PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS

advertisement
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS
REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI
IKATAN KIMIA
(Skripsi)
Oleh
NURMAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Nurmayanti
ABSTRAK
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI
KIMIA PADA MATERI IKATAN KIMIA
Oleh
NURMAYANTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-book interaktif dan mendeskripsikan karakteristik dan validitas e-book interaktif, serta mendesrkispikan tanggapan guru dan siswa mengenai e-book interaktif yang dikembangkan. Design yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall yang terdiri dari sepuluh tahap. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap kelima, yaitu revisi hasil uji coba. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.
Karakteristik e-book interaktif ini, yaitu disediakan fenomena berupa gambar dan
video berbasis representasi kimia, disediakan ruang identifikasi, ruang penjelasan, dan soal evaluasi yang interaktif. Validasi ahli menunjukkan bahwa ratarata persentase aspek kesesuaian isi terhadap kurikulum sebesar 97,5% dengan
kriteria sangat tinggi, sedangkan aspek konstruksi dan keterbacaan berturut-turut
sebesar 71,4% dan 77,26% dengan kriteria tinggi. Rata-rata persentase tanggapan
guru pada aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan berturut-turut sebesar
100%, 92,4%, dan 91,4% dengan kriteria sangat tinggi, serta rata-rata persentase
iv
Nurmayanti
tanggapan siswa pada aspek kemenarikan dan keterbacaan berturut-turut sebesar
80,3% dan 80,5% dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka
e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia valid dan
layak digunakan sebagai sumber belajar.
Kata kunci: e-book interaktif, ikatan kimia, representasi kimia
iv
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS
REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI
IKATAN KIMIA
Oleh
NURMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nurmayanti
NPM
: 1313023062
Fakultas/Jurusan
: KIP/ Pendidikan MIPA
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandar Lampung,
Nurmayanti
NPM. 1313023062
Juli 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Mei 1995 sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Sodri Alfian, S.E. dan Ibu
Umiyati. Pendidikan formal diawali di TK Dwi Tunggal Bandar Lampung pada
tahun 1999, dilanjutkan ke SD Al-Azhar II Bandar Lampung pada tahun 2001,
MTs Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan SMA Negeri 9 Bandar
Lampung pada tahun 2010.
Tahun 2013 diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Selama menjadi mahasiswa, pernah diberikan tanggung jawab menjadi
asisten praktikum Kimia Fisik 1 dan 2 pada tahun 2015 sampai tahun 2016. Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang aktif diikuti selama menjadi mahasiswa yaitu
English Society (ESo) sebagai General Treasurer pada tahun 2016 dan staff of
Homebase and Administration Departement pada tahun 2015. Pengalaman mengajar dan mengabdi yang pernah diikuti selama perkuliahan yaitu Praktik Profesi
Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Padang Ratu yang terintegrasi dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Haduyang Ratu, Kecamatan Padang Ratu,
Kabupaten Lampung Tengah.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, dengan rasa
syukur kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
 Ayah, Ibu dan kedua Adikku tercinta, yang selalu memberikan doa
dan motivasi yang luar biasa
 Almamaterku tercinta
MOTO
“Try your best rather than become the best”
-Nurmayanti-
“Don’t stop when you are tired. Stop when you are done”
-Anonim-
SANWACANA
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan E-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia pada
Materi Ikatan Kimia” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan di Universitas Lampung.
Sepenuhnya disadari bahwa keterampilan dan pengetahuan yang terbatas, maka
adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih
disampaikan kepada:
1.
Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku Dekan FKIP Unila.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3.
Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia dan Pembahas, atas kesediannya memberikan saran dan kritik dalam
proses penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku Pembimbing I dan Dosen Pembimbing
Akademik, atas kesediaannya memberi bimbingan, motivasi, saran, dan kritik
dalam proses penyusun skripsi ini.
5.
Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya
memberi bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusun skripsi ini.
6.
Ibu Lisa Tania, S.Pd.,M.Sc. dan Bapak M. Mahfudz Fauzi S, S.Pd.,M.Sc.
selaku validator e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi
ikatan kimia yang dikembangkan.
7.
Rekan-rekan seperjuanganku Ni Wayan Puspa dan Raudatul Jannah, serta
teman-teman Pendidikan Kimia 2013 atas kerjasama, semangat, dan
dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
8.
Keluarga besar UKM-U English Society Unila, rekan-rekan pengurus ESo
periode tahun 2016, senior dan adik tingkat atas suka duka yang dilalui
bersama dan ilmu yang berharga.
9.
Keluarga KKN, Yahya, Anton, Vicky, Riky, Inten, Eka, Atul, Rida, dan
Puspita atas perjuangan kita selama 40 hari mengadi di Desa Haduyang Ratu.
10. Keluarga Pance Pondang, Agung, Deffri, Ridho, Yusi, Dini, Atul, Reta, dan
Elfrida atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan rujukan penelitian,
dan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kiranya masukan pembaca
dapat menjadi bahan perbaikan penulis untuk karya selanjutnya.
Bandar Lampung,
Penulis,
Juli 2017
Nurmayanti
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................
7
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar...................................................................................
9
B. Buku Elektronik (E-Book) ................................................................
13
C. Multimedia Interaktif ........................................................................
15
D. Representasi Kimia ...........................................................................
17
E. Analisis Konsep ................................................................................
20
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...........................................................................
21
IV.
V.
B. Sumber Data ...................................................................................
22
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
22
D. Instrumen Penelitian .......................................................................
23
E. Alur Penelitian ................................................................................
26
F. Prosedur Pelaksanaan .....................................................................
27
G. Teknik Analisis Data ......................................................................
30
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pendahuluan dan Pengumpulan
Informasi .........................................................................................
34
B. Perencanaan Produk .......................................................................
36
C. Pengembangan E-Book Interaktif Berbasis
Representasi Kimia .........................................................................
36
D. Hasil Validasi Ahli .........................................................................
40
E. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ......................................................
48
F. Karakteristik E-Book Interaktif Berbasis
Representasi Kimia .........................................................................
51
G. Kendala-Kendala Pembuatan E-Book Interaktif .............................
52
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................
53
B. Saran ...............................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
55
LAMPIRAN
1. Analisis KI-KD-Indikator ..........................................................................
58
2. Analisis Konsep .........................................................................................
60
xiv
3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ..............................................
64
4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ................................................................
68
5. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ..........................................................
71
6. Persentase Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ........................................
73
7. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ...............................................................
75
8. Persentase Hasil Validasi Aspek Konstruksi .............................................
77
9. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan .............................................................
79
10. Persentase Hasil Validasi Aspek Keterbacaan .........................................
82
11. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi .............................
85
12. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi ...........
87
13. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi .................................
89
14. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi ...............
91
15. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan ..............................
93
16. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan ............
97
17. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ...........................
100
18. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ...........................
102
19. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Keterbacaan .............................
104
20. Persentase Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Keterbacaan ...........
107
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Penskoran pada angket berdasarkan skala likert 3 ..................................... 31
2. Tafsiran persentase angket ......................................................................... 32
3. Kriteria validasi analisis persentase ........................................................... 33
4. Persentase hasil validasi ahli ...................................................................... 40
5. Rata-rata persentase hasil uji coba lapangan awal pada guru .................... 48
6. Rata-rata persentase hasil uji coba lapangan awal pada siswa ................... 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Tahapan mengelola sumber belajar ............................................................ 11
2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktif
berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia ............................... 26
3a. Tumpang tindih orbital terluar oksigen sebelum revisi ............................ 41
3b. Tumpang tindih orbital terluar oksigen setelah revisi .............................. 41
4a. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen sebelum revisi ........................... 42
4b. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen setelah revisi.............................. 42
5a. Submikroskopis molekul H2, O2, dan N2 sebelum revisi .......................... 42
5b. Submikroskopis molekul H2, O2, dan N2 setelah revisi ............................ 42
6a. Ikatan kovalen koordinasi sebelum revisi ................................................ 42
6b. Ikatan kovalen koordinasi setelah revisi .................................................. 43
7a. Ikatan kovalen sebelum revisi ............................................................................ 43
7b. Ikatan kovalen setelah revisi ...............................................................................
43
8a. Cover luar sebelum revisi .........................................................................
44
8b. Cover luar setelah revisi ................................................................................. 44
9a. Pendahuluan sebelum revisi ..................................................................... 45
9b. Pendahuluan setelah revisi ....................................................................... 45
10a. Cover dalam sebelum revisi ....................................................................
46
10b. Cover dalam setelah revisi ..................................................................... 46
xvii
11a. Cover belakang sebelum revisi ...............................................................
47
11b. Cover belakang setelah revisi ................................................................. 47
xviii
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMA adalah kimia
Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kimia
merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat (Tim Penyusun, 2006). Kompetensi
dasar 3.5 pada materi kimia yang tercantum dalam Kurikulum 2013 Revisi Tahun
2016, yaitu membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat. Kompetensi dasar
tersebut merupakan kompetensi dasar ikatan kimia. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh Bambang dkk., (2015), pemahaman siswa pada materi ikatan
kimia tergolong pada kategori rendah. Hal ini juga didukung oleh data sekunder
dari nilai ujian siswa SMA Yadika yang memiliki rata-rata sebesar 42,79 pada
materi ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu materi yang bersifat
abstrak (Rahayu, 2014).
Konsep kimia yang asbtrak ini menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia (Tan dan Treagust, 1999).
Johnstone dalam Chittleborough dan Treagust (2007) mengatakan bahwa kimia
dapat dijelaskan dengan tiga level representasi kimia, yaitu level makroskopis,
2
submikroskopis, dan simbolis. Berdasarkan penelitian Farida (2009), siswa cenderung sulit untuk mempresentasikan level submikroskopis. Diduga kesulitan
tersebut terjadi akibat kurang dikembangkannya representasi level submikroskopis melalui visualisasi pembelajaran yang tepat (Farida, 2009). Buku teks
yang digunakan sebagai sumber utama dalam proses pendidikan di sekolah belum
mencakup tiga representasi kimia. Hal ini didukung oleh penelitian Addiin dkk.,
(2016) yang mengatakan bahwa hampir semua buku menggunakan representasi
kimia yang terpusat pada tingkat simbolik.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 dikembangkan
dengan penyempurnaan pola pikir. Salah satu penyempurnaan pola pikir dari
kurikulum ini adalah pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia (Tim Penyusun, 2013). Artinya, guru membutuhkan suatu
media yang dapat menjelaskan materi kimia dengan ketiga level tersebut (makroskopis, submikroskopis, dan simbolis). Pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat berlandaskan pada teori belajar yang relevan akan berdampak
positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar (Sutirman, 2013). Salah
satu media yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar adalah
teknologi. Berbagai penelitian menyatakan bahwa komputer dapat digunakan
sebagai alat dalam memvisualisasikan sistem dan proses molekular (Farida,
2009). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ozmen (2008),
dimana pembelajaran menggunakan komputer dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa terkait materi kimia, khususnya materi ikatan kimia.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Dengan
adanya teknologi dalam dunia pendidikan, siswa dapat belajar di mana dan kapan
3
saja (Sanjaya, 2008). Teknologi pendidikan merupakan media yang lahir dari
revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran di samping guru, buku, dan papan tulis (Danim, 1995). Dengan teknologi, siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran yang bertentangan
dengan kelas konvensional, di mana mereka sebagai pengamat pasif dan pendengar (Asenso & Mekonnen, 2012).
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan adalah
e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi (Darmawan, 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka e-book dapat dikategorikan sebagai salah satu perangkat pembelajaran e-learning. Candra (2016) mengemukakan bahwa e-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah
satu teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Seiring dengan kemajuan teknologi, e-book dapat disajikan dalam format multimedia, di mana terdapat gambar, grafik, suara, animasi, dan video
(Andikaningrum, 2014).
Minimnya penggunaan e-book dalam proses pembelajaran didukung oleh fakta di
lapangan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di enam SMA di Bandar
Lampung, yaitu SMAN 5, SMAN 9, SMAN 13, SMAN 15, SMA Al-Azhar 3, dan
SMA Yadika. Berdasarkan hasil wawancara terhadap enam guru kimia di SMA
tersebut, diketahui bahwa 66,7 % dari responden guru tidak menggunakan e-book
dalam kegiatan pembelajaran kimia. Hanya 33,3 % dari responden guru yang
sudah pernah menggunakan e-book yang diperoleh dari hasil mengunduh melalui
internet. Namun, e-book ini bukan merupakan e-book interaktif dan belum sesuai
4
dengan kompetensi dasar yang berlaku. E-book tersebut dijadikan referensi dalam
mata pelajaran kimia. Semua guru yang diwawancarai menyatakan belum pernah
membuat e-book dan mengatakan perlu dikembangkan sebuah e-book interaktif
karena dapat dijadikan sebagai sumber belajar tambahan yang mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa terkait materi kimia.
Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 30 responden dari enam
SMA di Bandar Lampung, dapat diketahui bahwa 96,7 % dari responden siswa
menggunakan sumber belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan hanya
16,6 % siswa yang pernah menggunakan e-book pada pembelajaran kimia. Kesulitan yang dialami oleh responden siswa adalah sulit memahami bahasa yang
tertuang di dalam buku teks. Selain itu, pada buku teks tidak diberi kunci jawaban
untuk mengecek soal evaluasi yang ada, sehingga siswa tidak dapat belajar
mandiri. Sebanyak 90% dari responden siswa menyatakan perlu adanya pengembangan e-book interaktif, khususnya pada materi ikatan kimia. Responden guru
dan siswa mengharapkan e-book yang akan dikembangkan nantinya memuat
tampilan yang menarik, gambar yang sesuai dengan materi, bahasa yang komunikatif, dan soal evaluasi yang interaktif.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan
penguasaan materi pembelajaran. Optimalisasi hasil belajar dilihat tidak hanya
dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa
dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan
mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya
(Sanjaya, 2008). Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan hendaknya
5
mampu menimbulkan keterlibatan siswa secara aktif (interaktif) dalam proses
belajar (Sutirman, 2013).
E-book interaktif mendorong siswa untuk aktif belajar dengan sumber belajar.
Selain itu, siswa dapat belajar mandiri dimanapun mereka berada. Kelebihan
perangkat pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasikan melalui
tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang
disajikan lebih bervariasi. Manfaat perangkat e-book dan model pembelajaran
kontekstual ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajar mandiri, kreatif,
efektif, efisien, dan dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga lebih bersemangat dalam belajar (Candra, 2016).
Andikaningrum (2014) yang menguji efektivitas e-book interaktif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa memperoleh hasil bahwa tingkat keaktifan siswa,
rata-rata nilai, dan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol.
Selain itu, e-book interaktif dapat meminimalisasi
miskonsepsi suatu konsep, serta membantu siswa untuk berfikir kritis.
(Wahyuliyani dkk., 2016; Binas dkk., 2012). Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan e-book interaktif sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Ebook ikatan kimia yang dikembangkan oleh Sugiarto (2004) merupakan e-book
yang bersifat informatif, belum bersifat interaktif. Artinya, dibutuhkan e-book
ikatan kimia yang bersifat interaktif.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan “Pengembangan E-Book Interaktif
Berbasis Representasi Kimia pada Materi Ikatan Kimia”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia
pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
2. Bagaimana validitas e-book interaktif berbasis representasi kimia pada
materi ikatan kimia yang dikembangkan?
3. Bagaimana tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
4. Bagaimana tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
5. Apa saja kendala pembuatan e-book interaktif berbasis representasi
kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia
pada materi ikatan kimia yang valid.
2. Mendeskripsikan validitas e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi
kimia yang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
4. Mendeskripsikan tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
7
5. Mendeskripsikan kendala-kendala pembuatan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi
kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru
a. Sebagai salah satu sumber belajar yang lebih inovatif dan interaktif, sehingga
dapat membantu menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa
dengan sumber belajar.
b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran
kimia, khususnya pada materi ikatan kimia.
2. Manfaat bagi siswa
a. Sebagai sumber belajar yang lebih inovatif, efisien, dan menarik karena berbasis reresentasi kimia dan dilengkapi dengan soal-soal yang bersifat
interaktif.
b. Sebagai alternatif sumber belajar siswa dalam mencapai kompetensi dasar
pada pembelajaran kimia, khususnya materi ikatan kimia.
3. Manfaat bagi sekolah
a.
Menjadi sumber informasi dan literatur dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
b. Menjadi salah satu alat pendidikan yang digunakan secara langsung dalam
proses pembelajaran kimia di sekolah.
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2015).
2. E-book interaktif berisi jaringan unit informasi digital yang terdiri dari teks,
gambar, video, animasi dan soal-soalyang semuanya dikemas dalam bentuk
visualisasi animasi flash yang dipadukan dalam satu program dan dilengkapi
dengan warna dan tampilan yang menarik (Restyowati dan Sanjaya, 2012)
3. Representasi kimia adalah representasi ilmu kimia untuk mempresentasikan
suatu fenomena kimia yang mencakup representasi makroskopis, representasi
simbolik, dan representasi submikroskopis (Sunyono, 2015).
4. Kevalidan e-book interaktif hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil
validasi ahli. Pengembangan dikatakan valid jika memiliki persentase rata-rata
penilaian sebesar 76-100% (Arikunto, 2010).
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung ilmu baru bagi pelajar (peserta didik). Belajar pada hakikatnya
adalah untuk mendapatkan hal-hal baru, yang berarti perubahan. Hal ini selaras
dengan apa yang dikatakan Winataputra (1996) bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana terdapat bahan
pengajaran atau tempat untuk seseorang belajar (Suryani dan Leo, 2012).
Association for Education and Communication Technology (AECT) mengatakan
bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses
belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga,
biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik
secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam
mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya (Tim Penyusun,
2007).
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan
belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi
10
hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi
pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar (Sanjaya, 2008).
Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi sumber belajar yang direncanakan (learning
resource by design) dan digunakan (learning resource by utilization) (Gafur,
2012).
Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam menurut tim pengembang (2007), yaitu:
1. Sumber belajar yang dirancang ( learning resource by design) yakni
sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
“komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (lerning by utilization) yakni sumber
belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
kebedayaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini adalah
sumber belajar yang ada di masyarakat seperti: museum, pasar, toko-toko,
tokoh masyarakat, dan lainnya yang ada di lingkungan sekitar (Astiti,
2016).
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan,
video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat
11
digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi
peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang untuk dapat memanfaatkannya sebagai
sumber belajar. Adapun tahapan-tahapan dalam mengelola sumber belajar adalah
sebagai berikut: Pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber
dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas
atau di sekolah. Kedua, golongkan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar.
Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia, pikirkan sesuai dengan penggunaannya, bila belum, lakukan modifikasi bila diperlukan. Berkenaan dengan tahapantahapan pemanfaat sumber belajar dapat dilihat pada bagan dibawah ini (Majid,
Sesuai
Membuat
daftar
kebutuhan
melalui
identifikasi
sumber dan
sarana
pembelajaran
Tersedia
Tidak
sesuai
Pinjam
Belum
tersedia
Disesuaikan
dengan
modifikasi
Digunakan
Buat
Beli
2007).
Sumber : Majid, 2007
Analisis bahan ajar sangat diperlukan untuk memperoleh sumber belajar yang
berkualitas. Menurut Suhartanto dalam Achmaliya (2016) aspek yang dinilai
12
meliputi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan
kegrafikaan dan menurut BSNP, aspek yang dinilai yaitu aspek kesesuaian isi
dengan kurikulum, penyajian materi, keterbacaan, dan grafika.
a. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran.
Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi/kecukupan, keakuratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya.
b. Aspek penyajian materi
Menurut Wibowo dalam Achmaliya (2016), bahan ajar yang baik menyajikan
bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan penyajian yang membuat menarik untuk dibaca dan
mudah dipahami. Penyajian konsep disajikan secara runtun, uraian materi mampu
membangkitkan motivasi belajar, terdapat contoh-contoh soal yang dapat melatih
kemampuan memahami materi, dan pesan yang disampaikan harus memiliki
keterkaitan dnegan materi.
c. Aspek grafika
Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,
meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi,
yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya
juga meminati untuk membacanya. (Achmaliya, 2016).
d. Aspek keterbacaan
Keterbacaan (readability) merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk
dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca. Faktor cetakan, garis bawah,
13
cetak miring, kepadatan kata, tata letak, dan masalah kekompakan serta bahasa
dapat mempengaruhi pemahaman bacaan. Keterbacaan bahan ajar berkaitan
dengan tiga hal, yaitu kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman.
B. Buku Elektronik (E-book)
E-book merupakan buku dalam format elektronik berisikan informasi yang dapat
berwujud teks atau gambar. Saat ini, e-book beredar di pasaran telah mengalami
berbagai perkembangan. E-book diminati karena ukurannya yang kecil, tidak
mudah lapuk, dan mudah dibawa. Keunggulan e-book yang lain adalah dapat
menampilkan ilustrasi multimedia, misalnya animasi (Eskawati&Sanjaya, 2012).
Singkatnya, e-book adalah versi digital dari sebuah buku. Sebagai salah satu
sarana pendukung konsep e-learning, e-book tetap harus memnuhi syarat buku
ajar sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendiikan, BNSP. Syarat tersebut
meliputi tiga kriteria, yaitu kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian (Tim
Penyusun, 2006).
E-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah satu teknologi
yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihan perangkat
pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasi-kan melalui tayangan
suara, grafik, gambar animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan
lebih bervariasi. E-book juga dapat dikelola menggunakan pencarian halaman
sehingga lebih memudahkan pengguna apabila dibandingkan dengan buku konvensional. Perangkat e-book diterapkan meng-gunakan model pembelajaran
contexstual teaching learning. Manfaat perangkat e-book ini diharapkan akan
memotivasi siswa untuk belajarmandir, kreatif, efektif, dan efisien. Media e-book
14
ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa, sehingga lebih bersemangat
dalam belajar (Candra, 2016).
Menurut Haris dalam Astiti (2016), ada beberapa keuntungan dan manfaat jika
menulis membuat dan mempublikasikan e-book diantaranya adalah:
1. Ukuran fisik kecil
Karena buku elektronik memiliki format digita, dia dapat disimpan
dalam penyimpanan data (hard disk, CD, USB).
2. Mudah dibawa
Beberapa buku dalam format buku elektronik dapat dibawa dengan
mudah, baik melalui cakram DVD, USB, dan media penyimpanan
lainnya.
3. Tidak lapuk
E-book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa. Format
digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas
yang tidak berubah.
4. Gampang diproses
Isi dari buku elektronik atau e-book dapat dilacak atau dijelajahi
dengan mudah dan cepat.
5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/ tidak bisa membaca
Hal ini dikarenakan dormat e-book dapat diproses oleh komputer,
isinya dapat dibacakan oleh sebuah komputer.
6. Mudah digandakan
Penggandaan buku elektronik sangat mudah dan murah. Untuk
membuat ribuan copy dari e-book dapat dilakukan dengan murah,
mudah, dan cepat, sementara untuk mencetak ribuan buku
membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang tidak
sebentar.
7. Mudah dalam pendistribusian
Pendistribusian dapat menggunakan media internet. Pengiriman buku
dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam periode menit.
Buku langsung dapat dibaca pada saat itu juga.
8. Interaktif
E-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagi
pembacanya.
9. Kecepatan publikasi
Rata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit dan dijual
kepasaran. Namun, e-book hanya memerlukan waktu beberapa jam
saja.
15
C. Multimedia Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap
sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Sanjaya, 2008).
Bentuk bahan ajar paling tidak dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Bahan cetak (printed) anatar lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video, compact disk,
film.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact
disk interaktif. (Majid, 2007).
Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of
Interactive Multimedia, p. 1 dijelaskan sebagai berikut:
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio,
teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan
pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam
mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera
foto. Bahan ajar interaktif ini biasanya disajikan dalam bentuk compact
disk (CD) (Majid, 2007).
Penggunaan komputer dalam hal pendidikan dan latihan adalah komputer sebagai
komputer untuk belajar mandiri (computer assited-learning) (CAL, dimana komputer memegang peranan penting dalam program belajar atau mengajar. Jika dihubungkan dengan peranan tersebut, biasanya komputer digunakan sebagai salah
satu dari dua mode yang berbeda. Pertama, komputer digunakan sebagai tutor
16
pengganti, dimana siswa dapat mengikuti suatu diskusi yang sedang ber-langsung
melalui sebuah alat termina untuk belajar secara interaktif. Kedua, digunakan
sebagai laboratorium simulasi yang di-lengkapi dengan sistem model yang telah
diprogramkan ke dalam komputer. Apabila komputer digunakan secara interaktif
dalam kapasitas instruksional yang mandri, bentuk dan mutu respons siswa tergantung pada canggihan komputer dan programnya. Contohnya program yang
sederhana yang ber-bentuk pilihan ganda memerlukan respons siswa dengan cara
menandai jawaban yang benar pada nomor jawaban yang dipilih (Percival &
Henry, 1988).
Dalam penelitian Setiawan, Dasna, dan Marfu’ah (2016) menjelaskan bahwa
multimedia dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain
itu bahan ajar multimedia membuat peserta didik senang dan termotivasi dalam
belajar, menyenangkan dan menarik selama pembelajaran, meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi
secara mandiri. Adanya gambar, animasi, dan video membantu pemaham-an
siswa terhadap materi yang disampaikan.
Rob philips dalam Sutirman (2013) mengemukakan bahwa multimedia yang berbasis komputer terdiri dari multimedia interaktif dan multimedia yang tidak interaktif. Interaktif maksudnya pengguna dapat mengontrol pengoperasian program
sesuai dengan yang dikehendaki, sedangkan yang tidak interaktif adalah sebaliknya. Multimedia interaktif dapat dibedakan menjadi multimedia interaktif offline
dan online. Multimedia interaktif offline adalah program multimedia yang tidak
terkoneksi dengan internet, hanya beroperasi pada komputer stand alone. Sedang-
17
kan multimedia interaktif online adalah program multimedia yang ter-koneksi
dengan jaringan internet atau sering disebut dengan istila hypermedia.
Menurut Wang Qiyun & Cheung Wing Sum dalam Sutirman (2013), berdasarkan
tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi multimedia tingkat
operator dan multimedia interaktif tingkat kreator. Interaksi yang terjadi pada
tingkat operator, pegguna hanya bisa memilih atau menentukan menu-menu atau
perintah yang tersedia. Sedangkan pada multimedia interaktif tingkat kreator,
pengguna dapat memanfaatkan program untuk berkreasi sesuai dengan materi
yang ada di dalamnya.
Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah
antara pengajar dan siswa. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasan materi pelajaran. Oleh karena itu, media
pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keteribatan siswa
secara aktif (interaktif) dalam proses belajar. Mutimedia pembelajaran memungkinkan terjadinya proses yang interaktif dengan umpan balik yang dapat dirancang
oleh guru (Sutirman, 2013).
D. Representasi Kimia
Tantangan dalam pembelajaran yang melibatkan fenomena (sub) mikro merupakan satu hal yang harus segera dipecahkan. Terkait hal tersebut, sebagai guru atau
dosen harus selalu melakukan inovasi kreatif dalam melaksanakan pembelajaran,
terutama yang melibatkan interkoneksi di antara level makro, (sub) mikro, dan
simbolik. Oleh sebab itu, konsep multipel representasi timbul karena kebutuhan
18
siswa untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak tugas yang beragam yang
melibatkan sejumlah besar informasi yang bersifat abstrak (Sunyono, 2015).
Multipel representasi berfungsi sebagai instrumen untuk memberi dukungan dan
memfasilitsi terjadinya belajar bermakna dan belajar mendalam. Dengan menggunakan representasi berbeda dan mode pembelajaran berbeda dapat membuat
konsep-konsep menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan (intelligible,
plausible, dan fruitful) sehingga dapat meningkatkan motivasi pebelajar untuk
belajar sains (Farida, 2009).
Konsep representasi adalah salah satu pondasi praktik ilmiah, karena para ahli
menggunakan representasi sebagai cara utama berkomunikasi dan memecahkan
masalah. Johnstone (1982) membedakan representasi ke dalam tiga tingkatan.
Tingkat makroskopis yang bersifat nyata dan mengandung bahan yang kasat mata
dan nyata. Tingkat (sub) mikroskopis juga nyata tetapi tidak kasat mata yang terdiri dari tingkatan partikulat yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena
abstrak, misalnya pergerakan elektron, molekul, partikel (ion) atau atom, arus
listrik, struktur hemoglobin, dan sebagainya. Yang terakhir adalah tingkat simbolik yang terdiri dari berbagai jenis representasi gambar, aljabar dan bentuk
komputasi representasi submikroskopis (animasi, simulasi, dan visualisasi bentuk
lain) (Sunyono, 2015).
Representasi makroskopik, yaitu representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh
panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pebelajar. Contohnya:
terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan
19
yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Seorang pebelajar
dapat mempresentasikan hasil pengamatan dalam berbagai mode representasi,
misal dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik,
dan sebagainya (Farida, 2009).
Representasi submikroskopik yaitu representasi yang menjelaskan mengenai
struktur dan proses pada level partikel (atom/ molekular) terhadap fenomena
makroskopik yang diamati. Representasi submikroskopik sangat terkait erat
dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode
representasi pada level ini diekspresikan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata,
gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi)
atau simulasi. Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif,
yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri, dan perhitungan matematik (Farida, 2009).
Chittleborough & Treagust (2007) menyatakan bahwa siswa tidak dapat menggunakan representasi kimia jika kurang mengapresiasi karakteristik permodelan.
Permodelan dalam kimia adalah representasi fisik atau komputasional dari komposisi dan struktur suatu molekul atau partikel (level submikroskopik). Representasi struktur suatu molekul atau model partikel (level submikroskopik) tersebut
dapat berupa model fisik, animasi atau simulasi. Kemampuan permodelan tersebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan menggunakan representasi
kimia.
20
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa multipel representasi mengandung pengertian “menyajikan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari
melalui berbagai cara dan berbagai ekspresi”, seperti: penyampaian melalui lisan,
gestur, visual (dengan gambar, animasi, simulasi, grafik, pikto-gram, diagram,
dll), verbal (tulisan, grafik, diagram, dll), dan simbolik (lambang, rumus, perhitungan matematik, dll) (Sunyono, 2015).
E. Analisis Konsep
Herron dkk (1977) menjelaskan bahwa belum ada definisi tentang konsep yang
diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide.
Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep.
Untuk itu, diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang
berhubungan. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan
untuk membantu guru dalam merencanakan suatu prosedur yang dikembangkan
untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep.
Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau
label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi
konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep materi ikatan kimia
dapat dilihat pada Lampiran 2.
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada pengembangan e-book ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata
(2015) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) merupakan metode atau pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Menurut Borg and Gall (Sukmadinata, 2015), ada sepuluh langkah dalam pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan
informasi (research and information collecting) yang meliputi analisis kebutuhan,
studi literatur, studi lapangan, dan pertimbangan dari segi nilai, (2) perencanaan
(planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai,
desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup yang terbatas, (3)
pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meliputi
pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi,
(4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba di
lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan
selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket, (5)
22
merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba, (6) uji coba lapangan (main field testing) dengan
melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30-100
orang subjek uji coba, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, (8) uji
pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan melalui
pengisian angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek, (9) penyempurnaan produk akhir ( final product
revision), penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan, dan
(10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) dengan
melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi hasil uji coba (main product
revision).
B. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari tahap studi lapangan dan tahap uji
coba lapangan. Pada tahap studi lapangan, sumber data diperoleh dari enam orang
guru kimia dan 30 orang siswa kelas XI IPA yang berasal dari enam SMA di
Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba lapangan awal, sumber data
diperoleh dari guru kimia dan siswa kelas XI IPA di beberapa SMA.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara terhadap enam orang guru kimia
dan pengisian angket oleh 30 orang siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak
dan berasal dari enam SMA di Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba
lapangan awal, dilakukan penyebaran angket dan produk kepada minimal tiga
23
guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak pada beberapa
SMA.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen pada studi
lapangan, instrumen validasi ahli, dan instrumen pada studi uji coba lapangan
awal.
1. Instrumen pada studi lapangan
Instrumen yang digunakan pada studi lapangan berupa lembar pedoman wawancara guru dan lembar angket siswa.
a. pedoman wawancara guru
Lembar pedoman wawancara guru digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di
lapangan terkait (1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book
dalam proses pembelajaran, (2) wawasan guru mengenai representasi kimia, dan
(3) mengetahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh guru sebagai sumber
belajar yang akan digunakan oleh siswa.
b. angket siswa
Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan terkait
(1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book dalam proses pembelajaran, (2) kesulitan siswa dalam memahami sumber belajar, dan (3) mengetahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh siswa sebagai sumber belajar.
24
2. Istrumen validasi ahli
Instrumen yang digunakan pada validasi ahli meliputi instrumen validasi kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan terhadap e-book interaktif yang telah
dikembangkan.
a. instrumen validasi aspek kesesuaian isi
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui apakah
isi e-book interaktif telah sesuai dengan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
(KD), indikator, materi, dan kesesuaian urutan materi dengan indikator, serta
kesesuaian materi dengan represetasi submikroskopis.
b. instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian konstruksi e-book yang telah dikembangkan. Pada aspek konstruksi,
terdapat penilaian terhadap kesesuaian validitas terhadap tampilan dan bagianbagian penyusun e-book interaktif.
c. instrumen validasi aspek keterbacaan
Instrumen ini berbentuk angket validasi keterbacaan yag disusun untuk mengetahui keterbacaan e-book interaktif pada materi ikatan kimia yang berkaitan
dengan variasi ukuran huruf, variasi bentuk huruf ( font) , perpaduan warna,
kualitas gambar, penulisan keterangan gambar dan tabel, penggunaan bahasa yang
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa
yang komunikatif dan mudah dipahami.
25
3. Instrumen pada studi uji coba lapangan awal
Pada tahap uji coba lapangan awal digunakan instrumen berupa angket tanggapan
guru dan siswa. Berikut penjelasan mengenai angket tanggapan guru dan siswa:
a. angket tanggapan guru
Angket tanggapan guru berupa pernyataan yang terkait dengan aspek kesesuaian
isi, konstruksi, dan keterbacaan e-book interaktif yang telah dikembangkan.
Setiap pernyataan yang terdapat pada ketiga aspek tersebut sama dengan pernyataan yang tertuang dalam instrumen validasi. Tujuan angket ini adalah untuk mengetahui tanggapan guru terkait kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan
e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang telah
divalidasi oleh validator dan telah diperbaiki sesuai masukan dari validator.
b. angket tanggapan siswa
Angket tanggapan siswa berupa pernyataan yang terkait dengan aspek keterbacaan
dan kemenarikan e-book interaktif yang telah dikembangkan. Tujuan angket ini
adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terkait keterbacaan dan kemenarikan
e-book yang telah dikembangkan. Pernyataan dalam angket keterbacaan sama
dengan pernyataan yang tertuang dalam instrumen validasi dan angket tanggapan
guru, sedangkan pernyataan dalam angket kemenarikan berkaitan dengan desain,
tata letak gambar, kualitas gambar, perpaduan warna, variasi bentuk dan ukuran
huruf, serta kemenarikan atas tersedianya video pembelajaran dan soal evaluasi
yang interaktif.
26
E. Alur Penelitian
Adapun alur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.
Studi Literatur
Studi Lapangan
 analisis KI-KD-Indikator
 Analisis konsep
 Mengkaji teori mengenai
e-book interaktif berbasis
representasi kimia
 Wawancara guru dan pengisian
angket oleh siswa di 6 SMA (4
negeri dan 2 swasta) di Bandar
Lampung mengenai penggunaan
e-book interaktif berbasis
representasi kimia
 Analisis sumber belajar / e-book
yang digunakan oleh guru dan
siswa
Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Analisis Kebutuhan
Perencanaan Produk
Rancangan Pengembangan Produk
Draf e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi
ikatan kimia
Revisi
Uji Validasi Ahli
Valid
E-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi
ikatan kimia
Uji coba lapangan
Pengembangan Produk Awal
Pengembangan Produk Awal
Uji Coba Lapangan Awal
Revisi e-book hasil uji coba
Revisi Hasil Uji Coba
Hasil revisi e-book hasil uji coba
Gambar 2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktif
berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia.
27
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa langkah yang akan dijelaskan di bawah ini.
1.
Penelitian dan pengumpulan informasi
Tujuan dari penelitian dan pengumpulan data adalah untuk menghimpun data
tentang kondisi yang ada sebagai bahan acuan untuk produk yang dikembangkan.
Tahap penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi literatur dan studi
lapangan.
a. studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara analisis terhadap materi ikatan kimia yang
meliputi analisis KI, KD, indikator, dan analisis konsep, serta mengkaji teori
mengenai e-book dan produk penelitian sejenis yang berbentuk dokumendokumen hasil penelitian. Hasil dari kajian akan menjadi acuan dalam pengembangan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia.
b. studi lapangan
Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan mengenai
penggunaan e-book interaktif di sekolah. Pada tahap studi lapangan, di-lakukan
wawancara satu orang guru kimia dan pengisian angket oleh lima orang siswa
SMA kelas XI IPA untuk masing-masing sekolah. Adapun sekolah yang dijadikan sebagai analisis kebutuhan, yaitu SMA Negeri 5 Bandar Lampung, SMA
Negeri 9 Bandar Lampung, SMA Negeri 13 Bandar Lampung, SMA Negeri 15
28
Bandar Lampung, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan SMA Yadika Bandar
Lampung.
2.
Perencanaan produk
Tahap perencanaan meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan serta proses
pengembangan. Menurut Sukmadinata (2015), rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup (1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa
pengguna dari produk tersebut, dan (3) deskripsi komponen-komponen produk
dan penggunaannya. Tujuan dari penggunaan produk e-book interaktif ini adalah
untuk membantu siswa dalam mempelajari kimia, khususnya materi ikatan kimia.
E-book yang dikembangkan berisi materi yang berbasis representasi kimia dan dilengkapi dengan soal-soal yang mana siswa dapat mengetahui jawaban dan skor
nilai secara langsung. Tujuan penggunaan bagi guru adalah untuk membantu guru
dalam menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa dengan sumber
belajar dalam proses pembelajaran.
Pengguna produk ini adalah guru kimia dan siswa kelas X. Adapun komponenkomponen e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia
yang akan dikembangkan yaitu cover luar, cover dalam author (penyusun), kata
pengantar, daftar isi, deskripsi e-book, petunjuk penggunaan e-book, KD dan
indikator, dan uraian materi yang dilengkapi dengan gambar atau video berbasis
representasi kimia, soal evaluasi di akhir materi, daftar pustaka, serta cover
belakang.
29
3.
Pengembangan produk awal
Pengembangan produk awal merupakan tahap berikutnya dalam penelitian ini,
dimana produk awal berupa draf kasar yang sudah disusun sedemikian lengkap
beserta komponen-komponen yang terdapat dalam draf tersebut. Setelah e-book
interaktif dikembangkan, selanjutnya produk tersebut divalidasi oleh validator
yang memahami e-book interaktif dan materi ikatan kimia. Aspek yang divalidasi
yaitu aspek kesesuaian isi materi, konstruksi, dan keterbacaan.
4.
Uji coba lapangan awal
Setelah dilakukan validasi terhadap e-book yang telah dikembangkan, maka
e-book dapat diujicobakan pada minimal tiga guru kimia dan 20 siswa kelas X di
beberapa sekolah. Proses uji coba dilakukan dengan pemberian instrumen berupa
lembar angket dan pemberian produk awal yang telah dibuat untuk mengetahui
tanggapan terhadap kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan produk pada guru,
serta kemenarikan dan keterbacaan produk pada siswa.
5.
Revisi hasil uji coba
Tahap terakhir yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu revisi dan penyempurnaan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan. Tahap revisi dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan hasil
tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap e-book yang dikembangkan.
30
G. Teknik Analisis Data
1.
Teknik analisis data hasil wawancara dan angket analisis kebutuhan
Setelah dilakukan tahap peelitian dan pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap guru dan pemberian angket terhadap siswa di enam SMA di
Bandar Lampung, hasil jawaban pada wawancara tersebut diolah untuk memperoleh hasil keseluruhan dari jawaban guru dan siswa (responden). Adapun
teknik analisis data pada tahap ini adalah:
a.
Mengklasifikasikan data yang bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan wawancara dan angket.
b.
Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat dengan tujuan
untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap
jawaban.
c.
Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase
setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden
setiap item adalah sebagai berikut:
%
=
∑
100 %
( Sudjana, 2005)
Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban i
∑ Ji = Jumlah responden yang menjawab jawaban i
N = Jumlah seluruh responden
31
2.
Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru dan siswa
Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru, dan tanggapan siswa dilakukan dengan cara :
a.
Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan
jawaban berdasarkan pertanyaan angket.
b.
Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pernyataan angket dan banyakya responden.
c.
Memberi skor jawaban responden.
Penskoran jawaban responden dalam angket dilakukan berdasarkan skala
Likert 3.
Tabel 1. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert 3
No
1
2
3
d.
Pilihan Jawaban
Sangat setuju (SS)
Setuju (ST)
Tidak setuju (TS)
Skor
3
2
1
Mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (∑S) jawaban angket adalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)
Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab SS
2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab ST
3) Skor untuk menjawab pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab TS
32
e.
Menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%
=
∑
100%
( Sudjana, 2005)
Keterangan : % Xin = Persentase jawaban responden pada angket
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks = Skor maksimum yang diharapkan
f.
Menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui
tingkat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan e-book
interaktif berbasis representasi kimia dengan rumus sebagai berikut:
%
=
∑%
( Sudjana, 2005)
Keterangan : %
= Rata-rata persentase jawaban terhadap pernyataan
pada angket.
∑%Xin = Jumlah persentase jawaban terhadap semua
pernyataan pada angket.
n
g.
= Jumlah pernyataan pada angket.
Menafsirkan rata-rata persentase angket dengan menggunakan tafsiran
Arikunto (2012) berdasarkan Tabel 2.
Tabel 2. Tafsiran persentase angket.
Persentase
80,1% - 100%
60,1% - 80%
40,1% - 60%
20,1% - 40%
1,0% - 20%
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
33
h. Menafsirkan kriteria validasi analisis persentase produk hasil validasi ahli
dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010) berdasarkan Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria validasi analisis persentase
Persentase
76-100
51-75
26-50
< 26
Tingkat Kevalidan
valid
Cukup valid
Kurang valid
Tidak valid
Keterangan
Layak/tidak perlu direvisi
Cukup layak/revisi sebagian
Kurang layak/revisi sebagian
Tidak layak/revisi total
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan
kimia yang dikembangkan, yaitu diawali dengan fenomena berupa gambar dan
video berbasis representasi kimia, dilengkapi kolom identifikasi, kolom penjelasan, dan soal evaluasi yang interaktif.
2. Validasi ahli meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan yang
memiliki rata-rata persentase sebesar 82,1% dengan kriteria sangat tinggi dan
dikatakan valid.
3. Rata-rata persentase tanggapan guru untuk aspek kesesuaian isi, konstruksi,
dan keterbacaan sebesar 94,5% dengan kriteria sangat tinggi .
4. Rata-rata persentase tanggapan siswa untuk aspek kemenarikan dan keterbacaan sebesar 80,4% dengan kriteria sangat tinggi.
5. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan e-book interaktif ini adalah keterbatasan sumber yang menunjang teori ikatan valensi pada materi ikatan
kovalen dan kesulitan mencari program yang sesuai untuk membuat gambar
submikroskopis mengenai teori ikatan valensi.
54
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Perlu dilakukan uji keterlaksanaan, karena penelitian ini hanya dilakukan
sampai uji coba lapangan awal.
2. Perlu dilakukan uji kompetensi pada siswa untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah menggunakan e-book inetraktif berbasis representasi
kimia yang dikembangkan.
3. Perlu dikembangkan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi
lainnya.
56
DAFTAR PUSTAKA
Achmaliya, N. 2012. Pengembangan Modul Berbasis Representasi Kimia pada
Materi Teori Tumbukan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Addiin,I., Ashadi, dan M. Masykuri. 2016. Analisis Representasi Kimia pada
Materi Pokok Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA.
Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, 1 (2): 58-65.
Andikaningrum, L. 2014. Efektivitas E-Book Berbasis Multimedia Menggunakan
Flip Book Maker sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa. Karya Ilmiah. Universitas Kristen Satya Wacana.
Salatiga.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Yogyakarta
_________. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Assenso O.K. dan D.Mekonnen. 2012. The Importance of ICTs in The Provision
of Information for Improving Agricultural Productivity and Rural Incomes
in Africa. Journal
Astiti, N.Y. 2016. Pengembangan E-Book Interaktif Sifat Koligatif Larutan
Berbasis Kehidupan Sehari-Hari. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Bambang, W.J., A Musa, dan M. Sihaloho. 2015. Identifikasi Hirarki Pemahaman
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia.
Jurnal, 3(2): 1-11.
Binas, M., Stancel, P. & Michalko, M. 2012. Interactive E-Book as a Supporting
Tool for Education Process. International Conference on Emerging eLearning Technologies and Applications, Departement of Computers and
Informatics, Slovakia, November, 8-9th.
Candra, D.N. 2016. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Pembelajaran
Contextual Teching Learning (CTL) Menggunakan E-Book dan
56
Pembelajaran Konvensional Menggunakan Handout pada Mata Pembelajaran Konstruksi Bangunan di Kelas X TGB SMK Negeri 2
Bojonegoro. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Bangunan, 1 (1): 189-194.
Chittleborough, G. and D.F. Treagust. 2007. The Modelling Ability of Non-Major
Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-Microscopic
Level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): 274-292.
Danim, S. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Darmawan, D. 2011. Teknologi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Eskawati, S.Y. dan I G.M. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif pada
Materi Sifat Koligatif Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas XII IPA.
Unesa Journal of Chemical Education, 1 (2): 46-53.
Farida, I. 2009. The Importance of Representational Competence in Chemical
Problem Solving Using Interactive Multimedia. Proceeding of the Third
International Seminar on Science Education. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Gafur, A. 2012. Desain Pembelajaran : Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Ombak. Yogyakarta.
Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-Book. Cakrawala. Yogyakarta.
Herron, J.D., L.L Cantu., R.Ward., and V.Srinivasan. 1977. Problem Associated
with Concept Analysis. Science Education, 61 (2): 185-199
Imani, A.K.N dan I.G.M Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif pada
Materi Kimia Unsur untuk Kelas XII. Unesa Journal of Chemical
Eduation, 1(2); 7-10.
Majid ,A. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Ozmen, H. 2008. The Influence of Computer-Assisted Instruction on Students’
Conceptual Understanding of Chemical Bonding and Attitude Toward
Chemistry: A Case for Turkey. Computers and Education Journal, 51:
423-438.
Percival, F. dan H. Elkington. 1988. Teknologi Pendidikan. Erlangga. Jakarta.
Rahayu, R.P. 2014. Analisis Bahan Ajar Ikatan Kimia pada Buku Teks SMA
Berdasarkan Kriteria Keterhubungan Representasi Kimia. Disertasi tidak
diterbitkan. Bandung: PPS UIN Sunan Gunung Djati.
57
Restiyowati, I. and I.G. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-book Interaktif Pada
Materi Kimia Semester Genap Kelas XI SMA. Jurnal of Chemical
Education, 1 (1): 130-135.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Setiawan, M.A, I W.Dasna, dan S. Marfu’ah. 2016. Pengaruh Bahan Ajar Multimedia terhadap Hasil Belajar dan Persepsi Mahasiswa pada Mata Kuliah
Kimia Organik I. Jurnal Pendidikan, 1 (4): 746-751.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiarto, B. 2004. Ikatan Kimia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sunyono. 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi. Media Akademi.
Yogyakarta.
Sukmadinata. 2015. Metodelogi Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Suryani, N. dan L.Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak.
Yogyakarta.
Sutirman. 2013. Media & Model- Model Pembelajaran Inovatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tan, K.D. and D.F. Treagust. 1999. Evaluating Students’ Understanding of
Chemical Bonding. The Association for Science Education, 81 (294): 7584.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BNSP. Jakarta.
. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP-UPI Imtima Bandung.
Bandung.
. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 69
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Depdikbud. Jakarta.
Wahyuliani, Y., Supriadi, U. & Anwar, S. 2016. Efektivitas Penggunaan Media
Pembelajaran Flip Book terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Negeri 4 Bandung.
Indonesian Journal of Islamic Education, 3 (1): 22-36.
Download