KAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MEMPENGARUHI STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI Abstrak Kecerdasan emosional meningkat sesuai dengan bertambahnya umur dan pengalaman karena itu penelitian ini dilakukan untuk mahasiswa, karena suasananya, kebutuhannya, pergaulannya, dan kematangannya sangat berbeda dengan karyawan. Penelitian ini memperbaiki penelitian Yulianti (2002) dengan objek karyawan, dan Suryaningsum (2005) yang menyatakan hanya variabel pengenalan diri dan keterampilan sosial berpengaruh pada stres kuliah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari jawaban atas fenomena tersebut dengan menambahi variabel perilaku belajar mahasiswa akuntansi di perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis ada tidaknya perilaku belajar dan pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap stres kuliah. Perilaku belajar terdiri dari yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian yang dimotivasi oleh Suwardjono (1991). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa jurusan akuntasi, keduanya memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kuliah responden, dalam hal ini variabel kecerdasan emosional memberikan pengaruh lebih dominan terhadap stres kuliah dibandingkan variabel perilaku belajar. Variabel kecerdasan emosional (X1) mempunyai pengaruh negatif terhadap stress kuliah. Jika kecerdasan emosional semakin meningkat mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada kecerdasan emosional semakin menurun maka stress kuliah akan semakin meningkat.Variabel Perilaku Belajar (X2) mempunyai pengaruh negatif terhadap terhadap stress kuliah. Pengaruh negatif ini berarti bahwa perilaku belajar dan stress kuliah menunjukkan pengaruh terbalik. Jika perilaku belajar semakin meningkat mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada perilaku belajar semakin menurun maka stress kuliah akan semakin meningkat. Kata kunci: perilaku belajar, kecerdasan emosional, stres kuliah. PENDAHULUAN Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap stres kuliah sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami stres, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasa bosan dan 1 tertekan dengan kuliahnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi yang akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suwardjono (1991) yakni mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai ketrampilan teknis tetapi juga memiliki daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mempunyai wawasan luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). Hasil penelitian sebelumnya mengenai kecerdasan emosional dengan stres telah dilakukan tetapi terhadap karyawan, peneliti berasumsi bahwa kecerdasan emosional akan meningkat sesuai dengan kematangan umur seseorang, sehingga hasilnya penelitian kecerdasan emosional dengan karyawan belum tentu sama dengan hasil penelitian kecerdasan emosional pada saat mahasiswa, karena pada saat mahasiswa suasananya, kebutuhannya, pergaulannya, dan kematangannya sangat berbeda dengan pada saat bekerja, sehingga hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk akademisi, mahasiswa, dan pengembangan kurikulum. Bagi akademisi akan menjadi rujukan yang bermanfaat dalam mengenali mahasiswanya sesuai kematangan mereka untuk menciptakan suasana kelas yang tidak menimbulkan stres kuliah, sementara bagi mahasiswa dapat merujuk hasil penelitian ini dengan mempelajari manfaat kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa sehingga secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk mengelola kecerdasan emosional dengan baik dan mengunakan perilaku belajar yang baik dalam menghadapi stres kuliah. Penelitian mengenai stress kuliah ini dimotivasi oleh penelitian Suryaningsum dkk (2005) dan Yulianti (2002). Penelitian Yulianti (2002) menekankan pada kecerdasan emosional dengan karyawan Pusdiklat di Cepu. Hasil penelitiannya 2 menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan stres kerja. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional karyawan maka semakin rendah stres kerja. Suryaningsum dkk (2005) menyatakan bahwa pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap stres kuliah hanya dipengaruhi oleh variabel pengenalan diri dan variabel keterampilan sosial, sedangkan variabel pengendalian diri, motivasi, empati, tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kuliah. Peneliti setuju dengan hasil Suryaningsum (2005), karena memang pengendalian diri, motivasi, dan empati mahasiswa kalau diamati sepintas memang fenomenanya adalah mahasiswa cenderung belum mampu mengendalikan dirinya sehingga terkesan seenaknya sendiri. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mencari jawaban atas fenomena tersebut dengan menambahi variabel perilaku belajar mahasiswa akuntansi di perguruan tinggi. Perilaku belajar mahasiswa (yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian). Variabel perilaku belajar di perguruan tinggi ini merupakan tulisan Suwardjono (1991) tentang perilaku belajar di perguruan tinggi, dalam tulisan tersebut Beliau menggugat sistem pembelajaran perguruan tinggi yang belum memenuhi standar proses belajar mengajar yang benar dan ideal, sehingga hasil belajar di perguruan tinggi tidak maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah? 2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah? 3. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah? 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Belajar Mahasiswa Suwardjono (1991) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan srategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut. Konsep atau pengertian belajar sangat beragam dan tergantung dari sisi pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi dan pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian mengenai belajar. Belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu (Suwarjono, 1991). Belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 1992 dalam Hanifah dan Syukriy) dan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Slameto, 1991 dalam Hanifah dan Syukriy, 2001). Ahmadi (1993) dalam Hanifah dan Syukriy (2001) lebih jauh menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam diri manusia, sehingga apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan padanya telah berlangsung proses belajar. Menurut Giyono (1993) dalam Hanifah dan Syukriy (2001) kebiasaan belajar dapat berlangsung melalui tiga cara yaitu: memperoleh reinforcement, Classical 4 conditioning, Belajar Moderen, Apabila model ini mendapat reinforcement terhadap tindakanya, maka akan menjadi kebiasaan. Surachmad dalam Hanifah dan Syukriy (2001) mengemukakan lima hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik, yaitu: Kebiasaan mengikuti pelajaran, Kebiasaan memantapkan pelajaran, Kebiasaan membaca buku, Kebiasaan menyiapkan karya tulis, Kebiasaan menghadapi ujian Dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal (Calhoun & Acocella, 1995). Gagne (1988) dalam Usman (2000) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat dihubungan dengan terjadinya suatu perubahan, kecakapan atau kepandaian seseorang dalam proses pertumbuhan tahap demi tahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan yakni keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam hal ini terdapat tiga dimensi belejar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan dimensi psikomotorik (Benyamin S. Bloom, 1956) dalam Usman (2000). Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Selanjutnya dimensi ini dibagi menjadi pengetahuan komperhensif, aplikatif, sintetis, analisis dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi. Dimensi psikomotorik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan motorik. Atas dasar itu hakikatnya hasil belajar adalah memperoleh kemampuan kognitif. Kecerdasan Emosional Goleman secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional yaitu kompentensi personal yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan ketrampilan sosial. Goleman, mengadaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovely 5 dan Mayer, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial. G ambar 2.1 Bagan Kecakapan Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional Kecakapan Pribadi Kesadaran Diri -Kesadaran Emosional -Penilaian Diri yang Kuat -Kepercayaan Diri Kendali Diri -Kontrol Diri -Dapat Dipercaya -Berhati-hati -Adaptabilitas -Inovasi Motivasi -Dorongan Berprestasi -Komitmen -Inisiatif -Optimisme Kecakapan Sosial Empati -Memahami Orang Lain -Mengembangkan Orang -Orientasi Pelayanan -Kesadaran Politik Keterampilan Sosial -Pengaruh -Komunikasi -Manajemen Konflik -Kepemimpinan -Katalisator Perubahan -Membangun Ikatan -Kolaborasi dan Kooperasi -Kemampuan Tim Sumber: Interprestasi bebas dari Goleman (2000) oleh Bulo (2002) Stres Kuliah Pengertian umum mengenai konsep stres banyak digunakan untuk menjelaskan tentang sikap atau tindakan individu yang dilakukanya apabila ia menghadapi suatu tantangan dalam hidupnya dan dia gagal memperoleh respon dalam menghadapi tantangan itu. Terjadinya proses stres didahului oleh adanya sumber stres (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan orang mengancam dan membahayakan dirinya. Istilah stres atau ketegangan memiliki konotasi yang beragam. Bagi sementara orang, stres dapat menggambarkan keadaan psikhis yang telah mengalami berbagai tekanan yang 6 melampaui batas ketahanannya. Sementara orang lain mengatakan stres bersifat subyektif hanya berhubungan dengan kondsi-kondisi psikologis dan emosi seseorang. Adapula yang menganggap stres dan ketegangan merupakan faktor sebab akibat. Namun banyak orang cenderung mengangap stres serbagai tanggapan patologos (proses penyimpangan kondisi biologis yang sehat) terhadap tekanan-tekanan psikologis dan sosial yang berhubungan pekerjaan dan lingkungannya. Ivianchevic dan Martinson (1993) dalam Yulianti (2002) mendifinisikan stres secara sederhana sebagai interaksi individu dengan angkatan. Kemudian difinisi tersebut dirinci lebih jauh sebagai respon yang adaptif ditengahi oleh perbedaan individual dan proses psikologis yang merupakan konsekuensi dari tindakan dan sistem internal atau kejadian yang meminta kondisi psikologis dan fisik seseorang secara berlebihan. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi lingkungan (Handoko, 2000). Dilihat dari sudut pandang orang yang mengalami stres seseorang akan memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang terhadap sumber stres dapat berpengaruh pada segi psikologi dan fisiologis. Tanggapan ini disebut strain, yaitu tekanan atau ketegangan. Seseorang yamg mengalami stres secara psikologis menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola pikir seseorang menjadi kacau. Dalam proses itu, hal yang dapat menyebabkan stres dan pengalaman orang yang mengalami stres akan saling berkaitan. Proses itu merupakan pengaruh timbal balik dan menciptakan usaha atau penyesuaian atau tepatnya penyeimbangan, yang terus menerus antara orang yang mengalami stres dan keadaan yang penuh stres. 7 Pengembangan Hipotesis Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik di dalam diri kita. Kemampuan ini saling berbeda dan melengkapi dengan kemampuan akademik murni yang diukur dengan IQ. Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik dapat dilihat dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Dengan adanya kecerdasan emosional yang ditandai oleh kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar tingkat stres yang dialami mahasiswa. Seorang mahasiswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi akan berdampak positif pada perilaku belajar mahasiswa sehingga memiliki peranan penting untuk menghadapi stres yang bakal datang. Dari uraian di atas maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ha1: Kecerdasan emosional dan perilaku belajar berpengaruh kuliah. terhadap stres Ha2: Kecerdasan emosional (kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial) berpengaruh terhadap Stres kuliah. Ha3: Perilaku belajar mahasiswa akuntansi (kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian ) berpengaruh terhadap Stres kuliah. METODA PENELITIAN Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang belajar di lembaga tinggi akuntansi yang terdapat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang belajar di wilayah D.I.Yogyakarta. Yaitu mahasiswa akuntansi di UPN, UTY, UII, UGM dan UNY. Adapun dalam penelitian ini menggunakan kreteria sample sebagai berikut: Mahasiswa yang menjadi responden penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir, karena 8 mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir, menjelang kelulusan. Data penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dan khusus dari reponden (Thomas C dan James R, 1997: 166). Dalam hal ini data primer berupa hasil perolehan data jawaban kuesioner dari mahasiswa akuntansi di UPN, UTY, UII, UGM dan UNY. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen (X) a. Kecerdasan Emosional (X1) 1) Pengenalan Diri, yakni mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu mengambil keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Pengenalan diri diukur dalam 10 item pernyataan. 2) Pengendalian Diri, yakni menguasai diri sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya sasaran, dan mampu pilh kembali dari tekanan emosi. Pengendalian diri diukur dalam 10 item pernyataan. 3) Motivasi Diri, yakni menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk menghadapi kegagalan dan frustasi. Motivasi diri diukur dalam 10 item pernyataan. 4) Empati, yakni merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan saling percaya, dan menyelaraskan ide dengan berbagai macam orang. Empati diukur dalam 10 item pernyataan. 5) Kemampuan Sosial, yakni menguasai dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Kemampuan sosial diukur dalam 10 item pernyataan. b. Perilaku Belajar (X2) 1) Kebiasaan Mengikuti Pelajaran, yaitu seberapa besar perhatian dan keaktifan seorang mahasiswa dalam belajar, yang diukur dalam 5 item pernyataan. 2) Kebiasaan Membaca Buku, yaitu berapa lama seorang mahasiswa membaca setiap hari dan jenis bacaan yang dibaca, yang diukur dalam 5 item pernyataan. 9 3) Kunjungan ke Perpustakaan, yaitu seberapa sering mahasiswa ke perpustakaan setiap minggu, yang diukur dalam 5 item pernyataan. 4) Kebiasaan Menghadapi Ujian, yaitu bagaimana persiapan belajar seorang mahasiswa sebelum ujian tiba, yang diukur dalam 5 item pernyataan. 2. Variabel Dependen (Y) Stres kuliah adalah suatu keadaan yang membuat mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya sehingga konsentrasi belajar terganggu, penyebabnya adalah adanya kesalahan perilaku belajar atau keadaan lain misalnya lingkungan. Stres kuliah diukur dalam 5 item pernyataan. Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Emosional (X1) dan Perilaku belajar (X2) terhadap Stres Kuliah (Y). Rumus regresi yang digunakan adalah: b0 b11 b2 2 e Dalam hal ini adalah: = Konstanta b0 1 = Kecerdasan emosional 2 = Perilaku belajar = Stres kuliah b1,b2 = Koefisien regresi untuk X1 dan X2 = error term e Alat uji yang digunakan 1. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis 1. 2. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 2 dan 3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner pada bulan November 2006 sampai dengan bulan Desember 2006 di Kampus UPN, UTY, UII, UGM, dan UNY, kuesioner tersebar sebanyak 200 eksemplar kuesioner dan kuesioner yang kembali terkumpul sebanyak 168 kuesioner. Dari 168 kuesioner ada 20 kuesioner yang tidak bisa diolah sehingga hanya 148 kuesioner yang dapat diolah. Rincian pengembalian kuesioner digambarkan dalam tabel 4.1 berikut: 10 -------------------------------------------------Insert tabel 4.1 -------------------------------------------------Uji Validitas dan Reliabilitas -------------------------------------------------Insert tabel 4.2 -------------------------------------------------Berdasarkan hasil uji validitas di atas terlihat bahwa masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner dari setiap variabel semua mempunyai tingkat significant di bawah 0,05. Dengan demikian masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh tabel sebagai berikut: -------------------------------------------------Insert tabel 4.3 -------------------------------------------------Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa koefisien Alpha setiap variabel semua bernilai 0,6. Dengan demikian masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan reliabel. 4.1 Statistik Deskriptif Analisis Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik mahasiswa Akuntansi di UPN, UTY, UII, UGM, dan UNY yang telah diteliti (responden) dilakukan pengolahan terhadap data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif. Data responden sebagai berikut: -------------------------------------------------Insert tabel 4.4 -------------------------------------------------Dari Tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia 22 tahun (41,2%). Dalam penelitian ini responden didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 83 orang (56,1%). Responden mayoritas mahasiswa angkatan 2002 yaitu sebanyak 77 orang (52,0%). Mayoritas responden mengaku bahwa sudah menempuh 11 >130 – 140 SKS, yaitu sebanyak 66 orang (44,6%). Mayoritas responden juga mengaku mempunyai IPK >3,00 – 3,50 yaitu sebanyak 83 orang (56,1%). Mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini mengaku merasa biasa saja selama kuliah yaitu sebanyak 103 orang (69,6%). Keterangan lain tentang karakteristik responden lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.4 diatas. Analisis Deskriptif Variabel 1. Variabel Independen (X) a. Variabel Kecerdasan Emosional (X1) Kecerdasan Emosional terdiri dari lima indikator pernyataan yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial. Yang masingmasing terdiri dari beberapa item pernyataan. -------------------------------------------------Insert tabel 4.5 -------------------------------------------------Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui dari 148 responden yang diambil sebagai sampel, dari variabel Kecerdasan Emosional yang dilihat dari item indikator pertanyaan Pengenalan Diri memiliki rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,57. Nilai tersebut menunjukan bahwa mahasiswa menyukai dirinya apa adanya, mengetahui betul kekuatan dirinya, tidak meragukan kemampuannya, mempunyai kekuatan mendapatkan apa yang diinginkan, bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan,tidak khawatir dengan masa depan, tidak mudah marah tanpa alasan, mampu melakukan sesuatu, dan berani tampil beda. Pengendalian Diri memiliki rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,53. Nilai tersebut menunjukan bahwa mahasiswa memikirkan apa yang akan diinginkan sebelum bertindak, dapat mengendalikan hidup, mahasiswa tetap tenang bahkan dalam situasi yang membuat orang lain marah, tidak menunda pekerjaan, lebih cepat tenang daripada orang lain, lebih sabar, cepat pulih dari rasa kecewa, tidak bosan dalam melakukan 12 pekerjaan dan demi sasaran yang lain yang lebih besar, mahasiswa dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat mereka. Motivasi Diri mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,81. Nilai tersebut menunjukan bahwa ketika mahasiswa merasa sedih, mereka berusaha mencari kegiatan positif yang dapat mengurangi kesedihannya, mereka suka mencoba hal-hal baru, bagi mereka kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, mereka tertarik pada pekerjaan yang menuntut memberikan gagasan baru, mereka senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah dan bila menemui hambatan dalam mencapai suatu tujuan, mereka akan beralih pada tujuan lain. Empati mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,61. Nilai tersebut menunjukan bahwa ketika mahasiswa mempunyai banyak teman dekat, dapat mengetahui perasaan orang lain, membuat orang lain bercerita tentang dirinya, menarik perhatian orang lain, menempatkan diri pada posisi arang lain, tidak merasa ada teman yang akan menjatuhkan, memahami sudut pandang orang lain, tidak canggung berbicara dengan orang lain, dapat melihat rasa sakit orang lain meskipun tidak membicarakanya. Kemampuan Sosial mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,69. Nilai tersebut menunjukan bahwa ketika mahasiswa dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka, dalam berhubungan berpedoman pada etika, dapat merasakan suasana hati suatu kelompok, mempunyai cara dalam penyampaian ide, dapat mengorganisasi dan memotivasi suatu kelompok, tidak merasa tertekan ketika berada diantara banyak orang, mudah mengembangkan topik dalam berbicara dengan orang lain dan masalahmasalah pribadi tidak menganggu pergaulan dengan orang lain. b. Variabel Perilaku Belajar (X2) 13 Perilaku Belajar terdiri dari 4 indikator pernyataan yaitu Kebiasaan Mengikuti Pelajaran, Kebiasaan Membaca Buku, Kunjungan ke Perpustakaan dan Kebiasaan Menghadapi Ujian. Yang masing-masing terdiri dari beberapa item pernyataan. -------------------------------------------------Insert tabel 4.6 -------------------------------------------------Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui dari 148 responden yang diambil sebagai sampel, dari variabel Perilaku Belajar yang dilihat dari item indikator pertanyaan Kebiasaan Mengikuti Pelajaran mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,64. Nilai ini menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha memusatkan perhatian pada materi yang sedang diajarkan, bertanya mengenai mata kuliah yang sedang diajarkan, bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan latihan, tidak mudah mengantuk pada saat kuliah berlangsung, berusaha mengejar ketinggalan materi, tidak cepat merasa bosan mengikuti mata kuliah tertentu, tidak suka menunda tugas yang diberikan dosen dan aktif jika dikelas diadakan diskusi. Kebiasaan Membaca Buku mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,63. Nilai ini menunjukkan bahwa mahasiswa melakukan persiapan bahan sebelum kuliah dimulai, membaca buku selain buku akuntansi, berusaha untuk memahami bacaan setiap buku, mengisi waktu luang dengan membaca dan sering memberi tanda bagian penting pada setiap buku yang dibaca. Kunjungan ke Perpustakaan mempunyai rata-rata nilai yang sedang yaitu sebesar 3,38. Nilai ini menunjukkan bahwa mahasiswa kadang-kadang membaca buku di perpustakaan, terkadang memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan, terkadang pergi ke perpustakaan, terkadang meminjam buku setiap berkunjung ke perpustakaan dan kadang-kadang bila ada tugas, mahasiswa pergi ke perpustakaan. Kebiasaan Menghadapi Ujian mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,63. Nilai ini menunjukkan bahwa mahasiswa membuat catatan secara teratur, 14 belajar dengan teratur, baik dan disiplin, sebelum ujian berlatih mengerjakan soal, tidak merasa gugup dan bingung sebelum ujian, banyak belajar sebelum ujian dan berusaha untuk tidak bertanya pada teman saat ujian berlangsung. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Stres Kuliah yang diukur dengan lima item pernyataan. Setiap pernyataan masing-masing terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, dan Sangat Setuju. -------------------------------------------------Insert tabel 4.7 -------------------------------------------------Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa item pernyataan Stres Kuliah bahwa Merasa bosan dengan mata kuliah yang tidak dimengerti mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,50. Nilai ini menunjukan bahwa mahasiswa sering merasa bosan dengan pelajaran atau mata kuliah yang tidak dimengerti. Orang tua memaksa untuk kuliah di jurusan yang mereka inginkan mempunyai rata-rata nilai yang sedang yaitu sebesar 2,86. Nilai ini menunjukan bahwa mahasiswa dalam memilih jurusan dalam kuliah tidak terlalu di pengaruhi oleh orang tua mereka. Hubungan baik antara dosen dengan mahasiswa mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 4,16. Nilai ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan baik antara dosen dengan mahasiswa sehingga membuat mahasiswa tidak bersemangat dalam mengikuti kuliah. Masalah pribadi mengganggu kuliah mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 4,06. Nilai ini menunjukan bahwa masalah-masalah pribadi atau dalam keluarga yang dialami oleh mahasiswa dapat menganggu kosentrasi belajar mereka. Kerapian kamar berpengaruh terhadap semangat belajar mempunyai rata-rata nilai yang tinggi yaitu sebesar 3,87. Nilai ini menunjukan bahwa ketidak rapian dan kebersihan kamar 15 atau tempat tidur dapat mengurangi semangat mahasiswa dalam melakukan aktivitas belajar. Hasil Asumsi Klasik -------------------------------------------------Insert tabel 4.8 -------------------------------------------------Dari Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antara variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel bebas yang mamiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. -------------------------------------------------Insert tabel 4.9 -------------------------------------------------Berdasarkan output SPSS 10 yang ditunjukkan dengan tabel di atas menunjukan bahwa Durbin - Watson sebesar 1,978. Hasil Durbin - Watson tersebut terletak diantara 1,774 samapai dengan 2,226 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini tidak ada autokorelasi. Tidak terjadi heterokedastisitas karena melihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengujian regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 10.00, pada variabel kecerdasan emosional dan variabel perilaku belajar terhadap stress kuliah dapat dilihat dalam tabel berikut: -------------------------------------------------Insert tabel 4.10 -------------------------------------------------Pada penelitian ini digunakan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: b0 b11 b2 2 e 16 Dengan memperhatikan hasil regresi linier berganda maka didapat model regresi linier berganda sebagai berikut: 7,020 0,663( X1 ) 0,267( X 2 ) e 1. Konstanta Nilai konstanta sebesar 7,020 yang berarti bahwa jika tanpa dipengaruhi variabel bebas yaitu kecerdasan emosional dan perilaku belajar, maka stress kuliah akan mempunyai nilai sebesar 7,020. 2. Kecerdasan Emosional Variabel kecerdasan emosional (X1) mempunyai pengaruh negatif terhadap stress kuliah, hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,663. Pengaruh negatif ini berarti bahwa kecerdasan emosional dan stress kuliah menunjukkan pengaruh terbalik. Jika kecerdasan emosional semakin meningkat mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada kecerdasan emosional semakin menurun maka stress kuliah akan semakin meningkat. 3. Perilaku Belajar Variabel Perilaku Belajar (X2) mempunyai pengaruh negatif terhadap terhadap stress kuliah, hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,267. Pengaruh negatif ini berarti bahwa perilaku belajar dan stress kuliah menunjukkan pengaruh terbalik. Jika perilaku belajar semakin meningkat mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada perilaku belajar semakin menurun maka stress kuliah akan semakin meningkat. 4. Stres Kuliah Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,516, ini menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap stress kuliah. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,266. 17 Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,266, maka dapat diartikan bahwa 26,6% Stres kuliah dapat dijelaskan oleh kedua variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar sedangkan sisanya 73,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. Alat Analisis Uji F Uji F dilakukan untuk membuktikan hipotesis 1, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen, dengan tingkat signifikan α = 5%. Dari tabel 4.10 di atas menunjukkan Fhitung sebesar 26.297 dengan tingkat signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan Hal ini menunjukkan bahwa signifikansi <0,05, maka Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa variabel Kecerdasan Emosional (X1) dan Perilaku Belajar Mahasiswa (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meningkatnya stress kuliah seorang mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh kecerdasan emosional (yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial) dan juga sekaligus perilaku belajar mahasiswa (yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian). a. Pengujian terhadap variabel Kecerdasan Emosional (X1) Hasil perhitungan pada Regresi Berganda diperoleh nilai thitung sebesar -5.573 dengan taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian probabilitas lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak. Ini berarti secara parsial hubungan variabel kecerdasan emosional dapat dikatakan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap stress kuliah pada =0,05. Pengaruh negatif ini berarti bahwa kecerdasan emosional dan stres kuliah menunjukkan pengaruh terbalik. Jika kecerdasan emosional semakin meningkat 18 mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada kecerdasan emosional semakin menurun maka stres kuliah akan semakin meningkat. b. Pengujian terhadap variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (X2). Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung sebesar 3.061 dengan probabilitas 0,003. Dengan demikian probabilitas thitung lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Ini berarti secara parsial hubungan variabel perilaku belajar mahasiswa (yang terdiri dari kebiasaaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan dalam menghadapi ujian) dapat dikatakan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap stres kuliah pada = 0,05. Pengaruh negatif ini berarti bahwa perilaku belajar dan stress kuliah menunjukkan pengaruh terbalik. Jika perilaku belajar semakin meningkat mengakibatkan stress kuliah semakin menurun, begitu pula sebaliknya jika pada perilaku belajar semakin menurun maka stres kuliah akan semakin meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Persamaan regresi linier berganda menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa jurusan akuntasi, keduanya memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kuliah responden, dimana variabel kecerdasan emosional memberikan pengaruh lebih dominan terhadap stres kuliah dibandingkan variabel perilaku belajar. Hasil uji F variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar, menunjukkan variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap stres kuliah. Maka hipotesis pertama diterima. Hasil uji t variabel kecerdasan emosional, menunjukkan kecerdasan emosional mahasiswa jurusan akuntansi secara parsial berpengaruh negatif terhadap stres kuliah. Maka hipotesis kedua diterima. Hasil uji t variabel perilaku belajar, menunjukkan 19 bahwa variabel perilaku belajar mahasiswa jurusan akuntansi secara parsial berpengaruh negatif terhadap stres kuliah. Maka hipotesis ketiga diterima. Keterbatasan dan Saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbasan sebagai berikut: 1. Sampel dalam penelitian ini terbatas hanya lima perguruan tinggi di Yogyakarta. Oleh karena itu penelitian mendatang dapat mengembangkan penelitian dengan sampel yang lebih luas misalnya dari perguruan tinggi di Yogyakarta dan perguruan tinggi di luar Yogyakarta. 2. Selain kecerdasan emosional, seseorang juga memiliki kecerdasan spiritual atau Spiritual Quetient (SQ) yaitu sejauh mana seseorang mempersalahkan dirinya ketika ia mendapati bahwa kesalahan tersebut berasal dari dirinya, atau sejauh mana seseorang mempermasalahkan orang lain atau lingkungan yang menjadi sumber kesulitan dan kegagalannya. Dan yang lebih penting lagi adalah sejauh mana kesediaan untuk bertanggungjawab atas kesalahan atau kegagalan tersebut. Kecerdasan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam menghadapi stres. Oleh karena itu penelitian mendatang dapat mengembangkan penelitian dengan menambahkan kecerdasan spiritual sebagai variabel independen. 20 DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, Ika M P(2005), Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Stres Kuliah, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”, Yogyakarta. Bulo, William (2002), Pengaruh Tingkat Pendidikan Tinggi Terhadap Kecerdasan Emosional, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Cooper, R.K. dan Sawaf A (1998), Executive EQ: Kecerdasan emosional dalam Kepemimpinan Organisasi, (Terjemahan T. Hermaya), Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel (2000), Working With Emotional Intelegence, (Terjemahan Alex Tri Kantjono W) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Handoko, T. Hani (2000), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE. Hanifah, Syukriy Abdullah (2001), Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1, No. 3, 63-86. Hardjana, Agus (1994), Stres Tanpa Distres, Yogyakarta: Kanisius. Juliana (2004), Pengaruh Kecerdasan Emotional Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”, Yogyakarta. Singgih, Santoso (2001), SPSS Versi 10.0 Mengelola Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono (1991), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih dan Afifah Afuwah (2004), Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa, SNA VII, Denpasar Bali. Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih (2005) Kajian Empiris Atas Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Stres Kuliah, Siposium Nasional Mahasiswa Dan Alumni Pascasarjana Ilmu-Ilmu Ekonomi, MM UGM. Sutrisno, Hadi (1991), Statistika, Edisi ke 6, Jilid ke 2, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Suwardjono (1991), Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi Maret, Yogyakarta: STIE YKPN. Trisnawati, Eka Indah. Suryaningsum, Sri. (2003), Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, SNA VI, Surabaya. 21 Yulianti (2002), Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja, Tesis. Pascasarjana. MM UGM. KUESIONER Kepada Responden yang terhormat, Diantara kesibukan Anda, saya memohon kesediannya untuk meluangkan waktu guna mengisi kuesioner ini. Sehubungan dengan kepentingan penyusunan skripsi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta, yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Mahasiswa Akuntansi terhadap Stres Kuliah” Kuesioner ini semata-mata hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak untuk dipublikasikan. Karenanya saya mengharapkan kesediaan Anda untuk menjawab dengan jujur dan sungguh-sungguh. Seperti layaknya penelitian ilmiah, maka saya menjamin kerahasiaan identitas Anda. Kesediaan Anda mengisi kuesioner ini adalah bantuan yang tidak ternilai bagi kami. Akhir kata, saya ucapkan terimakasi atas waktu yang telah Bapak/Ibu/ Saudara/i luangkan. Hormat Saya, Petunjuk Pengisian: 1. Isilah pertanyaan pada kuesioner ini dan jangan ada yang terlewatkan. 2. Isilah titik-titik pada tempat yang sudah tersedia. 3. (*) coret yang tidak perlu. Data Responden 1. Nama : ……………………………(boleh tidak diisi) 2. Umur : ……….. tahun 3. Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan * Data Pendidikan 1. Anda Kuliah di Universitas: ……………; Jurusan: …………; Angkatan: …… 2. Apakah Anda pernah cuti/ non aktif kuliah: Ya / Tidak * 3. Berapa total SKS yang sudah Anda kumpulkan saat ini: ……… SKS 4. Berapa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Anda saat ini: ……… 5. Apakah sebelumnya Anda pernah kuliah di Universitas lain: Ya / Tidak *; Bila Ya, di: ……… 6. Apakah Anda saat ini kuliah di tempat lain (double): Ya / Tidak *; Bila Ya, di: ……… 7. Tahun lulus SMU: ………; Asal SMU: ………… Aktivitas 1. Apakah Anda pernah aktif di organisasi mahasiswa/ kelompok massa: Ya / Tidak * Bila Ya, sebutkan nama organisasi dan jabatan terakhir Anda: ……………………………………………………………………………………….. 2. Kegiatan atau aktivitas apa yang Anda lakukan untuk mengisi waktu luang Anda? ……………………………………………………………………………………….. Petunjuk Pengisian: 22 Berilah tanda silang (x) pada kolom di masing-masing pernyataan di bawah ini yang menurut anda sesuai dengan yang anda rasakan. Keterangan pengisian kuesioner: STS : Sangat Tidak setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju KECEDASAN EMOSIONAL A. Pengenalan Diri No PERNYATAAN 1. Saya menyukai diri saya apa adanya 2. Saya tahu betul kekuatan diri saya 3. Saya sering meragukan kemampuan saya 4. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan 5. Saya akan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab saya meskipun saya tidak menyukai 6. Saya sering merasa khawatir dengan masa depan saya 7. Saya sering merasa khawatir tanpa alasan tertentu 8. Saya mudah marah tanpa alasan yang jelas 9. Saya sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu STS TS N S SS STS TS N S SS 10. Saya berani tampil beda diantara teman-teman saya B. Pengendalian Diri No PERNYATAAN 1. Saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum bertindak 2. Saya tetap tenang, bahkan dalam situasi yang membuat orang lain marah 3. Saya dapat mengendalikan hidup saya 4. Saya lebih cepat tenang dari orang lain 5. Demi sasaran lain yang lebih besar, saya dapat menunda pemuasan sesaat saya, misalnya mengobrol, nonton TV, jalan-jalan, dsb Saya segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya rencanakan dengan tidak mengulur-ulur waktu Saya kurang sabar bila menghadapi orang lain Saya sulit pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa 6, 7. 8. 9. Saya sering merasa cepat bosan dan jenuh dalam melakukan pekerjaan 10. Persaingan yang ketat mengurangi semangat saya 23 C. Motivasi Diri No PERNYATAAN 1. Saya suka mencoba hal-hal baru 2. Saya senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah 3. Saya berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan 4. Saya tertarik pada pekerjaan yang menuntut saya memberikan gagasan baru 5. Saya sering melakukan introspeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya 6. Bila saya menemui hambatan dalam mencapai suatu tujuan, saya akan beralih pada tujuan lain 7. Saya merasa tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya 8. Saya malas mencoba lagi jika pernah gagal pada pekerjaan yang sama 9. Saya mudah menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit 10. Saya lebih banyak dipengaruhi perasaan takut gagal dari pada harapan hidup untuk sukses D. Empati No PERNYATAAN 1. Saya mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang berbeda 2. Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain terhadap saya 3. Saya dapat membuat orang lain yang tidak saya kenal bercerita tentang diri mereka 4. Dalam situasi pertemuan, apa yang saya sampaikan biasanya menarik perhatian orang 5. Ketika teman-teman saya memiliki masalah, mereka meminta nasihat kepada saya. 6. Saya bisa menempatkan diri pada posisi orang lain 7. Saya merasa teman saya akan menjatuhkan saya 8. Saya sulit memahami sudut pandang orang lain STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS 9. Saya merasa canggung ketika berbicara dengan orang yang tidak saya kenal 10. Saya dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya E. Kemampuan Sosial No PERNYATAAN 1. Saya dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat dibenarkan 2. Saya berpedoman pada etika ketika saya berhubungan dengan orang lain 24 3. Saya dapat merasakan suasana hati suatu kelompok ketika saya memasuki ruangan 4. Pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, saya sering salah tingkah karena banyak orang lain yang memperhatikan 5. Saya mempunyai cara agar ide-ide saya dapat diterima orang lain 6. Saya mampu mengorganisasi kelompok dan memotivasi kelompok 7. Saya merasa sulit menemukan orang yang bisa diajak bersahabat dekat 8. Saya merasa tertekan dan tidak banyak bicara ketika berada diantara orang banyak 9. Saya merasa sulit mengembangkan topik pembicaraan dengan orang lain 10. Masalah-masalah pribadi saya tidak mengganggu pergaulan saya dengan orang lain PERILAKU BELAJAR MAHASISWA A. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran No PERNYATAAN 1. Saya berusaha memusatkan perhatian pada materi yang sedang diajarkan 2. Saya bekerjasama dengan teman saat mengerjakan latihan 3. Saya tidak mudah mengantuk pada saat kuliah berlangsung 4. Saya tidak suka menunda tugas yang diberikan dosen 5. Jika di kelas diadakan diskusi, saya memilih aktif B. Kebiasaan Membaca Buku No PERNYATAAN 1. Saya melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai 2. Saya membaca buku selain buku akuntansi 3. Saya berusaha memahami bacaan setiap buku 4. Saya berusaha untuk mengisi waktu luang dengan membaca 5. Saya memberi tanda bagian penting pada setiap buku yang saya baca C. Kunjungan ke Perpustakaan No PERNYATAAN 1. Saya senang membaca buku di perpustakaan 2. Saya memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan 3. Saya pergi ke perpustakaan secara teratur STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS 25 4. 5. Saya meminjam buku setiap berkunjung ke perpustakaan Bila ada tugas, saya pergi ke perpustakaan D. Kebiasaan Menghadapi Ujian No PERNYATAAN 1. Saya belajar dengan teratur, baik dan disiplin 2. Saya belajar hanya pada saat mau ujian 3. 4. 5. STS TS N S SS STS TS N S SS Saya merasa gugup dan bingung sebelum ujian Saya banyak belajar sebelum ujian Saya berusaha untuk tidak bertanya pada teman saat ujian berlangsung STRES KULIAH No PERNYATAAN 1. Saya cenderung merasa bosan belajar karena mata kuliah yang saya pelajari tidak saya mengerti 2. Orang tua memaksa saya untuk kuliah di jurusan yang mereka inginkan 3. Hubungan baik antara dosen dan mahasiswa membuat saya semangat kuliah 4. Masalah-masalah pribadi atau dalam keluarga dapat mengganggu konsentrasi belajar saya 5. Semangat belajar saya menjadi berkurang jika melihat kamar atau tempat tidur saya tidak rapi Petunjuk Pengisian: Pilihlah jawaban yang sesuai dengan yang anda rasakan a, b, atau c. Apakah yang Anda rasakan dalam mengikuti kuliah? a. Senang b. Stres c. Biasa saja Tabel 3.3 Nomor kuesioner Kecerdasan Emosional Yang Digunakan Aspek Pengenalan Diri Pengendalian Diri Motivasi Empati Ketrampilan Sosial Favourable 1,2,4,5,10 1,2,3,4,5,6 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5,6,10 1,2,3,5,6,10 Unfavourable 3,6,7,8,9 7,8,9,10 6,7,8,9,10 7,8,9 4,7,8,9 Jumlah 10 10 10 10 10 Tabel 3.4 Nomor kuesioner Prilaku Belajar Yang Digunakan Aspek Favourable Unfavourable Jumlah 26 Kebiasaan Mengikuti Pelajaran Kebiasaan Membaca Buku Kunjungan Keperpustakaan Kebiasaan Menghadapi Ujian Aspek Linngkungan 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,4,5 5 5 5 5 2,3 Tabel 3.5 Nomor kuesioner Stres Kuliah Yang Digunakan Favourable Unfavourable Jumlah 1,2,4,5 3 5 Tabel 4.1 Jumlah Responden Responden Kuesioner disebar Kuesioner Kembali Mhs. UPN 40 Mhs. UTY 40 Mhs. UII 40 Mhs. UGM 40 Mhs. UNY 40 Total 200 Sumber: Data primer yang diolah, 2007 34 35 32 34 33 168 Kuesioner gugur 4 5 3 4 4 20 Kuesioner diolah 30 30 29 30 29 148 20.3% 20.3% 19.6% 20.3% 19.6% 100% Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Item Pengenalan Diri 1 Pengenalan Diri 2 Pengenalan Diri 3 Pengenalan Diri 4 Pengenalan Diri 5 Pengenalan Diri 6 Pengenalan Diri 7 Pengenalan Diri 8 Pengenalan Diri 9 Pengenalan Diri 10 Pearson Correlation 0,650 0,458 0,535 0,223 0,439 0,652 0,559 0,407 0,653 0,429 Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 27 Perilaku Belajar Pengendalian Diri 1 Pengendalian Diri 2 Pengendalian Diri 3 Pengendalian Diri 4 Pengendalian Diri 5 Pengendalian Diri 6 Pengendalian Diri 7 Pengendalian Diri 8 Pengendalian Diri 9 Pengendalian Diri 10 Motivasi Diri 1 Motivasi Diri 2 Motivasi Diri 3 Motivasi Diri 4 Motivasi Diri 5 Motivasi Diri 6 Motivasi Diri 7 Motivasi Diri 8 Motivasi Diri 9 Motivasi Diri 10 Empati 1 Empati 2 Empati 3 Empati 4 Empati 5 Empati 6 Empati 7 Empati 8 Empati 9 Empati 10 Kemampuan Sosial 1 Kemampuan Sosial 2 Kemampuan Sosial 3 Kemampuan Sosial 4 Kemampuan Sosial 5 Kemampuan Sosial 6 Kemampuan Sosial 7 Kemampuan Sosial 8 Kemampuan Sosial 9 Kemampuan Sosial 10 K. Mgikti. Pelajaran 1 K. Mgikti. Pelajaran 2 K. Mgikti. Pelajaran 3 K. Mgikti. Pelajaran 4 K. Mgikti. Pelajaran 5 K. Mmbc. Buku 1 K. Mmbc. Buku 2 K. Mmbc. Buku 3 K. Mmbc. Buku 4 K. Mmbc. Buku 5 0,398 0,332 0,658 0,482 0,236 0,348 0,359 0,420 0,463 0,466 0,552 0,623 0,470 0,402 0,481 0,436 0,611 0,789 0,725 0,620 0,341 0,558 0,618 0,458 0,625 0,526 0,223 0,488 0,635 0,366 0,616 0,534 0,323 0,547 0,327 0,470 0,642 0,562 0,698 0,246 0,518 0,650 0,616 0,645 0,651 0,844 0,592 0,740 0,707 0,611 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 28 Kunjgn ke Perpus 1 Kunjgn ke Perpus 2 Kunjgn ke Perpus 3 Kunjgn ke Perpus 4 Kunjgn ke Perpus 5 K. Mghdpi Ujian 1 K. Mghdpi Ujian 2 K. Mghdpi Ujian 3 K. Mghdpi Ujian 4 K. Mghdpi Ujian 5 Stress Kuliah 1 Stress Stress Kuliah 2 Kuliah Stress Kuliah 3 Stress Kuliah 4 Stress Kuliah 5 Sumber: Data Primer yang diolah, 2007 0,797 0,777 0,759 0,814 0,572 0,653 0,303 0,404 0,384 0,395 0,674 0,746 0,696 0,733 0,666 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien α 0,9379 Kecerdasan Emosional (X1) 0,9167 Perilaku Belajar (X2) 0,7376 Stress Kuliah (Y) Sumber: Data Primer yang diolah (2007) Status Reliabel Reliabel Reliabel Tabel 4.4 Karakteristik Responden Karakteristik Responden Umur Jenis Kelamin Tahun Masuk Kuliah SKS yang sudah ditempuh Kategori 20 tahun 21tahun 22 tahun 23 tahun Total Laki-laki Perempuan Total 2001 2002 Total 110 – 120 SKS >120 – 130 SKS >130 – 140 SKS >140 SKS Total Jumlah Persentase (%) 17 11,5% 54 36,5% 61 41,2% 16 10,8% 148 100% 65 43,9% 83 56,1% 148 100% 71 48% 77 52% 148 100% 8 5,4% 56 37,8% 66 44,6% 18 12,2% 148 100% 29 2,50 – 3,00 >3,00 – 3,50 >3,50 Total Karakteristik Responden Kategori Pernah Cuti Kuliah Ya Tidak Total Pernah Kuliah Ya Lain sebelumnya Tidak Total Kuliah Double Ya Tidak Total Tahun Lulus SMU 1998 1999 2000 2001 2002 Total Asal SMU Kota Sub Urban Total Pernah Berorganisasi Ya Tidak Total Aktivitas mengisi waktu Membaca luang Nonton TV/ Dengar musik Jalan-jalan/ Belanja Main Game Olah raga Diskusi/ Berorganisasi Tidur Bekerja/ Kursus Total Yang dirasakan selama Senang kuliah Stres Biasa Saja Total Sumber: Data Primer yang diolah, 2007 Indeks Prestasi Kumulatif 53 35,8% 83 56,1% 12 8,1% 148 100% Jumlah Persentase (%) 1 0,7% 147 99,3% 148 100% 11 7,4% 137 92,6% 148 100% 3 2,0% 145 98,0% 148 100% 2 1,4% 1 0,7% 8 5,4% 71 48,0% 66 44,6% 148 100% 99 66,9% 49 33,1% 148 100% 61 41,2% 87 58,8% 148 100% 27 18,2% 19 12,8% 22 14,9% 8 5,4% 25 16,6% 6 4,1% 28 18,9% 13 8,8% 148 35 10 103 148 100% 23,6% 6,8% 69,6% 100% 30 Gambar 4.1 Interval Kelas Indeks Variabel Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar dan Stres Kuliah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi I----------------I---------------I---------------I---------------I---------------I 1,00 1,79 2,59 3,39 4,19 5,00 Tabel 4.5 Rata rata variabel Kecerdasan Emosional No Item Indikator Pernyataan 1 Pengenalan Diri 2 Pengendalian Diri 3 Motivasi Diri 4 Empati 5 Kemampuan Sosial Rata-rata Kecerdasan Emosional Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2007 Mean Rating 3,57 3,53 3,81 3,61 3,69 3,64 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tabel 4.6 Rata rata variabel Perilaku Belajar No Item Indikator Pernyataan 1 Kebiasaan Mengikuti Pelajaran 2 Kebiasan Membaca Buku 3 Kunjungan ke Perpustakaan 4 Kebiasaan Menghadapi Ujian Rata-rata Perilaku Belajar Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2007 Mean Rating 3,64 3,63 3,38 3,63 3,57 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tabel 4.7 Rata rata variabel Stres Kuliah No Item Pernyataan Mean Rating 1 Merasa bosan dengan mata kuliah yang tidak 3,5 dimengerti 2 Orang tua memaksa untuk kuliah di jurusan 2,86 yang mereka inginkan 4,16 3 Hubungan baik antara dosen dengan Mahasiswa 4,06 4 Masalah pribadi mengganggu kuliah 5 Kerapian kamar berpengaruh terhadap semangat 3,87 belajar 3,65 Rata-rata Kecerdasan Emosional Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2007 Kategori Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 31 Tabel 4.8 Analisis Multikolinieritas Variabel Collinearity Statistic Tolerance VIF Kecerdasan Emosional 93.5% 1.070 Perilaku Belajar 93.5% 1.070 Sumber: Data Primer yang diolah, 2007 Kesimpulan Tidak ada Multikolinieritas Tidak ada Multikolinieritas Tabel 4.9 Pengukuran Autokorelasi Dw Kesimpulan Kurang dari 1,693 Ada autokorelasi 1,693 sampai dengan 1,774 Tanpa kesimpulan 1,774 sampai dengan 2,226 Tidak ada autokorelasi 2,226 sampai dengan 2,307 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,307 Ada autokorelasi Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengaruh Kecerdsan Emosional dan Perilaku Belajar Terhadap Stres Kuliah Variabel Kecerdasan Emosional -0.663 -0.410 -5.573 0.000 = 0,6412 = 0,256 = 0,266 = 0,516 = 26.297 = 0,000 Konstanta 7.020 Koefisien Regresi Beta thitung Sig. Std. Error of the Estimate Adjusted R Square R Square R Fhitung Sig. F Perilaku Belajar -0.267 -0.225 -3.061 0.000 Sumber: Data Primer yang diolah, 2007 Tabel 4.11 Hasil uji T-test Stres Kuliah Status N Mean Perguruan Tinggi Negeri 59 3.4712 Swasta 89 3.7753 Sumber: Data Primer yang diolah, 2007 Std. Deviasi t df 0.8989 0.5945 -2.479 -2.288 146 91.451 Sig. (2tailed) 0.014 0.024 32