BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan 1

advertisement
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan negatif namun secara statistik tidak signifikan antara
pendidikan ibu dengan BBLR (OR= 0,45; CI 95% 0,09 hingga 1,71; p= 0,219).
Artinya jika pendidikan ibu lebih tinggi akan menurunkan kejadian BBLR 0,45
kali.
2. Terdapat hubungan negatif namun secara statistik tidak signifikan antara
pendapatan keluarga dengan BBLR (OR= 0,43; CI 95% 0,09 hingga 2,03; p=
0,287). Artinya jika pendapatan keluarga tinggi akan menurunkan kejadian
BBLR 0,43 kali.
3. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara asupan gizi
dengan BBLR (OR= 0,15; CI 95% 0,02 hingga 0,92; p= 0,040). Artinya jika ibu
meningkatkan asupan gizi akan menurunkan kejadian BBLR 0,15 kali.
4. Terdapat hubungan negatif namun secara statistik tidak signifikan antara
pemeriksaan kehamilan dengan BBLR (OR= 0,71; CI 95% 0,16 hingga 3,12; p=
0,649). Artinya jika ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dengan baik akan
menurunkan kejadian BBLR sebesar 0,71 kali.
5. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara KEK dengan
BBLR (OR= 25,16; CI 95% 5,81 hingga 108,97; p= <0,001). Artinya jika ibu
mengalami KEK meningkatkan risiko BBLR sebesar 25,16 kali.
6. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara anemia dengan
BBLR (OR= 22,02; CI 95% 3,20 hingga 151,43; p= 0,002). Artinya ibu yang
mengalami anemia meningkatkan risiko BBLR sebesar 22,02 kali.
7. Keenam variabel independen yaitu pendidikan, pendapatan keluarga, asupan
gizi, pemeriksaan kehamilan, KEK, anemia dengan BBLR secara bersama-sama
mampu menjelaskan variabel BBLR sebesar 66,30%.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah tentang
hubungan pendidikan, pendapatan keluarga, asupan gizi, pemeriksaan kehamilan,
53
1
KEK, anemia dengan berat bayi lahir rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis Hales dan Barker bahwa gangguan gizi yang terjadi selama kehamilan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan ataupun
dapat menimbulkan gangguan kesehatan ketika dia dewasa kelak.
2. Implikasi Metodologis
Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan study cohort yang melakukan pengukuran tanpa membandingkan
satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Untuk penelitian selanjutnya
dapat menggunakan pendekatan kasus kontrol untuk mengetahui lebih jauh
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan
selain menggunakan metode kuesioner sebagai intrumen sebaiknya ditambah
dengan wawancara untuk mengumpulkan data pendukung agar data yang
didapatkan lebih valid.
3. Implikasi Empiris
Perlu adanya skrening remaja perempuan yang mengalami KEK dan
anemia agar tidak berlanjut ketika hamil. Pencegahan KEK dan anemia
berkelanjutan dari remaja ini perlu melibatkan pihak sekolah, keluarga dan
tenaga kesehatan. Keluarga harus memahami bahwa asupan makanan yang
dihidangkan sehari-hari hendaknya memenuhi kebutuhan gizi ibu dan keluarga,
dengan penekanan bahwa kualitas makanan yang baik tidak selalu yang mahal.
Pemanfaatan lahan yang ada di rumah untuk menanam bahan makanan yang
dapat digunakan sehari-hari dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi bagi
yang memiliki pendapatan kurang.
Kualitas pemeriksaan kehamilan hendaknya diikuti dengan pemantauan
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang KEK sehingga makanan
tambahan yang diberikan benar-benar dikonsumsi oleh ibu sehingga bisa
meningkatkan asupan gizinya. Keluarga perlu dilibatkan secara penuh untuk ikut
mengawasi pemberian makanan tambahan pada ibu agar hasilnya bisa maksimal.
Bagi ibu yang melahirkan bayi BBLR perlu dilakukan pendampingan agar
asupan gizi selama menyusui ditingkatkan sehingga mampu memberikan ASI
secara eksklusif dan memperbaiki status gizinya.
2
C. Saran
1.
Bagi masyarakat
Begitu pentingnya gizi sebelum kehamilan, maka penting bagi ibu atau calon
ibu untuk mempersiapkan status gizi yang baik. Untuk meningkatkan kesadaran
dalam hal tersebut, maka hal yang dapat dilakukan adalah:
a.
Pendidikan gizi bagi remaja perempuan adalah sangat penting, untuk dapat
meningkatkan
pengetahuan
mereka
tentang
kebutuhan
gizi
dan
memperbaiki pola konsumsi sehari-hari.
b.
Calon pengantin wanita, hendaknya mendapatkan konseling tentang
persiapan kehamilan yang baik dari segi gizi dan kesehatan, sehingga
dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat.
c.
Selama kehamilan, penting bagi keluarga terutama suami untuk terus
mendampingi
istri
saat
melakukan
konsultasi
dengan
dokter/perawat/bidan. Sehingga dapat memberikan dukungan dalam
memantau kesehatan ibu dan janin.
2.
Bagi Institusi Kesehatan
a.
Dinas Kesehatan
1) Perlunya pelaksanaan program deteksi dini status gizi remaja untuk
mencegah terjadinya kurang energi kronis yang berkelanjutan.
2) Peningkatan pemantauan program pemberian makanan tambahan yang
sesuai dengan tujuan dan sasaran.
3) Peningkatan pelayanan rujukan pada anemia berat agar dapat
mencegah terjadinya BBLR atau perdarahan pascapersalinan.
b.
Puskesmas
Tenaga kesehatan hendaknya melakukan kerjasama dengan keluarga
dan kader untuk mendampingi ibu hamil dengan KEK atau anemia,
sehingga ketika diberi makanan tambahan dapat benar-benar digunakan
sebagai penambah asupan gizi.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian tentang faktor lain
yang dapat mempengaruhi terjadinya BBLR, misalnya adalah kondisi
kesehatan, lingkungan tempat tinggal, beban kerja, pendapatan secara lebih
3
rinci tentang alokasi non pangan dan pangan, dan kualitas pemeriksaan
kehamilan yang telah di terima ibu.
Download