Upaya Meningkatkan Motivasi Melalui Pemberian Hadiah (Reward

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motivasi Belajar
2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata,
1993:3).
Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar
adalah perubahan dari diri seseorang.
Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik
dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu :
1.
Kebutuhan
2.
Dorongan
3.
Tujuan
(Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987)
2.1.2 Jenis-jenis Motivasi
Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok
sebagai berikut :
5
1.
Motif Primer atau dasar Motif Primer merupakan motif yang tidak
dipelajari yang untuk ini digunakan istilah Dorongan (Drive) Motif ini
dibedakan dalam :
Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis antara
lain rasa lapar, haus, istirahat.
Dorongan psikologis/ dorongan kejiwaan dalam diri seseorang,
seperti rasa takut, kasih sayang dan lainnya.
2.
Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya
pengalaman, atu dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah
motif berprestasi, motif- motif social sepeti ingin diterima, status, dan
sebagainya.
2.1.3 Pentingnya Motivasi Dalam Proses Pembelajaran
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu
dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan
atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan.
Dua anak memiliki kemampuan yang sama dan diberikan peluang
serta kondisi yang sama untuk mencapai tujuan kinerja dan hasil-hasil yang
dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan
anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan
pengamatan sehari-hari.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa
dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin
motivasi belajar yang memadai akan medorong siswa berperilaku aktif
untuk prestasi didalam kelas.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan tanpa motivasi tidak
akan timbul suatu perbuatan, misalnya belajar.
6
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah mengarahkan perbuatan mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan
tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu pekerjaan.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran
Hukum dari motivasi mengatakan bahwa partisipan/ peserta harus
punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar dan harus
punya alasan untuk belajar.Pelatih menemukan bahwa jika peserta
mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk
berhasil.
Jika
kita
gagal
menggunakan
hukum
kesesuaian
(appropriateneness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material
relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai motivasi adalah sebagai
berikut :
a.
Kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal
ini dapat mempengaruhi motivasi, seandainya dalam pemberian
motivasi
itu
tidak
memperhatikan
kematangan,
maka
akan
mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
b.
Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan
untuk belajar.
c.
Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi .
Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat
belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan
berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya
7
untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari. Prestasi
yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.
d.
Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa
untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian
kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui,
karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
e.
Penghargaan dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk
mempelajari
atau
mengerjakan
sesuatu.
Tujuan
pemberian
penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan
adalah alat bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan
ini menjadi tujuan.
Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah
seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan
belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di
luar kelas.
2.1.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar
Mc. Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009 : 9) mengemukakan 6
aspek motivasi belajar pada individu :
1.
Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dan selalu menerima tugas dengan senang hati.
2.
Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu
akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan
yang dilakukannya.
3.
Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu
sulit tetapi juga tidak terlalu mudah yang penting adanya tantangan
8
dalam tugas, serta dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan,
yaitu individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta
memberikan hasil yang maksimal.
4.
Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas
pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.
5.
Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan
(spekulasi dan untung-untungan), yaitu individu yang mempunyai
motivasi belajar tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan
atau berspekulasi karena setiap tugas yang dikerjakan penuh dengan
pertimbangan.
6.
Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang
akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relistres, yaitu individu
yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan selalu bersikap realistis
dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas.
Clegg dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa timbulnya motivasi
belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspekaspek motivasi sebagai berikut :
1.
Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik
dan mengulang memperbaiki kegagalan.
2.
Kecenderungan untuk menghidari kegagalan atau kesalahan yaitu
berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi
kesalahan yang telah dilakukan.
3.
Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan
sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus
asa.
9
4.
Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk
belajar.
Mc Cray dalam Wirabayu (2005) menyebutkan bahwa individuindividu yang mempunyai motifasi belajar tinggi cenderung untuk
memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri, tahan terhadap tekanan
masyarakat, mengharapkan pengetahuan konkret atas hasil kerjanya,
ambisius, keras kepala, untuk teman bekerja individu lebih suka
mengambil resiko yang sedang dalam situasi yang mengandalkan
kemampuan individu sendiri, akan tetapi tidak bagi situasi yang tergantung
kebutuhan.
2.2. Hadiah (Reward)
2.2.1 Pengertian Hadiah (Reward)
Reward
merupakan
alat
pendidikan
yang
refresif
yang
menyenangkan. Hadiah diberikan pada anak yang telah menunjukkan hasil
baik dalam pendidikan menurut Indra Kusuma (2001 : 85)
Reward diartikan sebagai salah satu alat pendidikan yang diberikan
pada murid sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapainya (Zaenuddin
: 2001)
Menurut Ramayulis : hadiah diberikan atas perbuatan-perbuatan /
hal-hal yang baik yang telah dilakukan Ramayulis (2008 :211)
Menurut Atmail Arif (2002 : 127) Pengertian hadiah dapat dilihat
sebagai berikut :
1.
Hadiah
adalah
alat
pendidikan
prevetif
dan
represif
yang
menyenangkan dan bisa menjadi motivator belajar siswa
2.
Hadiah juga termasuk memberikan sesuatu terhadap perilaku baik
siswa dalam proses pendidikan
10
Hasbullah (2006 : 27) mengemukakan bahwa pengertian hadiah
dalam pendidikan adalah merupakan alat pendidikan yang berupa tindakan
pendidik yang berpengaruh terhadap tingkah laku anak didik. Sedangkan
alat pendidikan sendiri adalah suatu tiindakan atau situasi yang sengaja
diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat
pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan
digunakan demi pencapaian tujuan yang diinginkan.
Reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang
penting bagi anak yang dapat membesarkan kemungkinan bertambah
giatnya usaha untuk mempertinggi / memperbaiki prestasi, maka
pemberian reward sangat penting untuk meningkatkan motivasi kegiatan
yang produktif Kertamiharja dan Ardiwinata (1997:142)
Pemberian hadiah (Reward) bukanlah semata-mata karena hasil
seorang anak melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu.
Pendidikan bertujuan untuk membentuk kata hati kemauannya lebih baik
dan lebih keras pada anak. Oleh karena itu maka seorang pendidik
hendaklah menanamkan pada diri anak supaya mengerjakan berbuat lebih
dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan untuk siswa yang
berprestasi.
Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat
lagi, disamping itu siswa yang berprestasi akan termotivasi untuk mengejar
siswa yang lain.
Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint,
penggaris, buku bacaan dan sebagainya untuk dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan belajar anak didik, hadiah berupa makanan seperti permen,
roti, susu juga dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak
didalam kegiatan belajar mengajar.
11
2.2.2 Tahap Pemberian Hadiah (Reward)
Langkah-langkah memberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, perlu memperhatikan :
1.
Menjanjikan dahulu kepada semua peserta didik artinya tidak
diberikan tiba-tiba
2.
Pemberian hadiah harus disertai dengan bimbingan dan nasehatnasehat agar siswa belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan
hadiah, melainkan untuk mencapai sukses yang lebih baik
3.
Hadiah diberikan tidak terlalu sering. karena akan membiasakan anak
manja dan pamrih dalam bekerja
4.
Hadiah diberikan dalam kaitannya untuk dorongan sosial dan
keberhasilan belajar, seperti kasih sayang, pujian, pemberian makanan
ataupun berupa benda untuk menunjang belajar.
Adapun
langkah-langkah
pemberian
hadiah
(reward)
dalam
pembelajaran menurut Prayitno (2002) adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada
setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran
b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan
diajarkan
c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan
diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung
d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar
akan mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.
e. Demikian
seterusnya
ketika
siswa-siswa
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru
f. Kesimpulan dan penutup
12
maju
dan
berhasil
2.3. Pengertian Pelajaran Matematika
Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada semua jenjang
pendidikan dari pra sekolah sampai jenjang sekolah menengah bahkan di
sekolah tinggi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah
tingkat atas, matematika diberikan dengan jumlah jam pelajaran setiap
minggunya termasuk paling banyak. Banyaknya jam pelajaran matematika tiap
minggu dikarenakan matematika sebagai ilmu dasar bagi berbagai disiplin ilmu
yang lain. Moeliono dalam Widiyanti (2007) mengartikan matematika sebagai
ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Beberapa definisi formal tentang pelajaran matematika menurut Sujono
(1988) adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi dengan
sistematik, bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi,
matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai
ide dan kesimpulan, ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan
masalah – masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika berkenaan
dengan fakta – fakta kuantitatif dan masalah – masalah tentang ruang dan
bentuk, ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.
Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika
yaitu materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif, materi
matematika bersifat hirarkis dan terstruktur. Sedangkan menurut Hudoyo
(1988: 3) pelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak,
sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi dibutuhkan
ketekunan, keuletan, perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami
materi pelajaran matematika.
Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan pengertian
pelajaran matematika kedalam komponen – komponen dalam kegiatan
matematika. Komponen dalam matematika yang diklaim oleh Kitcher berupa
(1)
bahasa
(language)
yang
dijalankan
13
oleh
para
matematikawan,
(2) pernyataan (statements) yang digunakan oleh matematikawan, (3)
pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, (4)
alasan (reasoning) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan (5) ide
matematika itu sendiri.
Dari sisi abstraksi matematika, Newman dalam Jackson (1992:755)
melihat tiga ciri utama matematika, yaitu; (1) matematika disajikan dalam pola
yang ketat, (2) matematika berkembang dan digunakan lebih luas dari pada
ilmu – ilmu lain, dan (3) matematika lebih terkonsentrasi pada konsep.
Soedjadi dan Masriyah (1994) mengemukakan bahwa meskipun terdapat
berbagai pendapat yang nampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri – ciri yang
sama yaitu matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika
mendasarkan daripada kesepakatan – kesepakatan, matematika sepenuhnya
menggunakan pola pikir deduktif, dan matematika dijiwai dengan kebenaran
konsistensi.
Jadi pelajaran matematika dapat diartikan sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang eksak sekaligus mendasari berbagai disiplin ilmu lain yang
terorganisasi
secara
sistematik.
Dimana
matematika
merupakan
ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang keluasan, bilangan, ruang, dan bagian –
bagiannya, besatan dan hubungannya yang bersifat abstrak, deduktif,
aksiomatif, dan terstuktur yang membutuhkan sarana berfikir logis dan masalah
yang berhubungan dengan bilangan, matematika juga sebagai ilmu bantu dalam
menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.
2.4 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan atau hampir sama dengan penelitian ini
adalah perbaikan iklim kelas untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa
kelas XI TR semester III di SMK N 7 Jakarta.
Dalam perbaikan iklim kelas yang dilakukan terhadap kelas XI TR
semester III di SMK N 7 Jakarta dalam dua siklus, melalui tindakan-tindakan
14
berupa pembuatan tata tertib. Melaksanakan pembelajaran dengan metode
bervasriasi, melibatkan siswa belajar berkelompok dan pemberian motivasi
ekstrinsik berupa penghargaan (reward) serta penguatan (reinforcement).
Tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari pra
siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 3,49%
dan 1,84% dengan kriteria dari cukup ke baik.
Hasil penelitian yang dilakukan meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V B MI Nurul Huda Mulyorejo Malang (2011) dengan jumlah siswa 30
siswa. Penelitian ini menerapkan metode inquiry, menggunakan media belajar,
dengan memodifikasi kegiatan belajar dengan cara mengorganisir siswa untuk
melakukan inquiry secara kelompok, memberi variasi berupa simulasi,
stimulasi berupa hadiah (reward).
Dari hasil lembar observasi penelitian tindakan kelas pada saat dilakukan
pre test, siklus I, siklus II dan siklus III. Menunjukkan peningkatan motivasi
belajar siswa yang memuaskan.
Pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata peningkatan
motivasi belajar siswa yang semula dalam (pretest) sebesar 40% setelah
dilakukan siklus I meningkat menjadi 65,8% pada siklus II dari siklus I sebesar
65,8% setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 76,3%. Peningkatan
motivasi dari siklus II sebesar 76,3% dan di siklus III meningkat menjadi
84,8%.
Dorongan siswa berprestasi dalam kelompok (cukup baik) partisipasi
dalam kelompok mengalami peningkatan (baik) motivasi dalam mendalami
IPA (cukup baik), sedangkan usaha menyelesaikan tugas dengan lebih baik
(baik) dan motivasi dalam berprestasi (cukup baik) sehingga membuat suasana
belajar siswa menjadi hidup. Karena, antar tim terdorong untuk maju bersama
dan meraih prestasi bersama. Dan rasa individualisme siswa mulai berkurang,
karena ingin maju bersama dalam satu kelompok tersebut.
15
2.5 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ” Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar melalaui Pemberian Hadiah(Reward) Pada Mata Pelajaran Matematika
Kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah partisipasi anak kurang baik saat proses
pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat
berlangsung, motivasi yang kurang sehingga berimbas pada hasil belajar.
Pengajaran merupakan suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir
yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalm
rangka pencapaian tujuan yang dimaksudkan(Atmadja, Suma, 1984). Sebagai
suatu sistem pengajaran mengandung komponen antara lain: mata pelajaran,
metode, media, alat evaluasi dan lain-lain, yang berinteraksi satu sama lain
dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan salah satu cara yang
dilakukan dalam PBM yaitu dengan pemberian hadiah(reward) kepada siswa.
Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran
matemtika sebagai berikut:
a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada
setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran
b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan
diajarkan
c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan
diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung
d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar akan
mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.
e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil mengerjakan
apa yang diperintahkan oleh guru
f. Kesimpulan dan penutup
16
Pemberian hadiah pada penelitian ini diterapkan karena diharapkan dapat
memotivasi siswa saat belajar dan memancing siswa untuk giat belajar sehingga
di dalam kelas terdapat persaingan yang mengarah ke hal positif dan siswa
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hadiah yang diberikan dapat
berupa buku tulis, pensil, balpoin, penggaris dan juga berupa makanan seperti
permen, roti sehingga motivasi belajarnya meningkat. Adapun skema dapat
dilihat dalam gambar 2.1
17
KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang hubungan
antarbangun dan Mengubah bentuk pecahan ke bentuk
pecahan dan desimal, serta sebaliknya
Guru ceramah, pembelajaran berpusat
pada guru, komunikasi 1 arah (gurusiswa), siswa hanya mendengarkan dan
menghafal, siswa mengantuk dan
bermain sendiri
Pembelajaran
Konvensional
Penilaian : tes formatif
Hasil belajar ≤ KKM
KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan Mengubah pecahan ke
bentuk persen dan desimal, serta sebaliknya
Pemberian Hadiah (Reward) berupa benda yaitu:buku tulis, pensil,
balpoint, penggaris juga berupa makanan, yaitu roti,snack, dan permen
Langkah-langkah :
SI Siswa berkelompok
SI Siswa berkelompok
Siswa berkelompok
SI Siswa berkelompok
Mendengarkan penjelasan guru tentang materi
pelajaran
Guru memotivasi siswa dengan reward
Penugasan untuk setiap kelompok
Penilaian hasil
Pemberian hadiah
Hasil belajar ≥ KKM
Kesimpulan dan penutup
Gambar 2.1
Kerangka berfikir
18
SI Siswa berkelompok
2.6 Hipotesis Penelitian
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka ditemukan pula
hipotesis atau dugaan perkiraan untuk melakukan penelitian sebagai berikut:
pemberian hadiah (reward) kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa Kelas V
SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester
II Tahun Ajaran 2011 / 2012.
19
Download