JARINGAN KOMUNIKASI DAN PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi) Oleh : Theresia Ananda Ginting 110922009 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Jaringan Komunikasi dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Jaringan Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan komunikasi formal, baik secara downward communication, upward communication, dan horizontal communication serta untuk mengetahui Pengaruh Jaringan Komunikasi dalam bentuk formal terhadap Produktivitas kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi Organisasi, Jaringan Komunikasi, Human Relations dan Produktivitas Kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi yang berjumlah 136 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Arikunto. Jika jumlah populasi hanya berkisar 100 ke bawah, maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, namun jika subjeknya besar maka, di ambil antara 10-15% atau 20-25% dari jumlah keseluruhan populasi. Penelitian ini mengambil 25% dari jumlah populasi yang ada, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling, dimana penarikan sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik accidental sampling, yakni pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dan teknik ini dilakukan dengan cara diundi (lottery technique). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua cara yaitu, penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui: observasi dan kuesioner yang dibagikan kepada sampel penelitian. Melalui penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkitan dengan masalah yang dibahas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus koefisien korelasi rank order oleh Spearman dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.0. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0.589 dengan taraf signifikansi 0.01, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Jaringan Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Kemudian 1 untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan uji determinan korelasi. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh antara Jaringan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Kata kunci : Komunikasi, Jaringan Komunikasi, Produktivitas Kerja 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, bila manusia berada dalam keadaan sendiri atau hidup sendiri, yang akan terjadi adalah perasaan tidak berarti yang membuat hidup terasa sulit, terutama untuk dapat bertahan hidup dalam atmosfer dunia yang penuh dengan saling keterkaitan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktivitas interaksi dan kerjasama yang dinamis dengan suatu kelompok atau masyarakat. Melalui komunikasi antara yang satu dengan yang lain, manusia dapat memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan dan minum, serta memenuhi kebutuhan psikologis seperti kesuksesan dan kebahagiaan. Apabila aktivitas komunikasi yang terjadi dalam bentuk interaksi dan kerjasama itu terus berkembang secara teratur maka akan terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut organisasi (sosial). Kocler (dalam Muhammad 2009:23-24) mendefinisikan organisasi sebagai sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi itu tidak hanya menyampaikan informasi atau menstransfer makna saja. Tetapi orang atau individu membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai apa yang sedang terjadi di sekitar mereka dan antara mereka satu sama lain melalui pertukaran simbol. (Masmuh, 2010:7) Berdasarkan pengertiannya komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Sifat terpenting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi, bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi. Bila organisasi dianggap suatu struktur yang telah ada sebelumnya, maka komunikasi dapat dianggap sebagai suatu substansi nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan kesamping dalam suatu wadah. Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi mencapai tujuan dari sistem organisasi, mendukung stuktur organisasi dan adaptasi dengan lingkungan. (Sutrisno, 2010:48) Pada dasarnya komunikasi dalam organisasi menghubungkan individu maupun kelompok-kelompok (satuan) kerja ke dalam sebuah sistem tertentu. Di antara individu maupun kelompok-kelompok (satuan) kerja tersebut saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi berbeda dalam besar dan strukturnya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi hakikat dan luasnya jaringan komunikasi, di antaranya hubungan dalam organisasi, arah dari arus pesan, dan isi dari pesan. (Muhammad, 2009:102) Secara umum, jaringan komunikasi ini dapat dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Menurut Thoha, jaringan komunikasi formal merupakan proses komunikasi yang mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi (dalam Masmuh, 2010:14-15). Komunikasi formal ini terjadi di antara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari kewenangan ini merupakan 2 sistem urat-syaraf yang menyediakan saluran-saluran dimana prosedur kerja, instruksi, gagasan, dan umpan balik mengenai pelaksanaan pekerjaan bawahan disampaikan ke bawah dari pimpinan yang lebih tinggi ke karyawan bawahannya. Menurut Muhammad (2009:108), ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu: 1) Downward communication (komunikasi ke bawah), yakni arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan, tertulis, dengan gambar atau simbol-simbol, dalam bentuk surat edaran, pengumuman atau buku-buku pedoman karyawan/anggota 2) Upward communication (komunikasi ke atas), yakni pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ini sangat dipengaruhi oleh sikap keterbukaan perusahaan atau sikap keterbukaan atasan atau kemauan atasan untuk mendengarkan bawahan. Komunikasi ke atas ini dapat dilakukan melalui kegiatan: pemberian laporan, pemberian saran/pendapat, baik secara lisan, tertulis atau dengan menggunakan simbol dan gambar. 3) Horizontal communication (komunikasi horizontal), yakni pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Komunikasi secara horizontal ini dapat dilakukan dengan cara rapat-rapat komite, interaksi informal, memo dan nota, dan lain-lain. Apabila dalam jaringan komunikasi formal berlangsung dengan baik di antara pihak-pihak yang berkepentingan, maka akan berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas kerja karyawan di dalam organisasi tersebut. Akan tetapi, sering kali di dalam komunikasi formal, baik secara downward communication, upward communication, dan horizontal sering menyebabkan ketidakpuasan anggota terhadap informasi yang diperlukan. Dan hal ini akan menyebabkan komunikasi dua arah (two way communication) menjadi terhambat dan dirasakan tidak harmonis. Ketidakharmonisan komunikasi ini, dapat menimbulkan implikasi yang kurang baik.Padahal dalam mencapai tujuan sebuah organisasi yang sudah direncanakan sangat ditentukan oleh produktivitas karyawannya. Dalam situasi yang demikian, biasanya akan timbul komunikasi informal yaitu komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi, tanpa memperhatikan posisi/kedudukan mereka dalam organisasi.Komunikasi informal ini disebut juga dengan grapevine (desas desus). Biasanya cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang atau kejadian-kejadian di luar dari arus informasi yang mengalir secara resmi.Walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini bermanfaat bagi organisasi. Bagi pimpinan dapat menjadi masukan tentang perasaaan karyawannya, sedangkan bagi sesama karyawan komunikasi informal ini bisa menjadi saluran emosi mereka (Muhammad, 2009:124-125). Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada jaringan komunikasi formal. Dikarenakan jaringan komunikasi formal lebih dapat dikendalikan oleh manajemen dan jaringan kerjanya relatif lebih dapat diidentifikasi tanpa mengabaikan peranan penting jaringan komunikasi informal. Sebuah organisasi berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan di dalam mencapai suatu keberhasilan dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk itu organisasi tersebut harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan seperti faktor kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja 3 yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan yang harmonis (Sinungan, 1995:3). Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik oleh atasan atau adanya hubungan antarkaryawan yang baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dan memahami dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukannya yang sebenarnya.Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau ouput : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. (Sinungan, 1995). Untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja) diperlukan suatu sistem pengukuran. Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah: kemampuan, meningkatkan hasil yang dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu, dan efisiensi (Sutrisno, 2010:211-212). Selain itu pengukuran kerja karyawan dapat dilihat melalui etos kerja, disiplin, motivasi dan orientasi kemasa depan (Sagir,1999:63). Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Hotel Internasional SibayakBerastagi. Hotel Internasional Sibayak-Berastagi merupakan salah satu hotel resort dengan status hotel berbintang empat yang terletak di dataran tinggi Karo dan berada di bawah naungan PT Indah Alam Lestari yang berpusat di Medan. Hotel Internasional Sibayak-Berastagi sampai saat ini masih mampu mempertahankan eksistensinya dari berbagai perusahaan perhotelan yang muncul di kota Berastagi. Dilihat selama kurun waktu empat tahun ini, jumlah ruangan konvensi yang ada di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi mengalami peningkatan dari delapan menjadi sembilan ruangan konvensi dengan kapasitas 250 orang, jumlah karyawan sebanyak 125 orang menjadi 136 orang dan selain itu adanya penampilan Dj secara live pada acara-acara khusus di Galaxy Pub, dan tv satelit dengan berbagai macam hiburan yang tersedia di kamar. Hotel Internasional Sibayak-Berastagi juga menyediakan fasilitas dan layanan hotel seperti kolam renang, wi-fi, layanan binatu, restoran, layanan pijat, shos, pusat bisnis, dan karaoke. Ditambah dengan pelayanan staf hotel yang ramah dan sopan.Selain itu dari hotel ini wisatawan dapat mengunjungi obyek-obyek wisata sekitar seperti air terjun Sipiso-piso, pasar buah, perkebunan dan pabrik markisa. (Hotel Internasional Sibayak-Berastagi, 2013) Berdasarkan operasionalnya Hotel Internasional Sibayak-Berastagi dibagi dalam beberapa departeman yang dikepalai oleh masing-masing kepala bagian yaitu departeman House keeping, Food and Beverage, Front Office, Security, Human Resources Deparment (HRD), Sales and Marketing, Accounting dan Engineering. Bagian-bagian yang ada tersebut saling berhubungan satu sama lain. Setiap bagiannya memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang tentunya antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dihubungkan olehsebuah jaringan komunikasi formal. Adapun bentuk kegiatan komunikasi formal yang terjadi di Hotel Internasional SibayakBerastagi adalah pertama bentuk kegiatan komunikasi ke bawah yang dilakukan oleh pimpinan melalui kegiatan rapat, seminar, briefing lewat lisan, penyampaian informasi secara tertulis seperti surat, nota dan memo. Kedua adalah bentuk kegiatan komunikasi 4 ke atas yang dilakukan oleh karyawan kepada atasan adalah pemberian laporan, pemberian ide, saran, keluhan yang menyangkut masalah pekerjaan dan sesama rekan sekerja, apakah itu menyangkut kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-masalah sejenis yang melibatkan mereka. Ketiga adalah bentukkegiatan komunikasi horizontal biasanya dilakukan melalui aktivitas komunikasi di tempat kerja maupun di luar jam kerja, dan percakapan telepon. Apabila tercipta hubungan yang harmonis dalam jaringan formal yaitu antara atasan kepada bawahan atau sebaliknya dan sesama rekan sekerja, maka rasa aman, kesetiakawanan, harga diri, pengakuan dan dapat mengaktualisasikan diri dapat diperoleh seseorang dalam organisasi. Kemudian hal inilah yang dapat mengurangi konflik dalam lingkungan kerja serta mendorong tercapainya peningkatan produktivitas dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul “Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak- Berastagi”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Pengaruh Jaringan Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi?” 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bentuk kegiatan komunikasi formal, baik secara downward communication, upward communication, dan horizontal communication. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Jaringan Komunikasi dalam bentuk formal terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional-Berastagi. 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Redding dan Sanborn komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan satuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. Selanjutnya menurut Katz dan Kahn bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. (dalam Muhammad, 2009:65-66) 2.1.2 Jaringan Komunikasi Pada dasarnya jaringan komunikasi dalam organisasi adalah pola interaksi yang terjadi dalam organisasi oleh anggota organisasi. Menurut Muhammad (2009:102), jaringan komunikasi adalah pertukaran pesan melalui jalan tertentu. Suatu jaringan komunikasi berbeda dalam besar dan strukturnya misalnya mungkin hanya di antara dua orang, tiga atau lebih dan mungkin juga di antara keseluruhan orang dalam organisasi. Bentuk stuktur dari jaringan itupun juga akan berbeda-beda. Pada umumnya dalam jaringan komunikasi organisasi ini dapat dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Dengan 5 kata lain hubungan yang terjadi dalam organisasi dapat terjadi secara formal dan informal. (Muhammad, 2009:107) 2.1.3 Human Relations Pengertian human relations dalam praktek manajemen organisasi interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala aspek kehidupan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak (Ruslan, 1998:72) Menurut Haloran human relations adalah studi tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan kerja (dalam Liliweri, 2004:239). Jadi, human relations bukan keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan. Human relations mengintegrasikan orang-orang ke dalam suatu situasi kerja yang menggiatkan mereka untuk bekerja bersama-sama serta dengan rasa puas, baik kepuasan ekonomis, kepuasan psikologis maupun kepuasan sosial. Atau singkatnya human relations adalah pengembangan usaha kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan. (Effendy, 1993:52) 2.1.4 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas ialah rasio daripada apa yang dihasilkan (ouput) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja. Pengertian produktivitas menurut Sinungan dalam bukunya “Produktivitas Apa dan Bagaimana” dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a. Rumusan tradisional bagi seluruh produktivitas tidak lain ialah ratio daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini, c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja”. (Sinungan 1995:16) 2.2 Model Teoritis Variabel Bebas (X) Jaringan Komunikasi Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karakteristik Responden 2.3 Sampel Menurut Arikunto, jika jumlah populasi hanya 100 kebawah, maka sebaiknya jumlah sampel adalah keseluruhan dari populasi atau total sampling, namun jika jumlah populasi antara 100-150 atau lebih, maka diambil total sampel 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah keseluruhan populasi. (Arikunto, 1998:120) Berdasarkan jumlah populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Arikunto dengan mengambil 25% dari total populasi, yaitu: 25 x 136 = 34 orang 100 6 2.4 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juli 2013 dan lokasi penelitian ini bertempat di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi yang terletak di Jalan Merdeka, No.1 Berastagi, Sumatera Utara. 3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu, mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka kan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. (Umar, 2002:88) 2) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur serta berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan membaca buku-buku, jurnal dan internet yang sesuai dengan masalah penelitian. 3.2 Teknik Analisis Data a. Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori. (Singarimbun, 1995:266). b. Analisis Tabel Silang Merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. (Singarimbun, 1995 : 273) c. Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengkaji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho RankOrder Correlation) yaitu sebagai berikut: 6 d 2 rho 1 2 N ( N 1 ) Keterangan: Rs (rho) Angka 1 6 d N : koefisien korelasi rank-order : bilangan kosong : bilangan konstan : perbedaan antara pasangan jenjang : sigma atau jumlah : jumlah individu dalam sampel (Kriyantono, 2006:176) 4.1 Pembahasan Berdasarkan hasil dari analisis tabel tunggal dan silang yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa ada korelasi antara jaringan komunikasi dengan produktivitas 7 kerja karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Dari hasil uji Spearman pada tabel diketahui bahwa nilai korelasi (r) = 0,589 dan signifikansi = 0,000. Disini diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 < (0.05). Nilai 0,589 menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti. Maka hipotesis “Terdapat Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi” diterima. Jaringan komunikasi merupakan sebuah bentuk aktivitas komunikasi yang sangat penting dalam organisasi. Dalam konteks organisasi, arus komunikasi mengalir secara formal mengikuti saluran struktur organisasi. Jaringan komunikasi formal dalam organisasi yang pertama adalah komunikasi ke bawah (downward communication) yang dilakukan oleh pimpinan melalui kegiatan rapat, seminar, briefing lewat lisan, dan penyampaian informasi secara tertulis seperti surat, memo dan lain-lain. Kedua yakni komunikasi ke atas (upward communication) yang dilakukan oleh karyawan kepada atasan melalui pemberian laporan, pemberian ide, saran, keluhan yang menyangkut masalah pekerjaan dan sesama rekan sekerja, apakah itu menyangkut kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-masalah sejenis yang melibatkan mereka. Dan ketiga yaitu komunikasi horizontal (horizontal communication) biasanya dilakukan dengan interaksi informal pada jam kerja maupun di luar jam kerja dan percakapan melalui telepon. Ketiga komunikasi ini melibatkan interaksi komunikasi antara pimpinan dan karyawan serta sesama karyawan dalam suatu organisasi. Berdasarkan hasil penelitian indikator rapat, seminar,dan briefing, banyak responden berpendapat bahwa bahasa yang digunakan pemimpin pada saat rapat, seminar, briefing dapat dipahami. Maksudnya bahasa yang digunakan pimpinan sudah dianggap baik dan benar, mudah dimengerti dan sesuai dengan logika responden. Ini dilihat dari hasil responden yang banyak mengatakan paham terhadap bahasa yang digunakan pemimpin sebanyak 21 orang (61,8%). Hasil dari indikator penerimaan keluhan karyawan yang menyangkut masalah pekerjaan dan rekan sekerja, banyak responden berpendapat bahwa keluhan yang mereka sampaikan diterima oleh pimpinan. Hal ini menunjukkan kepedulian pimpinan terhadap karyawannya. Ini dilihat dari hasil responden yang banyak mengatakan keluhan yang mereka sampaikan diterima oleh pimpinan sebanyak 24 orang (70,6%). Pada indikator interaksi komunikasi secara horizontal di tempat bekerja, banyak responden berpendapat mereka sering melakukan interaksi horizontal di tempat bekerja, ini dikarenakan responden membutuhkan orang lain di dalam membahas soal pekerjaan. Hasil analisis tabel tunggal variabel terikat (Y) juga ditemukan jawaban-jawaban positif, walaupun terdapat sebagian dari pertanyaan responden yang kurang bagus. Persentase menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah produktif dalam bekerja walau belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari segi tingkat kemampuan, kualitas, efisien, kedisplinan, kepuasan terhadap hasil kerja, melakukan perbaikan kinerja. Jika hal tersebut terus ditingkatkan maka perusahaan dapat mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan, maka pimpinan dan karyawan begitu juga sebaliknya sesama karyawan harus bisa bekerja sama dengan baik, mampu menciptakan suasana sinkron dan kondusif, menempatkan diri secara tepat menurut peranan dan tanggung jawabnya masing-masing, kesempatan yang tersedia bagi setiap karyawan dalam mendiskusikan berbagai persoalan pekerjaan dan perusahaan. Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil 𝑟𝑠 = 0,589 berada pada 0,40-0,70. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Sedangkan untuk peramalan indeks korelasi yang 8 menentukan besar hubungan variabel X (Jaringan Komunikasi) terhadap variable Y (Produktivitas Kerja), digunakan rumus: Kp = (𝑟𝑠 )2 𝑥 100% Kp = (0,589)2 x 100% Kp = 0,346921 x 100% Kp = 34,6921 atau dibulatkan menjadi Kp = 35 % Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel X dengan variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 35%. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jaringan komunikasi yang terjadi dalam kegiatan operasional di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi adalah jaringan komunikasi dalam bentuk formal yakni proses komunikasi yang mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi. Adapun bentuk kegiatan komunikasi formal tersebut adalah: Pertama, kegiatan komunikasi ke bawah (downward communication) yang dilakukan oleh pimpinan melalui kegiatan rapat, seminar, briefing lewat lisan dan penyampaian informasi secara tertulis seperti surat, memo dan lain-lain. Kedua, kegiatan komunikasi ke atas (upward communication) yang dilakukan oleh karyawan kepada atasan melalui pemberian laporan, pemberian ide, saran, keluhan yang menyangkut masalah pekerjaan dan sesama rekan sekerja, apakah itu menyangkut kebijaksanaan perusahaan dan masalah-masalah sejenis yang melibatkan mereka. Ketiga, kegiatan komunikasi horizontal (horizontal communication) biasanya dilakukan dengan aktivitas komunikasi di tempat kerja, pada waktu jam istirahat, dan percakapan melalui telepon yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. 2. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan terdapat hubungan yang cukup berarti antara jaringan komunikasi dalam bentuk formal terhadap produktivitas kerja karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang baik antara pimpinan dengan karyawan, begitu sebaliknya serta diantara sesama karyawan. Dengan adanya hubungan baik antara pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, maka akan berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas kerja karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi. 5.2. Saran 5.2.1 Saran Responden Penelitian 1. Pemimpin harus tepat menempatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Artinya pimpinan harus dapat memberikan perlakuan yang seimbang bagi keterlibatan karyawan dalam keputusan organisasi dan pengaturan mekanisme yang tepat dalam pelibatan karyawan tersebut. 9 2. Pemimpin hendaknya lebih memperhatikan karyawannya yang kurang komunikatif di dalam organisasi. karena biasanya sikap yang komunikatif dapat mengurangi dinamika dan kelancaran arus informasi. Penyelesaian pekerjaan bisa menjadi terhambat dan juga akan mempengaruhi kinerja karena tidak adanya pertukaran informasi. Oleh karena itu pemimpin perlu membicarakannya dengan HRD atau yang kepada yang lebih berwenang dalam menghadapi hal yang demikian untuk melakukan terapi kepada karyawan yang dianggap kurang komunikatif di dalam organisasi. 3. Para Karyawan diharapkan dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam menyampaikan ide dan saran kepada pimpinan di saat berlangsungnya rapat. Karena menyampaikan ide dan saran yang inovatif akan berpengaruh terhadap kelangsungan operasional sebuah perusahaan atau organisasi. 5.2.2 Saran dalam Kaitan Akademik Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh antara jaringan komunikasi terhadap produktivitas kerja karyawan. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan masukan, dan menambah bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan dikalangan mahasiswa khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat berlanjut dalam peneltiian mengenai jaringan komunikasi dan produktivitas kerja karyawan. DAFTAR REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations and Public Relations. Bandung: PT Mandar Maju. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Liliweri, Alo.2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Mandar Maju: Bandung .1991. Komunikasi antar Pribadi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Masmuh, Abdullah .2010.Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ruslan, Rosady.1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Edisi Revisi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. .1994. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta, Ghalia Indonesia. Sagir, Soeharsono. 1999. Membangun Manusia Karya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei..Jakarta: LP3S Indonesia. Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Produktivitas Apa dan Bagaimana.Jakarta: PT Bumi Aksara. Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sumber lain: Hotel Internasional Sibayak-Berastagi, 2013 kk.mercubuana.ac.id/files/42004-9-899936226325.doc, diakses pada tanggal 13 April 2013 10