Badan Litbang Pertanian - bpatp

advertisement
Badan Litbang Pertanian
i
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
KATA PENGANTAR
Setelah melewati beberapa puncak keberhasilan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
mulai memasuki fase kritis yang dikhawatirkan
akan terjadi stagnasi dan pada beberapa aspek
cenderung dapat menyebabkan penurunan kinerja.
Oleh karena itu, gaya dan pola manajemen dalam
pengelolaan Badan Litbang Pertanian ke depan
perlu dilakukan secara profesional dengan
pendekatan manajemen korporasi
Semangat SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS yang menjadi
tagline Badan Litbang Pertanian merupakan landasan kuat untuk
mengimplementasikan corporate management system atau
manajemen korporasi.
Penyusunan buku panduan umum manajemen korporasi Badan
Litbang Pertanian ditujukan sebagai pedoman bagi seluruh
pegawai
lingkup
Badan
Litbang
Pertanian
dalam
mengimplementasikan manajemen korporasi.
Saya berharap seluruh UK dan UPT dapat secara konsisten
mengimplementasikannya dengan mengacu pada panduan umum
ini, sehingga kinerja Badan Litbang Pertanian menjadi semakin
baik dan dapat melaksanakan percepatan pencapaian kinerja
dengan semangat not business as usual. Selamat Bekerja.
Jakarta, Oktober 2013
Kepala Badan Litbang Pertanian
Dr. Ir. Haryono, MSc
Badan Litbang Pertanian
i
ii
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/2013
36/Kpts/OT.160/I/1/2013
TENTANG
PANDUAN PENERAPAN MANAJEMEN KORPORASI DI
LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN,
Menimbang : a. bahwa
lembaga
penelitian
dan
pengembangan
wajib
meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi
untuk
mendukung
pembangunan nasional;
b. bahwa
sesuai
dengan
tuntutan
pembangunan
pertanian,
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
diharapkan dapat mempunyai kesatuan
pemikiran, konsep dan gerak yang
komprehensif dan holistik;
c. bahwa atas dasar hal tersebut di atas
pada huruf a dan b serta untuk
mencapai tujuan yang dimaksud perlu
Badan Litbang Pertanian
iii
ditetapkan
Panduan
Penerapan
Manajemen Korporasi di Lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000
tentang
Perlindungan
Varietas
Tanaman (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 241, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4043);
2.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
4219);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang
Perbendaharaan
Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4355);
5.
iv
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4400);
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
6.
Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara Peraturan Presiden
Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 141;
7.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara jo.
Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun
2011 (Lembaran Negara Tahun 2011
Nomor 142);
8.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun
2002 Tentang Pedoman Pembayaran
Dalam
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4212)
sebagaimana
telah
diubah
terakhir
kali
dengan
Keputusan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
92, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4418);
9.
Keputusan Presiden Nomor 157/M
Tahun 2010 tentang Pengangkatan
Pejabat Eselon I Di Lingkungan
Kementerian Pertanian;
10. Peraturan Menteri Pertanian
61/Permentan/OT.140/10/
Badan Litbang Pertanian
Nomor
2010
v
tentang Organisasi dan
Kementerian Pertanian;
Tata
Kerja
11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
6458/Kpts/KU.140/12/2012
tentang
Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA), Pejabat Penandatanganan Surat
Perintah Membayar (SPM), Bendahara
Pengeluaran, dan Bendahara Penerima
lingkup
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian;
12. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Nomor
04/Kpts/KP.340/I/1/2013
tentang
Penetapan
Pejabat
yang
diberi
kewenangan melakukan tindakan yang
mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pembuat
Komitmen
(PPK)
lingkup
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU
: Panduan Penerapan Manajemen Korporasi
di
Lingkup
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian
sebagaimana
tersebut dalam lampiran Keputusan ini
vi
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
KEDUA
: Panduan Penerapan Manajemen Korporasi
di
Lingkup
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian
sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU untuk
digunakan sebagai acuan bagi pelaksana
kegiatan penerapan manajemen korporasi
di
lingkup
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian.
KETIGA
: Keputusan
ditetapkan.
ini
berlaku
pada
tanggal
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Oktober 2013ri
201
KEPALA BADAN,
HARYONO
NIP. 19560516 198103 1 002
Salinan Keputusan ini disampaikan Yth. :
1. Menteri Pertanian;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;
4. Kepala Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian,
BPTP dan Loka Penelitian lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Badan Litbang Pertanian
vii
viii
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
PANDUAN UMUM
MANAJEMEN KORPORASI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tim Penyusun
I. PENGARAH
Ketua
:
Dr. Ir. Haryono, M.Sc
Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Sekretaris 1
:
Sekretaris 2
:
Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc
Sekretaris Badan Litbang Pertanian
Dr. Agung Hendriadi, M.Eng
Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
Anggota
:
Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS
Kepala
Pusat
Penelitian
Pengembangan Perkebunan
dan
II. PELAKSANA
Ketua
: Dr. Agung Hendriadi, M.Eng
Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
Wakil Ketua
: Prof (Riset) Dr. Ir. Erizal Jamal
Kepala Balai Pengelola Alih
Teknologi Pertanian
Badan Litbang Pertanian
ix
Sekretaris
: Seta R. Agustina, SP, MMA, M.Sc
Anggota
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dr. Haris Syahbuddin, DEA
Dr. Ketut Gede Mudiarta
Dr. Idha Widi Arsanti, SP, MP
Ir. Erlita Rahmarestia, M.Sc
Dr. Joko Pitono
Dr. Retno Sri Hartati M
Dr. Hoerudin
Dr. Yiyi Sulaeman
Ir. Sri Purmiyanti, M.Si
Irwan Arfiansyah, ST
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2013
x
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
DAFTAR ISI
I
PENDAHULUAN
1
1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Badan Litbang
1
Pertanian
1.2. Manajemen Korporasi Badan Litbang Pertanian
4
II.
KORPORASI IDENTITAS
10
III.
KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG
17
PERTANIAN
IV.
3.1. Struktur Organisasi
17
3.2. Indikator Keberhasilan Korporasi Organisasi
22
KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM BADAN
23
LITBANG PERTANIAN
V.
4.1. Manajemen Korporasi Program
23
4.2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
29
KORPORASI SISTEM INFORMASI DAN CLOUD
33
COMPUTING
Badan Litbang Pertanian
xi
VI.
5.1. Sistem Informasi
33
5.2. Arsitektur Sistem Informasi
34
5.3. Pengembangan Sistem Informasi
35
5.4. Persiapan Pengembangan Sistem Informasi
37
5.5. Cloud Computing
39
MANAJEMEN KORPORASI DISEMINASI
45
6.1. Sistem Inovasi dan Diseminasi
46
6.2. Implementasi Manajemen Korporasi Diseminasi
48
LAMPIRAN
xii
51
Badan Litbang Pertanian
I.
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Badan Litbang Pertanian
Semenjak dibentuk sebagai unit Eselon I Departemen Pertanian
pada 26 Agustus 1974 sampai saat ini, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian telah mengalami sepuluh kali perubahan
dan penyempurnaan organisasi, baik itu berupa penambahan unit
eselon II maupun proses perampingan.
Selama masa itu, Badan
Litbang Pertanian telah dipimpin oleh 8 orang Kepala Badan mulai
dari Ir. Sadikin Sumintawikarta sampai Dr. Haryono, MSc. Ke
delapan Kepala Badan Litbang tersebut telah memberi warna pada
perkembangan Badan Litbang Pertanian, sehingga kondisinya seperti
saat ini dengan 1.690 peneliti, 254 penyuluh, 39 perekayasa serta 58
pustakawan, dan 106 penelitinya telah dikukuhkan sebagai professor
riset dalam berbagai bidang keahlian.
Perkembangan Badan Litbang
Pertanian sebagai
lembaga
penelitian, dapat dikelompokkan atas masa perintisan dan pematangan
yaitu periode (1974-2004), yang ditandai dengan berakhirnya masa
pengabdian
alumni
Akademi
pengembangan dan invansi
Pertanian
Ciawi,
dan
periode
yang dimulai pada tahun 2005 serta
Badan Litbang Pertanian
1
diperkirakan akan berakhir pada tahun 2035. Selama 30 tahun
pertama, lima kepala Badan Litbang yaitu Ir. Sadikin Sumintawikarta,
Prof. Dr. Gunawan Satari, Dr. Soetatwo Hadiwigeno, Dr. Faisal
Kasryno dan Dr. Joko Budianto bersama jajaran manajemen pada
periode itu, telah meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan
Badan
Litbang
Pertanian
melalui
pengembangan
sumberdaya
manusia, infrastruktur, serta kelembagaan Badan litbang.
Pada masa ini telah dirintis
pola ideal kegiatan penelitian
pertanian dari hulu ke hilir, serta proses diseminasinya sehingga hasil
kegiatan penelitian diadopsi sebagai inovasi di lahan petani.
Pembentukan
Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian
(BPTP)
merupakan salah satu puncak pencapaian pada periode ini, yang
merupakan bentuk
ideal pengejawantahan prinsip research and
extension linkages (REL)
Selama masa perintisan dan pematangannya sebagai sebuah
lembaga penelitian (1974-2004), perkembangan Badan Litbang
Pertanian banyak diwarnai oleh pola dan
gaya manajemen.
Kepemimipinan awal Badan Litbang Pertanian yang visioner oleh Ir.
Sadikin Sumintawikarta telah berhasil meletakan dasar yang kokoh
selama masa perintisan ini, yang didukung
2
oleh para alumni
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Akademi Pertanian Ciawi, yang merupakan perpaduan Akademi
Biologi dan
Kursus Akademi Penyelidikan Pertanian,
angkatan mulai tahun 1957-1968,
dari 10
Ir Sadikin Sumintawikarta
memformulasikan dalam konsep pengembangan tiga M (3M), yaitu
Man Power, Money dan Material.
Pelaksanaan konsep
3M ini ditandai dengan pengembangan
sumberdaya manusia dan inftrastruktur penelitian, melalui program
training jangka panjang (S2,S3) bagi tenaga peneliti ke berbagai
institusi pendidikan terutama ke luar negeri, dan mengembangkan
berbagai sarana pendukung penelitian seperti balai penelitian,
laboratorium, kebun percobaan dan lainnya. Pada masa kepemimpinan
Ir. Sadikin Sumintawikarta Badan Litbang pada tahun 2000
dicanangkan akan didukung oleh 10.000 peneliti dengan beragam
bidang keahlian. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut telah dibentuk
Komisi Pembinaan Tenaga yang sampai saat ini keberadaannya tetap
dipertahankan.
Kepala Badan Litbang setelah Ir. Sadikin Sumintawikarta,
melanjutkan pengembangan kelembagaan Badan Litbang Pertanian
dengan pola dan gaya kepemimpinan masing-masing. Upaya
Badan Litbang Pertanian
3
pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan
bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian.
Hasil
penelitian Badan Litbang
Pertanian mulai mewarnai
pembangunan pertanian di Indonesia dan mencapai puncaknya dengan
dibentuknya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di tingkat
provinsi. Pada akhir masa perintisan dan pematangan ini, keberadaan
Badan Litbang Pertanian di lingkup Departemen Pertanian sudah
mencapai puncaknya. Hampir semua keputusan penting tentang proses
pembangunan pertanian lahir dari pemikiran peneliti Badan Litbang
Pertanian atau melalui
proses iterasi yag intensif dengan peneliti
Badan Litbang Pertanian.
1.2. Manajemen Korporasi Badan Litbang Pertanian
Setelah melewati beberapa puncak keberhasilan, Badan Litbang
Pertanian mulai memasuki fase kritis dari perkembangannya, yang
ditandai dengan pelandaian laju perkembangannya (Gambar 1). Bila
kecenderungan ini terus dibiarkan, maka dikuatirkan akan terjadi
stagnasi dan bahkan penurunan kinerja dalam berbagai hal pada
beberapa aspek Belajar dari pola pengembangan Badan Litbang
Pertanian selama masa perintisan yang telah banyak menghasilkan
4
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
berbagai output penelitian serta memperhatikan berbagai tantangan ke
depan, maka untuk mengantisipasinya diperlukan berbagai perubahan
dalam pengelolaannya ke depan.
Perubahan ini harus dapat menjawab upaya peningkatan
efisiensi dan efektivitas program, serta melakukan berbagai terobosan
untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia dalam
menghadapi persaingan di tingkat regional dan global. Menghadapi
kondisi ini, maka pengelolaan Badan Litbang harus dilakukan secara
professional melalui pendekatan manajemen korporasi. Pada masa
pengembangan dan Invansi ini (2005-2035), Badan Litbang Pertanian
harus menyusun sejumlah target bersama secara sistematis untuk
dapat membawa Badan Litbang Pertanian tidak saja disegani di
tingkat nasional, namun juga di tingkat regional dan global.
Badan Litbang Pertanian
5
Gambar 1. Kurva hipotetif perkembangan badan litbang pertanian selama tahun 1974-2035
Pada masa mendatang Badan Litbang Pertanian harus ditopang
oleh kepemimpinan kewirausahaan pada semua lini, dengan dukungan
anggaran yang memadai untuk digunakan dan dapat memberikan
manfaat yang maksimal dalam pengembangan litkajibang-diklatluhrap. Penerapan manajemen korporasi juga harus dapat memfasilitasi
pengembangan network di internal Badan Litbang maupun dengan
para pihak terkait di dalam dan di luar negeri, karena Badan Litbang
Pertanian tidak dapat bekerja sendiri atau berpretensi menyelesaikan
semua masalah yang dihadapi petani.
6
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Pengembangan manajemen korporasi harus dapat menyatukan
dan menyamakan langkah gerak organisasi Badan Litbang Pertanian,
yang dipandu melalui pemantapan minimal 7 manajemen penelitian
pengembangan, yang meliputi: (1) Manajemen program dan alokasi
anggaran; (2) manajemen sumberdaya manusia untuk dapat mengelola
1.690 peneliti, 254 penyuluh, 39 perekayasa serta 58 pustakawan; (3)
manajemen sarana dan prasarana yang meliputi laboratorium, kebun
percobaan dan UPBS; (4) tertib administrasi dalam segala aspek
termasuk dalam proses pengadaan barang dan jasa; (5) manajemen
waktu, sehingga semua pihak dapat memanfaatkan waktu secara lebih
baik, serta dapat menghasilkan produk atau rekomendasi hasil
penelitian tepat pada saat dibutuhkan; (6) manajemen pola pikir atau
mind set, sehingga mind set peneliti, perekayasa, penyuluh dan
pustakawan dapat sejalan dengan mind set lembaga tempatnya bekerja
dan terakhir (7) manajemen konflik, yang dapat mensinkronkan
berbagai kepentingan yang beragam dengan tetap melihat kepentingan
pencapaian tujuan di atas segalanya.
Untuk dua yang terakhir ini mutlak dilakukan, karena Badan
Litbang memiliki peneliti, perekayasa, penyuluh dan pustakawan yang
kreatif dan bila tidak dipagari dalam koridor mind set yang sama,
Badan Litbang Pertanian
7
dikuatirkan apa yang dilakukan belum sepenuhnya sejalan dengan apa
yang
ingin
dicapai
Kementerian
Pertanian
pada
umumnya.
Manajemen korporasi ini diharapkan tidak memasung kreativitas
peneliti dalam berkarya di bidangnya masing-masing. Terkait dengan
upaya penyamaan mind set ini juga penting agar kerjasama antar
UK/UPT sebagaimana yang dikonsepkan dalam pengembangan
manajemen korporasi
dapat diwujudkan..
Manajemen korporasi
Badan Litbang Pertanian juga tidak terlepas dari Tagline Badan
Litbang Pertanian, yakni science, innovation, networks.
Pemahamannya adalah bahwa inovasi harus dihasilkan melalui
kegiatan ilmiah (Sains) dan pengembangannya dilakukan dengan
membangun kemitraan maupun kerjasama (Networks).
Penyusunan panduan manajemen korporasi untuk menjadi acuan
semua pihak di lingkup Badan Litbang Pertanian, untuk mulai
menyamakan persepsinya tentang tantangan masa depan yang
dihadapi Badan Litbang Pertanian. Secara spesifik tujuan penyusunan
panduan ini adalah untuk menyamakan persepsi dan implementasinya
terkait manajemen korporasi identitas, organisasi, program, IT, dan
manajemen korporasi diseminasi.
8
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
II. KORPORASI IDENTITAS
Manjemen Korporasi Identitas (corporate identity) adalah
semua perwakilan atau perwujudan media visual dan fisik yang
menampilkan jati diri organisasi sehingga Badan Litbang Pertanian
sebagai
organisasi, berbeda dengan organisasi lainnya.
Identitas
organisasi memiliki relasi dengan budaya organisasi (corporate
culture) dan citra organisasi (corporate image). Secara internal,
identitas organisasi terkait dengan kultur yang ditetapkan dan diacu
Badan Litbang Pertanian.
Secara eksternal, identitas organisasi
memiliki keterkaitan dengan citra organisasi. Saat ini, identitas
organisasi telah diakui sebagai sumber daya yang strategis dan sumber
keunggulan yang kompetitif.
Corporate identity dapat dipandang terdiri dari tiga unsur yakni
Design, Communication, dan Behavior, yang mencerminkan perilaku
dalam menerapkan nilai-nilai identitas Badan Litbang Pertanian,
dengan mengedepankan kebanggaan menggunakan identitas Badan
Litbang Pertanian.
Berikut ini adalah beberapa ragam korporasi identitas Badan
Litbang Pertanian yang terdiri dari : (1) Logo Agroinovasi, (2) Poster,
Badan Litbang Pertanian
9
(3) Plakat, (4) Kartu Nama, (5) Template Presentasi, (6) Label
Kemasan Produk Badan Litbang Pertaian, (7) Kop Surat, (8) Papan
Nama Kantor UK/UPT Badan Litbang Pertanian, (9), alamat email
pegawai, dan (10)
Buku penerbitan Badan Litbang Pertanian.
Segenap unsur-unsur Badan Litbang Pertanian mengimplementasikan
identitas Badan Litbang Pertanian dengan ketentuan sebagai berikut:
(i)
Logo Agroinovasi
Logo Agroinovasi harus dicantumkan dalam setiap Produk
Badan Litbang Pertanian, antara lain pada kemasan produk,
prototipe, publikasi dan promosi. Penggunaan logo agroinovasi
memperhatikan
ketentuan
terkait
warna
dan
ukuran
sebagaimana perlindungan cipta dan merk terhadap logo
agroinovasi yang telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI
(Lampiran 1).
(ii). Poster
Poster
sebagai
salah
satu
media
promosi
perlu
menunjukkan identitas Badan Litbang Pertanian yang didesain
untuk menunjukkan identitas Badan Litbang Pertanian. Dalam
Panduan ini, bentuk visualisasi desain pembuatan poster Badan
10
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Litbang Pertanian yang meliputi ukuran, jenis huruf, dan tata
letak (lay out), dijelaskan dalam Lampiran 2.
(iii). Plakat
Plakat merupakan desain grafis yang memuat komposisi
gambar ataupun desain. Plakat juga dikenal dalam bentuk piala
atau trofi, yakni benda yang diberikan pada seseorang ataupun
lembaga, karena pencapaian ataupun penghargaan (reward)
tertentu yang diberikan Badan Litbang Pertanian. Oleh karena
itu,
pembuatan
plakat
disesuaikan
dengan
tujuan
penggunaannya.
Badan Litbang Pertanian sebagai suatu lembaga litbang
menerapkan standar tersendiri dalam merancang plakat untuk
mengenalkan Badan Litbang Pertanian, ataupun sebagai
representasi
stakeholders.
Badan
Litbang
Pertaian
untuk
menghargai
Secara rinci desain plakat Badan Litbang
Pertanian, dikemukakan seperti pada Lampiran 3.
Badan Litbang Pertanian
11
(iv). Kartu Nama
Kartu nama yang didesain bagi seluruh sumberdaya manusia
Badan Litbang Pertanian
berfungsi untuk menunjukkan
identitasnya sebagai bagian dari unsur lembaga penelitian
Badan Litbang Pertanian. Kartu nama didesain secara khusus
yang menggambarkan posisi sumberdaya mausia Badan Litbang
Pertanian sesuai tugas dan fungsinya. Desain rinci dikemukakan
pada Lampiran 4.
(v). Template Presentasi
Template Presentasi merupakan salah satu identitas yang
mencirikan
bahwa materi yang dipresentasikan dalam suatu
event, bersumber dari Badan Litbang Pertanian. Template
presentasi didesain dengan standar seperti yang dikemukakan
pada Lampiran 5
(vi). Label Kemasan Produk Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan
inovasi teknologi pertanian, dan produk-produk yang siap
dikirim/dilisensi kepada stakeholders. Sebagian besar produk
Badan Litbang Pertanian telah didiseminasikan dan diterapkan
12
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
pengguna, antara lain berupa benih dan bibit unggul hasil
penelitian Badan Litbang Pertanian. Produk –produk
Badan
Litbang Pertanian memerlukan kemasan yang standar, untuk
dikenalkan dan didistribusikan
kepada stakeholders. Dalam
panduan ini, dijelaskan standar label kemasan produk benih
sumber yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian, terutama yang
diproduksi UPBS (Lampiran 6). Adapun label kemasan lainnya,
menyesuiakan dengan standar yang telah ditetapkan.
(vii). Kop Surat
Surat dinas sebagai salah satu bentuk komunikasi tidak
langsung antar institusi didesain sebagai
identitas Badan
Litbang Pertanian. Desain kop surat seluruh satker lingkup
Badan Litbang Pertanian ditetapkan seperti tertuang dalam
Lampiran 7.
(viii). Papan Nama Kantor
Papan nama kantor di lingkup Badan Litbang Pertanian
perlu ditetapkan dengan kekhususan yang menjadi identitas
institusi. Adapun ciri tersebut meliputi : bentuk empat persegi
panjang dengan ukuran disesuaikan pada kebutuhan masingBadan Litbang Pertanian
13
masing unit kerjanya.
mencamtumkan logo Kementerian
Pertanian (Sebelah kiri tulisan nama Kementerian dan Badan
Litbang, yang diikuti nama Satker dibawahnya) dan
logo
Agroinovasi (sebelah kanan tulisan). Materi yang tercantum
dalam papan nama menggunakan bahan Stainless Steel..
(ix) Alamat e-mail
E-mail sebagai salah satu media komunikasi elektronik
baik internal maupun dengan pihak eksternal juga merupakan
identitas yang mesti diterapkan oleh seluruh pegawai Badan
Litbang Pertanian.
Oleh karena itu, alamat email pegawai
ataupun institusi lingkup Badan Litbang Pertanian mengikuti
ketentuan yang ditetapkan, sebagai salah satu unsur corporate
identity. Alamat email dimaksud dirancang dan dikoordinasikan
Tim IT Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Ketentuan alamat
email ditetapkan dengan inisial nama pegawai atau institusi,
diikuti @litbang.deptan.go.id seperti contoh berikut:
[email protected]
14
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
(x) Buku
Setiap buku yang diterbitkan oleh Badan Litbang
Pertanian perlu mencantumkan logo Kementerian Pertanian,
Logo Agroinovasi beserta tagline serta logo IAARD Press pada
cover belakang buku seperti contoh.
Gambar 2. Contoh cover belakang buku
Badan Litbang Pertanian
15
III. KORPORASI ORGANISASI
BADAN LITBANG PERTANIAN
Korporasi
organisasi
merupakan
pendekatan
pengelolaan
sumberdaya organisasi di lingkup Badan Litbang Pertanian guna
mencapai visi dan misi, sasaran, dan tujuan utama organisasi sesuai
dengan tugas pokok dan fugsi masing-masing UK/UPT lingkup Badan
Litbang Pertanian. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada masingmasing lembaga formal di UK dan UPT masih memerlukan upayaupaya
penyelarasan
struktur organisasi.
Struktur organisasi
merupakan penggerak utama kinerja organisasi, selain kultur
organisasi sebagai tata nilai organisasi.
3.1.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan
mekanisme-
mekanisme pengelolaan organisasi. Struktur ini terdiri dari unsur
spesialisasi
kerja,
standarisasi,
koordinasi,
sentralisasi
dan
desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan. Faktor utama
yang menentukan perancangan struktur organisasi antara lain adalah
strategi pencapaian tujuan dan besar kecilnya organisasi.
Dalam
kerangka operasional, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian
16
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
sedemikian besar, yakni terdiri dari 14 unit kerja eselon II, yang
mengkoordinasikan Balai-balai penelitian dengan mandat nasional,
maupun
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di 33 propinsi yang
memiliki mandat pengkajian dan diseminasi inovasi teknologi
pertanian spesifik lokasi.
Saat ini, Badan Litbang Pertanian terdiri dari 66 Satuan Kerja
yang merupakan organisasi formal.
Satuan kerja dimaksud,
mengelola sumberdaya litbang pertanian dalam
mendukung
pencapaian tujuan organisasi Badan Litbang Pertanian.
Struktur
organisasi masing-masing satuan kerja relatif masih bervariasi antar
Unit Kerja eselon II, dan juga pada satuan kerja eselon 3 dan eselon 4
(Gambar 3).
Badan Litbang Pertanian
17
Gmbar 3. Variasi struktur organisasi balai
Variasi struktur organisasi yang meliputi fungsi ataupun
nama setiap level struktural (Gambar 3) bertalian erat dengan belum
efektifnya spesialisasi kegiatan, koordinasi,
standarisasi kegiatan,
maupun sentralisasi dan desentralisasi kegiatan sebagai komponenkomponen
utama yang menggerakan capaian kinerja organisasi
satuan kerja di lingkup Badan Litbang Pertanian.
Penyelarasan
struktur organisasi seluruh organisasi satuan kerja perlu dilaksanakan,
dengan mengacu pada peraturan di level Badan Litbang Pertanian,
18
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Kementerian Pertanian, maupun peraturan yang terkait pada level
nasional.
Dalam kerangka
pelaksanaan korporasi organisasi Badan
Litbang Pertanian, penguatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
serta pencapaian output penting UK/UPT lingkup Badan Litbang
Pertanian dapat melalui pembentukan tambahan kelembagaan internal
sebagai instrumen pendukung atas struktur formal kelembagaan yang
telah ada.
struktural
Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kendala
formal
dalam
menyelaraskan
struktur
yang
eksis.
Tambahan kelembagaan internal tersebut dapat berupa:
1.
Tim/komisi teknis
2.
Kelompok kerja
3.
Kepanitiaan
4.
Unit layanan independen (koperasi, outlet service, dan unit
layanan lainnya)
Bentuk tambahan kelembagaan internal nomor 1-3 di atas,
utamanya digunakan untuk penguatan langsung pada tugas, fungsi,
target output utama UK/UPT. Sementara pembentukan tambahan
kelembagaan internal nomor 4 lebih ditujukan untuk memperkuat
Badan Litbang Pertanian
19
fungsi pengembangan dan diseminasi hasil kegiatan penting UK/UPT
kepada masayarakat luas. Pelaksanaan tambahan kelembagaan internal
nomor 4, seringkali terkait dengan pemasukan income atas jasa dan
pelayanan yang telah diberikan ke stakeholdernya, sehingga proses
administrasi PNBP atas pendapatan tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang ada.
Tahapan yang dilakukan dalam penerapan korporasi organisasi
untuk penguatan fungsi organisasi formal di setiap UK dan adalah
sebagai berikut: (i) Identifikasi kebutuhan sinergi operasional antar
struktur kelembagaan yang ada; (ii) Tetapkan jenis kelembagaan
internal yang sesuai dengan legalitas SK dan SP pimpinan UK/UPT;
(iii) Tetapkan batasan dan target output lembaga internal yang
dibentuk.; (iv) Tetapkan jenis penggunaan input (SDM dan anggaran)
yang dibolehkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang
dibebankannya; dan (v) Tetapkan batas waktu efektif tugas dan fungsi
yang harus dijalankannya.
20
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
3.2.
Indikator Keberhasilan Korporasi Organisasi
Sesuai dengan sasaran utamanya, maka indikator keberhasilan
atas pelaksanaan korporasi organisasi di Badan Litbang Pertanian
ditunjukkan oleh:
1.
Peningkatan
accountabilitas
kinerja
UK/UPT
(good
administration).
2.
Peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya input (SDM,
anggaran, infrastruktur) mencapai >5% untuk menghasilkan
output yang sama di UK/UPT.
3.
Peningkatan jaminan keberlanjutan dan kualitas output yang
akan dihasilkan oleh UK/UPT (good product and services).
4.
Suasana kerja di UK/UPT semakin kondusif dan produktif
(minimize conflict).
Badan Litbang Pertanian
21
IV. KORPORASI MANAJEMEN PROGRAM
BADAN LITBANG PERTANIAN
Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut peran
Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact
recognition) dan peningkatan nilai ilmiah (scientific recognition)
dalam pencapaian status sebagai lembaga penelitian yang berkelas
dunia (a world class research institution). Mencermati tuntutan
tersebut, perlu reorientasi paradigma pembangunan pertanian menuju
”Penelitian untuk Pembangunan” (Research for Development).
Kegiatan penelitian dan pengembangan harus berorientasi kepada
kebutuhan
pengguna
(user
oriented),
tanpa
mengabaikan
pengembangan teknologi yang bersifat demand driving, sehingga ilmu
pengetahuan, teknologi, dan sistem kelembagaan pertanian yang
dihasilkan lebih tepat-guna dan futuristik.
4.1.
Manajemen Korporasi Program
Korporasi manajemen program adalah perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program penelitian dan pengembangan
pertanian berbasis manajemen korporasi. Program penelitian dan
pengembangan pertanian yang berbasis manajemen korporasi dapat
dilihat pada Gambar 4. Program penelitian dan pengembangan
22
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
pertanian bersifat lintas disiplin dengan Executive Board adalah
Kepala Badan Litbang Pertanian dan Board Membersnya adalah para
Pejabat Ess II lingkup Badan Litbang Pertanian (Sesba/Kapus/Ka BB)
dan profesor riset. Dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program penelitian dan pengembangan pertanian, Executive
Board dan Board Members dibantu oleh Dewan Pakar dan Dewan
Evaluasi Hasil riset.
Penyusunan
program
(priority
setting)
harus
mempertimbangkan mitra kerjasama, baik mitra dalam maupun luar
negeri, baik pengguna maupun lembaga litbang lainnya.
Priority
setting program penelitian dan pengembangan pertanian berbasis
manajemen korporasi didasarkan pada kebijakan pembangunan
pertanian nasional melalui proses top down disamping juga diarahkan
pada kebutuhan stakeholders berdasarakan analisis lingkungan
strategis melalui proses bottom up.
Badan Litbang Pertanian
23
Gambar 4. Manajemen Korporasi Program Badan Litbang Pertanian
Sementara itu berdasarkan jangka waktu penyusunannya,
perencanaan program penelitian dan pengembangan pertanian disusun
dalam jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Grand
design pembangunan pertanian disusun dalam jangka panjang
mencakup kurun waktu 25 tahun, disertai dengan road map kegiatan
litbang pertanian. Rencana strategis (Renstra) merupakan blue print
perencanaan jangka menengah dalam kurun waktu lima tahun.
Sementara, perencanaan jangka pendek dalam kurun waktu satu tahun,
merupakan proses perencanaan yang sangat intensif yang tertuang
dalam dokumen
24
RKP
(Rencana Kerja Pemerintah).
Badan Litbang Pertanian
Dengan
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
mencermati gambar dan uraian tersebut di atas, manajemen korporasi
program Badan Litbang Pertanian memiliki karakteristik:
-
Setiap program memiliki keterkaitan dalam memecahkan
permasalahan dan menjawab kebutuhan stakeholders,
misalnya konsorsium
-
Dilaksanakan secara terpadu dalam kerangka
litkajibangdiklatluhrap
-
Berorientasi scientific dan impact recognition melalui
penguatan science, innovation, dan networks
Salah satu hal penting dalam pencapaian sasaran
Badan
Litbang Pertanian adalah perencanaan program dan anggaran
penelitian dan pengembangan pertanian, di mana alur kegiatannya
dapat dilihat pada Gambar 5 (Permentan no. 44 Tahun 2011).
Badan Litbang Pertanian
25
Gambar 5. Mekanisme perencanaan program dan anggaran litbang pertanian
Agar perencanaan program dan anggaran penelitian dan
pengembangan pertanian dapat berjalan dengan efektif, maka
diperlukan mekanisme penyusunan, evaluasi, dan persetujuan
proposal litbang pertanian yang alur kegiatannya dapat dilihat pada
Gambar 6. Proposal penelitian dan pengembangan (Rencana
Penelitian Tim Peneliti, RPTP dan Rencana Diseminasi Hasil
penelitian, RDHP) adalah rencana penelitian dan diseminasi yang
disusun oleh Tim Peneliti dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah
26
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
untuk mencapai target output yang telah ditetapkan dalam Renstra
UK/UPT. Proposal dapat terdiri dari satu atau lebih Rencana
Operasional Penelitian Pertanian (ROPP) dan dapat bersifat multiyears.
Gambar 6. Mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan proposal
penelitian dan pengembangan pertanian
Badan Litbang Pertanian
27
4.2.
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Kegiatan monev bertujuan: (a) mengetahui pencapaian sasaran
program UK/UPT Badan Litbang Pertanian yang telah ditetapkan dan
(b) melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan program berdasarkan
permasalahan yang dihadapi, baik pada tahun berjalan maupun
sebagai masukan untuk program yang akan datang. Tahapan kegiatan
monev terdiri atas: (i) evaluasi perencanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan dan kegiatan pendukungnya, (ii) pemantauan dan
evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan (iii)
evaluasi terhadap laporan pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan
evaluasi dilaksanakan minimal dua kali dalam setahun. Penyampaian
informasi mengenai hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam
bentuk laporan yang telah ditentukan secara berkala dan sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
Sebagai referensi dalam implementasi corporate management
program Badan Litbang Pertanian, berikut dikemukakan beberapa
terminologi yang terkait dengan perencanaan, monitoring, dan
evaluasi program litbang pertanian, sebagai berikut:
28
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
1.
Program litbang pertanian adalah penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Negara/Lembaga yang rumusannya mencerminkan tugas
dan fungsi unit eselon I atau unit Kementerian Negara/Lembaga yang berisi
kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur.
2. Penelitian pertanian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah dan dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan data,
informasi, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian
suatu asumsi dan atau hipotesis yang menghasilkan suatu rumusan ilmiah
berupa komponen teknologi di bidang pertanian
3. Kegiatan litbang pertanian adalah bagian dari program litbang pertanian yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumberdaya
manusia, barang modal termasuk peralatan, teknologi, dan dana) untuk
menghasilkan keluaran (outputs) dalam bentuk barang/jasa
4. Alokasi Anggaran adalah alokasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang
terdapat dalam RKAKL yang telah dibahas dan disetujui oleh Menteri
Keuangan dan telah mendapat persetujuan dari Presiden
5. Performance base budgeting adalah proses penganggaran kegiatan di UK/UPT
lingkup Badan Litbang Pertanian yang didasarkan pada hasil evaluasi kinerja
UK/UPT tersebut
6. Kinerja Instansi Pemerintah: gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan Instansi Pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan
yang ditetapkan
7. Topik Penelitian adalah fokus kegiatan yang diperlukan oleh pemangku
kepentingan pembangunan pertanian
8. Evaluasi Proposal adalah evaluasi dengan maksud agar topik penelitian yang
diperlukan oleh pemangku kepentingan dilaksanakan sesuai dengan kaidah
ilmiah, efisien, dan menghasilkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi
pembangunan pertanian
9. Persetujuan Proposal adalah proses penetapan proposal yang akan dibiayai
berdasarkan hasil Evaluasi dan faktor lainnya sesuai dengan kepentingan Badan
Litbang Pertanian
10. Proposal Diseminasi adalah Rencana Diseminasi Hasil Penelitian (RDHP) yang
disusun oleh suatu tim (Peneliti/Pengkaji/Penyuluh) yang bersifat partisipatif
Badan Litbang Pertanian
29
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
dan terintegrasi dengan sasaran diseminasi yang jelas dan terukur, sesuai
dan/atau mengantisipasi permintaan pemangku kepentingan.
Proposal Penelitian adalah Rencana Penelitian Tim Peneliti atau Tim Pengkaji
(RPTP) yaitu rencana penelitian atau pengkajian yang disusun oleh suatu tim
peneliti yang bersifat holistik, terintegrasi dengan sasaran penelitian yang jelas
dan terukur, baik output dan waktu serta efisiensi pemanfaatan biaya, untuk
mengantisipasi permintaan pemangku kepentingan
Rencana Strategis UK/UPT adalah rencana yang disusun dalam periode lima
tahunan yang bertitik tolak dari rencana strategis atau rencana induk dan grand
design lembaga induknya
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, dan
rincian anggaran suatu Kementerian Negara/Lembaga dalam satu tahun
anggaran.
Rencana Kerja (Renja) adalah rencana kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan dalam 1 (satu) tahun yang akan berjalan baik yang telah ditetapkan
dalam DIPA maupun yang tidak dibiayai DIPA tetapi akan dilaksanakan oleh
Unit Kerja tersebut
Peta Jalan (Roadmaps) adalah merupakan gambar yang menjelaskan jalan yang
ditempuh untuk menghasilkan teknologi, berbentuk diagram yang terdiri dari
kolom waktu (periode pelaksanaan) dan baris yang merupakan tahapan
pelaksanaan kegiatan
Analisis Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah rencana kegiatan tahunan yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta targettargetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rencana strategis
Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu
program/kegiatan dengan norma, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan
dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan
Pelaporan adalah bentuk penyampaian informasi mengenai hasil pelaksanaan
program/kegiatan yang dituangkan dalam formulir yang telah ditentukan secara
berkala dan sesuai dengan petunjuk pengisxiannya
30
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
21. Indikator Kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan (inputs, outputs,
outcomes, benefits dan impacts)
22. Masukan atau inputs adalah materi yang digunakan atau dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan menghasilkan keluaran (outputs) yang diharapkan, seperti
SDM, dana, material, teknologi, dan waktu
23. Keluaran atau outputs merupakan tujuan jangka pendek dan atau jangka panjang
dari kegiatan/program yang diharapkan langsung dicapai dari penggunaan
inputs dalam kegiatan/program. Outputs dapat berbentuk produk fisik maupun
non fisik
24. Hasil atau outcomes adalah tujuan jangka menengah sebagai hasil dari
penggunaan outputs kegiatan/program
25. Manfaat atau benefits merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan yang
memberikan perubahan terhadap pengguna
26. Dampak atau impacts merupakan hasil ikutan yang timbul dan berkembang
sejalan dengan berkembangnya kelompok sasaran sebagai efek langsung
maupun tidak langsung dari outputs kegiatan/program.
27. Efisiensi adalah derajat hubungan antara barang/jasa yang dihasilkan melaui
suatu program/kegiatan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan
barang/jasa dan diukur dengan biaya per unit keluaran (output).
28. Efektifitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program/kegiatan
mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan
29. Laporan Akuntabilitas Kinerja nInstansi Pemerintah (LAKIP) adalah dokumen
yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara
sistematik dan melembaga
30. Stakeholders adalah pihak-pihak (institusi/lembaga/individu/kelompok) yang
berperan sebagai pemangku kepentingan Badan Litbang Pertanian, antara lain
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian Lain, Pemerintah
Daerah, NGO, antara lain Kelompok Tani.
Badan Litbang Pertanian
31
V. KORPORASI SISTEM INFORMASI DAN
CLOUD COMPUTING
5.1.
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu kombinasi terorganisir dari
sumberdaya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumberdata yang dapat mengumpulkan, mengubah,
dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi atau ke
pengguna. Berdasarkan definisi ini pembanguan suatu suatu sistem
informasi melibatkan penyiapan sumberdaya manusia pengelola
sistem informasi itu, penyiapan perangkat keras untuk menyimpan
data dan memproses data, penyiapan software, penyiapan jaringan
komunikasi yang memungkinkan komunikasi antar data dan antar
stakeholder sistem informasi berjalan secara efketif dan efisien, serta
terakhir adalah penyiapan data. Kelima pilar pokok ini perlu disiapkan
dan
dikelola
sehingga
hubungan
antara
komponen
dalam
melaksanakan fungsi-fungsinya bisa berjalan secara efektif dan
efisien.
32
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
5.2. Arsitektur Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibentuk oleh
beberapa subsistem. Gambar 7 memberikan ilustrasi keterkaitan antar
susbsistem tersebut sehingga sistem informasi bisa bekerja dengan
baik.
Sistem informasi disusun atas 3 subsistem utama yaitu
subsistem data, subsistem model, dan subsistem query.
Subsistem
data
berfungsi
untuk
mengemas
data
yang
dikumpulkan dalam suatu basis data. Data yang dikemas mencaku
data-data tabular, data-data spasial maupun data-ata tekstual.
Susbsistem model berfungsi untuk menganalisis data-data tadi
sehingga dapat menjadi informasi. Informasi ini harus bermanfaat
bagi para pengguna maupun objek lain di luar sistem. Subsistem query
membantu dalam penyajian data dan informasi. Informasi yang
dihasilkan dapat disajikan secara tabular, tekstual, maupun suatu peta.
Subsistem ini sangat penting dibangun pada saat pengembangan
sistem, karena user diharapkan mampu melakukan pencarian data ke
subsistem data dan informasi ke subsistem model tanpa menggunakan
jasa operator.
Badan Litbang Pertanian
33
Gambar 7. Arsitektur dari suatu sistem informasi
5.3. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi dapat dikembangkan mengikui suatu alur
pengembangan. Pengembangan waterfall model, seperti pada Gambar
8, merupakan pendekatan pengembangan sistem yang bisa dipilih.
Model menyiratkan bahwa pengembangn sistem bersifat dinamis, dan
tidak satu arah. Pengembangan sistem diawali oleh analisis keperluan
dengan menggunakan need and opportunity assesment maupun
analisis SWOT terhadap sistem yang berjalan. Hasil anaisis ini
diverifikasi dan divalidasi. Tahap selanjutnya adalah analisis desain
34
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
yang diverifikasi dan divalidasi dan apabila hasilnya tidak sesuai
dengan keinginan maka kembali dilakukan analisis keperluan. Tahap
ketiga adalah implementasi dari hasil analisis desain. Ini menyangkut
penulisan beberpa script program komputer menggunakan bahasa
pemograman tertentu. Hasil tahap ini pun diverifikasi dan divalidasi
dan jika tida sesui dengan keinginan dilakukan analisis desain ulang.
Gambar 8. Tahapan pengembangan sistem informasi menurut
waterfall model
Badan Litbang Pertanian
35
5.4. Persiapan Pengembangan Sistem Informasi
Hal-hal penting yang perlu disiapkan mencakup hardware,
software, network, dan brainware (Tabel 1). Hardware berupa
seperangkat komputer harus dipersiapkan dan dibedakan atas
fungnsinya, yaitu komputer untuk analisis, komputer untu server, dan
komputer untuk server internet.
Tabel 1. Keperluan data dukung untuk pengembangan sistem
1. Hardware
• Komputer analisis
• Komputer server data
• Komputer server internet
2. Software
• Pengolahan data
• tabular
• spasial
• Publikasi data
• Tabular
• Spasial
• Tampilan
3. Network
• Jaringan internet untuk pengolahan data
• Jaringan internet untuk publikasi (harus mempunyai IP
Publik)
36
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
4. Brainware
• SDM  System Analyst, Desainer, Pengolah data,
Programmer, Tester, Documenter
• Model  Formula, logika, cara menampilkan data
Software yang perlu dipersiapkan menyangkut sofware untuk
mengolah data dan sofware untuk publikasi data dan informasi. MS
Excell contohnya dapat digunakan untuk mengolah data spasial
sedangkan ArcGIS desktop untuk mengolah data-data spasial.
Sementara itu SQL server dapat digunakan untuk publikasi data
tabular, arcGIS server untuk publikas data spasial dan Devexpress
Enterprise untuk tampilan di web.
Pendukung lain yang perlu dipersiapkan adalah network.
Jaringan internet berupa bandwith dan kecepatannya sangat penting
untuk komunikasi. Jaringan internet harus mampu mendukung
pengolahan data dan publikasi data. Dengan demikian, organisasi
harus mempunyai IP pubik.
Brainware merupakan penentu berjalannya
sistem yang
dibangun. Brainware mencakup sumberdaya manusia (SDM) dan
model. Keperluan minimum untuk SDM mencakup system analist,
desainer,
pengolah
Badan Litbang Pertanian
data,
programer,
tester
dan
documenter.
37
Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara
menampilkan data.
Agar para pengguna bisa mengambil banyak manfaat dari sistem
yang dibangun beberapa syarat agar sistem informasi bisa tetap
dipakai harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu dianggarkan dana untuk pemeliharaan.
Sistem informasi harus dibangun berbasis web atau internet
Selalu dimonitoring penggunaannya
Selalu diupdate data dan informasinya
Dapat diakses dengan mudah oleh berbagai perangkat
(Komputer desktop/laptop/mobile/tablet/smartphone)
5.5.
CLOUD COMPUTING
5.5.1 Definisi
Cloud computing didefinisikan sebagai: (i) “cloud computing is
a model for enabling ubiquitous, convenient, on-demand network
access to a shared pool of configurable computing resources (e.g.,
networks, servers, storage, applications, and services) that can be
rapidly provisioned and released with minimal management effort or
service provider interaction”;
(2)
sebagai sebuah model client-
server, di mana resources seperti server, storage, network, dan
38
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
software dapat dipandang sebagai layanan yang dapat diakses oleh
pengguna secara remote, setiap saat, dan mandiri; dan (3) sebagai
Infrastruktur cloud computing seperti server, storage, network, dan
software di sebut “ CLOUD”.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa Cloud computing dapat
dianggap sebagai “one stop access” untuk kegiatan komputasi,
layanan, komunikasi, sistem informasi, data base, dll. Dimana rumah
layanan ini memiliki kapasitas yang sangat besar yang mampu
memberikan pelayanan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.
Artinya penggunaan Cloud Computing akan memberikan keuntungan
baik langsung maupun tidak langsung, seperti: lebih hemat biaya,
memberikan layanan yang lebih cepat dan instan, serta ramah
lingkungan karena penggunaan listrik yang lebih kecil.
5.5.2. Korporasi Sistem Informasi dan
(Corporate Cloud Computing)
Cloud Computing
Dari pejelasan di atas, maka orporasi sistem informasi dan cloud
computing dikaitkan dengan kebutuhan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, yang memiliki fungsi sangat strategis dalam
penciptaan inovasi teknologi, sangat diperlukan untuk mendukung
corporate management Badan Litbang Pertanian. Dengan membangun
Badan Litbang Pertanian
39
Cloud sendiri, keamanan data akan sangat terjamin, data dapat
ditelusuri dengan mudah, mengetahui keberadaan data, akses terhadap
data, dan yang jauh lebih penting adalah kerahasiaan data. Kerahasian
data yang baik memberikan jaminan terhadap keamanan dan kekuatan
suatu institusi/Negara tidak dapat diketahui oleh pihak lain, sehingga
memiliki bargaining position yang sangat baik dalam percaturan geo
socio economic and politic.
Cloud Computing memberikan peluang pada seluruh satker
Badan Litbang Pertanian menggunakan sistem operasi computer,
program
aplikasi,
sistem
database,
sistem
informasi,
sistem
management sumber daya (SDM, Asset, Keuangan, Program,
Publikasi/KTI, HAKI, Paten, Genetik, Diseminasi dan Ekpertis) yang
sama dan melalui satu portal.
management
Oleh karena itu, agar kinerja
koorporasi menggunakan Cloud Computing dapat
berjalan dengan baik, maka kemampuan, jenis, dan inisial kondisi
sarana dan prasarana, SDM serta infrastruktur
untuk membangun
Teknologi Sistem Informatika di seluruh Satker Badan Litbang
Pertanian, harus memiliki standar dan platform yang sama. Hardware,
Software, Network, dan Brainware serta dukungan kebijakan dan
anggaran pada setiap level kelembagaan baik struktural maupun
40
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
fungsional harus memiliki SOP yang sama sehingga dapat terjamin
kompatabilitas dalam penggunaannya.
5.5.3. Metode Pengembangan Sistem Informasi Cloud Computing
Seperti
yang
sudah
dijelaskan
di
atas,
bahwa
dalam
mengembangkan sistem informasi cloud computing, dimungkinkan
untuk membangun Cloud Computing sendiri, terutama ditujukan
untuk menjaga keamanan data, yang kadang kala sebagai bagian dari
rahasia Negara, khususnya terkait dengan politik pembangunan
pertanian, invensi, KTI, Paten atau ide-ide baru yang mengandung
nilai temuan yang tinggi (nobel value). Metode pengembangan dapat
dibagi menjadi:
(1)
Virtual infrastructure provisioning : menyewa infrastruktur
yang ada dan membangun aplikasi sendiri, contoh Amazon
Elastic Compute Cloud.
Kelebihan : lebih murah
Kekurangan : kebutuhan sdm profesional cukup tinggi
(2)
Memanfaatkan Application Engine yang sudah ada: hanya dapat
mengakses framework/application engine yang ada
Badan Litbang Pertanian
41
Kelebihan
:
mudah,
tidak
terlalu
membutuhkan
SDM
professional
Kekurangan : ada keterbatasan framework terhadap kebutuhan
yang ada.
(3)
Membangun Cloud Computing sendiri
Kelebihan : Dapat mengembangkan tanpa batas sesuai dengan
keinginan
Kekurangan : investasi sangat mahal dan kebutuhan sdm
profesional yang sangat tinggi.
5.5.4. Rencana Pengembangan Sistem Informasi berbasis Cloud
Computing
Waktu pengembangan sistem informasi cloud computing adalah
multi
years,
untuk
memberikan
jaminan
keberlanjutan
pengembangannya. Dimana pengembangan aplikasi tahap pertama
ditujukan untuk subsistem yang belum ada, secara bertahap
mengembangkan subsistem yang lain.
Dapat diusulkan untuk pengembangan sistem cloud computing
tahap pertama (1-2 tahun) adalah menggunakan Google Apps dengan
alasan sbb:
42
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
(1)
Didukung aplikasi yang sudah cukup handal : Gmail, Google
Drive, Chrome, Calender, Documents, Spreedsheets, Vault
(2)
Didukung oleh jaringan cepat
(3)
Kebutuhan SDM profesional dalam mengembangkan aplikasi
tidak terlalu tinggi
(4)
Multiplatform : Web, Tablet, Android, Iphone, Blackberry,
Windows Phone
(5)
Aplikasi tambahan dapat dikembangkan menggunakan Google
Cloud SQL with App Engine Python
(6)
Keamanan terjamin
Adapun biaya penyewaan Google Apps for Business adalah
sekitar $10/pengguna/bulan. Sistem penganggarannya sendiri akan
lebih efisien bila berada pada satu pintu di sekretariat Badan Litbang
Pertanian.
Badan Litbang Pertanian
43
VI. MANAJEMEN KORPORASI DISEMINASI
Sebagai respon terhadap kebijakan Kementerian Pertanian
dalam meningkatkan produtivitas dan
produksi pertanian, Badan
Litbang Pertanian menginisiasi sistem inovasi dan diseminasi hasil
litbang dalam konteks manajemen korporasi diseminasi, yang
dilandasi spirit “Litkajibangdiklatluhrap”, yakni sistem penelitian
pengkajian, pengembangan, pendidikan dan latihan, penyuluhan, serta
penerapan inovasi teknologi pertanian. Sistem inovasi dan diseminasi
berbasis corporate dissemination juga dilandasi tagline Badan Litbang
Pertanian,
yakni
SCIENCE,
INNOVATION,
NETWORKS.
Manajemen korporasi diseminasi meliputi pengelolaan seluruh elemen
hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkup Badan Litbang
Pertanian yang secara cepat mesti didiseminaskan kepada kelompok
sasaran
(Pengambil
Gapoktan/Poktan/Petani,
keputusan
nasional/daerah,
Penyuluh,
Pengusaha/swasta/industri,
Peneliti/
Ilmuwan) melalui berbagai sarana mediasi yang dilakukan oleh
seluruh UK/UPT secara simultan dan terkoordinisasi sesuai dengan
masing-masing tupoksinya. Dengan demikian, manajemen korporasi
diseminasi merupakan bagian pendukung pencapaian misi dan visi
Badan Litbang Pertanian terutama terkait dengan upaya penciptaan
44
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
inovasi pertanian (teknologi, kelembagaan dan kebijakan) yang
progresif dan strategis, yang lebih lanjut mengadaptasikannya menjadi
tepat guna dan spesifik lokasi mendukung pertanian produktif.
6.1. Sistem Inovasi dan Diseminasi
Secara fungsional, mekanisme penciptaan dan pengelolaan inovasi
serta strategi diseminasi inovasi teknologi pertanian disinergikan
dengan kegiatan dari berbagai institusi pemerintah maupun non
pemerintah, media informasi lainnya, dan aktivitas kelembagaan
potensial daerah yang terlibat mendukung pembangunan pertanian
(Gambar 9).
Badan Litbang Pertanian
45
Gambar 9. Korporasi diseminasi aset dan inovasi pertanian
Pada perspektif sistem inovasi pertanian nasional, tugas pokok
Badan Litbang Pertanian termasuk pada subsistem penciptaan dan
pengadaan
inovasi
(generating
subsystem)
dan
subsistem
penyampaian (delivery subsystem), serta pada subsistem penerimaan
(receiving subsystem) berupa penjaringan umpan balik guna perbaikan
46
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
dan pengembangan ke depan atas inovasi yang dihasilkannya. Sub-sub
sistem itu terdiri dari back stage dan front stage.
Tugas-tugas
manajemen Badan Litbang Pertanian di Pusat/Puslitbang/Balit/Lolit
yang bersinergi dengan lembaga penelitian perguruan tinggi, LPNK,
dan stakeholder litbang lebih berperan sebagai back stage sistem
inovasi dan diseminasi. Sedangkan peran BBP2TP, BPTP, BPATP
lebih dominan dalam mendiseminasikan serta menangkap umpan
balik (feed back) dari stakehlders dan beneficieries. Penyampaian
hasil inovasi teknologi Badan Litbang Pertaian tersebut tentu berbeda
strategi dan cara pelaksanaannya untuk masing-masing kelompok
sasaran. Meskipun tugas diseminasi antar UK/UPT terdeliniasi secara
jelas sesuai dengan bidang dan tupoksinya, namun secara keseluruhan
bersinergi dalam spektrum dan channel yang digunakannya.
6.2
Implementasi Manajemen Korporasi Diseminasi
Dalam kerangka operasional, manajemen korporasi diseminasi
inovasi pertanian diimplementasikan dengan pendekatan sistem
diseminasi multi channel (SDMC).
SDMC bertujuan memperluas
jangkauan diseminasi hasil inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian
untuk dapat diakses dan diadopsi oleh masyarakat luas. Secara khusus
Badan Litbang Pertanian
47
tujuan SDMC adalah untuk mempercepat, meningkatkan dan
memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh
Badan Litbang Pertanian, serta menjaring umpan balik untuk referensi
penyempurnaan dan pengembangan ke depan.
umum
yang
diharapkan
adalah
terjadi
Adapun keluaran
perluasan
jangkauan
penyebaran informasi inovasi teknologi hasil Badan Litbang Pertanian
kepada para pengguna. Secara rinci keluaran yang diaharapkan
menurut kelompok sasarannya adalah sebagai berikut: (i) Model
kelembagaan dan usaha agribisnis berbasis inovasi teknologi dan
pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kelompok sasaran Penyuluh,
Gapoktan dan Petani; (ii) Model penyediaan informasi dan konsultasi
strategi pengembangan pertanian bagi kelompok sasaran pengambil
keputusan (nasional/daerah);
(iii)
Model penyediaan informasi
inovasi promotif (varietas, teknologi budidaya, prototipe alat/mesin
pertanian, usaha pasca panen skala komersial) untuk kelompok
sasaran swasta/industri; dan (iv) Model penyediaan informasi ilmiah
untuk pengembangan
Iptek nasional bagi kelompok sasaran
Peneliti/Ilmuan dalam dan luar negeri.
Implementasi
manajemen
korporasi
diseminasi
perlu
mencermati empat komponen utama dalam pelaksanaan diseminasi
yakni 1) jenis dan substansi yang akan didiseminasikan, 2) target
48
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
sasaran diseminasi, 3) media dan saluran komunikasi yang digunakan,
4) Kemudahan akses terhadap informasi dan inovasi hasil litbang.
Dari aspek substansi, hasil kegiatan Badan Litbang Pertanian meliputi
informasi scientific (berasal dari setiap Puslit/BB), rumusan alternatif
kebijakan (dari Puslit/BB dan khususnya PSEKP), inovasi teknologi
berbasis pengembangan industri (khususnya dari BB Pasca Panen dan
BB Mektan), inovasi teknologi terapan spesifik lokasi (dari seluruh
Puslit/BB, khususnya BBP2TP dan BPTP), materi teknologi yang siap
dimassalkan dari seluruh Puslit/BB seperti varietas unggul, prototype
alat mesin pertanian, pupuk, dan kesesuain lahan atau yang lebih
komprehensif AGRIMAP INFO, dan public awareness kebijakan dan
teknologi yang terbaru dan juga yang lama tetapi masih relevan
dengan
issu
yang
berkembang,
serta
informasi
scientific/scholar/ilmiah (Sekretariat, Pusat/Puslit/BB).
Badan Litbang Pertanian
49
LAMPIRAN
50
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 1.
Logo Agroinovasi
Secara rinci ketentuan logo tersebut adalah bentuk kelopak
bunga warna hijau dengan dasar bunga bentuk contreng
berwarna biru dengan tulisan Agro Inovasi dibagian bawahnya
dan dibingkai oleh garis biru dengan ketentuan ukuran persegi
empat sama sisi. Adapun pewarnaan dalam logo tersebut
menggunakan standar warna R (Red), G (Green), dan B (Blue)
dengan kombinasi warna ditentukan oleh kode sebagai berikut :
1.
Pewarnaan kelopak bunga yang ditunjukan oleh huruf (a)
pada gambar adalah Kombinasi dari R 131, G 213 dan B
85 dengan kode warna #83D555
4.2. Pewarnaan dasar bunga atau tanda centrang yang
ditunjukan oleh huruf (b) pada gambar adalah kombinasi
dari R 184, G 77 dan B 121 dengan kode warna #124D85
Badan Litbang Pertanian
51
4.3. Pewarnaan garis yang membingkai logo agroinovasi
dalam bentuk persegi empat sama sisi yang ditunjukan
oleh huruf (c) pada gambar adalah kombinasi dai R 184, G
77, dan B 181 dengan kode warna #124D85
4.4. Tulisan AGRO INOVASI menggunakan font TAHOMA
dengan ukuran disesuaikan, dengan cara penulisan A pada
kata AGRO dan I akhir pada kata INOVASI lebih tinggi
fontnya dibandingkan dengan huruf lainnya.
52
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 2.
Unsur Visual Desain
1.
Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari promosi poster ini persegi panjang
berukuran 100 cm x 70 cm. Standar desan Poster Badan
Litbang Pertanian adalah bagian kiri atas poster harus
dicantumkan logo Kementerian Pertanian dengan warna dan
ukuran standar yaitu kuning diikuti sebelah kanannya dengan
Judul Poster. Bagian tengah poster merupakan ilustrasi dari
hasil Badan Litbang Pertanian yang akan disampaikan kepada
sasaran, dalam hal ini pembuat poster dapat berkreasi bagaimana
menempatkannya.
Selanjutnya dibagian bawah perlu
dicantumkan Informasi Lebih Lanjut yang meliputi : Nama
UK/UPT, alamat, Telp/Fax, Website dan alamat E-mail.
Dibawah pencantuman tulisan tersebut yaitu disebelah kiri harus
dicantumkan Logo Agroinovasi yang diikuti dengan tulisan
BADAN
PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN
PERTANIAN
dilengkapi
tulisan
KEMENTERIAN
PERTANIAN.
2.
Ilustrasi
Dalam perancangan media promosi poster, ilustrasi yang
dipergunakan adalah gambar hasil-hasil Badan Litbang
Pertanian yang bertujuan agar sasaran mengetahui bahwa poster
ini mempromosikan hasil-hasil Badan Litbang Pertanian yang
memiliki keunggulan.
Badan Litbang Pertanian
53
3.
Teks
Perancangan media promosi ini menggunakan teks yang
isinya berupa informasi mengenai deskripsi singkat dari hasil
Badan Litbang Pertanian, sedangkan closing word menampilkan
keunggulan tentang promosi ini.
4.
Huruf / Typografi
Perancangan media promosi ini menggunakan dominan
jenis huruf atau typografi yang bersifat formal/sedikit
menggunakan variasi agar mudah terbaca, yaitu: Arial,
Newtown, Impact dan freestyle. Jenis typografi tersebut diatas
dikomposisikan menurut ukuran dan keseimbangan guna
mendapatkan kesatuan serta ritme yang tepat.
5.
Warna
Dalam perancangan media poster menggunakan warna
sebagai berikut :
Logo Kementerian Pertanian menggunakan warna kuning
standar sedangkan logo Agro Inovasi menggunakan warna
hijau, biru dengan background putih yang telah terstandar.
Warna Tulisan disesuaikan dengan mempertimbangkan
keserasian secara menyeluruh.
6.
Bahan
Perancangan media poster ini menggunakan bahan
Albatros Matte 210 gsm. Kertas Albatros Matte 210 gsm dipilih
karena memiliki kualitas dan ketebalan yang bagus, sehingga
poster lebih awet dan tidak mudah rusak.
54
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
7.
Teknik Cetak
Untuk mewujudkan poster dalam jumlah banyak, cetak
offset dipilih karena harganya relatif lebih murah dan lebih
bagus daripada teknik cetak lainnya.
Tampilan Desain
Contoh dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan
desain sebagai berikut:
Badan Litbang Pertanian
55
Lampiran 3.
Desain Plakat Badan Litbang Pertanian:
1.
Bentuk
Terdiri dari 2 bagian yaitu : (1) bagian kaki alas plakat
berbentuk persegi panjang, dan (2) bagian atas plakat seperti
perahu layar (seperti contoh pada gambar)
2.
Ukuran
Kaki alas plakat adalah panjang 11 cm, lebar 4 cm dan tinggi 2
cm, sedangkan bagian atas plakat, tinggi bagian kiri 20 cm,
tinggi bagian kanan 16, dan lebar bagian atas 12 cm dengan
ketebalan 1.5 cm
3.
Warna
Warna bagian kaki alas plakat coklat Warna bagian atas dasar
warna emas.
4.
Desain gambar dan tulisan
Plakat didesain dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan
Inggris: (i) Desain Plakat Berbahasa Indonesia pada bagian atas
mencamtumkan logo Kementerian Pertanian, dibawahnya terdapat
tulisan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN dengan pemenggalan kata seperti contoh, diikuti
dengan tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN dengan ukuran
huruf berbeda, dibawahnya terdapat tulisan Science, Innovation,
Networks ditulis dalam bentuk miring, dibawahnya terdapat Logo
Agro
Inovasi,
dibawahnya
terdapat
tulisan
www.litbang.deptan.go.id. (ii) Untuk Plakat Berbahasa Inggris di
desain pada bagian atas dicantumkan logo bendera Indonesia pada
posisi berkibar, dibawahnya terdapat tulisan BADAN PENELITIAN
56
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN berbahasa Inggris dengan
pemenggalan kata seperti contoh, diikuti dengan tulisan
KEMENTERIAN PERTANIAN berbahasa Inggris dengan ukuran
huruf berbeda, serta membawa buku teknologi inovatif seperti
contoh, dibawahnya terdapat tulisan Science, Innovation,
Networks ditulis dalam bentuk miring, dibawahnya terdapat Logo
Kementerian Pertanian disebelah kiri dan Logo Agro Inovasi
disebelah
kanan,
dibawahnya
terdapat
tulisan
www.litbang.deptan.go.id
5.
Jenis huruf dan ukurannya
Jenis huruf dan ukuran berlaku untuk plakat berbahasa
Indonesia dan Inggris.
Tulisan BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN ( jenis font Newtown dengan ukuran
9.5 pt ). Tulisan KEMENTERIAN PERTANIAN ( jenis jenis font
Newtown dengan ukuran 7.5 pt. Tulisan Science, Innovation, Networks (
jenis Brush Script Std dengan ukuran 11 pt). Tulisan
www.litbang.deptan.go.id(jenis font Newtown dengan ukuran 9.5
pt)
6.
Bahan
Bahan bagian kaki alas plakat terbuat dari kayu
Bahan bagian atas plakat terbuat dari akrilik
7.
Box
Plakat dikemas dalam box ukuran panjang 25 cm, lebar 18 m
dan tinggi 5.5 cm dengan cover batik bermotif yang dibedakan untuk
plakat berbahasa Indonesia dan Inggris
Badan Litbang Pertanian
57
58
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 4.
Desain Kartu Nama
1.
Desain Kartu
Pada bagian pojok kiri atas terdapat logo Kementerian
Pertanian, diikuti dengan nama pejabat yang dibagian bawahnya
terdapat tulisan jabatannya. Dibagian kiri bawah adalah tulisan
alamat kantor, nomor telpon dan fax, website dan alamat E-mail.
Dibagian kanan bawah dicantumkan logo Agroinovasi dan logo
KAN untuk masing-masing institusi. Kartu Nama dibuat dalam
tulisan berbahasa Indonesia dan dibaliknya ditulis dalam bahasa
Inggris.
2.
Ukuran Kartu
Kartu nama dibuat dalam ukuran panjang 9 cm dan lebar 5.6 cm
3.
Warna
Warna dasar putih dengan ketentuan warna kode CMYK 0000
4.
Jenis Huruf dan Ukuran
Jenis huruf yang digunakan adalah arial dengan ukuran huruf 10
pt
5.
Spesifikasi lain
(1)
(2)
(3)
Kartu Nama Pejabat Eselon I dibuat seperti contoh
gambar
Kartu Nama Pejabat Eselon II, dibagian atas alamat kantor
ditulis nama Institusi Eselon II
Kartu Nama Pejabat Eselon III, dibagian atas alamat
kantor ditulis nama Institusi Eselon III
Badan Litbang Pertanian
59
Badan Litbang Pertanian
60
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 5.
Tempelate Presentasi
Standar yang ditetapkan dalam desain template presentasi
adalah background yang dirancang untuk mengedepankan
kreativitas penggunanya sehingga gambar yang ditampilkan
dapat disesuaikan dengan tema presentasi. Sebagai nilai inti dari
korporasi identitas di bagian bawah template tersebut dari kiri ke
kanan dicantumkan logo Kementerian Pertanian dan logo
Agroinovasi serta tulisan www.litbang.deptan.go.id seperti pada
gambar contoh.
Nilai Inti:
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Badan Litbang Pertanian
61
Lampiran 6.
Label Kemasan Produk Badan Litbang Pertanian.
Berikut ini merupakan contoh standar label kemasan benih
sumber produksi UPBS Badan Litbang Pertanian. Label kemasan
produk-produk lainnya, disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan seperti contoh gambar ini.
Ukuran menyesuaikan besar kemasan (proporsional)
62
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 7.
Desain Kop Surat untuk seluruh UK/UPT Badan Litbang Pertanian,
mengikuti contoh berikut:
1. Kop Surat Unit Eselon I Badan Litbang Pertanian
2. Kop Surat Unit Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian
3. Kop surat Unit Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian
yang merupakan satuan kerja institusi
Badan Litbang Pertanian
63
64
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Lampiran 8.
Desain Papan Nama Kantor
1.
Jenis font Arial, ukuran menyesuaikan panjang dan lebar papan nama
(proporsional)
2.
Background menggunakan keramik/marmer berwarna hitam
3.
Teks menggunakan bahan stainless steel
Badan Litbang Pertanian
65
NAMA DAN SINGKATAN UNIT KERJA
DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
Nama UK dan UPT
No
.
Indonesia
Singkatan
Inggris
Indonesia
Inggris
1
Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian
Indonesian Agency for
Agricultural Research
and Development
Badan Litbang
Pertanian
IAARD
2
Sekretariat Badan
Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian
Indonesian Agency for
Agricultural Research
and Development
Secretariat
Sekreatariat
Badan Litbang
Pertanian
IAARD
Secretariat
3
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Tanaman Pangan
Indonesian Center for
Food Crops Research
and Development
Puslitbangtan
ICFORD
4
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Hortikultura
Indonesian Center for
Horticulture Research
and Development
Puslitbanghorti
ICHoRD
5
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Perkebunan
Indonesian Center for
Estate Crops
Research and
Development
Puslitbangbun
ICERD
6
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Peternakan
Indonesian Center for
Animal Research and
Development
Puslitbangnak
ICARD
7
Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi
Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural Library
and Technology
Dissemination
PUSTAKA
ICALTD
66
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
No
.
Nama UK dan UPT
Singkatan
Indonesia
Inggris
8
Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural Socio
Economic and Policy
Studies
PSE-KP
ICASEPS
9
Balai Besar
Pengembangan
Mekanisasi Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural
Engineering Research
and Development
BBP Mektan
ICAERD
10
Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan
Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik
Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural
Biotechnology and
Genetic Resources
Research and
Development
BB Biogen
ICABIOG
RAD
11
Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural
Postharvest Research
and Development
BB
Pascapanen
ICAPRD
12
Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan
Pertanian
Indonesian Center for
Agricultural Land
Resources Research
and Development
BBSDLP
ICALRD
13
Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan
Teknologi Pertanian
BB Pengkajian
ICATAD
14
Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi
Indonesian Center for
Agricultural
Technology
Assessment and
Development
Indonesian Center For
Rice Research
BB Padi
ICRR
15
Balai Besar Penelitian
Veteriner
Indonesian Research
Center for Veterinary
Science
BB Litvet
IRCVS
Badan Litbang Pertanian
Indonesia
Inggris
67
Nama UK dan UPT
No
.
Indonesia
Singkatan
Inggris
Indonesia
Inggris
16
Balai Penelitian Aneka
Kacang dan Umbi
Indonesian Legume
and Tuber Crops
Research Institute
Balitkabi
ILETRI
17
Balai Penelitian
Tanaman Serealia
Indonesian Cereal
Research Institute
Balitsereal
ICERI
18
Loka Penelitian Penyakit
Tungro
Indonesian Tungro
Disease Research
Station
Lolittungro
TUNDRES
19
Balai Penelitian
Tanaman Sayuran
Indonesian
Vegetables Research
Institute
Balitsa
IVeGRI
20
Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika
Indonesian Tropical
Fruits Research
Institute
Balitbu
Tropika
ITFRI
21
Balai Penelitian
Tanaman Hias
Indonesian
Ornamental Plants
Research Institute
Balithi
IOPRI
22
Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan
Buah Subtropika
Indonesian Citrus and
Subtropical Fruits
Research Institute
Balitjestro
ICSFRI
23
Balai Penelitian
Tanaman Palma
Indonesian Palm
Crops Research
Institute
Balit Palma
IPCRI
24
Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan
Serat
Indonesian Sweetener
and Fiber Crops
Research Institute
Balittas
ISFCRI
68
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
No
.
Nama UK dan UPT
Indonesia
Singkatan
Inggris
Indonesia
Inggris
25
Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan
Obat
Indonesian Spice and
Medicinal Crops
Research Institute
Balittro
ISMCRI
26
Balai Penelitian
Tanaman Industri dan
Penyegar
Indonesian Industrial
and Beverage Crops
Research Institute
Balittri
IIBCRI
27
Balai Penelitian Ternak
Indonesian Research
Institute for Animal
Production
Balitnak
IRIAP
28
Loka Penelitian Sapi
Potong
Indonesian Beef Cattle
Research Station
Lolitsapi
IBCRS
29
Loka Penelitian
Kambing Potong
Indonesian Goat
Research Station
Lolitkambing
IGRS
30
Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa
Indonesian
Swampland
Agricultural Research
Institute
Balittra
ISARI
31
Balai Penelitian Tanah
Indonesian Soil
Research Institute
Balittanah
ISRI
32
Balai Penelitian
Agroklimat dan
Hidrologi
Indonesian
Agroclimate and
Hydrology Research
Institute
Balitklimat
IAHRI
33
Balai Penelitian
Lingkungan Pertanian
Indonesian
Agricultural
Environment
Research Institute
Balingtan
IAERI
Badan Litbang Pertanian
69
Nama UK dan UPT
No
.
Indonesia
Singkatan
Inggris
Indonesia
Inggris
34
Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian
Assessment Institute
for Agricultural
Technology
BPTP
AIAT
35
Loka Pengkajian
Teknologi Pertanian
Assessment Station
for Agricultural
Technology
LPTP
ASAT
36
Balai Pengelola Alih
Teknologi Pertanian
Institute for
Agricultural
Technology Transfer
Balai PATP
IATT
70
Badan Litbang Pertanian
PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN
Badan Litbang Pertanian
71
Download