatu industri yang membutuhkannya untuk dijalankannya. Franz Magnis Suseno mempertahankan posisi maupun (dalam Sobur, 2004:212) kekuatannya (Sobur, 2004:212). Maka beranggapan bahwa ideologi adalah dari itu sebuah ideologi bersifat sebuah ajaran yang menjelaskan fungsional, jadi ideologi dibentuk sebuah keadaaan, terutama struktur bukan atas dasar sebuah kebenaran kekuasaan sedemikian rupa sehingga maupun sebuah kenyataan empirik. orang-orang menganggapnya sah dan Melainkan, ideologi hanya berbicara menjadi sebuah konsensus bersama. mengenai kemanfaatan, kepentingan, Ideologi melayani kepentingan- kemauan, dan pamrih. kepentingan Dengan melihat ideologi dari yang kita dapat berasumsi bahwa terdapat legitimasi. pihak-pihak yang atas karena memberikan legitimasi pada suatu hal aspek kepentingan dan kemanfaatan, sebuah kelas sebenarnya tidak memiliki secara Dalam komunikasi periklanan, khusus menanamkan sebuah ideologi tidak hanya menggunakan bahasa ke dalam masyarakat sebagai misi verbal saja dalam penyampaian pesan pribadi atau golongan tertentu. Pihak- kepada 10 calon konsumen mereka tentang sebuah produk, melainkan mengenai juga menggunakan bahasa non-verbal Metode studinya yang utama adalah yang berupa tanda seperti gambar, semiotika (ilmu tentang tanda dan bunyi, dan warna. Dalam periklanan makna). kita mengenal 2 saluran penyampaian teks dan kebudayaan. Barthes melihat bahwa tanda pesan, yaitu dengan menggunakan denotatif terdiri media cetak (surat kabar, majalah, (signifier) dan petanda (signified). brosur dan lain sebagainya) dan media Akan tetapi, pada saat bersamaan, elektronik (televisi, radio, film dan tanda denotatif adalah juga penanda lain sebagainya). konotatif . Jadi, atas penanda dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekadar Tinjauan Ideologi dalam iklan dengan memiliki makna tambahan namun semiotika juga mengandung kedua bagian tanda Dalam komunikasi pemroduksi denotatif sebagai sebuah makna tidak perbedaan konotasi melihat karena oleh perbedaan kebudayaan yang mempunyai dan dalam pengertian secara semiologi dapat dikarenakan denotasi yang dipahami oleh Barthes. Di dalam feedback sebagai kegagalan yang berarti, antara umum serta denotasi dan konotasi kesalahpahaman dalam memproduksi sangat melandasi keberadaannya. Pada dasarnya, ada tanda, Komunikasi sebagai produksi dan pertukaran yang Barthes pengikutnya, denotasi dan para merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat interpretasi yang berbeda terhadap kedua. Dalam hal ini denotasi justru sesuatu hal. Bagi komunikasi jenis ini, lebih studi komunikasi merupakan studi 11 diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai reaksi dari segi jumlah, petanda lebih sedikit untuk melawan keharfiahan denotasi jumlahnya daripada penanda, sehingga yang bersifat opresif ini, Barthes dalam mencoba dan pemunculan sebuah konsep secara ada berulang-ulang dalam bentuk-bentuk hanyalah konotasi. Ia lebih lanjut yang berbeda. Mitologi mempelajari mengatakan bahwa makna “harfiah” bentuk-bentuk merupakan pengulangan konsep terjadi dalam menyingkirkan menolaknya. Baginya sesuatu yang yang bersifat wujud alamiah (Budiman, 1999:22). prakteknya tersebut berbagai bentuk tersebut penelitian yang yang sudah penulis jelaskan diatas, Metodologi Penelitian konotasi Jenis penelitian dengan karena (Sobur, 2004:71). Dalam kerangka Barthes identik terjadilah dengan operasi ideologi, yang disebutnya Jenis sebagai mitos, dan berfungi untuk digunakan penulis untuk memaparkan mengungkapkan dan pembenaran bagi masalah dalam karya tulis ini adalah nilai-nilai dominan yang berlaku pada diskriptif kualitatif. Teknik analisis periode-periode tertentu. (Budiman yang menggunakan metode semiotika dalam Sobur, 2004:71). Di dalam yang membantu melihat bagaimana mitos juga terdapat pola tiga dimensi, konstruksi tanda yang dibentuk dalam yaitu penanda, petanda dan tanda. kampanye iklan A-mild “Go-Ahead”. Mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah Teknik Analisis ada sebelumnya, atau dengan kata lain, mitos adalah juga suatu Teknik analasis data yang akan sistem digunakan pemaknaan tataran ke-dua. Artinya, dalam penelitian ini menggunakan metode penganalisaan 12 unsur-unsur tanda yang terdapat pada merupakan sistem signifikasi tingkat iklan komersial A-Mild versi “Go- pertama, Ahead”. merupakan tingkat signifikasi tingkat tidak bahasa hanya sebagai alat konotasi kedua. Secara lebih jelas dapat dilihat Dalam komunikasi periklanan, iklan sementara pada peta tanda Roland Barthes menggunakan sebagai berikut penyampaian Peta tanda Roland Barthes pesan, iklan menggunakan gambar, warna, dan bunyi. Dan pada perspektif 1.Signifier (Penanda Denotatif) semiotika kita dapat mengkajinya menurut bahasa verbal maupun non- 2. Signified (Penanda Denotatif) 3. Sign (meaning) (Tanda Denotasi) II. SIGNIFIED CONCEPT (Penanda Konotatif) I.SIGNIFIER FORM (Penanda Konotatif) verbal yang tertdapat pada iklan tersebut (Sobur, 2004:116). Expression Content II. SIGN Dalam mengkaji iklan SIGNIFICATION (Tanda Konotatif) menggunakan perspektif semiotika, kita bisa mengkajinya melalui sistem Gambar : Peta tanda Roland Barthes (Cobley and Jansz. 1999. Introducing Semiotics. NY:Totem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan Books, 51) sistem tanda yang terdiri atas Pada peta tanda milik roland lambang, baik yang merupakan verbal maupun yang merupakan Barthes diatas, terlihat bahwa tanda ikon. denotatif (3) terdiri atas penanda (1) (Sobur, 2004:116) Dalam dan petanda (2). Akan tetapi pada saat semiologi yang bersamaan, tanda denotatif adalah digunakan oleh Roland Barthes dan penganutnya, proses juga penanda konotatif (4). Dengan pemaknaan kata lain, hal tersebut merupakan sebuah tanda dikelompokkan melalui 2 tingkat signifikasi. unsur material. Dapat diambil contoh Denotasi 13 ketika diasosiasikan dengan kata merupakan pesan konotasi yang hanya “singa”, konotasi yang muncul setelah muncul/berfungsi mendengar adalah dengan sistem tanda yang lebih luas di sebuah “harga diri”, “kegarangan”, dalam masyarakat. Dan yang ketiga dan “keberanian. (Cobley dan Jansz adalah pesan ikonik yang merupakan dalam Sobur, 2004:69) . Dan dalam denotasi yang tampak pada visualisasi konsep Barthess, tanda konotatif tidak sebuah sekedar memiliki makna tambahan, 1999:47-48). kata tersebut namun juga mengandung bagian tanda denotatif yang melandasi iklan menganalisis menggunakan berusaha HASIL yang Dari penjelasan konotasi, denotasi dan mitos yang penulis sudah analisisnya menjadi 3 bagian penting, yang 2013. Barthes sub pesan Mild versi “Go-Ahead” periode tahun menganalisa iklan pasta “Pazzani” mengelompokkan mengkaji terkandung dalam iklan komersial A- perspektif contoh analisis Roland Barthes dalam dikandungnya. Jansz, pada penelitian ini penulis akan sebuah pesan & penelitian milik Roland barthes diatas, semiotika, kita dapat menggunakan berdasarkan (Cobley Dengan mengacu pada skema keberadaannya ( Sobur, 2004:69). Dalam iklan apabila dikaitkan jabarkan yang sebelumnya, penulis mendapati bahwa A-Mild melakukan pertama adalah pesan linguistik yang sebuah konstruksi nilai mengenai berfokus pada pengelompokan semua bagaimana anak muda seharusnya kata maupun kalimat yang terkandung bersikap dan berperilaku, sebuah nilai dalam iklan cetak. Yang kedua adalah yang tentu saja berbeda dilihat dari pesan ikonik yang terkodekan, pesan setiap 14 visualisasi iklan yang ditampilkan. Nilai atau sebuah menekankan usaha kreatif dalam konstruksi yang diharapkan menjadi menyampaikan sebuah pesan, anak “role-model” setiap anak muda ketika muda seharusnya dapat kreatif dalam melihat visualisasi iklan tersebut. menyampaikan maksud mereka agar Berikut iklan dan nilai-nilai yang dapat didengarkan. Kekerasan bukan dibawa dalam pesan visualnya : melulu solusi aapabila pendapat ingin Iklan dengan didengarkan oleh orang lain. tagline “BERANI TAKUT” yang bertemakan “PENCETUS PENGIKUT” yang petualangan di alam terbuka ini bercermin membawa nilai bahwa anak muda sosial bahwa anak muda kebanyakan seharusnya berani untuk menghadapai hanyalan seorang pengikut/follower ketakutan mereka, dengan analogi ini alam menegaskan bahwa sebagai anak bebas, sebagai dapat dunia diumpamakan membawa kecenderungan pesan yang dengan muda kita tidak harus mengikuti persaingan “Hukum Rimba”-nya. Kita sesuatu yang sudah menjadi tren saat harus ini agar terlihat sejalan dengan anak bersiap nyata pada menghadapi segala sesuatu yang akan kita hadapi/temui muda dan kita tidak tau kapan kita akan menekankan menghadapi hal tesebut. pengikut bukan sifat dasar yang kita tidak dengan suara bahwa seorang dan menjadi sebuah “trend-setter” harus bukan malah menjadi pengikut orang menyampaikan apa yang kita ingin sampaikan berusaha perlu mengikuti diri mereka sendiri “DIAM BERSUARA” ini membawa bahwa A-Mild harus diikuti oleh pemuda, mereka Dalam iklan A-Mild versi pesan lain. lain. apalagi dengan kekerasan. Iklan ini berusaha 15 “There’s nothing mewujudkan mimpi tersebut. new under the same sun” merupakan Mereka jangan hanya berani untuk sebuah hal yang digaris bawahi oleh bermimpi, A-Mild bangkit visualisasi “SEGSRKAN KEBASIAN” iklan ini bahwa anak muda seharusnya serius merupakan pengembangan dari hal- mengenai hal yang telah lama ada (rekondisi). senang, berinovasi agar hal-hal yang sudah untuk “Bermimpilah dilakukan Dalam iklan ini, jelas A-Mild mengambil contoh seorang yang sedang berpantomim. Pada sadarnya tagline “BANGKIT BERMIMPI” pantomim adalah kegiatan untuk ini. A-Mild memperlihatkan bahwa menirukan sesuatu hal, benda mati anak muda harus bermimpi setinggi- maupun dengan adanya bangkit benda hidup semirip mungkin dan tanpa menggunakan mimpi tersebut, anak muda juga berani harus membahagiakan Mild dalam visualisasi iklan dengan harus namun sehingga tercipta kesenangan yang setinggi langit” menjadi inspirasi A- tingginya, namu yang dengan sepenuh hati dan full interest dilakukan. Analogi saja dilakukan hanya sekedar bersenang- bahwa anak muda harus selalu basi apa dilakukannya. Meskipun hal yang menyampaikan menjadi versi dilihat bahwa A-Mild mengatakan benar baru, semua hal yang baru tidak kemudian “SERIUS MAIN-MAIN” ini bisa da di dunia tidak ada yang benar ada dan untuk Dalam iklan A-Mild kita tahu bahwa segala sesuatu yanga berusaha berani mewujudkannya. diterbitkan, Dari ungkapan tersebut A-Mild tetapi suara. A-mild berusaha mengatakan untuk bahwa meskipun anda menirukan 16 sesuatu (pantomim) berikanlah 2011). . Hal tersebut terlihat sedikit kesan bahwa hal tersebut bagaimana Sampoerna membentuk sedikit merepresentasikan anda. sebuah definisi seorang anak muda Secara lebuh bisa dalam setiap iklan yang mereka dikatakan kalau ketika anda berusaha terbitkan, menurut hasil analisis menirukan orang lain, karakteristik yang yang melakukan penelitian, anak muda anda gamblang punya jangan anda penulis temukan setelah menurut definisi A-Mild adalah tinggalkan sepenuhnya. anak muda yang berani mengambil KESIMPULAN DAN SARAN resiko, kreatif, serius, berani untuk KESIMPULAN bermimpi dan mewujudkannya dan Dalam promosinya kemudian inovatif. yang menggunakan tagline “Go Ahead”. Sampoerna secara mempromosikan Sesuai jelas produknya Sampoerna dengan dan respon emosi, pendekatan ini tarik emosional tidak iklannya. membentuk dan sebuah Sampoerna nilai nilai berusaha seperti berani untuk mengahadapi anak psikologis dijadikan acuan dalam memikat membangun seharusnya bertindak melalui setiap hanya berdasar pada harga saja, daya berusaha konsensus bagaimana anak muda dimaksudkan agar calon konsumen produk A-Mild membangun impresi anak muda memfokuskan pada pencitraan dan sebuah promosi yang menggunakan cara soft-shell, dengan teknik soft-shell. soft-shell membeli dengan muda, berani untuk mengambil konsumen resiko, serius dalam segala hal, (Moriarty,Mitchella & Wells ; 17 kreatif dan komunikatif dalam A. SARAN iklan-iklannya. Berdasarkan Karena atas kesimpulan dengan yang sudah penulis jelaskan diatas, menggunkakan cara ini, konsumen maka dapat disampaikan beberapa bukan saran, lagi hanya menikmati diantaranya saran dalam produk saja, namun lebih kepada bidang akademik dan saran dalam melihat sebuah produk dari nilai- bidang praktis sebagai berikut : nilai yang dibawa oleh produk dan 1. kemudian konsumen merasa nilai a. yang ada dalam dirinya bertambah Anak muda Bidang akademik Dimana penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat yang menjadi contoh penelitian dibombardir dengan segala macam penelitian yang akan dilakukan fakta sosial dan A-Mild yang oleh orang lain kelak. secara implisit memberikan sebuah solusi mengatasnamakan b. Dimana anak dilakukan penelitian oleh yang penulis muda mulai dianggap sebagai role berkontribusi model dalam sikap yang akan komunikasi yang salah satu dipilih dalam cabang kehidupan sehari- periklanan, mengenai konstruksi harinya. Model promosi soft-shell tanda yang dibentuk menjadi yang diterapkan oleh A-Mild yang sebuah pesan dalam periklanan. berdampak besar pada psikologis adalah 2. Bidang praktis target audience dan tentu saja meningkatkan tingkat ilmunya ilmu muda menyikapi anak terhadap ini a. Dari peneloitian yang penulis penjualan lakukan ini, mengekplanasikan tentang bagaimana komunikasi mereka . 18 non-verbal dilakukan. Dengan Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting : Media Massa. Jakarta : Rajawali Press membentuk sebuah pesan melalui Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya. tanda tanda visual dalam iklan. Jenis komunikasi yang dilakukan Brannan, Tom. 1998. Pedoman Praktis untuk Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. oleh industri rokok yang terbukti berdampak pada psikologis calon Morissan. 2010. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Kencana. konsumen sehingga berdampak pada kelanjutan hidup rokok itu Winarno, Bondan. 2008. Rumah Iklan : Upaya Matari Menjadikan Periklanan Indonesia Tuan Rumah di Negeri Sendiri. Kompas : Jakarta. sendiri. PERSANTUNAN Terima kasih kepada Drs. Ahmad Muhibbin, M,Si selaku Fiske, pembimbing 1 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Riduwan. 2004. Menyusun Alfabeta. Dan terima kasih kepada Palupi, MA selaku pembimbing membimbing 2 penulis yang John. 1990. Introduction to Communication Studies,2nd edition, diterjemahkan oleh Ibrahim Idy Subandy dan Yossi Iriantara. Yogyakarta : Jalasutra telah Metode dan Tehnik Tesis. Bandung : Sudjiman, Panuti & Aart Van Zoest. 1992. Serba Serbi Semiotik. Jakarta : Gramedia. dalam Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Pencapainnya Dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. menyelesaikan karya tulis ini. DAFTAR PUSTAKA Moriarty, Sandra & Nancy Mitchells, William Wells. 2011. Advertising : 8th edition. Jakarta : Kencana. Buku Cobley, Paul & Litza janz. 1999. Introducing Semiotics, New York : Totem Books. Klimchuk, Marianne Rosner & Sandra A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan : Perencanaan Merek produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta : Erlangga 19