keuangan syariah terus berkembang menjadi

advertisement
No.6/45/BGub/Humas
KEUANGAN SYARIAH TERUS BERKEMBANG MENJADI KOMPONEN
PENTING SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL
"Peningkatan minat lembaga keuangan konvensional untuk memasuki lembaga
keuangan syariah saat ini akan mendorong industri jasa keuangan syariah menjadi
aspek penting sistem keuangan internasional", demikian ungkap Gubernur Bank
Indonesia, Burhanuddin Abdullah dalam keynote address seminar internasional dengan
tema "Challenges Facing the Islamic Financial Services Industry", hari ini 1 April 2004 di
Nusa Dua Bali. Seminar internasional yang diprakarsai oleh IFSB (Islamic Financial
Services Board), IDB (Islamic Development Bank) dan International Monetary Fund
(IMF) akan berlangsung hingga besok dan dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan the
4th Council Meeting dan the 2nd General Assembly Meeting IFSB.
Peningkatan industri keuangan syariah internasional dalam beberapa dasawarsa terakhir
dan masih besarnya prospek dan peluang yang dimiliki membawa konsekuensi beberapa
tantangan ke depan. Menurut Burhanuddin, "Tantangan-tantangan ini sangatlah penting
dan harus dihadapi dengan cara yang terfokus dan efektif". Secara lengkap diuraikan
beberapa tantangan tersebut yaitu pertama, masih relatif mudanya industri keuangan
syariah yang ada. Karena itu, pengembangan kelembagaan menjadi bidang penting yang
perlu mendapatkan perhatian serius. Tantangan kedua adalah perlunya pembuatan
kerangka hukum yang memadai untuk menopang industri keuangan syariah, sehingga
konsumen jasa keuangan syariah akan memiliki rasa aman dan kepercayaan terhadap
sistem jasa keuangan tersebut.
Tantangan Ketiga adalah pengembangan sumber daya manusia sebagai aspek yang
berada di belakang kesuksesan pengembangan kelembagaan. Dalam kaitan ini,
Burhanuddin menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia sebagai
kebutuhan mendesak semua pihak sebagai antisipasi terhadap kebutuhan mendesak
semua pihak sebagai antisipasi terhadap perkembangan lingkungan operasional yang
semakin kompetitif dan kompleks.
Tantangan keempat adalah perlunya terus meningkatkan penyediaan variasi produk
yang memenuhi kebutuhan masyarakat, yang tidak hanya mengikuti produk
"konvensional" tetapi harus tetap dapat mempertahankan sifat unik yang dimiliki oleh
industri keuangan syariah.
Selanjutnya tantangan kelima yang harus dihadapi adalah pentingnya upaya untuk
memperluas pasar industri jasa keuangan syariah. Produk-produk keuangan baru
mustahil berkembang jika pasar keuangan sendiri tidak mengalami pertumbuhan.
Karena itu, seluruh upaya pengembangan kelembagaan, dasar hukum, sumber daya
manusia, dan produk-produk keuangan hanya relevan apabila pasar jasa keuangan
syariah sendiri berkembang. Sementara itu, tantangan keenam menurut Burhanuddin
yang harus dihadapi adalah perlunya pengawasan yang baik terhadap dalam
pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan. Hal ini menjadi penting mengingat
perkembangan pesat yang terjadi pada industri keuangan syariah harus senantiasa
diikuti pengawasan yang baik agar pelaksanaan prinsip kehati-hatian dapat berjalan
dengan baik dan kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan syariah dapat
terjaga.
Denpasar, 1 April 2004
BIRO KOMUNIKASI
Rusli Simanjuntak
Kepala Biro
Download