“EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponegoro I Rawamangun Jakarta Timur) TESIS Oleh MOHAMAD TISNA NIM : 21140110000013 MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H LEMBAR PENGESAHAN PENGUЛ Tesis yallg berJudul ``Evaluasi Pelaksanakan Pelldekatan Sainti■ k Mata Pelajaran Pendidikan Agama lslam"(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas DiponegoFO I Rawalllangun Jakarta Timur)yallg diulis oloh Mohal■lad Tisna dengall Nomor hdik Mahasiswa 2H40110000013 telall dittikan pada sidang prolnOsi teds oleh Fakultas 1lmu Tarbiyah dall Kegttan(FITK)UIN Syarif Hidvatl11lah Jakalta.pada hari SemL tangga1 21 Agustus 2017.Tesis ini telall diperbaiki sesuai sTall‐ J2止 alta Til■ sttan pcllguJl, 29 Agustus 2017 PenguJl Ketua Progr脚 Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,Ag 卜IIP,196703282000031001 PenguJl I NaFna :Prof Dr.Ruslnin TLll■langgor,Ll.A 卜IIP :194701141965101001 Peng可 i ll 9′ % 笏´ Nttma lE)ra.Nurlena Rifaiラ ト A.,Ph.D I・ 卜IIP :195910201986032001 Pengtti Ⅲ Narna :Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,Ag NIP :196703282000031001 り 、g‐ 201 Nalllla :Dr.Jtten Musfah,M.A NIP 7/ Pembimbing :197706022005011004 Mengetahui, Dekan Fakultas lJIN S Tarbiyah dan Keguruan (FITK) idayttu1/Jよ arta ProE Dr. NIP.1 504 1982031007 SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama Mohamad Tisna Tempat/Tgl Lahir Bckasi,16 Maret 1985 NIM 21140110000013 Pr03Tanl Studi Magister Pendidikan Agama lslam Judul Tesis ``EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM" (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponcgoro I Rawamangun Jakarta Timur) Dosen Pembimbing Dr.Jtten Musfah,MA Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Jakarta,29 Agustus 2017 NIM。 21140110000013 ABSTRAK Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Rawamangun Jakarta Timur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (2) apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (3) bagaimana persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menerapkan pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi model countenance Stake. Penelitian evaluasi ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta pada bulan November 2016 sampai dengan Mei 2017. Subjek pada penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam serta siswa kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2 dengan jumlah keseluruhan 64 siswa di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil evaluasi Komponen Antecendence RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% (2) Hasil evaluasi komponen aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. dan (3) Komponen yang dievaluasi pada outcome yaitu hasil belajar PAI ada kesesuaian antara hasil belajar PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kata kunci : evaluasi model countenance Stake, RPP, Kurikulum 2013, Pendekatan Saintifik, iii ABSTRACT Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluation Of Performance Of Learning Using a Scientific Approach At Subject Of Islamic Education In Diponegoro 1 High School Rawamangun Jakarta Timur The objectives of this study are: (1) to examine whether the teachers have arranged the Learning Plans in the subject of Islamic Education in accordance with the components and system of Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014; (2) to examine whether the teachers have applied the scientific approach in accordance with the learning steps in the Regulation of the Minister of Education and Culture of Republic of Indonesia Number 103, 2014; and to examine (3) how the perception of students on teachers in the subject of Islamic Education in terms of applying a scientific approach in the performance of learning. The study is a countenance Stake model evaluation. The countenance Stake model evaluation study was conducted in Diponegoro 1 High School Jakarta from November 2016 to Mei 2017. The Subjects of the study were teachers in subject of Islamic Education of 64 students of the eleven class of MIPA 1 and the eleven class of IIS 2. Data were collected by using questionnaires, observation, and documentation. The results of the study indicate that: (1) The result of Antecendence component of the Learning Plans arranged by the teachers in subject of Islamic Education are in accordance with the components and system of the Learning Plans in the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 with the score for Learning Plans 1 was 65 (67,7%); (2) The result of Transaction Component of the learning activities was 74,5% for the eleven class of MIPA 1 and 71,8% for the eleven class of IIS 2. (3) The result of outcome component was the final result of learning with school standardization (KKM) Keywords: learning plans, the 2013 curricula, scientific approach, student perception iv 1 IIS XI 67.7 I MIPA ) 65 67.7 XI 65 74.5 XI IIS 2 v 71.8 1 PAI PAI (KKM). KATA PENGANTAR Bismillahir rahmanir rahim Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk Tesis yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Untaian sholawat dan butiran-butiran mutiara salam semoga mengalir deras keharibaan sang kekasih, lentera dunia, penenang jiwa, pengobat qalbu dan pemberi syafa‟at sepanjang masa (Nabi Muhammad SAW). Penulisan Tesis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Magister Pendidikan Agama islam (M.P.d.I.) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, meskipun telah mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan secara maksimal dan optimal. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik zat yang Maha sempurna. Penulis berharap tesis ini memiliki nilai bagi diri pribadi maupun bagi para pembaca. Penulis juga sadar bahwa tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak tesis ini tidak akan dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Ketua Program Magister FITK, Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Serta seluruh dosen dan segenap stap Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Jejen Musfah, MA. Dan Dr. YayahNurmaliah, MA. selaku pembimbing penulisan tesis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat berguna dalam tesis ini. Hanny Atie Sumarni, S.Pd., Jamaluddin, S.Ag dan Dra. Tutik Alawiyah disela kesibukan mereka masih menyempatkan diri untuk diwawancari guna penelitian tesis ini. Teman-teman angkatan 2014 Magister Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat berdiskusi dan berdialog peneliti. Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga pula kepada ayahanda Muyan Almarhum dan Ibunda Mas‟udah, dan mertua kami ayahanda H. Dasuki dan Ibunda Nurjanah kedua belah pihak sebagai orang tua tercinta yang selalu memberikan doa restu dan motivasinya untuk penyelesaian tesis. Siti Fajriah, S.Pd, istri tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan bantuan vi yang tiada henti dalam proses penyelesaian tesis ini. Begitu juga dengan dua buah hati kami tersayang Hilwatul Fauziyah dan Ahmad Hannan Dzahabi yang selalu memberikan kehangatan kesegaran kembali ditengah kepenatan dan kecapean dalam penyusunan tesis ini. Drs. H. Muhammad Khotib, Maswati, S.Pd, Isnah, S.Pd dan Abdul Holir kakak-kakakku terhormat, tercinta dan tersayang selalu mendukung dan mendoakan hingga selesai penyusunan tesis ini. Serta ponakanku Ahmad zamaksyari, MA.Pd dan Mifathul Huda, S.Si yang selalu memotivasi agar selasai tesis ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian tesis ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga tesis ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan masukkan kepada guru dalam proses Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Semoga budi baik dan bantuan dari semua pihak kepada peneliti mendapatkan ganjaran kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Jakarta, 29 Agustus 2017 Penulis, Mohamad Tisna vii PEDOMAN TRANSLITERASI Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini. A. Konsonan ARAB ا ة ت NAMA Alif Ba‟ Ta‟ Latin B T ث Ṡ a‟ Ṡ ج Jim J ح Ḥa‟ Ḥ خ د Kha Dal Kh D ذ Żal Ż ر ز ش ش Ra‟ Zai Sin Syin R Z S Sy ص Ṣ ad Ṣ ض Ḍ aḍ Ḍ ط Ṭa Ṭ ظ Ẓa Ẓ ع „Ain „ غ ف Gain Fa G F KETERANGAN RUMUS* Be Te Es dengan titk di 1e60 & atas 1e61 Je Ha dengan titik di 1e24 & bawah 1e25 Ka dan ha De Zet dengan titik di 017b & atas 017c Er Zet Es Es dan ye Es dengan titik di 1e62 & bawah 1e63 De dengan titik di 1e0c & bawah 1e0d Te dengan titik di 1e6c & bawah 1e6d Zet dengan titik di 1e92 & bawah 1e93 Koma terbalik di „_ atas Ge Fa viii ق ك ل م ى و ه ء ي Qaf Kaf Lam Mim Nun Wau Ha‟ Hamzah Ya‟ Q K L M N W H ‟ Y Qi Ka El Em En We Ha Apostrof ye _‟ * Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia lalu klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil). B. Vokal 1. Vokal Tunggal Tanda Vokal َا ِا ُا Contoh: كتت: kataba Nama Fatḥ ah Kasrah Ḍ ammah dan Latin A I U Keterangan A I U سئل: su‟ila 2. Vokal Rangkap Tanda Vokal ْىَي ْىو َ Nama Fatḥ ah dan ya‟ sakin Fatḥ ah dan wau sakin Latin Ai Au Keterangan A dan I A dan U Contoh: كيف: kaifa dan َحوْل َ = ḥ aula 3. Vokal Panjang Tanda Nama Vokal ىَب Fatḥ ah dan alif ىِي Kasrah dan ya‟ ىُو Ḍ ammah dan wau Contoh: َقَبل : qāla َقِيْل Latin Keterangan Rumus Ā Ī Ū A dengan garis di atas I dengan garis di atas U dengan garis di atas 100 & 101 12a & 12b 16a & 16b : qīla dan ix ُيَ ُقوْل : yaqūlu C. Ta’ Matrbuṭ ah 1. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah hidup Ta‟ matrbuṭ ah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥ ah, Kasrah, dan Ḍ ammah, transliterasinya adalah “T/t”. 2. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah mati Ta‟ matrbuṭ ah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya adalah “h”. Contoh: طلحة : ṭ alḥ ah. 3. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟ matrbuṭ ah ditransliterasikan dengan “h”. Contoh: روضة األطفبل الودينة الونورة : rauḍ ah al-aṭ fāl : al-Madīnah al-Munawwarah D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd) Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan tanda tasydīd (ّ)ى, dalam transliterasi dilambangkan dengan huruf yang sama (konsonan ganda). Contoh: رثّنب نسّل : rabbanā : nazzala E. Kata sandang alif-lam “”ال Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam ma„rifah “”ال. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah. 1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyi yaitu “ ”الdiganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti kata sandang tersebut. Contoh: الرّجل السيّدة : ar-rajulu : as-sayyidah 2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah. القلن : al-qalamu الفلسفة : al-falsafah Contoh: F. Hamzah x Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif. Contoh: شيئ : syai‟un اهرت النوء : umirtu : an-nau‟u G. Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti keteranganketerangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal kalimat. Contoh: وهب هحود إال رسول Abū Naṣ īr al-Farābīl : Wamā Muhammadun illā rasūl Al-Gazālī Syahru Ramaḍ ān al-lażī unzila fīh al-Qur‟ān H. Lafẓ al-Jalālah ()اهلل Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya, atau berkedudukan sebagai muḍ āf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh: دينبهلل ثبهلل : dīnullāh : billāh Adapun ta‟ matrbuṭ ah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ ditransliterasikan dengan huruf “t”. Contoh: al-jalālah, هن في رحوة اهلل: hum fī raḥ matillah I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata al-Qur‟an dari al-Qur‟ān, Sunah dari sunnah. Kata al-Qur‟an dan sunah sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa Indonesia. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh: Fī ẓ ilāl al-Qur‟ān As-Sunnah qabl at-tadwīn xi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................. ii ABSTRAK .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah ................................................................... 8 2. Pembatasan Masalah .................................................................. 8 3. PerumusanMasalah .................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Evaluasi .................................................................... 11 1. Pengertian Evaluasi .................................................................... 11 2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran ...................................... 15 B. Pendekatan Saintifik Pembelajaran PAI .......................................... 24 C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 38 1. Perencanaan ................................................................................ 38 2. Pelaksanaan ................................................................................. 42 xii D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 47 E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian ............................................................................ 51 2. Fokus Penelitian............................................................................... 53 3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54 4. Sumber Data .................................................................................... 56 5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 60 6. Pengecekan Kredibilitas Data .......................................................... 62 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS A. Temuan Lapangan ........................................................................... 65 1. Evaluasi Countenance Stake ...................................................... 65 2. Hasil Temuan Wawancara ......................................................... 71 B. Analisis Temuan Lapangan ............................................................. 82 1. Analisis Kerangka Konseptual ................................................... 82 2. Analisis Evaluasi Countenance Stake RPP dalam Implementasi Kurikulum 2013 .................................................. 84 3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ................................ 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 102 B. Saran ................................................................................................ 102 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 108 xiii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. : Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI ..................................................... 6 Tabel 1.2. : Hasil Survei Awal Perilaku Siswa ..................................................... 6 Tabel 2.1. : Kegiatan Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013................................................................................. 28 Tabel 3.1. : Komponen-komponen RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 ........................................................................................ 57 Tabel 4.1. : Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 ................................................................................. 65 Tabel 4.2. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 66 Tabel 4.3. : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 68 Tabel 4.4. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 68 Tabel 4.5. : Hasil Belajar PAI .............................................................................. 70 Tabel 4.6. : Countenance Matrix Komponen Outcomes ...................................... 71 xiv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. : Konsep Evaluasi Countenance....................................................... 19 Gambar 2.2. : Model Pengolahan Data Deskripsi ............................................... 22 Gambar 3.1. : Desain Penelitian dengan model Countenance Stake .................. 52 Gambar 3.2. : Alur Analisis Data ......................................................................... 62 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek yang penting dalam sebuah negara, karena pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan dan kemajuan sebuah negara. Salah satu strategi untuk mempersiapkan generasi muda dan juga generasi-generasi berikutnya agar siap menyongsong masa depan dalam keadaan apapun adalah dengan memberlakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang berpegang teguh pada ranah sikap, pengetahuan dan juga keterampilan, pemerintah ingin membentuk generasi muda yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, sehingga nantinya siswa bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan memasuki masa depan yang lebih baik. Salah satu perubahan dan pengembangan kurikulum yang terjadi adalah untuk menghadapi pesatnya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kualitas moral bangsa. Pada tanggal 5 Desember 2014 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anis Baswedan mengeluarkan Surat Menteri Nomor /MPK/KR/2014 yang berisi pemberhentian Kurikulum Peraturan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini pada sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah tersebut dihimbau untuk kembali menerapkan Kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Untuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 akan tetap menerapkan Kurikulum Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan sekolah pengembangan dan percontohan penerapan Kurikulum Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Oleh karena itu pengembangan pada Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi sesuai dengan tujuan di atas Adapun penerapan Kurikulum 2013 di jenjang pendidikan dasar dan menengah didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A tahun 2013 yang berisi; Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Permendikbud No 66 tahun 2013 tenang Standar Penilain, Permendikbud No 67 1 2 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SD-MI, Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMP-MTs, Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA. Terbaru pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Ketercapaian suatu pengembangan kurikulum di sekolah adalah kontribusi dan kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menjadi salah satu kunci pengembangan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru harus benar-benar memahami konsep kurikulum yang diterapkan. Ketika guru benar-benar memahami kurikulum tentunya proses belajar mengajar akan berjalan secara efektif. Pada umumnya keberhasilan suatu program kegiatan yang dilakukan sangat ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang dibuatnya. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru yang mengacu pada silabus. Oleh karena itu setiap guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara benar karena itu menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam implementasi kurikulum. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Melalui rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru secara tepat proses pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif. Bercermin dari kebijakan penerapan Kurikulum 2013 yang telah diuraikan di atas, ada beberapa elemen perubahan esensial dalam kurikulum 2013, diantaranya adalah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Hal ini mengindikasikan bahwa pendekatan saintifik dianggap lebih efektif dalam pembelajaran daripada pendekatan tradisional karena proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Elemen perubahan lain yang dijadikan ajang perubahan dan penataan dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran kurikulum 2013. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang pokok dalam implementasi Kurikulum 2013. Pada tingkat Sekolah Menengah, Pendidikan Agama Islam mempunyai pembelajaran istimewa karena disaat mata pelajaran lain melebur menjadi pembelajaran tematik, namun Pendidikan Agama Islam masih tetap eksis menjadi mapel tersendiri, bahkan mengalami 3 peningkatan waktu pembelajaran menjadi 4 jam pembelajaran dalam satu minggu. Keistimewaan lain bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah penyematan label Pendidikan Budi Pekerti sejalan dengan tujuan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyikapi peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan demikian Pendidikan Agama Islam berperan sekali dalam membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata’aladengan mengamalkan ajaran agama dalam setiap kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara kaaffah. Perintah untuk mejalankan kehidupan melalui jalan keselamatan (Islam) sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam surat Al Baqarah ayat 208: ًّيَا أَّيُهَا اّلَذِّينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي اّلّسِلْمِ كَافَة Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya….... (QS al-Baqarah: 208) Jika diadaptasikan pada siswa, maka ayat di atas menunjukkan bahwa seorang siswa muslim haruslah totalitas dalam melaksanakan seluruh ajaran Islam, baik hablumminallah (hubungan dengan Allah Subhanahu wata’ala) maupun hablumminannaas (hubungan dengan sesama manusia). Terkait dengang hubungan kepada sesama manusia, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah menyatakan dalam hadits ِس أَنْفَعُهُ ْم لِلناس ِ خَيْ ُر النا “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap manusia serta unsur alam semesta lainnya. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, peseta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur. 4 Diperkuat oleh pendapat Fertman and van Linden (2008:14), bahwa: “character education as formal instruction in honesty, trust, cooperation, respect, responsibility, hope, determination, and loyalty”. Pendidikan karakter merupakan formal pembelajaran formal dalam kejujuran, kepercayaan, kerjasama, rasa hormat, tanggungjawab, harapan, tekad, danloyalitas. Maknanya bahwa siswa harus memiliki semua karakter tersebut dalam pembelajaran. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Thomas Lickona, et.al (2007:151) meyatakan bahwa; “Most students to model caring, honesty, fairness, responsibility, and respect for self and others though classroom discussions”. Bahwa yang diinginkan dalam proses pembelajaran adalah siswa bisa menjadi model kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan menghormati diri sendiri dan orang lain meskipun diskusi kelas. Dukungan atas pernyataan di atas menurut Christie Blazer (2005:1) “character education promote values that are generalized across contexts (such as respect, integrity, responsibility, trustworthiness, and loyalty)”. Bahwa pendidikan karakter mempromosikan nilai-nilai yang umum dalam konteks seperti rasa hormat, integritas, tanggungjawab, kepercayaan dan loyalitas. Jadi demikianlah yang diusung dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013. Selain didasari oleh beberapa landasan berpikir di atas, penelitian terdahulu sejenis juga mendukung penulisan ini, seperti yang dilakukan oleh Kusaeri & Rangga Sa’adillah dengan penelitian yang berjudul “Evaluasi Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian dilakukan pada Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Hasil temuan menunjukkan (1) Kendala penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati. (2) Pada desain RPP yang dikembangkan, langkah mengamati diperluas. Hal yang berbeda, penelitian ini hanya menguraikan problematika sedangkan rencana penulis selain mendeskripsikan problematika juga akan merancang pembelajaran PAI dengan pendekatan saintifik. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah Wulansari dengan judul “ Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Penilaian Otentik (Authentic Assessment) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMK Telekomunikasi TunasHarapanTengaran Kab. Semarang dan SMK Negeri 1Tengaran Kab. Semarang). Hasil penelitian tersebut menemukan (1) Guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti memahami aturan yang tertera dalam PP No 65 dan 66, baik secara administratif berupa RPP, pendekatan ilmiah dan penilaian otentik. (2) Respon positif diberikan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap implementasi kurikulum 2013. Perbedaan tersebut berbeda dengan yang akan penulis lakukan yaitu dalam hal evaluasi pelaksanaan pembelajaran tersebut. 5 Penelitian lainnya sebagai pendukung dilakukan oleh Yunengsih yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP Kota Bandung Tahun 2014”. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala yang dihadapi guru, serta faktor pendukung pelaksanaan penilaian dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk Standar penilaian menurut BSNP terdiri dari standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, dan standar pemanfaatan hasil penilaian sudah cukup baik. Adapun kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan penilaian, yaitu menyebutkan bahwa kendala dalam menyusun instrumen adalah membutuhkan banyak waktu. Guru juga menyebutkan bahwa kendala dalam menentukan nilai praktik adalah banyaknya jumlah siswa, dan dalam menentukan nilai akhir PAI adalah adanya siswa yang belum mencapai standar ketuntasan materi. Berbeda dengan rencana penelitian yang dilakukan penulis, penelitian di atas belum secara spesifik mengukur pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Keunggulan yang dalam rencana penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Terlebih dalam rencana penelitian ini merupakan sekolah swasta umum yang heterogen dilihat dari karakteristik siswa yang belajar. Beberapa landasan di atas dapat memperkuat rencana penelitian yang akan dilakukan, hanya saja saat berdasarkan kenyataan yang ada, masih banyak orang beranggapan bahwa Pendidikan Agama Islam belum mampu menjadikan peserta didik menguasai pengetahuan tentang ajaran agama Islam secara utuh, lebih-lebih dalam hal pembangunan moralitas peserta didik. Hal yang menjadi tugas pendidik adalah bagaimana caranya agar implementasi pendidikan agama Islam itu bisa seiring dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam, yaitu menjadikan peserta didik yang memiliki pengetahuan agama Islam serta dapat terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil temuan yang dilakukan oleh penulis di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta, hasil belajar Pendidikan Agama Islam sudah memenuhi kriteria penilaian Karena berada di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: 6 Tabel 1.1. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta TA 2015-2016 No Kelas KKM Nilai RataRata 1 XI MIPA 1 75 82 2 XI MIPA 2 75 84 3 XI IIS 1 75 80 4 XI IIS 2 75 85 5 XI IIS 3 75 79 6 XI IIS 4 75 78 Sumber : Data Base Nilai Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta Meski hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), namun belum adanya perimbangan nilai rata-rata siswa. Adapun penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui penyebaran angket ke siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta terkait dengan sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan pada tabel di bawah ini: No 1 2 3 4 5 Tabel 1.2. Hasil Survey Awal Tentang Perilaku 30 Siswa Pilihan Prosentase Jawaban Pilihan (siswa) Jawaban Indikator Ya Tidak Ya Tidak (%) (%) Saya melaksanakan sholat wajib 28 2 93,3 6,7 Saya membaca Qur’an setiap 15 15 50,0 50,0 hari Saya mengucapkan salam terlebih dahulu ketika bertemu 29 1 96,7 3,3 guru Saya mengajarkan teman yang 26 4 86,7 13,3 tak mengerti pelajaran Saya membiasakan makan dan 28 2 93,3 6,7 minum sambil duduk Tabel di atas menggambarkan bahwa pengetahuan Pendidikan Agama Islam yang dipelajari di sekolah sudah terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam 7 kehidupan sehari-hari. Hasil yang sudah baik tersebut perlu dievaluasi program maupun pelaksanaan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam, agar para guru lebih mempersiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik lagi. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat tiga orang guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Berdasar diskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam, masih terdapat kendala yang dialami guru dalam menerapkan Kurikulum. Kendala yang pertama proses penerimaan dan pemahaman dari ketiga guru tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 berbeda-beda karena perbedaan pengalaman mengajar. Guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013, hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan kurikulum dan cara mengajar yang selama ini sudah diterapkan dalam kurikulum sebelumnya. Kendala yang kedua kurangnya pemahaman dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 dan sistem penilaian yang rumit. Untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian yang sudah dilakukan dan yang belum tercapai dalam penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta perlu dilakukan evaluasi baik program maupun pelaksanaannya. Evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata tentang suatu hal, kemudian membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau seberapa tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang diharapkan (Arikunto & Jabar, 2014). Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluatorprogram ingin mengetahui dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya (Arikunto dan Jabar, 2009). Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan melalui pendekatan saintifik ini merupakan salah satu pendekatan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014: 193) mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Daryanto (2014:51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan ataumerumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. 8 Dapat dikatakan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan. Oleh karena itu maka penting bagi guru sebagai pendidik untuk bisa mengevaluasi penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka akan ditelusuri lebih lanjut melalui sebuah penelitian yang berjudul, “Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta”. B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi bahwa guru perlu mengevaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka dalam hal ini peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Belum adanya evaluasi program pada pelaksanaan pendekatan saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan para guru 2. Belum ada evaluasi yang bisa menyelaraskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari 3. Belum optimalnya pelaksanaan pendekatan saintifik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Guru dalam menyusun RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan komponen dan sistematika RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 5. Guru dalam melaksanakan pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam belum mengevaluasi langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. 9 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut; “ Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta”? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan penelitian adalah untuk: 1) Mengetahui guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 2) Mengetahui guru sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 3) Mengetahui persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran PAI dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi pembelajaran D. Manfaat Penelitian Manfaat secara umum penelitian ini memberi inspirasi yang akurat mengenai pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memperkaya kajian tentang pelaksanaan pendekatan saintifik kususnya lembaga-lembaga pendidikan dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat Praktis a. Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk memberikan masukan kepada personal guru dalam evaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik. b. Guru: 1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan kajian dan informasi untuk meningkatkan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran 2) Untuk menemukan gagasan baru dalam usaha mengoptimalkan peran guru dalam pelaksanaan pendekatan saintifik 10 3) Mendorong guru untuk kreatif dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran c. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam proses penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan pembelajaran melalui Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007:9)“evaluation is a study designed and conducted to assist some audience to assess an object‟s merit or worth”.Evaluasi adalah studi dirancang dan dilakukan untuk membantu orang lain untuk menilai prestasi suatu objek atau nilai". Pengertian tersebut bermakna bahwa evaluasi dilakukan membantu membuat penilaian terhadap suatu kebijakan atau pekerjaan orang lain. Selanjutnya Scriven yang dikutip Federica Calidoni (2006:19) menyatakan bahwa; Evaluation is the process of determining the merit, worth and value of things and evaluations are the products of that process. Evaluation is not the mere accumulation and summarizing of data that are clearly relevant for decision making…gathering and analyzing the data that are needed for decision making comprise only one of the two key components in evaluation, a second element is required to get to conclusions about merit or net benefits: evaluative premises or standards. Evaluation has two arms: one in engaged in data gathering, the other collects, clarifies and verifies relevant values and standards Evaluasi adalah proses penentuan prestasi, hal-hal yang bernilai dan evaluasi adalah produk dari proses tersebut. Evaluasi tidak hanya akumulasi ringkasan datayang relevan untuk pengambilan keputusan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan terdiri hanya satu dari dua komponen kunci dalam evaluasi, keduaelemen diperlukan untuk mendapatkan kesimpulan tentang manfaat: tempat atau standar evaluatif. Evaluasi memiliki dua lengan : satu sisi terlibat dalam pengumpulan data dan juga mengumpulkan data yang lain,menjelaskan dan memverifikasi nilai-nilai dan standar yang relevan. Definisi di atas mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan berbagai penilaian dari data-data yang dikumpulkan. Yumi Sera and Susan Beaudry (2007) menyatakan bahwa; Evaluation is the systematic and objective assessment of an ongoing or completed project, program, or policy, and its design, implementation and results. The aim is to determine the relevance and fulfillment of objectives, development efficiency, effectiveness, impact, and sustainability. An evaluation should provide information that is credible and useful, enabling the incorporation of lessons learned into the decision making process of both recipients and donors. 11 12 Evaluasi adalah penilaian yang sistematis dan objektif melalui atau terselesainya proyek, program, atau kebijakan, dan yang didesain, diimplementasi dan memperoleh hasil. Tujuannya adalah untuk menentukan relevansi dan pemenuhan tujuan, pengembangan efisiensi, efektivitas, dampak, dan keberlanjutan. Sebuah evaluasi harus memberikan informasi yang kredibel dan bermanfaat, memungkinkan penggabungan pelajaran ke dalam proses pembuatan keputusan baik penerima dan donor. Menurut Areti Stavropoulou dan Theodora Stroubouk (2014:1) menyatakan; Evaluation has been defined as “a process of making judgements about student learning and achievement, clinical performance, employee competence, and educational programs, based on assessment data Evaluasi telah didefinisikan sebagai suatu proses pembuatan keputusan tentang belajar siswa dan prestasi, kinerja klinis, kompetensi karyawan dan program pendidikan, berdasarkan data penilaian. Definisi tersebut bermakna bahwa evaluasi salah satunya bermuara pada belajar siswa yang perlu diperbaiki. Karen Phillips et al. (2014:3) menyatakan; evaluation as a meaningless exercise to be endured and that to be effective, evaluation must provide accurate assessment, be meaningful, and engage teachers in dialogue about excellence in professional practice Evaluasi sebagai bentuk latihan untuk bertahan dan efektif, evaluasi harus memberikan informasi yang akurat tentang penilaian, bermakna dan terlibatnya guru dalam dialog tentang keunggulan dalampraktik profesional. Jadi evaluasi jika diadaptasikan pada kegiatan pembelajaran oleh guru merupakan penilaian yang dilakukan secara akurat oleh guru terhadap murid. Sudarwan Danim (2008:14) mengemukakan definisi evaluasi adalah: “Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu: 1. Bahwa evaluasi merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi. 2. Bahwa evaluasi itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen 3. Bahwa evaluasi menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai” Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana, sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya. Evaluasi 13 menurut Suharsimi Arikunto (2011:1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambilkeputusan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan pengambilan keputusan Menurut Djaali (2010:3) mendefinisikan evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau standar objektif yang dievaluasi. Menurut Wirawan (2011:7) evaluasi sebagai riset untuk mengemukakan, menganalisa, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Menurut Sofan Amri (2013:207) evaluasi meruapakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya, evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan. Sitiatava Rizema (2013:73), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa atau tidak. Evaluasi menurut Sukardi (2008:1) merupakan proses yang menentukan kondisi di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi tersebut menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, di mana suatu tjuan dapat dicapai. Menurut Toha (2003:1) pengertian evaluasi berarti penilaian atau penaksiran. Pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengikuti keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaandan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Jabar, 2009:2). Kurikulum diartikan sebagai rancangan dan proses pendidikan yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa dan umat manusia yang dilayani kurikulum tersebut. (Hasan, 2008: 103) 14 Evaluasi memiliki arti dan makna yang luas, tetapi dalam penelitian ini evaluasi diartikan khusus berkaitan dengan evaluasi pendidikan yang di dalamnya mencakup evaluasi kurikulum, yang digunakan untuk melakukan penilaian bagi seseorang yang melakukan program, yaitu guru dalam mengelola kelas, materi pembelajaran dan bahan ajar kepada peserta didik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan : merencanakan, memperoleh, mengumpulkan, dan menyediakan informasi yang dilakukan dengan cara membandingkan untuk menilai sesuatu apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yang hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan. Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya yaitu: 1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program. 2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta” maupun “nilai”. 3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. 4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat karakter. Pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari buktiatau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu kualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan. Kegiatan utama pada tahap evaluasi adalah menilai sejauh mana sebuah kegiatan/ program kerja sudah dicapai, dan apakah hasilnya sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan kata lain evaluasi adalah parameter untuk mengukur apakah suatu program/kegiatan sudah mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Susan S. Westin (2006:3) memberi pengertian evaluasi program dengan manyatakan; 15 “Program evaluations are individual systematic studies conducted periodically or on an ad hoc basis to assess how well a program is working. They are often conducted by experts external to the program, either inside or outside the agency, as well as by program managers”. Evaluasi program studi sistematis individu yang dilakukan secara periodik atau secara ad hoc untuk menilai seberapa baik program bekerja. Mereka sering dilakukan oleh para ahli eksternal untuk program ini, baik di dalam atau di luar badan, serta oleh manajer program. Selanjutnya para ahli evaluasi telah mengembangkan beberapa jenis evaluasi program. Jenis evaluasi program tersebut sangat beragam dan variatif, namun semuanya dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya hasil dari evaluasi digunakan sebagai kepentingan pengambilan keputusan. Evaluasi program menurut Suharsimi Arikunto (2004:18) adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak. dalam pelaksanaan sebuah program keputusan yaitu : 1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. 2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit. 3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat. 4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program ditempat-tempat lain atau mengulangi lagi program dilain waktu) karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain. 2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran Evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010:4) mencakup dua sasaran pokok yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi terbagi dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasi input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis evaluasi memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsi kesiapan penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup formatif, diagnostic dan monitoring, sedangkan evaluasi output mencakup sumatif. Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masingmasing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum 16 dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Dengan melihat perkembangan zaman kurikulum tidak mungkin berlaku sepanjang masa karena itu ada keterbatasan dalam konteks waktu. Oleh karena itu kurikulum selalu berubah sesuai dengan kemajuan yang ditandai oleh kurun waktu dimana kurikulum itu direncanakan. Kurikulum itu sendiri semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan yang harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju pula. Karena kurikulum itu sendiri bersifat dinamis maka dalam praktik dan perkembangannya membutuhkan evaluasi. Melalui evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area –area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Pada prinsipnya tujuan evaluasi kurikulum harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan kurikulum itu sendiri yang akan dievaluasi. Secara mendasar tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya, bersifat praktis. Hasan mengatakan, secara mendasar tujuan suatu evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya bersifat praktis. Hasan mengelompokan tujuan dari evaluasi sebagai berikut (Hasan, 2008: 42-43) : a. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan keputusan. b. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta factor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu. c. Mengembangkan berbagai alternative pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum d. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:190), evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran/ pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan atau proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/ pendidikan. Sitiatava Rizema (2013:17) 17 menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Guru merupakan salah satu orang yang terlibat di dalam kegiatan pembelajaran, dan sudah tentu mereka ingin mengetahui hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruk proses dan hasil pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru akan lebih menguasai kemampuan ini apabila sejak dini dikenalkan dengan kegiatan evaluasi. Berdasarkan definisi di atas maka evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi kurikulum, di mana evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks (Hasan,2008:1). Menurut Hasan, tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui apakah peserta didik mengalamai perubahan dalam nilai maupun kemampuan pengetahuan yang diperoleh. Terkait dengan dengan evaluasi pembelajaran maka pembelajaran merupan salah satu program dalam pedidikan. Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteriatertentu dengantujuan untuk membantu merumuskan keputusan atau kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Menurut Arikunto dan Cepy (2014:23) evaluasi program juga berarti upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program, yaitu: a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. 18 b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit). c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat. d. Menyebarluaskan program, karena program berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain. Menurut Hasan (2008: 46-50) mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni: 1. Evaluasi formatif Evaluasi formatif difungsikan untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu kurikulum. Perbaikan itu dapat saja dilakukan pada waktu konstruksi kurikulum yang menghasilkan suatu dokumen kurikulum dan pada waktu implementasi kurikulum. Fungsi formatif hanya dapat dilakukan ketika kurikulum masih dalam proses pengembangan. untuk proses pengembangan. konstruksi kurikulum maka fungsi evaluasi hanya dapat dilakukan pada waktu pengembangan dokumen kurikulum belum selesai atau masih dalam keadaan fluid 2. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif difungsikan untuk memberikan pertimbangan terhadap hasil pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan kurikulum dapat berupa dokumen kurikulum, hasil belajar ataupun dampak kurikulum terhadap sekolah dan masyarakat. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka evaluator dapat memberikan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan masyarakat Model evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah merupakan suatu elemen dalam proses sosial yang dihubungkan dengan perkembangan pendidikan. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi.Model evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi kurikulum salah satunya adalah model countenance stake (Hasan, 2008:179-255): Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang dikembangkan oleh Stake. Stake mendasarkan modelnya pada evaluasi formal, dimana dikatakannnya sebagai suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons, and standardized testing of student. Evaluasi formal adalah evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak terlibat dalam evaluan. Model ini dikembangkan atas keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluan. 19 Evaluasi countenance merupakan jenis evaluasi program yang dianggap cukup memadai dalam menilai pembelajaran secara kompleks. Sedangkan secara istilah evaluasi countenance berarti evaluasi yang menekankan pelaksanaan deskripsi dan pertimbangan. Kaitan arti dengan asal kata di atas adalah pada pertimbangan yang diperoleh dari evaluator sehingga menimbulkan keputusan atau persetujuan tentang suatu hal. Menurut Farida Yusuf (2010:22) evaluasi ini menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok; deskripsi dan pertimbangan, serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi, yaitu; Anteceden (konteks awal), Transaksi (Proses), dan Hasil (outcome). Jadi selain mengungkapkan deskripsi dari evaluan juga mengutamakan adanya pertimbangan terhadap hasil evaluasi. Model countenance adalah salah satu model evaluasi yang memiliki komponen hasil. Evaluasi hasil didasarkan pada kategori hasil belajar. Kategori hasil belajar yang umumnya digunakan adalah hasil kerja Benjamin Bloom dan kawan-kawannyayang dikenal dengan nama taxonomy Bloom. Yakni hasil belajar terbagi ataskemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Model evaluasi countenance ini diajukan stake dalam bentuk gambar berikut: Gambar 2.1. Konsep Evaluasi Countenance Berdasarkan gambar konsep evaluasi countenance di atas, penerapan evaluasi model countenance dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: Kategori pertama dari matriks deskripsi adalah sesuatu yang direncanakan (intent) pengembang program. Program adalah silabus atau rencana program pengajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru. Seorang guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan (persyaratan) yang diinginkannya untuk suatu kegiatan dikelas tertentu. Baik persyaratan tersebut berhubungan dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalamannya, dan lain sebagainyayang biasa diistilahkan dengan entry behaviors, ataupun persyaratan yang berhubungan dengan lingkungan di kelas, yang kesemuanya dapat dicantumkan dalam antecedent yang direncanakan. Lebih lanjut, menurut Hasan (2008:2018) guru tersebut merencanakan apa yang diperkirakan akan terjadi pada waktu interaksi di kelas, dan kemampuan apa yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah proses interaksi berlangsung. 20 Kategori kedua dari matriks deskripsi, dinamakan observasi. Yakni berhubungan dengan apa yang sesungguhnya terjadi sebagai implementasi dari rencana di kategori pertama. Pada kategori ini evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai antecedent, transaksi dan hasil. Oleh karena itu evaluator harus memahami apa yang direncanakan sebelumnya, menentukan data yang diperlukan dan mengembangkan prosedur atau alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Sedangkan matriks pertimbangan terdiri atas kategori standard dan pertimbangan yang tetap fokus pada antecedent, transaksi dan hasil. Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu program yang dijadikan evaluan. Dalam hal ini adalah kriteriayang harus dipenuhi oleh proses belajar, evaluator dapat mengambil standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Kategori kedua adalah kategori pertimbangan. Kategori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori pertama dan kedua dari matriks deskripsi dan kategori pertama dari matriks pertimbangan. Evaluator harus mengumpulkan data mengenai pertimbangan tersebut dari sekelompok orang yang dianggap memiliki kualifikasi untuk memberikan pertimbangan tersebut. Model countenance stake terdiri atas dua matriks, yaitu: (Hamid, Hasan 2008:210-214) 1) Matriks deskripsi Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang kurikulum atau program. Dalam konteks Kurikulum 2103, kurikulum tersebut adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu kegiatan kelas tertentu. Melihat apakah persyaratan tersebut berhubungan dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya yang biasa diistilahkan dengan entry behaviors dari peserta didik. Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori yang pertama. Kategori observasi ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil. Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan. 2) Matriks Pertimbangan Menurut model „Countenance‟, penilaian harus mengandung langkahlangkah berikut; menerangkan program; melaporkan keterangan tersebut kepada pihak yang berkepentingan; mendapatkan dan menganalisis „judgment; melaporkan kembali hasil analisis kepada pelanggan. Seterusnya, model 21 responsif mencadangkan perhatian yang terus menerus oleh penilai dan semua pihak yang terlibat dengan penilaian. Model evaluasi Stake (1967), merupakan analisis proses evaluasi yang membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini, meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu : Persiapan atau pendahuluan (antecedents), proses/transaksi (transactionprocesses) dan keluaran atau hasil (outcomes, output). Model ini menekankan kepada evaluator agar membuat keputusan/penilaian tentang program yang sedang dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap. Stake menunjukkan bahwa description di satu pihak berbeda dengan pertimbangan (judgment) atau menilai. Di dalam model ini data tentang Antecendent (input), Transaction (process) dan Outcomes (Product) data tidak hanya dibandingkan untuk menentukan kesenjangan antara yang diperoleh dengan yang diharapkan, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang mutlak agar diketahui dengan jelas kemanfaatan kegiatan di dalam suatu program. Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus antecendents, transaction dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program. Standar dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian pertimbangan. Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan. Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal, pelaksanan dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah data empirik. Pekerjaan evaluator berikutnya 22 adalah mengadakan analisis congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, untuk itu evaluator memerlukan standar. Dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka evaluator harus membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan masukan, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model Countenance Stakes konsisten terhadap transactions, antecedent dan outcome. Selanjutnya Sebelum langkah-langkah pelaksanaan evaluasi countenance terlebih dahulu di jelaskan keseluruhan konsep countenance yang digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2. Model Pengolahan Data Deskripsi Contingency terdiri atas contingency logis dan contingency empirik. Contingency logis adalah hasil pertimbangan evaluator terhadapketerkaitan atau keselarasan logis antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil. Ini adalah pertimbangan pertama yang harus dilakukan evaluator. Sedangkan contingency empiric adalah hasil pertimbangan evaluator terhadap keterkaitan atau keselarasan empirik antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil berdasarkan data lapangan. Selain itu, evaluator juga harus memberikan pertimbangan mengenai congruence atau perbedaan yang terjadi antara rencana dengan kenyataan di lapangan. 23 Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan evaluasi countenance menurut Hamid Hasan (2008:212) tercakup dalam empat langkah pasti berdasarkan empat matriks yang ada. Yaitu: 1) Sehubungan dengan kategori intent, evaluator dapat melakukan studi dokumen atau wawancara kepada pengembang program, baik berhubungan dengan antecedents (persyaratan awal), transaksi (proses) serta hasil. Dalam hal pembelajaran dapat dilakukan dengan mempersiapkan rencana yang dituangkan dalam silabus dan RPP. 2) Sehubungan dengan kategori observasi, evaluator harus megadakan analisis kongruen, yaitu menganalisa implementasi dari rencana pada intent. Apakah sesuai atau terjadi penyimpangan, jika terjadi menyimpangan faktor-faktor apa yang menyebabkannya. 3) Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, oleh karenanya perlu standar yang dapat diperoleh dari sekolah. 4) Dan yang terakhir adalah memberi pertimbangan terhadap hasil dari analisis ketiga kategori sebelumnya. Pertimbangan dapat diperoleh dengan mengumpulkan data dari sekelompok orang yang memiliki kualifikasi untuk memberikan pertimbangan. Dalam pembelajaran pertimbangan dapat berdasarkan factor karakteristik siswa, sarana sekolah ataupun faktor-faktor yang lain. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan evaluasi model countenance adalah: 1. Memberikan gambaran yang sangat detail terhadap suatu program, mulai dari konteks awal hingga hasil yang dicapai. 2. Lebih komprehensif, lebih lengkap dalam menyaring informasi. 3. Dengan adanya pertimbangan terhadap standar, evaluasi tidak hanya mengukur keterlaksanaan program sesuai rencana, akan tetapi juga dapat mengetahui ketercapaian standar yang telah ditentukan. 4. Dengan adanya pertimbangan dari sekelompok orang yang berkualifikasi di bidangnya, evaluator dapat mengetahui hambatan atau faktor-faktor yang mempengaruhi ketercapaian program. Adapun kelebihan dari evaluasi model countenance antara lain: a. Memiliki pendekatan yang holistic dalam evaluasi yang bertujuan memberikan gambaran yang sangat detail atau luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteknya hinggasaat proses penerapannya. b. Lebih komprehensif atau lebih lengkap menyaring informasi. c. Mampu memberikan dasar yang baik dalam mengambil keputusan dan kebijakan maupun penyusunan program selanjutnya. 24 d. Dengan adanya pertimbangan evaluasi dapat mengetahui ketercapaian standar yang telah ditentukan serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat ataupun mendukung keberhasilan program. Sedangkan beberapa kelemahan dari evaluasi model countenance adalah: a. Terlalu mementingkan dimana proses seharusnya dari pada kenyataan dilapangan. b. Cenderung fokus pada rational management dari pada mengakui kompleksitas realiatas empiris. c. Penerapan dalam bidang pembelajaran dikelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi. Karena pada penelitian ini hanya membatasi terhadap evaluasi RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh guru, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan pendekatan saintifik, analisis deskriptif terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menerapkan pendekatan saintifik, oleh karena itu deskriptif kualitatif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73) tepat untuk digunakan pada penelitian ini. B. Pendakatan Saintifik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendeketan menurut Hamruni (2012:6) adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasai penerapan metode ilmiah. Dalam beberapa referensi, banyak yang telah mengungkapkan definisi tentang pendekatan saintifik ini dan semua memang mengacu pada sebuah proses pembelajaran yang ilmiah. M. Hosnan (2014:34) mengatakan bahwa : Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai tekhnik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. 25 Menurut Sani (2014:5) terkait pendekatan sintifik yaitu : Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah ini pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Menurut Nur dan Wikandari (2000:4)., dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugastugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Kemendikbud (2013:208) menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metodeilmiah teradpat aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Menurut Said dan Sutadji (2016:68),. Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah adalah penelusuran pengetahuan melalui dua cara, yaitu cara berfikir (alasan) dan observasi. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Pembelajaran Saintifik menurut Majid dan Rochman (2014:3) merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan berbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangnya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Jadi implementasi pendekatan saintifik yang penulis maksud disini yaitu pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik dan hasil belajar yang bermakna dalam pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa komponen kegiatan pembelajaran seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan dengan harapan berbagai ranah kompetensi peserta didik seperti afektif, kognitif dan psikomotorik dapat tercapai dan terus berkembang. 26 Menurut Daryanto (2014:55), metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (methode of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen. Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa kita dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa. Menurut Kemendikbud (2013:1) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahan, dan ketrampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah ketrampilan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan sifatsifat non ilmiah. 27 Menurut Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari dalam Abidin, (2014:125), model pembelajaran proses saintifik merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah penerapan metode ilmiah. Serangkaian aktivitas dimaksud meliputi (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) mengolah dan menganalisis data, dan (5) membuat kesimpulan. Abidin (2014:125) mengungkapkan bahwa pembelajaran proses saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tata cara melaksanakan sebuah penelitian secara ilmiah. Sepintas terlihat sulit ketika harus menerapkan langkah-langkah yang ada pada sebuah penelitian, diterapkan pada sebuh proses pembelajaran. Akan tetapi, dengan adanya pendekatan ini, para siswa akan lebih kritis dalam memahami sebuah konsep pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan pengetahuan dari gurunya, tetapi juga diharuskan untuk mencari informasi atau data secara mandiri. Harapan yang dituju siswa akan lebih paham tentang konsep yang telah mereka temukan secara mandiri, bukan sekedar diberikan oleh guru. Dengan adanya pendekatan saintifik pula, akan memberikan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap siswa untuk lebih menggali informasi. Hal ini dikarenakan guru tidak memberikan konsep secara langsung melainkan hanya memberi pengarahan saja dalam pembelajaran, sementara siswa yang akan melaksanakan prosesnya. Dengan ini siswa akan berperan lebih aktif dalam sebuah pembelajaran, dimana mereka tidak hanya terpaku pada buku atau berdiam diri mendengarkan guru mengajar. Pendekatan saintifik ini akan sangat menstimulasi siswa untuk lebih aktif dalam sebuah pembelajaran. Kemendikbud (2013:15) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik (scientific appoacch ) dalam pembelajaran, di dalamnya mencakup komponen : (1) mengamati (observasi) (2) menanya (Questioning) (3) menalar (associating) (4) mencoba (experimenting) (5) membentuk jejaring (networking). Menurut Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, langkah-langkah pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan a. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. b. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan 28 c. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari d. Menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dilakukan 2. Kegiatan Inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) Tabel 2.1. Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar Mengamati (observing), mengamati (observing), Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Menanya (questioning) membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengumpulkan informasi (experimenting) mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data Menalar (associating) mengolah informasi yang fakta/konsep/teori, 29 Mengkomunikasikan (communicating) sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baruargumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain 3. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup terdiri atas: a. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; b. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 30 Menurut Kurniasih (2014:141) komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran. Keterangan menurutnya sebagai berikut. a. Mengamati Pendekatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Pendekatan ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Pendekatan mengamati sangat bemanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan pendekatan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan; melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. b. Menanya Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didik, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. c. Menalar Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi 31 peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diamati untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan penalaran dari associating, bukan merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Pola interaksi itu dilakukan melalui stimulus dan respon (S-R). Teori ini dikembangkan berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang dikenal dengan teori Stimulus Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses pembelajaran lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau bertahap, bukan secara tiba-tiba. d. Mencoba Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubunghubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan. e. Membentuk Jejaring Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Anak perlu dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide, pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain (teman atau guru bahkan orang tua). Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan b. Berpikir tingkat tinggi peserta didik, c. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, d. Memperoleh hasil belajar yang tinggi, e. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta f. Mengembangkan karakter peserta didik. 32 Terkait dengan Pendekatan saintifik, dalam penelitian ini difokuskan pada pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Nana Sudjana (2009:13) memberi pengertian pembelajaran adalah satu kegiatan yang berdampak pada pembelajar/siswa melalui berbagai fasilitas pembelajaran. . Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam di mana menurut Zakiah (1994:25) Pendidikan Agama Islam dalam bahasa Arab adalah “Tarbiyah Islamiyah” asal kata tarbiyah Islamiyah tersebut adalah “Rabba” yang berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam atau bimbingan terhadap seseorang agar siswa menjadi muslim semaksimal mungkin. Pendidikan Agama Islam dapat merubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik sebagaimana dikehendaki oleh Islam (Jurnal At-Ta‟dib, Vol. II, No. 1, 2010: 14). Pendidikan Islam adalah nama kegiatan atau usaha-usaha dalam mendidikkan Agama Islam. Secara formal, Pendidikan Agama Islam dipahami sebagai mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di setiap satuan pendidikan. Dalam struktur kurikulum di sekolah, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki posisi setara dengan mata pelajaran lain, seperti IPS, IPA, Bahasa Indonesia, serta mata pelajaran lain. Menurut Usman (2012:4) pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusiayang taqwa kepada Allah Swt. Pengertian Pendidikan dalam bahasa Arab berarti Ta‟dib yang tekanannya tidak hanya pada unsur-unsur ilmu pengetahuan („ilm) dan pengajaran (ta‟lim) belaka, tetapi lebih menitik beratkan pada pendidikan diri manusia seutuhnya (tarbiyatunafs wal akhlaq). Pusat Kurikulum Depdiknas (2005:2) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berangkat dari pemahaman makna dan tugas berat yang diemban oleh PAI di sekolah, menurut maka pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan bagi terbentuknya kepribadian yang memiliki integritas diniyah (tafakkuh fi al din) dan loyalitas nasional. Suatu kepribadian yang utuh tidak saja taat beragama lebih dari itu memiliki kesanggupan untuk menjaga dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mencapai tujuan yang demikian mulia itu rasanya tidak mungkin terwujud apabila kurikulum atau GBPP PAI menggunakan model organisasi Corelated Subyek Curriculum, Kompetensi 33 dasarnya hanya rajin berdzikir dan berdoa, gemar membaca Al –Quran, sholat lima waktu dan terbiasa berakhlak mulia. Dengan alokasi waktu 2-3 jam seminggu dan harus mengajarkan materi Al-Quran dan Al-Hadits, akhlak tauhid, fiqih ibadah, muamalah dan sejarah Islam. Dengan wawasan metodologi dan kecakapan Guru Agama Islam yang terbatas, maka sulit rasanya mewujudkan output pendidikan yang memiliki integritas diniyah dan loyalitas nasional dalam era global dan abad informasi ini. Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bangsa dan Negara. Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Syahminan Zaini (2006:3) adalah: a) Agar anak didik dapat memahami ajaran Islam secara elementer (sederhana) dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan amalan perbuatannya, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT, hubungan dirinya dengan masyarakat maupun hubungan dirinya dengan alam sekitar b) Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan Pendidikan Agama Islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam khususnya Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama adalah agar anak didik dapat memahami ajaran agama isalam secara sederhana dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya. Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut maka ruang lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dirinya sendiri dan dengan makhluk lainnya (lingkungannya). Dari ruang lingkup tersebut kemudian dijabarkan ke dalam bahan-bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi 7 unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, AlQur‟an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh atau sejarah (kebudayaan) Islam. 34 Menurut Ahmad Tafsir (2012:7), ada tujuh fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu: a) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d) Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e) Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan mr nyata), sistem dan fungsionalnya. g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Nur Uhbiyati (2006:18) bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam adalah menumbuhkan habit forming (pembentukan kebiasaan) dalam melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia, mendorong tumbuhnya iman yang kuat, mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta didik yang telah dimiliki khususnya Pendidikan Agama Islam sehingga bakat tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk (2012:11) dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu: a) Dasar Yuridis atau Hukum Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal b) Segi Religius 35 Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur‟an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: (1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. (2) Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ”. (3) Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit ” c) Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pasangan hidup bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang megakui adanya zat Yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa. Adapun pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam : 1) Sekolah dalam fungsi pendidikan nasional : a) Mengembangkan kemampuan b) Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat c) Mencerdaskan kehidupan bangsa d) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa e) Berakhlak mulia f) Menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab ( Ps.3 UU RI No.20/2003 ttg Sisdiknas) Kurikulum disusun dengan memperhatikan peningkatan iman taqwa akhlak mulia serta wajib berisi pendidikan agama terutama untuk jenjang Diknas dan Dikmenengah. ( Ps.36 dan 37 UU RI No.30/2003 Sisdiknas ) 2) Visi PAI pada sekolah umum: Terwujudnya pelaksanaan pendidikan yang mendukung perkembangan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, berkualitas yang mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta tertanamnya nilai- nilai akhlak mulia, berbudi pekerti yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku seharihari. 3) Misi PAI pada sekolah umum: 36 4) 5) 6) 7) a) Penyelengaraan PAI sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pendidikan b) Menyelenggarakan PAI dengan mengintegrasikan aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor), kunjungan dan memperhatiakan lingkungn sekitar serta penerapan nilai-nilai dan norma-norma akhlak dalam perilaku sehari- hari c) Melakukan upaya bersama antara guru agama dan kepala sekoalh serta seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan School Culture yang dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan dalam keseluruhan interaksi antar unsur pendidikan di sekolah dan luar sekolah. d) Melakukan penguatan posisi peran GPAI secara berkelanjutan, baik sebagai pendidik, pembimbing, penasehat, komunikator dan penggerak bagi terciptanya suasana keagamaan yang kondusif disekolah. Strategi dan Upaya Pembelajaran PAI a) Mampu mengajarkan akidah kepada peserta didik sebagai landasan keberagamaanya b) Mampu mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik tentang ajaran agama islam c) Mampu mengajarkan pengetahuan agama sebagai landasan bagi semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah d) Menjadi landasan moral dan etika social dalam kehidupan sehari- hari Materi PAI Dikembangkan dari ketiga kerangka dasar ajaran agama islam a) Akidah penjabaran konsep iman b) Syariah (ibadah) penjabaran konsep islam c) Akhlak penjabaran konsep ihsan Tujuan PAI di sekolah umum Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik terhadap ajaran agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhak mulia dalam kehidupan pribadi bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Fungsi PAI di sekolah umum a) Pengembangan, menumbuhkembangkan dan peningkatan keimanan dan ketaqwaan peserta didik yang telah ditanamkan di linkungan keluarga b) Penyaluran bakat yang dilandasi dengan agama agar berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain c) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari d) Pecegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya luar yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia seutuhnya e) Penyesuaian agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan dapat merubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam 37 f) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 8) Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PAI di Sekolah Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. Dj.1/12A Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah. a) Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayan dan perbaikan nilai- nilai, norma serta pengembangan bakat, minat dan kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni dan kebudayaan, dilakukan diluar jam intrakulikuler, melalui bimbingan guru PAI, guru mata peljaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya yang berkompeten, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekoalah. b) Sekolah adalah taman kanak- kanak(TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan(SMK). c) Panduan umum adalah panduan yang secara garis besar mengatur penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah. d) Panduan khusus adalah panduan yang secara khusus mengatur pelaksanaan 9) Jenis- jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah: a) Pesantren kilat b) Pembiasaan akhlak mulia c) Tuntas baca tulis al-qur‟an d) Ibadah ramadhan e) Wisata rohani f) Kegiatan rohani islam g) Pekan ketrampilan dan seni h) Peringatan hari besar islam Jadi pendidikan agama Islam, sistem pendidikan yang mengupayakan terbentuknya akhlak mulia peserta didik serta memiliki kecakapan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena pendidikan agama Islam mencakup dua hal, a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam, (b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam yang sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran Islam itu sendiri. Karena pendidikan merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional, maka di dalamnya terdapat komponen-komponen yang antara satu dengan lainnya saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang tak bisa dipisahkan. Komponen tersebut antara lain, kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana pendidikan dan lingkungan belajar. Hal ini sekaligus menjadi faktor pendidikan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam secara khusus. PAI mengharapkan siswa didiknya dapat menerapkan ajaran Islam dan mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai 38 dengan tujuan pendidikan Islam dan sesuai dengan kriteria manusia yang baik. Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan cerdas ditandai dengan banyak memiliki pengetahuan. C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). a. Hakikat RPP RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok dikoordinasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. b. Prinsip Penyusunan RPP 1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 4. Berpusat pada peserta didik proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan 39 saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan. 5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. 6. Berorientasi kekinian Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. 7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial. 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar muatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. c. Komponen dan Sistematika RPP (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014) Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini: 40 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4 C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) - Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) - Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasika 41 c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya. F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian \ 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar Sumber: Permendikbud, 2014 1) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. 2) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran. d. Langkah Penyusunan RPP 1) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar 2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 3. 3) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial; 4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; 42 5) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; 6) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran; 7) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan 8) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Pendahuluan 1) mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan 2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan 3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan 5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. c. Kegiatan Penutup 1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan 43 yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan 2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan ilmiah dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, dan mengkomunikasikan. Menurut Slavin (2008:134); “Learning is usually defined as a change in an individual caused by experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are present at brith (such as reflexes and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day of brith (and some say earlier) that learning and development are inseparably linked.” Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Belajar bukan merupakan sesuatu yang instan, tetapi suatu proses yang membutuhkan waktu lama dan berlangsung sepanjang waktu. Pembelajaran terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan menuju pada suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang diperoleh individu, sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya sebagai sumber belajar. Definisi pembelajaran menurut Houwer, Holmes & Agnes Moors (2013:1), Learning as a change in behavior that is due to experience. This is essentially a very basic functional definition of learning in that learning is seen as a function that maps experience onto behavior. In other words, learning is defined as an effect of experience on behavior. Pembelajaran sebagai perubahan perilaku melalui pengalaman. Hal ini esensinya adalah definisi pembelajaran yang sangat mendasar bahwa pembelajaran dipandang sebagai fungsi yang memetakan pengalaman menuju perilaku. Dengan kata lain, pembelajaran didefinisikan sebagai efek dari pengalaman pada perilaku. Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasi sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. 44 Rossum dan Hamer (2010:2) menjelaskan lima konsep pembelajaran; 1) Learning as the increase of knowledge. 2) Learning as memorising. 3) Learning as the acquisition of facts, procedures etcetera, which can be retained and/or utilised in practice. 4) Learning as the abstraction of meaning. 5) Learning as an interpretative process aimed at the understanding of reality. Ada lima konsep pembelajaran yaitu; 1) Pembelajaran sebagai peningkatan pengetahuan. 2) Pembelajaran sebagai hafalan.3) Pembelajaran sebagai akuisisi fakta, prosedur dan sebagainya, yang dapat dipertahankandan/atau digunakan dalam praktik.4) Pembelajaran sebagai abstraksi makna. 5) Pembelajaran sebagai proses interpretatif ditujukan pada pemahaman realitas.Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran, baik guru dan siswa bersama sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembalajaran akan tercapai pada hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Sejalan dengan pemikiran Rossum dan Hamer (2010:13) the student has become an active participant in the teaching-learning process, while the teacher‟s role lies more in coaching the learning process. Both focus more on understanding and how solutions are found within a particular discipline (building expertise), and less on finding „the correct answer. Siswa telah menjadi peserta aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran. Keduanya lebih fokus pada pemahaman dan bagaimana solusi yang ditemukan dalam tertentu disiplin, dan kurang pada menemukan “jawaban yang benar”. Sejalan pendapat tersebut menurut Wilson dan Peterson (2006:2) secara teori; One behavior leads to another, behavioral learning theorists argued, and so if teachers act in a certain way, students will likewise act in a certain way. Central to behaviorism was the idea of conditioning, that is, training the individual to respond to stimuli. Salah satu perilaku mengarah ke yang lain di mana teori perilaku belajar berpendapat, dan jika guru bertindak dengan cara tertentu, siswa juga akan bertindak dengan cara tertentu pula. Pusat teori belajan behaviorisme adalah ide pengkondisian yang melatih individu untuk menanggapi rangsangan. Dari beberapa uraian di tentang pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan 45 siswa. Pembelajaran hendaknya tidak menganut paradigma transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa siswa merupakan obyek dari belajar. Tetapi upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran yang diterapkan dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan Kurikulum 2013, yaitu kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 20132014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida‟iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas X sampai dengan Kelas XII. Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standart nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasikan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi. 4. SKL dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara serta perkembangan global. 5. SI dijabarkan dari SKL 6. Standart proses dijabarkan dari SI 7. Standart Penilaian dijabarkan dari SKL, SI, dan Standart Proses. 8. Standart Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Standart Inti 9. Kompetensi Inti dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran. 46 10. Kurikuklum Satuan Pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan 11. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 12. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk 13. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Untuk menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Implementasi kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode tersebut lalu menentukan kondisi kegiatan pembelajaran sebagai kondisi internal. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran muaranya pada tujuan tersebut. Kunci utama dalam tujuan pembelajaran adalah siswa, mata pelajaran, dan guru, karena dilihat dari kebutuhan siswa yang ditentukan hasil belajar dengan kaitan terhadap kurikulum yang diterapkan. Menurut Hamalik (2005:77) guru merupakan sumber utama tujuan siswa dalam mencapai tujuan yang bermakna dan dapat diukur. Metode pembelajaran pada kurikulum 2013 diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu. 1. Problem Based Learning adalah metode yang menempatkan siswa untuk berperan sebagai pemecah masalah yang tidak terstruktur dalam real world sebagai kegiatan belajar mereka. Problem based learning merupakan metode pembelajaran yang berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan siswa mampu untuk menyelesaikan masalah yang ada secara aktif dan kemudian menarik kesimpulan dengan menentukan sendiri langkah apa saja yang harus dilakukan. Melalui metode ini, siswa diberi sebuah permasalahan, kemudian dengan adanya suatu masalah tersebut siswa dituntut untuk menemukan jalan keluarnya. Bersamaan dengan proses mencari jalan keluar untuk sebuah masalah ini, siswa akan mengalami proses belajar. Siswa tidak dibekali materi atau informasi yang dipelajari, siswa akan memahami bahwa mereka lebih banyak mempelajari cara belajar dengan membangun kemampuan dalam 47 menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi. Sukmadinata (2006:40) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Hamalik (2005:80) mengatakan bahwa metode problem based learning memiliki karakteristik adalah (1) adanya permasalahan yang mendasari proses belajar siswa; (2) proses pembelajaran yang berpusat pada siswa; (3) proses pembelajaran yang dikendalikan oleh siswa; dan (4) refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa 2. Project Based Learning merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Bern dan Erickson, (2001:34) Melalui metode proyek ini, siswa akan memiliki hasil kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari aktivitas belajar. 3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep. Hal ini diungkapkan Hamalik (2005:80) yang mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contohcontoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Discovery merupakan metode yang mengharuskan siswa untuk menemukan jawaban tanpa bantuan khusus. D. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian pendekatan saintifik dalam pembelajaran sudah banyak dilakukan oleh berbagai ahli dan peneliti, sehingga terdapat hasil yang relevan dengan penelitian ini di antaranya: 1) Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah dengan judul Evaluasi Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada tahun 2015. Penelitian dilakukan pada 10 sekolah sasaran Kurikulum 2013 di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini mengkombinasi field research dan development research. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kendala penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati. Utamanya pada materi aqidah. Guru sering mengartikan kegiatan mengamati dengan tayangan visual, dan (2) Pada desain RPP yang dikembangkan, langkah mengamati diperluas. Tidak hanya mengamati objek yang empiris, namun juga mengamati gejala fenomenologis. 2) Baeni Nur Faroida (2016) melakukan penelitian dengan judul Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 48 Kurikulum 2013 di SMP Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam implementasi pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 1 Karangmoncol secara keseluruhan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik kurikulum 2013, yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. 3) Mohamad Fauzan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan aktifitas pengalaman belajar peserta didik dalam pendekatan saintifik, bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, dengan demikian diharapkan pemahaman yang sebelumnya terdapat pada guru PAI dapat berubah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan studi literatur pada buku, jurnal dan beberapa peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Hasil kajian yang diperoleh menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dapat diterapkan dalam mata pelajaran PAI, karena aktifitas yang terdapat dalam pendekatan ini dapat mengembangkan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013. 4) Reni Sintawati. (2014) Implementasi Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) Penerapan pendekatan saintifik model discovery learning dalam pembelajaran PAI menunjukan bahwa guru dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran melalui beberapa langkah pembelajaran pendekatan saintifik model discovery learnig dengan mengamati melalui problem statement, menanya melalui stimulasi, mengumpulkan data melalui data colection, mengasosiasi melalui data prosessing dan generalisasi serta mengkomunikasikan melalui verification, dengan memperhatikan prinsipprinsip pembelajaran meskipun tidak maksimal. 2) Hasil Penerapan pendekatan saintifik model discovery learning dalam pembelajaran PAI dapat membuat peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran PAI, rasa ingin tahunya berkembang, aktif, berpusat pada peserta didik, dan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi. 3) Kelebihan dan kelemahan pendekatan saintifik model discovery learnig pada pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis Bantul yaitu ada pada sumber belajar, metode dan strategi pembelajaran, media pembelajaran, potensi peserta didik yang berbeda-beda, pengelolaan kelas, dan peserta didik aktif atau berpusat pada peserta didik. 5) Dina Amalia (2015), Implementasi Kurikulum 2013 Melalui Model Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik pada Kelas X di SMA N 1 Kedungwuni Kabupten Pekalongan. Penelitian ini menghasilkan temuan pelaksanaan pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Kedungwuni telah dilaksanakan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, 49 mengasosiasi atau menalar dan mengkomunikasikan, namun belum maksimal karena pembelajarannya masih terbatas pada kegiatan membaca buku, melihat tayangan, tanya jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas. Faktor pendukungnya antara lain siswa yang aktif, guru yang berkompeten, metode pembelajaran yang bervariatif, dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya adalah belum adanya buku pelajaran Pendidikan Agma Islam dan Budi Pekerti dari pusat dan alokasi waktu mengajar yang sedikit. Faktor pendukung dan penghambat ini mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran di SMAN 1 Kedungwuni. Upaya yang dilakukan oleh SMA N 1 Kedungwuni untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaarn PAI berbasis pendekatan saintifik antara lain mengadakan pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013, mengikutkan guru dalam pelatihan kurikulum 2013, serta mengembangkan strategi dan metode pembelajaran yang baik. Upaya ini mampu mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik. 6) Mulyaningsih Nurul (2015) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 di SMA Kota Yogyakarta”. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran. Pertama, kualitas perencanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota Yogyakarta dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kategori baik. Kedua, kualitas pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota Yogyakarta dengan pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 termasuk dalam kategori baik. Ketiga, penilaian hasil belajar termasuk dalam kategori baik Berdasar temuan-temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah, Baeni Nur Faroida, Mohamad Fauzan, Reni Sintawati, Dina Amalia, serta Mulyaningsih Nurul adalah sama-sama mengkaji tentang pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hanya saja penelitian peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah merupakan field research dan development research di 10 Sekolah yang ada kendala penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati, sedangkan peneliti hanya meneliti 1 sekolah yang tidak terkendala dalam kegiatan mengamati. Adapun penelitian yang dilakukan Dina Amalia, penelitian yang dilakukan terbatas dalam hal pembelajaran yang masih pada kegiatan membaca buku, melihat tayangan, tanya jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas, adapun yang dilakukan peneliti adalah banyak aspek yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di antaranya untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 50 Kajian tentang evaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting mengingat evaluasi merupakan bagian dari manajemen lembaga pendidikan dalam rangka menjaga kualitas pendidikan di sekolah. E. Kerangka Konseptual Faktor yang melatarbelakangi Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Mapel PAI Proses Evaluasi menggumakan evaluasi model Countenance Stake evaluasi model countenance Stake masing-masing 3 komponen program yang dikelompokan menurut antecedent, transaction, dan outcomes atas Pembelajaran PAI pendekatan saintifik (1) RPP, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) hasil belajar. Proses Pendekatan Saintifik Dampak Pembelajaran PAI Sesuai standar Proses permendikbud No 103 tahun 2014 BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian ini melalui pendekatan kualitatif di mana jenis penelitian ini melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, menurut Sudarwan Danim (2002:35) mempunyai ciri-ciri: (a) fokus penelitiannya bersifat kompleks dan luas (b) bermaksud untuk memberi makna atas fenomen secara holistik, dan (c) menempatkan diri peneliti secara aktif dalam seluruh proses penelitian. Adapun model evaluasi yang dilakukan adalah dengan evaluasi Selain itu, menurut Sudarwan Danim (2002:36-37) penelitian kualitatif dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemaknaan dan penemuan (meaning and discovery). dengan menggunakan observasi terstruktur dan tidak terstruktur, interaksi komunikatif, wawancara mendalam (in depth interview), serta peneliti itu sendiri sebagai instrumen. Relevan dengan pendapat sebelumnya, Sudjana dan Ibrahim (2002:197-200) menjelaskan ciri-ciri penelitian kualitatif adalah (a) Sumber data menggunakan lingkungan alamiah; (b) Sifatnya deskriptif analitik yang berarti data yang diperoleh dari penelitian yang disusun di lokasi penelitian dituangkan dalam analisis data dengan memperkaya informasi; (c) Tekanan penelitian pada proses bukan pada hasil; (d) Induktif atau data yang bersifat empiris dianalisis kemudian diambil kesimpulan; (e) mengutamakan makna, artinya makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang dimiliki orang mengenai hidupnya. Sudarman Danim (2002:51) menyatakan, ada lima ciri utama penelitian kualitatif, yaitu (a) mempunyai setting alami sebagai sumber data; (b) Bersifat deskriptif, yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata; (c) menekankan proses dibandingkan hasil; (d) Cenderung menggunakan pendekatan induktif; (e) Memberi tekanan pada makna. Lebih rinci lagi menurut Creswell (2007:37-39) bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam penelitian kualitatif, yakni: Natural setting, researcher as key instrument, multiple sources of data, inductive data analysis, participant;s meaning, emergent design, theoretical lens, interpretive inquirí, and holistic account. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan model evaluasi yang digunakan adalah Coutenance Stake. Model evaluasi Stake merupakan analisis proses evaluasi yang menekankan pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu: (1) persiapan (antecedents) dalam penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran; (2) transaksi adalah pelaksanaan pembelajaran; dan (3) outcome dari program ini yakni hasil belajar peserta didik. Matriks deskripsi berhubungan dengan intens program pembelajaran PAI dan hasil observations dari program ini di sekolah. Matriks judgement 51 52 berhubungan dengan standar atau kriteria dalam hal ini adalah Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pembelajaran dan judgement (pertimbangan) evaluator. Penekanan paling besar pada model ini adalah pendapat bahwa evaluator membuat keputusan tentang program yang sedang dievaluasi. Desain penelitian ini menggunakan model evaluasi countenance yang di kembangkan Stake seperti pada Gambar di bawah ini: Gambar 3.1. Desain Penelitian dengan model Countenance Stake Alur evaluasi model Countenance Stake terdiri dari empat langkah, yaitu langkah awal, mengumpulkan data, analisis logis, dan analis empiris. Setiap langkah dijelaskan sebagai berikut. Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun rasional dari program pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta. Pada bagian ini dikumpulkan data awal tentang program yang telah dilaksanakan oleh guru yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar peserta didik erdasarkan kajian teoretis, dukungan peraturan yang berlaku, serta kondisi nyata sekolah. Tahap pengumpulan data mengenai intens ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang tujuan dari program pembelajaran PAI SMA dan efek yang diharapkan dari program tersebut. Analisis tujuan ini dilakukan pula pada tiga bagian komponen evaluasi yaitu antecedent berupa RPP, transaction (proses) yakni pelaksanaan, dan juga hasil belajar PAI sebagai outcomes dalam program ini. Analisis dilakukan dengan memperhatikan kondisi objektif program 53 tersebut kemudian dilakukan pengolahan data matriks deskripsi, dengan dua konsep yaitu contigency dan congruence. Kedua konsep ini berbeda dalam penggunaannya. Contigency dipergunakan untuk menganalisis data secara vertikal, mencari keterhubungan/keselarasan antara antecedent, transaksi, dan juga outcome. Analsis Contigency ini dilakukan dengan dua cara yaitu keterhubungan secara logika dan keterhubungan secara empirik. Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI yang ada di dalam matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP yang dibuat guru PAI sebagai persyaratan awal dalam program pembelajaran PAI akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Demikian pula mengenai hubungan antara pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar PAI yang diharapkan. Analisis empiris dilakukan untuk mempertimbangkan keterhubungan antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil belajar. Analisis ini berdasarkan data empirik yang diperoleh dilapangan. Selain mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan mengenai congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang direncanakan dengan apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence dilakukan terlebih dahulu dengan cara menyusun standar pengukuran keterlaksanaan program pada semua tahap evaluasi dengan menyusun kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan praktis pada kondisi lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar dengan data hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan (judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga komponen evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi. 2. Fokus Penelitian Fokus penelitian lebih ditekankan kepada, bagaimana evaluasi program pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Di mana evaluasi ini menyangkut kegiatan dalam pembelajaran terkait dengan perencanaan dan pelakasanaan di kelas, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan evaluasi serta solusi yang dapat ditawarkan terhadap masalah yang dihadapi guru, sebelum, pada saat dan setelah evaluasi dilaksanakan. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah; a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru 54 yang dikembangkan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru harus sesuai sistematika RPP yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. Indikatornya penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. b. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai langkahlangkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan kegiatan pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Indikatornya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi digunakan pada pelaksanaan pembelajaran di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan standar proses. Observasi dilakukan oleh observer yakni peneliti dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar kredibilitas observer dapat dipercaya, dengan mempertimbangkan kepala sekolah lebih mengetahui kondisi sekolah. Dokumentasi digunakan untuk melakukan penilaian RPP yang dibuat guru PAI. Penilaian RPP dilakukan dengan cara memberi kor sesuai kuantifikasi ketersediaan RPP yang dimiliki guru dengan menggunakan instrumen penilaian sesesuai dengan standar proses. Di samping itu studi dokumen digunakan untuk data nilai harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang tercantum dalam standar proses pembelajaran Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang terdiri dari standar perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada guru dan kepala sekolah untuk memperoleh data kesiapan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta upaya kepala sekolah dalam melaksanakan supervisinya pada pembelajaran PAI. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan secara deskriptif kualitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis tematik yaitu membandingkan data 55 pada tiga tahapan Stake yaitu: antecedent, transaction dan outcomes pada matriks deskripsi dengan standar yang ada pada matriks pertimbangan, kemudian disimpulkan. Dalam analisis tematik ini ditempuh alur analisis yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data dan kesimpulan verifikasi. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui (1) pengamatan; (2) angket, (3) wawancara mendalam; dan (4) analisis dokumen. Teknik pengamatan yang dipilih adalah pengamatan yang terlibat (participant observer). Alasannya adalah bahwa penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana individu memproses dan mengkonstruksikan makna dalam setiap perilakunya. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang mendalam. Dengan demikian, melalui kegiatan pengamatan terlibat, peneliti dapat dengan mudah membangun komunikasi dengan para pelaku sehingga dapat memahami bagaimana mereka mengkonstruksikan pekerjaannya sebagai seorang guru. Implementasi dari ketiga teknik penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada awal kegiatan direncanakan peneliti berusaha masuk ke dalam dengan mengadakan pendekatan (approach) informan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang umum terlebih dahulu untuk setiap tema yang menjadi fokus penelitian. Dalam setiap wawancara peneliti berupaya agar tidak menyela setiap ucapan para informan, jika terjadi penyelaan, hal itu semata-mata hanya untuk mendapatkan klarifikasi atau dalam rangka menggali keterangan tambahan. Dalam kegiatan ini, di samping keterangan verbal yang diberikan informan, peneliti juga memperhatikan dan mencatat ekspresi wajah mereka. Setelah beberapa pertanyaan dalam kegiatan wawancara, peneliti berupaya agar para informan memegang kendali perbincangan. Konsistensi ungkapan dan ekspresi para informan ini merupakan penampakan diri (self exposure) yang sangat berharga sebagai bahan informasi. Konsistensi penampakan diri ini juga diuji melalui teknik interaksi langsung (face-to face interaction) dan dalam kelompok (collective interaction). Pelaksanaan penelitian Multicase studies yang dilaksanakan, khususnya dalam penelitian kualitatif dengan studi komparasi, maka seperti yang dikatakan Bogdan (2007:70), most qualitative researcher do not do fieldwork at more than one site at a time. They do their fieldwork at for one case an tan move to the next. Dalam penelitian kualitatif studi komparasi yang dilaksanakan maka peneliti melakukan pengumpulan data tidak dalam satu waktu di dua tempat penelitian tetapi dilakukan secara bergantian. Dalam setiap kegiatan wawancara, peneliti menggunakan alat perekam ditambah dengan catatan-catatan untuk mendeskripsikan ekspresi para informan. 56 Hasil rekaman wawancara dan catatan ini kemudian dituangkan ke dalam catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan merupakan pencatatan hal-hal yang pokok dalam penelitian kualitatif, baik yang menyangkut deskripsi orang, tempat, kejadian, kegiatan, pembicaraan, maupun pencatatan refleksi. Selanjutnya dijelaskan bahwa pada dasarnya catatan lapangan terdiri dari dua bentuk, yaitu (1) catatan deskripsi ialah catatan yang menjelaskan kejadian yang sebenarnya baik yang menyangkut interaksi, tempat, maupun hal-hal menarik, dan (2) catatan analitik, yaitu catatan berupa komentar peneliti terhadap sesuatu. Pada saat „tidak ke lapangan‟ peneliti mempelajari dokumen-dokumen yang berasal dari laporan resmi dari kantor pemerintah, laporan dari para pengelola, tulisan dari koran-koran dan majalah setempat. Hasil analisis terhadap dokumendokumen ini kemudian menjadi bahan rujukan jika relevan dengan tema pembicaraan pada kegiatan wawancara berikutnya. 4. Sumber Data Menurut Lexy J. Moleong (2010:157-159), sumber data dalam penelitian kualitatif dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni: (1) kata-kata dan tindakan (informan), (2) sumber tertulis (dokumentasi), dan (3). photo. Masing-masing sumber data tersebut juga digunakan dalam penelitian ini dan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kata-kata dan tindakan (Informan Penelitian) Informan penelitian adalah para guru, pimpinan, pengawas dan konsultan Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Borg dan Gall yang dikutip Moleong (2010:160), yaitu (1) mempunyai pengetahuan atau informasi luas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti (key informant), (2) mempunyai track record yang baik pada bidang yang diteliti; dan (3) pihak-pihak lain yang terkait yang dapat memberikan informasi tambahan. Jika dikaji dari perspektif lain, informan penelitian ini terdiri dari atas: (1) Direktorat Kasi Bidang Kurikulum, (2) Pengawas Agama TK dan SD, (3) Kepala Sekolah, (4) Wakil Kepala Sekolah, (5) Guru Pendidikan Agama Islam berjumlah 5 orang guru. b. Dokumentasi Untuk menambah informasi yang diperlukan, penelitian ini juga menggunakan dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Hal ini sejalan dengan pernyataan Creswell (2007:121) yang menjelaskan bahwa dokumen resmi, pribadi ataupun yang ditulis oleh pihak lain dapat dijadikan sumber informasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan- 57 catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti adalah RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh guru. Peneliti akan menganalisis RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kisi-kisi kesesuaian komponenan sistematika RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1. Kisi-kisi kesesuaian komponen RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Aspek Indentitas Mata Pelajaran Komponen Inti Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Penilaian Mencantumkan lengkap empat komponen, 4 yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu) Mencatumkan tiga komponen identitas Mencantumkan dua komponen identitas Mencantumkan satu komponen identitas Mencantumkan lengkap empat kompetensi 4 inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi inti empat) Mencantumkan tiga komponen inti Mencantumkan dua komponen inti Mencantumkan satu komponen inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada tiga kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada dua kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada satu kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indikator pada empat kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indikator pada tiga kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indikator pada dua kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indikator pada Skor 58 Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan satu kompetensi inti Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumber belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumber belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumber belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumbr belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap kurang dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan 59 sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Kegiatan Inti a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 1 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 b. Menanya c. Mengumpulkan informasi d.Mengasosiasi e. Mengkomunikasikan Kegiatan Penutup Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mengasosiasi Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan enam kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan lima kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 60 Mencantumkan empat kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan satu kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Penilaian, Remedial, dan Mencantumkan teknik penilaian (instrumen Pengayaan penilaian), remedial, dan pengayaan Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Media, Bahan, dan Mencantumkan media, bahan, dan sumber Sumber Belajar belajar Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik Mencantumkan hanya tiga lampiran Mencantumkan hanya dua lampiran Mencantumkan hanya satu lampiran c. Photo Sumber informasi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah photo. Menurut Creswell (2007:22) photo sebagai dokumen dapat dijadikan “nara sumber” sebab photo bukan hanya sekedar gambar, tetapi memiliki makna, seperti dalam konteks apa photo itu diambil, menggambarkan kondisi apa yang sedang terjadi dan siapa yang ada dalam photo tersebut. Dokumen-dokumen, catatan-catatan, serta photo-photo yang terkumpul dijadikan sebagai bahan kajian permulaan dan kemudian diikuti dengan menggali persepsi dan keterangan para informan untuk pendalaman kajian mengenai fokus yang akan diteliti. 5. Teknik Analisis Data Moleong (2013:139) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi sebagai berikut. Setelah itu mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat 61 rangkuman, kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat koding atau pengelolaan data. Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3 komponen penting, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Modul analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif, yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen. Peneliti menggunakan analisis interaktif dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus, yaitu pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data, kemudian data tersebut dikumpulkan berupa field notes/catatan dilapangan yang terdiri dari berbagai disertasi dan refleksi. Kemudian peneliti menyusun peristiwa tersebut reduksi data dan diteruskan dengan penyusunan sajian data yaitu berupa cerita sistematis yang didukung dengan perabot seperti printer dan dokumen yang lainnya. Terdapat tiga tahapan dalam analisis data, yaitu: 1) Reduksi Data (Data Reduction ) Setelah data dikumpulkan, peneliti melakukan seleksi data sesuai dengan fokus penelitian. Data yang kurang relevan atau kurang berhubungan dengan fokus penelitian direduksi agar lebih mudah meringkas dan membuat abstraksi terhadap data mentah, sehingga menjadi jelas. Reduksi data ini merupakan proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data mentah yang muncul dari data catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan hal-hal yang penting, membuang hal-hal yang tidak relevan dengan fokus penelitian agar sistematis dan bermakna. 2) Menyajikan data (Display Data) Penyajian data merupakan proses penyampaian sejumlah informasi yang sudah disusun, yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian data merupakan gambaran sementara keseluruhan dan sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca secara menyeluruh. Pada tahap ini data dapat disajikan dalam bentuk narasi, matriks, grafik dan didiskusikan dengan berbagai pihak dan sumber. Dengan menyajikan data, peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam penelitian baik menyangkut validitas data maupun hal- hal yang kurang dalam penelitian. 3) Membuat Kesimpulan Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi serta mencocokkan kembali pada data atau hasil lapangan atau menelaah dengan sejawat. Kemudian diproses agar menjadi data yang siap disajikan untuk selanjutnya dibuat kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan merupakan suatu 62 konfigurasi yang utuh. Selanjutnya dijelaskan bahwa analisis data ini dilakukan semenjak pengumpulan data, artinya tidak harus menunggu data itu terkumpul semua tetapi dalam waktu proses pengumpulan data pun dapat dilakukan analisis data. Alur analis data dapat digambarkan sebagai berikut: Pengumpulan Data Penyajian Data Simpulan: Verifikasi Reduksi Data Temuan Penelitian Gambar 3.2. Alur Analisis Data Jika merujuk pada kedua pendapat di atas, dibandingkan yang dikemukakan terakhir ini merupakan teknik analisis yang lebih sederhana. Dengan demikian, teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan yang dikemukakan oleh pendapat yang terakhir. Dalam bentuk yang lebih operasional, implementasi dari langkah-langkah analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama: hasil pengumpulan data yang diperoleh dari setiap kegiatan pengamatan terlibat, wawancara, dan analisis dokumen menghasilkan transkrip yang diorganisasikan dalam bentuk file-file yang terpisah sesuai temanya. Kedua, dilanjutkan dengan mengkompilasi dan memilah-milah dalam kategori yang lebih kecil dengan menggabungkan tema yang serupa atau memiliki kemiripan. Ketiga, adalah pemilahan yang lebih lanjut atas sub tema hingga ke sub-sub tema yang terakhir dengan isu spesifik dalam bentuk “struktur pohon” (tree structure) yang relevan untuk masing- masing kategori. Keempat, analisis terhadap masing-masing isu spesifik tersebut untuk menghasilkan deskripsi konseptual dan teoretik bagi data secara keseluruhan. 6. Pengecekan Kredibilitas Data Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, semua data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian dicatat dalam sebuah catatan lapangan. Data/informasi yang terekam pada catatan lapangan belum tentu bersifat bebas nilai. Dengan kata 63 lain, tidak mustahil ekspresi-ekspresi dan ungkapan-ungkapan yang dikemukakan masih bersifat subjektif sehingga diperlukan upaya lain untuk menguji keabsahannya. Keabsahan data/informasi, menurut Goetz dan LeCompte, harus memenuhi dua persyaratan utama, yaitu (1) validitas dan (2) reliabilitas. Lincoln dan Guba menegaskan keabsahan data dalam penelitian kualitatif disebut kepercayaan yang bernilai (trustworthiness) yang di dalamnya terkandung nilai-nilai: (1) nilai kebenaran (truth value); (2) dapat diterapkan (applicability); (3) konsistensi; dan (4) netralitas. Selanjutnya untuk mengoperasionalkan keempat nilai ini, maka setiap data/informasi yang diterima hendaklah mempertimbangkan aspek (a) kredibilitas, untuk memenuhi nilai kebenaran data/informasi yang dikumpulkan; (b) dapat ditransfer (transferability) untuk memenuhi keterterapan data/informasi; (c) tergantung pada informasi lain (dependability) dan (d) dapat ditanyakan pada pihak lain (confirmability). Teknik untuk memelihara aspek kredibilitas ini selama aktivitas penelitian di lapangan dapat dilakukan dengan cara: (a) memperpanjang kegiatan penelitian; (b) melakukan pengamatan secara terus menerus; dan (c) melakukan trianggulasi, baik trianggulasi sumber, metode, dan investigasi. Di samping itu, dapat juga dilakukan dengan cara: (1) komentar rekan sejawat (peer debriefing); (2) analisis kasus negatif (negative case analysis); (3) menambah rujukan yang memadai (referential adequacy); dan (4) pemeriksaan anggota (member check), baik selama proses penelitian, maupun setelah melakukan perumusan. Untuk memelihara transferabilitas dapat dilakukan dengan cara membuat deskripsi yang sebanyak-banyaknya (thick description). Sedangkan untuk menjaga dependabilitas dan konfirmabilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan audit, termasuk audit kesalahan yang diperbuat. Senada dengan pendapat sebelumnya, Owens menegaskan upaya untuk menjaga kredibilitas data dan informasi dapat dilakukan dengan mengikuti enam prosedur, yakni: (1) memperpanjang waktu untuk mendapatkan data; (2) triangulasi; (3) pemeriksaan anggota; (4) referensi lainnya; (5) membuat uraian khusus; dan (6) konsultasi sejawat. Mengacu pada landasan teori di atas, maka pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (a) memperpanjang waktu penelitian; (b) diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing); (c) pemeriksaan anggota; (d) observasi yang terus menerus; dan (e) trianggulasi (dengan sumber dan metode). Pemeriksaan anggota dilakukan dengan mengecek keabsahan informasi pihak-pihak yang membantu peneliti melakukan pengamatan. Observasi yang 64 terus-menerus dilakukan tidak hanya pada saat penelitian, tetapi juga sesudah laporan ini dibuat. Terakhir trianggulasi dilakukan tidak hanya dengan melakukan pemeriksaan silang (cross check) dengan informan atau sumber lain , tetapi juga dengan melakukan metode yang berbeda. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS A. Temuan Lapangan Pada temuan lapangan, penelitian yang dilakukan melalui observasi evaluasi model countenance Stake dan wawancara terhadap sumber data dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. 1. Evaluasi Countenance Stake Analisis data dan pembahasan berdasarkan model evaluasi countenance Stake. Hasil penelitian untuk setiap tahapan evaluasi disajikan pada matriks Countenance Stake pada tabel yang meliputi intens, observasi, standar dan judgment untuk masing-masing 3 komponen program yang dikelompokan dalam tabel menurut antecedent, transaction, dan outcomes. Selanjutnya hal itu dianalisis congruence dan contingency. a. Perencanaan atau Komponen Antecendence Komponen yang dievaluasi pada antecedent ini adalah RPP yang dibuat guru PAI SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Untuk mengetahui apakah guru Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah menyusun RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP yang sudah dibuat oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang pertama dengan materi Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman Kepada Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014. Hasil analisis RPP Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel. 4.1. Tabel 4.1. Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 No Skor Kriteria Skor Penilaian RPP 1 RPP 2 1 70 - 96 Sangat sesuai 2 43 - 69 Sesuai 65 65 3 16 - 42 Tidak sesuai Sumber: Data primer diolah, 17 Mei 2017 Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor. 103 65 66 Tahun 2014. Berikut ini disajikan countenance matrix komponen antecedent pada berikut: Tabel 4.2. Countenance Matrix Komponen Antecedent Description Matrix Intens Observasi RPP yang dibuat Aktualitas guru PAI sesuai ketercapaian dengan standar RPP proses yang dibuat permendikbud No guru 103 tahun 2014 PAI sebanyak 67,7% kategori sesuai, meskipun belum semua guru PAI merencanakan pembelajaran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam standar proses permendikbud No 103 tahun 2014 Judgment Matrix Standar Judgments Komponen RPP Sebagian RPP yang berdasarkan Standar dibuat guru PAI Proses Pembelajaran belum sesuai meliputi:1) Identitas dengan ekolah; 2) Identitas mata Permendikbud No pelajaran; 3) materi 103 tahun 2014 pokok; 4) alokasi waktu; tentang standar 5) tujuan pembelajaran proses. Beberapa yang dirumuskan faktor yang berdasarkan KD; 6) menyebabkan belum kompetensi dasar dan terpenuhinya adalah : indikator pencapaian 1. Pemenahaman kompetensi; 7) materi guru dalam pembelajaran, memuat menyusun RPP, 2. fakta, konsep, prinsip, Guru belum dan prosedur yang memahami relevan; 8) metode sepenuhnya tentang pembelajaran yang Permendikbud No digunakan pendidik guna 103 tahun 2014 mencapai KD yang tentang standar disesuaikan dengan proses. Hal yang karakteristik siswa; 9) perlu dilakukan media pembelajaran guna dalam penanganan membantu proses tersebut adalah; 1. menyampaikan materi Pelatihan pelajaran; 10) sumber penyusunan RPP belajar dapat berupa buku, yang sesuai dengan media cetak dan K13 dan elektronik, alam sekitar, mengikutkan seminar atau sumber belajar lain maupun penataran yang relevan ;11) tentang isi langkah-langkah Permendikbud No pembelajaran dilakukan 103 tahun 2014 melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; 12) penilaian hasil pembelajaran Berdasarkan Tabel 4.2. RPP yang dibuat guru PAI SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 termasuk dalam kategori sesuai 67 (67,7%). Kesesuaian intens dengan observasi, pada matriks deskripsi ditemukan semuanya ada kesesuaian antara ketersediaan RPP yang dibuat guru PAI dengan Standar Proses Pembelajaran, terutama dalam komponen pemilihan sumber belajar pada indikator kesesuaian dengan pendekatan saintifik, dan karakteristik siswa; komponen pemilihan media belajar pada indikator kesesuaian dengan pendekatan saintifik dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga membuat siswa aktif belajar; komponen metode pembelajaran dan skenario pembelajaran pada indikator kegiatan pembelajaran dirancang membuat siswa aktif belajar, sedangkan pada komponen penutup yaitu dalam indikator membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedial, pengayaan, konseling, dan/atau tugas) dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. b. Pelaksanaan Program atau Komponen Transaction Untuk mengetahui apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran pada implementasi pembelajaran peneliti melakukan observasi dikelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2. Observasi dilakukan menggunakan 50 pernyataan dengan empat pilihan jawaban SL (selalu) dengan skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadang-kadang) dengan skor dua, dan TP (tidak pernah) dengan skor satu. Ada tiga kegiatan yang digunakan untuk menilai implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah yang pertama adalah kegiatan guru dan siswa saat : a. Pembukaan pembelajaran, pernyataan termuat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7; b. Kegiatan mengamati guru dan siswa termuat pada nomor 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16; c. Kegiatan guru dan siswa pada saat menanya termuat pada pernyataan nomor 17, 18, 19, 20, 21, 22; d. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengumpulkan informasi termuat pada 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30; e. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengasosiasi termuat pada pernyataan 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38; f. Kegiatan guru dan siswa saat mengkomunikasikan termuat pada 85 nomor 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47; dan g. Kegiatan yang terakhir adalah guru dan siswa saat menutup pelaksanaan pembelajaran termuat pada nomor 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55. 68 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan kurikulum 2013 yang dilakukan dua kali pertemuan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: No Tabel 4.3. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Skor Kriteria Skor Penilaian Observasi Kelas XI MIPA 1 Observasi Kelas XI IIS 2 1 165- 220 Sangat sesuai - - 2 109 - 164 Sesuai 164 158 3 55 - 108 Tidak sesuai - - Sumber: Data primer diolah, 19 Mei 2017 Berdasarkan data di atas, hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai. Komponen yang dievaluasi pada Transaction ini adalah kegiatan pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Tabel 4.4. Countenance Matrix Komponen Antecedent Description Matrix Intens Observasi Guru PAI dapat Aktualitas melaksanakan ketercapaian pembelajaran pelaksanaan sesuai dengan pembelajaran PAI Standar Proses adalah 74,5 % Permendikbud No pada kelas XI 103 tahun 2014 MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2 dengan kategori sesuai. Belum semua guru PAI melaksanakan Judgment Matrix Standar Judgments Pembelajaran PAI Keterlaksanaan dengan menggunakan pembelajaran PAI pendekatan saintifik di SMA Diponegoro anatarnya adalah : 1) 1 Jakarta masih Mengamati (Observing) ada yang belum di mana aktivitas yang sepenuhnya sesuai dilakukan adalah dengan dengan standar Melihat, Membaca, dan proses. Guru PAI Mendengar materi masih perlu pembelajaran. 2) meningkatkan Menanya (Questioning) profesionalismenya Menanya siswa dengan melalui kegiatan Memberi umpan balik, kelompok kerja Mengungkapkan Dialog guru (KKG), 69 pembelajaran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam standar proses permendikbud No 103 tahun 2014 mendalam secara klasikal untuk mengungkap bagaimana siswa menunjukkan sikap: rasa hormat dan kata hatinya berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran. 3) Mengumpulkan informasi (experimenting), siswa mendemosnstrasikan serta membaca sumber lain selain buku teks tentang materi yang diajarkan. 4) Menalar (associating), siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. 5) Mengkomunikasikan (communicating) siswa Menyusun dan menyajikan laporan dalam bentuk tertulis tentang materi yang dipelajari. forum diskusi dan bimbingan dari kepala sekolah. Hal-hal lain tentang pendekatan saintifik, guru dituntut mengeksplore metode pendekatan saintifik dari berbagai macam sumber yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tabel 4.4. menjelaskan bahwa aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai namun belum semuanya tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan pembelajaran yang ada di sekolah dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang ada pada tujuan. Belum tercapainya hingga sangat sesuai ini terdapat pada komponen pendahuluan yakni dalam indikator mengajukan pertanyaan yang menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema, dan mengecek prilaku awal (entry behavior). Demikian halnya dalam kegiatan inti pembelajaran belum 70 semua guru PAI melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, sebagai dampak pengiring hasil pembelajaran (nurturant effect atau suasana kondusif yang tercipta dengan sendirinya (hidden curriculum). Selain itu, ditemukan pula kesulitan guru PAI dalam menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan). Temuan lainnya pada indikator kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, dan kehidupan nyata, mengelola pembahasan materi pembelajaran dan pengalaman belajar dengan tepat, memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta memberikan pertanyaan siswa untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis). Pada kegiatan penutup ditemukan ketidak sesuaian pada indikator melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, serta melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. c. Komponen Outcomes Komponen yang dievaluasi pada outcome ini adalah hasil belajar PAI SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Hasil belajar PAI yang dilakukan, khususnya pada kelas XI MIPA 1 dan kelas XI IIS 2 yaitu dapat dilihat pada tabel yang ditampilkan berikut ini No 1 2 Kelas XI MIPA 1 XI IIS 2 Tabel 4.5. Hasil Belajar PAI KKM Nilai RataRata 75 82 75 85 Kategori Sesuai Sesuai Berikut ini disajikan countenance matriks komponen outcome pada Tabel berikut. Tabel 4.5 menjelaskan bahwa sudah ada kesesuaian antara hasil belajar PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh aktualitas ketercapaian hasil belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian ini adalah pada penentuan proses penilaian. 71 Tabel 4.6. Countenance Matrix Komponen Outcomes Description Matrix Intens Observasi Hasil belajar Aktualitas PAI memenuhi ketercapaian hasil Kriteria belajar PAI adalah Ketuntasan kategori sesuai. Minimal (KKM) Meskipun ditemukan sebesar 75% masih ada siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian, tugas, ujian tengah semester dan ujian akhir semester Judgment Matrix Standar Judgments Nilai siswa pada Hasil belajar siswa ulangan harian, secara rata-rata sudah tugas, memenuhi KKM. ujian tengah Guru PAI seyogyanya semester, ujian lebihmenggunakan akhir semester pendekatan penilaian dan buku rapor otentik (authentic memenuhi KKM assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Belum semua guru menguasai penilaian otentik dan tidak tersedianya dokumen penilaian. Penilaian pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru belum memadukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui proses penilaian otentik. Bahwasannya kesesuaian ketersediaan dokumen pendukung pembelajaran dengan realisasi pelaksanaannya, mencakup: jurnal guru, modul/bahan ajar, LKS, bank soal. Terkait dengan kreativitas siswa ditemukan belum adanya kesesuaian antara perencanaan dengan proses pembelajaran terkait dengan kreativitas siswa. 2. Hasil Temuan Wawancara Wawancara yang dilakukan peneliti kepada para sumber data dilakukan melalui tatap muka dan terdokumentasi melalui alat perekam. Wawancara dilakukan setelah dilakukannya evaluasi untuk meminta pendapat para informan terkait dengan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. a. Persiapan melalui Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013 (RPP) dalam Guru pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah memiliki berbagai macam karakteristik mengajar. Antara guru yang satu denganyang lain tentu memiliki gaya mengajar yang berbeda dan strategi pembelajaran sesuai dengan kreatifitasnya. Menurut pandangan penulis, karakteristik mengajar adalah ciri khas atau bentuk gaya mengajar dari seorang guru yang melekat pada diri orang tersebut. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru 72 mata pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin selaku guru PAI Kelas XI yang mengatakan, bahwa : Hubungan Strategi, Metode dan Teknik sangat erat sekali karena tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Dan juga setiap anak tidak sama pasti berbeda yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu sebagai seorang guru/pendidik harus pandaipandai menggunakan strategi, metode dan teknik yang tepat guna menunjang motivasi belajar siswa Seorang guru dalam pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut secara otomatis guru harus mempunyai perencanaan yang matang sekaligus mendesain strategi dan metode pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peneliti mencoba menelaah salah satu dokumen Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta. Dalam dokumen RPP yang peneliti telaah tersebut memuat Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, 3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, 4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori dan sekaligus memuat Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari : (1) Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir, (2) Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran berIman kepada Hari Akhir. (3) Memahami makna Iman kepada Hari Akhir. (4) Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari Akhir. Kemudian peneliti melacak Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang termaktub pada Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI ternyata peneliti dapati rumusan KI seuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia 73 Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Berarti, redaksi KI dan KD yang dimuat dalam RPP yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta adalah benar-benar sama persis (identik) dengan rumusan KI dan KD yang termaktub dalam permenag Kurikulum Madrasah 2013. Kemudian berpijak pada setiap rumusan KD, guru menindaklanjuti dengan mengembangkan kreatifitasnya untuk menentukan indikator hasil belajar melalui penentuan Kata Kerja Operasional (KKO) yang tepat, skop materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan taraf perkembangan fisik dan psikis para siswa. Dan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti ini, berarti penyusunan RPP tersebut memang sudah sesuai lagi sejalan dengan kurikulum 2013. Hal ini didukung oleh pernyataan bapak Jamaluddin selaku guru PAI Kelas XL, bahwa : Penyusunan RPP ini saya susun berdasarkan kurikulum 2013. Termasuk dari pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran danmodel pembelajaran. Maka dari itu sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik dengan harapan siswa dapat menerima hasil yang maksimal. Sejalan dengan pendapat di atas, ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI kelas X menyatakan: Ketika saya menyusun RPP yang berbasiskan pada Kurikulum 2013 saya juga harus memperhatikan bagiman cara penyampaian materi yang ada pada RPP tersebutm hmm….artinya bahwa melalui cara menyampaikan materi pelajaran tentunya akan memudahkan guru dalam pembelajaran, pun siswa akan mudah menangkap materi tersebut. Dua pernyataan diatas menunjukkan bahwa pada lembaga pendidikan tidak bisa lepas dari peran guru dan tanggung jawab seorang guru. Peran dari seorang guru penting sekali untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus paham betul peran dari posisinya. Tugas seorang guru adalah mengajar, sedangkan siswa belajar. Antara keduanya saling berkaitan dalam proses pendidikan dengan semangat siswa yang tinggi akan saling berkaitan dalam proses pendidikan dengan semangat siswa yang tinggi akan tercipta pembelajaran yang aktifinteraktif demi penciptakan interaksi-edukatif. Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang guru lakukan adalah melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog 74 ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Pada saat dimulai pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan salam, berdoa bersama, guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan peralatan belajar, guru memberi pengantar. Dalam penggunaan media, guru menggunakan buku paket PAI dan LKS. Lalu setelah itu guru memulai proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sebagai permulaan lalu diteruskan tanya jawab dan diskusi. Hal ini sesuai dengan penuturan oleh bapak Jamaluddin selaku guru pengampu mata pelajaran PAI, bahwa : Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang saya lakukan adalah melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran di kelas berdasarkan hasil observasi, guru melaksanakan perencanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Selain itu pendidik sebelum mengajar terlebih dahulu mempelajari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan matang sehingga nantinya proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI Kelas X, bahwa : Namanya juga guru mas.., ya saya itu tetap belajar kalau saya tidak belajar terus apa nantinya yang saya akan berikan kepada siswa ?. Sebelum mengajar malamnya saya mempelajari RPP nya,melihat materinya, media, metode dan tugas-tugas siswa. Dengan harapan nanti dalam pembelajaran siswa bisa belajar dengan efektif dan sesuai dengan harapan Beliau menambahkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran selain menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan, guru harus siap dalam psikisnya, menjaga kestabilan emosinya sehingga dalam pembelajaran bisa menyampaikan materi dengan efektif dan efisien. Menurut beliau, guru harus mempersiapkan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan serta mempersiapkan strategi alternatif jika kondisi pembelajaran tidak sesuai dengan RPP. Terkadang pembelajaran bisa sesuai dengan perencanaan akan tetapi adakalanya tidak sesuai dengan pembelajaran. Hal ini karena situasi dan kondisi sehingga beliau menggunakan strategi baru yang dalam penerapannya efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Ditambahkan lagi ibu Tutik Alawiyah menyatakan bahwa : 75 Kadang pembelajaran sesuai dengan perencanaan akan tetapi adakalanya tidak sesuai, hal ini karena situasi dan kondisi sehingga saya menggunakan strategi baru sampai-sampai saya belum menemukan nama strateginya Melihat pernyataan di atas, setiap guru dituntut berkompeten dalam merencanakan pembelajaran, yakin dengan menemukan strategi baru yang dalam pemaparannya efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Perangkat pembelajaran menyebutkan beberapa metode diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi. Media yang digunakan diantaranya audio visual, papan tulis, lingkungan. Sedangkan sumber yang digunakan yaitu buku LKS, buku paket, buku yang relevan, perpustakaan. Strategi yang digunakan adalah menggunakan pendekatan saintifik melalui active learning, think pair share, ceramah dan information research. Ibu Hanny selaku bahwa : kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta menjelaskan, Seorang guru wajib hukumnya untuk membuat perencanaan pembelajaran. Mengingat keberhasilan pendidikan adalah di tangan guru, dengan perangkat pembelajaran yang baik harapan pembelajaran nantinya sesuai dengan tujuan, disamping guru harus mengembangkan kompetensinya sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan hal di atas seorang guru, tentunya memiliki kekurangan dalam mengajar. Maka dari itu untuk menyempurnakan pembelajaran perlu adanya berbagai perencanaan yang sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun selama ini perencanaan yang dilakukan guru PAI dalam pembelajaran terlihat sudah sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Salah seorang siswa kelas XI IIS 2Yuki Zabrina menyatakan bahwa: Guru-guru PAI di sekolah ini kelihatannya selalu mempersiapkan pembelajaran dengan serius, setiap awal pembelajaran beliau-beliay menyampaikan rencana yang akan diajarkan ke siswa baik secara langsung maupun tak langsung Pernyataan siswa tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PAI dengan mengimplementasikan Kurikulum 2013, para guru sudah membuat perencanaan pembelajaran dengan baik. Adapun terkait dengan kesempurnaan keterlaksanaan pembelajaran sesuai atau tidak dalam komponen RPP maka tergantung dari kesiapan guru dalam mengajar. 76 RPP sangat penting sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP dalam Kurikulum 2013 tentunya memandang berbagai aspek dalam target pencapaian, baik tercapainya materi pembelajaran PAI oleh guru maupun tercapainya hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Hasil pembelajaran siswa tersebut menjadi tolak ukur ketercapaian kualitas pendidikan di sekolah. b. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum 2013 Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah dari guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan strategi yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin mengatakan, bahwa : Karena di sekolah ini telah menggunakan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswanya berpikir secara saintifik maka pendekatan pembelajarannya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa (student oriented approach). Maka dari itu strategi yang saya gunakan ketika pembelajaran di kelas adalah strategi pembelajaran inquiry/discovery learning. Dan untuk metode yang relevan dengan strategi ini adalah metode diskusi, eksperimen dan tanya jawab. Sedangkan untuk model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran yang variatif seperti kooperatif, think pair and share. Alasan saya menggunakan strategi ini adalah pertama, menyesuaikan dengan kurikulum 2013 dan supaya siswa mampu mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial rasa ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik, kedua, mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di madrasah dan masyarakat, ketiga, karena tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir serta pendalaman dan perluasan materi, keempat, jika masih menggunakan strategi satu arah guru ke murid, anak 50% masih belum bisa menyerap materi tersebut dan yang kelima, siswa mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah 77 ke masyarakat belajar. dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber Sesuai dengan pernyataan bapak Jamaluddin, maka dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan dalam pembelajaran PAI adalah strategi pembelajaran inquiry/discovery learning. Karena di sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013, yang mana pada kurikulum tersebut, siswa dituntut untuk berpikir secara saintifik. Dan pada strategi pembelajaran inquiry menekankan supaya siswa dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang ditanyakan, artinya strategi ini menempatkan siswa sebagai objek belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Pendekatan yang berpusat pada siswa, pada prinsip ini menekankan bahwa siswa yang belajar adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar. Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan penuturan ibu Hanny Atie Sumarni selaku kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta, bahwa : Prinsip pendekatan yang berpusat pada siswa adalah bahwa siswa yang belajar adalah makhluk individu dan makhluk sebagai makhluk individu, setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar. Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran juga harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk membangun hubungan baik dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikondisikan untuk memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, pendidik dan masyarakat. Berkaitan dengan ini, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat bantu pembelajaran, bahan ajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pembelajaran juga harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk membangun hubungan baik dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikondisikan untuk memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, pendidik dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat, bekerjasama, dan solidaritas. Untuk itu kegiatan pembelajaran dapat dirancang dengan strategi diskusi, kunjungan ke tempat-tempat yatim piatu, ataupun pembuatan laporan secara berkelompok. 78 Pendidik harus memahami bahwasanya setiap siswa memiliki tingkat keragaman yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran perlu didesain agar masing-masing siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dengan memberikan kesempatan dan kebebasan secara konstruktif. Ini merupakan bagian dari pengembangan kreativitas siswa. Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran tersebut dari awal sampai akhir sebagaimana observasi sebelumnya. Pada kegiatan awal di kelas guru memberi salam kepada siswa dan siswa membalas salam dari guru. Setelah itu siswa berdoa bersama-sama untuk mengawali proses pembelajaran lalu guru mengabsen siswa dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi, tempat duduk dan kebersihan kelas. Lalu setelah itu siswa menyimak penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai pada materi yang akan disampaikan. Kemudian masuk ke kegiatan inti, dimulai dari pengamatan. Di sini siswa mengamati gambar yang ada di buku paket LKS mereka kemudian siswa mengemukakan hasil pengamatan terhadap gambar yang ada lalu guru mengarahkan pengamatan siswa dan memberi penguatan terhadap hasil pengamatan siswa. Kemudian masuk ke kegiatan menanya, di sini guru memotivasi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi lalu melalui think pair share, siswa mengajukan pertanyaan tentang apa yang diamati kepada teman ataupun kepada guru. Kemudian lanjut ke kegiatan mengumpulkan data, melalui searching information guru meminta siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut lalu guru meminta siswa untuk mencatat jawabanjawaban berdasarkan referensi. Kemudian lanjut ke kegiatan mengasosiasi, guru membuat 4 kelompok besar yang beranggotakan 9 orang, dari tiap kelompok kemudian dibentuk 3 kelompok kecil untuk membahas dan mendiskusikan materi yang telah disampaikan oleh guru. Lalu yang terakhir kegiatan mengkomunikasikan, guru meminta perkelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan lalu setelah itu siswa melaporkan kesimpulan hasil presentasi dalam bentuk tulisan pada guru. Yang terakhir kegiatan penutup, siswa merefleksi pembelajaran dan menyimak kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas-tugas individu yang diberikan guru. Lalu guru menyampaikan tema materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang dan guru mengingatkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pembelajaran dengan doa penutup Secara subtansial, mata pelajaran PAI memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi siswa untuk mengenal, memahami, menghayati PAI yang mengandung nilainilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih 79 kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian siswa sesuai dengan indikator yang terdapat pada RPP tersebut. Hal ini sesuai dengan peryataan bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa : Di dalam setiap indikator RPP tersebut disebutkan bahwa siswa mampu menjelaskan, memahami dan menerapkan apa yang ada pada materi tersebut. Maka dari itu manfaat dari mempelajari PAI antara lain yang pertama membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai norma Islam yang dibangun Rasulullah dalam rangka mengajarkan Islam, kedua melatih daya kritis siswa untuk memahami aqidah secara benar, ketiga mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ilmu-ilmu agama yang terkait tauhid, fiqih, akhlak dan lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jamaluddin tersebut, dapat dipahami bahwa pentingnya mempelajari Pendidikan Agama Islam sebagai pijakan untuk menjalani kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Selain itu peneliti mengamati ketika pembelajaran di kelas, guru berpakaian rapi dan menjelaskan dengan suara lantang dan penuh semangat sehingga siswa memperhatikan dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Strategi guru dalam mengajar berkembang sesuai dengan zaman. Tidak hanya menggunakan metode yang lama akan tetapi harus lebih dikembangkan dan sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini. Dalam pandangan Ibu Tutik Alawiyah selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa : Memang untuk pelajaran agama sebagian besar metode yang sering digunakan guru adalah ceramah makanya siswa sering merasa jenuh pada saat pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pandangan siswa yang kosong, mengantuk dan bermain sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan cara guru mengatur strategi untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jadi jangan sampai siswa diam, guru dituntut mampu menggunakan gaya mengajar yang bervariasi misalnya dengan memberikan penjelasan berupa contoh-contoh yang disesuaikan dengan kenyataan atau kejadian yang sedang terjadi, sehingga minat siswa 80 akan bertambah akan muncul sikap tanggap dari mereka serta memberikan sedikit hiburan dengan lelucon tetapi mengenang terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berguna untuk mencegah dan mengatasi gangguan-gangguan pada siswa yang nantinya membuat kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan harapan. Seorang guru harus pandai-pandai dalam memilih metode yang tepat guna mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah memang metode yang paling mudah dalam pembelajaran tetapi yang perlu diingat bahwa metode tersebut bukan tanpa hambatan karena banyak siswa yang merasa bosan dan mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Untuk media LCD memang sudah sebagai penunjang pembelajaran. Media yang masih bersinggungan langsung dengan pembelajaran PAI adalah media cetak. Misalnya buku paket PAI, LKS, dan sarana pendukung lain yang mendukung materi pelajaran. Sedangkan sarana tulisnya menggunakan papan tulis dan kapur. Selain itu upaya ibu Hanny Atie Sumarni selaku Kepala Sekolah untuk mengembangkan potensi guru-guru di SMA Diponegoro 1 Jakarta di antaranya adalah mengembangkan SDM, mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini punya semboyan selalu berinovasi untuk meraih kesuksesan, sesuai yang dituturkan oleh beliau bahwa : Yang saya lakukan untuk mengembangkan potensi guru-guru di SMA Diponegoro 1 Jakarta antara lain dengan mengembangkan SDM, mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini punya semboyan selalu berinovasi untuk meraih kesuksesan, selalu mengikutsertakan tenaga guru workshop, seminar dan selalu menjaga ketika KBM siswa tidak dibiarkan jam kosong dan melayani anak-anak sebisa mungkin. Selain itu, peneliti mengamati lagi ketika pembelajaran di kelas menggunakan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning terlihat banyak siswa yang aktif di dalam kelas. Mereka yang dulunya pasif menjadi aktif dan pola pembelajaran yang dulunya satu arah (interaksi guru-peserta didik), menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat lingkungan alam, sumber/media lainnya Sebagaimana penuturan Ansa Widiani salah satu siswa kelas XI MIPA 1, bahwa: Menurut saya, beliau (bapak Jamaluddin) ketika menjelaskan materi pelajaran sangat mudah dipahami dan disiplin dalam pemberian tugas. Dan dalam pembelajaran sebelum memberi pelajaran beliau membahas terlebih dahulu dan menerangkan yang tidak dipahami oleh siswa 81 Dengan taktik pembelajaran yang santai namun bersemangat untuk mengajar dari guru, membuat siswa pun termotivasi dalam belajar, kelas terkesan tidak menegangkan karena siswa dapat belajar dengan nyaman dan muncul perasaan yang saling menyenangi dan guru dengan siswa di dalam kelas yang menimbulkan suatu situasi dan kondisi belajar yang kondusif sehingga guru dapat menyampaikan bahan pelajaran. c. Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum 2013 Setelah perencanaan dan pelaksanaan strategi guru dalam pembelajaran, rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, guru dapat menentukan efektifitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang guru dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar berkaitan dengan proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan guru dan siswa. Seorang guru tidak bisa mengabaikan evaluasi dalam pendidikan, sekalipun seni, cara dan teknik pelaksanaannya bergantung pada guru masing-masing. Tetapi yang perlu diingat agar evaluasi yang dilakukan tidak menjadi suatu hal yang menakutkan bagi siswa dan memberikan masukan pada proses pembelajaran berikutnya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa : Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dan setiap guru juga memiliki cara tersendiri untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Saya mengevaluasi hasil belajar siswa yaitu setiap kali pertemuan sesudah penyampaian materi pembelajaran saya memberikan pertanyaan, terkadang lisan ataupun tulis. Ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah saya sampaikan dengan menggunakan metode yang berbeda tiap pertemuan, tetapi jika hasilnya siswa kurang baik maka saya membuat strategi baru untuk penyampaian berikutnya. Sejalan dengan pendapat bapak Jamaluddin, ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI menyatakan : Namanya kegiatan pembelajaran harus dilakukan evaluai…nah evaluasi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kalau saya sih bukan hanya di akhir pembelajaran dalam melakukan evaluasi tapi di awal mau mulai 82 pelajaran saya juga melakukan evaluasi, tujuannya untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan Dari pernyataan bapak Jamaluddin dan ibu Tuti Alawiyah, evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan, karena bagi guru evaluasi dapat menentukan efektifitas kinerjanya selama ini. Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena, memang melalui kegiatan evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi mestinya dipandang sebagai sesuatu yang wajar yakni sebagai suatu bagian dari suatu proses kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan oleh siswa sebab dengan evaluasi siswa tahu tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukannya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi pelaksanaan strategi guru yaitu yang pertama dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa, baik pertanyaan lisan maupun pertanyaan dalam bentuk tulisan. Pertanyaan yang diajukan bersumber dari materi yang disampaikan sebelumnya, untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Kedua, jika pertanyaan yang diajukan guru belum dapat dijawab oleh siswa, maka guru perlu mengulangi kembali bagian materi yang belum dikuasai siswa sampai betul-betul mengerti dan paham. Ketiga untuk menambah pengetahuan siswa, guru dapat memberikan pekerjaan rumah (PR) yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan. Keempat, seorang guru harus mengingatkan siswa waktu pendidikan atau pelajaran yang akan dipelajari berikutnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari serta tugas yang perlu disiapkan untuk pertemuan berikutnya B. Analisis Atas Temuan Lapangan 1. Analisis Kerangka Konseptual a. Faktor yang Melatarbelakangi Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut. Upaya penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi 83 dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Para siswa dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi. Dalam rumusan kurikulum baru : (1) Perubahan yang mempengaruhi pola pikir yaitu pebelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. (2) Lintasan yang berbeda untuk proses pembentukan tiap kompetensi. (3) Ketrampilan ditekankan pada ketrampilan berpikir menuju terbentuknya kreatifitas, kemampuan psikomotorik adalah penunjang ketrampilan. (4) Pembelajaran melalui pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. (5) Model pembelajaran meliputi Discovery Learning, Project Based Learning, Collaborative Learning b. Proses Evaluasi Menggunakan Evaluasi Countenance Stake Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI yang ada di dalam matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP yang dibuat guru PAI sebagai persyaratan awal dalam program pembelajaran PAI akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Demikian pula mengenai hubungan antara pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar PAI yang diharapkan. Analisis empiris dilakukan untuk mempertimbangkan keterhubungan antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil belajar. Analisis ini berdasarkan data empirik yang diperoleh di lapangan. Selain mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan mengenai congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang direncanakan dengan apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence dilakukan terlebih dahulu dengan cara menyusun standar pengukuran keterlaksanaan program pada semua tahap evaluasi dengan menyusun kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan praktis pada kondisi 84 lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar dengan data hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan (judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga komponen evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi. c. Dampak dari Evaluasi Dari hasil temuan penelitian, Model evaluasi Stake dapat membawa dampak yang cukup besar dalam penilaian, dan merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Dalam model ini, evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara satu program dengan program lain yang dianggap standar. Hasil positif yang diperoleh di antaranya adalah guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat, kemampuan, pengalaman,dan lain sebagainya dari peserta didik 2. Analisis Evaluasi Countenance Stake Perencanaan Pembelajaran (RPP) dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pelaksanaan a. Komponen Antecendence Data yang sudah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang sudah dibuat oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. RPP pertama dengan materi Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman Kepada Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014. Komponen yang terdapat pada Kurikulum 2013 adalah identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, media, bahan dan sumber belajar (Permendikbud, Nomor 103 Tahun 2014). Berdasarkan hasil analisis, dapat dijelaskan bahwa skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar sesuai dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014. Dilihat dari RPP 1 pada materi Beriman kepada Hari Akhir dan RPP 2 pada materi Beriman Kepada Qadha dan Qadar, memiliki skor yang sama pada masingmasing aspek. Pada aspek identitas mata pelajaran diberi skor 4, artinya guru 85 mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajaran (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu). Pada aspek kompetensi inti, guru sudah mencantumkan pada setiap RPP. Pada aspek kompetensi dasar memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat kompetensi inti. Pada aspek indikator memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan minimal dua indikator pada empat kompetensi inti. Pada aspek materi pembelajaran memiliki skor 1, artinya guru mencantumkan materi belajar hanya satu dari empat atau lebih sumber belajar yaitu Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, serta tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari. Pada aspek kegiatan pembelajaran memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan. Sebagaimana menurut Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, (2013:15) langkahlangkah pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan awal dari pembelajaran yang akan dimulai. Setiap guru wajib melaksanakan setiap langkah yang ada pada poin kegiatan pendahuluan. Pada umumnya di setiap RPP, melaksanakan langkah kegiatan yang sama karena hal ini biasa dilakukan oleh guru sebelum mulai pembelajaran. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:281-282), dalam setiap kegiatan pendahuluan, terdapat empat kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru, yaitu orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian acuan. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:283), kegiatan inti yang pertama dalam langkah pembelajaran saintifik adalah mengamati. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara yang digunakan guru menurut RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan materi, mengamati gambar atau tayangan tentang materi, dan menyimak penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru agar dapat berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran tentang pelaksanaannya akan dijelaskan pada poin berikutnya di dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:285) kegiatan penutup perlu dilakukan untuk memantapkan penguasaan pengetahuan siswa dengan mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersama-sama materi pembelajaran. Agar siswa dapat menangkap poin penting yang harus diingat dan dihafal untuk pembelajaran selanjutnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi belum tercapainya hingga sangat sesuai capaian tersebut dikarenakan latar belakang guru PAI. Para guru masih ada yang belum memiliki kualifikasi bidang Pendidikan Agama Islam melainkan dari 86 jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Manajemen Dakwah dan Hukum Ekonomi Syariah sehingga dalam merencanakan pembelajaran PAI mengalami kesulitan. Hal ini yang menyebabkan guru kurang kreatif dalam memilih sumber dan media belajar yang berkesesuaian dengan pendekatan saintifik sehingga pembelajaran dirancang tidak dapat membuat siswa aktif bahkan siswa enggan untuk mengemukakan pertanyaan yang kritis. Dengan demikian, guru PAI diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan guru utama untuk mengawali pengalamannya dari merancang pembelajaran, praktik mengajar dan merefleksikannya, serta belajar bagaimana membelajarkan siswa dengan beragam kepentingan dan pengalaman dalam memahami ide-ide ilmiah. b. Komponen Transaction Aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai namun belum semuanya tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan pembelajaran yang ada di sekolah dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang ada pada tujuan. Pada aspek kegiatan pendahuluan memiliki skor 5, artinya guru mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014. Pada aspek kegiatan inti kategori mengamati memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014, pada kategori menanya memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014, pada kategori mengumpulkan informasi memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014, pada kategori mengasosiasi memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014, dan pada kategori mengkomunikasikan memiliki skor, artinya guru tidak mencantumkan keduanya. Pada aspek kegiatan penutup memiliki skor 4, artinya guru hanya mencantumkan empat kegiatan penutup yang sesuai permendikbud no 103 tahun 2014. Pada aspek penilaian, remedial dan pengayaan memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan satu penilaian. Pada aspek media, bahan dan sumber belajar memiliki skor 3, artinya guru mencantumkan hanya dua, yaitu media dan sumber belajar. Pada aspek yang terakhir yaitu lampiran-lampiran memiliki skor 2, artinya guru mencantumkan hanya dua lampiran, yaitu rubrik dan teknik penilaian Berdasarkan hasil skor RPP yang disusun oleh guru Pendidikan Agama Islam kelas XI penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dapat dikatakan sesuai dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014. RPP yang disusun oleh guru dapat 87 dikatakan sesuai karena sudah memenuhi komponen meskipun belum 100% masih ada komponen yang tidak di susun secara lengkap dan tepat sesuai yang dicantumkan pada permendikbud no 103 tahun 2014. Meskipun sudah masuk kategori sesuai namun masih ada kelemahan pelaksanaan pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru serta faktor-faktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar. RPP yang dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan kemampuan guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi pembelajaran, serta guru sulit dalam mengelola waktu. Hal ini berdampak pada cara mengajar guru yang selalu hanya membentuk budaya menghapal dibanding dengan membentuk pola berpikir kritis anak. Padahal pelaksanaan pembelajaran PAI dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman konseptual dan kemampuan untuk menyelidiki (membuat pertanyaan, menjawab pertanyaanpertanyaan ilmiah), dapat berkomunikasi dan membenarkan temuan, produknya diperlukan untuk membangun warga negara yang produktif. Terkait dengan kondisi keterbatasan kemampuan guru dalam strategi pembelajaran merupakan masalah sumber daya sekolah yang, menurut Naisbitt yang dikutip Usep Supriyatna (2016:320) menegaskan bahwa“Education and traning must be a major priority, they are the keys to maintaining competitiveness”. Sumber daya manusia yang berkualitas, dengan pegangan norma dan nilai yang kuat, kinerja dan disiplin tinggi yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Sebaliknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas, lemah dalam pegangan norma dan nilai, rendah disiplin dan kinerja yang dihasilkan oleh pendidikan yang kurang berkualitas dapat merupakan pangkal dari permasalahan yang dihadapi. Adapun berkaitan dengan kreativitas mengajar guru, menurut Abdullah (2016:61) guru juga dituntut lebih kreatif dalam mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan siswa, dan guru diharapkan untuk memiliki catatan sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiiki siswa selama dalam proses pembelajaran. c. Komponen Outcome Hasil belajar siswa rata-rata sudah memenuhi KKM meskipun masih ada siswa yang belum memenuhi KKM. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian hasil belajar siswa pada kategori sesuai. Contingency, keterhubungan antara antecedent dengan transaction, transaction dengan outcome dan antecedent, transaction dan outcomes, baik pada intens dan observation, semua hasil evaluasi dalam kategori sesuai. Hal ini sesuai dengan fenomena hasil observasi bahwa masih ada sebagian guru PAI yang belum memahami cara menyusun RPP yang baik serta melaksanakan 88 pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang dibuat. Sebagian guru PAI masih melakukan “copy paste“ RPP dan ini terkadang berdampak pada tidak berhasilnya pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat contingency antara perencanaan, pelaksanaan dengan hasil belajar PAI. RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran di kelas belum optimal. Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses. Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan pertanyaan yang menantang dalam kelas. Jika guru dapat menyusun RPP yang baik maka pelaksanaan pembelajaran di kelas baik pula sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang baik. Secara umum hasil belajar PAI dalam kategori sesuai KKM yang menggambarkan RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAI sepenuhnya sesuai dengan standar proses pembelajaran namun masih ada siswa yang belum memenuhi KKM. Selanjutnya berkaitan dengan penilaian otentik yang masih belum dikuasai sepenuhnya oleh para guru, tidak sepenuhnya disalahkan pada guru. Masalah umum yang terjadi menurut Abdullah (2016:61) : Implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak terdapat kendala, mulai dari kesiapan madrasah, baik sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa yang belum didistribusikan ke madrasah, beban mengajar guru yang terlalu banyak. Sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit, yang dikenal dengan penilaian autentik Penilaian autentik menjadi salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013. Kunandar mengungkapkan bahwa melalui Kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru harus menerapkan penilaian autentik dalam setiap proses pembelajaran. Kunandar (2014:35) juga mengungkapkan bahwa penilaian bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Guru dapat melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan melalui kegiatan penilaian. Imas Kurinasih dan Berlin Sani (2014:48) juga menjelaskan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 89 Selanjutnya dalam penilaian autentik selain memiliki beberapa keunggulan penilaian autentik juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun keunggulan dan kelemahan dalam penilaian autentik tersebut akan dijabarkan oleh Ismet Basuki dan Hariyanto (2014:175): 3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum 2013 Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran. Dengan kata lain adalah pembelajaran yang berbasis keilmuan. Kegiatan pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah kegiatan pembuka, lima proses pengalaman belajar yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan 90 keterampilan menggunakan pengetahuan siswa melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung siswa melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran pada kelas XI MIPA 1 memiliki skor 164 dengan kriteria S (sesuai). Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkahlangkah pembelajaran memiliki skor 158 dengan kriteria S (sesuai). Hasil tersebut membuktikan bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah sesuai dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran. Untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan strategi yang telah dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evaluasi. Kegiatan belajar yang melibatkan tujuh indikator proses mengajar, yaitu kegiatan pembuka, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, mengkomunikasikan dan kegiatan penutup. Peneliti melakukan observasi setiap minggunya satu kali pertemuan pada kelas XI MIPA 1 dan satu kali pertemuan pada kelas XI IIS 2, dan total keseluruhan peneliti melakukan observasi dua kali pertemuan. Observasi dilakukan menggunakan 55 pernyataan dengan empat pilihan jawaban SL (selalu) dengan skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadangkadang) dengan skor dua, dan TP (tidak pernah) dengan skor satu. Berdasarkan hasil observasi 1 yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai pada interval antara 109-164. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai pada interval antara 109-164. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan menerapkan kurikulum 2013 berdasarkan dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014. Hasil tersebut didukung dan hasil masingmasing indikator. a. Kegiatan Pedahuluan Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2. Guru sering menyampaikan terlebih dahulu kompetensi pembelajaran yang akan dicapai secara lisan. Pada saat observasi materi yang akan diajarkan adalah mengenai Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar. 91 Selain itu guru juga sering menyampaikan manfaat pembelajaran dan mengaitkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dengan yang akan dipelajari. Guru selalu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga membuat siswa belajar dengan semangat tanpa ada rasa tegang. b. Kegiatan Mengamati Kegiatan inti yang pertama dalam langkah pembelajaran saintifik adalah mengamati. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara yang digunakan guru menurut RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan materi, mengamati gambar atau tayangan tentang materi, dan menyimak penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru agar dapat berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran tentang pelaksanaannya akan dijelaskan pada poin berikutnya di dalam pelaksanaan pembelajaran Pada kegiatan mengamati guru memberikan sebuah kasus yang berhubungan Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dan menjelaskan secara detail sambil terkadang memberikan pertanyaan kepada siswa agar ikut aktif dalam mengamati materi pada kasus tersebut. Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk dijadikan referensi, tetapi guru juga sering meminta siswa untuk aktif mencari informasi dari sumber lain. Dengan memberikan arahan untuk mencari sumber informasi lain, guru juga sering meminta siswa untuk melakukan pengamatan sendiri. Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 siswa sering mengikuti instruksi guru untuk mencari informasi dari sumber lain. Jika guru memberikan tugas, siswa sering melakukan pengamatan sesuai intruksi guru dan mencatat hasil pengamatan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 siswa kadang-kadang tidak mengikuti intruksi guru untuk mencari dan mengamati informasi dari sumber lain. Tetapi jika mendapatkan tugas dari guru, siswa sering melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. c. Kegiatan Menanya Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti 92 menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru Kegiatan menanya, dalam RPP ini dilaksanakan setelah kegiatan mengamati selesai. Guru telah menjelaskan materi pada kegiatan mengamati dan siswa menyimak apa yang guru paparkan, setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanyajawab antara guru dan siswa, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang baru saja dijelaskan. Setiap siswa dipersilahkan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Kegiatan dilanjutkan dengan proses ketiga yaitu mencari data dan informasi tentang materi ajar dari berbagai sumber. Guru biasanya mengizinkan siswa untuk mengakses internet guna mencari informasi yang lebih dalam sehingga tidak terpaku pada buku paket yang ada Pada kegiatan menanya guru kadang-kadang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat daftar pertanyaan. Tetapi guru sering memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan informasi atau materi yang belum dipahami dengan cara berdiskusi terlebih dahulu dengan teman lain. Guru selalu menjawab pertanyaan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Dari hasil yang diteliti pada kelas XI MIPA 1 siswa termasuk sering aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Namun berbeda dengan siswa kelas XI IIS 2, dari hasil observasi siswa kadang-kadang atau kurang aktif bertanya kepada guru jika ada materi yang kurang dipahami. Hal itu dapat dilihat ketika guru memberikan pertanyaan mengenai materi ada yang masing belum bisa menjawab. d. Kegiatan Mengumpulkan Informasi Pada kegiatan ini guru sering memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengumpulkan materi yang sedang dibahas sebagai bahan tugas atau penilaian. Guru juga sering mengarahkan bagaimana cara mencari informasi yang relefan. Tetapi guru tidak pernah memberikan tugas untuk mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dari hasil observasi kegiatan mengumpulkan informasi siswa kelas XI MIPA 1 sering mengumpulkan informasi mengenai materi dengan membaca sumber lain dan mengeksplorasi hasil informasi tersebut sesuai dengan intruksi guru. Untuk hasil observasi pada kelas XI IIS 2 siswa sering mengumpulkan informasi sesuai 93 intruksi guru, tetapi kadang-kadang kurang dalam mengeksplorasi dan mencari dari sumber belajar yang lain. e. Kegiatan Mengasosiasi Istilah “mengasosiasi” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah mengasosiasi di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna mengasosiasi atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas mengasosiasi dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalamanpengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau mengasosiasi. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Dalam kegiatan ini guru sering memberikan perintah untuk mengolah informasi dengan berdiskusi bersama teman terlebih dahulu dan memberikan waktu untuk menganalisi hasil dari informasi tersebut. \ Dari hasil observasi kelas XI MIPA 1 dan X IIS 2 siswa sama-sama melakukan semua intruksi guru dalam kegiatan mengasosiasi, seperti mengolah informasi, menganalisis informasi dan menyimpulkan hasil dari informasi yang sudah dikumpulkan. f. Kegiatan Mengkomunikasikan Setelah mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisi, guru sering meminta siswa menyusun laporan secara tertulis dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas. Guru juga sering memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat kepada siswa yang sedang menyampaikan hasil laporan. Guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang telah melaporkan atau menyajikan laporan. Dari hasil observasi kepada siswa kelas XI MIPA 1 dan IIS 2 hasilnya sama yaitu siswa berani menyampaikan hasil laporan didepan kelas tetapi 94 kadang-kadang kurang aktif dalam memberikan pendapat kepada siswa yang sedang menyajikan laporan. g. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru sering mengajak siswa untuk merangkum atau menyimpulkan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Diakhir pelajaran guru selalu menilai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa. Guru juga seringmemberikan tugas sebagai bahan pendalaman materi, tetapi kadang-kadang tidak mengarahkan tugas sebagai bahan remidial. Guru sering mengakhiri pelajaran dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan menutup dengan salam. Kegiatan penutup perlu dilakukan untuk memantapkan penguasaan pengetahuan siswa dengan mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersamasama materi pembelajaran. Agar siswa dapat menangkap poin penting yang harus diingat dan dihafal untuk pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran, biasanya dilakukan dengan menemukan manfaat pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat mengamalkan apa yang telah diajarkan. Dalam RPP tersebut terdapat pemberian reward pada kelompok terbaik, hal ini sangat bagus untuk dilakukan agar siswa semakin semangat dalam belajar dan terus termotivasi untuk selalu berprestasi. Selanjutnya, guru harus menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan mendatang, agar siswa dapat mempersiapkan materi sebelum pembelajaran. Tentu harus ada pemberian tugas dan tindak lanjut, agar siswa senantiasa kembali mempelajari apa yang telah disampaikan di dalam kelas. Untuk menutup pembelajaran, guru membimbing siswa bersama-sama berdoa setelah belajar, agar menjadi pembiasaan bagi siswa untuk selalu berdoa setelah mengerjakan sesuatu. Langkah pembelajaran saintifik sudah terdapat juga pada RPP yang lain di setiap pertemuannya. Hal yang membedakan hanya materi ajar yang dibawakan pada setiap pertemuan pasti berbeda sehingga langkah-langkah saintifik yang ada disesuaikan kegiatannya dengan materi pembahasan. Pada prinsipnya langkah-langkah pembelajaran ini memiliki inti yang sama yaitu mengamati, menanya, mencari informasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Komponen terakhir RPP dalam kurikulum 2013 adalah penilaian hasil pembelajaran. Pada bagian ini harus dituliskan secara jelas jenis/ragam/prosedur/bentuk penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, harus dituliskan juga instrumen penilaian dan kunci jawaban atau pedoman penilaian yang akan digunakan. 95 Menurut Abidin (2014:303-304) penilaian harus mencakup tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan . Adapun strategi kegiatan pembelajaran PAI melalui pendekatan saintifik di mana strategi guru merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan rencana secara menyeluruh dan berjangka panjang, guna mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik. Setiap strategi yang dipilih guru memiliki manfaat yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SMA Diponegoro 1 Jakarta seperti di bawah ini: a. Guru menerapkan empat tahap pekerjaannya secara profesional, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, tindak lanjut. Ini sesuai pernyataan Wina Sanjaya (2009:77), mekanisme model sistem pembelajaran secara umum meliputi : 1) Tahap persiapan; persiapan proses pembelajaran yang menyangkut penyusunan desain (rancangan) kegiatan belajar mengajar yang akan diselenggarakan, di dalamnya meliputi tujuan, metode, media, sumber, evaluasi dan kegiatan belajar siswa. 2) Tahap pelaksanaan; pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan dibuat dinamis oleh guru. 3) Tahap evaluasi; evaluasi merupakan laporan dari proses pembelajaran, khususnya laporan tentang kemajuan dan prestasi belajar siswa. 4) Tahap refleksi; tindaklanjut dalam proses pembelajaran dapat dipilah menjadi dua hal, yakni promosi dan rehabilitasi. Promosi adalah penetapan untuk melangkah dan peningkatan lebih lanjut atas keberhasilan siswa. Rehabilitasi adalah perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran. b. Guru menerapkan pendekatan yang berpusat pada siswa (student oriented approach) dengan semakin mantap terhadap group and individual learning, sambil memastikan diri memperlemah penerapan teacher oriented approach. Ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2009:127) adalah “suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu ”Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu student centered approach (pendekatan yang berpusat pada siswa) dan teacher centered approach (pendekatan yang berpusat pada guru). c. Guru menerapkan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning dengan semakin mantap, sambil memastikan diri memperlemah penerapan exposition/expository learning. 96 Menurut Wina Sanjaya (2009:191) strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Langkah-langkah lainnya dalam pembelajaran PAI melalui pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan : a. Langkah guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang diajarkan Pada kegiatan ini, sebuah objek harus ada untuk dijadikan sebagai bahan pengamatan siswa. Oleh karena itu, guru senantiasa harus memfasilitasi siswa untuk pengamatan ini. Guru menyiapkan objek pengamatan atau benda yang akan diamati dalam pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Kreativitas guru dalam memfasilitasi objek pengamatan untuk siswa sangat ditekankan, agar dapat menarik atau menstimulasi siswa dalam belajar, terutama mengembangkan pemikirannya tentang konsep yang akan diajarkan. Banyak sekali objek yang dapat digunakan guru seperti buku, artikel, gambar, video, benda asli, lingkungan, dll. Objek ini dapat disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas dan kegiatan atau tugas siswa adalah membaca, menyimak, melihat, mendengar, dan kegiatan lainnya. Hal ini terjadi pada pelaksanaan proses pembelajaran yang peneliti amati di sekolah yang menjadi tempat penelitian. Secara keseluruhan, proses pembelajaran yang dilakukan oleh para narasumber telah mencakup kegiatan mengamati objek dengan baik. Dari hasil observasi peneliti, kegiatan mengamati yang dilakukan guru selama proses pembelajaran yang muncul adalah melihat tayangan video, menyimak presentasi kelompok atau penjelasan guru, mengamati power point materi, melihat atau mengamati gambar dan membaca buku. Cara-cara tersebut sesuai dengan kegiatan mengamati pada pembelajaran saintifik. Melalui penayangan video, guru menstimulasi siswa agar mereka mampu membuat persepsi awal terhadap konsep yang akan diajarkan. Sebelum guru menjelaskan materi, siswa akan mencoba menanggapi seputar tayangan video tersebut atau bertanya tentang video tersebut. Dengan begitu, siswa akan mampu membangun konsep awal materi dan menambah rasa ingin tahu tentang materi. Demikian juga dengan melihat atau mengamati gambar, kegiatan ini diharapkan membuat siswa menjadi ingin tahu lebih tentang hubungan antara gambar yang diamati dan materi yang akan dipelajari. Tujuannya agar siswa belajar menanggapi gambar yang nampak dan hubungannya dengan materi, atau siswa dapat 97 mengajukan berbagai pertanyaan tentang gambar, ini menunjukan rasa ingin tahu siswa tinggi. Media lain yang dapat digunakan guru untuk menstimulasi siswa adalah peta konsep, power point, atau buku ajar siswa. Guru dapat menyiapkan media tersebut untuk proses mengamati, sebagaimana yang dilakukan dengan menggunakan media power point. Jika media ini dibuat oleh guru untuk kegiatan mengamati maka tugas siswa adalah menyimak penjelasan guru dan mengamati power point. b. Langkah guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang konsep yang diajarkan Kegiatan guru dalam hal ini adalah mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa, mengarahkan perhatian siswa pada aspek yang belum diketahuinya, membimbing siswa agar dapat mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek, atau membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, ketika proses mengamati dilakukan sebagaimana pendapat Hosnan (2014:49). Sebagaimana pendapat di atas, guru PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta melakukan hal-hal yang sama. Berdasarkan hasil selama observasi peneliti mengikuti pembelajaran, ada beberapa langkah guru dalam menstimulasi siswa untuk bertanya yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu: 1) Tanya-jawab setelah presentasi selesai dilakukan antara siswa dengan siswa atau per kelompok siswa 2) Siswa bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung (pada proses mengamati dan pemaparan materi dari guru) 3) Menstimulasi siswa untuk bertanya dengan reward Guru memfasilitasi siswa agar mereka bebas bertanya melalui presentasi. Dengan presentasi ini, siswa lebih dulu menjelaskan materi.Kemudian guru membuka sesi tanya jawab bagi siswa lain yang menyimak untuk bertanya dan siswa yang berpresentasi menjawabnya sehingga siswa dapat bertanya apapun tentang materi yang belum dipahaminya dan teman yang lain dapat membantu mencari jawabannya. Keaktifan inilah yang diharapkan, pertanyaan dari siswa dan dijawab oleh siswa. Sebuah pembelajaran bagi mereka agar dapat menemukan jawaban sendiri dari setiap pertanyaan yang diajukan dan tanya-jawab tidak berjalan satu arah, tetapi melibatkan semua siswa. Tugas guru adalah menilai proses tanyajawab, menilai penanya, dan mengapresiasi penjawab. Sejauh yang diamati peneliti, guru lebih sering diam, memperhatikan, dan menilai siswa ketika proses ini berlangsung. Sementara siswa sangat aktif dan antusias dalam tanya jawab ini, bahkan tidak jarang terjadi debat dan kegaduhan dalam jalannya kegiatan. Selain itu, 98 guru juga memotivasi siswa untuk bertanya ketika proses mengamati berlangsung atau ketika guru sedang menjelaskan. Dalam setiap proses mengamati, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang objek atau hal lain yang sedang diamati dan belum dipahami. Dengan demikian, guru dapat menjelaskan jawabannya. Guru juga memberi kesempatan pada siswa yang ingin bertanya ditengah pemaparan materi. Hal ini terjadi hanya satu arah, antara siswa dengan guru atau guru dengan siswa. Beberapa guru menstimulasi siswa dengan sistem reward, biasanya siswa akan lebih antusias apabila dimotivasi dengan reward, seperti nilai atau hal lainnya. c. Langkah guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan berbagai informasi terkait konsep yang diajarkan Langkah ketiga pembelajaran saintifik adalah mengumpulkan informasi. Proses ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca buku, memperhatikan fenomena atau objek, mencari data/informasi dari internet, atau melakukan eksperimen seperti yang diungkapkan oleh Hosnan (2014:57). Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yang dikutip oleh M. Hosnan (2014: 57) mencantumkan bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Kegiatan mengumpulkan data dan informasi ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan proses mengamati. Selama siswa mengamati objek, dari sana mereka juga akan memperoleh informasi, misalnya guru menugaskan siswa untuk membaca buku teks dan menggali informasi tentang materi, ini artinya bahwa ketika siswa membaca buku, dengan otomatis mereka akan mendapatkan informasi. Sementara guru dapat kegiatan sebagai berikut (Hosnan, 2014, hal. 57): 1) Guru harus membuat siswa aktif terlibat dalam kegiatan mengamati, dengan membangun suasana belajar yang semangat dan menyenangkan 2) Guru harus menampung semua pendapat siswa dan membimbingnya untuk memperbaiki yang kurang tepat tanpa membuat patah semangat 3) Mengoreksi setelah siswa selesai mengungkapkan pendapatnya dan jangan memotong ketika siswa sedang berbicara 4) Memfasilitasi siswa dengan sumber data dan informasi agar ia dapat mencari secara mandiri Berdasarkan hasil observasi, guru telah memfasilitasi siswa untuk mencari data dan informasi secara mandiri bersamaam dengan proses pengamatan melalui buku dan internet. Sebagian besar cara yang dilakukan guru adalah 99 menugaskan siswa mencari informasi tentang materi pada buku paket dan internet secara berkelompok. Guru memberi subtema materi yang berbeda pada setiap kelompoknya, kemudian ketika mereka ditugaskan untuk mengamati buku bacaan dan membacanya, pada saat itu pula proses pencarian informasi berlangsung. Informasi dan data yang telah diperoleh dapat dibuat dalam beberapa cara, diantaranya dirangkum dengan menuliskan poin-poin penting materi, dibuat dalam bentuk power point untuk dipresentasikan, dibuat dalam bentuk makalah, atau dibuat dalam bentuk peta konsep. d. Langkah guru membimbing siswa untuk membangun argumentasi dari konsep yang diajarkan Langkah keempat adalah kegiatan mengkomunikasikan. Menurut M. Hosnan (2014: 76) kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di depan kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa. Masih dalam pendapat dan sumber yang sama, berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam proses mengkomunikasikan : 1) Siswa membacakan hasil kerja mereka di depan kelas 2) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik presentasi yang dibawakan kelompok lain 3) Setiap anggota kelompok bergiliran membacakan hasil kerja kelompoknya 4) Guru mengarahkan dan memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik 5) Semua siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan mengkomunikasikan ini Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, setiap kegiatan untuk mengimplementasikan proses keempat ini adalah dengan cara presentasi kelompok atau individual. Presentasi adalah cara yang utama dan paling sering dilakukan oleh guru ketika proses mengkomunikasikan berlangsung. Melalui presentasi siswa, guru dapat melihat kemampuan berbicara siswa di depan umum dan membelajarkan mereka tampil berani bicara serta terampil dalam berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada proses ini yaitu mengembangkan keberanian, toleransi, berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta dapat mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Jadi, kegiatan presentasi dalam setiap pembelajaran merupakan langkah rutin yang dilakukan guru untuk membimbing siswa dalam membangun keberanian berargumentasi. Seluruh kegiatan observasi yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran PAI, mengimplementasikan proses mengkomunikasikan ini dengan cara presentasi. 100 Siswa sudah tampil kreatif dengan adanya media dan objek yang dimanfaatkan sebagai pendukung presentasinya. Selain itu, guru menstimulasi kekreatifan siswa dengan menugaskan mereka membuat peta konsep pada materi sejarah sehingga mereka tidak hanya membaca atau bercerita. Namun juga menghasilkan kreasi berupa peta konsep yang beragam sesuai dengan submateri yang ditugaskan pada setiap kelompok. Langkah ini mendorong siswa untuk lebih berkreasi, sementara guru menilai kerja sama yang dilakukan kelompok selama proses pembuatan peta konsep tersebut. Biasanya guru membawa jurnal penilaian siswa untuk diisi sebagai nilai proses pembelajaran siswa. Setelah peta konsep selesai, setiap kelompok mempresentasikannya sesuai dengan apa yang ada di dalam peta konsep. Dalam setiap presentasi, guru selalu mendorong siswa agar berbicara secara bergantian sehingga tidak hanya satu atau beberapa orang saja yang berbicara menyampaikan materi, tetap semua anggota kelompok harus dapat bagian dalam penyampaiannya. Para guru pun berpendapat sama bahwa harus ada pembagian tugas dalam presentasi, agar rasa percaya diri dan keberanian siswa lebih terasah. e. Langkah guru diajarkan membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep yang Langkah terakhir dari pembelajaran saintifik adalah kegiatan menyimpulkan. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atau seluruh proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut Abidin (2014:140) simpulan biasanya harus menjawab poin-poin inti materi yang telah dipelajari pada pertemuan itu. Dalam menyimpulkan materi pembelajaran, biasanya ada yang disampaikan pada saat akhir kegiatan inti atau pada saat kegiatan penutup. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri, guru, atau bersama-sama antara guru dan siswa. Berdasarkan observasi pembelajaran, guru melakukan hal yang sama pada saat pembelajaran. Beberapa narasumber menugaskan siswa untuk menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka diskusikan dan menyampaikan simpulannya pada saat presentasi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa proses menyimpulkan dilakukan bersamaan dengan proses mengasosiasi atau menganalisis data sehingga ketika siswa selesai membuat hasil diskusi, pada saat itu juga mereka menyimpulkan data hasil temuan tersebut sebelum dipresentasikan. Menurut Abidin 2014:143) hasil temuan dapat dapat diartikan juga sebagai simpulan yang dibuat oleh siswa dan selanjutnya menjadi pengetahuan yang benar-benar dikontruksi oleh siswa sendiri Kegiatan ini dapat juga dilakukan pada saat kegiatan penutup. Artinya setelah kegiatan inti selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada pertemuan itu. Biasanya, guru bertanya tentang poin inti 101 materi dan siswa menjawabnya. Dalam proses menyimpulkan ini, guru juga memberi tambahan informasi materi dan penguatan. Penguatan materi berarti guru menyebutkan kembali dengan tegas poin inti materi yang harus diingat dan dihafal siswa, juga memberi penjelasan tambahan tentang apa yang belum dibahas siswa pada saat presentasi. Pada saat kegiatan menyimpulkan, guru dapat sekaligus memberi penjelasan tentang materi tambahan yang penting untuk dibahas. Dengan teknik ceramah, guru menjelaskan materi secara satu arah pada siswa. Sementara siswa menyimak atau menulis rangkuman dari apa yang dijelaskan guru. Pada saat itulah guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Beberapa cara tersebut dilakukan oleh guru dalam mengaplikasikan kegiatan terakhir ini. Keterampilan menyimpulkan akan muncul jika siswa dapat fokus pada materi yang disampaikan selama pembelajaran berlangsung. Maka guru harus selalu memperhatikan setiap siswanya agar mereka tetap fokus selama pembelajaran, dan diakhir pembelajaran guru harus mengecek pemahaman siswa dengan cara menyimpulkan materi pembahasan pada saat itu. Baik secara individu ataupun kelompok, dengan demikian akan terlihat siswa mana yang telah paham dan tidak. Pencatatan dalam proses menyimpulkan juga sangat penting, karena siswa sewaktu-waktu dapat lupa dan catatan itulah yang akan mengingatkannya kembali. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 namun masih ada kelemahan pelaksanaan pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru serta faktorfaktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar. RPP yang dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan kemampuan guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi pembelajaran, serta guru sulit dalam megelola waktu. Berdasarkan hasil data, skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran di kelas belum optimal. Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses. Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan pertanyaan yang menantang dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai. Sudah ada kesesuaian antara hasil belajar PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh aktualitas ketercapaian hasil belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian ini adalah pada penentuan proses penilaian B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam a. Hendaknya guru PAI meningkatkan kemampuannya dalam strategi pembelajaran yang meliputi: penggunaan media, metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran 102 103 b. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya dirancang sehingga dapat mendorong pelaksanaan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan c. Hendaknya guru PAI menggunakan penilaian otentik (authentic assesment) dalam pembelajaran. 2. Siswa a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam setiap belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga pengetahuan dan kemampuannya semakin meningkat. b. Pada tahap pengembangan pemahaman, siswa dapat memanfaatkan teknologi informasi, seperti internet untuk mencari sumber belajar lain yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Diperlukan partisipasi aktif siswa dalam melakukan belajar kelompok dengan cara berkerjasama lebih serius dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 3. Peneliti selanjutnya Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini dapat menambahkan masalah lain lebih mendalam dengan perspektif yang berbeda, sehingga hasil penelitian lebih kuat lagi. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. (Bandung: Refika Aditama, 2014) Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Arikunto, Suharsimi dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) Arikunto, Suharsimi dan Jabar. Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004) Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Basuki, Ismet dan Hariyanto. Asesmen Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theories and Methods (Fifth Edition). (Boston: Pearson Education Inc, 2007) Calidoni, Federica. Evaluation: definitions, methods and models, (Östersund: Swedish Institute For Growth Policy Studies, 2006) Creswell, Jhon W. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Five Traditions (London: SAGE Publication,2007) Among Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung :PustakaSetia, 2002) Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Gava Media, 2104) Departemen Pendidikan Nasional,Garis Garis besar pembelajaran /GBPP /PAI di Sekolah, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005). Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009). Djaali, Puji Mulyono & Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: PPs UNJ, 2010) Erickson and Bern. Contextual Teaching and Learning. iJournal of Economy No. 2. 2001 Evaluation of Educational Programmes – the Contribution of History to Modern Evaluation Thinking.Health Science Journal.2014;8 (2) Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012) 104 105 Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja rosda karya, 2008) Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) Houwer, Jan De & Dermot Barnes-Holmes & Agnes Moors. What is learning? On the nature and merits of a functionaldefinition of learning. (Belgium:Psychonomic Society, Inc. 2013) Kemendikbud, Pendekatan, Jenis Dan Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: T.P. 2013) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. (Jakarta: BSNP, 2014) Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh, Ed. Rev. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014.) Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014) Lickona, Thomas. Character Matters: HowTo Help Our Children Develop Good Judgement, Integrity and Other Essential Virtues (New York:Simmon and Schuster, 2007) Linden, van J., and C. I. Fertman. . Youth leadership: A guide to understanding leadership development in adolescents. (San Francisco, Calif.: Jossey-Bass, 2008) Lukum, A. Evaluation of Science Learning Supervision on SecondarySchool”, International Journal of Education. 2014. Vol. 5, no:74, pp. 61-81 Majid, Abdul & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda Karya Mulyasa, Enco. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2006) Oerman, M. H. and Gaberson K.B. Evaluation and Testing in Nursing Education. 3rd edition. (New York:Springer Publishing Company, 2009) Phillips, Karen. Rose Balan, dan Tammy Manko. Teacher Evaluation: Improving the Process. Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal Volume 7 Issue 3. 2014 106 Putra, Nusa dan Santi Lisnawati. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. (Yogyakarta: Diva Press, 2008) Rogers, Alan. What is thedifference?A new critique of adult learning and teaching. (Oxford:NIACE’s publications, 2003) Rossum, Jan van and Rebecca Hamer, The Meaning of Learning and Knowing. (Rotterdam: Sense Publishers, 2010) Said, Isa Muhammad. Eddy Sutadj. The Scientific Approach-Based Cooperative Learning Tool for Vocational Students Vocation Program of Autotronic (Automotive Electronic) Engineering. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 6, Issue 3 Ver. IV (May. - Jun. 2016), PP 67-73. Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. (Jakarta: Bumi Aksaram 2014) Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) ____________. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2009) ____________. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana 2009) Sera, Yumidan Susan Beaudry. Monitoring and Evaluation: Strengthening Organizational Capacity. (World Bank:2007) Tips for Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. (Boston: Allyn and Bacon, 2000) Sofan, Amri. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013) Stavropoulou, Aretiand Theodora Stroubouk. 2014. Evaluation of Educational Programmes the Contribution of History to Modern Evaluation Thinking. Health Science Journal.VOLUME 8 (2014),ISSUE 2 Stufflebeam, Daniel L. and Anthony J.Shinkfield, Evaluation Theory, Models, and Applications, (San Francisco: A Wiley Imprint, 2007) Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. (Bandung: PT. Remaja, 2009) Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) 107 Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Rosdakarya, 2002) Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program PendidikandanPenelitian. (Jakarta: RinekaCipta, 2008) Toha, Chabib. Tekhnik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta:Ciputat Pers,2002) Westin, Susan S. Performance Measuremnt and Evaluation Definition and Relationship. GAO. 2006. Wilson, Suzanne M. and Penelope L. Peterson. Theories of Learning and Teaching What Do They Mean for Educators? (New York:National Education Association, 2006) Wirawan Ismail, Evaluasi :Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2011) Wood, B.B. Stake’s Countenance Model: Evaluating an Enveronmental Education Proffesional Development Course. The Journal of Environmental Education, 2011. Vol.32, No.2, pp. 18-27 Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam, Cet.III; (Jakarta : Bumi Aksara,2002) 108 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka menjalankan proses belajar mengajar dilingkungan sekolah dan kegiatan menunjang lainya maka diperlukan garis besar kebijakan yang dituangkan dalam program kerja. Program kerja merupakan arahan bagi aparatur sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan sebagai acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan sekolah,selain itu pula program kerja berguna untuk kepala sekolah dalam mengendalikan sekolah dan bermanfaat bagi pengawas sekolah dalam membina sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut maka setiap sekolah sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar perlu menyusun program kerja sebagai arahan pelaksanaan kegiatan. 2. Landasan operasional Program kerja tahunan sekolah disusun berdasarkan: a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang standar Pengelolaan d. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar Sarana Prasarana e. Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar Proses f. Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang standar Kompetensi Lulusan g. Permendikbud No.59 tahun 2014 tentang standar Isi h. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti i. Permendikbud No.53 tahun 2015 tentang standar Penilaian j. Permendikbud no. 18 tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru k. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah DKI Jakarta, wilayah Jakarta Timur. l. Juknis Penerimaan Siswa Baru Perguruan Diponegoro m. Panduan Penyelenggaraan Masa Orientasi Sekolah Bagi Siswa SMP – SMA n. Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta 3. Maksud dan Tujuan Penyusunan program tahunan/rencana kerja a. Maksud penyusunan rencana kerja tahunan : 1) Memberikan arah kerja untuk aparatur sekolah dalam melaksanakan tugas. 2) Pedoman bagi kepala sekolah dalam mengendalikan sekolah. 3) Bahan acuan untuk pengawas sekolah dalam membina sekolah. 4) Bahan acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan sekolah. b. Tujuan penyusunan rencana kerja tahunan agar seluruh aparatur sekolah memahami dan mengaktualisasikan diri terhadap: 1) Latar belakang permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan 109 2) Kebijakan yang digariskan kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah 3) Pembagian tugas serta hubungan kerja masing-masing 4) Standar pelaksanaan kegiatan –kegiatan yang akan dilakukan sepanjang tahun pelajaran 5) Pendayagunaan sarana prasarana dan anggaran sekolah 4. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH a. VISI “Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan “ b. MISI 1) Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan teknologi 2) Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta menjalankan 18 karakter bangsa 3) Menumbuh kembangkan potensi peserta didik melalui berbagai kegiatan sekolah 4) Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional c. Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017: 1) Membentuk pribadi peserta didik yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian terhadap sesama 2) Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi peserta didik 3) Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi 4) Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi peserta didik 5) Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik 6) Memberikan kesempatan dan memfasilitasi peserta didik dalam berbagai kegiatan pada tingkat lokal dan nasional d. Target pada tahun 2016/2017 1) Peserta didik sebanyak 75% menjalankan ibadah dan memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, kepedulian sosial, (program : dzikir, tadarus, shalat wajib berjamaah, anti bullying, anti tindak kekerasan, bakti sosial, bersih kelas bersama) 2) Sebanyak 70% guru mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik dan benar (Layanan instruksional, layanan administrasi dan layanan bantuan) 3) Sebanyak 70% guru dan siswa mampu memanfaatkan TIK dalam proses belajar mengajar (pelatihan, bim tik) 4) Sebanyak 70% siswa terfasilitasi dalam kegiatan ekskul sesuai minat dan bakatnya (Program Ekskul dlm lamp) 5) Meningkatkan Indeks integritas ujian nasional 6) Mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan OSN, O2SN dan FL2SN minimal tingkat wilayah (pencarian bibit melaui class meeting dan Ekskul) 110 BAB II RENCANA KERJA SEKOLAH TAHUN 2016/2017 1. Organisasi dan Manajemen Struktur Organisasi Sekolah pada tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari : a. Kepala Sekolah : Hanny Atie Sumarni, S.Pd b. Wakil Kepala bid.akademik : Dwi Yuniarti, S.Pd c. Wakil Kepala bid.Kesiswaan : Urip Supriadi, S.Kom d. Kepala Tata Usaha : Slamet Riyadi e. Koordinator Akademik : Hans Darusman, S.Pd Vitri Lestari, S.Pd Ilham Wahyudin, S.Pd f. Pembina Kesiswaan : Harry Cahyadi, S.Si Jamaluddin, S.Ag Mardiyana, S.Pd Ricky Saputro, S.Pd Gemah Gerriani, S.Pd 2. g. Kepala Perpustakaan : Vitri Lestari, S.Pd h. Kepala Laboratorium IPA : Dra. Tety Herawati Pengembangan pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar dan sistem evaluasi a. Kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum nasional b. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian berbasis proses c. Mengembangkan muatan lokal yang berlatar belakang keunggulan lokal d. Kegiatan Mengajar guru menggunakan/berbasis TIK e. Program sukses Ujian nasional : dengan mengadakan penguatan dan pendalaman materi untuk pelajaran yang akan di uji nasionalkan untuk kelas 12 f. Program layanan bagi peserta didik yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu program remedial dan klinis mata pelajaran. g. Sistem Evaluasi menggunakan komputerisasi pengolahan data (SIP MKKS), nilai dan perangkat lainya 111 3. Pengembangan program Kesiswaan: a. Mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan Pengembangan diri yang disesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik b. Menambah jenis kegiatan pengembangan diri sesuai dengan kondisi peserta didik c. Meningkatkan kemampuan setiap personel pelatih ekstrakulikuler d. Mengaktifkan/menggiatkan peserta didik dalam organisasi kesiswaan OSIS dan PRAMUKA e. Aktif mengikuti berbagai kegiatan kesiswaan yang diselenggarakan sekolah lain/lembaga/dinas pendidikan 4. Pengembangan Peningkatan Pendidik dan Tenaga kependidikan: a. Melakukan peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran berbasis TIK b. Mengaktifkan kegiatan MGMP baik dilingkungan sanggar 16 maupun di internal perguruan Diponegoro c. Mengadakan pelatihan/workshop pengembangan Kurikulum Nasional d. Aktif dalam berbagai seminar yang diselenggarakan Dinas Pendidikan maupun lembaga lain e. Memberikan kesempatan belajar untuk menyelesaikan S1 dan S2 tanpa menggangu kegiatan belajar mengajar 5. Pengembangan lingkungan sekolah a. Penataan lingkungan areal parkir siswa dan guru b. Penataan lingkungan taman sekolah c. Penataan lingkungan areal kantin sekolah d. Penataan ruang belajar dan kegiatan penunjang lainya 6. Pengembangan Sarana Prasarana: a. Penambahan sarana prasarana belajar mengajar seperti buku-buku,alat peraga guru, LCD , Laptop dan Audio visual b. Penambahan ruang tamu sebagai wujud pelayanan terhadap masyarakat 112 7. Pengembangan kerja sama a. Bekerjasama dengan WEBSIS untuk mengembangkan pembelajaran berbasis TIK b. Bekerjasama dengan PAMFLET dalam mengembangkan alat peraga pada mata pelajaran Sejarah, Sosiologi dan PPKn c. Melanjutkan kegiatan program pendampingan kurikulum nasional dengan SMAN 21 Jakarta d. Bekerjasama dengan Pihak kedua dalam melaksanakan Program Pembelajaran Luar Kelas 113 BAB III PROGRAM KERJA DAN JADWAL KEGIATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu pelaksanaan Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat Akademik/Kurikulum 1 RAPAT KERJA a. Rapat persiapan mengajar b. Rapat pembagian tugas mengajar Guru mengetahui visi misi sekolah dan program kegiatan sekolah selama 1 tahun pelajaran Persiapan program kerja dan administrasi mengajar guru 15 Juli 2016 SPMP Kep. Sek Seluruh guru dan karyawan 18 Juli 2016 - Waka Kurikulum Koordinator tingkat Membagi mata pelajaran kepada masing-masing guru sesuai dengan bidang studi yang diampuhnya Menginformasikan tugas kepada seluruh guru agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku Peserta didik mengetahui mata pelajaran yang diberikan setiap hari oleh sekolah Guru mengetahui kelas dan 114 No Kegiatan c. Penyusunan jadwal pelajaran Sasaran yang ingin dicapai e. Penyelenggaraan tes/ulangan akhir semester(UAS/UKK) f. Kegiatan pembelajaran luar kelas Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat waktu proses kegiatan mengajar sesuai dengan waktu yang telah di jadwalkan Mengukur/evaluasi kemampuan peserta didik melalui tes harian untuk mencapaian kompetensi per indikator d. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil (ulangan harian) Waktu pelaksanaan Guru mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik persemester sebagai evaluasi kenaikan kelas Memberikan pelajaran yang langsung diperoleh dari alam/sosial Per Kompetensi dasar/per bulan Akhir semester ganjil/genap 9 – 11 November 2016 - BOP 80% BOS 20% BOP Waka Kurikulum Waka Kurikulum Wakasek kurikulum Seluruh guru Guru dan karyawan Koordinator tingkat Memberikan bekal kepada peserta didik dalam menyusun penelitian lapangan Pembentukan karakter peserta didik Wali kelas Awal juli s/d BOP Waka 115 No Kegiatan g. Bimbingan Belajar/matrikulasi h. Uji coba /TryOut Sasaran yang ingin dicapai Meningkatkan hasil ujian nasional Memberikan materi tambahan kepada peserta didik untuk menghadapi ujian nasional Mengetahui gambaran kemampuan peserta didik dalam menghadapi UN Ajang informasi ke Perguruan Tinggi Waktu pelaksanaan April Sumber dana Penanggung jawab Kurikulum Personil yang terlibat Seluruh guru Mulai September 2016 sampai menjelang UN(satu bulan sekali) BOP Waka Kurikulum Koordinator tingkat dan seluruh guru mapel UN Seluruh guru BOP i. Career Day j. Ujian Sekolah dan Ujian Nasional Sebagai alat ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran peserta didik Sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar Sebagai bahan evaluasi out put sekolah Mengetahui tingkat kemampuan dan minat peserta didik untuk program peminatan dan kelanjutan studi 31 Januari 2017 Waka Kurikulum BOP April – Mei 2017 Kepsek Koordinator tingkat dan guru mapel UN BOP 22 Juli 2016 Wakasek kurikulum Guru BP/BK 116 No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu pelaksanaan Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat k. Psikotest 2 Kesiswaan: a. Penerimaan peserta didik baru Terlayaninya peserta didik baru yang akan masuk ke SMA Memperoleh peserta didik baru guna mempertahankan kelangsungan sekolah 28 Maret – 17 Formulir Kepsek Juli 2017 Panitia PPDB b. LDKS dan lari lintas juang Penggantian kepengurusan OSIS Peserta didik mendapatkan pengalaman berorganisasi Pembentukan karakter bangsa Agustus – BOP dan Wakasek Pembina september 2017 OSIS kesiswaan Kesiswaan c. Pengembangan Diri Menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik dibidang olah raga dan seni Terjadwal BOP Wakasek Pembina kesiswaan Kesiswaan Menambah keimanan dan ketaqwaan terhadap allah SWt 30 – 31 Juni 2017 Wakasek Pembina kesiswaan Kesiswaan d. Pesatren Ramadhan (kelas 11) 1-2 Juli 2017 BOP 117 No Kegiatan e. Buka puasa bersama Sasaran yang ingin dicapai Meningkatkan tali silaturahmi antara warga sekolah Waktu pelaksanaan (kelas 11) Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat 2 Juni 2017 f. Qurban g. Trip Obsevasi BOP Melatih peserta didik untuk berqurban pada Idul Adha Menjalin pertemanan dengan teman lain kelas Pembentukan karakter peserta didik Peningkatan keimanan Wakasek kesiswaan 13 September 2017 Panitia idul BOP Pembina i. Dipo Fest Ajang unjuk kreasi seni peserta didik Promosi sekolah Pembentukan karakter siswa Penguatan karakter siswa Menumbuhkan jiwa kewirausahan peserta didik Menumbuhkan jiwa ekonomi kreatif Mengenalkan ragam budaya Indonesia Penguatan karakter siswa qurban Kesiswaan 4 – 7 Oktober h. Pentas Seni Seluruh guru 2016 Panitia Trip BOP Waka Observasi Kesiswaan 12 Mei 2017 Panitia Pensi BOP Waka Kesiswaan 118 No Kegiatan j. Pameran k. Jambore Sasaran yang ingin dicapai Menumbuhkan kecintaan pada seni Wadah aktualisasi hasil karya terbaik siswa Tendik: a. Pengisian formasi untukguruyang kosong 22 Desember Pelantikan anggota pramuka baru 2017 Ajang pencarian bakat dan minat siswa Pencarian bibit unggul untuk FL2 SN dan O2SN 3 – 4 April 2017 b. Pengurusan data guru dan karyawan Formasi guru untukdapat terisi dengan personil yang tepat sesuai dengan kebutuhannya Adanya kerapihan administrasi sekolah Sumber dana BOP Penanggung jawab Wakasek kesiswaan Penguatan karakter siswa l. Class Meeting 3 Waktu pelaksanaan 12 Mei 2017 BOP Waka Kurikulum dan Kesiswaan BOP Waka Kesiswaan Personil yang terlibat Panitia Dipofest Seluruh guru seni dibantu pembina kesiswaan Pembina Kesiswaan dan guru yang ditunjuk 13 – 21 Desember OSIS Waka 2017 Kesiswaan Pembina Kesiswaan dan guru yang ditunjuk Kepsek Perguruan Juli 2016 SPP 119 No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Kepala sekolah memiliki data guru /karyawan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan c. Pembinaan profesi /supervisi guru dan karyawan 4 Guru mengetahui kekuranganya sehingga bisa memperbaiki diri dalam upaya peningkatan kualitas diri Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat Juli 2016 SPP Ka. TU Staf Tu Agustus – SPP Kepsek Waka Kur Juli SPP Ka. TU Staf TU Juli SPP Ka. TU Staf TU Agustus SPP Ka. TU Staf TU Januari SPP/BOP/ Kep Sek Februari 2016 Sarana prasarana: a. Inventarisasi barang b. Perencanaan dan penggunaan barang Tercatatnya kondisi barang inventaris dan non inventaris Tersusunnya rencana keperluan barang Tersedianya barang yang diperlukan untuk proses belajar mengajar c. Penghapusan barang 5 Waktu pelaksanaan Penambahan/penggantian barang yang tercatat untuk dihapuskan Keuangan: a. Penyusunan RAPBS Menyusun RAPBS sesuai dengan plafon anggaran yang telah ditetapkan SPMP Perguruan 120 No Kegiatan b. Pelaksanaan APBS Sasaran yang ingin dicapai Menerima dan menyalurkan anggaran sesuai dengan pos kegiatan Waktu pelaksanaan Sumber dana Penanggung jawab Personil yang terlibat Sepanjang tahun SPP/BOP/ Kep Sek Wakasek ajaran SPMP Ka,Tu Setiap akhir SPP/BOP/ Kep Sek Penanggung kegiatan SPMP jawab Melaksanakan pembukuan uang sesuai peraturan yang berlaku c. Pelaporan keuangan 6 Adanya dokumen laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban dan evaluasi anggaran kegiatan Lain-lain: Menjalin hubungan kerjasama dengan: a. Perguruan Diponegoro Menjalankan semua garis kebijakan yang ditentukan perguruan b. Dinas Pendidikan Pembinaan dan pengawasan dari diikannas pendidik c. Orang tua/wali peserta didik Terbentuknya wadah organisasi wali orang tua siswa tingkat kelas (WOTK) Sepanjang tahun SPP/BOP Kep Sek SPP/BOP Kep Sek SPMP Kepsek ajaran Sepanjang tahun ajaran Agustus Seluruh guru dan karyawan Seluruh guru dan karyawan Wali kelas 121 BAB IV PEMBAGIAN TUGAS DAN APBS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1. JADWAL PELAJARAN SEMESTER GANJIL HARI JAM KE- KELAS WAKTU 10MIPA1 10MIPA2 10 IPS 1 10 IPS 2 10 IPS 3 10 IPS 4 11 MIPA1 11 MIPA2 06.30 - 06.45 1 2 06.45 - 07.30 07.30 - 08.15 11 IPS 2 11 IPS 3 11 IPS 4 12MIPA1 12MIPA2 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS 3 12 IPS 4 BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA 3 08.15 - 09.00 M/RV EN/HW A/TA BI/ID OR/RS EK/G A/UJ EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH EN/HD M/NE SO/M 4 09.00 - 09.45 M/RV EN/HW OR/RS BI/ID pramuka BK/L BK/S EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH BTQ M/NE SO/M ISTIRAHAT 5 10.00 - 10.45 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP OR/PM pramuka BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH 6 10.45 - 11.30 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP EN/HW OR/PM BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH 7 11.30 - 12.15 EK/K BK/L M/RV G/SB BI/ID SB/WD P/RY pramuka M/OD BI/FF EN/HW OR/PM A/UJ M/NE A/TA P/DH EN/HD PK/IH 8 12.15 - 13.00 pramuka K/TH M/RV BK/L BI/ID SB/WD P/RY S/EP M/OD BI/FF SO/M OR/PM A/UJ M/NE EK/DA P/DH BI/YS PK/IH 13.00 - 13.30 PIKET RA, GG, R TADARUS QUR'AN 09.45 - 10.00 SENIN 11 IPS 1 ISTIRAHAT 9 13.30 - 14.15 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH BTQ BIO/D S/EP pramuka BK/S SO/M G/SB A/UJ EK/G EK/DA BK/N BI/YS EN/HD 10 14.15 - 15.00 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH pramuka BIO/D PK/IW EN/HW EK/IH K/VL G/SB M/NE EK/G BK/N BI/YS EK/DA EN/HD 11 15.00 - 15.45 pramuka PK/IW EN/HW EK/IH K/VL BK/S M/NE BK/N BTQ BI/YS EK/DA EN/HD 122 06.30 - 06.45 1 SELASA 2 06.45 - 07.30 07.30 - 08.15 M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA 3 08.15 - 09.00 K/TH EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH OR/IM BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG 4 09.00 - 09.45 K/TH BI/YS BTQ/T M/RV SP/EA P/DH PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH BK/N BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG 09.45 - 10.00 ISTIRAHAT 5 10.00 - 10.45 K/TH BI/YS PK/DA M/RV SP/EA P/DH MP/DY M/OD A/UJ OR/PM G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE 6 10.45 - 11.30 F/IW SB/WD PK/DA A/TA SP/EA SO/EP MP/DY M/OD OR/PM A/UJ G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE 7 11.30 - 12.15 F/IW SB/WD P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE OR/IM S/RA G/R SB/GG SO/M 8 12.15 - 13.00 F/IW P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE EN/HD S/RA G/R SB/GG SO/M MP/DY 13.00 - 13.30 ISTIRAHAT 9 13.30 - 14.15 S/RA 10 14.15 - 15.00 S/RA MP/DY MP/DY SM/DF SR/W BK/L M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK SM/DF SR/W Bim TIK M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK 06.30 - 06.45 1 2 06.45 - 07.30 07.30 - 08.15 HC, VL, W TADARUS QUR'AN BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BTQ BJ/JK BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BK/N BJ/JK 3 08.15 - 09.00 PK/IW P/DH G/R OR/RS G/SB BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG OR/IM A/TA BJ/JK SP/So 4 09.00 - 09.45 PK/IW P/DH BK/L OR/RS M/RV BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG EN/HD OR/IM BJ/JK SP/So BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS 09.45 - 10.00 RABU RS, HW , G TADARUS QUR'AN ISTIRAHAT 5 10.00 - 10.45 MP/DY En/HW S/RA OR/RS M/RV Bim TIK M/OD BIO/D 6 10.45 - 11.30 MP/DY 7 11.30 - 12.15 MP/DY En/HW S/RA EK/G BI/ID A/TA M/OD BIO/D BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS En/HW M/RV EK/G BI/ID A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA 8 12.15 - 13.00 En/HW F/IW M/RV EK/G K/BI A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA 13.00 - 13.30 ISTIRAHAT 9 13.30 - 14.15 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY A/UJ PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BK/N 10 14.15 - 15.00 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY BK/S PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BTQ 123 06.30 - 06.45 1 KAMIS 2 06.45 - 07.30 07.30 - 08.15 Bim TIK BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US OR/RS BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US 3 08.15 - 09.00 OR/RS Pramuka SO/EP K/BI EN/HD SP/EA F/HC M/OD BK/S BI/FF A/UJ En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA OR/IM A/US 4 09.00 - 09.45 OR/RS BIO/D Bim TIK K/BI BTQ/T SP/EA F/HC M/OD BTQ BI/FF Pramuka En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA SP/So OR/IM SP/So OR/IM PK/IH OR/IM 09.45 - 10.00 ISTIRAHAT 5 10.00 - 10.45 En/HW BIO/D SP/HA K/BI EK/G SP/EA BI/FF SB/W KL/TH Pramuka SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M 6 10.45 - 11.30 En/HW BIO/D SP/HA Pramuka EK/G OR/RS BI/FF SB/W KL/TH BTQ/S SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M 7 11.30 - 12.15 BTQ/T S/RA SP/HA PK/DA EK/G OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD BTQ/S BTQ/J K/BI BI/YS SP/So PK/IH G/R 8 12.15 - 13.00 BIO/D S/RA Pramuka PK/DA SO/EP OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD A/UJ EN/HD K/BI BI/YS SP/So A/US G/R 13.00 - 13.30 G/R G/R ISTIRAHAT 9 13.30 - 14.15 BIO/D BTQ/T En/HW Bim TIK SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE 10 14.15 - 15.00 BIO/D Bim TIK En/HW BTQ/T SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE 06.00 - 06.45 1 2 JUM'AT DH, PM, IW TADARUS QUR'AN 3 06.45 - 07.30 07.30 - 08.15 08.15 - 09.00 FF, RY, RV Dzikir / Lari Pagi A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R A/TA OR/RS K/BI EN/HD PK/DA G/SB BTQ/S OR/PM S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC BTQ SO/M M/NE G/R BI/YS 09.00 - 09.20 ISTIRAHAT 4 09.20 - 10.05 P/DH A/TA EK/G SP/HA PK/DA EN/HD OR/PM BTQ/S S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC A/UJ SO/M M/NE G/R BI/YS 5 10.05 - 10.55 P/DH A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BTQ/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So 6 10.55 - 11.35 BK/L A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BK/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So 124 2. KALENDER KEGIATAN SMA DIPONEGORO 1 TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Juli 2016 Sn Sl Rb 4 5 6 HBE = 10 11 18 25 12 19 26 13 20 27 Km 7 14 21 28 19 - 21 8 15 9 16 10 17 22 23 24 29 30 24/31 Jm Sb Mg 1 2 3 Agustus 2016 Sn 1 Sl 2 8 9 HBE = 22 15 22 29 16 23 30 Rb 3 10 17 24 Km Jm Sb Mg 4 5 6 7 11 12 13 14 25 26 27 28 18 19 20 21 31 September 2016 HBE = 21 Sn 5 12 19 26 Sl 6 13 20 27 Rb 7 14 21 28 Km 1 8 15 22 29 Jm 2 9 16 23 30 Sb 3 10 17 24 Mg 4 11 18 25 Tanggal Keterangan 1-2 4 - 16 18 22 29 30 Libur Semester Libur Hari Raya Idul Fitri Hari pertama masuk sekolah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) Psikotest kls 10 dan 12 AMT Kelas 12 In House Training (IHT) Tanggal Keterangan 1-5 6 6 9 10 13 22 - 31 23 - 25 30 Tanggal 1-2 3 12 13 17, 24 19 - 23 Seleksi akademik LDKS Tes Kesehatan LDKS Pertemuan orang tua peserta didik dan sekolah Tes Fisik LDKS Tes Wawancara LDKS LDKS Teori Supervisi kelas LDKS Lapangan Pemilu Raya OSIS Keterangan Supervisi kelas Lari lintas juang Hari Raya Idul Adha Pemotongan hewan kurban Pra Trip Observasi (TO) TO UN Ke-1 Materi Kelas 10 125 Oktober 2016 Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg 1 2 HBE = 21 17 24/31 18 25 19 26 20 27 3 4 5 6 10 11 12 13 7 14 8 9 15 22 16 23/30 21 28 Tanggal 1 3 4-7 17 - 21 22 Keterangan Pra TO Peringatan Tahun Baru Islam Trip Observasi (TO) TO UN Ke-2 Materi Kelas 11 Penerimaan laporan evaluasi belajar mid semester 29 November 2016 HBE = 22 Sn 7 14 21 28 Sl 1 8 15 22 29 Rb 2 9 16 23 30 Km 3 10 17 24 Jm 4 11 18 25 Sb 5 12 19 26 Mg 6 13 20 27 Tanggal 9 - 11 21 - 25 25 Keterangan Pembelajaran Luar Kelas (PLK) TO UN Ke-3 Materi Kelas 12 Smt Ganjil AMT Kelas 11 Desember 2016 HBE = 16 Sn 5 12 19 26 Sl 6 13 20 27 Rb 7 14 21 28 Km 1 8 15 22 29 Jm 2 9 16 23 30 Sb 3 10 17 24 31 Mg 4 11 18 25 Tanggal 12 5-9 13 - 15 13 - 21 22 22 25 26 - 31 Keterangan Maulid Nabi Muhammad SAW Ulangan Akhir Semester Remedial Class Meeting Penerimaan raport semester ganjil Pameran dan Dipo Fest Hari Natal Libur Semester 126 Januari 2017 Sn 2 Sl 3 Rb 4 Km 5 Jm 6 Sb 7 Mg 1 8 Februari 2017 Sn Sl Rb 1 Km 2 Jm 3 Sb 4 Mg 5 6 7 8 9 10 11 12 Maret 2017 Sn 6 Sl 7 Rb 1 8 9 10 11 12 13 14 15 HBE = 17 16 23/30 17 24/31 18 25 19 26 20 27 21 28 22 29 13 14 15 16 17 18 19 HBE= 20 20 27 21 28 22 23 24 25 26 HBE = 22 13 20 27 14 21 28 15 22 29 Tanggal 2-7 9 23 - 30 23 - 31 28 31 Tanggal 1-3 6 - 13 13 - 17 20 - 28 22 - 28 Tanggal 1-5 6 - 14 20 - 27 Km 2 9 16 23 30 25 Jm Sb Mg 3 4 5 10 17 11 18 12 19 24 25 26 31 28 April 2017 Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 Mg 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 HBE = 18 17 24 18 25 19 26 20 27 21 28 22 29 23/30 Tanggal 3-4 4 - 13 14 24 Keterangan Libur semester ganjil Hari pertama semester genap Perkiraan Simulasi UNBK Ke-1 Supervisi kelas Tahun Baru Imlek Career Day Keterangan Supervisi kelas Try Out UNBK Sekolah Ke-1 Ujian Praktik Kelas 12 Perkiraan Simulasi UNBK Ke-2 UN Perbaikan Keterangan UN Perbaikan Perkiraan Ujian Sekolah Kelas 12 Try Out UNBK Sekolah Ke-2 Penerimaan Hasil Belajar Mid Semester Genap Hari Raya Nyepi Keterangan Jambore Perkiraan UN Wafat Isa Al Masih Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 127 Mei 2017 Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 HBE = 18 22 29 23 30 24 31 25 26 27 28 Tanggal 1 11 12 17 - 23 24 25 26 - 29 30 - 31 Juni 2017 Sn Sl Rb Km 1 Jm 2 Sb 3 Mg 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 HBE = 8 19 26 20 27 21 28 22 29 23 30 24 25 Tanggal 1-2 2 10 19 - 24 25 - 26 27 Juni - 8 Juli 10 Juli Keterangan Hari Buruh Hari Raya Waisak Petunia (Pensi) UKK Wisuda Kenaikan Isa Al Masih Libur awal Ramadhan Pesantren Ramadhan Kelas 10 Remedial Kelas 11 Keterangan Pesantren Ramadhan Kelas 11 Remedial Kelas 10 Buka Puasa Bersama Penerimaan raport kenaikan kelas Libur Ramadhan Hari Raya Idul Fitri Libur Semester Hari Pertama Tahun Ajaran 2017/2018 128 3. JADWAL MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN NO 1 MATA PELAJARAN PEND. AGAMA NAMA GURU Jamaluddin S. Ag HARI MGMP KOORDINATOR SELASA Dra. Tutik Alawiyah SENIN Drs. Dodo Hidayat JUM’AT Drs. Yono Subagyo KAMIS Hans Darusman S. Pd KAMIS Neni Erliyana S. Pd SELASA Ricki Saputro S. Pd SENIN Gemah Geriani S. Pd JUM’AT Harry Cahyadi S. Si Dra. Tutik Alawiyah Drs. Saripudin 2 PKn Drs. Dodo Hidayat Retno Yulianti S. Pd 3 B. INDONESIA Drs. Yono Subagyo Fifi Fildzah, S.Pd Irra Dwi purwita, M.Pd 4 B. INGGRIS Hans Darusman, S.Pd Hesty Wulandari S. Pd 5 MATEMATIKA Dwi Yuniarti S, Pd Neni Erliyana S. Pd Richala Vinda S. Pd Oktiza Devina ZY S. Pd 6 PENJASKES Ricki Saputro S. Pd Iqbal Mutaqien S.Pd Pandapotan S.Pd 7 SENI BUDAYA Manurung, Gemah Gerriani S. Pd Wahyudi S. Pd 8 FISIKA Harry Cahyadi S. Si Ilham Wahyudin, S.Pd 9 BIOLOGI Drh. Darwono KAMIS Drh. Darwono 10 KIMIA Dra. Tety Herawati JUM’AT Dra. B. Indriastuti Dra. B. Indriastuti Vitri Lestari 11 SEJARAH Hanny Atie Sumarni S. Pd Elly Alpes Jusa, S.Pd Gr Solikin, S.Pd Gr RABU Elly Alpes Jusa, S.Pd Gr 129 MATA PELAJARAN NO NAMA GURU HARI MGMP KOORDINATOR Dra. Eny Purwanti Robby Amrullah, S.Pd 12 EKONOMI Gunaryo SELASA Dewi Andayani, M.Pd Dewi Andayani, M.Pd Imas Hujaimah,M.Pd Kusmiati S. Pd 13 GEOGRAFI Dra. Sri Budi Purwanti RABU Dra. Sri Budi P KAMIS Dra. Eny Purwanti Riandi, S.Pd 14 SOSIOLOGI Dra. Eny Purwanti Mardiyana S. Pd 15 BIMBINGAN TIK Urip Supriadi, S.Kom SELASA Urip Supriadi, S.Kom 16 B. ASING Julkifli , S.Pd JUM’AT Julkifli , S.Pd 17 PRAKARYA DAN Dewi Andayani S. Pd KEWIRAUSAHAAN Ilham Wahyudin, S.Pd JUM’AT Ilham S.Pd Wahyudin, Imas Hujaimah, M.Pd 18 BK Nurhay Abdurrahman Esa Lina Marina, S.Pd RABU Nurhay Abdurrahman, S.Sos 130 4. DAFTAR KOORDINATOR KEGIATAN SEKOLAH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kegiatan 12 MPLS LDKS Qurban Tahun Baru Islam Trip Observasi PLK Ulangan Umum Smt 1 Class Meeting Pameran Dipo Fest Career Day Ujian Sekolah & Ujian Nasional 13 14 15 16 17 18 19 Jambore Pentas Seni Wisuda Ulangan Umum Smt 2 Pesantren Ramadhan Buka Puasa Bersama PPDB Ketua Pelaksana Tanggal Pelaksanaan Bidang Anggaran Ricki Saputro Harry Cahyadi Dodo Hidayat Saripudin Jamaluddin Ilham Wahyudin Hans Darusman Risky Batista Sandi Wahyudi Hesty Wulandari Basuki Indriastuti 19 - 21 Juli 2017 9 - 30 Juni 2016, 3 September 2016 13 September 2016 3 Oktober 2016 4 - 7 Oktober 2016 9 - 11 November 2016 5 - 9 Desember 2016 13 - 21 Desember 2016 22 Desember 2016 22 Desember 2016 31 januari 2017 Kesiswaan Kesiswaan Kesiswaan Kesiswaan Kesiswaan Akademik Akademik Kesiswaan Kesiswaan Kesiswaan Akademik Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 32.300.000 90.601.500 39.833.500 1.000.000 193.800.000 251.940.000 85.357.500 10.000.000 51.061.625 56.905.000 57.814.875 Dwi Yuniarti Pembina Ekskul Pramuka Gemah Gerriani Vitri Lestari Tutik Alawiyah Mardiyana Neni Erliyana Yono Subagyo 6 - 14 Maret 2017, 4 - 13 April 2017 Akademik Rp 81.652.500 3 - 4 April 2017 12 Mei 2017 21 Mei 2017 17 - 23 Mei 2017 30-31 Mei 2017, 1-2 Juni 2017 2 Juni 2017 4 April - 8 Juli 2017 Kesiswaan Kesiswaan Akademik Akademik Kesiswaan Kesiswaan Kesiswaan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 42.750.000 65.892.000 72.580.000 72.675.000 15.504.000 23.256.000 12.000.000 131 5. PENGAJUAN PROGRAM SEKOLAH YANG PERLU DUKUNGAN / PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan No 1 2 Kegiatan sekolah Kegiatan kurikulum: a. Program sukses UN: Seminar motivasi Dana Materi Dana diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut karena tidak dianggarkan pada RAPBS tahun ini Diperlukan nara sumber buat kegiatan AMT peserta didik kelas 12 b. Pembelajaran Luar Kelas(kelas11) Diperlukan dana tambahan untuk bimbingan penulisan karya tulis dan LKS c. Hadiah/reward untuk peserta didik yg berprestasi(juara kls) Dana berupa buku tabungan Diperlukan hadiah berupa alat tulis/pembelajaran/buku d. Career day(ajang informasi ke PERGURUAN TINGGI) Diperlukan dana tambahan untuk mengundang motivator Diperlukan buku informasi tentang PTN Kegiatan Kesiswaan a. Pemotongan hewan Qurban Nara Sumber Diperlukan : a. Sumbangan hewan Qurban b. Ember Plastik c. Kantong plastik yg Diperlukan nara sumber untuk memotivasi semangat belajar peserta didik kelas 12. Lain-lain 132 Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan No Kegiatan sekolah Dana Materi Nara Sumber Lain-lain disablon d. Alat untuk memotong hewan e. Konsumsi pagi b. Program orang tua asuh Diperlukan dana subsidi silang untuk peserta didik yg berasal dari ekonomi lemah dan kemampuan akademik lemah Diperlukan c. Programpemeriksaan kesehatan tambahan peserta didik operasional pelaksanaan tersebut bantuan dana Obat/ vitamin untuk kegiatan d. Perpisahan peserta didik kelas Diperlukan 12 tambahan operasional pelaksanaan tersebut bantuan Gedung pertemuan yang dana memadai,terjangkau dan untuk mudah transportasinya kegiatan Alat-alat panggung/musik e. Pentas Seni Tenaga medis Pemikiran dan konsep tentang pensi 133 Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan No Kegiatan sekolah Dana Materi Nara Sumber Brosur, kalender, profil sekolah 3 f. Promosi Sekolah Pendidik dan tenaga kependidikan a. Program Jumat Barokah b. Bubur kacang hijau setiap habis lari pagi Jum’at c. AMT /Raker Diperlukan tambahan operasional pelaksanaan tersebut Pemikiran dan konsep untuk promosi sekolah bantuan Beras dan lauk pauk dana untuk kegiatan Diperlukan bantuan Bubur kacang hijau dan tambahan dana roti operasional untukpelaksanaan kegiatan tersebut Diperlukan tambahan operasional pelaksanaan tersebut bantuan Tempat penginapan di dana luar kota untuk kegiatan Lain-lain Pelatih/instruktur untuk AMT guru 134 PROFIL SEKOLAH A. DATA SEKOLAH 1. Nama Sekolah 2. Alamat : SMA DIPONEGORO 1 : Jl. Sunan Giri No. 5 Kelurahan Rawamangun Kecamatan Pulogadung Kota Jakarta Timur No. Telp (021) 4757826 No. Fax (021) 47860364 Websiter : perguruandiponegoro.sch.id Email : [email protected] 3. Status Sekolah : Swasta Jenjang Akreditasi : A Tahun 2011 s.d 2017 Tanggal akreditasi terakhir 24 Nov 2014 4. Nama Yayasan/pengelola : Yayasan Al-Hidayah Jakarta 5. N.S.S : 302016402010 N.P.S.N : 20103205 6. Luas tanah : 4800 m2 Luas bangunan : 1500 m2 Status tanah dan bangunan : Milik sendiri 7. Jumlah ruang belajar : 18 lokal kelas 8. Waktu belajar : Pagi, pukul 06.30 s.d 15.00 1 jam pelajaran 45 menit 9. Kurikulum yang dipakai : Kurikulum 2013 10. Muatan lokal : Informasi dan teknologi 11. Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler : a. Pramuka j. Renang b. Karate k. Rohis/Hadroh c. Paduan Suara l. Futsal d. Paskibra m. Bulutangkis e. Seni lukis dan Desain Grafis n. Jurnalsitik dan Fotografi f. Palang Merah Remaja o. Tari Modern g. Taekwondo p. Tari Tradisional h. Basket q. Bahasa Jepang i. Gitar 12. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Visi : Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan. 135 Misi : 1. Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta menjalankan 18 karakter bangsa 3. Menumbuh kembangkan potensi siswa melalui berbagai kegiatan sekolah 4. Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017 : 1. Membentuk pribadi siswa yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian terhadap sesama 2. Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi siswa 3. Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi 4. Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi siswa 5. Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik 6. Memberikan kesempatan dan memfasilitasi siswa dalam berbagai kegiatan pada tingkat lokal dan nasional B. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH 1. Nama Kepala Sekolah 2. NIP. 3. Tempat/Tanggal Lahir Alamat rumah Hanny Atie Sumarni, S.Pd 197703112007102004 Jakarta, 11 Maret 1977 Jl. Pasar Jumat Rt. 009/002 Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan HP : 081511936218 6. Tanggal pengangkatan Kepala di sekolah ini : 2 Mei 2016 7. Pendidikan dua jenjang terakhir : Jenjang S1 : : : : Jurusan Tahun 2001 Sejarah Institusi UNJ C. WAKIL KEPALA SEKOLAH DAN STAF Wakil Kepala Sekolah Bidang 1. Kurikulum 2. Kesiswaan Nama dan No telefon rumah/HP Dwi Yuniarti, S. Pd Urip Supriadi, S. Kom Pendidikan dan Jurusan S1/Matematika S1/Komputer Masa Kerja Sebagai Dalam jabatan guru 8 1 5 1 D. IDENTITAS KEPALA URUSAN TATA USAHA SEKOLAH 1. Nama Kepala urusan 2. Tempat tanggal lahir : Slamet Riyadi : Cilacap, 13 Januari 1972 136 3. Alamat rumah : Vila Gading Harapan Jl Sunan Gunung Jati IV Rt. 004/36 No. 22A Kel. Bahagia, Babelan Bekasi HP : 0813 890 8686 4. Tanggal pengangkatan Kaur TU di sekolah ini : 1 Juli 2012 E. SISWA/PESERTA DIDIK 1. Masukan tahun 2015/2016 Jumlah Persentase diterima Peminat Diterima 315 227 72% 2. Jumlah Rombongan Belajar Kelas X Kelas XI MIPA IPS MIPA IPS 2 4 2 4 3. Jumlah peserta didik Kelas 10 Jumlah MIPA IPS 63 145 208 NUN SMP yang diterima Tertinggi Terendah 34 23,4 Kelas XII MIPA IPS 2 4 Kelas 11 MIPA IPS 70 138 4. Tamatan/Keluaran Tahun 2015/2016 Jumlah Peserta Ujian Bhs IPA IPS Total 73 132 205 Jumlah 208 Semua kelas 18 Kelas 12 MIPA IPS 63 130 Jumlah Total 193 609 Peserta yang lulus ujian Bhs IPA IPS Total 73 132 205 F. KETENAGAAN 1. Guru Jumlah semua guru Pendidikan terakhir Pasca Sarjana (S2-S3) a. Kependidikan b. Non kependidikan Sarjana / S1 Sarmud/D3 dan lebih rendah Jumlah guru Guru tetap Guru Honor Guru DPK Guru bantu/PTT Jumlah Guru 17 1 22 1 2 - 2 41 - 1 - - 1 17 24 3 - 44 137 2. Pegawai Jumlah Pegawai Pendidikan Terakhir Pasca Sarjana Sarjana Sarmud/D3 D2/D1 SLTA/KPAA SLTP&SD Jumlah semua Pegawai Tetap 2 3 5 Pegawai Honor 1 1 Pegawai DPK - Jumlah Pegawai 2 1 3 6 Jakarta, 01 Juni 2016 Kepala Sekolah Hanny Atie Sumarni, S.Pd NIP. 197703112007102004 138 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu A. : SMA Diponegoro 1 Jakarta : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI / 3(Ganjil) : Beriman kepada Hari Akhir : 2 X 3 Jam Pelajaran Kompetisi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung B. C. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.1. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir. 2. KD pada KI-2 2.5. Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran berIman kepada Hari Akhir. 3. KD pada KI-3 3.3. Memahami makna Iman kepada Hari Akhir. 4. KD pada KI-4 4.3. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari Akhir. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik mampu: 1.1.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku Iman kepada Hari Akhir. 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik mampu: 2.5.1. Membiasakan diri untuk bersikap mawas diri dalam hidup. 2.5.2. Membiasakan diri untuk taat menjalankan ibadah. 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu: 3.3.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Hari Akhir. 3.3.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir. 3.3.3. Menjelaskan pengertian Hari Akhir. 3.3.4. Membedakan antara kiamat kubra dan shugra. 3.3.5. Menyebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir. 3.3.6. Mengidentifikasi periodesasi Hari Akhir. 3.3.7. Menyebutkan macam-macam surga. 3.3.8. Menyebutkan macam-macam neraka 3.3.9. Menjelaskan tanda-tanda penghayatan Iman kepada Hari Akhir. 3.3.10. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Hari Akhir. 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik mampu: 4.3.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Hari Akhir. 4.3.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar Iman kepada Hari Akhir 139 D. E. Materi Pembelajaran Konsep Fakta : Beriman kepada Hari Akhir : Hari Akhir menurut bahasa artinya Hari Penghabisan (QS Al Baqarah {2} 177), juga disebut Hari Pembalasan ()الدين يوم/(QS. Al Fātihah {1}: 4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah SWT. Hari Akhir juga disebut Hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah SWT yang seadil-adilnya (QS Al Mumtahanah {60}: 3). Adapun pengertian Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhirat kelak. : Adanya bencana alam. Prinsip/dalil/Teori/hukum : QS Al Baqarah {2} : 177, QS Al A’raf {7}: 187, dan QS Al Kahfi {18}: 94, QS Ali Imran {3): 185, QS Al An’am {6}: 93, QS Ar Ruum {30}: 55-56, QS At Takwir {81}: 1-3, 6, QS Al Mujadallah {58}: 6, QS Al Kahfi {18}: 47 dan 49, QS Al Anbiya {21}: 47, QS Al Mu’min {40}: 17. Prosedur : Dampak/Hikmah/manfaat : Melalui model pembelajaran Colaborative Learning diharapkan peserta didik memiliki kesadaran tentang pentingnya beriman pada Hari Akhir. 1. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di kemudian hari. 2. Tidak menunda-nunda amal shaleh 3. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun mengetahui kapan ajalnya tiba. 4. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. 5. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan Pendahuluan Inti: Mengamati Menanya Deskripsi Kegiatan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik, memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman kepada Hari Akhir yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Hari Akhir” Mencermati teks bacaan tentang beriman kepada Hari Akhir secara individu maupun kelompok. Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada Hari Akhir?, Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab. Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh Alokasi Waktu 20 menit 110 menit 140 Kegiatan Ekslorasi Asosiasi Komunikasi Penutup Pertemuan II: Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain. GPAI memilih 4 orang peserta didik yang memiliki pengetahuan agama yang baik, dan diangkat sebagai ketua kelompok. Kemudian alur pembelajaran tugas diatur sebagai berikut: Kelompok I mendiskusikan tentang dalil naqli dan dalil akli terkait dengan Iman pada Hari Akhir. Kelompok II mendiskusikan tentang Hari Akhir. Kelompok III mendiskusikan tentang periodesasi Hari Akhir. Kelompok IV mendiskusikan tentang manfaat beriman kepada Hari Akhir. Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok. Selama pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan sikap terhadap peserta didik terkait dengan tanggung jawab, kerjasama, toleran, responsip dan santun peserta didiknya, serta mencatat di lembar pengamatan semua hal yang terjadi di kelas (penilaian proses: memperhatikan cara peserta didik berdiskusi dan menyusun resume (sekaligus menilai keberanian mengemukakan pendapat dan ketepatan dalam menyusun resume. Jika ada peserta didik yang tidak aktif dalam mengemukakan pendapat dan pembuatan resume, langsung diingatkan dan diberi catatan) Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat resume hasil diskusi berupa gambar atau simbol, dan selanjutnya menyiapkan bahan untuk menjual informasi melalui market place activity pembelajaran. Selanjutnya: Setiap ketua kelompok menjadi penjual informasi materi yang sudah didiskusikan dalam kelompoknya melalui gambar atau simbol. Sementara anggota kelompok secara bergantian mendatangi kelompok lain untuk membeli informasi materi. Setelah selesai membeli informasi dari kelompok lain, kemudian kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan secara bergantian apa yang sudah didapat atau di beli dari kelompok lainnya kepada ketua kelompok. Setelah pembeli melaporkan pada ketua kelompok, seluruh pembeli memberi penilaian dengan mendatangi kelompok lain, untuk memberi tanda bintang pada kelompok yang dianggap memiliki poster yang sesuai dengan tema dan memiliki kemampuan menjadi penjual informasi yang baik. Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir penampilan peserta didik pada kegiatan market place activity. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran Deskripsi Kegiatan 15 menit Alokasi 141 Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik, memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. 3) Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata: Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat. Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio Guru mengingatkan kembali tentang tujuan pembelajaran Meminta informasi dari peserta didik tentang implementasi beriman pada Hari Akhir, yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Hari Akhir” Inti: Mengamati Menanya Mencermati video terkait dengan Iman pada Hari Akhir Mencermati gambar-gambar terkait dengan bencana alam Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi berIman kepada Hari Akhir dalam kehidupan?, pentingnya berIman kepada Hari Akhir? Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab. Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain. Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya untuk memberikan komentar pada gambar terkait dengan Hari Kiamat (Permasalahan-penyebab-solusi). Pembagian tugas diatur sebagai berikut: o Kelompok I memberikan komentar pada bencana alam di daratan; o Kelompok II memberikan komentar pada bencana alam di lautan; o Kelompok III memberikan komentar pada bencana alam di udara. o Kelompok IV memberikan komentar pada bencana akibat ulah manusia. Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing melakukan brain storming. Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat resume hasil pengamatan gambar (poster coment), dan selanjutnya menyiapkan diri untuk celebration exebition di depan kelas. Selanjutnya setiap kelompok melakukan celebration exebition atas hasil kerja kelompoknya, kelompok lain memperhatikan dan mengajukan pertanyaan/sanggahan dengan menggunakan kata-kata santun. Adapun urutan celebration exebition, sebagai berikut: Kelompok I Ekslorasi Asosiasi Komunikasi Alokasi Waktu Waktu 20 menit 110 menit 142 Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penutup F. Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir celebration exebition. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Tes Formatif Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran Alokasi Waktu 15 menit Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Tehnik penilaian Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Tugas (Terstuktur) • Mengisi rubrik tentang Iman kepada Hari Akhir. a. Penilaian Sikap 1) Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan: “Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”. 2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir) 3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir) 4) Jurnal (lembar jurnal terlampir) b. Penilaian pengetahuan Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir) c. Penilaian keterampilan 1) Projek • Membuat makalah tentang “Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”. 2) Praktik • Mempresentasikan poster coment terkait dengan materi Iman kepada Hari Akhir. 3) Portofolio • Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri). 2. Instrumen Penilaian (Terlampir) 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Terlampir) G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point, 2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission. 3. Sumber Belajar : a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 109, 1019, 1028, 1032, 1086, 1093 b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud c. www. YouTube: Keajaiban Al-Qur’an. Mengetahui Jakarta, 01 Juli 2016 Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Guru Mata Pelajaran Agama Islam, Hanny Atie Sumarni, S.Pd NIP. 197703112007102004 Jamaluddin, S.Ag NIP. 143 FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA HARI AKHIR Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian! Kebiasaan No Pernyataan 1 2 3 Saya berusaha melaksanakan shalat 5 waktu dengan khusuk. Saya berusaha membaca Al Qur’an dengan ikhlas. Saya menjalankan puasa Ramadhan. Setelah melaksanakan shalat 5 waktu, saya melaksanakan shalat sunnah. Saya melakukan puasa Senin dan Kamis. 4 5 Selalu Sering Jarang Tidak pernah 144 INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA KELOMPOK) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman Kepada Hari Akhir Kelompok Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. Petunjuk pengisian: : : Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelanjaran berlangsung. No 1 2 3 4 5 Aspek yang di observasi 1 Hasil Pengamatan 2 3 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Jumlah Total Nilai Akhir (total/5) RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN ( TUGAS KELOMPOK ) Aspek Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Keterangan: MK = 4,00 MB = 3,00 - 3,99 MT = 2,00 - 2,99 BT = 1,00 - 1,99 Kriteria Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 145 BT : MT : MB : MK : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN No Nama Siswa Interaksi Skor Aktivitas Siswa Kerjasa Kesung Menghargai Menghargai ma guhan dlm kelompok kelompok lain 1 2 3 4 5 dst Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap Skor Kualifikasi 1,00-1,99 Sikap kurang (K) 2,00-2,99 Sikap cukup (C) 3,00-3,99 Sikap baik (B) 4,00 Sikap Sangat Baik (SB) Jumlah NA (Jml: 5) 146 INSTRUMEN ANTAR TEMAN Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa NIS : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Hari Akhir : : A. Petunjuk 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari. Tanggapan No KD/Pernyataan TP KD SR SL 1 Melaksanakan syari’at Islam 2 Mentaati peraturan sekolah 3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar 4 Membantu teman yang sedang menghadapi 5 Verifikasi Guru Ya Tidak kesulitan dalam belajar Membantu teman yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah B. Tabel Pedoman Penyekoran Tanggapan SL SR KD TP Keterangan Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan Skor 4 3 2 1 C. Tabel Penilaian Skor Maksimal Perolehan 1 4 2 4 Nomor 3 4 Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4 4 4 5 4 Jumlah Nilai Predikat 147 INSTRUMEN PENILAIAN DIRI Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa NIS : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Hari Akhir : : A. Petunjuk 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari. No 1 2 3 4 5 KD/Pernyataan Tanggapan KD SR TP SL Verifikasi Guru Ya Tidak Saya menjalankan shalat lima waktu. Saya melaksanakan shalat sunnah baik di rumah atau di sekolah Saya melaksanakan tadarrus di sekolah Saya melaksanakan tadarrus di rumah Saya mendengarkan atau membaca tentang siraman rohani B. Tabel Pedoman Penyekoran Tanggapan SL SR KD TP Keterangan Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan Skor 4 3 2 1 C. Tabel Penilaian Skor Maksimal Perolehan 1 4 2 4 Nomor 3 4 Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4 4 4 5 4 Jumlah 20 Nilai Predikat 148 INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Hari Akhir No 1 2 dst Hari/tanggal Aspek yang diamati Kejadian Keterangan Tanda tangan GPAI Mentor 149 INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA INDIVIDUAL) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa Kelas No Absen : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Hari Akhir : : : Petunjuk Mengerjakan: 1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri 2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru Soal 1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir 2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir 3. Jelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir. 4. Apa yang dimaksud dengan Hari Akhir! 5. Coba bedakan antara kiamat kubra dan kiamat shugra? 6. Sebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir? 7. Coba identifikasikan periodesasi Hari Akhir? 8. Sebutkan nama-nama surga dan nama-nama neraka? 9. Coba identifikasikan contoh perilaku orang yang berIman kepada Hari Akhir! 10. Sebutkan manfaat berIman kepada Hari Akhir!. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Penilaian Kemampuan Pengetahuan Kunci Jawaban: No Kunci Jawaban 1 QS Takwir {81}: 1-3 dan 6 2 Dalil akli tentang Iman kepada Hari Akhir adalah segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tidak ada yang bersifat abadi, suatu saat akan punah, begitu juga alam semesta beserta seluruh isinya. 3 Percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhirat kelak 5 4 Peristiwa berakhirnya kehidupan seluruh makhluk dan hancur leburnya alam semesta 10 secara total dan serentak. Skor 5 10 5 10 5 Kiamat kubra adalah peristiwa hancurnya alam semesta secara total dan kehidupan 10 semua makhluk berakhir, sementara kiamat shugra adalah peristiwa datangnya kematian bagi setiap makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu. 10 6 a. Tanda-tanda kecil: Hamba sahaya wanita melahirkan anak majikannya, ada sekelompok orang yang tidak beralas kaki lengkap (sebelah saja), dan apabila telah ada penggembala yang berlomba -lomba membangun gedung yang tinggi dan lain sebagainya. b. Tanda-tanda besar: Datangnya Ya’juj dan Ma’juj, adanya malam yang panjang dan terbitnya matahari dari sebelah barat. a. Yaumul Ba’tsi b. Yaumul Hasyr c. Yaumul Hisab d. Yaumul Mizan e. Yaumul Fashl f. Yaumul Jaza’ g. Ash-Shirath h. Surga dan neraka a. Macam-macam surga: Firdaus, Adn, Na’īm, Ma’wā, Dārussalām, Dārul Muqāmah, Al Maqāmul Amīn, Khuldi. 10 7 8 10 150 No 9 10 Kunci Jawaban Skor b. Macam-macam neraka: Jahannam, Jahīm, HāwiyahWail, Sa’īr, Ladhā, Saqar, Huthamah. a. BerIman kepada Hari Akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa 20 hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan kembali pada Allah SWT. Semua perbuatannya selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan pada Allah SWT. Sejalan dengan itu, hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati -hatian, sikap dan perilaku senantiasa didasari dengan kebaikan sesuai tuntunan agama. b. Mengimani Hari Akhir, membuat manusia sadar, bahwasanya manusia itu sangat tidak ada artinya, kalau bukan karena kebesaran Allah SWT. Dengan demikian diharapkan manusia dapat menghilangkan sikap takabur, sombong atau membanggakan diri atas kelebihan yang dimilikinya baik berupa kekayaan, kecantikan, ketampanan, kedudukan atau keturunan. c. Mempercayai akan datangnya hari akhir, membuat manusia untuk menghindari dari perbuatan tidak baik, sehingga apapun yang diperbuat akan dipikirkan terlebih dahulu, sesuai tidaknya dengan norma-norma agama. d. Mengantarkan manusia untuk tetap melakukan amal shaleh, meskipun tidak menghasilkan keuntungan materi. e. Tumbuhnya perilaku akhlakul karimah, seperti mawas diri yaitu suatu sikap bertanya tentang kekurangan yang terdapat pada diri mengenai ibadah yang dilakukan, sikap semangat untuk mempersiapkan bekal sebanyak -banyaknya untuk menghadapi akhirat, ikhlas dalam berbuat yang didasarkan hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT. a. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun perbuatan akan dimintai 15 pertanggungjawaban di kemudian hari. b. Tidak menunda-nunda amal shaleh c. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun mengetahui kapan ajalnya tiba. d. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. e. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi Jumlah Skor Penskoran Nilai = Jumlah Skor L (Lulus) = Nilai > 78 U (Ulang) = Nilai < 78 100 151 INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK (KERJA KELOMPOK) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Kelompok Nama Siswa : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Hari Akhir :……………………………... :……………………………….. 1……………………… 5……………………………….. 2……………………… 6……………………………….. 3……………………… 7……………………………….. Petunjuk Penugasan Individual : 1. Bersama teman Anda, buatlah makalah dengan tema “Implementasi Iman kepada Hari Akhir . 2. Kumpulkan pada saat pertemuan berikutnya No Nama Siswa Aspek yang dinilai/Skor Maksimal Kesesuaian Teknik Kedalaman Setting isi makalah penulisan materi layout dengan tema 1 2 3 4 Dst I. Kesesuaian isi makalah dengan tema 3. Isi makalah relevan dengan tema yang telah ditentukan 2. Isi makalah kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan 1. Isi makalah tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan II. Teknik Penulisan 3. Sesuai 2. Cukup sesuai 1. kurang sesuai III. Kedalaman materi 3. Pembahasan sangat dalam 2. Pembahasan cukup dalam 1. Pembahasan kurang dalam IV. Setting layout 3. Menarik 2. Cukup menarik 1. Kurang menarik Catatan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang Baik Jumlah skor NA (Jumlah skor: 4) 152 INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM (PELAKSANAAN DISKUSI) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Hari Akhir Kelompok :……………………………... No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Maks 1 2 3 1 2 Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut R P Dst Aspek dan rubrik penilaian: 1) Kejelasan dan kedalaman informasi. a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30. b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20. c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10. 2) Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10. 3) Kejelasan dan kerapian presentasi a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 1 153 PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok : SMA DIPONEGORO 1 Jakarta : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Hari Akhir Program Perbaikan Sasaran perbaikan Bentuk perbaikan Jenis perbaikan Materi pokok : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78 : Tes perbaikan : Individual : Iman kepada Hari Akhir Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu kelompoknya Pelaksanaan Hari/Tanggal Waktu Hasil : ... : ... : ... Program Pengayaan Sasaran pengayaan Bentuk pengayaan Jenis pengayaan Materi Pokok : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78 : Pemberian materi tambahan : Individual : Iman kepada Hari Akhir Pelaksanaan Hari/Tanggal Waktu Hasil : ... : ... : ... Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir Kelas/Semester : XII/3 Ulangan Harian ke : ... Tanggal : ... PERBAIKAN Nomor Urut Absen Nama Siswa Nilai Sebelum Perbaikan Tanggal Perbaikan Hasil Perbaikan Bentuk Perbaikan Ket. PENGAYAAN Nomor Urut Absen Nama Siswa Nilai Sebelum Pengayaan Tanggal Pengayaan Hasil Pengayaan Bentuk Pengayaan Ket. 154 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu A. : SMA Diponegoro 1 Jakarta : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Beriman Kepada Qadha dan Qadar : 2 X 3 Jam Pelajaran Kompetisi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.2. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar. 2. KD pada KI-2 2.6. Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal sebagasi cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT. 3. KD pada KI-3 3.4. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar. 4. KD pada KI-4 4.6. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik mampu: 1.2.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku beriman pada Qadha dan Qadar. 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik mampu: 2.6.1. Membiasakan diri bersikap optimis dalam hidup. 2.6.2. Membiasakan diri untuk selalu berikhtiar. 2.6.3. Membiasakan diri untuk selalu bertawakal 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu: 3.4.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Qadha dan Qadar. 3.4.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar. 3.4.3. Membedakan antara Qadha dan Qadar. 3.4.4. Menjelaskan macam-macam taqdir. 3.4.5. Membedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. 3.4.6. Membedakan antara ikhtiar dan tawakal. 3.4.7. Mengidentifikasi tanda-tanda penghayatan Iman kepada Qadha dan Qadar. 3.4.8. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Qadha dan Qadar. 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik mampu: 4.6.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Qadha dan Qadar. 155 4.6.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Qadha dan Qadar. D. E. Materi Pembelajaran Konsep : Beriman kepada Qadha dan Qadar : Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,” sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali.”Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”, sedangkan menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatunya.” Fakta : Prinsip/dalil/Teori/hukum : Prosedur : Dampak/Hikmah/manfaat : Adanya keinginan yang terkabul. keinginan yang tidak terkabul. QS Fusshilat {41}: 11-12, QS Al Balad {90}: 10, QS An Nisa {4}: 79, QS Al Ahqaf {46}: 9, QS Al Baqarah {2}: 216 Melalui model pembelajaran Colaborative Learning diharapkan peserta didik memiliki kesadaran untuk selalu beriman kepada Qadha dan Qadar. 1. Bertawakkal kepada Allah SWT setelah melakukan suatu usaha, karena setiap usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan, akan diperolehnya (baik di dunia maupun di akhirat). Semua itu terjadi dengan Qadha dan Qadar Allah SWT. 2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati, karena semua yang terjadi berkat Qadha dan Qadar Allah SWT. 3. Tidak sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang diinginkan. 4. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan tidak tercapai. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan Pendahuluan Inti: Mengamati Menanya Deskripsi Kegiatan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik, memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata: “ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman pada Qadha dan Qadar, yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Qadha dan Qadar” Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada Qadha dan Qadar secara individu maupun kelompok. Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada Qadha dan Qadar Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab. Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak didominasi oleh salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan Alokasi Waktu 20 menit 110 menit 156 Kegiatan Ekslorasi Asosiasi Komunikasi Penutup Deskripsi Kegiatan jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain. Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya. Pembagian tugas, diatur sebagai berikut: Kelompok I mendiskusikan tentang prinsip-prinsip keimanan kepada Qadha dan Qadar. Kelompok II mendiskusikan tentang hubungan antara taqdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Kelompok III mendiskusikan tentang tanda-tanda penghayatan beriman kepada Qadha dan Qadar. Kelompok IV mendiskusikan tentang dampak beriman kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok. Selama pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan sikap terhadap peserta didik, dan mencatat di lembar pengamatan semua hal yang terjadi di kelas. Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat Resume Hasil Diskusi, dan selanjutnya menyiapkan bahan untuk dipresentasikan di depan kelas. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain mengajukan pertanyaan/sanggahan dengan menggunakan kata-kata santun. Adapun urutan mempresentasikannya adalah sbb: Kelompok I mempresentasikan tentang prinsip-prinsip keimanan kepada Qadha dan Qadar. Kelompok II mempresentasikan tentang hubungan antara taqdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Kelompok III mempresentasikan tentang tanda-tanda penghayatan beriman kepada Qadha dan Qadar. Kelompok IV mempresentasikan tentang dampak beriman kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir presentasi. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran Alokasi Waktu 15 menit Pertemuan II: Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik, memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata: “ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat. Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio Guru mengingatkan kembali tentang kompetensi dasar yang akan dicapai. Meminta informasi dari peserta didik tentang contoh perilaku Alokasi Waktu 20 menit 157 Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu beriman kepada Qadha dan Qadar, yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Qadha dan Qadar” Inti: Mengamati Menanya Ekslorasi Asosiasi Komunikasi Penutup F. Mencermati tayangan terkait dengan mengimani kepada Qadha dan Qadar. Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi Qadha dan Qadar dalam kehidupan?, pentingnya beriman kepada Qadha dan Qadar? Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab. Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain. Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya untuk membuat naskah drama dengan dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”. Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing melakukan brain storming. Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok Setelah peserta didik dalam kelompok selesai membuat naskah drama, kemudian berlatih berulang-ulah. Dan selanjutnya menyiapkan diri untuk bermain peran di depan kelas. Selanjutnya setiap kelompok melakukan bermain peran sesuai dengan, secara bergantian. Ketika kelompok melakukan happy performing kelompok lain memperhatikan. Adapun urutan happy performing, sebagai berikut: Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir happy performing. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Tes Formatif Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya 3) Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran 110 menit 15 menit Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Tehnik penilaian Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Tugas (Terstuktur) • Mengisi rubrik tentang Iman kepada Qadha dan Qadar. a. Penilaian Sikap 1) Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan: “Implementasi Iman kepada Qadha dan Qadardalam kehidupan sehari-hari”. 158 2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir) 3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir) 4) Jurnal (lembar jurnal terlampir) b. Penilaian pengetahuan Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir) c. Penilaian keterampilan 1) Projek Membuat makalah tentang “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”. 2) Praktik Memperagakan melalui bermain peran dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”. 3) Portofolio Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri). 2. Instrumen Penilaian (Terlampir) 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Terlampir) G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point, 2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission. 3. Sumber Belajar : a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 559, 946 b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud c. www. YouTube: Api dan mukjizat para Nabi, hewan dan mukjizat para Nabi (Khazanah Ensiklopedi d. Electronic Book Mengetahui Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Jakarta, 01 Juli 2016 Guru Mata Pelajaran Agama Islam Hanny Atie Sumarni, S.Pd NIP. 197703112007102004 Jamaluddin, S.Ag NIP. 159 FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian! Kebiasaan No 1 2 3 4 5 Pernyataan Saya berusaha bersikap ridha terhadap apa yang saya miliki. Saya beriktiar dengan sepenuh hati atas apa yang saya cita-citakan. Saya berusaha untuk bersikap tabah, ketika mendapat cobaan dari Allah SWT. Apabila saya diberi anugerah oleh Allah SWT, saya bersyukur Setelah berikhtiar lahir dan batin, sya bertawakal pada Allah SWT. Selalu Sering Jarang Tidak pernah 160 INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA KELOMPOK) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman Kepada Qadha dan Qadar Kelompok : Nama Siswa : 1. 2. 3. 4. 5. Petunjuk pengisian: Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelanjaran berlangsung. No 1 2 3 4 5 Aspek yang di observasi 1 Hasil Pengamatan 2 3 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Jumlah Total Nilai Akhir (total/5) RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN ( TUGAS KELOMPOK ) Aspek Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Keterangan: MK = 4,00 MB = 3,00 - 3,99 MT = 2,00 - 2,99 BT = 1,00 - 1,99 Kriteria Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Belum tampak Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 161 BT : MT : MB : MK : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN No Nama Siswa Interaksi Skor Aktivitas Siswa Kerjasa Kesung Menghargai Menghargai ma guhan dlm kelompok kelompok lain 1 2 3 4 5 dst Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap Skor Kualifikasi 1,00-1,99 Sikap kurang (K) 2,00-2,99 Sikap cukup (C) 3,00-3,99 Sikap baik (B) 4,00 Sikap Sangat Baik (SB) Jumlah NA (Jml: 5) 162 INSTRUMEN ANTAR TEMAN Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa NIS : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Qadha dan Qadar : : A. Petunjuk 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari. Tanggapan No KD/Pernyataan TP KD SR SL 1 Melaksanakan syari’at Islam 2 Mentaati peraturan sekolah 3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar 4 Membantu teman yang sedang menghadapi kesulitan dalam belajar 5 Membantu teman yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah Verifikasi Guru Ya Tidak B. Tabel Pedoman Penyekoran Tanggapan SL SR KD TP Keterangan Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan Skor 4 3 2 1 C. Tabel Penilaian Skor Maksimal Perolehan 1 4 2 4 Nomor 3 4 Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4 4 4 5 4 Jumlah Nilai Predikat 163 INSTRUMEN PENILAIAN DIRI Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa NIS : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Qadha dan Qadar : : A. Petunjuk 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari. Tanggapan No KD/Pernyataan TP KD SR SL 1 Saya menjalankan shalat lima waktu. 2 Saya melaksanakan shalat sunnah baik di rumah atau di sekolah Saya melaksanakan tadarrus di sekolah 3 4 Saya melaksanakan tadarrus di rumah 5 Saya mendengarkan atau membaca tentang siraman rohani Verifikasi Guru Ya Tidak B. Tabel Pedoman Penyekoran Tanggapan SL SR KD TP Keterangan Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan Skor 4 3 2 1 C. Tabel Penilaian Skor Maksimal Perolehan 1 4 2 4 Nomor 3 4 Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4 4 4 5 4 Jumlah 20 Nilai Predikat 164 INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar No 1 2 dst Hari/tanggal Aspek yang diamati Kejadian Keterangan Tanda tangan GPAI Mentor 165 Lampiran Aspek Pengetahuan INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA INDIVIDUAL) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Nama Siswa Kelas No Absen : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : XI / 5 : Iman Kepada Qadha dan Qadar : : : Petunjuk Mengerjakan: 1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri 2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru Soal 1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar 2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar 3. Jelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar!. 4. Coba bedakan antara Qadha dan Qadar? 5. Ada berapa macam taqdir? Jelaskan 6. Coba bedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin? 7. Mengapa manusia harus berikhtiar? 8. Coba bedakan antara ikhtiar dan tawakal! 9. Coba identifikasikan tanda-tanda orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar! 10. Jelaskan implementasi sikap mengimani Qadha dan Qadar yang sudah Anda lakukan!. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Penilaian Kemampuan Pengetahuan Kunci Jawaban: No Kunci Jawaban Skor 1 QS Al Furqan {25}: 2 5 2 Dalil akli tentang Iman kepada Qadha dan Qadar adalah takdir Allah SWT berupa 10 hukum-hukum alam semesta yang berjalan secara adil, tertib, dan teratur. Takdir Allah SWT disebut pula sunnatullah. Takdir, yang baik maupun yang buruk, sedikitpun tidak mengandung makna bahwa Allah SWT mengendalikan manusia seperti dalang memainkan wayang. Adanya takdir baik dan buruk, tidak menutup ruang gerak manusia untuk melakukan segala perbuatan menurut pilihan dan kemauannya. 3 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT sudah menetapkan ketentuannya atas seluruh makhluk-Nya. 5 4 Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,” sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali.” Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan ”, sedangkan menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh makhluk -Nya tentang segala sesuatunya.” 10 5 Takdir terbagi dua: Pertama, Takdir Mubrom yakni takdir semata-mata ketentuan Alla SWT seperti mati, kelahiran dan jenis kelamin. Kedua, Takdir Mu’allaq yakni takdir yang tergantung ikhtiar dan potensi yang ada pada manusia seperti sembuh dengan berobat, sukses dalam studi, sukses dalam karir, dan lain-lain. 10 6 Ikhtiar lahir adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan mengunakan akal dan 10 fisik, sementara ikhtiar batin berusaha dengan sungguh -sungguh dengan cara memohon kepada Sang Maha Pencipta. 166 No 7 Kunci Jawaban a. Takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah.” Artinya keberhasilan hidup sangat tergantung sejalan atau tidaknya dengan Sunnatullah. Misalnya malas belajar berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api akan merasakan panas, menanam benih akan menuai padi. b. Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang mampu mengetahuinya (QS. Al-Ahqaf {46}: 9). c. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh -sungguh, otomatis hampir seratus persen akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita -cita sesuai tujuan yang ditetapkan. Pepatah Arab mengatakan: دجو ّ دج نم Artinya: “Siapa pun orangnya yang bersungguh-sungguh akan memperoleh keberhasilan.” Skor 20 8 Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Sementara tawakal adalah menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah SWT . 10 9 a. Memberi keyakinan kepada manusia bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah, baik yang tertulis dalam ayat -ayat Al Qur’an (Qauliyah) maupun yang terhampar di alam semesta yang disebut ayat -ayat kauniyah. Persamaan antara keduanya adalah sama-sama dari Allah SWTdan dijamin mutlak kebenarannya. b. Menambah keyakinan pada manusia untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha untuk lebih giat lagi dalam mengejar cita -citanya. c. Meningkatkan keyakinan pada manusia untuk berdo ’a agar lebih fokus pada sasaran yang diharapkan dengan izin Allah SWT. d. Memberi keyakinan pada manusia untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT atas segala ikhtiarnya, sehingga apabila gagal tidak mudah berputus asa, sejalan dengan itu bila berhasil selalu bersyukur kepada-Nya (QS. At-Taubah {9}: 51). e. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupannya dibatasi oleh aturan - aturan Allah SWT, yang tujuannya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. 15 10 a. b. c. d. e. 5 Belajar dengan sungguh-sungguh. Ridha terhadap taqdir-Nya Gemar berdoa Tidak mudah putus asa bila gagal Tidak sombong bila berhasil Jumlah Skor Penskoran Nilai = Jumlah Skor L (Lulus) = Nilai > 78 U (Ulang) = Nilai < 78 100 167 INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK (KERJA KELOMPOK) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Kelompok Nama Siswa : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Qadha dan Qadar :……………………………... :……………………………….. 1……………………… 5……………………………….. 2……………………… 6……………………………….. 3……………………… 7……………………………….. Petunjuk Penugasan Individual : 1. Bersama teman Anda, buatlah naskah drama dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”. 2. Selanjutnya setiap kelompok bermain peran sesuai naskah yang sudah dibuat, kelompok yang lain memperhatikan dan bertanya berkaitan dengan drama tersebut 3. Penilaian Penulisan Naskah Drama No Nama Siswa Tema atau Isi Aspek yang dinilai/Skor Maksimal Latar Alur Cerita Penyampaian Belakang Amanat Cerita Jumlah skor NA (Jumlah skor: 4) 1 2 3 4 Dst I. Tema atau Isi 3. Isi cerita relevan dengan tema yang telah ditentukan 2. Isi cerita kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan 1. Isi cerita tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan II. Latar Belakang Cerita 3. Cerita dikembangkan dengan kreatifitas tanpa keluar dari tema yang ditentukan 2. Pengembangan latar cerita kurang kreatif 1. Tidak ada pengembangan latar cerita III. Alur Cerita 3. Urutan cerita logis, runtut, dan tidak terpotong - potong 2. Urutan cerita logis, runtut, namun terpotong-potong/tidak lengkap 1. Urutan cerita tidak logis, tidak runtut, dan terpotong-potong IV. Amanat Cerita 3. Adanya penyampaian amanat, suasana yang disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat 2. Adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat 1. Tidak adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat Catatan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang Baik 168 INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM (BERMAIN PERAN) (KERJA KELOMOK) Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Qadha dan Qadar Kelompok :……………………………... Nama Siswa :……………………………... Kelas :……………………………... No Absen :……………………………... Penilaian Bermain Drama: No Nama Aspek yang dinilai Siswa Tokoh Ekspresi Intonasi 1 2 Dst Aspek dan rubrik penilaian: I. Tokoh/Perwatakan 3. Kesesuaian karakter tokoh baik 2. Karakter tokoh kurang 1. Karakter tokoh tidak sesuai II. Ekspresi/Gesture 3. Sesuai 2. Kurang sesuai 1. Tidak sesuai III. Intonasi Vokal 3. Tepat 2. Kurang tepat 1. Tidak tepat IV. Penguasaan Panggung 3. Menguasai 2. Kurang menguasai 1. Tidak menguasai Skor Maks Penguasaan Nilai 169 PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok : SMA Diponegoro 1 Jakarta : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : XI/3 : Iman kepada Qadha dan Qadar Program Perbaikan Sasaran perbaikan Bentuk perbaikan Jenis perbaikan Materi pokok : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78 : Tes perbaikan : Individual : Iman kepada Qadha dan Qadar Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu kelompoknya Pelaksanaan Hari/Tanggal Waktu Hasil : ... : ... : ... Program Pengayaan Sasaran pengayaan Bentuk pengayaan Jenis pengayaan Materi Pokok : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78 : Pemberian materi tambahan : Individual : Iman kepada Qadha dan Qadar Pelaksanaan Hari/Tanggal Waktu Hasil : ... : ... : ... Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar Kelas/Semester : XII/3 Ulangan Harian ke : ... Tanggal : ... PERBAIKAN Nomor Urut Absen Nama Siswa Nilai Sebelum Perbaikan Tanggal Perbaikan Hasil Perbaikan Bentuk Perbaikan Ket. PENGAYAAN Nomor Urut Absen Nama Siswa Nilai Sebelum Pengayaan Tanggal Pengayaan Hasil Pengayaan Bentuk Pengayaan Ket. 170 Analisis Penyusunan RPP 1 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) Aspek Kriteria Penilaian Skor Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas Mencantumkan dua komponen identitas Mencantumkan satu komponen identitas Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat kompetensi inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi inti empat) 0 Mencantumkan tiga komponen inti Mencantumkan dua komponen inti Mencantumkan satu komponen inti Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada tiga kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada dua kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada satu kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada empat kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada tiga kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada dua kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada satu kompetensi inti Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumber belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumbr belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumber belajar 4 4 2 171 Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti a. Mengamati tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumbr belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap kurang dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 4 5 2 172 b. Menanya a. Mengumpulkan informasi 1 Mencantumkan sa lah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 2 2 b.Mengasosiasi c. Mengkomunikasikan Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mengasosiasi Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan 2 0 173 Kegiatan Penutup Penilaian, Remedial, dan Pengayaan Media, Bahan, dan Sumber Belajar Lampiran-lampiran sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan enam kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan lima kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan satu kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan teknik penilaian (instrumen penilaian), remedial, dan pengayaan Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Mencantumkan media, bahan, dan sumber belajar Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Mencantumkan Lampiran teknik penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik Mencantumkan hanya tiga lampiran Mencantumkan hanya dua lampiran Mencantumkan hanya satu lampiran 4 2 3 2 174 Analisis Penyusunan RPP 2 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) Aspek Kriteria Penilaian Skor Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas Mencantumkan dua komponen identitas Mencantumkan satu komponen identitas Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat kompetensi inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi inti empat) 0 Mencantumkan tiga komponen inti Mencantumkan dua komponen inti Mencantumkan satu komponen inti Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada tiga kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada dua kompetensi inti Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada satu kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada empat kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada tiga kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada dua kompetensi inti Mencantumkan minimal dua indicator pada satu kompetensi inti Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumber belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumbr belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumber belajar 4 4 2 175 Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti a. Mengamati tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumbr belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap kurang dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 4 5 2 176 b. Menanya d.Mengumpulkan informasi 1 Mencantumkan sa lah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 2 2 e. Mengasosiasi f. Mengkomunikasikan Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mengasosiasi Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan 2 0 177 Kegiatan Penutup Penilaian, Remedial, dan Pengayaan Media, Bahan, dan Sumber Belajar Lampiran-lampiran sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan enam kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan lima kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan empat kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan tiga kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan dua kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan satu kegiatan penutup sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan teknik penilaian (instrumen penilaian), remedial, dan pengayaan Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Mencantumkan media, bahan, dan sumber belajar Mencantumkan hanya dua Mencantumkan hanya satu Tidak mencantumkan sama sekali Mencantumkan Lampiran teknik penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik Mencantumkan hanya tiga lampiran Mencantumkan hanya dua lampiran Mencantumkan hanya satu lampiran 4 2 3 2 178 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta No I 1 2 3 4 5 6 7 II A 8 9 10 11 12 13 14 PERNYATAAN KEGIATAN PENDAHULUAN Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media pembelajaran sebelum pelajaran dimulai Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa dengan cara mengabsen siswa Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan guru mengajar penuh semangat Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari Guru menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dipelajari KEGIATAN INTI MENGAMATI Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati objek atau fenomena sebagai sumber informasi Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk dijadikan referensi selama melakukan pengamatan Guru meminta siswa untuk membaca sumber informasi lain untuk mendukung informasi tentang objek yang telah diamati Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail hasil pengamatan Guru meminta siswa untuk melakukan pengamatan berdasarkan instruksi yang telah dijelaskan oleh guru Siswa mencari sumber informasi dengan mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi guru Siswa mencari sumber informasi lain untuk SL SR KK TP 179 15 16 B 17 18 19 20 21 22 C 23 24 25 26 27 28 29 30 D 31 mendapat informasi tambahan tentang objek yang sudah diamati Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi guru Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan MENANYA Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat daftar pertanyaan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih dahulu tentang informasi yang belum dipahami Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang informasi yang belum dipahami Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi atau informasi yang belum dimengerti MENGUMPULKAN INFORMASI Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengumpulkan informasi Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi yang relavan dengan topik yang sedang dibahas Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain selain buku teks untuk mendukung informasi yang diperoleh Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan instrument lain Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi guru Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen terhadap informasi yang sedang mereka kumpulkan Siswa membaca sumber lain selain buku teks untuk mendukung informasi yang diperoleh MENGASOSIASI Guru meminta siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan 180 32 33 34 35 36 37 38 E 39 40 41 42 43 44 45 46 47 III 48 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi dengan cara mendiskusikannya dengan teman Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menganalisis data atau informasi yang sudah dikumpulkan Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan Guru meminta siswa untuk menyimpulkan informasi yang telah didiskusikan bersama teman Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik individu atau berdiskusi dengan teman Siswa menganalisis informasi yang sudah didapatkan Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi yang sudah dikumpulkan MENGKOMUNIKASIKAN Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis dari informasi yang telah diperoleh secara individu dan kelompok Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat pada siswa yang sedang menyajikan laporan Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menyajikan laporan Guru meminta kepada siswa untuk memberikan kesimpulan secara lisan hasil laporan Siswa menyusun laporan dari informasi yang telah diperoleh baik secara individu atau kelompok Siswa berani menyampaikan hasil laporan didepan kelas Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa yang sedang menyajikan laporan Siswa memberikan kesimpulan secara lisan tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan KEGIATAN PENUTUP Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan 181 49 50 51 52 53 54 55 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan siswa Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bahan remedian Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman materi Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membahas materi diluar jam pembelajaran Guru Memberikan tugas individual atau tugas kelompok Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 164 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta No I 1 PERNYATAAN KEGIATAN PENDAHULUAN Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media pembelajaran sebelum SL SR KK TP 182 2 3 4 5 6 7 II A 8 9 10 11 12 13 14 15 16 B 17 pelajaran dimulai Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa dengan cara mengabsen siswa Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan guru mengajar penuh semangat Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari Guru menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dipelajari KEGIATAN INTI MENGAMATI Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati objek atau fenomena sebagai sumber informasi Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk dijadikan referensi selama melakukan pengamatan Guru meminta siswa untuk membaca sumber informasi lain untuk mendukung informasi tentang objek yang telah diamati Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail hasil pengamatan Guru meminta siswa untuk melakukan pengamatan berdasarkan instruksi yang telah dijelaskan oleh guru Siswa mencari sumber informasi dengan mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi guru Siswa mencari sumber informasi lain untuk mendapat informasi tambahan tentang objek yang sudah diamati Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi guru Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan MENANYA Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat daftar pertanyaan 183 18 19 20 21 22 C 23 24 25 26 27 28 29 30 D 31 32 33 34 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih dahulu tentang informasi yang belum dipahami Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang informasi yang belum dipahami Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi atau informasi yang belum dimengerti MENGUMPULKAN INFORMASI Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengumpulkan informasi Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi yang relavan dengan topik yang sedang dibahas Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain selain buku teks untuk mendukung informasi yang diperoleh Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan instrument lain Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi guru Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen terhadap informasi yang sedang mereka kumpulkan Siswa membaca sumber lain selain buku teks untuk mendukung informasi yang diperoleh MENGASOSIASI Guru meminta siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan Guru meminta siswa untuk mengolah informasi dengan cara mendiskusikannya dengan teman Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menganalisis data atau informasi yang sudah dikumpulkan Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan 184 35 36 37 38 E 39 40 41 42 43 44 45 46 47 III 48 49 50 51 menyimpulkan Guru meminta siswa untuk menyimpulkan informasi yang telah didiskusikan bersama teman Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik individu atau berdiskusi dengan teman Siswa menganalisis informasi yang sudah didapatkan Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi yang sudah dikumpulkan MENGKOMUNIKASIKAN Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis dari informasi yang telah diperoleh secara individu dan kelompok Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat pada siswa yang sedang menyajikan laporan Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menyajikan laporan Guru meminta kepada siswa untuk memberikan kesimpulan secara lisan hasil laporan Siswa menyusun laporan dari informasi yang telah diperoleh baik secara individu atau kelompok Siswa berani menyampaikan hasil laporan didepan kelas Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa yang sedang menyajikan laporan Siswa memberikan kesimpulan secara lisan tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan KEGIATAN PENUTUP Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan siswa Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bahan remedian 185 52 53 54 55 Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman materi Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membahas materi diluar jam pembelajaran Guru Memberikan tugas individual atau tugas kelompok Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 158 186 187 188