BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung di segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan yang baik yaitu pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi juga memberi bekal dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan di sekolah akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang mereka pelajari dan ketahui. Permasalahan yang terjadi dan dihadapi saat ini adalah lemahnya kegiatan pembelajaran karena siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir (Hamdayama, 2014: 51). Pengembangan pola pikir yang kritis, rasional dan kreatif, serta membentuk sifat konstruktif yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa merupakan tujuan dalam pembelajaran matematika. Menurut Sudjana (2009: 3) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kenyataan yang didapat dari observasi di SMP Al-Islam Kartasura menunjukkan suatu kesenjangan, hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar matematika siswa kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan ujian akhir semester terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai kurang dari batas tuntas dalam pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika di SMP Al-Islam Kartasura dikatakan tuntas apabila nilainya dan dikatakan tidak tuntas apabila nilainya Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih kurang optimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar di sekolah. Salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa rendah karena model pembelajaran, metode dan pendekatan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, lingkungan dan sarana dan prasarana yang kurang mendukung (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 247-253). Berdasarkan observasi SMP Al-Islam 1 Kartasura masih menggunakan 2 pendekatan pembelajaran satu arah. Dalam pembelajaran dengan satu arah, guru lebih aktif dalam penjelasan materi, sedangkan siswa pada umumnya hanya memperhatikan, mencatat materi, mengerjakan soal dan kurang semangat dalam pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah persepsi siswa terhadap matematika itu sendiri (Hamalik, 2003: 31). Siswa menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sulit, bosan dengan angkaangka, simbol-simbol, lambang-lambang dan grafik-grafik. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (1999: 239) faktor yang tidak kalah penting lainnya mempengaruhi hasil belajar matematika siswa yaitu faktor yang datang dari dalam diri pribadi siswa sendiri, salah satunya motivasi belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Di antara pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan kontekstual dan pendekatan saintifik. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Hamdayama, 2014: 51). Pendekatan pembelajaran ini bisa diumpamakan sebuah orkes simponi yang terdiri atas biola, selo, klarinet, bas dan lain-lain, yang dimainkan secara harmonis. Tiap unsur dari pembelajaran mempunyai peran tertentu bagi perkembangan belajar siswa. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Sementara itu menurut Hosnan (2014: 34-35) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif membangun konsep dan prinsip melalui tahapan- 3 tahapan mengamati, mengumpulkan data, merumuskan masalah, menganalisis data, merumuskan menarik hipotesis, kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep dan prinsip yang ditemukan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan dengan harapan siswa memahami bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi yang diberikan searah dari guru. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan ketrampilan proses, seperti mengamati, mengklarifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan membutuhkan bantuan guru di dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain pendekatan pembelajaran yang digunakan, keberhasilan pembelajaran dipengaruhi juga oleh motivasi siswa. Menurut Daryanto (2012: 31) motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari tingkat motivasi belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan penjelasan dan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perbaikan pada pembelajaran matematika yang ada sekarang ini dilakukan. Hal ini bertujuan untuk pemahaman konsep dan hasil belajar siswa yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi d an memperbaiki permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat dan memperhatikan motivasi siswa. Dengan demikian diharapkan hasil belajar matematika siswa akan lebih baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Siswa”. 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika dalam penyampaian materi matematika berpengaruh pada hasil belajar siswa. 2. Perbedaan hasil belajar siswa dimungkinkan karena tingkat motivasi siswa yang berbeda-bada dalam pembelajaran. 3. Penyampaian materi oleh guru terkadang tidak dihubungkan dengan permasalahan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. C. Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, fokus dan tidak menyimpang dari sasaran penelitian. Penelitian ini akan dibatasi dalam beberapa aspek. 1. Hasil belajar matematika siswa ditunjukkan dari tes yang diberikan pada akhir pertemuan yang diberikan guru, pada materi faktorisasi suku aljabar. 2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dibatasi pada pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pendekatan Saintifik. 3. Motivasi belajar yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar matematika meliputi minat belajar, menyukai tantangan, dan rasa tanggung jawab. 4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII semester gasal SMP Al-Islam Kartasura tahun 2016/2017. 5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Apakah ada perbedaan pengaruh pendekatan terhadap hasil belajar Matematika? 2. Apakah ada perbedaan pengaruh tingkat motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika? 3. Apakah ada pengaruh interaksi antara penggunaan pendekatan kontekstual dan pendekatan saintifik dengan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika? E. Tujuan Masalah 1. Untuk menguji dan menganalisis ada perbedaan pengaruh pendekatan terhadap hasil belajar Matematika. 2. Untuk menguji dan menganalisis ada perbedaan pengaruh tingkat motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika. 3. Untuk mengetahui ada pengaruh interaksi antara penggunaan pendekatan kontekstual dan pendekatan saintifik dengan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kontekstual dan saintifik. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai langkah untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran matematika. 6 2. Secara Praktis a. Bagi Guru Memberikan wawasan kepada guru tentang penerapan pembelajaran kontekstual dan saintifik dalam proses pembelajaran matematika serta guru bisa lebih kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. b. Bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. c. Bagi Sekolah Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah. d. Bagi Peneliti Sebagai bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut dan meningkatkan hasil belajar matematika.