BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar PKn 1. Pengertian Prestasi Belajar Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006: 70), bahwa dalam pendidikan hal yang paling utama adalah adanya perwujudan secara sengaja tentang belajar dan proses pembelajaran. Sehingga hal tersebut dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya (Nana Sudjana, 2005: 28). Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu (www.PAKEM.com). Belajar menurut Jean Piaget yang dikutip dalam Website (http://ninamath.wordpress.com/2013/03/14/teori-belajar-jean-piaget/)adalah adaptasi 9 yang holistis dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen. Hasil dari proses belajar disebut prestasi belajar.Belajar diawali dengan ketidak tahuan siswa tentang apa yang tidak dimengerti sehingga siswa tersebut beradaptasi bahkan mencari tahu tentang apa yang tidak dimengerti atau tidak dipahami. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai. Proses belajar disekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar disekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun psikomotornya (Lilik Sriyanti ,2009:22). Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan, bahwa untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.Ngalim Purwanto(dalam Syaiful Sagala 2005: 12). 10 Dari pengertian belajar di atas saling melengkapi tentang hasil dari proses belajar. Pengertian pertama menyebut hasil belajar disebut prestasi belajar, sedangkan pengertian ke dua menyebut hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan atau kecerdasan. Dua pengertian dapat dianggap identik karena perubahan tingkah laku dan kecerdasan hasil belajar akhirnya akan dicerminkan dalam nilai. Sedangkan nilai merupakan cermin prestasi belajar. Jadi indikator dari adanya peningkatan prestasi belajar adalah meningkatnya nilai hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam mencapaian Prestasi belajar perlunya dorongan atau motivasi dari guru, teman, bahkan keluarga sangatlah penting karena untuk mencapai tujuan nilai tertinggi. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar individu yang sedang belajar. Adapula yang berpendapat bahwa faktor interen yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. 11 Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a. Faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah yang mempengaruhi belajar adalah kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan jasmaniahnya terganggu. Begitu juga cacat tubuh yang dimaksud disini adalah cacat permanent yang menyebabkan kurang sempurnanya anggota tubuh terutama yang berhubungan dengan alat indra mata. 2) Faktor Psikologis Faktor yang termasuk dalam faktor psikologis ada tujuh, yaitu faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. a) Intelegensi Intelegensi sangat mempengarui keberhasilan belajar, sedangkan intelegensi mempunyai pengertian sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Perhatian Perhatian ialah keaktifan peningkat kesadaran. Seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang suatu baik di dalam maupun di luar diri kita. 12 c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. e) Motif Motif adalah sesuatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan atau bersikap tertentu. f) Kematangan Kematangan adalah sesuatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana alat- alat tubuh dan otaknya sudah siap untuk melaksanakan aktifitas yang baru. g) Kesiapan Kesiapan adalah kondisi dimana individu telah memungkinkan untuk melaksanakan aktifitas dalam jangka waktu tertentu mulai dari proses hingga menghasilkan sesuatu. h) Faktor Kelelahan Proses belajar siswa dapat dipengaruhi karena adanya rasa lelah yang timbul pada dirinya. Kelelahan yang ada pada diri seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat terjadi karena terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa 13 adanya variasi mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: 1) Faktor Keluarga Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses belajar. Adapun ragamnya dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan anggota keluarga dan ekonomi keluarga. 2) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar adalah model pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu yang disediakan, standar pelajaran keadaan gedung, dan tugas rumah yang diberikan. Semakin menurun identitas pribadi guru sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan peranan profesionalnya di kelas, semakin besar kemampuannya untuk mentolenir rasa kehilangan harga diri yang cenderung bersamaan dengan memonitor-diri (Rochiati Wiriaatmaja, 2008:29). 3) Faktor Masyarakat Masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Pengaruh tersebut timbul karena siswa ada dalam mayarakat. Adapun macamnya dapat berupa tingkat ketenangan 14 lingkungan, kebersamaan, suasana umum maupun fasilitas lainnya, kondisi masyarakat dan lain-lain. Disamping beberapa faktor tersebut di atas ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (approach to learning) yakni merupakan teknis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran terhadap materi-materi pembelajaran. Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar-mengajar antara guru-siswa mendorong perilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya perilaku belajar dan ketercapaian sasaran belajar. Dengan demikian, bagi siswa perilaku belajar merupakan proses belajar yang dialami dan dihayati dan sekaligus merupakan aktivitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar di lingkungannya. Bagi siswa, dalam kegiatan belajar tersebut ada tiga tahap, yaitu tahap sebelum belajar, kegiatan selama proses belajar, dan kegiatan sesudah belajar, pada tahap sesudah belajar diharapkan siswa memiliki hasil belajar sebagai sesuatu kemampuan yang lebih baik. Dengan adanya Beberapa faktor diatas usaha yang tekun dan didasari motivasi dari Guru,teman dan keluarga maka siswa akan lebih giat lagi belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal. 15 B. Model Pesan Berantai 1. Pengertian Model Pesan Berantai Menurut pendapat Eggen dan Kauchak (dalam Arikunto : 2006:25), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang unutuk mencapai suatu pembelajaran. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan model pembelajaran sebagai acuan dalam menyusun strategi dalam mengajar dan membelajarkan siswa.dengan menggunakan Model pesan berantai pendidik bisa mengetahui sejauh mana hasil daya tangkap siswa tentang materi yang diajarkan. 2. Penggunaan Model Pesan Berantai dan Reward Dalam Proses Belajar Mengajar Selanjutnya langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut: a. Pertama, Guru memberikan informasi tentang materi secara umum b. Kedua, Membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang c. Ketiga, Setiap anggota kelompok diberikan nomor 1-5 d. Keempat, guru memberikan pesan materi kepada anggota nomor 1 secara berbisik untuk disampaikan kepada nomor 2,3,4 dan 5 e. Kelima, Anggota nomor 5 menyampaikan pesan tersebut pada guru f. Keenam, Kelompok yang berhasil menyampaikan pesan dengan benar diberi point dan reward 16 g. Ketujuh, Pembahasan materi oleh guru bersama siswa h. Kesimpulan C. Peningkatan Prestasi Belajar PKn Dengan Model Pesan Berantai dan Reward Model mengajar merupakan cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya untuk kegiatan penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Dalam kaitan dengan model dalam proses kegiatan belajar mengajar, terdapat berbagai alternative model yang dapat dipilih oleh guru. Masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kualitas model pengajaran tergantung pada kompetensi guru yang bersangkutan sebagai pelaksana pengajaran di kelas. Guru harus mampu melayani semua siswa baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu setiap guru harus mampu memilih dan menggunakan model tersebut sesuai dengan tujuan, jenis materi, kondisi proses belajar mengajar, dan kondisi siswa. Menggunakan Model Pesan Berantai dan Reward merupakan salah satu alternative model yang susuai dengan materi PKn, Sekalipun demikian efektivitas model Pesan Berantai dan Reward dalam materi PKn tetap tergantung pada keahlian guru dan kesesuaian kondisi siswa. Sebaik apapun model tanpa diimbangi kemampuan guru terhadap model tersebut, tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Kemampuan guru yang profesional dalam wawasan metodologi pengajaran akan dapat mengembangkan fungsi model pengajaran tersebut secara baik. 17 Pendekatan ekspositeri bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru serta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon yang diberikan pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, oleh karnanya kegiatan belajar siswa menjadi tidak optimal sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru serta mencatat dan sekali-kali bertanya kepada guru. Melalui pendekatan ini diharapkan model Pesan Berantai dan Reward memenui titik sasarannya. Melihat model Pesan Berantai dan Reward sangat efektif bila diterapkan dalam pembelajaran materi PKn,karena mengkolaborasikan dua model pembelajaran. Keefektifan penggunaan dua model Pembelajaran yakni Pesan Berantai dan Reward akan berdampak pada peningkatan materi PKn oleh siswa. Proses pembelajaran akan mampu menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Memberi kesan yang kuat pada siswa, sehingga mampu mempertahankan respon dalam ingatannya. 18 Siswa mampu menerima apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan apapun pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Dapat memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon siswa dalam pembelajaran, sehingga dengan memberikan penguatan pada siswa untuk dapat membantu ingatan mereka. siswa dapat belajar secara aktif selain itu guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sehingga mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. D. Peran Reward Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan.Inilah yang dimanfaatkan oleh metode Reward. Maka dengan metode ini siswa mengerjakan perbuatan baik atau bahkan berlomba-lomba mencapai suatu prestasi yang ingin dicapai.sehingga siswa diberikan suatu Reward yang menarik sebagai imbalan. Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik memberikan Reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi 19 prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik. Reward diartikan sebagai pemberian yang dapat memperkuat pengarahan kinestetik siswa ke arah positif di kelas. Pada penggunaan metode Reward juga diperlukan, media yang biasa digunakan yakni dengan pemberian barang, pemberian nilai, ajang kreasi pewarnaan pada draft Reward yang dapat ditukar dengan sesuatu dan pemberian sapaan halus untuk anak. 1. Tujuan Reward Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward. Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena dengan adanya bertujuan akan memberi arah dalam melangkah. Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk lebih mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsic dari motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan Reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena Reward itu adalah bagian dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa. Jadi, maksud dari Reward itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa. 20 Seperti halnya telah disinggung diatas, bahwa Reward disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, Reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi. 2. Macam-Macam Reward Reward bersifat positif terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa ada berbagai macam bentuk. Secara garis besar Reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1. Pujian Pujian adalah suatu bentuk Reward yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata, seperti: baik,bagus, bagus sekali dan sebagainya.tetapi juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti, misalnya; “Nah lain kali akan lebih baik lagi.” “ Kamu pasti bisa kalau kamu rajin belajar”. Disamping yang berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat atau pertanda misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya. 2. Penghormatan Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan orang tua 21 siswa. Misalnya, pada malam perpisahan yang Kemudian ditampilkan yang berhasil siswa telah diadakan menjadi diakhir bintang tahun. kelas, penobatan dan penampilan bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, dan lain sebagainya. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang menyelesaikan soal yang sulit disuruh mengerjakannya dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya, disuruh mengikuti lomba, dan lain sebagainya. 3. Hadiah Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah Reward yang berbentuk pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini disebut juga Reward materiil. Yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alatalat keperluan sekolah,seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya. 4. Tanda Penghargaan Jika hadiah adalah Reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau “nilai kenang”nya. Oleh karena itu Reward atau tanda penghargaan ini disebut juga Reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat. 22 E. Kerangka Berpikir Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh manusia untuk mencapai perubahan. proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai perubahan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti model pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran serta guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak maupun sosial. Seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran perlu memilih model mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan, karena model pembelajaran merupakan alat untuk menjembatani penyampaian materi. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan diharapkan siswa lebih senang dan termotivasi untuk belajar. 23 Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa. Di sekolah siswa akan menerima pelajaran dan berinteraksi dengan linkungan sekolah misalnya guru, kepala sekolah siswa lain dan pegawai. Sekolah merupakan tempat belajar formal dengan seperangkat aturan-aturannya. Apabila sekolah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif, hubungan dan komunikasi yang baik antar warga sekolah, model pembelajaran yang aktif, penyediaan fasilitas yang memadai, serta siswa yang tertib dan disiplin maka akan mendorong siswa untuk belajar dan berkompetensi dalam pembelajaran dengan baik sehigga hasil belajar. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga juga mempengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Keluarga merupakan suatu lingkungan yang terdiri dari orangorang terdekat bagi seorang anak. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi siswa. Di lingkungan keluarga terjadi banyak interaksi, terutama dengan orang tua. Perhatian dan teladan dari orang tua yang baik sangat diperlukan. Selain itu orang tua harus dapat menciptakan kondisi yang harmonis dalam keluarga seperti menciptakan situasi rumah yang menyenangkan dan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar, serta penyediaan fasilitas belajar.Hal itu akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 24