9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar PKn 1. Pengertian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar PKn
1.
Pengertian Prestasi Belajar
Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006: 70), bahwa dalam
pendidikan hal yang paling utama adalah adanya perwujudan secara sengaja tentang
belajar dan proses pembelajaran. Sehingga hal tersebut dapat membantu pencapaian
tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk,
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya (Nana Sudjana, 2005: 28).
Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.
Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha
melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu
(www.PAKEM.com).
Belajar
menurut
Jean
Piaget
yang
dikutip
dalam
Website
(http://ninamath.wordpress.com/2013/03/14/teori-belajar-jean-piaget/)adalah adaptasi
9
yang holistis dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi
baru sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen. Hasil dari proses belajar
disebut prestasi belajar.Belajar diawali dengan ketidak tahuan siswa tentang apa yang
tidak dimengerti sehingga siswa tersebut beradaptasi bahkan mencari tahu tentang
apa yang tidak dimengerti atau tidak dipahami.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk
meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan
eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa,
seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal
adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang
bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai.
Proses belajar disekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan
secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar disekolah. Selama di
sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi
afektif, maupun psikomotornya (Lilik Sriyanti ,2009:22).
Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan,
bahwa untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.Ngalim Purwanto(dalam Syaiful Sagala 2005: 12).
10
Dari pengertian belajar di atas saling melengkapi tentang hasil dari proses
belajar. Pengertian pertama menyebut hasil belajar disebut prestasi belajar, sedangkan
pengertian ke dua menyebut hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan atau
kecerdasan. Dua pengertian dapat dianggap identik karena perubahan tingkah laku
dan kecerdasan hasil belajar akhirnya akan dicerminkan dalam nilai. Sedangkan nilai
merupakan cermin prestasi belajar. Jadi indikator dari adanya peningkatan prestasi
belajar adalah meningkatnya nilai hasil belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai. Dalam mencapaian Prestasi belajar perlunya dorongan
atau motivasi dari guru, teman, bahkan keluarga sangatlah penting karena untuk
mencapai tujuan nilai tertinggi.
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa dalam
melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada dua faktor yaitu, faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang
belajar. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar individu yang
sedang belajar. Adapula yang berpendapat bahwa faktor interen yang mempengaruhi
belajar ada tiga yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
11
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga
faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a.
Faktor Intern
1)
Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah yang mempengaruhi belajar adalah kesehatan dan cacat
tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan jasmaniahnya
terganggu. Begitu juga cacat tubuh yang dimaksud disini adalah cacat permanent
yang menyebabkan kurang sempurnanya anggota tubuh terutama yang berhubungan
dengan alat indra mata.
2)
Faktor Psikologis
Faktor yang termasuk dalam faktor psikologis ada tujuh, yaitu faktor
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
a)
Intelegensi
Intelegensi sangat mempengarui keberhasilan belajar, sedangkan intelegensi
mempunyai pengertian sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b)
Perhatian
Perhatian ialah keaktifan peningkat kesadaran. Seluruh fungsi jiwa yang
dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang suatu baik di dalam maupun di luar
diri kita.
12
c)
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.
d)
Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e)
Motif
Motif adalah sesuatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu atau melakukan tindakan atau bersikap tertentu.
f)
Kematangan
Kematangan adalah sesuatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-
alat tubuh dan otaknya sudah siap untuk melaksanakan aktifitas yang baru.
g)
Kesiapan
Kesiapan adalah kondisi dimana individu telah memungkinkan untuk
melaksanakan aktifitas dalam jangka waktu tertentu mulai dari proses hingga
menghasilkan sesuatu.
h)
Faktor Kelelahan
Proses belajar siswa dapat dipengaruhi karena adanya rasa lelah yang timbul
pada dirinya. Kelelahan yang ada pada diri seseorang dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terjadi karena
kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat terjadi karena terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa
13
adanya variasi mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat,
minat, dan perhatiannya.
b.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor
yaitu:
1)
Faktor Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses belajar. Adapun
ragamnya dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan anggota keluarga dan
ekonomi keluarga.
2)
Faktor Sekolah
Faktor
sekolah
yang
mempengaruhi
prestasi
belajar
adalah
model
pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu yang disediakan, standar pelajaran keadaan gedung, dan tugas rumah yang
diberikan.
Semakin menurun identitas pribadi guru sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dan peranan profesionalnya di kelas, semakin besar kemampuannya untuk mentolenir
rasa kehilangan harga diri yang cenderung bersamaan dengan memonitor-diri
(Rochiati Wiriaatmaja, 2008:29).
3)
Faktor Masyarakat
Masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Pengaruh tersebut timbul karena
siswa ada dalam mayarakat. Adapun macamnya dapat berupa tingkat ketenangan
14
lingkungan, kebersamaan, suasana umum maupun fasilitas lainnya, kondisi
masyarakat dan lain-lain.
Disamping beberapa faktor tersebut di atas ada faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar (approach to learning) yakni merupakan teknis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran terhadap materi-materi pembelajaran.
Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar-mengajar antara guru-siswa
mendorong perilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya perilaku belajar
dan ketercapaian sasaran belajar. Dengan demikian, bagi siswa perilaku belajar
merupakan proses belajar yang dialami dan dihayati dan sekaligus merupakan
aktivitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar di lingkungannya. Bagi
siswa, dalam kegiatan belajar tersebut ada tiga tahap, yaitu tahap sebelum belajar,
kegiatan selama proses belajar, dan kegiatan sesudah belajar, pada tahap sesudah
belajar diharapkan siswa memiliki hasil belajar sebagai sesuatu kemampuan yang
lebih baik.
Dengan adanya Beberapa faktor diatas usaha yang tekun dan didasari motivasi
dari Guru,teman dan keluarga maka siswa akan lebih giat lagi belajar dengan baik
dan prestasi belajar akan optimal.
15
B. Model Pesan Berantai
1. Pengertian Model Pesan Berantai
Menurut pendapat Eggen dan Kauchak (dalam Arikunto : 2006:25), model
pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang
dirancang unutuk mencapai suatu pembelajaran. Dengan demikian untuk mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan model pembelajaran sebagai acuan dalam menyusun
strategi dalam mengajar dan membelajarkan siswa.dengan menggunakan Model
pesan berantai pendidik bisa mengetahui sejauh mana hasil daya tangkap siswa
tentang materi yang diajarkan.
2. Penggunaan Model Pesan Berantai dan Reward Dalam Proses Belajar
Mengajar
Selanjutnya langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut:
a.
Pertama, Guru memberikan informasi tentang materi secara umum
b.
Kedua, Membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang
c.
Ketiga, Setiap anggota kelompok diberikan nomor 1-5
d.
Keempat, guru memberikan pesan materi kepada anggota nomor 1
secara berbisik untuk disampaikan kepada nomor 2,3,4 dan 5
e.
Kelima, Anggota nomor 5 menyampaikan pesan tersebut pada guru
f.
Keenam, Kelompok yang berhasil menyampaikan pesan dengan benar diberi
point dan reward
16
g.
Ketujuh, Pembahasan materi oleh guru bersama siswa
h.
Kesimpulan
C. Peningkatan Prestasi Belajar PKn Dengan Model Pesan Berantai dan
Reward
Model mengajar merupakan cara yang berisi prosedur buku untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya untuk kegiatan penyampaian materi
pelajaran kepada siswa.
Dalam kaitan dengan model dalam proses kegiatan belajar mengajar, terdapat
berbagai alternative model yang dapat dipilih oleh guru. Masing-masing model
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kualitas model pengajaran tergantung pada
kompetensi guru yang bersangkutan sebagai pelaksana pengajaran di kelas. Guru
harus mampu melayani semua siswa baik secara individu maupun kelompok. Oleh
karena itu setiap guru harus mampu memilih dan menggunakan model tersebut sesuai
dengan tujuan, jenis materi, kondisi proses belajar mengajar, dan kondisi siswa.
Menggunakan Model Pesan Berantai dan Reward merupakan salah satu
alternative model yang susuai dengan materi PKn, Sekalipun demikian efektivitas
model Pesan Berantai dan Reward dalam materi PKn tetap tergantung pada keahlian
guru dan kesesuaian kondisi siswa. Sebaik apapun model tanpa diimbangi
kemampuan guru terhadap model tersebut, tidak akan berfungsi sebagaimana
mestinya. Kemampuan guru yang profesional dalam wawasan metodologi pengajaran
akan dapat mengembangkan fungsi model pengajaran tersebut secara baik.
17
Pendekatan ekspositeri bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan
penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar
menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Biasanya
guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan
dan penuturan secara lisan.
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang telah diberikan oleh guru serta mengungkapkan kembali apa yang
telah dimilikinya melalui respon yang diberikan pada saat diberi pertanyaan oleh
guru. Komunikasi yang digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah
komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, oleh karnanya kegiatan belajar
siswa menjadi tidak optimal sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru serta
mencatat dan sekali-kali bertanya kepada guru.
Melalui pendekatan ini diharapkan model Pesan Berantai dan Reward memenui
titik sasarannya. Melihat model Pesan Berantai dan Reward sangat efektif bila
diterapkan dalam pembelajaran materi PKn,karena mengkolaborasikan dua model
pembelajaran.
Keefektifan penggunaan dua model Pembelajaran yakni Pesan Berantai dan
Reward akan berdampak pada peningkatan materi PKn oleh siswa. Proses
pembelajaran akan mampu menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus yang
mereka terima dalam proses pembelajaran. Memberi kesan yang kuat pada siswa,
sehingga mampu mempertahankan respon dalam ingatannya.
18
Siswa mampu menerima apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa
mengalami hambatan apapun pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Dapat
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon siswa dalam pembelajaran,
sehingga dengan memberikan penguatan pada siswa untuk dapat membantu ingatan
mereka. siswa dapat belajar secara aktif selain itu guru perlu menciptakan strategi
yang tepat guna sehingga mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
D.
Peran Reward
Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai
faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini
didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif
dalam kehidupan siswa. Manusia
selalu mempunyai
cita-cita,
harapan,
dan
keinginan.Inilah yang dimanfaatkan oleh metode Reward. Maka dengan metode ini
siswa mengerjakan perbuatan baik atau bahkan berlomba-lomba mencapai suatu
prestasi yang ingin dicapai.sehingga siswa diberikan suatu Reward yang menarik
sebagai imbalan. Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan
dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses
pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Maksud dari pendidik memberikan Reward kepada siswa adalah supaya
siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi
19
prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras
kemauannya untuk belajar lebih baik.
Reward diartikan sebagai pemberian yang dapat memperkuat pengarahan
kinestetik siswa ke arah positif di kelas. Pada penggunaan metode Reward juga
diperlukan, media yang biasa digunakan yakni dengan pemberian barang,
pemberian nilai, ajang kreasi pewarnaan pada draft Reward yang dapat ditukar
dengan sesuatu dan pemberian sapaan halus untuk anak.
1. Tujuan Reward
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward. Hal ini dimaksudkan,
agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada
sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena dengan adanya
bertujuan akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk lebih
mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsic dari motivasi
ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu
timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan Reward itu, juga diharapkan
dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena
Reward itu adalah bagian dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.
Jadi, maksud dari Reward itu yang terpenting bukanlah hasil yang
dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan
membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa.
20
Seperti
halnya
telah
disinggung
diatas,
bahwa
Reward disamping
merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, Reward juga dapat
menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi.
2. Macam-Macam Reward
Reward bersifat positif terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa ada berbagai macam
bentuk. Secara garis besar Reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.
Pujian
Pujian adalah suatu bentuk Reward yang paling mudah dilakukan. Pujian
dapat berupa kata-kata, seperti: baik,bagus, bagus sekali dan sebagainya.tetapi
juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti, misalnya; “Nah lain kali akan
lebih baik lagi.” “ Kamu pasti bisa kalau kamu rajin belajar”. Disamping yang
berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat atau pertanda misalnya
dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak, dengan
tepuk tangan, dan sebagainya.
2.
Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula.
Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan
diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapan
teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan orang tua
21
siswa. Misalnya, pada malam
perpisahan
yang
Kemudian ditampilkan
yang
berhasil
siswa
telah
diadakan
menjadi
diakhir
bintang
tahun.
kelas,
penobatan dan penampilan bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, dan lain
sebagainya. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk
melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang menyelesaikan soal yang sulit
disuruh mengerjakannya dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya, disuruh
mengikuti lomba, dan lain sebagainya.
3.
Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah Reward yang berbentuk
pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini disebut
juga Reward materiil. Yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alatalat keperluan sekolah,seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya.
4.
Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah Reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan
adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan
kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda
penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau “nilai kenang”nya. Oleh karena itu
Reward
atau
tanda penghargaan ini disebut juga Reward simbolis. Reward
simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat.
22
E. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh manusia
untuk mencapai perubahan. proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk
mencapai perubahan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik faktor yang
berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari
dalam diri siswa seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian sedangkan
faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti model pembelajaran, lingkungan
sekolah dan lingkungan keluarga. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi
prestasi belajar siswa.
Proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran serta
guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai
pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak maupun sosial. Seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran perlu memilih model mana yang sesuai dengan
keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran
yang diajarkan, karena model pembelajaran merupakan alat untuk menjembatani
penyampaian materi. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan
disesuaikan dengan materi yang diajarkan diharapkan siswa lebih senang dan
termotivasi untuk belajar.
23
Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap prestasi belajar siswa. Di sekolah siswa akan menerima
pelajaran dan berinteraksi dengan linkungan sekolah misalnya guru, kepala sekolah
siswa lain dan pegawai. Sekolah merupakan tempat belajar formal dengan
seperangkat aturan-aturannya. Apabila sekolah berhasil menciptakan situasi belajar
yang kondusif, hubungan dan komunikasi yang baik antar warga sekolah, model
pembelajaran yang aktif, penyediaan fasilitas yang memadai, serta siswa yang tertib
dan disiplin maka akan mendorong siswa untuk belajar dan berkompetensi dalam
pembelajaran dengan baik sehigga hasil belajar.
Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga juga mempengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Keluarga merupakan suatu lingkungan yang terdiri dari orangorang terdekat bagi seorang anak. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang
utama bagi siswa. Di lingkungan keluarga terjadi banyak interaksi, terutama dengan
orang tua. Perhatian dan teladan dari orang tua yang baik sangat diperlukan. Selain itu
orang tua harus dapat menciptakan kondisi yang harmonis dalam keluarga seperti
menciptakan situasi rumah yang menyenangkan dan memberikan motivasi pada siswa
untuk belajar, serta penyediaan fasilitas belajar.Hal itu akan mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
24
Download