BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Pelayanan Kinerja

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja Pelayanan
Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu
atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya.1
Sedangkan Menurut Menurut Suyadi, performance atau kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masingmasing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.2
Sedangkan menurut Anwar Prabu, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan
kepadanya.3 Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi
yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak
positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Kinerja merupakan
1
Dr.H.Bahrul kirom,mengukur kinerja pelayanan dan kepuasan konsumen, pustaka reka
cipta, Bandung,2015, hlm 3
2
Prawirosuntono, Suryadi, kebijakan kinerja karyawan , BPFE, Yogyakarta, 2008
3
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber daya manusia, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009
indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi.
Pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau manfaat yang
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya tidak
berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya
mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik Sedangkan menurut
Lovelock, service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar
dan dapat dirasakan atau dialami. Artinya service merupakan produk yang
tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang adapat
dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dapat dialami
dan dapat dirasakan oleh penerima layanan. Dari pengertian tersebut, maka
pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu
menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari suatu pihak ke
pihak lain.
Menurut Moenir definisi dari konsep pelayanan adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri maupun
secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. 4 Aktivitas disini adalah
suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dan
atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seorang untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan baik dalam bentuk barang atau jasa. Proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah yang dinamakan Pelayanan.
Proses yang dimaksud dalam pengertian pelayanan adalah pengertian proses
4
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
terbatas dalam kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu pelayanan yang dimaksud adalah rangkaian
organisasi manajemen. Meskipun demikian dalam arti luas proses menyangkut
segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam hal ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai pelayanan publk atau
pelayanan umum.
Definisi pelayanan publik (service public) berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.81 Tahun 1993 yang kemudian
disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 63 Tahun 2003 sebagai berikut : Pelayanan publik adalah segala bentuk
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, daerah, dan
lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara
dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Berikut adalah pengertian dari kinerja karyawan dan
tujuan serta fungsi pengukuran kinerja pada karyawan.
1. Kinerja Karyawan
Dalam buku yang berjudul “Manajemen SDM” menurut Henry
kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.5 Kinerja merupakan
perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya di dalam instansi.
5
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, YPPKN, Yogyakarta, 2001.
Maka kesimpulannya, kinerja karyawan merupakan hasil dan keluaran
yang dihasilkan oleh seorang karyawan sesuai dengan perannya dalam
organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja karyawan yang baik
adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi
untuk
meningkatkan
produktivitas.
Kinerja
seorang karyawan
merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan
mempunyai
tingkat
kemampuan
yang
berbeda-beda
dalam
mengerjakan tugasnya.
2. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian
kinerja
(performance
appraisal)
pada
dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih
baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Penilaian kinerja karyawan khususnya dalam bidang jasa dapat
disimpulkan sebagai berikut.6:
a. Pelayanan yang kondusif
b. Kedisiplinan
c. Tanggungjawab
6
Porter Michael E, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Erlangga,
Jakarta, 1993, hlm 36
d. Kecepatan dan ketepatan waktu
e. Keramahan dan kesopanan
f. Hubungan yang baik dengan pelanggan
g. Kecekatan
h. Penampilan
Indikator-indikator tersebut akan digunakan oleh penulis sebagai
bahan pengambilan data kepada pasien di RSUD Kota Agung.
3. Penilaian Kinerja pada Organisasi Sektor Publik
Konsep pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik adalah
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.7 Pengukuran
kinerja sektor publik dilakukan untuk memperbaiki kinerja pemerintah,
pengalokasian
mewujudkan
sumber
daya
pertanggung
dan
jawaban
pembuatan
publik
keputusan,
serta
dan
memperbaiki
komunikasi pelanggan.Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan
untuk memenuhi tiga maksud yaitu.8 :
a. pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk memperbaiki
kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat
membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program
unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
7
Guritno Bambang dan Waridin, Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja, erlangga,jakarta,2005, hlm. 63.
8
Mardiasmo, Reformasi Pengelolaan Keuangan Publik Menuju Akuntabilitas Publik,
Makalah yang disampaikan dalam Konggres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISES), Makasar
21-23 April 2000 Hal 248-265.
efektifitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan
publik.
b. ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian
sumber daya dan pembuatan keputusan.
c. ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban
publik
dan
memperbaiki
komunikasi
pelanggan.
4. Tujuan Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan bagian penting bagi proses
pengendalian manajemen bagi sektor publik, menurut Mahmudi
terdapat enam tujuan dalam pengukuran kinerja sektor publik yaitu:9
a. Untuk mengetahui tingkat ketercapain tujuan organisasi.
b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.
c. Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya.
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan reward dan punishment.
e. Memotivasi pegawai.
f. Menciptakan akuntabilitas publik.
5. Manfaat Pengukuran Kinerja
Manfaat pengukuran kinerja sektor publik menurut Lynch dan
Cross adalah:10
9
Rivai, Veithzal dan Basri, Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai
Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2007, hlm.28
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa perusahaan lebih dekat kepada pelanggannya dan
membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya
memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai
bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong
upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut
(reduction of waste).
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi
lebih
konkrit
sehingga
mempercepat
proses
pembelajaran.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan
dengan memberi reward atas perilaku tersebut.
B. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untukmerumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapatmemaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
10
Yuwono, Sony, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi
Yang Berfokus Pada Strategi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
(weakness)
dan
ancaman
(threats).11Dalam
membuat
keputusan
perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan
dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan
ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi
perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan dan
memanfaatkan
peluang
sekaligus
berperan
sebagai
alat
untuk
meminimalisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan
menekan ancaman yangtimbul dan harus dihadapi dengan tepat.
Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi
perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil
kelemahan yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman
yang akan timbul.12. Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis
SWOT. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam
tubuh perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat
sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam
mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara
lain:
11
David, Fred R.,Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Salemba Empat,Jakarta, 2006,
hlm.15
12
Jogiyanto,Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Andi Offset,
Yogyakarta, 2005, hlm.54
a. Kekuatan (Strenght).
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang
dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya
keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki
keterampilan yang juga dapat diandalkan serta berbeda dengan
produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para
pesaingnya.13Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber
daya,
keterampilan,atau
keunggulan-keunggulan
lain
relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus
yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di
pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan,
citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan
faktor-faktor lain.14
b. Kelemahan (Weakness).
Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau
keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan
baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang
bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam
sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas, sumber daya
13
Ibid, hlm. 32
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,PT.Gramedia
pustaka utama,Jakarta,2006, hlm.10
14
keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan
citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.15
c. Peluang (opportunity).
Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan
situasi yang menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting
yang
menguntungkan
dalam
lingkungan
perusahaan,
kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang.
d. Ancaman (Threats)
Yang dimaksud dengan ancaman adalah situasi yang
merupakan ancaman bagi suatu perusahaan atau organisasi yang
datang dari luar perusahaan dan mengancam eksistensi organisasi
dimasa depan.
2. Analisis SWOT Untuk Organisasi Sektor Publik
Organisasi Publik Organisasi publik mempunyai karakteristik yang
berbeda dari organisasi privat. Berikut ini beberapa karakteristik menurut
Anthony dan Young dalam Salusu penekanan organisasi sektor publik
dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu:16
a. Tidak bermotif mencari keuntungan,
b. Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak,
c. Ada kecenderungan berorientasi semata mata pada pelayanan,
15
Ibid, hlm.56
Salusu,Pengambilan keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik danOrganisasi non
profit, Grasindo, Jakarta, 2003
16
d. Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi,
e. Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk
mendapatkan bantuan keuangan,
f. Dominasi profesional,
g. Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat
penting.
Pendekatan direktif merupakan pendekatan yang bersifat dari atas
ke bawah (top-down) dan lebih sedikit melibatkan anggota dalam
organisasi sektor publik.Pendekatan adaptif lebih menekankan pada
kebersamaan dalam organisasi dalam menetapkan tujuan pelaksanaan dan
evaluasi. Sedangkan pendekatan generatif menekankan pada pentingnya
seorang pemimpin (leader) dalam melakukan fungsi penetapan tujuan,
pelaksanaan dan evaluasi dengan tidak mengesampingkan anggota lain
dalam organisasi sektor publik. Penerapan Manajemen Strategi pada
Organisasi Publik.17
Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen
strategi untuk menentukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) dalam organisasi.Analisis
SWOT penting dalam penyusunan strategi organisasi agar dapat mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien.Walaupun analisis SWOT dianggap
sebagai suatu hal yang penting namun kadang kala manajer menghadapi
17
Siagian P. Sondang, Manajemen Stratejik,Bumi Aksara, Jakarta, 2004,hlm.23.
masalah dalam analisis ini. Masalah– masalah penentuan analisis SWOT
menurut Bawono tersebut adalah :18
a. The Missing link Problem, masalah ini timbul karena hilangnya
unsur keterkaitan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi
terhadap faktor internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal.
Kegagalan tersebut akan berimbas pada lahirnya suatu keputusan
yang salah yang mungkin saja untuk menghasilkannya sudah
memakan biaya yang besar.
b. The Blue Sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru
dimana langit yang biru selalu membawa kegembiraan karena
cuaca yang cerah. Hal ini menyebabkan pengambil keputusan
kadang terlalu cepat dalam menetapkan sesuatu keputusan tanpa
mempertimbangkan ketidakcocokan antara faktor internal dan
faktor eksternal sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang
ada dan membesar besarkan kekuatan dalam organisasi.
c. The Silver Lining Problem, masalah yang berkaitan dengan
timbulnya
suatu
harapan
dalam
kondisi
yang
kurang
menggembirakan. Hal ini timbul karena pengambil keputusan
mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Masalah akan timbul apabila pengambil keputusan meremehkan
pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut.
18
Bawono, Icuk Rangga,Manajemen Stratejik Sektor Publik: Langkah Tepat Menuju
Good Governance, Manajemen Pembangunan, Jakarta, 2007, hlm.14.
d. The all Things To All People Problem, suatu falsafah yang dimana
pengambil keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada
kelemahan organisasinya. Sehingga banyak waktu yang dihabiskan
hanya untuk memeriksa kelemahan yang ada dalam organisasi
tanpa melihat kekuatan yang ada dalam organisasi tersebut.
e. The Putting The Cart Before The Horse problem, Mereka memulai
untuk menetapkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum
menguraikan secara jelas terhadap pilihan strateginya.
Manajemen Strategik Organisasi Publik Pemerintahan Pelayanan
publik harus mendapatkan perhatian yang serius oleh pemerintah daerah.
Pelayanan publik secara langsung ataupun tidak langsung akan
berpengaruh pada kualitas kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah
dengan pelayanan publik yang berkinerja tinggi akan memungkinkan
peningkatan akses masyarakat terhadap berbagai pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah daerah.
Demikian pula, pelayanan yang berkualitas akan dapat mendorong
lancarnya roda perekonomian di pusat dan daerah, sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Konsekuensi
bagi pemerintah daerah dalam kaitan dengan pelayanan ini, adalah
peningkatan kinerja lembaga pelayanan publik di daerah.Lembaga
pelayanan publik yang berkinerja tinggi ini mutlak harus ada, sebagai
critical success factor bagi terwujudnya masyarakat daerah yang
sejahtera.19
Dengan
demikian,
jika
pemerintah
daerah
menghendaki
kesejahteraan yang lebih baik pada masyarakatnya, maka kinerja lembaga
pelayanan publik mereka harus ditingkatkan. Dalam kondisi yang berbeda,
ketidak hadiran kinerja tinggi pada lembaga pelayanan publik di daerah
akan berdampak negatif bagi kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
Lembaga pelayanan publik di daerah menjalankan peran dan fungsinya
untuk mewujudkan masyarakat daerah yang sejahtera.Dalam kondisi
demikian, Penerapan Manajemen Strategi pada Organisasi Publik.maka
kegagalan dalam pemberian pelayanan yang berkualitas akan lebih
mungkin terjadi daripada keberhasilan untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan publik.
Praktek
penyampaian
pelayanan
publik
oleh
lembaga pelayanan publik di daerah sekarang ini masih banyak menerima
berbagai kritik tentang kualitas pelayanan tersebut, khususnya kualitas
pelayanan yang bersifat administratif. Manajemen strategi, secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai proses untuk membangun dan
melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan
memperhitungkan variabel-variabel internal dan faktor-faktor eksternal.
Berdasarkan definisi ini, dapat ditarik beberapa pemahaman tentang
manajemen strategik. Pertama, manajemen strategik adalah suatu proses,
19
hlm .31.
Kaplan, Robert S and Norton, David P, Balanced Scorecard, Erlangga, Jakarta, 1996,
yang di dalamnya terdapat beberapa unsur yang membentuk siklus
berkesinambungan.
Dalam manajemen strategik, hasil dari suatu unsur akan menjadi
input atau memberi feedback bagi unsur yang lain. Kedua, proses
menghasilkan suatu rencana (plan) atau dengan kata lain dalam
manajemen strategik terdapat proses perencanaan. Ketiga, manajemen
strategik juga meliputi unsur pelaksanaan dan monitoring dari rencana
yang sudah disusun. Keempat, Dalam manajemen strategik terdapat tujuan
jangka panjang yang akan dicapai melalui perencanaan dan pelaksanaan
rencana tersebut, dan kelima, dalam manajemen strategik, lingkungan
internal dan eksternal menjadi pertimbangan utama dalam perumusan
rencana dan pelaksanaan rencana. Manajemen strategik mencakup unsurunsur utama yang meliputi: perumusan tujuan jangka panjang, analisis
lingkungan, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana, dan monitoring
rencana. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
manajemen strategik yaitu:20
a. Perumusan tujuan jangka panjang. Pada tahap ini organisasi
merumuskan visi, gambaran organisasi yang akan diwujudkan di
masa depan atau mencerminkan kemana organisasi akan dibawa.
Selain itu, organisasi juga menetapkan misi dan sasaran-sasaran
yang akan dicapai organisasi baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
20
Ibid, hlm.46
b. Analisis lingkungan Analisis ini dilakukan agar organisasi
memperoleh informasi yang memadai tentang kondisi lingkungan
eksternal dan sumberdaya internalnya. Dengan analisis ini
selanjutnya organisasi dapat memanfaatkan peluang dan tantangan
yang berasal dari luar serta kekuatan dan kelemahan internal untuk
pencapaian tujuan organisasi.
c. Penyusunan rencana Untuk menetapkan strategi, organisasi perlu
menyusun prioritas dari sejumlah isu-isu strategik yang akan dituju
dan kemudian menetapkan hasil (result) sebagai patokan kinerja
organisasi. Hasil-hasil tersebut selanjutnya digunakan sebagai
dasar penyusunan strategi atau rencana aksi.
d. Pelaksanaan rencana Strategi yang telah ditetapkan kemudian
dilaksanakan. Dalam tahap ini, organisasi harus didukung oleh
sumber daya dan komitmen yang tinggi agar kapasitas organisasi
memadai untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan.
e. Monitoring Melalui monitoring ini, organisasi dapat mengevaluasi
kinerja dan membuat penyesuaian berdasarkan pengalaman dan
perubahan kondisi lingkungan. Bagi lembaga pelayanan publik di
daerah,
penerapan
mengadopsi
konsep
manajemen
manajemen
strategik
dimulai
strategik
yang
dengan
sudah
dikembangkan oleh sektor private tersebut dan tidak perlu
membangun bentuk manajemen strategik yang baru. Manajemen
strategik untuk lembaga pelayanan publik di daerah tetap
mencakup kelima unsur tersebut di atas, sehingga Penerapan
Manajemen Strategik pada Organisasi Publik dapat berjalan
dengan baik. pelayanan publik di daerah kemudian harus memiliki
visi, misi, tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi terhadap kinerja pencapaian tujuan juga
dilakukan, agar dapat diperoleh feed back dalam proses
manajemen strategik, sehingga tujuan peningkatan kualitas
pelayanan publik dapat diwujudkan21.
Kualitas layanan organisasi publik merupakan dambaan dari
seluruh masyarakat sebagai pihak yang mendapatkan layanan barang dan
jasa yang dihasilkan oleh organisasi publik.Untuk menerapkan manajemen
strategik suatu organisasi harus dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.Penerapan strategi
dalam organisasi memerlukan peran serta dan dukungan dari semua
komponen organisasi baik dari pimpinan puncak sampai ke bawahan.
Selain itu sebagai organisasi publik yang mempunyai pertanggungjawaban
secara luas pada masyarakat perlu juga mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang berada dalam lingkungan
organisasi, agar organisasi dapat merumuskan strategi yang akan
dilakukan. Dengan penerapan strategi yang memadai.22
21
Glueck , WF & Jauch LR, Manajemen strategis dan
perusahaan,Erlangga,Jakarta, 1994, hlm.28
22
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, Ghalia , Jakarta, 1992, hlm.26.
kebijakan
3. Manfaat Analsis SWOT
Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling
dasar dalam melakukan analisis strategi, yang bermanfaat untuk
mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari empat sisi yang
berbeda.23 Hasil dari analisis ini biasanya berupa arahan ataupun
rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah
keuntungan suatu perusahaan tau organisasi dari segi peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari
berbagai ancaman yang terjadi.
Jika digunakan dengan baik dan benar, maka analisis ini akan
dapat digunakan untuk membantu melihat sisi-sisi yang terabaikankan atau
tidak terlihat dari sebuah perusahaan atau organisasi. Dari uraian diatas
tadi, analisis SWOT adalah instrumen yang bermanfaat dalam melakukan
analisis strategi dalam manajemen perusahaan atau organisasi .Analisis ini
berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan
yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan
dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
4. Tujuan, dan Fungsi Analisis SWOT
a. Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara
memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses),
23
peluang
(opportunities)
http://definisipengertian.net/pengertian-analisis-swot-definisi-dan-manfaat/,
pada 25 april 2016
dan
di
akses
ancaman (threats)yangmerupakan hal yang kritis bagi keberhasilan
perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman
yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya
perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk
membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang
telah dianalisis.24Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu
berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik
begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang
dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi
peluang.
b. Fungsi Analisis SWOT
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti
telah
mengalami
proses
penganalisaan
terlebih
dahulu
oleh
timteknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi
terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-
24
http:/manfaat-analisis-swot-dalam-perencanaan_15.html, diakses pada 25 april 2016
peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahankelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencanarencana yang akan dibuat perusahaan.25Maka, fungsi dari analisis
SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap
kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi eksternal perusahaan.
c. Keunggulan analisis SWOT
Berikut adalah keunggulan dari analisis SWOT antara lain :26
1) Dapat di jadikan panduan dalam penyusunan berbagai
kebijakan strategis menuju target yang telah di canangkan
sebelumnya. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan untuk
jangka panjang.
2) Dapat membantu memudahkan proses evaluasi berkaitan
dengan
penentuan
kebijakan
strategis
sekaligus
sistem
perencanaan agar meraih kesuksesan dari waktu sebelumnya.
Inilah
mengapa
analisis
SWOT
menjadi
bagian
inti
memudahkan proses evaluasi berbagai bidang
25
Steiner, G. A & Miner , JB, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Erlangga,Jakarta,
1997, hlm48.
26
Prawirosoentono Suyadi,Primasari Dewi, Manajemen stratejik dan pengambilan
keputusan korporasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm 26.
3) Dapat dijadikan bagian penting untuk memperoleh informasi
tentang beragam hal yang dibutuhkan menuju proses perubahan
perbaikan masa mendatang
4) Dapat meningkatkan motivasi dalam menemukan ide-ide
kreatif untuk terus maju meraih kesuksesan yang ditergetkan
sebelumnya
5. Pengukuran Kinerja Pelayanan Dalam Analisis SWOT
Setiap perusahaan pasti memiliki strategi agar tujuan dari
perusahaan tersebut dapat berjalan dengan sukses. Banyak strategi yang
dibutuhkan perusahaan seperti strategi pengumpulan dana, produksi,
pemasaran, distribusi dan sebagainya.Dalam kaitannya dengan strategi
,maka perusahaan membutuhkan evaluasi secara berkesinambungan.
Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses
pengukuran akan efektifitas strategi
yang digunakan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi program berikutnya.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai
alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi dan melihat apakah
tujuan sudah tercapai.27Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik,
diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan
permasalahan secara jelas, melakukan penelitian lapangan untuk
27
Ibid, hlm. 28
mengumpulkan data menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan
menyampaikan hasil penelitian.
Teknik evaluasi yang sering digunakan perusahaan salah satunya
adalah SWOT, yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
mencapai tujuannya.faktor – faktor tersebut antara lain strengths yang
berarti kekuatan, weaknesses atau kelemahan, opportunities atau peluang,
dan threats atau ancaman. Semua factor – factor tersebut adalah hal yang
akan di evaluasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Beberapa contoh dalam kategori kekuatan internal, hal yang positif
seperti sifat-sifat pribadi (karyawan) yang positif, keterampilan yang
relevan dengan pekerjaan, kompetensi, pengetahuan dan pengalaman
kerja, wawasan dan pengetahuan yang baik, jaringan, komitmen yang
kuat, antusiasme dan semangat mencapai visi dan misi. kelemahan,
kelemahan merupakan hal negative, seperti : karakteristik pribadi
(karyawan) negatif dan kebiasaan kerja yang buruk, kurangnya
pengalaman kerja atau pengalaman yang relevan, kurangnya pendidikan,
tidak ada jaringan atau yang kecil, kurangnya arah atau focus , kurangnya
keterampilan manajemen professional. Pengukuran kinerja dalam analisis
SWOT
Pengukuran kinerja menurut Donelly Gibson adalah suatu
tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan,kinerja itu sendiri dapat dinyatakan
baik dan sukses jika tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan
baik.28Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa
penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat di lakukan dalam
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil
pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik
di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan
dan pengendalian tersebut.
Pengukuran kinerja dapat di gunakan untuk menekan prilaku yang
tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan prilaku yang
semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya
serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik.Dengan adanya pengukuran kinerja, manajer puncak dapat
memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai
dengan
prestasi
yang
disumbangkan
masing-masing
pusat
pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini
diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masingmasing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien, Elemen pokok suatu
pengukuran kinerja antara lain:29
a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
Tujuan adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin
dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah
28
Donnelly, Gibson, dan Ivancevich, Manajemen, Erlangga, Jakarta, 1996
Robertson, Gordon. “Revie Kinerja”. Lokakarya Revie Kinerja. BPKP dan Executive
Education, 2002.
29
dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas.
Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk
mencapai tujuan dan sasaran
b. Merumuskan indicator dan ukuran kinerja.
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak
langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasiindikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara
langsung.
c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas,
maka pengukuran kinerja bias diimplementasikan. Mengukur tingkat
ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil
actual dengan indicator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.
d. Evaluasi kinerja.
Evaluasi kinerja akan mmberikan gambaran kepada penerima
informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi.
Informasi capaian kinerja dapat dijadikan:
1) Feedback.
Hasil pengukuran terhadap capaian kinerjaa dijadikan dasar
bagi manajemen atau pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja
pada periode berikutnya. Bisa dijadikan landasan pemberian
reward and punishment terhadap manajer dana anggota organisasi.
2) penilaian kemajuan organisasi.
Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu
tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang elah
dicapai organisasi.
3) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang sangat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen maupun
stakeholders.30
Adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk
manilai kinerja secara kuantitatif :31
a) Ukuran Kinerja unggul.
Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu
ukuran penilaian. Dengan digunakannya hanya satu ukuran
kinerja, karyawan dan manajemen akan cenderung untuk
memusatkan usahanya pdada kriteria tersebut dan mengabaikan
kriteria yang lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam
menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian tertentu.
b) Ukuran kinerja beragam.
Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam
ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja beragam
merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria kinerja
tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran
30
.http://liamanalu..com/2010/02/definisi-kinerja-dan-pengukuran-kinerja.diakses
pada
tanggal 26 Desember 2015, [07 januari, pukul 16.46]
31
Mulyadi, 1999, Strategic Management System Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard(Bagian Akhir Dari Dua Tulisan), Usahawan, No 03, Tahun XXVIII, Maret, hlm. 36-41
kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya dengan
berbagai kriteria.
c) Ukuran kinerja gabungan.
Dengan adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi
perusahaan secara keseluruah dibandingkan dengan tujuan lain,
maka perusahaan melakukan pembobotan terhadap ukuran
kinerjanya. Misalnya manajer pemasaran diukur kinerjanya
dengan menggunakan dua unsur, yaitu provitabilitas dan
pangsa pasar dengan pembobotan masing-masing 5 dan 4.
Dengan cara ini manajer pemasaran mengerti yang harus
ditekankan agar tercapai sasaran yang dituju manajer puncak.
6. Hubungan Analisis SWOT Dengan Visi,Misi, Strategy
Informasi hasil analisis SWOT akan dimanfaatkan sebagai umpan
balik dalam mempertajam rumusan misi, dasar perumusan tujuan yang
rasional dan menjadi acuan dalam menyusun strategi serta rencana
kegiatan yang dilakukan. Para ahli manajemen berpendapat bahwa dalam
kerangka Rencana strategi setelah Visi dan Misi, kegiatan berikutnya yang
dilakukan analisis lingkungan Internal dan Eksternal. Kemudian
dilanjutkan dengan tahap perumusan tujuan, sasaran yang rasional,
penyusunan strategi, program dan kegiatan yang tepat dilakukan.
Tujuan yang hendak dicapai dari pencermatan tersebut adalah
untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan
memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi, sehingga
organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan di masa yang akan
datang, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki menuju
tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, dengan menggunakan informasi dari
hasil pencermatan tersebut organisasi lebih berkemampuan untuk
mengambil langkah-langkah dalam jangka panjang.32
Analisis SWOT merupakan teknik dalam membedah kasus sebagai
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weakness),
kesempatan/peluang
(Opportunity) dan ancaman (threat). Tendensi (trend) atau terjadian
dengan mengancam perkembangan atau keberlangsungannya organisasi.
Analisis SWOT digunakan untuk mencari keuntungan dan memperbaiki
situasi. Mencari keuntungan dilakukan dengan ekspansi, memperbaiki
situasi dengan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Dampak
dengan dilakukannya SWOT analisis adanya kesimpulan dasar (basic
conclusions). Dengan membangun interaksi yang efektif antar faktor kunci
keberhasilan akan tercipta sinergi dalam meraih peluang atau tujuan
organisasi. Jika analisis SWOT tersebut dilaksanakan sesuai kerangka di
atas, maka diharapkan dapat mendukung penyusunan Rencana strategi
masing-masing Instansi atau Pemerintah Daerah.
32
Yuliana Ria Uli Sitanggang, Penerapan Analisis SWOT dalam Penyusunan Rencana
Stratejik (Renstra) pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Badan Pusat
Statistik, diakses dari http://pusdiklat.bps.go.id/files/lain-lain/Penerapan_Analisis_SWOT.pdf,
pada tanggal 7 September, pukul 0.13
Analisis SWOT akan menghasilkan informasi faktor kunci yang
mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil serangkaian
keputusan strategik antara lain: tujuan, sasaran dan strategi yang tepat
dilakukan dalam mencapai masa depan yang dicita-citakan bersama.
Sesuai dengan kajian yang ditetapkan, setelah Indentifikasi Faktor Internal
kekuatan (strength), kelemahan (Weaknesses), peluang atau kesempatan
(faktor Eksternal Opportunities) dan ancaman (Threats) ditemukan,
selanjutnya dilakukan penilaian Faktor Kunci Keberhasilan. Untuk
menentukan faktor keberhasilan misi sebagai faktor-faktor strategis atau
faktor kunci keberhasilan maka perlu dilakukan penilaian terhadap setiap
faktor yang teridentifikasi. Suatu faktor disebut strategis apabila memiliki
nilai lebih dari faktor yang lain. Faktor yang telah memberikan dukungan
(kontribusi) tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai keberhasilan
yang diraih organisasi selama ini dan untuk yang mendatang, dianggap
sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut faktor kunci keberhasilan.
Analisis SWOT adalah salah satu Ragam Alat Analisis yang
diberikan pada Teknik Analisis Manajemen merupakan suatu proses
merinci keadaan lingkungan internal dan eksternal guna mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi ke dalam
kategori Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats, sebagai dasar
untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi mencapainya, sehingga
organisasi memiliki keunggulan meraih masa depan yang lebih baik.33
Dalam hubungan itu dijelaskan Konsep Analisis SWOT, dalam era
globalisasi terjadi perlombaan membangun keunggulan atau daya saing
organisasi. Perubahan keadaan yang berlangsung terus dengan cepat
membuat keadaan masa depan yang dicita-citakan semakin tidak pasti,
penuh resiko dan kegagalan. Setiap pemimpin dituntut melakukan analisis
lingkungan kerja masing-masing, menilai kemampuan dan kapasitas
sumber daya internal ke dalam kategori kekuatan (strength) dan
kelemahan (Weaknesses). Merinci dan menilai keadaan lingkungan
eksternal ke dalam kategori peluang atau kesempatan (Opportunities) yang
dapat dimanfaatkan mendukung keunggulan kompetitif yang dimiliki, dan
ancaman (threats) yang harus diatasi. Apabila semua pimpinan dalam
suatu organisasi mampu mengkondisikan faktor-faktor itu memiliki
kapasitas tinggi sesuai fungsinya, maka pimpinan yang demikianlah yang
memiliki kompetensi inti manajemen yang kompetitif. Dalam analisis
lingkungan internal dan eksternal diharapkan dapat memberikan informasi
gambaran kemampuan organisasi terhadap Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats (SWOT). Dan menentukan posisi kekuatan
organisasi serta faktor kunci keberhasilan atau faktor Strategi dalam
mencapai visi dan misi.
33
Sianipar, dan Entang, H.M,Teknik-Teknik Analisis Manajemen: Bahan Ajar
DIKLATPIM Tingkat III , Lembaga Adminstrasi Negara,Jakarta, 2003, hlm.6
C. Konsep Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan
individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak
aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi, baik
profesi medik, paramedik maupun non-medik. Berdasarkan Permenkes
No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah : Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan, dapat di klasifikasikam
sebagai berikut :34
a. Berdasarkan pada pemilik dan penyelenggara.
b. Berdasarkan pada jenis pelayanan.
c. Berdasarkan Klasifikasi
2. Jenis-Jenis Rumah Sakit
Berikut ini adalah jenis-jenis Rumah Sakit berdasarkan Permenkes No.
340 tahun 2010, yaitu :35
a. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
b. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
34
Sri Paptianingsih, Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan
KesehatandiRumah Sakit,Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006 , hlm : 93-94.
35
http://bppsdmk.depkes.go.id/web/filesa/peraturan/2.pdf [ 08 Januari 2016, pukul 13.16]
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
c. Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat
nirlaba.
d. Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero. Klasifikasi Rumah Sakit menurut Pemenkes No. 340 tahun
2010 Bab II, dibagi menjadi 4 macam yaitu:36
1) Berdasarkan kemampuan pelayanan
a) Kelas A : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas.
b) Kelas B II : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik spesialistik luas dan sub spesialitik terbatas.
c) Kelas B I : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
d) Kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik sekurangkurangnya 4 dasar lengkap.
e) Kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik dasar.
2) Berdasarkan Kepemilikan Rumah sakit di Indonesia dibedakan
menjadi dua, yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta.
36
Ibid, hlm.70
a) Rumah sakit pemerintah dijalankan oleh: 1) Departemen
Kesehatan , 2) Pemerintah Daerah , 3) TNI dan 4) Badan
Umum Milik Negara .
b) Rumah sakit swasta dijalankan oleh: 1) Yayasan, dan 2) Badan
Hukum lain yang terkait.
3) Berdasarkan fungsi rumah sakit
a) Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (IPSM) Merupakan
lembaga non profit dan keuntungan IPSM harus ditanamkan
kembali pada Rumah Sakit.
b) Non Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (non IPSM)
Merupakan lembaga non profit dan keuntungan dapat
digunakan
oleh
para
pemilik
Rumah
Sakit
(biasanya
diselenggarakan oleh swasta).
4) Berdasarkan segi pemasaran
a) Volume, Rumah Sakit tipe ini mengutamakan pelayanan
(jumlah pasien) yang sebanyak-banyaknya.
b) Diferensiasi, Rumah sakit tipe ini mengutamakan spesialisasi,
apabila perlu sub spesialisasi. Rumah sakit ini dituntut untuk
mempunyai cukup banyak sarana yang menunjang masingmasing spesialisasi tersebut.
c) Fokus, Rumah Sakit tipe ini adalah rumah Sakit yang
berkonsentrasi pada spesialisasi tertentu, khusus kanker, khusus
mata dan sebagainya.
D. Etika Kerja Islam
1. Pengertian Etika Kerja Islam
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti:
tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak,
perasaaan, sikap dan cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang
berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiaannya dengan
moral. Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal), atau mores
(bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, wata, tabiat, akhlak
dan cara hidup.37
Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang
manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Ada tiga pendekatan dalam
konteks etika, yaitu etika deskripstif, etika normatif dan metaetika, yaitu:38
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada
individu-individu tertentu dalam kebudayaan dalam suatu periode
sejarah dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia
tidak memberi penilaian.
b. Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang
dimana berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang
masalah moral. Etika normatif menentukan benar tidaknya tingkah
37
Surisno Agoesdan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi,SalembaEmpat, Jakarta,
2009
38
Bertens , K, Dasar-Dasar Etika, Gramedia, Jakarta, 2004
laku atau anggapan moral. Etika normatif bertujuan merumuskan
prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara
rasional dan dapat digunakan dalam praktik.
c. Metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis.
Metaetika mengarahkan perhatiannya kepada arti khusus dari
bahasa etika itu. Filsuf Inggris Geoge Moore (1873-1958) dalam
bukunya menulis metaetika dengan menyoroti kata khusus untuk
membandingkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. 39
Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau
perusahaan sebagai pedoman alam melaksanakan aktivitas bisnisnya,
agar kegiatan yang mereka lakukan tidak merugikan individu atau
lembaga yang lain.40Etika kerja Islam adalah perilaku karyawan.
Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa),
namun
dibatasi
dalam
cara
memperolehnya
dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.41
2. Tujuan Etika Kerja Islam
Tujuan utama etika menurut Islam adalah menyebarkan rahmat
pada semua makhluk. Tujuan ini secara normatif berasal dari keyakinan
Islam dan misi sejati hudup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya adalah
bersifat transedental karena tujuan itu tidak terbatas pada kehidupan
39
K. Bertens, Etika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, hlm 17-21
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia,RekayasaSains, Bandung, 2007, hlm 6.
41
Muhammad dan Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,
BPFE, Yogyakarta, 2004, hlm 57.
40
setelah dunia ini. Walaupun tujuan itu agaknya terlalu abstrak, tujuan itu
dapat
diterjemahkan
dalam
tujuan-tujuan
yang
praktis,
sejauh
penerjemahan itu masih terus terinspirasi dari dan meliputi nilai-nilai
tujuan utama.
Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan peraturan etik untuk
memastikan bahwa upaya yang merealisasikan baik tujuan umat maupun
tujuan operatif selalu dijalan yang benar.
3. Etos Kerja Muslim
Bagi umat Islam, Rasulullah SAW adalah tauladan yang utama,
dan dalam masalah bekerja, Rasulullah SAW tidak hanya memberi
petunjuk dan nasehat, tetapi juga mengamalkan apa yang dinasehatkannya
dan membuktikannya ketika bekerja.
Berikut ini adalah tauladan dan pandangan atau etika kerja yang dilakukan
Rasulullah SAW juga patut dilakukan pada pekerjaan saat ini yaitu: 42
a. Bekerja Sampai Tuntas
Untuk dapat berhasil dalam bekerja, maka pekerjaan harus
diselesaikan dengan baik atau tuntas, pengertian bekerja dengan tuntas
dapat diartikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan hasil yang
sangat memuaskan, proses kerjanya juga baik, input atau bahan baku
yang digunakan dalam bekerja juga efisien, dan semuanya dapat
dilakukan apabila semua proses pekerjaan direncanakan dengan baik,
42
Srijanti, Purwanto S.K Dan Wahyudi Pramono, Etika Membangun Masyarakat Islam
Modern, Graham Ilmu, Yogyakarta, 2006 hlm.141
sebagai umat Islam dalam bekerja harus rapi, bekerja rapi dituntut
profesionalitas tinggi.
b. Bekerja Dengan Jujur
Bekerja dengan jujur dapat diartikan bekerja untuk mencapai
tujuan dengan tidak berbohong, lurus hati, tidak berhianat dan dapat
dipercaya dalam ucapan maupun perbuatan. Semua pekerjaan yang
kita lakukan pasti akan dipertanggung jawabkan, maka pada dasarnya
kita harus bekerja sebaik dan sejujur mungkin.
c. Bekerja Dengan Kelompok
Bekerja dengan kelompok dapat diartikan bahwa melakukan
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan bersama-sama dengan orang
lain atau beberapa orang lain. Telah dipahami bahwa Allah
menciptakan manusia berbeda-beda, namun demikian satu sama lain
dapat bekerja sama dalam rangka mencapai tujuannya.
d. Bekerja Keras
Etika kerja bekerja keras dapat diartikan sebagai bekerja dengan
penuh semangat atau penuh motivasi. Manusia merupakan ciptaan
Allah yang sempurna manusia diberikan tubuh yang sempurna lengkap
dengan indranya serta kemampuan berfikir. Oleh sebab itu sudah
selayaknya umat Islam memacu diri untuk berbuat yang terbaik dalam
hidupnya, dan bermanfaat didunia dan bermakna diakhirat nanti.
e. Bekerja Sebagai Bentuk Pelayanan
Bekerja sebagai bentuk pelayanan dapat diartikan dalam bekerja
sebagai bentuk melayani kebutuhan orang lain. Bentuk kerja sebagai
pelayanan juga lebih utama dibandingkan dengan orang yang hanya
beribadah dan berdoa saja.
Demikianlah etika kerja Islam yang tidak hanya diucapkan,tetapi
sudah dijalankan oleh Rasulullah SAW. Sehingga tidak ada lagi contoh
yang lebih baik dari Rasulullah.
4. Nilai-nilai Etika Kerja Islam
Nilai-nilai dasar etika kerja Islam menurut Wardi Bactiar.43 Pada dasarnya
mengandung empat pokok, yaitu:
a. Aqidah
Aqidah sebagai nilai dasar kerja terdiri dari dua komponen pokok,
yaitu kepercayaan bahwa bekerja adalah ibadah bagi keluarga.
Kepercayaan bahwa rizki datangnya dari Allah SWT tentu dengan
sebab bekerja, Islam menghendaki agar umat Islam rajin bekerja dan
berikhtiar mencari penghidupan yang layak.
Konsep dasar etika kerja tentang keyakinan bahwa bekerja adalah
ibadah, merupakan suatu konsep yang sangat sempurna dimana
manusia diberikan motivasi untuk terus bekerja dan bekerja dengan
niat ikhlas dan semata-mata karena ibadah kepada Allah SWT.
b. Budaya kerja
43
Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarta.1997
Nilai dasar etika kerja Islam adalah budaya kerja yakni kerja keras
dan disiplin. Pada dasarnya setiap individu mukallafmemiliki beban
untuk
bekerja
keras
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
dengan
mengerahkan seluruh daya dan kemampuannya. Untuk itulah Islam
menghargai nilai usaha dan mencela setiap kamalasan.44
Allah telah menegaskan dalam firmannya Q S. Al-Qashash (28)
ayat 77:



Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan)negri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.45
c. Moral Kerja
Moral kerja dituntut sebagai prinsip dasar etika kerja seseorang
muslim, prinsip etika kerja yang dimiliki seorang muslim seperti
44
45
Triguna, Budaya Kerja, Gunung Agung, Jakarta, 1995, hlm.3
AL-Qashash (28) : 77
seorang pekerja yang memiliki disiplin yang tinggi, produktif, dan
inofatif.
Dengan
adanya
moral
kerja
inilah
yang
kelak
membedakan prilaku kerja diantara manusia. Moral kerja
menunjukan sikap jujur, menghindari perbuatan sia-sia (melakukan
riba, penipuan, mempermainkan takaran atau timbangan, berjudi,
praktek suap menyuap dan sebagainya) dalam berusaha dan
bertawakal setelah berusaha.46
Apabila upaya telah dilakukan secara maksimal dan belum
mendapatkan hasil yang memadai, sikap seorang muslim adalah
bersabar dan tetap bersyukur atas kehendak Allah SWT. Sikap
mulia yang diajarkan Islam terhadap manusia, satu sisi manusia
gigih mencari rizki-nya dengan cara yang halal, hasil usaha yang
diperoleh setiap hari. Kewajiban manusia hanyalah berusaha dan
berdoa. Allah telah menegaskan dalam firmannya Q S Az-Zukhruf
(43) : 32



Artinya :Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan dalam kehidupan dunia,
dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain,
46
Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif, Gema Insani, Jakarta, 2003, hlm.29
beberapa derajat, agar sebagian mereka mempergunakan sebagian yang
lain47
d. Efisiensi
Efisiensi merupakan nilai-nilai kerja seorang muslim, dengan
prinsip efisiensi ini seorang muslim harus mampu menempatkan
urusan kebutuhan sesuai dengan situasi dan kondisi ekonomi
keluarga yang jauh dari kecukupan. Kebutuhan pokok seperti
pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan mutlak
dijadikan prioritas utama. Oleh karnanya prioritas utama wajib
untuk dilakukan dan juga pemenuhan kebutuhan, jika setiap
individu mampu untuk memilih mana yang akan lebih menjadi
prioritas utama maka akan terhindar dari sifat berfoya-foya dan
boros.48
Sedangkan
pengertian
nilai-nilai
dasar
etika
kerja
Islam
menurutParasuraman49 adalah
a. Reliability (keandalan)adalah Kemampuan untuk melaksanakan
jasa yang dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan. Artinya
pelayanan yang diberikan handal dan bertanggung jawab,
karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan baik maka
konsumen merasa sangat dihargai. Sebagai seorang muslim, telah
47
AZ-Zukhruf (43) : 32
Cahyadi Takariawan, Op.Cit, hlm 315
49
Parasuraman, Et, al., Zeithmal and Bitner, Konsep dan Teknik Pengukuran Kualitas
Produk Jasa, Kajian Bisnis dan Manajemen, 1988 Vol 4, No I, Hal 55-56.
48
ada contoh teladan yang tentunya bisa dijadikan pedoman dalam
menjalankan aktifitas perniagaan/muamalah. Allah SWT telah
berfirman yang artinya


Artinya :"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (QS. Al- Ahzab: 21).
Di
dalam
hadist-hadist
mempraktikkan
dan
mulia,
memerintahkan
Rasulullah
supaya
SAW
setiap
telah
muslim
senantiasa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Karena
profesionalitas beliau pada waktu berniaga maupun aktifitas
kehidupan yang lainnya, maka beliau dipercaya oleh semua orang
dan mendapatkan gelar Al-Amin.
b. Tangibles (kemampuan fisik)adalah Tampilan fasilitas fisik,
peralatan, karyawan, dan materi komunikasi. Salah satu catatan
penting bagi pelaku lembaga keuangan syariah, bahwa dalam
menjalankan operasional perusahaannya harus memperhatikan sisi
penampilan fisik para pengelola maupun karyawannya dalam hal
berbusana yang santun, beretika, dan syar'i. Hal ini sebagaimana
yang telah Allah SWT Firmankan dalam Q.S AI-A'raf : 26,


Artinya "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan.Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A'raf : 26).
c. Responsivness (daya tanggap) adalah Keinginan untuk membantu
konsumen dan menyediakan jasa tepat waktu. Dalam Islam kita
harus selalu menepati komitmen seiring dengan promosi yang
dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan tidak bisa menepati
komitmen dalam memberikan pelayanan yang baik, maka resiko
yang akan terjadi akan ditinggalkan oleh pelanggan. Lebih dari itu,
Allah Swt telah berfirman:


Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan
kepadamu
(Yang
demikian
itu)
dengan
tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya" (QS.AI-Maidah: 1),
d. Assurance
(jaminan)adalah
kemampuan
karyawan
alas
pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramahtamahan, perkataan atau kesopanan dalam membedkan pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dalam
memberikan pelayanan kepada konsumen hendaklah selalu
memperhatikan etika berkomunikasi, supaya tidak melakukan
manipulasi pada waktu menawarkan produk maupun berbicara
dengan kebohongan. Sehingga perusahaan tetap mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dan yang terpenting adalah tidak
melanggar syariat dalam bermuamalah. Allah SWT telah
mengingatkan
tentang
etika
berdagang
sebagaimana
yang
termaktub dalam Q.S Asy-Syu'araa':181-182,


Artinya "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan
orang lain; dan timbanglah dengan timbangan yang benar. " (QS.
Asy-Syu'araa' : 181-182).
e. Emphaty
(perhatian)adalah Peduli, perhatian individu yang
diberikan kepada konsumen. Perhatian yang diberikan oleh
perusahaan kepada konsumen haruslah dilandasi dengan aspek
keimanan dalam rangka mengikuti seruan Allah SWT untuk selalu
berbuat baik kepada orang lain. Allah telah berfirman,
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan.dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.


Artinya "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran." (QS. An-Nahl : 90).
5. Dasar Hukum Etika Kerja Islam
a. Al-Qur’an
Surat At-Taubah ayat 105 berisi tentang setiap manusia diharuskan
untuk bekerja dan Allah Maha mengetahui apa yang manusia
kerjakan, seperti dalam kutipan ayat berikut.


Artinya : Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui
akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan” (QS At-Taubah (9) : 105).50
Dalam surat Al An’am ayat 135 Allah menyuruh setiap manusia
untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dan orang yang dzalim tidak
akan mendapat keberuntungan seperti kutipan ayat berikut.


Artinya : “Katakanlah :Hai kaumku, berbuatlah sepenuh
kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu
akan mengetahui, siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh
hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang yang dzalim
itu tidak akan mendapat keberuntungan” QS Al An’am (6) : 135).51
Dalam surat Al-Mulk ayat 15 Allah menyatakan bahwa telah
menyediakan segala nikmatnya dimuka bumi, manusia dituntut
untuk berusaha dalam mencari rizkinya, seperti dalam kutipan ayat
berikut.
50
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971) , hlm. 345 .
51
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971), hlm. 230 .


Artinya : “Dialah Yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu,
maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk (67) : 15) .52
Dalam surat Al-Kahfi ayat 1-3 Allah menyatakan bahwa orang
yang mengerjakan amal sholeh akan mendapatkan balasan yang
baik dan mereka akan masuk surga, seperti dalam kutipan ayat
berikut ini.



“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al-Qur’an, dan Dia tidak membuat sesuatu yang tidak lurus di
dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan
(manusia) akan siksa yang pedih dari Allah dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang beriman, yang mengerjakan amal
soleh, bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik. Mereka
(akan menikmati kehidupan sorga) kekal di dalamnya untuk
selamanya”(al-Kahfi (18) :1-3).53
52
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971), hlm.114 .
53
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971), hlm. 550 .
b. Hadis
Nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen (niat) yang
melatari kerja itu. Tinggi dan rendahnya nilai kerja itu diperoleh
seseorang sesuai dengan tinggi rendahnya tujuan serta komitmen
yang dimilikinya. Seperti tertuang dalam hadits berikut.
“sesungguhnya semua pekerjaan atau perbuatan itu tergantung
pada niat-niat yang dimiliki para pelakunya, jika tujuannya tinggi
(mencari ridho Allah) maka ia akan mendapatkan nilai kerja yang
tinggi, dan jika ia tujuannya rendah (seperti mencari popularitas,
mencari wanita) maka ia akan mendapatkan nilai kerja yang
rendah serendah tujuannya”(HR. Bukhari dan Muslim).
ihsan berarti optimalisasi hasil kerja dengan jalan melakukan
pekerjaan itu sebaik mungkin, bahkan sesempurna mungkin.Seperti
tertuang dalam hadits berikut.
“sesungguhnya Allah mewajibkan ihsân atas segala sesuatu.
Karena itu jika kamu membunuh, maka ber- ihsân-lah dalam
membunuh itu, dan jika kamu menyembelih itu, hendaklah
seseorang menajamkan pisaunya dan menenangkan binatang
sembelihan itu”. (HR. Muslim).
Download