analisis perbandingan harga saham, jumlah transaksi, volume

advertisement
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SAHAM, JUMLAH TRANSAKSI,
VOLUME PERDAGANGAN, DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH
PERUBAHAN FRAKSI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
NINA SEPTINA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
ABSTRACT
Analysis Comparative of Stock Price, Number of Transactions, Trading
Volume and Risk Pre- and Post- the Tick Size Change in Manufacturing
Companies that Listed in Indonesia Stock Exchange
By
NINA SEPTINA
This research aims to examine the differences in stock price, the number of
transactions, trading volume, and risks pre- and post- the tick size change in
manufacturing companies that listed in the Indonesia Stock Exchange. The
samples of this research are obtained by using purposive sampling method.
Based on the criteria, obtained 73 manufacturing companies as sample of this
research. Hypothesis testing was done by using paired sample t-test which
previously performed normality test of each variables in advance.
The results show that only one variable from four variables that have significant
difference after the tick size change that is stock price. While other variables did
not have a significant difference that are the number of transactions, trading
volume, and risk. Overall, the results suggest that the tick size change did not
contain information that is meaningful for investors to make the market
overreacting.
Keyword: Tick Size, Stock Price, Number of Transaction, Trading Volume,
and Risk.
ABSTRAK
Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume
Perdagangan, dan Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Oleh
NINA SEPTINA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan harga saham,
jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah perubahan
fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling.
Berdasarkan kriteria yang ada, diperoleh 73 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired
sample t-test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas pada masing-masing
variabel terlebih dahulu.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya satu variabel dari empat variabel
yang mengalami perbedaan signifikan sesudah perubahaan fraksi harga saham,
yaitu harga saham. Sedangkan variabel lainnya tidak mengalami perbedaan
signifikan, yaitu jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko. Secara
keseluruhan hasil menunjukkan bahwa kebijakan perubahan fraksi harga saham
tidak mengandung informasi yang sangat berarti bagi investor sehingga membuat
pasar tidak terlalu bereaksi.
Kata kunci: Perubahan Fraksi Harga Saham, Harga Saham, Jumlah
Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko.
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SAHAM, JUMLAH TRANSAKSI,
VOLUME PERDAGANGAN, DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH
PERUBAHAN FRAKSI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
NINA SEPTINA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Malang pada 6 September 1995 sebagai putri
kedua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan
Taman Kanak-Kanak di TK Al-Kautsar Pasuruan, Jawa Timur
tahun 2001. Kemudian pendidikan dasar di SD 1 Al-Azhar
Bandar Lampung hingga tahun 2004, dan pindah ke SDN 1
Bumi Pratama Mandira, OKI Sumatera Selatan lulus tahun
2007. Selanjutnya pendidikan menengah pertama di SMPN 22 Bandar Lampung
tahun 2010, dan sekolah menengah atas di SMAN 9 Bandar Lampung tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar
sebagai anggota aktif UKM Himakta (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila.
Kemudian penulis juga menjadi pengurus di UKMF KSPM (Kelompok Studi Pasar
Modal) FEB Unila sebagai Kepala Bidang III (Kreativitas Mahasiswa) periode 20152016. Penulis juga aktif dalam organisasi eksternal kampus yaitu Ikatan Mahasiswa
Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Lampung sebagai Kepala Bidang I (Keilmuan)
periode 2014-2015.
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendakya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving”
(Albert Einstein)
“You’ll never know if you never try”
(Nina Septina)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
 Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendukung secara moril maupun
materil. Mama yang selalu memberikan segala kasih sayang, doa,
pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan. Ayah yang
memberikan dukungan dan motivasi terbaiknya. Terima kasih atas pengertian
dan perhatian yang telah kalian berikan.
 Nenek, Kakak, Adikku, dan keluarga besarku tersayang untuk semangat, doa,
bantuan, nasihat dan dukungan yang selalu diberikan.
 Partner terbaik yang selalu memberi bantuan dan dukungan, Yuda Pratama.
 Seluruh sahabat dan teman-temanku, atas dukungan, kebersamaan, dan
keceriaan selama ini.
 Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan
Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. SatriaBangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan,
pengalaman serta pembelajran diri selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan, dan
saran-saran dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Trijoko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Penguji Utama yang telah
memberikan masukan, nasihat, saran-saran yang membangun serta diskusi yang
bermanfaat mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Pembimbing Akademik atas segala
bimbingan, saran, dan nasihat serta motivasi yang diberikan selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran selama penulis
menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung.
8. Seluruh staf karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,
Mbak Tina, Pak Sobari, Mpok Nurul Aini, Mas Ruli, Mas Yana, Mas Yogi, Mas
Leman, Mbak Diah, Mbak Atun, atas bantuan dan pelayanannya selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Lampung
9. Kedua orang tuaku tercinta, Mama (Karlina Sari) dan Ayah (Budi Santoso) yang
tidak henti melantunkan doa demi kesuksesan dan keberhasilanku. Terima kasih
atas dukungan, motivasi, serta pengorbanan dan kasih sayang yang selalu
diberikan selama ini.
10. Datuk Tirmudzi Jaya Singa (Alm) dan Nenek Dangsiah Lubis yang menjadi
sumber semangat, terimakasih atas kasih sayang yang diberikan selama ini.
11. Saudara Kandungku, Kak Reno dan Tasya adikku tersayang, yang telah
mendukung dan mendoakan.
12. Partner terbaik, Yuda Pratama yang selalu ada, terimakasih untuk motivasi,
bantuan dan dukungannya serta selalu sabar mendampingiku selama ini.
13. Bang Adit, sepupu terbaik yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan
semangat untukku.
14. Dessert, Ferza Hatni, Alvia Hakim, M. Renardi, terimakasih untuk kebersamaan
lebih dari 5 tahun. Terimakasih untuk selalu jadi yang terdekat dan selalu ada.
Semoga kita kelak selalu menjadi keluarga.
15. Sahabat-sahabat terbaik DEPIKINI, Pia Sabrina, Kiki Rahmawati, Devie Apira,
yang selalu memberikan dukungan, selalu menjadi pendengar dan penasihat yang
baik setiap saat meskipun saling berjauhan.
16. ‘A’E’I, Anistia Haq, Faizah Dwi Fitriyani, Fatma Nur Soffitri, Indah Dwi CP,
Keke Muthia DP, Robiansyah Eka P, Siti Rohmatul, Yuda Pratama (again),
terimakasih untuk dukungannya, keceriaan, lawakan, walaupun sempat terjadi
sesuatu hal. Terimakasih atas kisah yang penuh warna selama perkuliahan dan
untuk kisah selanjutnya.
17. Rizca Sutra, Ezanda Vozza, Rizki Kurniawan, Dian Ratna, Adnan Novan, Feisal
Ramadhan yang selalu memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi.
18. Kak Yossy, Kak Sindi, Kak Ferly, Kak Ono, Kak Fatkhur yang tidak pernah lelah
menjawab setiap pertanyaan dan kebingunan yang ditanyakan.
19. Seluruh rekan –rekan angkatan akuntansi 2013, yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu. Semoga kita semua dapat selalu menjaga silaturahmi ke depannya.
20. Seluruh rekan-rekan Presidium UKMF KSPM 2015-2016 dan rekan-rekan
Presidium IMAI Simpul Lampung 2014-2015, terimakasih sudah menjadi partner
untuk berproses selama perkuliahan.
21. Seluruh teman, kerabat, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dikemudian hari.
Bandar Lampung, 14 Februari 2017
Penulis,
Nina Septina
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................7
1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................................7
1.4.2. Manfaat Praktisi..............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori..........................................................................................9
2.1.1. Market Microstructure Theory .......................................................9
2.1.2. Market Efficiency Theory ...............................................................10
2.1.3. Harga Saham...................................................................................11
2.1.4. Fraksi Harga Saham........................................................................13
2.1.5. Jumlah Transaksi ............................................................................14
2.1.6. Volume Perdagangan......................................................................14
2.1.7. Risiko..............................................................................................15
2.2. Model Penelitian .......................................................................................18
2.3. Pengembangan Hipotesis ..........................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel .................................................................................23
3.2. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................24
3.3. Operasional dan Pengukuran Variabel......................................................24
3.3.1. Harga Saham...................................................................................24
3.3.2. Jumlah Transaksi ............................................................................25
3.3.3. Volume Perdagangan......................................................................25
3.3.4. Risiko..............................................................................................25
3.4. Metode Analisis Data................................................................................26
3.4.1. Uji Normalitas ................................................................................26
3.4.2. Uji Hipotesis ...................................................................................26
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1. Gambaran Objek Penelitian ......................................................................28
4.2. Statistik Deskriptif ....................................................................................31
4.3. Uji Normalitas...........................................................................................34
4.4. Uji Hipotesis .............................................................................................35
4.5. Pembahasan dan Hasil Analisis ................................................................37
4.5.1. Harga Saham dan Perubahan Fraksi Harga Saham ........................37
4.5.2. Jumlah Transaksi dan Perubahan Fraksi Harga Saham..................38
4.5.3. Volume Perdagangan dan Perubahan Fraksi Harga Saham ...........39
4.5.4. Risiko dan Perubahan Fraksi Harga Saham ...................................40
4.6. Pengujian Tambahan.................................................................................41
4.6.1. Uji Tambahan Periode 5 Hari .........................................................41
4.6.2. Uji Tambahan Periode 10 Hari .......................................................43
4.6.3. Perbandingan Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari .......................46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ...................................................................................................50
5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................51
5.3. Saran..........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1. Ringkasan Perubahan Fraksi Harga Saham ..............................................3
1.2. Perbandingan Ketentuan Fraksi Berlaku 2 Mei 2016 ...............................3
4.1. Pengambilan Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur.........................28
4.2. Daftar Sampel Perusahaan ........................................................................29
4.3. Hasil Statistik Deskriptif ...........................................................................31
4.5. Hasil Paired Sample t-test.........................................................................35
4.6. Hasil Paired Sample t-test (Uji Tambahan Periode 5 Hari)......................41
4.7. Hasil Paired Sample t-test (Uji Tambahan Periode 10 Hari)....................44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Kerangka Penelitian ..................................................................................18
4.9. Perbandingan Harga Saham Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari...........46
4.10. Perbandingan Jumlah Transaksi Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari ....47
4.11. Perbandingan Vol Perdagangan Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari.....48
4.12. Perbandingan Risiko Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari ......................49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
Lampiran 2 : Data Excel
Lampiran 3 : Data Harga Saham
Lampiran 4 : Data Jumlah Transaksi
Lampiran 5 : Data Volume Perdagangan
Lampiran 6 : Data Risiko
Lampiran 7 : Data Rata-Rata Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume
Perdagangan, dan Risiko
Lampiran 8 : Hasil Olah Data SPSS For Windows 22
Lampiran 9 : Uji Tambahan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu negara
serta merupakan sarana yang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara yang bersangkutan. Pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha
dan sarana investasi bagi masyarakat. Menurut Tandelilin (2010) pasar modal
merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak
yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Darmadji &
Fakhruddin (2011) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri.
Setiap pasar modal memiliki fraksi harga (tick size) yang menentukan berapa
harga minimum boleh berubah dalam tawar-menawar saham. Darmadji &
Fakhruddin (2011) mengemukakan jika besarnya harga minimum terlalu tinggi,
maka akan ada perbedaan penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level
yang sangat kompetitif. Jika besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat
2
mengurangi tingkat kedalaman pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga
akan memperlambat proses penentuan harga.
Parameter fraksi harga saham merupakan komponen penting yang dapat
menentukan likuiditas dan aktivitas perdagangan saham. Berkaitan dengan hal
tersebut, Bursa Efek Indonesia sebagai Self Regulatory Organization yang
memfasilitasi perdagangan di pasar modal Indonesia melakukan review kelompok
harga saham dan besaran fraksi harga yang lebih sesuai dengan kebutuhan
investor. Bursa Efek Indonesia mengeluarkan peraturan terbaru yaitu pada
tanggal 2 Mei 2016 melalui Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia
Nomor Kep-00023/BEI/04-2016 Perihal: Perubahan Satuan Perdagangan dan
Fraksi Harga. Perubahan fraksi harga secara umum bertujuan untuk meningkatkan
gairah investor, sehingga dapat meningkatkan nilai dan volume transaksi.
Perubahan fraksi harga sudah beberapa kali dilakukan di Indonesia. Fraksi harga
sebelumnya terdiri dari 3 kelompok harga yang kemudian direvisi menjadi 5
kelompok harga. Sebelum 6 Januari 2014, sebenarnya Bursa Efek Indonesia telah
menggunakan 5 kelompok harga namun karena alasan mengurangi spekulasi dan
menjaga kestabilan transaksi perdagangan di dalam pasar saham, maka Bursa
Efek Indonesia kemudian menggunakan perubahan fraksi harga dengan 3
kelompok harga.
Setelah lebih dari satu tahun menggunakan fraksi harga dengan 3 kelompok harga,
Bursa Efek Indonesia merevisi kembali aturan tersebut dengan melakukan
beberapa penyesuaian terhadap kelompok harga. Hal tersebut dilakukan karena
3
fraksi harga saham yang lama dinilai tidak mendukung transaksi yang lebih aktif.
Berikut adalah ringkasan tabel dari perubahan fraksi yang berlaku di Indonesia:
Tabel 1.1
Ringkasan perubahan fraksi harga saham
Kelompok Harga
sebelum
3 Juli
2000
3 Juli
2000
< Rp 200
20 Okt
2000
3 Jan
2005
Rp 5
Rp 5
Rp 200 - < Rp 500
Rp 500 - < Rp 2000
Rp 25
Rp 5
Rp 25
Rp 2000 - < Rp 5000
≥ Rp 5000
Rp 50
2 Jan
2007
6 Jan
2014
Rp 1
2 Mei
2016
Rp 1
Rp 1
Rp 5
Rp 10
Rp 10
Rp 25
Rp 25
Rp 50
Rp 50
Rp 2
Rp 5
Rp 5
Rp 10
Rp 25
Rp 25
Sumber: www.idx.co.id
Adapun perbandingan ketentuan satuan perubahan harga saham di Bursa Efek
Indonesia berlaku efektif 2 Mei 2016 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Perbandingan ketentuan fraksi berlaku 2 Mei 2016
Fraksi Lama
Kelompok Harga
< Rp 200
Fraksi
Harga
Max
Perubahan
Rp 1
Rp 20
Rp 5
Rp 100
Rp 25
Rp 500
Rp 200 - < Rp 500
Rp 500 - < Rp 2000
Rp 2000 - < Rp 5000
≥ Rp 5000
Sumber: www.idx.co.id
Fraksi Baru
Fraksi
Harga
Max
Perubahan
Rp 1
Rp 10
Rp 2
Rp 20
Rp 5
Rp 50
Rp 10
Rp 100
Rp 25
Rp 250
Regulasi ditetapkan dengan harapan terjadi perubahan kondisi yang lebih baik
daripada sebelumnya, begitu pula regulasi baru di pasar modal diharapkan dapat
membuat aktivitas pasar modal menjadi lebih baik. Sistem fraksi harga saham
4
baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor untuk mengambil
keputusan. Dengan fraksi harga saham baru, investor akan melakukan transaksi
dengan fraksi yang lebih relevan. Naiknya permintaan dengan jumlah saham yang
tetap akan mengakibatkan harga saham menjadi naik setelah pengumuman
perubahan.
Perubahan fraksi harga saham merupakan komponen struktur mikro pasar yang
memiliki peran penting dalam meningkatkan likuiditas saham. Informasi akan
terangkum dalam harga pasar sekuritas melalui aktivitas perdagangan dan
peraturan institusi pasar akan mempengaruhi efisiensi harga sekuritas. Oleh
karena itu perubahan peraturan mengenai fraksi harga saham yang dilakukan
diharapkan dapat meningkatkan daya saing di bursa.
Purwoto & Tandelilin (2004) menyatakan penurunan fraksi harga mengakibatkan
aktivitas perdagangan yang meliputi jumlah perdagangan dan volume saham,
meningkat untuk saham yang murah. Sebaliknya, aktivitas perdagangan menurun
untuk saham yang berharga tinggi. Hasil penelitiannya yaitu pengaruh sistem
fraksi harga saham baru membuat spread menurun, depth menurun, dan volume
perdagangan mengalami peningkatan.
Goldstein & Kavajecz (2000) menyatakan bahwa penurunan fraksi harga
mengakibatkan volume perdagangan menurun. Hasil penelitian Chung et al.
(2005) menunjukkan spread, depth signifikan menurun, dan volume perdagangan
mengalami peningkatan, sedangkan harga saham signifikan mengalami kenaikan
setelah perubahan fraksi harga saham. Hal ini berbanding terbalik dengan
penelitian Ahn et al. (1996), Pavabutr & Prangwattananon (2009) bahwa
5
perubahan fraksi harga tidak berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, peneliti memutuskan dalam penelitian
ini menentukan variabel-variabel yang dapat dipengaruhi oleh perubahan fraksi
harga saham. Variabel tersebut antara lain harga saham, jumlah transaksi, volume
perdagangan, dan risiko.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berupa sektor manufaktur karena
sektor ini terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan
reaksi pasar modal secara keseluruhan. Perusahaan manufaktur juga memiliki
jumlah perusahaan terbanyak di Bursa Efek Indonesia. Alasan lain diambilnya
sektor manufaktur sebagai sampel penelitian karena saham pada sektor tersebut
merupakan saham yang tidak terlalu berpengaruh terhadap krisis ekonomi
dibanding sektor lain.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, perbedaannya terletak pada
aturan fraksi yang berlaku serta variabel yang digunakan pada penelitian.
Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yaitu 20 hari sebelum dan 20
hari sesudah peristiwa perubahan fraksi harga saham. Berdasarkan uraian di atas,
maka judul penelitian ini adalah “Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah
Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan
Fraksi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
6
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah perubahan
fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan sesudah perubahan
fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah
perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan
sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum
dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah
perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu manfaat
teoritis, maupun manfaat praktis bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya
mengenai pengaruh perubahan fraksi harga saham yang berlaku di Bursa Efek
Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang fraksi
harga saham, khususnya yang terkait dengan analisis pengaruh fraksi harga saham
terhadap harga saham, volume perdagangan, jumlah transaksi, dan risiko. Selain
itu, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau
informasi untuk penelitian yang akan datang dalam mengkaji topik-topik yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, serta
penyempurnaan untuk penelitian-penelitian sebelumnya.
8
1.4.2 Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi para
investor dan kreditor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi yang lebih tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Market Microstructure Theory
Teori mikrostruktur menjelaskan mengenai dampak informasi terhadap aktivitas
investasi di pasar modal. Menurut Megginson (1997) teori mikrostruktur pasar
adalah studi tentang bagaimana informasi terangkum dalam harga pasar sekuritas
melalui aktivitas perdagangan dan bagaimana peratuan institusi pasar
mempengaruhi efisiensi pada harga sekuritas. O'Hara (1995) mendefinisikan
mikrostruktur pasar sebagai studi dari proses dan outcome tentang pertukaran aset
(saham) di bawah suatu perangkat dan aturan-aturan spesifik.
Asmar & Ahmad (2011) menyatakan bahwa dua komponen utama untuk
memahami mikrostruktur pasar, yaitu mekanisme perdagangan dan regulasi
perdagangan. Dengan memahami mekasnisme perdagangan dan regulasi, investor
dan manajer portofolio dapat membuat keputusan perdagangan yang lebih baik.
Penelitian mikrostruktur pasar umumnya menolak hipotesis yang menyatakan
bahwa proses transaksi dan struktur pasar tidak memiliki efek pada harga
sekuritas. Mikrostruktur pasar mempelajari bagaimana peraturan yang ditetapkan
10
di dalam pasar modal dapat mempengaruhi outcome, seperti return, volatilitas,
likuiditas, efisiensi, serta transaction cost.
Menurut Madhavan (2000) terdapat empat topik utama dalam teori mikrostruktur,
yaitu:
a. Penciptaan dan pembentukan harga, mencakup penentuan biaya transaksi dan
proses penyesuaian harga terhadap informasi.
b. Struktur dan desain pasar, mencakup hubungan antara pembentukan harga
dengan aturan perdagangan.
c. Informasi, terfokus pada transparansi pasar, yaitu kemampuan pemain pasar
untuk mengetahui adanya informasi yang terkait dengan proses perdagangan.
d. Aplikasi teori mikrostruktur pada keuangan perusahaan, penciptaan harga aset,
dan keuangan internasional.
2.1.2 Market Efficiency Theory
Menurut Tandelilin (2010) pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua
sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang
tersedia. Husnan (2001) mendefinisikan pasar modal yang efisien adalah pasar
modal yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas,
semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit bagi
para pemodal untuk mendapatkan tingkat keuntungan di atas normal secara
konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek.
11
Menurut Fama dalam Gumanti & Utami (2004) bentuk-bentuk efisiensi pasar
berdasarkan jenis informasi (informationally efficient market) yaitu:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga atau nilai yang
tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect)
informasi masa lampau.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga atau nilai yang
tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua
informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan
keuangan perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (storng form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga atau nilai yang tercantum
dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi
yang bersifat privat,dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa
lalu.
Tingkat efisiensi pasar dapat diukur dari seberapa besar perubahan rata – rata
aktivitas volume perdangangan, perubahan harga saham dan perubahan indeks
harga saham gabungan yang diakibatkan oleh suatu peristiwa.
2.1.3 Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham yang
ditentukan oleh pelaku pasar berdasarkan permintaan dan penawaran saham
12
(Jogiyanto, 2010). Umumnya harga saham berbeda dengan nilai saham. Naik dan
turunnya harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham yang setiap
detik mengalami perubahan. Harga saham yang cenderung naik, akan
menciptakan capital gain. Harga saham yang cenderung turun akan menciptakan
capital loss.
Menurut Soejoto (2002), fluktuasi harga saham dicerminkan oleh adanya naik dan
turunnya harga saham, karena perubahan kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar modal. Pasar Modal merupakan salah satu instrumen dari investasi.
Pembentukan harga saham tergantung pada emiten sebagi kekuatan penawaran
dan para pialang sebagai kekuatan permintaan. Karenanya harga saham
menunjukkan gerakan naik dan turun. Sedangkan pembentukan harga wajar,
berdasarkan prospektus yang dibuat emiten tanpa mark up, dan pialang tidak
menggoreng sebuah saham agar harganya naik dan investor menyerbu pasar
modal. Jadi pembentukan harga saham harus fair price, untuk semua saham yang
diperdagangkan di Bursa Efek.
Brigham & Gapenski (1998) menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi harga saham
berkaitan dengan sifat spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri di mana perusahaan tersebut bergerak). Di samping itu, juga dipengaruhi
faktor eksternal yang sifatnya makro meliputi kondisi makro ekonomi atau
kondisi teknis pasar, kondisi sosial dan politik, rumor-rumor yang berkembang,
maupun adanya regulasi.
13
2.1.4 Fraksi Harga Saham (Tick Size)
Chandra (2015) mendefinisikan fraksi harga atau tick size adalah besaran
perubahan harga saham yang diperbolehkan dalam transaksi jual beli saham.
Perdagangan di pasar regular dan pasar tunai harus dalam satuan perdagangan
bulat efek (round lot) atau kelipatannya. Sedangkan Menurut Pavabutr &
Prangwattananon (2009), tick size adalah variasi harga minimum untuk
memungkinkan perubahan harga saham. Ukuran harga minimum yang terlalu
terlalu tinggi akan mengakibatkan biaya perdagangan yang tinggi, sehingga
mendorong investor tidak sering melakukan perdagangan, akibatnya aktivitas
perdagangan di pasar saham akan menurun.
Darmadji & Fakhruddin (2011) mendefinisikan fraksi harga sebagai batasan nilai
tawar-menawar atas suatu efek yang ditentukan oleh Bursa Efek. Salah satu
protokol terpenting dalam pasar sekuritas adalah besarnya kenaikan harga
minimum (tick) di mana para pelaku pasar melakukan transaksi dan menetapkan
harga. Jika besarnya harga minimum terlalu tinggi, maka akan ada perbedaan
penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level yang sangat kompetitif. Jika
besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat mengurangi tingkat kedalaman
pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga akan memperlambat proses
penentuan harga. Selain itu, ukuran harga minimum yang kecil bisa mengubah
kekuatan pasar, yaitu dari investor publik menjadi pelaku perdagangan profesional
yang akan memuluskan jalan para profesional melewati batasan-batasan publik
yang ada.
14
Penggunaan besaran fraksi dan maksimum perubahan sebagai acuan dalam tawarmenawar saham di bursa terhadap suatu saham yang berada dalam suatu rentang
harga, apabila pada akhir bursa harga suatu saham (harga penutupan) melalui
batasan rentang harga, maka penggunaan maksimum perubahan sesuai dengan
batasan rentang harga dari saham yang bersangkutan mulai berlaku pada hari
bursa berikutnya. Perubahan fraksi atas suatu saham sebagai akibat perubahan
rentang harga saham tersebut mengakibatkan harga saham tersebut harus
merupakan kelipatan dari fraksi harga yang baru yang berlaku pada rentang harga
tersebut. Dengan demikian, harga saham yang menjadi patokan untuk
menentukan fraksi harga adalah harga penutupan hari sebelumnya.
2.1.5 Jumlah Transaksi
Jumlah transaksi saham merupakan banyaknya transaksi saham yang dilakukan
oleh investor di perdagangan saham dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi
frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham.
Hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor.
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa suatu transaksi dapat terjadi jika terdapat
pertemuaan antara harga permintaan dan harga penawaran.
2.1.6 Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
ditransaksikan oleh para investor atau pemodal di perdagangan saham. Menurut
Irawan & Suaryana (2016) volume perdagangan dapat diukur melalui rasio atau
perbandingan antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan (transaksi)
15
dengan jumlah lembar saham yang beredar. Jumlah lembar saham yang beredar
adalah lembar saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan pada saat penawaran
pertama ke publik melalui banker investasi di pasar primer. Jumlah lembar saham
yang diperdagangkan dapat diartikan sebagai banyaknya lembar saham yang
ditransaksikan (jual dan/atau beli) di pasar sekunder antar investor dalam kurun
waktu tertentu. Chen et al. (2001) menyatakan saham yang memiliki level volume
perdagangan yang besar akan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang
tinggi.
Menurut Irawan & Suaryana (2016) selisih lebih volume perdagangan adalah
meningkatnya level jual beli saham sekuritas oleh para investor di bursa efek.
Semakin tinggi volume saham yang ditawar dan diminta, maka semakin tinggi
pengaruhnya terhadap kecenderungan naik turunnya harga saham di bursa.
Semakin meningkat volume perdagangan menunjukkan suatu saham tersebut
diminati oleh masyarakat dan memengaruhi naiknya harga saham. Chordia et al.
(2000) menyatakan jumlah saham yang beredar dapat memengaruhi tingkat
volume perdagangan. Jika volume perdagangan suatu saham dalam skala besar,
maka saham tersebut dapat dikategorikan aktif di pasar modal.
2.1.7 Risiko
Tandelilin (2010) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, maka semakin besar risiko investasinya. Dalam berinvestasi risiko
merupakan salah satu faktor yang penting yang perlu diperhatikan oleh para
investor, karena risiko berkaitan dengan ketidakpastian mengenai tingkat return
16
atau kemungkinan perbedaan antara return yang sesungguhnya dengan return
yang diharapkan. Menurut Tandelilin (2010) terdapat dua jenis risiko, yaitu:
1. Risiko Sistematis
Risiko ini dikenal dengan risiko pasar atau risiko umum, merupakan risiko
yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi, dengan kata lain risiko ini tidak dapat didiversifikasi.
2. Risiko Tidak Sistematis
Risiko ini dikenal dengan risiko spesifik atau risiko perusahaan, dimana risiko
yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko ini lebih
terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.
Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap perubahan pasar disebut beta dari
investasi tersebut. Beta merupakan koefisien regresi antara dua variabel, yaitu
kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of market potofolio)
dan kelebihan keuntungan suatu saham (excess return of stock). Beta merupakan
suatu pengukur volatisitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio
terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatisitas return sekuritas
ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatisitas return portofolio
dengan return pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematik
dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2010).
Rumus Beta yaitu:
=
+
+
17
Untuk menghitung beta, terlebih dahulu perlu dihitung return saham dan return
pasarnya. Secara matematis return saham dan return pasar dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Return saham:
=
−
Return Pasar:
=
−
Beta menunjukkan kemiringan garis regresi dan α menunjukkan intersep dengan
sumbu Ri. Semakin besar beta maka semakin curam kemiringan garis tersebut
yang mana menunjukkan semakin besar risiko yang ditanggung investor.
Asumsi Beta saham dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. β lebih besar dari 1 (β >1) disebut sebagai saham agresif (agresif stock) karena
perubahan tingkat pengembalian saham lebih besar daripada yang terjadi di
pasar, jika harga sahamnya akan naik, maka kenaikanya akan lebih tinggi dari
kenaikan return pasar, begitu juga sebaliknya.
2. β lebih kecil dari 1 (β <1) disebut sebagai saham defensive (defensive stock)
karena perubahan tingkat pengembalian saham lebih kecil dari pengembalian
di pasar, artinya saham memiliki return yang kurang berfluktuatif dengan
perubahan return pasar.
3. β sama dengan 1 (β =1) disebut sebagai saham netral (neutral stock) karena
perubahan tingkat pengembalian saham, saham tersebut akan bergerak sesuai
dengan pergerakan pasar.
18
2.2
Model Penelitian
Dalam penelitian ini akan mengamati apakah ada perbedaan harga saham, jumlah
transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi
harga saham. Kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Sebelum
Sesudah
Harga Saham
Harga Saham
Jumlah Transaksi
Volume
Perdagangan
PERUBAHAN
FRAKSI
HARGA
SAHAM
Risiko
Pre-event window
t -1
Jumlah Transaksi
Volume
Perdagangan
Risiko
Event window
Post-event window
t0
t1
Keterangan:
t0 = event date yaitu saat diberlakukannya kebijakan tanggal 2 Mei 2016.
t-1 = periode sebelum kebijakan, yaitu tanggal 4 April 2016 s.d. 29 April 2016.
t1 = periode sesudah kebijakan, yaitu tanggal 3 Mei 2016 s.d. 1 Juni 2016.
2.3
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu
antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai
19
jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan
pengujian secara empiris (Indriantoro & Supomo, 2014).
2.3.1 Harga Saham dan Perubahan Fraksi Harga Saham
Perubahan fraksi harga saham dengan menambah kelompok fraksi harga, akan
membuat investor lebih mudah melakukan transaksi saham. Hal tersebut akan
meningkatkan kenaikan harga saham yang lebih cepat dari sebelumnya, sehingga
likuiditas pun meningkat dengan sendirinya. Beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa perubahan aturan perdagangan terkait fraksi harga saham
dapat mempengaruhi harga saham. Bessembinder (2000) menunjukkan bahwa
pengurangan tick size mengakibatkan penurunan bid-ask spread. Hasil penelitian
Chung et al. (2005) menunjukkan spread dan depth signifikan menurun,
sedangkan harga saham signifikan mengalami kenaikan setelah perubahan fraksi
harga saham.
Penelitian tersebut didukung oleh peneltian Purwoto & Tandelilin (2004),
Setyawasih (2012) dan Goldstein & Kavajecz (1998), hasil penelitian
menunjukkan perubahan fraksi harga saham menyebabkan spread menurun, depth
menurun, dan biaya perdagangan menurun sehingga meningkatkan likuiditas.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1.
Terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah perubahan fraksi
harga saham.
Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham
terjadi peningkatan harga saham.
20
2.3.2 Jumlah Transaksi dan Perubahan Fraksi Harga Saham
Jumlah transaksi saham yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut diminati
oleh investor di pasar modal. Allen & Sudiman (2009) menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan intensitas perdagangan yang mengalami peningkatan pada
selang waktu yang kecil antara periode sebelum dan sesudah perubahan tick size.
Chandra (2015) menyatakan bahwa perubahan fraksi harga saham menyebabkan
naiknya jumlah transaksi yang membuat market lebih mampu transaksi yang
dilakukan investor.
Penelitian Purwoto & Tandelilin (2004) menunjukkan bahwa setelah perubahan
fraksi harga semua aktivitas perdagangan misalnya jumlah perdagangan, volume
saham, meningkat untuk saham yang murah. Sebaliknya, aktivitas perdagangan
menurun untuk saham yang berharga tinggi. Santosa (2011) dan Ricker (1998)
menunjukkan bahwa aktifitas perdagangan meningkat setelah penerapan fraksi
harga saham baru. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kedua yang
diajukan adalah:
H2.
Terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan sesudah perubahan
fraksi harga saham.
Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham
terjadi peningkatan jumlah transaksi saham.
2.3.3 Volume Perdagangan dan Perubahan Fraksi Harga Saham
Allen & Sudiman (2009) menunjukkan nilai volume yang diperjualbelikan
berbeda sebelum dan sesudah perubahan yaitu antara periode small and coarse
21
tick size untuk semua saham yang diteliti. Hasil penelitian Siswoyo & Utami
(2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume
perdagangan sebelum dan rata-rata aktivitas volume perdagangan setelah
perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga. Anggraeni et al. (2016)
menemukan bahwa volume perdagangan setelah regulasi perubahan fraksi harga
diberlakukan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian Irawan & Suaryana (2016) yang
menunjukkan adanya perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah
penerapan fraksi harga dan satuan perdagangan baru, dengan rata-rata aktivitas
volume perdagangan meningkat setelah periode peristiwa. Konsisten juga dengan
hasil Ricker (1998), Chung et al. (2005) dan Purwoto & Tandelilin (2004) yang
menyatakan bahwa perubahan sistem fraksi harga saham mengakibatkan volume
perdagangan mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis
ketiga yang diajukan adalah:
H3.
Terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah
perubahan fraksi harga saham.
Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham
terjadi peningkatan volume perdagangan saham.
2.3.4 Risiko dan Perubahan Fraksi Harga Saham
Investor yang memiliki informasi lebih memungkinkan untuk dapat menghindari
risiko yang terkait dengan perdagangan. Risiko investasi dapat diturunkan dengan
melakukan diversifikasi investasi atas efek lainnya. Porter & Weaver (1997)
22
menyatakan penurunan tick size akan mengakibatkan penurunan spread dan depth
sehingga variabilitas harga akan naik. Dengan adanya peningkatan varians harga
akan memberikan peningkatan risiko pada investor.
Menurut Chan & Hwang (2001) menunjukkan bahwa spread, depth, dan volume
perdagangan meningkat setelah pengurangan tick size. Peningkatan terbesar
ditemukan pada saham dengan harga rendah dibandingkan dengan saham dengan
harga tinggi. Tick size yang lebih besar akan meningkatkan risiko, sehingga
investor akan melakukan pembatasan order.
Irawan & Suaryana (2016) menyatakan perubahan fraksi harga dan satuan
perdagangan seperti ukuran lot size yang lebih rendah, membuat modal dalam
berinvestasi jauh lebih murah sehingga merangsang partisipasi investor, kemudian
risiko dalam berinvestasi dapat ditekan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis
keempat yang diajukan adalah:
H4.
Terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga
saham
Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham
terjadi kenaikan risiko saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2014). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed atau terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3.2.2 Sampel
Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau
meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan sampel). Peneliti,
oleh karena itu, karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen
populasi sebagai sampel (Indriantoro & Supomo, 2014). Pada penelitian ini
penentuan sampel akan dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling ( memenuhi kriteria tertentu) . Kriteria yang digunakan yaitu:
1. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data transaksi harian lengkap selama
periode yang diteliti dari 4 April 2016 – 1 Juni 2016 dan dipublikasikan secara
luas.
24
2. Perusahaan Manufaktur yang aktif melakukan aktivitas perdagangan saham
selama periode yang diteliti dari 4 April 2016 – 1 Juni 2016.
3. Perusahaan Manufaktur yang tidak melakukan corporate action selama
periode 4 April 2016 – 1 Juni 2016. Corporate action yang dimaksud adalah
mengumumkan pembagian deviden, saham bonus, right issue, stock split, dan
merger atau akuisisi.
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 73
perusahaan.
3.2
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumen) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro & Supomo, 2014).
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id melalui pojok
Bursa Efek Indonesia dan finance.yahoo.com, serta data penunjang lainnya seperti
jurnal-jurnal, literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
3.3
Operasional dan Pengukuran Variabel
3.3.1. Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham
ditentukan oleh pelaku pasar. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan
25
adalah harga penutupan (closing price). Harga penutupan adalah harga yang
diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutupan
mungkin akan menjadi harga pasar.
3.3.2. Jumlah Transaksi
Jumlah transaksi saham i,t = Banyaknya transaksi saham i yang dilakukan selama
satu hari t.
3.3.3. Volume Perdagangan
Volume Perdagangan i,t
= Banyaknya lembar saham i yang ditransaksikan
selama satu hari t.
3.3.4. Risiko
Beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio
relatif terhadap risiko pasar. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur Beta
saham sebagai berikut:
=
n ΣRmRi − ΣRmΣRi
n ΣRm2 − (ΣRm)2
Keterangan :
β = beta saham
Rm = return saham gabungan
Ri = return saham perusahaan
n = jumlah sampel
26
3.4
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan (Indriantoro & Supomo, 2014).
3.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan pada
variabel-variabel penelitian telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini
dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya. Apabila data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya maka
memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, maka tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011).
Dalam uji normalitas ini dilakukan juga One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.4.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Paired Sample t-test dengan
menggunakan program software SPSS versi 22. Menurut Ghozali (2011) Paired
27
Sample t-test merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji apakah
ada perbedaan rata-rata dua sample yang berhubungan. Data berasal dari dua
pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek
yang dipasangkan. Sebagai catatan, jika terdapat perbedaan pada hasil uji statistik
tersebut, maka kemudian dilihat rata-rata mana yang lebih tinggi dengan melihat
nilai mean pada paired samples statistic. Jika diilustrasikan kriteria pengujian
sebagai berikut:
1. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 tidak terdukung dan Ha terdukung.
2. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 terdukung dan Ha tidak terdukung.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan harga
saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah
perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan paired
sample t-test menunjukkan bahwa hanya terdapat satu hipotesis yang terdukung
yaitu variabel harga saham. Sedangkan tiga hipotesis lainnya yaitu variabel
jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko tidak terdukung. Adapun hasil
analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara harga saham pada periode sebelum dan sesudah peristiwa
perubahan fraksi harga saham. Harga saham sesudah kebijakan perubahan
fraksi harga saham diberlakukan secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya.
2. Berdasarkan hipotesis kedua dan ketiga menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan signifikan antara jumlah transaksi, dan volume
perdagangan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa perubahan
51
fraksi harga saham. Tetapi jika dilihat dari hasil rata-rata jumlah transaksi,
dan volume perdagangan sesudah kebijakan perubahan fraksi harga saham
diberlakukan menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya. Hal tersebut berarti perubahan fraksi harga saham
mengakibatkan peningkatan aktivitas perdagangan di pasar modal.
3. Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara risiko pada periode sebelum dan sesudah
peristiwa perubahan fraksi harga saham. Tetapi jika dilihat dari hasil ratarata risiko sesudah kebijakan perubahan fraksi harga saham diberlakukan
menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan periode
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan fraksi harga saham baru memiliki
variasi harga penawaran dan permintaan yang lebih banyak.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan perubahan fraksi
harga saham tidak mengandung informasi yang sangat berarti bagi investor
sehingga membuat pasar tidak terlalu bereaksi. Hasil menunjukkan bahwa harga
saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko pada periode penelitian
memiliki nilai yang bervariasi, namun tidak terlalu signifikan secara statistik.
5.2
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya melakukan analisis pada satu periode penerapan system
fraksi harga saham baru yaitu pada tanggal 2 Mei 2016. Belum dibandingkan
dengan periode-periode fraksi sebelumnya yang sudah pernah diterapkan.
52
2. Sampel perusahaan pada penelitian ini hanya industri manufaktur. Oleh karena
itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke industri yang lain,
misalnya industri perbankan atau industri property dan real estate.
5.3
Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain sebagai berikut:
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menganalisis perubahan fraksi
harga saham dapat membuat komparasi dengan peristiwa perubahan fraksi
harga saham sebelum periode 2 Mei 2016. Misalnya pada peristiwa kebijakan
6 Januari 2014 mengenai ketentuan fraksi harga saham yang terdiri dari 3
kelompok harga, peristiwa 20 Oktober 2000 mengenai perubahan fraksi harga
saham tunggal menjadi multi fraksi, dan lainnya.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas sampel perusahaan
dari jenis perusahaan yang berbeda, atau dengan menggunakan sampel dari
semua jenis perusahaan yang ada sehingga mampu mencerminkan
keseluruhan populasi atas perubahan aturan fraksi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, H.J., Cao, C.Q., and Choe, H. 1996. Tick Size, Spread, and Volume. Journal
of Financial Intermediation. 5 (1). pp: 2-22.
Allen, D. E., and Sudiman, J. 2009. Does Tick Size Change Improve Liquidity
Provision? Evidence from the Indonesia Stock Exchange. Working Paper.
School of Accounting. Finance and Economics. Faculty of Business and
Law. Edith Cowan University. Australia.
Anggraeni, N., Wiksuana, I., dan Wiagustini, L. P. 2016. Kondisi Bursa Efek
Indonesia Akibat Penetapan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor Kep-00071/BEI/11-2013. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 5 (07).
Asmar, M., and Ahmad, Z. 2011. Market microstructure: the components of
black-box. International Journal of Economics and Finance, 3 (1), 152.
Bessembinder, H. 2000. “Tick Size and Liquidity: An Analysis of Nasdaq
Securities Trading Near ten Dollars. Journal of Financial Intermediation,
9, pp.213-239.
Brigham, E. F., Gapenski, L. C., and Ehrhardt, M. C. 1998. Financial
Management; Theory and Practice. Harcourt College Publishers.
Chan, K. C., and Hwang, C. Y. 2001. The impact of tick size on the quality of a
pure order-driven market: Evidence from the Stock Exchange of Hong
Kong. Working Paper. Hong Kong University of Science and Technology.
Chandra, W. 2015. Pengaruh Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan
terhadap Likuditas Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis.
Finesta, 3 (1), 91-95.
Chen, G., Firth, M. and Rui, O. M. 2001. The dynamic Relation Beetween Stock
Return Trading Volume and Volatility. The Financial Review, 36 (3), pp:
153 – 174.
Chordia, T., Roll, R., and Subrahmanyam, A. 2000. Commonality in liquidity.
Journal of Financial Economics, 56, pp: 3–28.
Chung, K. H., Kim, K. A., & Kitsabunnarat, P. 2005. Liquidity and quote
clustering in a market with multiple tick sizes. Journal of Financial
Research, 28 (2), 177-195.
Darmadji, T., dan Fakhruddin, H. M. 2011. Pasar Modal Indonesia: pendekatan
tanya jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goldstein, M. A., and Kavajecz, K. A. 2000. Eighths, sixteenths, and market
depth: changes in tick size and liquidity provision on the NYSE. Journal
of Financial Economics, 56 (1), 125-149.
Gumanti, T. A., dan Utami, E. S. 2004. Bentuk Pasar Efisiensi dan Pengujiannya.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4 (1), pp-54.
Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3.
UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Irawan, I. K., dan Suaryana, A. 2016. Perbandingan Likuiditas Saham Sebelum
dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan. E-Jurnal
Akuntansi, 14 (2), 1298-1325.
Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Madhavan, A. 2000. Market microstructure: A survey. Journal of financial
markets, 3 (3), 205-258.
Megginson, W. L. 1997. Corporate finance theory. Addison-Wesley.
O'hara, M. 1995. Market microstructure theory (Vol. 108). Cambridge, MA:
Blackwell.
Pavabutr, P., and Prangwattananon, S. 2009. Tick Size Change on The Stock
Exchange of Thailand. Review of Quantitative Finance and Accounting,
32, pp: 351-371.
Porter, D. C., and Weaver, D. G. 1997. Tick size and market quality. Financial
Management, 5-26
Purwoto, L., and Tandelilin, E. 2004. The Impact of The Tick Size Reduction on
Liquidity: Empirical Evidence from the Jakarta Stock Exchange. Gadjah
Mada International Journal of Business, 6(2).
Ricker, J. 1998. Breaking the Eight: Sixteenths on the New York Stock Exchange.
Working Paper. 1730 Filbert Street No. 105, San Fransisco.
Santosa, P. W., and Hosen, M. N. (2011). Probability of Price Reversal and
Intraday Trading Activity For Low Banking Sector at Indonesia Stock
Exchange. International Research Journal of Finance and Economics, 79
(4), 1450-2887.
Setyawasih, R. 2012. Dampak Penurunan Tick Size Terhadap Kualitas Pasar dan
Determinan Likuiditas Pasar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Tick
size Rp1,00 untuk Saham dengan Harga Kurang dari Rp200,00). Jurnal
Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi:
OPTIMAL, 5 (1).
Siswoyo, D. D., & Utami, E. S. 2015. Reaksi Pasar Atas Perubahan Satuan
Perdagangan dan Fraksi Harga di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014
(Studi pada Sepuluh Sektor Industri di BEI tahun 2014). Jurnal Akuntansi,
1(2).
Soejoto, A. 2002. Analisis Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekuitas
(EKUITAS): Vol.6 (3). September 2002. P.250-267.
Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarata:
BPFE Yogyakarta.
Download