1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak Usia Dini memiliki berbagai perkembangan sebagai penunjang
anak dalam tahap proses pertumbuhan anak, seperti perkembangan fisik,
motorik, kognitif, sosial, dan bahasa. Dalam segala proses pertumbuhan dan
perkembangan anak ada banyak kemungkinan bahwa masih ada anak yang
mengalami segala
permasalahan yang dapat
memperhambat proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Disinilah peranan seorang pendidik
dalam membantu segala permasalahan yang dihadapi oleh anak didiknya
dapat diterapkan, khususnya dalam membantu mengatasi permasalahan yang
di hadapi anak baik dalam segala hambatan dan permasalahan yang dapat
meperhambat pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat di selesaikan
secara seksama.
Persoalan yang terjadi yang berkaitan dengan perkembangan atau
kemampuan anak dalam dunia pendidikan adalah mengenai motivasi belajar
pada anak usia dini, motivasi belajar Anak Usia Dini terasa semakin kurang
mendapat perhatian bagi sebagian penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak saat
ini, karena pembelajaran yang diberikan pada anak usia dini lebih cenderung
kepada hasil/nila maupun kemampuan anak, bukan dari bagaimana anak akan
paham atas proses pembelajaran yang diperoleh, bagaimana anak akan lebih
bersemangat lagi dalam menggali potensinya, atau bagaimana anak bisa
1
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
2
terdorong lagi untuk semakin meningkat rasa ingin tau anak dalam pelajaran
yang di berikan guru maupun pelajaran atas hasil pengalaman belajarnya
sendiri. Dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan adanya motivasi dan
semangat serta rasa ingin tahu dan cinta ilmu yang tinggi merupakan faktor
penggerak utama kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan anak usia
dini yang merupakan pendidikan awal dan dasar menjadi mutlak untuk
diperhatikan dan ditindaklanjuti secara serius sebab pendidikan yang
diberikan sejak dini merupakan fondasi awal sebab bangunan kehidupan
manusia selanjutnya sebagai pemegang estafet kehidupan.
Hal ini tidak terlepas dari problemmik dari berbagai permasalahan yang
di alami anak, masih banyak anak yang kurang termotivasi tingkat
pembelajarannya karena faktor yang dapat memperhambat proses motivasi
anak, Kuhusnya dalam pemberian reward.
Seperti halnya masih banyak anak yang bosan akan pembelajaran yang
dilakukan secara berulang-ulang atau kurang kreatifnya guru dalam
pengelolaan pembelajaran didalam kelas, serta pembelajaran yang dilakukan
masih monoton dan masih sering menggunakan LK sebagai lembar kegiatan
anak, bukan hanya itu saja kurang adanya pemberian hadiyah sebagai
dorongan anak untuk termotivasi dalam belajar dan sebagai hasil dari proses
pembelajaran yang sudah dilakukan anak. Anak yang kurang termotivasi
dalam pembelajaran akan lebih cenderung penurut, diam dan kurang
munculnya potensi yang dimiliki anak itu sendiri. Padahal semua anak
memiliki potensi yang dapat dikembangkan namun karena pemberian
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
3
motivasi yang kurang atau jarang dilakukan akan mengakibatkan kurang
adanya kepercayaan diri pada anak dan semangat belajar anak menurun dan
hal yang lebih fatal lagi apabila anak sudah malas untuk berangkat kesekolah
dikarenakan pembelajaran yang dilakukan kurang menarik (monoton) dan
kurang adanya motivasi bagi semangat belajar anak. Jurnal yang dapat
mendukung peneliti dalam efektifitas pemberian reward terhadap motivasi
belajar anak usia dini yaitu:
Menurut Hapsari Putri Rian (dalam Studi tentang pelaksanaan
pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar kelompok A di TK
Islam Al Azhar 35 Surabaya: 2013) menjelaskan bahwa upaya yang
dilakukan selama ini agar anak dapat meningkat motivasi belajar dengan
menyenangkan yaitu dengan memberikan reward pada anak, memberikan
tuntunan pada guru kelas agar lebih menarik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Menurut Crow,R Sherry dkk ( dalam Mengembangkan motivasi dalam
menggunakan pujian dan hadiah efektif: 2011) hadiah dan pujian akan sesuai
bila upaya penerimaan lebih ditekankan, penerimaan diberikan tugas spesifik
yang terkait alasan untuk imbalan atau memuji, imbalannya relevan tugas.
Sebaliknya
hadiah dan pujian tidak pantas bila
umpan baliknya
mengendalikan bukan informasi, tidak ada alasan khusus untuk pahala atau
pujian diberikan, imbalannya tidak relevan untuk tugas dan tugas utamanya
yaitu kreatif di alam.
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
4
Setelah peneliti melakukan observasi di TK Muslimat Diponegoro
Kecamatan Salem menunjukkan bahwa sejauh ini motivasi belajar yang
diberikan guru pada peserta didik masih belum optimal, hanya sebagian kecil
anak yang terlihat menurut dan mau mengikuti perintah guru karena tuntutan
belajar yang harus dilaksanakan. Namun masih banyak anak yang belum
terlihat senang dan merasa nyaman mengerjakan tugas pembelajarannya
sebagai hasil dari dorongan atau motivasi yang ada di diri anak. Sehingga
pada kondisi ini masih perlu adanya bimbingan agar potensi yang ada didiri
anak yang berkaitan dengan motivasi belajarnya anak dapat muncul dan
meningkat. Sebagian besar anak-anak yang belum termotivasi dalam
pembelajarannya akan terlihat lebih cenderung malas dalam mengerjakan
tugasnya, terlalu penurut sehingga mengerjakan sesuai apa yang disarankan
guru/kurang kreatif, dalam proses pengerjaan tugas anak lebih cenderung
cepat dan sembarang mengerjakannya yang penting terselesaikan/ kurang
adanya ketelatenan yang membuat anak nyaman dan asik mengerjakan tugas
yang diberikan guru.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dalam
kaitannya dengan motivasi belajar anak dalam pembelajaran masih terlihat
rendah, karena anak masih kurang adanya dorongan yang kuat. Sehingga
dalam penyelesaian tugas kegiatan pembelajarannya kurang baik. Proses
pembelajaran yang diberikan guru juga masih menggunakan LK (lembar
kegiatan anak) yang tidak banyak melibatkan kegiatan kreatif dan
menimbulkan kurangnya rasa percaya diri/ kurangnya rasa termotivasi belajar
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
5
pada diri anak. Melihat berbagai permasalahan yang dialami anak, maka perlu
adanya suatu perubahan dalam pembelajaran di TK agar motivasi belajar
anak semakin berkembang dan tumbuh rasa percaya diri anak terhadap
kemampuan belajarnya. Hal ini dapat dikembangkan dan diterapkan melalui
metode pemberian motivasi belajar dengan menggunakan hadiah (reward)
dengan pemberian hadiah anak akan lebih termotivasi lagi dalam mengikuti
proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang telah ia lakukan, pemberian
hadiah juga bukan hanya berupa bentuk non verbal melainkan juga bisa
berbentuk ucapan atau kata-kata yang dapat membuat anak semakin
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran berikutnya seperti halnya
mengucapkan hebat, semangat, bagus, dan pintar dari beberapa kalimat
tersebut anak akan merasa senang karena proses atas hasil belajar anak
merasa sudah dihargai dan diakui atas kreativitas yang dilakukannya selama
proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian
yang berkaitan dengan Efektivitas Pemberian Reward Terhadap Motivasi
Belajar Anak sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi pada anak untuk
lebih giat belajar dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi
fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah: Apakah Pemberian Reward
Terhadap Anak dapat meningkatkan motivasi belajar anak di kelompok A TK
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
6
Muslimat Diponegoro Kecamatan Salem Kabupaten Brebes semester genap
tahun ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Melalui Pemberian Reward dapat
Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak TK di TK Muslimat Diponegoro
Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Semester Genap Tahun Ajaran
2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai manfaat, baik bagi peneliti, siswa, guru
maupun sekolah antara lain :
1. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian awal
untuk melakukan penelitian lanjut tentang Efektifitas Pemberian Reward
Terhadap Motivasi Belajar Anak Usia Dini.
2. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar anak dalam proses pembelajaran yang
dialami anak
b. Meningkatkan kepercayaan diri anak atas motivasi yang telah diberikan
pada anak didik
c. Memberikan suasana belajar yang menarik dan mengasikan bagi anak
dapat menumbuhkan rasa semangat belajar anak semakin meningkat.
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
7
3. Manfaat Bagi Guru
Memberi motivasi pada guru agar lebih meningkatkan kreatifitasnya
dalam menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan dapat
meningkatkan motivasi belajar anak melalui pemberian reward yang
diberikan guru sebagai hasil atas karya yang telah anak lakukan dan
sebagai penguat anak agar lebih termotivasi lagi dalam mengikuti proses
pembelajaran berikutnya.
4. Manfaat Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan peran sekolah tentang pentingnya pemberian
motivasi belajar pada anak dengan menggunakan rewad sebagai hasil atas
kerja keras yang dilakukan anak terhadap hasil karya yang telah dikerjakan
anak selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Serta dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan disekolah, dalam menciptakan
peserta didik yang kreatif dan inovatif terhadap motivasi yang telah
diberikan, sebagai hasil dari sikap atau peranan guru di sekolah terhadap
para peserta didik.
Efektivitas Pemberian Reward…, SEFTIA BESTARI, FKIP UMP, 2017
Download