perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pembelajaran Praktikum Peer Teaching a. Pembelajaran Praktikum Metode praktikum adalah cara penyajian bahwa pelajaran dan siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Pembelajaran praktikum merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik (Nursalam, 2009). Tujuan pembelajaran praktikum menurut Nursalam (2009) diantaranya adalah untuk memahami, menguji dan menggunakan konsep teoritis, mengembangkan keterampilan teknikal dan interpersonal, serta mempergunakan keterampilan pemecahan masalah. Macam-macam pembelajaran praktikum meliputi metode demonstrasi, metode eksperimen, dan metode simulasi. Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis yaitu sosiodrama, psikodrama, role playing, simulasi game dan peer teaching atau tutor sebaya (Majid, 2014). Edwardes dalam Depdiknas (2010) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup tiga tahap, yaitu 1) penyajian dari pendidik, 2) kegiatan praktik peserta didik dan 3) commit to user penilaian hasil kerja peserta didik. 5 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Metode Pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya) Peer teaching (tutor sebaya) adalah kegiatan belajar peserta didik dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari, mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis, menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai, melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada materi yang dipelajari (Sawali dalam Hafizah, 2011). Dedi Supriyadi dalam Suherman (2008) mengungkapkan bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan utuk membantu atau membimbing yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya yang dimaksud yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan peserta didik yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi, sehingga peserta didik yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Menurut Djamarah (2013) yang menerangkan bahwa kriteria seorang peserta didik yang akan menjadi tutor adalah memiliki kepandaian dan kecakapan yang lebih unggul daipada yang lain, commit to user 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran, memiliki kesadaran untuk membantu teman lain, dan memiliki daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan kepada temannya. Tutor teman sebaya adalah perekrutan salah satu peserta didik guna memberikan satu per satu pengajaran kepada peserta didik lain, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui partisipasi peran tutor dan tutee atau yang ditutori. Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan tutee minimal (Roscoe, 2007). Hisyam Zaini (dalam Hafizah, 2013) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan menumbuhkan dan materi kepada meningkatkan teman-temannya persaingan hasil untuk belajar. Tresnaningsih (2011) yang menyebutkan bahwa peningkatan nilai mahasiswa mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan aktivitas intelektual mahasiswa. Keuntungan dari peer teaching (tutor sebaya) yaitu untuk memupuk rasa kerjasama dan saling membantu, meningkatkan kemampuan baik tutor maupun yang ditutori, membentuk rasa bangga pada diri orang yang menjadi tutor, menularkan kemampuan yang dimiliki tutor yang selama ini hanya digunakan untuk dirinya sendiri, commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dan memudahkan bagi peserta didik yang ditutori dalam menerima penjelasan karena tutor menggunakan bahasa yang mudah dipahami, bagi peserta didik yang memiliki perasaan takut atau enggan kepada pembimbing maka metode ini menampakkan hasil yang lebih baik (Aria Djalil dalam Hafizah, 2011). Kesulitan menggunakan metode peer teaching (tutor sebaya) adalah apabila peserta didik yang menjadi tutor juga mempunyai tugas dan kewajiban sendiri untuk belajar sebagaimana peserta didik lainnya, tutor yang berasal dari temannya sendiri maka disiplin peserta didik akan berkurang karena mereka tidak mau mematuhi temannya yang menjadi tutor, dan sulit untuk menatar tutor karena dia harus seperti guru pembimbing yang mampu menguasai mata pelajaran serta menguasai teman-temannya (Aria Djalil dalam Hafizah, 2011). Menurut Majid (2013) yang menerangkan langkah-langkah metode pembelajaran peer teaching adalah sebagai berikut : a. Persiapan 1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai. 2) Pembimbing memberikan gambaran atau penjelasan masalah yang akan diberikan. 3) Pembimbing menetapkan pemain yang akan terlibat dengan memilih beberapa peserta didik untuk dijadikan tutor dan menetapkan peserta didik lainnya untuk dijadikan tutee dalam bentuk kelompok kecil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 9 digilib.uns.ac.id 4) Pembimbing memberikan kesempatan kepada tutor terpilih untuk bertanya. b. Pelaksanaan 1) Pembimbing memberikan bimbingan intensif kepada peserta didik yang menjadi tutor terkait materi maupun praktik yang akan dilakukan. 2) Memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik yang menjadi tutor untuk mencoba melakukan apa yang telah diajarkan pembimbing dan mencoba menyampaikan ke sesama tutor. 3) Memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik yang menjadi tutor untuk melakukan apa yang telah diajarkan pembimbing dan menyampaikan kepada tutee sebagai anggota kelompok. c. Penutup 1) Pembimbing memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hambatan dan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Merumuskan kesimpulan. 2. Praktik Pertolongan Letak Sungsang Praktik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) merupakan pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut Schein dalam Sukiarko (2008), menerangkan bahwa ada 3 jenis kemampuan dasar yaitu bersifat manusia (human skill), kemampuan teknis (technical skill), dan kemampuan membuat konsep (conceptual skill). Dalam hal ini, kemampuan mahasiswa dalam praktik pertolongan letak sungsang adalah kemampuan teknis yaitu kemampuan untuk menggunakan alat, prosedur tindakan dan teknik yang berhubungan dengan praktik pertolongan letak sungsang. Syah (2010) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran praktik seseorang adalah sebagai berikut : a) Internal factors meliputi minat (bakat), sikap, dan motivasi b) External factors meliputi dukungan orang tua, media/fasilitas pembelajaran dan tenaga pengajar/pembimbing. Setelah mahasiswa mengalami stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang telah diketahui dan disikapinya (Notoatmodjo, 2007). Cara menilai hasil belajar praktik salah satunya adalah dengan membuat instrumen untuk mengamati unjuk kerja atau praktik peserta didik berupa lembar observasi atau portofolio. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan praktik yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar tilik (checklist) atau skala penilaian (rating scale). Daftar tilik (checklist) berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi tanda centang (check) pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id 11 digilib.uns.ac.id jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misal skala 1-5, sedangkan portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkesinambungan sehingga peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu (Depdiknas, 2010). Penilaian praktik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar daftar tilik (checklist) pertolongan letak sungsang dengan beberapa metode yaitu bracht, muller, classic, dan mouriceau. Cara menilainya adalah dengan menilai tindakan mahasiswa sesuai dengan kriteria penilaian yang telah tercantum pada lembar daftar tilik (checklist). Pertolongan letak sungsang dalam standar kompetensi bidan termasuk kempetensi ke-4, yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. Menurut Prawirohardjo (2009), persalinan pada bayi dengan presentasi sungsang adalah posisi bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). Pertolongan persalinan sungsang pervaginam adalah sebagai berikut : commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Prosedur melahirkan bokong dan kaki dengan metode Bracht adalah : 1. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dengan kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul 2. Angkat ke atas dengan perlahan, jangan ditarik, jangan banyak intervensi, ikuti proses keluarnya janin 3. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada 4. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi 5. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala, dan letakkan bayi di perut ibu, bungkus dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas (checklist Bracht terlampir) b. Manual aid Bila pada tahap sebelumnya terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin mencapai daerah scapula inferior, maka segera dilakukan pertolongan dengan cara manual aid (klasik, muller, lovset, mauriceau). 1. Klasik Dilakukan untuk melahirkan bahu/lengan belakang terlebih dahulu, berikut ini adalah tahapan yang harus dilakukan : commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a) Untuk melahirkan bahu belakang, kedua pergelangan kaki janin dipegang dengan satu tangan dan dielevasi ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu 1) Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang 2) Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang b) Bersamaan tangan kanan/kiri penolong (sesuai letak bahu belakang) dimasukkan ke jalan lahir dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin. c) Untuk melahirkan bahu depan, kedua pergelangan kaki janin dipegang dengan satu tangan dan dielevasi ke bawah sejauh mungkin sehingga punggung janin mendekati punggung ibu: 1) Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan bawah ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di depan 2) Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri bawah ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di depan d) Bersamaan tangan kanan/kiri penolong (sesuai letak bahu depan) dimasukkan ke jalan lahir dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin. ( checklist Klasik terlampir) 2. Muller Dilakukan untuk melahirkan bahu/lengan depan terlebih dahulu, berikut ini adalah tahapan yang harus dilakukan : a) Untuk melahirkan bahu depan, kedua pergelangan kaki janin dipegang dengan satu tangan dan dielevasi ke bawah sejauh mungkin sehingga punggung janin mendekati punggung ibu: 1) Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan bawah ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di depan 2) Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri bawah ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di depan b) Bersamaan tangan kanan/kiri penolong (sesuai letak bahu depan) dimasukkan ke jalan lahir dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan atas dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin. c) Untuk melahirkan bahu belakang, kedua pergelangan kaki janin dipegang dengan satu tangan dan dielevasi ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu 1) Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang d) Bersamaan tangan kanan/kiri penolong (sesuai letak bahu belakang) dimasukkan ke jalan lahir dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin. ( checklist Muller terlampir ) 3. Lovset Dilakukan apabila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/ nuchal arm, berikut ini adalah tahapan yang harus dilakukan : a) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan b) Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunjuk jari tangan yang terjungkit c) Memutar kembali 180o kearah yang berlawanan ke kiri/ ke kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/Muller. 4. Mauriceau Dilakukan apabila bayi dilahirkan secara manual aid / bila dengan Bracht kepala belum lahir, berikut tahapan yang harus dilakukan : a) Meletakkan badan bayi diatas tangan kiri seolah seperti menunggang kuda commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b) Jari tengah tangan kiri dimasukkan kemulut bayi dan 2 jari(telunjuk & jari manis) memfiksasi maksila c) Tangan kanan memegang (mencengkeram) dengan jari telunjuk & jari manis, dengan jari tengah menekan tengkuk bayi d) Minta asisten menekan supra pubis e) Tarik ke bawah searah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimulut atau jari yang menekan dagu. ( checklist Mauriceau terlampir ) 3. Pengaruh Metode Pembelajaran Praktikum Peer Teaching Terhadap Praktik Pertolongan Letak Sungsang Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik mengakibatkan perhatian peserta didik sering terpecah karena pembelajaran yang berpusat pada pendidik tersebut tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga menyebabkan aktivitas belajar peserta didik tidak optimal. Pemilihan metode pembelajaran peer teaching dapat mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran peer teaching menyebabkan peserta didik mempunyai pembimbing selain dosen yaitu teman sendiri yang memiliki kemampuan lebih baik (Jufna, 2012). Penelitian nasional maupun internasional tentang penerapan metode pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya) pernah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya Rangga Muhammad Abdul Halim (2013) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 17 digilib.uns.ac.id yang menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional, dimana kelas yang dikenakan Metode Tutor Sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan kelas yang dikenakan Metode Konvensional. Penelitian lain yang menunjukkan hasil yang sama dilakukan oleh Imanudin (2010) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya efektif meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika dan Syahputra (2011) yang menerangkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Tsuei (2014) juga menunjukkan bahwa metode tutor rekan efektif untuk meningkatkan belajar siswa yang memiliki ketidakmampuan belajar dan penelitian yang dilakukan oleh Bowman (2013) menunjukkan bahwa tutor teman sebaya adalah intervensi yang efektif terlepas dari dosis, tingkat kelas, atau status kecacatan siswa, serta penelitian yang dilakukan oleh Blanch (2012) menunjukkan efektivitas pembelajaran peer tutoring untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan potensi keterlibatan keluarga untuk pengembangan keterampilan akademik. B. Kerangka Konseptual Metode pembelajaran peer teaching mampu membuat peserta didik tidak jenuh, tidak ada rasa takut, canggung ataupun malu untuk bertanya, serta lebih mudah memahami materi yang disampaikan teman sekelasnya. commit to user 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Berdasarkan uraian di atas, diharapkan hasil praktik pertolongan letak sungsang melalui metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) dapat memberikan hasil yang optimal. Secara garis besar kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Bagan.1 berikut ini : Penggunaan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) Peserta didik lebih berperan aktif dalam pembelajaran Peran teman sebaya dapat menumbuhkan persaingan belajar Peningkatan aktifitas belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil praktik: Minat, sikap, motivasi, dukungan, media, pembimbing Hasil praktik pertolongan letak sungsang Prestasi belajar peserta didik meningkat Bagan 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : variabel bebas dan terikat ------ variabel perancu C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh metode pembelajaran praktikum peer teaching terhadap praktik pertolongan letak sungsang pada mahasiswa DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS. commit to user