1 POLA KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA

advertisement
POLA KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA
(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Arsenal Indonesia Suporter
Solo)
Disusun Oleh :
ADITYA TRI SAPUTRA
D1212002
JURNAL
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
1
POLA KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA
(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Arsenal Indonesia Suporter
Solo)
Aditya Tri Saputra
Mursito BM
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The research have a purpose to discover about communication pattern of
football supporter. Researcher focused on the organizer and the members of AIS
(Arsenal Indonesia Supporter/Indonesian Arsenal Supporter) Supporter Solo
because the group is the official branch that exist Solo. This reasearch is
considered as qualitative research and use descriptive study method.
Data collection technique used is in-depth interview and partisipatory
observation. Descriptive study that examined poited to the communication
between the organisator and member of the AIS Solo. The research explains about
the communication pattern of football supporter group AIS Solo. The internal
communication pattern of AIS Solo consist of two kinds of communication, which
are group and interpersonal communication. Almost every communication
process happens in informal situation. Internal Communication between the
organisators and members of AIS Solo done directly (face to face) like Routine
Meeting, Nonbar (Watch Together), Kopdar (Meet up), Futsal, and Gathering.
Whilst in the external communication process, there’s only group
communications. Formally and directly (face to face ) communication only
happens at Charity events that linked to the general society and at the FORKAS
(Inter-Supporter Communication Forum).
Besides those events, internal communication between organisators and
members as well as the external group communications, AIS Solo also
communicate through media (mediated). The group use internet based social
meda like Email, Blog, Facebook, Twitter, and instant message like BBM
(Blackberry Messanger) and WhatsApp.
From the conclusion, suggestion that the research can give AIS Solo are to
increase its activity, esspecially external one. Those activities are meant to
increase solidarity and fraternity between the members. Furthermore, the
existance of AIS Solo can be more usefull for the society and give positive
valuation.
Keywords: communication pattern, footbal supporter
1
Pendahuluan
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak
digemari oleh sebagian besar manusia di seluruh belahan dunia. Sepakbola
digemari oleh semua lapisan masyarakat baik dari tingkat daerah, nasional, dan
internasional. Sepakbola dan suporter merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan. Dimana ada sepakbola disitu ada suporter. Sepakbola telah mengubah
pikiran normal menjadi suatu bentuk kegilaan. Tidak memandang tua, muda
maupun anak-anak, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah
menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub yang dicintainya.
Suporter merupakan sebuah kelompok amnesia yang tergabung dalam
sebuah pemikiran dan kesamaan pada sebuah hal. Menurut Chols, kata suporter‚
berasal dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran (suffict)
–er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku.
Suporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan suporter atau dukungan
(Chols dan Hassan, 2005:85).
Kelompok – kelompok suporter telah terbentuk di berbagai negara.
Bahkan setiap klub di dunia pasti mereka mempunyai kelompok suporter sendiri.
Salah satu klub dengan jumlah member kelompok yang besar adalah Arsenal yang
menamakan kelompok suporternya dengan The Gunners. Dimana member atas
The Gunners se-Dunia telah mencapai 100 Juta di 62 negara yang telah terdaftar
dan
di
20
negara
yang
baru
proses
(www.arsenal.com/fanzone/arsenal-supporters-clubs.
pendataan
Diunduh
anggota.
05 September
2014. 09.00 WIB). Begitu pula di Indonesia, The Gunners telah menjadi bagian
penting diantara suporter Arsenal di Indonesia yang mencapai 1.600 anggota yang
tersebar
di
50
regional
di
kota
–
kota
di
Indonesia.
(www.id–
arsenal.com/membership/. Diunduh 05 September 2014. 09.00 WIB).
Para suporter Indonesia yang tergabung sebagai member The Gunners ini
kemudian secara internal membentuk suatu stereotip baru dimana mereka
menamakan AIS (Arsenal Indonesia Suporters) yang tersebar di seluruh Indonesia
2
dengan struktur komunitas yang jelas dimasing-masing wilayah di Indonesia dan
telah dipatenkan secara resmi sebagai member atas The Gunners.
Arsenal Indonesian Supporters atau AIS lahir dari sebuah sebuah milis
Arsenal di Indonesia, [email protected]. Milis itu sendiri
berdiri sejak awal Desember 2003 namun baru diresmikan pada 24 April 2004.
Tujuan awal milis ini adalah untuk memberikan wadah bagi para pendukung
Arsenal untuk saling berbagi, bertanya, bertukar informasi seputar Arsenal
(www.arsenal.com/fanzone/arsenal-supporters-clubs.
Diunduh 15 September
2014. 06.00 WIB).
Arsenal Indonesia Suporter di Solo (AIS SOLO) regional Solo terbentuk
pada 2009, yang bermarkas di sebuah café bernama Possoido di Jl. Wora-wari.
Solo. Hingga pertengahan tahun 2014 jumlah member AIS Solo telah mencapai
152 anggota. AIS Solo merupakan kelompok suporter yang memiliki fanatisme
tinggi bahkan berlebihan terhadap kesebelasan kesayangannya.
Merujuk atas fenomena suporter dalam suatu kelompok yang telah
dianggap negatif oleh masyarakat awam, yang belum banyak tahu tentang
bagaimana regulasi atas sebuah kelompok suporter. AIS Solo muncul sebagai
kelompok suporter atau suatu wadah kordinasi dan kontroling atas seluruh
suporter Arsenal khususnya. Judgement masyarakat atas perilaku negatif para
suporter selanjutnya berusaha ditampik oleh AIS melalui banyak hal termasuk
pada kegiatan sosial yang bertajuk charity.
Keberadaan suporter atau pendukung seperti AIS Solo merupakan salah
satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepakbola agar tidak
terasa hambar dan tanpa makna. Kelompok suporter merupakan fenomena lebih
lanjut dari legalisasi komunitas pendukung suatu kesebelasan. Suporter
merupakan orang yang memberikan dukungan, sehingga bersifat aktif. Di
lingkungan sepakbola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi
oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim (Soekanto, 1990:93).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti suatu bentuk
pola komunikasi dalam Kelompok Suporter Arsenal Indonesia Solo, yang mana
peneliti akan menggunakan metode penelitian studi deskriptif kualitatif dimana
3
dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat menerangkan dan
menjelaskan fenomena – fenomena secara praktis, data, objek, material yang
dikumpulkan bukan berupa rangkaian angka melainkan berupa ungkapan bahasa
atau wacana melalui interpretasi yang tepat dan sistematis.
Bogdan dan Taylor (dalam Pawito, 2007: 84) mengatakan metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur – prosedur penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan data deskriptif. Yang dituliskan atau yang diucapkan orang dan
perilaku perilaku yang diamati. Lebih spesifik dalam pengumpulan data penulis
akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung terhadap narasumber
sebagai objek penelitian untuk dapat mengetahui dan memaparkan bagaimana
pola komunikasi Kelompok Suporter Arsenal Indonesia Solo. Dari hal tersebut
selanjutnya peneliti merumuskan suatu judul penelitian “Studi Deskriptif
Kualitatif Pola Komunikasi dalam Arsenal Indonesia Suporter Solo”.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitia ini yaitu :
1. Bagaimana pola komunikasi Internal dan Eksternal Suporter Arsenal
Indonesia Solo ?
2. Bagaimana pola komunikasi Interpersonal dan komunikasi Kelompok
Suporter Arsenal Indonesia Solo ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui pola komunikasi Internal dan Eksternal Suporter Arsenal
Indonesia Solo ?
2. Mengetahui pola komunikasi Interpersonal dan komunikasi Kelompok
Suporter Arsenal Indonesia Solo
Tinjauan Pustaka
A. Komunikasi
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari apa
yang dinamakan dengan komunikasi, interaksi, dan sosialiasi. Dengan melakukan
4
komunikasi, manusia bisa saling bertukar informasi, gagasan, ide, dan
pengalaman. Komunikasi memegang peranan penting dalam mendekatkan
manusia dengan orang lain. Adanya komunikasi akan membentuk jaringan
interkasi yang kompleks. “Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi
hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit berhubungan dengan
dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan,
menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadi interaksi sosial
disebabkan interkomunikasi (intercommunications)” (Effendy, 2007:3).
B. Pola Komunikasi
Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001:27). Pola komunikasi adalah suatu
bentuk atau rangkaian proses penyampaian pesan antara para pelaku komunikasi
yang memiliki kaidah atau norma tertentu secara berulang dan terus-menerus
sehingga membentuk perilaku komunikasi yang khas. Kaidah atau norma ini
menjadi suatu petunjuk yang membatasi dan mengarahkan perilaku komunikasi
tersebut.
C.
Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok (group communication) merupakan komunikasi
antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang
berkumpul bersama- sama dalam bentuk kelompok (Effendi, 2008:55). Menurut
Shaw (Muhammad, 2011) komunikasi kelompok merupakan suatu kumpulan
individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa
tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap
muka.Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni
adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan
memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
D. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu komunikasi dua
orang, dimana terjadi kontak dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini bisa
berlangsung secara berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui sebuah
5
media, umpamanya telepon (Effendy, 2008:17). Komunikasi antarpribadi
merupakan kegiatan aktif bukan pasif sehingga komunikasi tidak hanya dari
pengirim pada penerima pesan, begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi
timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi antarpribadi bukan
sekedar
serangkaian
rangsangan-tanggapan,
stimulus-respon,
akan
tetapi
serangkaian proses saling menerima, penyerapan, dan penyampaian tanggapan
yang telah diolah oleh masing-masing pihak.
E. Suporter
Suporter merupakan sebuah kelompok amnesia yang tergabung dalam
sebuah pemikiran dan kesamaan pada sebuah hal. Menurut Chols, kata suporter‚
berasal dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran
(suffict)-er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran -er menunjukkan
pelaku. Suporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan suporter atau
dukungan (Chols dan Hassan, 2005:85).
Suporter merupakan orang yang
memberikan dukungan, sehingga bersifat aktif. Di lingkungan sepak bola,
suporter erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan
fanatisme terhadap tim (Soekanto, 1990:93).
Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
didukung oleh data kualitatif. Data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam
kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah.
Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa sehingga tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa, atau membuat
prediksi (Rachmat, 2001)
Teknik sampling untuk memilih informan yang tepat dalam penelitian
kualitatif yang dilakukan peneliti adalah purposive sampling based selection.
Sampel ini menfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus
untuk studi yang bersifat mendalam. Kemudian peneliti memilih informan,
kelompok, tempat, kegiatan dan peristiwa yang kaya informasi (Nana, 2011)
Penelitian ini difokuskan pada pengurus dan anggota Kelompok Suporter
AIS Solo. Responden yang digunakan dalam penelitian adalah pengurus sebanyak
6
4 orang dan anggota AIS Solo sebanyak 3 orang serta anggota klub suporter lain 1
orang. Data yang dihasilkan dapat beragam dan memiliki karakteristik tersendiri
tergantung dari pengalaman dan interaksi yang terjadi. Sebagai sumber informasi
internal suporter, peneliti memilih pengurus sesuai informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
Penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis interaktif oleh Miles dan Huberman (2001).
Teknik analisis ini memiliki tiga komponen analisis tiga alur kegiatan yang terjadi
secara kebersamaan yaitu reduksi data, sajian data dan verifikasi (penarikan
kesimpulan yang saling berinteraksi sebagai suatu proses siklus).
Validitas atau uji keterpercayaan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan.Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (moleong,
2007). Perpanjangan Keikutsertaan adalah dalam menguji ketepercayaan data,
peneliti tidak terikat oleh waktu. Apabila data yang dikumpulkan belum lengkap,
maka peneliti bisa kembali ke lapangan sewaktu-waktu untuk melengkapi data.
Analisis dan Pembahasan
A. Gambaran Umum
1.
Proses Komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo.
Setiap orang dalam sebuah kelompok memiliki cara yang berbeda dalam
berkomunikasi. Karakter tersebut akhirnya memunculkan suatu pola komunikasi
yang berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Pola
adalah bentuk (struktur) yang tetap, system, dan cara kerja. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pola komunikasi dapat dipandang sebagai bentuk (cara-cara)
yang dipakai untuk berkomunikasi.
Pola komunikasi yang terjadi didalam kelompok AIS Solo adalah pola
komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang
lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran
secara dialogis. Kelompok Suporter AIS Solo jika dilihat dari karakteristik
komunikasinya seperti yang diungkapkan oleh Charles Horton Cooley (1909)
7
dapat digolongkan menjadi kelompok sekunder, dimana kelompok sekunder
bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas
(hanya berkenaan dengan hal – hal tertentu saja). Lambang komunikasi pada
umumnya verbal sedikit sekali non-verbal.
Para fans Arsenal FC yang ingin bergabung menjadi anggota AIS harus
melewati administrasi pendaftaran. Dari karakteristik ini pula dapat dilihat bahwa
Kelompok Suporter AIS Solo merupakan kelompok keanggotakan seperti yang di
utarakan oleh Theodore Newcomb (1930), dimana kelompok keanggotaan
(membership group). Kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif
dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Kelompok keanggotaan menentukan
serangkaian perilaku yang baku bagi setiap anggotanya. Standar perilaku ini dapat
digunakan untuk menambah peluang diterimanya sebuah pesan. AIS Solo
merupakan kelompok in-group dimana perasaan in-group diungkapkan dengan
kesetiaan, solidaritas, kesenangan dan kerjasama.
Terjadinya pola komunikasi di dalam Kelompok Suporter AIS Solo tak
lepas dari proses komunikasi yang telah dijalankan dengan baik oleh pengurus dan
anggota. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok AIS Solo merupakan
komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok di mana dalam masingmasing proses tersebut terdapat unsur-unsur komunikasinya.
2.
Latar Belakang Bergabung AIS Solo (Arsenal Indonesia Suporter Solo).
Para pengurus maupun anggota kelompok suporter AIS Solo tentu melalui
proses yang berbeda-beda dan memiliki alasan yang kuat mengapa mereka ingin
bergabung dengan kelompok suporter AIS Solo. Dari hasil penelitian proses
bergabungnya para member AIS didapati bahwa mereka mengenal dan bergabung
dan mengenal AIS berawal dari ajakan teman. Hampir semua alasan mereka
bergabung adalah ingin bergabung dengan orang-orang yang mempunyai
kecintaan yang sama akan suatu hal yaitu Arsenal FC.
Baron dan Byrne (2003:558) menyatakan bahwa sekumpulan orang
dikatakan kelompok jika para anggotanya memiliki ikatan dan tujuan yang sama
dalam mempersatukan mereka dengan melibatkan interaksi antara yang satu
8
dengan yang lain. Seperti karakteristik dari pembentukan kelompok sosial tidak
hanya tergantung pada kedekatan fisik karena ajakan dari teman dekat, tetapi juga
karena kesamaan diantara anggota-anggotanya.
Kemudian untuk lebih memepererat suatu kelompok maka biasanya akan
ada beberapa kegiatan yang menunjang, Dalam AIS Solo sudah ada beberapa
kegiatan yang dibentuk oleh pengurus AIS Solo guna mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan Kelompok Suporter AIS Solo tersebut Antara lain : Fun Futsa, Nonbar (
Nonton Bareng), gathering dan charity.
B.
Komunikasi Internal AIS Solo
Dalam menjalankan berbagai macam kegiatan kelompok, kelompok
suporter AIS Solo juga melakukan komunikasi dengan sesama pengurus, anggota,
dan terkadang berkomunikasi juga dengan anggota ataupun pengurus Fans Club
lainnya (out-group). Komunikasi yang berlangsung pun terjadi secara langsung
dan tidak langsung. Komunikasi yang dilakukan oleh sesama pengurus dan
anggota Kelompok Suporter AIS Solo antara lain adalah pengumuman tentang
rapat dan kegiatan. Komunikasi yang dilakukan antara pengurus dan anggota
Kelompok suporter AIS Solo dilakukan setiap hari, misalnya saling bertegur sapa,
ajakan ngumpul dan
ngobrol seputar berita tentang Arsenal FC. Selain itu,
hubungan para anggota kelompok juga berlanjut ketika sedang rapat dan
pertemuan-pertemuan lainnya.
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi terjadi dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk
komunikasi personal (personal communiaction) dan komunikasi kelompok (group
communication). Selain itu komunikasi juga dapat bersifat tatap muka (face–to–
face) dan melalui perantara media lain (mediated). Dari hasil penelitian
komunikasi yang dilakukan antara pengurus dan anggota Kelompok Suporter AIS
Solo dilakukan melalui tatap muka (face–to–face) seperti Kopdar (Kopi Darat),
rapat rutin dan gathering. Selain itu, pengurus dan anggota Kelompok Suporter
AIS Solo juga berkomunikasi melalui media (mediated). Media yang dimaksud
bisa melalui telepon dan instan massege (pesan singkat).
9
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi Kelompok sesama AIS Antar Wilayah (regional) merupakan
bagian dari bentuk komunikasi kelompok. Kelompok Suporter AIS Solo
merupakan sebuah kelompok kecil di sebuah kota di Indonesia dari bagian
kelompok suporter besar yang dikelola oleh AIS pusat yang berada di Jakarta.
Komunikasi antar regional – regional wilayah kecil wajib dilakukan guna menjaga
hubungan baik antar regional. Peneliti menemukan bahwa ada kewajiban dan
himbauan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap kelompok regional yaitu
untuk saling berkomunikasi dan menjaga hubungan baik serta wajib melaporkan
setiap kegiatan yang akan ataupun sudah dilaksanakan kepada pengurus AIS pusat
yang berada di Jakarta.
C.
Komunikasi Eksternal AIS Solo
Para pengurus AIS Solo tidak hanya memusatkan komunikasi dan
perhatiannya pada lingkungan internal kelompoknya saja, tetapi juga menyadari
pentingnya
komunikasi
dikelolanya.
Pengurus
terhadap
AIS
Solo
lingkungan
harus
eksternal
kelompok
mempertimbangkan
yang
unsur-unsur
lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya. Tidak hanya dengan kelompok
suporter lainnya tetapi juga dengan masyarakat umum.
1). Komunikasi Kelompok
a. Suporter FoodBall Club Lain
Hubungan antar kelompok adalah hubungan antara dua kelompok atau
lebih yang memiliki ciri khusus. Menjaga interaksi dan komunikasi adalah hal
yang harus terus dilakukan baik sesama kelompok AIS maupun dengan kelompok
suporter lainnya. Selain untuk menumbuhkan keharmonisan dalam berkelompok,
komunikasi yang baik juga dapat menghindarkan suatu kelompok dari konflik.
FORKAS (Forum Komunikasi Antar Suporter) adalah sebuah wadah
kelompok suporter tumbuh dan mulai bermunculan di kota Solo. FORKAS
(Forum Komunikasi Antar Suporter) hadir sebagai wadah yang mengorganisir
kelompok- kelompok tersebut untuk saling mengenal satu sama lain dan menjaga
hubungan baik antar fans klub. Para pengurus FORKAS (Forum Komunikasi
10
Antar Suporter) adalah perwakilan – perwakilan dari beberapa pengurus fans klub.
Komunikasi yang dilakukan FORKAS dengan fans klub lain berlangsung setiap
saat melalui media sosial twitter yang beralamat di https://twitter.com/forkas_solo
dan disebuah grub media sosial WharsApp.
b. Hubungan dengan masyarakat
Berbagai kegiatan sosial selalu di agendakan oleh pengurus AIS Solo
minimal setahun sekali. Seperti charity, donor darah, pengiriman bantuan untuk
bencana alam dan lain sebagainya. Charity merupakan kegiatan sosial untuk
lingkungan yang dikemas sebagai program amal. Charity bertujuan untuk berbakti
dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Charity juga merupakan kegiatan
ke PR an (Public Relation) dari AIS Solo untuk memperkenalkan. Menjaga
hubungan dan menciptakan image positif Kelompok Suporter AIS Solo dimata
masyarakat umum.
c. Managemen Konflik
Diluar dari rumusan masalah, peneliti juga menemukan hal lain yang
sedikit patut untuk dibahas, hal lain ini adalah mengenai managemen konflik
kelompok. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara
pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Konflik antar individu kelompok
juga biasa terjadi karena adanya perbedaan pandangan antar kelompok, dimana
masing-masing kelompok merasa apa yang dipahaminya merupakan sesuatu yang
benar jika dibandingkan dengan pandangan kelompok lain, hal inilah yang disebut
dengan etnosentrisme dimana individu atau sebuah kelompok cenderung
melakukan penilaian hanya melalui sudut pandangnya dan menjadikan
pemahaman yang dianutnya sebagai sebuah standar dalam penilaian.
Dalam sebuah kelompok suporter, tentunya sering atau pernah terjadi
kesalahpahaman antara orang-orang di dalamnya. Konflik dapat diselesaikan
tergantung dengan bagaimana kita memanajemen konflik tersebut agar tidak
berkembang menjadi hal yang yang merugikan. Seperti dari hasil wawancara
terhadap pengurus AIS Solo tersebut. Responden Managemen konflik yang sudah
dilakukan oleh pengurus AIS Solo yaitu dengan managemen pendekatan, dimana
masing – masing personal ataupun masing – masing pengurus kelompok saling
11
bertemu untuk berdiskusi dalam upaya menemukan jalan keluar menyelesaikan
masalah untuk menghindari terjadinya konflik yang berkepanjangan.
D.
Media Komunikasi Internet
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat para pengurus
Kelompok Suporter AIS Solo lebih mudah dalam berkomunikasi dengan
anggotanya. Dengan memanfaatkan media sosial online para pengurus maupun
anggota AIS Solo dapat dengan mudah berpartisipasi dan berbagi informasi
mengenai kegiatan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan AIS Solo dan
Arsenal FC secara cepat dan tak terbatas ruang dan waktu. Bahkan negara lainpun
dapat mengenal kegiatan Kelompok Suporter AIS Solo melalui internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan
memberi kontribusi dan feedback secara terbuka di dalamnya. Media sosial yang
digunakan oleh para pengurus AIS seperti Facebook, BBM, WhatsApp dan
Twitter. Saat teknologi internet dan mobile phone semakin maju, maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses Facebook atau
Twitter, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone.
Untuk pengelolalan media dalam kepengurusan Kelompok Suporter AIS
Solo sudah memiliki divisi khusus yang bertugas mengelola media tersebut.
Terdapat satu divisi yang bertugas untuk mengurusi segala hal yang berhubungan
dengan media online dan sosial media. Menunjuk seseorang yang dapat konsisten
dan dapat menjaga privasi kelompok dalam mengelola beberapa media tersebut.
E.
Kohesivitas Kelompok Suporter AIS Solo
Dalam teori prestasi kelompok (Theory of Group Achievement) terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok. Kohesivitas kelompok
dapat digolongkan dalam faktor ke tiga. Prestasi kelompok merupakan output atau
tujuan dari kelompok. Menurut hasil wawancara dengan para pengurus dan
anggota Kelompok Suporter AIS Solo mereka mengakui bahwa hubungan mereka
satu sama lain baik dan akrab, keakraban itu dapat diartikan sebagai keeratan di
dalam suatu kelompok. Dalam penelitian terhadap Kelompok Suporter AIS Solo,
12
peneliti akan melihat adanya kohesivitas di dalam Kelompok Suporter AIS Solo
dengan cara menilai dari sense of belonging (rasa memiliki), loyalitas dan
solidaritas dalam kelompok.
1.
Sense Of Belonging (Rasa saling memiliki)
Dalam Kelompok Suporter AIS Solo, sense of belonging memang sangat
kuat karena mereka merasa sama-sama sebagai fans dari Arsenal FC. Rasa
persaudaraan karena sesama AIS Solo juga telah terbangun karena sense of
belonging yang kuat. Maka dari itu, tidak heran jika Kelompok Suporter AIS Solo
masih eksis hingga sekarang. Bahkan dalam berbagai kegiatannya mendapatkan
apresiasi dari masyarakat dan bebarapa media lokal.
Kelompok Suporter AIS Solo merupakan kelompok yang terbetuk atas
dasar kesamaan kecintaan akan suatu hal, maka dari itu beberapa pengurus
maupun anggota Kelompok Suporter AIS Solo ini merasa bahwa sense of
belonging yang kuat terjalin karena mereka sama-sama mencintai Arsenal FC.
Identitas sebagai orang AIS Solo kemudian memunculkan rasa kekeluargaan
antara mereka sebagai sesama fans Arsenal FC.
Selain rasa sebagai sesama pecinta Arsenal FC, para anggota Kelompok
Suporter AIS Solo ini merasakan adanya ikatan persaudaraan yang tumbuh di
dalam Kelompok Suporter AIS Solo karena perasaan sesama sebagai anggota AIS
Solo. Peneliti menemukan bahwa ikatan persaudaraan dan kekeluargaan yang
terjalin di dalam Kelompok Suporter AIS Solo disebabkan selain oleh faktor
perasaan sama – sama fans Arsenal FC juga oleh faktor perasaan merasa
tergabung dalam satu
kelompok yang sama yaitu AIS Solo. Dari perasaan
tersebut maka tumbuhlah perasaan bahwa anggota Kelompok Suporter AIS Solo
adalah keluarga baru mereka. Perasaan ini memberikan rasa aman dan nyaman
seperti menemukan keluarga baru.
2.
Loyalitas Kelompok
Loyalitas adalah kualitas perasaan, dan perasaan tak selalu membutuhkan
penjelasan rasional.Loyalitas merupakan sebuah harga mati dalam dunia
persepakbolaan, khususnya para suporter. Suporter fanatik biasanya tidak peduli
apapun yang menimpa klub nya. Memang tidak semua individu memiliki rasa
13
loyal dalam suatu hal, terutama mendukung klub sepakbola. Peneliti menemukan
bahwa anggota kelompok AIS Solo kadar loyalitas dan kesetiaan terhadap Arsenal
FC terlihat sangat tinggi. Dimana hal tersebut dapat kita lihat dengan keterangan
responden yang menyebutkan bahwa meskipun Arsenal FC sudah lama tidak
mendapatkan juara namun para fans Arsenal FC ini tetap setia mendukungnya.
Loyalitas dipandang sebagai suatu sarana untuk mengikat sebuah
kesetiaan, kepatuhan, dan ketaatan. Pengurus dan anggota Kelompok Suporter
AIS Solo menyatakan rasa loyal terhadap kelompok. Rasa loyal itu mereka
tunjukkan dengan selalu aktif mengikuti setiap kegiatan kelompoknya. Walaupun
dalam keadaan hujanpun mereka tetap aktif dan selalu mengikuti kegiatan Nobar
(Nonton Bareng) yang diadakan oleh pengurus. Selain rasa loyal, para informan
ini juga mengatakan bahwa kenyamanan menjadi alasan mereka tidak ingin
meninggalkan Kelompok Suporter AIS Solo. Perasaan seperti ini memang wajar
terjadi jika kita menemukan kelompok yang memiliki kohesivitas yang tinggi.
3.
Solidaritas didalam kelompok
Dalam berorganisasi juga memerlukan rasa solidaritas dimana dapat
diartikan sebagai semangat kesatuan, sehati, sepikir dan sepenanggungan dalam
menjalankan aktivitas organisasi. Solidaritas antara pengurus dan anggota
merupakan modal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Kelompok
Suporter AIS Solo termasuk komunitas yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi
antara pengurus maupun anggotanya.
Rasa kebersamaan, loyalitas dan solidaritas yang tinggi dalam kelompok,
menciptakan suasana satu tim kerja yang solid merupakan sebuah prestasi
kelompok. Seluruh responden yaitu pengurus dan anggota Kelompok Suporter
AIS Solo menyatakan sudah merencanakan berbagai kegiatan yang merupakan
upaya dari pengurus AIS Solo untuk memupuk rasa kebersamaan, loyalitas dan
solidaritas di dalam Kelompok Suporter AIS Solo. Bentuk kegiatan tersebut
seperti Makab (Malam Pengakraban), piknik, mengadakan event ulang tahun
bersama
dan buka bersama pada saat bulan puasa. Semua kegiatan tersebut
diagendakan oleh pengurus AIS Solo minimal dilakukan setahun sekali.
14
F.
Benang Merah Komunikasi Pengurus dan Anggota dengan Pola
Komunikasi yang Terbangun.
Dalam sub bab ini, peneliti menemukan peran komunikator dan
komunikan yaitu antara pengurus Kelompok Suporter AIS Solo dan Anggotanya
dalam berbagai jenis komunikasi yang dilakukan dan dalam berbagai bentuk
kegiatan yang dilaksanakan sehingga terbentuk pola komunikasi dalam Kelompok
Suporter AIS Solo, baik dalam komunikasi internal dan eksternal, bentuk
komunikasi interpersonal maupun komunikasi kelompok dan interaksinya
dilakukan secara langsung maupun melalui perantara media.
Jika dilihat dari awal terbentuknya kelompok, proses terjadinya kelompok
seperti pada Teori Prestasi Kelompok (Theory of Group Achievement) yang
dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959 (dalam Wirawan 2005:198). Asumsi
dasar dari teori ini menyertakan masukan (input), variabel media, dan prestasi
(output) dari suatu kelompok. Proses terjadinya dalam kelompok dimana dimulai
dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan
terdapat umpan balik (feed-back)
Latar belakang proses bergabungnya para anggota terdapat beberapa latar
belakang antara lain yang pertama adalah faktor ketertarikan kepada olahraga
sepakbola yang telah mendunia sejak lama, kemudian yang kedua adalah
kecintaan yang sama terhadap suatu klub sepakbola yaitu Arsenal FC. Berawal
dari latar belakang tersebut inilah yang menjadikan informan bergabung menjadi
anggota kelompok suporter AIS Solo. Berdasarkan hasil penelitian, pengurus
kelompok AIS Solo lebih banyak berperan sebagai komunikator. Sedangkan
anggota kelompok lebih banyak berperan sebagai komunikan.
Di dalam Kelompok Suporter AIS Solo peneliti menemukan adanya dua
jenis komunikasi yaitu komunikasi internal (in–group dan eksternal kelompok
(out–group).
Dalam Komunikasi Internal kelompok terdapat dua level
komunikasi yaitu komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan antar individu
yang biasanya dilakukan secara langsung, komunikasi ini terjadi antara pengurus
dan anggota AIS Solo dalam berbagai jenis kegiatan. Komunikasi interpersonal
15
Kelompok Suporter AIS Solo dilakukan tanpa ada batasan baik antara pengurus
maupun anggota, akrab dan tidak resmi. Komunikasi interpersonal biasa terjadi
pada saat kegiatan kelompok seperti nobar, kopdar, rapat, futsal dan lainnya.
Sedangkan komunikasi kelompok terjadi antara AIS Solo dengan AIS regional
lainnya yang terdapat di beberapa daerah di seluruh Indonesia pada saat nonbar
away dan gathering nasional. Interaksi sosial yang terjadi merupakan sebuah
bentuk masukan (input) pada sebuah kelompok.
Komunikasi Eksternal Kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan
suatu kelompok dengan kelompok lainnya, dalam hal ini Kelompok Suporter AIS
Solo dengan kelompok suporter lainnya, serta antara AIS Solo dengan masyarakat
umum. Komunikasi yang lakukan bersifat resmi karena membawa nama
kelompok suporter AIS Solo. Dalam komunikasi kelompok ini peneliti juga
menemukan adanya suatu managemen konflik yang sudah diterapkan oleh
pengurus dan anggota Kelompok Suporter AIS Solo untuk mencegah dan
menyelesaikan konflik yang terjadi antar kelompok. Peran pengurus dan anggota
inilah yang digolongkan menjadi asumsi teori prestasi kelompok yang kedua yaitu
variabel media. Dimana setiap anggota kelompok menjalankan peran masing –
masing dengan baik dan tanggung jawab.
Baik komunikasi Internal maupun komunikasi eksternal kelompok
dilakukan secara langsung dalam berbagai kegiatan dan melalui perantara media,
media yang dimaksud khususnya adalah media internet dan smartphone. Media
Internet yang digunakan oleh Kelompok Suporter AIS Solo adalah Media Sosial
yaitu : Blog, Facebook, Twitter dan media sosial smartphone antara lain BBM dan
WhatsApp.
Dengan adanya berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok
Suporter AIS Solo peneliti juga berhasil menemukan adanya kohesifitas
kelompok yang terbangun di dalamnya. Kohesifitas tersebut meliputi sense of
belonging (rasa memiliki), loyalitas serta solidaritas antar anggota. Dari
kohesifitas tersebut kemudian akan menimbulkan suatu manfaat positif
bagi
Kelompok Suporter AIS Solo, dimana keberadaan atau eksistensi kelompok akan
terjaga dengan baik serta mendapatkan presepsi positif dimata masyarakat.
16
Manfaat positif inilah yang merupakan sebuah prestasi (output) dari suatu
kelompok, atau dalam hal ini Kelompok Suporter AIS Solo. Seluruh proses
penyampaian pesan yang dilakukan oleh seluruh pengurus dan anggota AIS Solo
ini terjadi secara berulang terus-menerus sehingga membentuk perilaku
komunikasi yang khas yang kemudian membentuk apa yang dinamakan Pola
Komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo.
Berikut adalah Bagan Pola Komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo
Yang terbentuk :
Keterangan :
1. Garis :
2. Garis :
Alur turunan
Alur pola yang berulang
Bagan 3.1 Pola Komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo.
17
Dari Bagan tersebut dapat di amati bahwa dengan adanya berbagai
kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok Suporter AIS Solo peneliti juga
berhasil menemukan adanya kohesifitas kelompok yang terbangun di dalamnya.
Kohesifitas tersebut meliputi sense of belonging (rasa memiliki), loyalitas serta
solidaritas antar anggota. Dari kohesifitas tersebut kemudian akan menimbulkan
suatu manfaat positif bagi Kelompok Suporter AIS Solo, dimana keberadaan atau
eksistensi kelompok akan terjaga dengan baik serta mendapatkan presepsi positif
dimata masyarakat. Manfaat positif inilah yang merupakan sebuah prestasi
(output) dari suatu kelompok, atau dalam hal ini Kelompok Suporter AIS Solo.
Seluruh proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seluruh pengurus dan
anggota AIS Solo ini terjadi secara berulang terus-menerus sehingga membentuk
perilaku komunikasi yang khas yang kemudian membentuk apa yang dinamakan
Pola Komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo.
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan analisis yang telah dijelaskan
sebelumnya mengenai pola komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo, maka
peneliti menarik kesimpulan bahwa:
Pola komunikasi Kelompok Suporter AIS Solo yang terjadi dua
komunikasi yaitu komunikasi Internal dan Eksternal. Komunikasi internal
kelompok AIS Solo terdapat dua macam bentuk komunikasi yaitu komunikasi
kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi yang terjadi hampir secara
keseluruhan bersifat non formal. Komunikasi yang bersifat formal hanya terjadi
pada saat tertentu seperti ketika pertemuan rapat, GATNAS (Gathering Nasional),
Makrab (Malam Pengakraban), dan acara-acara resmi kelompok. Pola komunikasi
internal antara pengurus dan anggota Kelompok Suporter AIS Solo dilakukan
melalui komunikasi interpersonal secara langsung, yaitu melalui tatap muka
(face–to–face) seperti Rapat Rutin, Nonbar (Nonton Bareng), Kopdar (Kopi
Darat), Futsal, dan Gathering. Dalam komunikasi interpersonal ini setiap anggota
merasa lebih akrab tanpa ada suatu batasan. Komunikasi interpersonal juga dirasa
18
sangat efektif karena arus informasi yang didapat lebih mendalam dan serta lebih
mudah dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.
Berbagai macam kegiatan Kelompok Suporter AIS Solo merupakan
instrumen dari tujuan kelompok untuk meningkatkan kohesifitas yang tinggi di
dalam kelompok. Kohesifitas yang tinggi berdampak positif bagi Kelompok
Suporter AIS Solo, hal ini dapat dilihat dari keakraban, sense of belonging,
loyalitas, dan solidaritas anggota kelompok yang berguna untuk meningkatkan
eksistensi kelompok.
Sedangkan Pola komunikasi AIS Solo yang terjadi dalam proses
komunikasi eksternal merupakan bentuk komunikasi kelompok. Komunikasi yang
terjadi hampir secara keseluruhan bersifat formal. Komunikasi formal bersifat
langsung (tatap muka) terjadi pada saat kegiatan Charity yang berhubungan
dengan masyarakat banyak, serta pada saat FORKAS (Forum Komunikasi Antar
Suporter).
Selain kegiatan tersebut terdapat komunikasi internal antar pengurus dan
anggota kelompok serta komunikasi eksternal kelompok. Kelompok Suporter AIS
Solo juga berkomunikasi melalui media (mediated). Media yang dimaksud bisa
melalui media sosial internet seperti Email, Blog, Facebook, Twitter, dan instan
message (pesan singkat) seperti BBM dan WhatsApp.
Diluar rumusan masalah peneliti menemukan hal menarik, dimana
pengurus AIS Solo telah menerapkan managemen konflik dalam upaya
menangani berbagai macam konflik yang terjadi baik konflik di dalam AIS Solo
sendiri maupun konfik di luar AIS Solo.
Saran
Setelah peneliti melakukan analisa mengenai Kelompok Suporter AIS
Solo, maka saran yang peneliti rekomendasikan sebagai berikut:
1.
Dari hasil penelitian terhadap kelompok AIS Solo, peneliti mengamati bahwa
kegiatan yang diadakan oleh pengurus AIS selama ini lebih banyak hanya
sebatas lingkungan intenal kelompok saja sedangkan untuk lingkungan
eksternal masih sangat kurang. Oleh karena itu, peneliti menyarankan
19
kegiatan yang bersifat eksternal perlu lebih ditingkatkan lagi dengan
mengadakan kegiatan charity lebih rutin seperti tiga bulan sekali.
2.
Demi perkembangan studi komunikasi, peneliti menyarankan untuk diadakan
penelitian lanjutan mengenai managemen konflik tentang kelompok suporter
dan pembentukan konsep diri pada anggota Suporter AIS Solo. Hal ini
dikarenakan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suporter
bola. Standar perilaku positif suporter di dalam kelompok sebaiknya
diterapkan untuk membentuk persepsi positif di masyarakat.
Daftar Pustaka
Baron, Robert A. dan Byrne, Dorn . Psokologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Chols, J. M dan
Hassan, S.
(2005). Kamus Bahasa Inggris – Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Effendy, Onong Uchyana. (2007). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Effendy,Onong Uchyana. (2008). Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti
Kriyantono, Rachmad. (2008).Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada
Media Grup
Miles, Matthew B & A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia Press
Muhammad, Arni. (2011). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Moleong, Lexy. J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara Yogyakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. (2001). Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Rakhmat, Jalaluddin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Soejanto, Agoes.(2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Sukmadinata., Nana Syaodih (2001). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Wirawan, Sarlito, (2005). Psikologi Sosial Kelompok dan Terapan. Jakarta :
Balai Pustaka.
(www.arsenal.com/fanzone/arsenal-supporters-clubs). Diunduh 05 September
2014. 09.00 WIB).
(www.id–arsenal.com/membership/). Diunduh 05 September 2014. 09.00 WIB).
(www.arsenal.com/fanzone/arsenal-supporters-clubs). Diunduh 15 September
2014. 06.00 WIB ).
20
Download