ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SAHAM, JUMLAH TRANSAKSI, VOLUME PERDAGANGAN, DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN FRAKSI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Skripsi) Oleh NINA SEPTINA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017 ABSTRACT Analysis Comparative of Stock Price, Number of Transactions, Trading Volume and Risk Pre- and Post- the Tick Size Change in Manufacturing Companies that Listed in Indonesia Stock Exchange By NINA SEPTINA This research aims to examine the differences in stock price, the number of transactions, trading volume, and risks pre- and post- the tick size change in manufacturing companies that listed in the Indonesia Stock Exchange. The samples of this research are obtained by using purposive sampling method. Based on the criteria, obtained 73 manufacturing companies as sample of this research. Hypothesis testing was done by using paired sample t-test which previously performed normality test of each variables in advance. The results show that only one variable from four variables that have significant difference after the tick size change that is stock price. While other variables did not have a significant difference that are the number of transactions, trading volume, and risk. Overall, the results suggest that the tick size change did not contain information that is meaningful for investors to make the market overreacting. Keyword: Tick Size, Stock Price, Number of Transaction, Trading Volume, and Risk. ABSTRAK Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Oleh NINA SEPTINA Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan harga saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, diperoleh 73 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas pada masing-masing variabel terlebih dahulu. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya satu variabel dari empat variabel yang mengalami perbedaan signifikan sesudah perubahaan fraksi harga saham, yaitu harga saham. Sedangkan variabel lainnya tidak mengalami perbedaan signifikan, yaitu jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko. Secara keseluruhan hasil menunjukkan bahwa kebijakan perubahan fraksi harga saham tidak mengandung informasi yang sangat berarti bagi investor sehingga membuat pasar tidak terlalu bereaksi. Kata kunci: Perubahan Fraksi Harga Saham, Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko. ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SAHAM, JUMLAH TRANSAKSI, VOLUME PERDAGANGAN, DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN FRAKSI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh NINA SEPTINA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Malang pada 6 September 1995 sebagai putri kedua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Al-Kautsar Pasuruan, Jawa Timur tahun 2001. Kemudian pendidikan dasar di SD 1 Al-Azhar Bandar Lampung hingga tahun 2004, dan pindah ke SDN 1 Bumi Pratama Mandira, OKI Sumatera Selatan lulus tahun 2007. Selanjutnya pendidikan menengah pertama di SMPN 22 Bandar Lampung tahun 2010, dan sekolah menengah atas di SMAN 9 Bandar Lampung tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar sebagai anggota aktif UKM Himakta (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila. Kemudian penulis juga menjadi pengurus di UKMF KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB Unila sebagai Kepala Bidang III (Kreativitas Mahasiswa) periode 20152016. Penulis juga aktif dalam organisasi eksternal kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Lampung sebagai Kepala Bidang I (Keilmuan) periode 2014-2015. MOTO “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendakya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah: 6-8) “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving” (Albert Einstein) “You’ll never know if you never try” (Nina Septina) PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini kepada: Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendukung secara moril maupun materil. Mama yang selalu memberikan segala kasih sayang, doa, pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan. Ayah yang memberikan dukungan dan motivasi terbaiknya. Terima kasih atas pengertian dan perhatian yang telah kalian berikan. Nenek, Kakak, Adikku, dan keluarga besarku tersayang untuk semangat, doa, bantuan, nasihat dan dukungan yang selalu diberikan. Partner terbaik yang selalu memberi bantuan dan dukungan, Yuda Pratama. Seluruh sahabat dan teman-temanku, atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama ini. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung. SANWACANA Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. SatriaBangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan, pengalaman serta pembelajran diri selama proses penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan, dan saran-saran dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Dr. Trijoko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Penguji Utama yang telah memberikan masukan, nasihat, saran-saran yang membangun serta diskusi yang bermanfaat mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini. 6. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Pembimbing Akademik atas segala bimbingan, saran, dan nasihat serta motivasi yang diberikan selama masa perkuliahan. 7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran selama penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung. 8. Seluruh staf karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Mbak Tina, Pak Sobari, Mpok Nurul Aini, Mas Ruli, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, Mbak Diah, Mbak Atun, atas bantuan dan pelayanannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung 9. Kedua orang tuaku tercinta, Mama (Karlina Sari) dan Ayah (Budi Santoso) yang tidak henti melantunkan doa demi kesuksesan dan keberhasilanku. Terima kasih atas dukungan, motivasi, serta pengorbanan dan kasih sayang yang selalu diberikan selama ini. 10. Datuk Tirmudzi Jaya Singa (Alm) dan Nenek Dangsiah Lubis yang menjadi sumber semangat, terimakasih atas kasih sayang yang diberikan selama ini. 11. Saudara Kandungku, Kak Reno dan Tasya adikku tersayang, yang telah mendukung dan mendoakan. 12. Partner terbaik, Yuda Pratama yang selalu ada, terimakasih untuk motivasi, bantuan dan dukungannya serta selalu sabar mendampingiku selama ini. 13. Bang Adit, sepupu terbaik yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan semangat untukku. 14. Dessert, Ferza Hatni, Alvia Hakim, M. Renardi, terimakasih untuk kebersamaan lebih dari 5 tahun. Terimakasih untuk selalu jadi yang terdekat dan selalu ada. Semoga kita kelak selalu menjadi keluarga. 15. Sahabat-sahabat terbaik DEPIKINI, Pia Sabrina, Kiki Rahmawati, Devie Apira, yang selalu memberikan dukungan, selalu menjadi pendengar dan penasihat yang baik setiap saat meskipun saling berjauhan. 16. ‘A’E’I, Anistia Haq, Faizah Dwi Fitriyani, Fatma Nur Soffitri, Indah Dwi CP, Keke Muthia DP, Robiansyah Eka P, Siti Rohmatul, Yuda Pratama (again), terimakasih untuk dukungannya, keceriaan, lawakan, walaupun sempat terjadi sesuatu hal. Terimakasih atas kisah yang penuh warna selama perkuliahan dan untuk kisah selanjutnya. 17. Rizca Sutra, Ezanda Vozza, Rizki Kurniawan, Dian Ratna, Adnan Novan, Feisal Ramadhan yang selalu memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi. 18. Kak Yossy, Kak Sindi, Kak Ferly, Kak Ono, Kak Fatkhur yang tidak pernah lelah menjawab setiap pertanyaan dan kebingunan yang ditanyakan. 19. Seluruh rekan –rekan angkatan akuntansi 2013, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga kita semua dapat selalu menjaga silaturahmi ke depannya. 20. Seluruh rekan-rekan Presidium UKMF KSPM 2015-2016 dan rekan-rekan Presidium IMAI Simpul Lampung 2014-2015, terimakasih sudah menjadi partner untuk berproses selama perkuliahan. 21. Seluruh teman, kerabat, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dikemudian hari. Bandar Lampung, 14 Februari 2017 Penulis, Nina Septina DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................iv DAFTAR GAMBAR........................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................6 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................6 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................7 1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................................7 1.4.2. Manfaat Praktisi..............................................................................8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori..........................................................................................9 2.1.1. Market Microstructure Theory .......................................................9 2.1.2. Market Efficiency Theory ...............................................................10 2.1.3. Harga Saham...................................................................................11 2.1.4. Fraksi Harga Saham........................................................................13 2.1.5. Jumlah Transaksi ............................................................................14 2.1.6. Volume Perdagangan......................................................................14 2.1.7. Risiko..............................................................................................15 2.2. Model Penelitian .......................................................................................18 2.3. Pengembangan Hipotesis ..........................................................................18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel .................................................................................23 3.2. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................24 3.3. Operasional dan Pengukuran Variabel......................................................24 3.3.1. Harga Saham...................................................................................24 3.3.2. Jumlah Transaksi ............................................................................25 3.3.3. Volume Perdagangan......................................................................25 3.3.4. Risiko..............................................................................................25 3.4. Metode Analisis Data................................................................................26 3.4.1. Uji Normalitas ................................................................................26 3.4.2. Uji Hipotesis ...................................................................................26 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Objek Penelitian ......................................................................28 4.2. Statistik Deskriptif ....................................................................................31 4.3. Uji Normalitas...........................................................................................34 4.4. Uji Hipotesis .............................................................................................35 4.5. Pembahasan dan Hasil Analisis ................................................................37 4.5.1. Harga Saham dan Perubahan Fraksi Harga Saham ........................37 4.5.2. Jumlah Transaksi dan Perubahan Fraksi Harga Saham..................38 4.5.3. Volume Perdagangan dan Perubahan Fraksi Harga Saham ...........39 4.5.4. Risiko dan Perubahan Fraksi Harga Saham ...................................40 4.6. Pengujian Tambahan.................................................................................41 4.6.1. Uji Tambahan Periode 5 Hari .........................................................41 4.6.2. Uji Tambahan Periode 10 Hari .......................................................43 4.6.3. Perbandingan Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari .......................46 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ...................................................................................................50 5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................51 5.3. Saran..........................................................................................................52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman 1.1. Ringkasan Perubahan Fraksi Harga Saham ..............................................3 1.2. Perbandingan Ketentuan Fraksi Berlaku 2 Mei 2016 ...............................3 4.1. Pengambilan Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur.........................28 4.2. Daftar Sampel Perusahaan ........................................................................29 4.3. Hasil Statistik Deskriptif ...........................................................................31 4.5. Hasil Paired Sample t-test.........................................................................35 4.6. Hasil Paired Sample t-test (Uji Tambahan Periode 5 Hari)......................41 4.7. Hasil Paired Sample t-test (Uji Tambahan Periode 10 Hari)....................44 DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1. Kerangka Penelitian ..................................................................................18 4.9. Perbandingan Harga Saham Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari...........46 4.10. Perbandingan Jumlah Transaksi Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari ....47 4.11. Perbandingan Vol Perdagangan Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari.....48 4.12. Perbandingan Risiko Periode 5 Hari, 10 Hari, dan 20 Hari ......................49 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Lampiran 2 : Data Excel Lampiran 3 : Data Harga Saham Lampiran 4 : Data Jumlah Transaksi Lampiran 5 : Data Volume Perdagangan Lampiran 6 : Data Risiko Lampiran 7 : Data Rata-Rata Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko Lampiran 8 : Hasil Olah Data SPSS For Windows 22 Lampiran 9 : Uji Tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta merupakan sarana yang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan sarana investasi bagi masyarakat. Menurut Tandelilin (2010) pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Darmadji & Fakhruddin (2011) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Setiap pasar modal memiliki fraksi harga (tick size) yang menentukan berapa harga minimum boleh berubah dalam tawar-menawar saham. Darmadji & Fakhruddin (2011) mengemukakan jika besarnya harga minimum terlalu tinggi, maka akan ada perbedaan penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level yang sangat kompetitif. Jika besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat 2 mengurangi tingkat kedalaman pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga akan memperlambat proses penentuan harga. Parameter fraksi harga saham merupakan komponen penting yang dapat menentukan likuiditas dan aktivitas perdagangan saham. Berkaitan dengan hal tersebut, Bursa Efek Indonesia sebagai Self Regulatory Organization yang memfasilitasi perdagangan di pasar modal Indonesia melakukan review kelompok harga saham dan besaran fraksi harga yang lebih sesuai dengan kebutuhan investor. Bursa Efek Indonesia mengeluarkan peraturan terbaru yaitu pada tanggal 2 Mei 2016 melalui Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00023/BEI/04-2016 Perihal: Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi Harga. Perubahan fraksi harga secara umum bertujuan untuk meningkatkan gairah investor, sehingga dapat meningkatkan nilai dan volume transaksi. Perubahan fraksi harga sudah beberapa kali dilakukan di Indonesia. Fraksi harga sebelumnya terdiri dari 3 kelompok harga yang kemudian direvisi menjadi 5 kelompok harga. Sebelum 6 Januari 2014, sebenarnya Bursa Efek Indonesia telah menggunakan 5 kelompok harga namun karena alasan mengurangi spekulasi dan menjaga kestabilan transaksi perdagangan di dalam pasar saham, maka Bursa Efek Indonesia kemudian menggunakan perubahan fraksi harga dengan 3 kelompok harga. Setelah lebih dari satu tahun menggunakan fraksi harga dengan 3 kelompok harga, Bursa Efek Indonesia merevisi kembali aturan tersebut dengan melakukan beberapa penyesuaian terhadap kelompok harga. Hal tersebut dilakukan karena 3 fraksi harga saham yang lama dinilai tidak mendukung transaksi yang lebih aktif. Berikut adalah ringkasan tabel dari perubahan fraksi yang berlaku di Indonesia: Tabel 1.1 Ringkasan perubahan fraksi harga saham Kelompok Harga sebelum 3 Juli 2000 3 Juli 2000 < Rp 200 20 Okt 2000 3 Jan 2005 Rp 5 Rp 5 Rp 200 - < Rp 500 Rp 500 - < Rp 2000 Rp 25 Rp 5 Rp 25 Rp 2000 - < Rp 5000 ≥ Rp 5000 Rp 50 2 Jan 2007 6 Jan 2014 Rp 1 2 Mei 2016 Rp 1 Rp 1 Rp 5 Rp 10 Rp 10 Rp 25 Rp 25 Rp 50 Rp 50 Rp 2 Rp 5 Rp 5 Rp 10 Rp 25 Rp 25 Sumber: www.idx.co.id Adapun perbandingan ketentuan satuan perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia berlaku efektif 2 Mei 2016 sebagai berikut: Tabel 1.2 Perbandingan ketentuan fraksi berlaku 2 Mei 2016 Fraksi Lama Kelompok Harga < Rp 200 Fraksi Harga Max Perubahan Rp 1 Rp 20 Rp 5 Rp 100 Rp 25 Rp 500 Rp 200 - < Rp 500 Rp 500 - < Rp 2000 Rp 2000 - < Rp 5000 ≥ Rp 5000 Sumber: www.idx.co.id Fraksi Baru Fraksi Harga Max Perubahan Rp 1 Rp 10 Rp 2 Rp 20 Rp 5 Rp 50 Rp 10 Rp 100 Rp 25 Rp 250 Regulasi ditetapkan dengan harapan terjadi perubahan kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya, begitu pula regulasi baru di pasar modal diharapkan dapat membuat aktivitas pasar modal menjadi lebih baik. Sistem fraksi harga saham 4 baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor untuk mengambil keputusan. Dengan fraksi harga saham baru, investor akan melakukan transaksi dengan fraksi yang lebih relevan. Naiknya permintaan dengan jumlah saham yang tetap akan mengakibatkan harga saham menjadi naik setelah pengumuman perubahan. Perubahan fraksi harga saham merupakan komponen struktur mikro pasar yang memiliki peran penting dalam meningkatkan likuiditas saham. Informasi akan terangkum dalam harga pasar sekuritas melalui aktivitas perdagangan dan peraturan institusi pasar akan mempengaruhi efisiensi harga sekuritas. Oleh karena itu perubahan peraturan mengenai fraksi harga saham yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan daya saing di bursa. Purwoto & Tandelilin (2004) menyatakan penurunan fraksi harga mengakibatkan aktivitas perdagangan yang meliputi jumlah perdagangan dan volume saham, meningkat untuk saham yang murah. Sebaliknya, aktivitas perdagangan menurun untuk saham yang berharga tinggi. Hasil penelitiannya yaitu pengaruh sistem fraksi harga saham baru membuat spread menurun, depth menurun, dan volume perdagangan mengalami peningkatan. Goldstein & Kavajecz (2000) menyatakan bahwa penurunan fraksi harga mengakibatkan volume perdagangan menurun. Hasil penelitian Chung et al. (2005) menunjukkan spread, depth signifikan menurun, dan volume perdagangan mengalami peningkatan, sedangkan harga saham signifikan mengalami kenaikan setelah perubahan fraksi harga saham. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Ahn et al. (1996), Pavabutr & Prangwattananon (2009) bahwa 5 perubahan fraksi harga tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan. Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, peneliti memutuskan dalam penelitian ini menentukan variabel-variabel yang dapat dipengaruhi oleh perubahan fraksi harga saham. Variabel tersebut antara lain harga saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berupa sektor manufaktur karena sektor ini terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. Perusahaan manufaktur juga memiliki jumlah perusahaan terbanyak di Bursa Efek Indonesia. Alasan lain diambilnya sektor manufaktur sebagai sampel penelitian karena saham pada sektor tersebut merupakan saham yang tidak terlalu berpengaruh terhadap krisis ekonomi dibanding sektor lain. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, perbedaannya terletak pada aturan fraksi yang berlaku serta variabel yang digunakan pada penelitian. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yaitu 20 hari sebelum dan 20 hari sesudah peristiwa perubahan fraksi harga saham. Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah “Analisis Perbandingan Harga Saham, Jumlah Transaksi, Volume Perdagangan, dan Risiko Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 7 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu manfaat teoritis, maupun manfaat praktis bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya mengenai pengaruh perubahan fraksi harga saham yang berlaku di Bursa Efek Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang fraksi harga saham, khususnya yang terkait dengan analisis pengaruh fraksi harga saham terhadap harga saham, volume perdagangan, jumlah transaksi, dan risiko. Selain itu, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau informasi untuk penelitian yang akan datang dalam mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, serta penyempurnaan untuk penelitian-penelitian sebelumnya. 8 1.4.2 Manfaat Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi para investor dan kreditor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Market Microstructure Theory Teori mikrostruktur menjelaskan mengenai dampak informasi terhadap aktivitas investasi di pasar modal. Menurut Megginson (1997) teori mikrostruktur pasar adalah studi tentang bagaimana informasi terangkum dalam harga pasar sekuritas melalui aktivitas perdagangan dan bagaimana peratuan institusi pasar mempengaruhi efisiensi pada harga sekuritas. O'Hara (1995) mendefinisikan mikrostruktur pasar sebagai studi dari proses dan outcome tentang pertukaran aset (saham) di bawah suatu perangkat dan aturan-aturan spesifik. Asmar & Ahmad (2011) menyatakan bahwa dua komponen utama untuk memahami mikrostruktur pasar, yaitu mekanisme perdagangan dan regulasi perdagangan. Dengan memahami mekasnisme perdagangan dan regulasi, investor dan manajer portofolio dapat membuat keputusan perdagangan yang lebih baik. Penelitian mikrostruktur pasar umumnya menolak hipotesis yang menyatakan bahwa proses transaksi dan struktur pasar tidak memiliki efek pada harga sekuritas. Mikrostruktur pasar mempelajari bagaimana peraturan yang ditetapkan 10 di dalam pasar modal dapat mempengaruhi outcome, seperti return, volatilitas, likuiditas, efisiensi, serta transaction cost. Menurut Madhavan (2000) terdapat empat topik utama dalam teori mikrostruktur, yaitu: a. Penciptaan dan pembentukan harga, mencakup penentuan biaya transaksi dan proses penyesuaian harga terhadap informasi. b. Struktur dan desain pasar, mencakup hubungan antara pembentukan harga dengan aturan perdagangan. c. Informasi, terfokus pada transparansi pasar, yaitu kemampuan pemain pasar untuk mengetahui adanya informasi yang terkait dengan proses perdagangan. d. Aplikasi teori mikrostruktur pada keuangan perusahaan, penciptaan harga aset, dan keuangan internasional. 2.1.2 Market Efficiency Theory Menurut Tandelilin (2010) pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Husnan (2001) mendefinisikan pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit bagi para pemodal untuk mendapatkan tingkat keuntungan di atas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek. 11 Menurut Fama dalam Gumanti & Utami (2004) bentuk-bentuk efisiensi pasar berdasarkan jenis informasi (informationally efficient market) yaitu: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga atau nilai yang tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lampau. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga atau nilai yang tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (storng form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga atau nilai yang tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang bersifat privat,dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu. Tingkat efisiensi pasar dapat diukur dari seberapa besar perubahan rata – rata aktivitas volume perdangangan, perubahan harga saham dan perubahan indeks harga saham gabungan yang diakibatkan oleh suatu peristiwa. 2.1.3 Harga Saham Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham yang ditentukan oleh pelaku pasar berdasarkan permintaan dan penawaran saham 12 (Jogiyanto, 2010). Umumnya harga saham berbeda dengan nilai saham. Naik dan turunnya harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham yang setiap detik mengalami perubahan. Harga saham yang cenderung naik, akan menciptakan capital gain. Harga saham yang cenderung turun akan menciptakan capital loss. Menurut Soejoto (2002), fluktuasi harga saham dicerminkan oleh adanya naik dan turunnya harga saham, karena perubahan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Pasar Modal merupakan salah satu instrumen dari investasi. Pembentukan harga saham tergantung pada emiten sebagi kekuatan penawaran dan para pialang sebagai kekuatan permintaan. Karenanya harga saham menunjukkan gerakan naik dan turun. Sedangkan pembentukan harga wajar, berdasarkan prospektus yang dibuat emiten tanpa mark up, dan pialang tidak menggoreng sebuah saham agar harganya naik dan investor menyerbu pasar modal. Jadi pembentukan harga saham harus fair price, untuk semua saham yang diperdagangkan di Bursa Efek. Brigham & Gapenski (1998) menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi harga saham berkaitan dengan sifat spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak). Di samping itu, juga dipengaruhi faktor eksternal yang sifatnya makro meliputi kondisi makro ekonomi atau kondisi teknis pasar, kondisi sosial dan politik, rumor-rumor yang berkembang, maupun adanya regulasi. 13 2.1.4 Fraksi Harga Saham (Tick Size) Chandra (2015) mendefinisikan fraksi harga atau tick size adalah besaran perubahan harga saham yang diperbolehkan dalam transaksi jual beli saham. Perdagangan di pasar regular dan pasar tunai harus dalam satuan perdagangan bulat efek (round lot) atau kelipatannya. Sedangkan Menurut Pavabutr & Prangwattananon (2009), tick size adalah variasi harga minimum untuk memungkinkan perubahan harga saham. Ukuran harga minimum yang terlalu terlalu tinggi akan mengakibatkan biaya perdagangan yang tinggi, sehingga mendorong investor tidak sering melakukan perdagangan, akibatnya aktivitas perdagangan di pasar saham akan menurun. Darmadji & Fakhruddin (2011) mendefinisikan fraksi harga sebagai batasan nilai tawar-menawar atas suatu efek yang ditentukan oleh Bursa Efek. Salah satu protokol terpenting dalam pasar sekuritas adalah besarnya kenaikan harga minimum (tick) di mana para pelaku pasar melakukan transaksi dan menetapkan harga. Jika besarnya harga minimum terlalu tinggi, maka akan ada perbedaan penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level yang sangat kompetitif. Jika besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat mengurangi tingkat kedalaman pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga akan memperlambat proses penentuan harga. Selain itu, ukuran harga minimum yang kecil bisa mengubah kekuatan pasar, yaitu dari investor publik menjadi pelaku perdagangan profesional yang akan memuluskan jalan para profesional melewati batasan-batasan publik yang ada. 14 Penggunaan besaran fraksi dan maksimum perubahan sebagai acuan dalam tawarmenawar saham di bursa terhadap suatu saham yang berada dalam suatu rentang harga, apabila pada akhir bursa harga suatu saham (harga penutupan) melalui batasan rentang harga, maka penggunaan maksimum perubahan sesuai dengan batasan rentang harga dari saham yang bersangkutan mulai berlaku pada hari bursa berikutnya. Perubahan fraksi atas suatu saham sebagai akibat perubahan rentang harga saham tersebut mengakibatkan harga saham tersebut harus merupakan kelipatan dari fraksi harga yang baru yang berlaku pada rentang harga tersebut. Dengan demikian, harga saham yang menjadi patokan untuk menentukan fraksi harga adalah harga penutupan hari sebelumnya. 2.1.5 Jumlah Transaksi Jumlah transaksi saham merupakan banyaknya transaksi saham yang dilakukan oleh investor di perdagangan saham dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor. Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa suatu transaksi dapat terjadi jika terdapat pertemuaan antara harga permintaan dan harga penawaran. 2.1.6 Volume Perdagangan Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang ditransaksikan oleh para investor atau pemodal di perdagangan saham. Menurut Irawan & Suaryana (2016) volume perdagangan dapat diukur melalui rasio atau perbandingan antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan (transaksi) 15 dengan jumlah lembar saham yang beredar. Jumlah lembar saham yang beredar adalah lembar saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan pada saat penawaran pertama ke publik melalui banker investasi di pasar primer. Jumlah lembar saham yang diperdagangkan dapat diartikan sebagai banyaknya lembar saham yang ditransaksikan (jual dan/atau beli) di pasar sekunder antar investor dalam kurun waktu tertentu. Chen et al. (2001) menyatakan saham yang memiliki level volume perdagangan yang besar akan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang tinggi. Menurut Irawan & Suaryana (2016) selisih lebih volume perdagangan adalah meningkatnya level jual beli saham sekuritas oleh para investor di bursa efek. Semakin tinggi volume saham yang ditawar dan diminta, maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap kecenderungan naik turunnya harga saham di bursa. Semakin meningkat volume perdagangan menunjukkan suatu saham tersebut diminati oleh masyarakat dan memengaruhi naiknya harga saham. Chordia et al. (2000) menyatakan jumlah saham yang beredar dapat memengaruhi tingkat volume perdagangan. Jika volume perdagangan suatu saham dalam skala besar, maka saham tersebut dapat dikategorikan aktif di pasar modal. 2.1.7 Risiko Tandelilin (2010) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar risiko investasinya. Dalam berinvestasi risiko merupakan salah satu faktor yang penting yang perlu diperhatikan oleh para investor, karena risiko berkaitan dengan ketidakpastian mengenai tingkat return 16 atau kemungkinan perbedaan antara return yang sesungguhnya dengan return yang diharapkan. Menurut Tandelilin (2010) terdapat dua jenis risiko, yaitu: 1. Risiko Sistematis Risiko ini dikenal dengan risiko pasar atau risiko umum, merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi, dengan kata lain risiko ini tidak dapat didiversifikasi. 2. Risiko Tidak Sistematis Risiko ini dikenal dengan risiko spesifik atau risiko perusahaan, dimana risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko ini lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap perubahan pasar disebut beta dari investasi tersebut. Beta merupakan koefisien regresi antara dua variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of market potofolio) dan kelebihan keuntungan suatu saham (excess return of stock). Beta merupakan suatu pengukur volatisitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatisitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatisitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2010). Rumus Beta yaitu: = + + 17 Untuk menghitung beta, terlebih dahulu perlu dihitung return saham dan return pasarnya. Secara matematis return saham dan return pasar dapat dirumuskan sebagai berikut: Return saham: = − Return Pasar: = − Beta menunjukkan kemiringan garis regresi dan α menunjukkan intersep dengan sumbu Ri. Semakin besar beta maka semakin curam kemiringan garis tersebut yang mana menunjukkan semakin besar risiko yang ditanggung investor. Asumsi Beta saham dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. β lebih besar dari 1 (β >1) disebut sebagai saham agresif (agresif stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham lebih besar daripada yang terjadi di pasar, jika harga sahamnya akan naik, maka kenaikanya akan lebih tinggi dari kenaikan return pasar, begitu juga sebaliknya. 2. β lebih kecil dari 1 (β <1) disebut sebagai saham defensive (defensive stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham lebih kecil dari pengembalian di pasar, artinya saham memiliki return yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar. 3. β sama dengan 1 (β =1) disebut sebagai saham netral (neutral stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham, saham tersebut akan bergerak sesuai dengan pergerakan pasar. 18 2.2 Model Penelitian Dalam penelitian ini akan mengamati apakah ada perbedaan harga saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham. Kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Sebelum Sesudah Harga Saham Harga Saham Jumlah Transaksi Volume Perdagangan PERUBAHAN FRAKSI HARGA SAHAM Risiko Pre-event window t -1 Jumlah Transaksi Volume Perdagangan Risiko Event window Post-event window t0 t1 Keterangan: t0 = event date yaitu saat diberlakukannya kebijakan tanggal 2 Mei 2016. t-1 = periode sebelum kebijakan, yaitu tanggal 4 April 2016 s.d. 29 April 2016. t1 = periode sesudah kebijakan, yaitu tanggal 3 Mei 2016 s.d. 1 Juni 2016. 2.3 Pengembangan Hipotesis Hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai 19 jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Indriantoro & Supomo, 2014). 2.3.1 Harga Saham dan Perubahan Fraksi Harga Saham Perubahan fraksi harga saham dengan menambah kelompok fraksi harga, akan membuat investor lebih mudah melakukan transaksi saham. Hal tersebut akan meningkatkan kenaikan harga saham yang lebih cepat dari sebelumnya, sehingga likuiditas pun meningkat dengan sendirinya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan aturan perdagangan terkait fraksi harga saham dapat mempengaruhi harga saham. Bessembinder (2000) menunjukkan bahwa pengurangan tick size mengakibatkan penurunan bid-ask spread. Hasil penelitian Chung et al. (2005) menunjukkan spread dan depth signifikan menurun, sedangkan harga saham signifikan mengalami kenaikan setelah perubahan fraksi harga saham. Penelitian tersebut didukung oleh peneltian Purwoto & Tandelilin (2004), Setyawasih (2012) dan Goldstein & Kavajecz (1998), hasil penelitian menunjukkan perubahan fraksi harga saham menyebabkan spread menurun, depth menurun, dan biaya perdagangan menurun sehingga meningkatkan likuiditas. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H1. Terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham. Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham terjadi peningkatan harga saham. 20 2.3.2 Jumlah Transaksi dan Perubahan Fraksi Harga Saham Jumlah transaksi saham yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh investor di pasar modal. Allen & Sudiman (2009) menunjukkan bahwa terjadi perbedaan intensitas perdagangan yang mengalami peningkatan pada selang waktu yang kecil antara periode sebelum dan sesudah perubahan tick size. Chandra (2015) menyatakan bahwa perubahan fraksi harga saham menyebabkan naiknya jumlah transaksi yang membuat market lebih mampu transaksi yang dilakukan investor. Penelitian Purwoto & Tandelilin (2004) menunjukkan bahwa setelah perubahan fraksi harga semua aktivitas perdagangan misalnya jumlah perdagangan, volume saham, meningkat untuk saham yang murah. Sebaliknya, aktivitas perdagangan menurun untuk saham yang berharga tinggi. Santosa (2011) dan Ricker (1998) menunjukkan bahwa aktifitas perdagangan meningkat setelah penerapan fraksi harga saham baru. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kedua yang diajukan adalah: H2. Terdapat perbedaan jumlah transaksi sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham. Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham terjadi peningkatan jumlah transaksi saham. 2.3.3 Volume Perdagangan dan Perubahan Fraksi Harga Saham Allen & Sudiman (2009) menunjukkan nilai volume yang diperjualbelikan berbeda sebelum dan sesudah perubahan yaitu antara periode small and coarse 21 tick size untuk semua saham yang diteliti. Hasil penelitian Siswoyo & Utami (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum dan rata-rata aktivitas volume perdagangan setelah perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga. Anggraeni et al. (2016) menemukan bahwa volume perdagangan setelah regulasi perubahan fraksi harga diberlakukan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian Irawan & Suaryana (2016) yang menunjukkan adanya perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah penerapan fraksi harga dan satuan perdagangan baru, dengan rata-rata aktivitas volume perdagangan meningkat setelah periode peristiwa. Konsisten juga dengan hasil Ricker (1998), Chung et al. (2005) dan Purwoto & Tandelilin (2004) yang menyatakan bahwa perubahan sistem fraksi harga saham mengakibatkan volume perdagangan mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah: H3. Terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham. Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham terjadi peningkatan volume perdagangan saham. 2.3.4 Risiko dan Perubahan Fraksi Harga Saham Investor yang memiliki informasi lebih memungkinkan untuk dapat menghindari risiko yang terkait dengan perdagangan. Risiko investasi dapat diturunkan dengan melakukan diversifikasi investasi atas efek lainnya. Porter & Weaver (1997) 22 menyatakan penurunan tick size akan mengakibatkan penurunan spread dan depth sehingga variabilitas harga akan naik. Dengan adanya peningkatan varians harga akan memberikan peningkatan risiko pada investor. Menurut Chan & Hwang (2001) menunjukkan bahwa spread, depth, dan volume perdagangan meningkat setelah pengurangan tick size. Peningkatan terbesar ditemukan pada saham dengan harga rendah dibandingkan dengan saham dengan harga tinggi. Tick size yang lebih besar akan meningkatkan risiko, sehingga investor akan melakukan pembatasan order. Irawan & Suaryana (2016) menyatakan perubahan fraksi harga dan satuan perdagangan seperti ukuran lot size yang lebih rendah, membuat modal dalam berinvestasi jauh lebih murah sehingga merangsang partisipasi investor, kemudian risiko dalam berinvestasi dapat ditekan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis keempat yang diajukan adalah: H4. Terdapat perbedaan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham Hipotesis di atas mengarah pada sesudah tanggal perubahan fraksi harga saham terjadi kenaikan risiko saham. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.2.2 Sampel Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan sampel). Peneliti, oleh karena itu, karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi sebagai sampel (Indriantoro & Supomo, 2014). Pada penelitian ini penentuan sampel akan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling ( memenuhi kriteria tertentu) . Kriteria yang digunakan yaitu: 1. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data transaksi harian lengkap selama periode yang diteliti dari 4 April 2016 – 1 Juni 2016 dan dipublikasikan secara luas. 24 2. Perusahaan Manufaktur yang aktif melakukan aktivitas perdagangan saham selama periode yang diteliti dari 4 April 2016 – 1 Juni 2016. 3. Perusahaan Manufaktur yang tidak melakukan corporate action selama periode 4 April 2016 – 1 Juni 2016. Corporate action yang dimaksud adalah mengumumkan pembagian deviden, saham bonus, right issue, stock split, dan merger atau akuisisi. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 73 perusahaan. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro & Supomo, 2014). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id melalui pojok Bursa Efek Indonesia dan finance.yahoo.com, serta data penunjang lainnya seperti jurnal-jurnal, literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1. Harga Saham Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham ditentukan oleh pelaku pasar. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan 25 adalah harga penutupan (closing price). Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutupan mungkin akan menjadi harga pasar. 3.3.2. Jumlah Transaksi Jumlah transaksi saham i,t = Banyaknya transaksi saham i yang dilakukan selama satu hari t. 3.3.3. Volume Perdagangan Volume Perdagangan i,t = Banyaknya lembar saham i yang ditransaksikan selama satu hari t. 3.3.4. Risiko Beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur Beta saham sebagai berikut: = n ΣRmRi − ΣRmΣRi n ΣRm2 − (ΣRm)2 Keterangan : β = beta saham Rm = return saham gabungan Ri = return saham perusahaan n = jumlah sampel 26 3.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan (Indriantoro & Supomo, 2014). 3.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan pada variabel-variabel penelitian telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya maka memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, maka tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011). Dalam uji normalitas ini dilakukan juga One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 3.4.2 Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Paired Sample t-test dengan menggunakan program software SPSS versi 22. Menurut Ghozali (2011) Paired 27 Sample t-test merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sample yang berhubungan. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan. Sebagai catatan, jika terdapat perbedaan pada hasil uji statistik tersebut, maka kemudian dilihat rata-rata mana yang lebih tinggi dengan melihat nilai mean pada paired samples statistic. Jika diilustrasikan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 tidak terdukung dan Ha terdukung. 2. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 terdukung dan Ha tidak terdukung. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan harga saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko sebelum dan sesudah perubahan fraksi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan paired sample t-test menunjukkan bahwa hanya terdapat satu hipotesis yang terdukung yaitu variabel harga saham. Sedangkan tiga hipotesis lainnya yaitu variabel jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko tidak terdukung. Adapun hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara harga saham pada periode sebelum dan sesudah peristiwa perubahan fraksi harga saham. Harga saham sesudah kebijakan perubahan fraksi harga saham diberlakukan secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. 2. Berdasarkan hipotesis kedua dan ketiga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara jumlah transaksi, dan volume perdagangan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa perubahan 51 fraksi harga saham. Tetapi jika dilihat dari hasil rata-rata jumlah transaksi, dan volume perdagangan sesudah kebijakan perubahan fraksi harga saham diberlakukan menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut berarti perubahan fraksi harga saham mengakibatkan peningkatan aktivitas perdagangan di pasar modal. 3. Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara risiko pada periode sebelum dan sesudah peristiwa perubahan fraksi harga saham. Tetapi jika dilihat dari hasil ratarata risiko sesudah kebijakan perubahan fraksi harga saham diberlakukan menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan fraksi harga saham baru memiliki variasi harga penawaran dan permintaan yang lebih banyak. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan perubahan fraksi harga saham tidak mengandung informasi yang sangat berarti bagi investor sehingga membuat pasar tidak terlalu bereaksi. Hasil menunjukkan bahwa harga saham, jumlah transaksi, volume perdagangan, dan risiko pada periode penelitian memiliki nilai yang bervariasi, namun tidak terlalu signifikan secara statistik. 5.2 Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya melakukan analisis pada satu periode penerapan system fraksi harga saham baru yaitu pada tanggal 2 Mei 2016. Belum dibandingkan dengan periode-periode fraksi sebelumnya yang sudah pernah diterapkan. 52 2. Sampel perusahaan pada penelitian ini hanya industri manufaktur. Oleh karena itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke industri yang lain, misalnya industri perbankan atau industri property dan real estate. 5.3 Saran Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut: 1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menganalisis perubahan fraksi harga saham dapat membuat komparasi dengan peristiwa perubahan fraksi harga saham sebelum periode 2 Mei 2016. Misalnya pada peristiwa kebijakan 6 Januari 2014 mengenai ketentuan fraksi harga saham yang terdiri dari 3 kelompok harga, peristiwa 20 Oktober 2000 mengenai perubahan fraksi harga saham tunggal menjadi multi fraksi, dan lainnya. 2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas sampel perusahaan dari jenis perusahaan yang berbeda, atau dengan menggunakan sampel dari semua jenis perusahaan yang ada sehingga mampu mencerminkan keseluruhan populasi atas perubahan aturan fraksi harga saham. DAFTAR PUSTAKA Ahn, H.J., Cao, C.Q., and Choe, H. 1996. Tick Size, Spread, and Volume. Journal of Financial Intermediation. 5 (1). pp: 2-22. Allen, D. E., and Sudiman, J. 2009. Does Tick Size Change Improve Liquidity Provision? Evidence from the Indonesia Stock Exchange. Working Paper. School of Accounting. Finance and Economics. Faculty of Business and Law. Edith Cowan University. Australia. Anggraeni, N., Wiksuana, I., dan Wiagustini, L. P. 2016. Kondisi Bursa Efek Indonesia Akibat Penetapan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00071/BEI/11-2013. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 5 (07). Asmar, M., and Ahmad, Z. 2011. Market microstructure: the components of black-box. International Journal of Economics and Finance, 3 (1), 152. Bessembinder, H. 2000. “Tick Size and Liquidity: An Analysis of Nasdaq Securities Trading Near ten Dollars. Journal of Financial Intermediation, 9, pp.213-239. Brigham, E. F., Gapenski, L. C., and Ehrhardt, M. C. 1998. Financial Management; Theory and Practice. Harcourt College Publishers. Chan, K. C., and Hwang, C. Y. 2001. The impact of tick size on the quality of a pure order-driven market: Evidence from the Stock Exchange of Hong Kong. Working Paper. Hong Kong University of Science and Technology. Chandra, W. 2015. Pengaruh Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan terhadap Likuditas Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis. Finesta, 3 (1), 91-95. Chen, G., Firth, M. and Rui, O. M. 2001. The dynamic Relation Beetween Stock Return Trading Volume and Volatility. The Financial Review, 36 (3), pp: 153 – 174. Chordia, T., Roll, R., and Subrahmanyam, A. 2000. Commonality in liquidity. Journal of Financial Economics, 56, pp: 3–28. Chung, K. H., Kim, K. A., & Kitsabunnarat, P. 2005. Liquidity and quote clustering in a market with multiple tick sizes. Journal of Financial Research, 28 (2), 177-195. Darmadji, T., dan Fakhruddin, H. M. 2011. Pasar Modal Indonesia: pendekatan tanya jawab. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Goldstein, M. A., and Kavajecz, K. A. 2000. Eighths, sixteenths, and market depth: changes in tick size and liquidity provision on the NYSE. Journal of Financial Economics, 56 (1), 125-149. Gumanti, T. A., dan Utami, E. S. 2004. Bentuk Pasar Efisiensi dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4 (1), pp-54. Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Irawan, I. K., dan Suaryana, A. 2016. Perbandingan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan. E-Jurnal Akuntansi, 14 (2), 1298-1325. Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Madhavan, A. 2000. Market microstructure: A survey. Journal of financial markets, 3 (3), 205-258. Megginson, W. L. 1997. Corporate finance theory. Addison-Wesley. O'hara, M. 1995. Market microstructure theory (Vol. 108). Cambridge, MA: Blackwell. Pavabutr, P., and Prangwattananon, S. 2009. Tick Size Change on The Stock Exchange of Thailand. Review of Quantitative Finance and Accounting, 32, pp: 351-371. Porter, D. C., and Weaver, D. G. 1997. Tick size and market quality. Financial Management, 5-26 Purwoto, L., and Tandelilin, E. 2004. The Impact of The Tick Size Reduction on Liquidity: Empirical Evidence from the Jakarta Stock Exchange. Gadjah Mada International Journal of Business, 6(2). Ricker, J. 1998. Breaking the Eight: Sixteenths on the New York Stock Exchange. Working Paper. 1730 Filbert Street No. 105, San Fransisco. Santosa, P. W., and Hosen, M. N. (2011). Probability of Price Reversal and Intraday Trading Activity For Low Banking Sector at Indonesia Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics, 79 (4), 1450-2887. Setyawasih, R. 2012. Dampak Penurunan Tick Size Terhadap Kualitas Pasar dan Determinan Likuiditas Pasar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Tick size Rp1,00 untuk Saham dengan Harga Kurang dari Rp200,00). Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi: OPTIMAL, 5 (1). Siswoyo, D. D., & Utami, E. S. 2015. Reaksi Pasar Atas Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi Harga di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014 (Studi pada Sepuluh Sektor Industri di BEI tahun 2014). Jurnal Akuntansi, 1(2). Soejoto, A. 2002. Analisis Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekuitas (EKUITAS): Vol.6 (3). September 2002. P.250-267. Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarata: BPFE Yogyakarta.