hubungan antara metode pembelajaran, media

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN, MEDIA
PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR
SEDAYU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Anna Prisma Hayati
NIM : 101324011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN, MEDIA
PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Anna Prisma Hayati
NIM : 101324011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ini Untuk :
1. TUHAN YESUS KRISTUS JURU SELAMATKU
2. BAPAK
THOMAS
SUPRIYANTO
&
IBU
BERNADETHA
NURHAYATI UNTUK DOA, CINTA, DAN KASIH SAYANG YANG
TIADA HENTI
3. ADIKKU ROSA HESTU PRATIWI
4. PAK DE,BU DE, OM, TANTE dan SIMBAH YANG SELALU
MEMBERIKAN SEMANGAT
5. SAHABAT-SAHABATKU YANG SANGAT AKU SAYANGI
6. TEMAN-TEMAN PENDIDIKAN EKONOMI 2010
7. ALMAMATERKU UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Sabarlah, Tuhan lebih menyayangimu daripada yang kamu
duga, sesuatu yang baik sedang dipersiapkan untukmu”
~Mario Teguh~
"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”
~Amsal 3:5~
“Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari esok, karena hari
esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari”
~Matius 6 : 34
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN, MEDIA
PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI
LUHUR SEDAYU
Anna Prisma Hayati
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: 1) hubungan
metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa dan 2) hubungan media
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan
April 2016. Jumlah populasi sebanyak 380 dan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 79 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) ada hubungan positif antara
metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa dan 2) ada hubungan positif
antara media pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa.
Kata kunci: metode pembelajaran, media pembelajaran, tingkat keaktifan siswa
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING METHOD,
LEARNING MEDIA, AND STUDENTS ACTIVITY LEVEL TO
ECONOMIC STUDY AT SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
Anna Prisma Hayati
Sanata Dharma University
2016
This research aimed to examine and analyze: 1) the relationship between
learning method and students activity level and 2) the relationship between
learning media and students activity level. This research is correlation study. The
research was conducted at SMA Pangudi Luhur Sedayu on April 2016. The
population of the study consisted of 380 students. The research sample was 79
students. The sampling tecnique was quota sampling. The data collection method
were questionnaire and documentation. The Kendal Tau correlation was used to
analyze the data.
The results of the study indicated that: 1) there is positive relationship
between learning method and students activity level and 2) there is positive
relationship between learning media and students activity level.
Key words: learning method, leraning media, and students activity level
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
kasih, dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Metode
Pembelajaran, Media Pembelajaran dan Tingkat Keaktifan Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Pangudi Luhur Sedayu” ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan moril, materil, dukungan, bimbingan maupun kerja sama
kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Ibu Dra. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi,Universitas Sanata Dharma.
5.
Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang
dengan sabar bersedia meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk
mendampingi di setiap proses dalam memberikan bimbingan, arahan,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masukan, dan saran kepada penulis dari awal hingga penyusunan skripsi ini
selesai.
6.
Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
7.
Bapak Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi
ini.
8.
Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma,yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah. Terima
kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan tidak
akan pernah saya lupakan.
9.
Mbak Titin selaku staf sekretariat Pendidikan Ekonomi yang selama ini telah
membantu melayani dalam administrasi.
10. Bapak Thomas Supriyanto dan Ibu Bernadetha Nurhayati tercinta selaku
orang tua saya. Terimakasih atas doa, semangat, dukungan, nasehat-nasehat
serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini.
11. Adik Rossa Hestu Pratiwi tersayang selaku adik kandung dan Norracahman
Triadmojo selaku adik ipar. Terima kasih telah menjadi adik yang peduli dan
selalu memberikan semangat hingga terselesainya studi ini.
12. Pak De, Bu De, Tante, Om, Sepupu-sepupuku, Mbah Ibuk yang selalu
memberikan semangat restu dan doanya selama ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Tarsisius Budi Prasetya yang selalu memberikan motivasi, dukungan, doa,
semangat, perhatian, kasih sayang, dan cinta dalam segala kekurangan
penulis.
14. Pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu terimakasih atas kerjasamanya dan
memperbolehkan saya melakukan penelitian ini.
15. Pak Candra yang sudah mau membantu dan memperbolehkan menggunakan
jam mengajarnya untuk melakukan penelitian ini.
16. Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu terutama kelas X D, XI IPS 1, dan
XI IPS 2 yang telah mau mengisi kuesioner penelitian.
17. Sahabat-sahabatku Christina Dyah Kusumawardani, Christina Puspitanintyas,
Martinus Fuji Haryoko, Fransiska Jeni Mawar, Deni Wantri Handoko,
Andreas Jono Sawiro dan Yasid Firmansyah, Veronika Wahyu, Romi Agus
Pratomo, bersama kalian aku mengerti makna persahabatan yang sebenarnya,
tetap jaga kekompakan dan komunikasinya. I love you guys
18. Christina Puspitanintyas terimakasih karena selalu menemani selama proses
akhir-akhir bimbingan hingga skripsi dapat selesai dengan baik. Terimakasih
motivasi dan semangatnya!
19. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2010 yang telah menjadi keluarga selama
ini. Terimakasih sudah mengajarkan banyak hal, mulai dari kekompakan,
kerjasama dan bagaimana rasa kekeluargaan yang tercipta. Sukses buat kalian
semua.
20. Kesayangan-kesayanganku Yudia Hani “Zipho”, Jeane Caroline terimakasih
atas semangat dan motivasinya selama ini. Tuhan memberkati!
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN, MEDIA
PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR
SEDAYU
Anna Prisma Hayati
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: 1) hubungan metode
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa dan 2) hubungan media pembelajaran
dengan tingkat keaktifan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional.
Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan April 2016.
Jumlah populasi sebanyak 380 dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 79 siswa.
Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
korelasi Kendal Tau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) ada hubungan positif antara metode
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa dan 2) ada hubungan positif antara
media pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa.
Kata kunci: metode pembelajaran, media pembelajaran, tingkat keaktifan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING METHOD,
LEARNING MEDIA, AND STUDENTS ACTIVITY LEVEL TO
ECONOMIC STUDY AT SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
Anna Prisma Hayati
Sanata Dharma University
2016
This research aimed to examine and analyze: 1) the relationship between
learning method and students activity level and 2) the relationship between
learning media and students activity level. This research is correlation study. The
research was conducted at SMA Pangudi Luhur Sedayu on April 2016. The
population of the study consisted of 380 students. The research sample was 79
students. The sampling tecnique was quota sampling. The data collection method
were questionnaire and documentation. The Kendal Tau correlation was used to
analyze the data.
The results of the study indicated that: 1) there is positive relationship
between learning method and students activity level and 2) there is positive
relationship between learning media and students activity level.
Key words: learning method, leraning media, and students activity level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN. ..............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO. ..........................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ..............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vii
ABSTRAK. ............................................................................................................ viii
ABSTRACT. ...........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR. ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI. ......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL. ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN. .....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah. .............................................................................
1
B. Batasan Masalah..........................................................................................
6
C. Rumusan Masalah. ......................................................................................
6
D. Definisi Operasional....................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian. .....................................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA. ...............................................................................
9
A. Deskripsi Teori. ...........................................................................................
9
1. Pembelajaran .........................................................................................
9
2. Keaktifan Siswa. ................................................................................... 11
3. Persepsi. ................................................................................................ 16
4. Metode Pembelajaran. ........................................................................... 19
5. Media Pembelajaran. ............................................................................. 29
B. Penelitian Terdahulu. .................................................................................. 35
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kerangka Berpikir. ...................................................................................... 38
D. Hipotesis...................................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN. ..................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 41
B. Tempat dan Waktu Penelitia. ...................................................................... 41
C. Subjek dan Objek Penelitian. ...................................................................... 41
D. Populasi dan Sampel. .................................................................................. 42
1. Populasi ................................................................................................. 42
2. Sampel ................................................................................................... 42
3. Teknik Pengambilan Sampel................................................................. 43
E. Data Yang Dicari......................................................................................... 44
1. Data Primer ........................................................................................... 44
2. Data Sekunder ....................................................................................... 44
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 44
1. Variabel Penelitian ................................................................................ 44
2. Definisi Operasional.............................................................................. 44
3. Pengukuran Variabel ............................................................................. 47
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 53
H. Pengujian Instrumen Penelitian................................................................... 56
1. Uji Validitas .......................................................................................... 56
2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 58
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 59
BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................................ 62
A. Profil dan Sejarah ........................................................................................ 62
B. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ...................................................... 63
C. Kurikulum ................................................................................................... 67
D. Tujuan Satuan Pendidikan........................................................................... 68
E. Tujuan SMA Pangudi Luhur Sedayu .......................................................... 71
F. Strategi SMA Pangudi Luhur Sedayu ......................................................... 72
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 73
A. Deskripsi Data ............................................................................................. 73
B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian ................... 75
C. Analisis Data ............................................................................................... 77
D. Pembahasan ................................................................................................. 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 86
A. Kesimpulan ................................................................................................. 86
B. Keterbatasan ................................................................................................ 86
C. Saran ............................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 89
LAMPIRAN ........................................................................................................... 90
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Sampel Penelitian ................................................................................ 43
Tabel 3.2 Operasional Keaktifan Siswa ............................................................... 45
Tabel 3.3 Operasional Variabel Persepsi Siswa Tentang Penggunaan
Metode Pembelajaran ........................................................................... 46
Tabel 3.4 Operasional Variabel Persepsi Siswa Tentang Penggunaan
Media Pembelajaran ............................................................................. 46
Tabel 3.5 Skala Likert .......................................................................................... 47
Tabel 3.6
Mean dan Standar Deviasi Variabel Metode Pembelajaran................. 48
Tabel 3.7 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap
Dimensi Metode Pembelajaran ............................................................. 49
Tabel 3.8
Mean dan Standar Deviasi Variabel Media Pembelajaran................... 50
Tabel 3.9 Interval Rata-rata Peniaian Responden Terhadap
Dimensi Media Pembelajaran .............................................................. 50
Tabel 3.10 Mean dan Standar Deviasi Variabel Keaktifan Siswa ......................... 52
Tabel 3.11 Interval Rata-rata Penilaian Keaktifan Responden .............................. 52
Tabel 3.12 Variabel Metode Pembelajaran ............................................................ 54
Tabel 3.13 Variabel Media Pembelajaran .............................................................. 55
Tabel 3.14 Variabel Keaktifan Siswa..................................................................... 55
Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian .............................................. 57
Tabel 3.16 Hasil Pengujian Reliailitas Variabel Penelitian .................................. 59
Tabel 5.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 73
Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah .................................. 74
Tabel 5.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua .................... 74
Tabel 5.4 Deskripsi Penilaian Responden Pada Metode Pembelajaran .............. 75
Tabel 5.5 Deskripsi Penilaian Responden Pada Media Pembelajaran ................. 76
Tabel 5.6 Deskripsi Penilaian Responden Pada Tingkat Keaktifan Siswa .......... 77
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.7 Hasil Analisi Korelasi Kendal Tau Metode Pembelajaran................... 78
Tabel 5.8
Hasil Analisis Korelasi Kendal Tau Media Pemeblajaran .................. 79
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat dunia sekarang ini telah berada dalam era msyarakat berbasis
pengetahuan. Oleh karena itu kebijakan pendidikan perlu diarahkan agar mampu
menciptakan sumber daya yang mampu menghadapi tantang secara efektif dan
efisien dengan memanfaatkan seluruh aspek yang ada. Pendidikan menurut UU
No. 20 Tahun 2003 diselenggarakan di dalam lingkungan persekolahan secara
formal, informal (keluarga) dan masyarakat (non-formal). Guru dalam hal ini
adalah presentator berbagai informasi pengetahuan yang penting, benar dan baik
serta bermanfaat untuk kehidupan dan masa depan bagi para muridnya. Jabatan
guru dalam kehidupan adalah jembatan pengetahuan tentang kebenaran dan
kebaikan bagi seluruh peserta didiknya. Jabatan guru adalah jabatan yang mulia.
Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka tuntutan untuk peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tidak dapat
dipungkiri lagi. Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan tentunya bermula
dari peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Ketersediaan media cetak
maupun teknologi yang belakangan ini semakin mengalami kemajuan membuat
kehadirannya dalam lingkungan belajar siswa membawa berbagai dampak, yaitu
dampak baik maupun buruk. Karena umumnya sebuah media membawa pesan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang secara sadar atau tidak akan diterima oleh orang yang menikmati media
tersebut dan akan tertanam dalam pikirannya. Oleh karena itu, pemanfaatan
media dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membawa pengaruh yang
baik bagi kemampuan peserta didik dalam menyerap, memahami, menyukai, dan
mengerti isi dari pesan atau informasi yang disampaikan oleh Guru mengenai
materi pelajaran.
Tingkat keaktifan siswa merupakan salah satu hal yang menunjukkan
ketertarikan siswa akan materi yang disampaikan oleh guru saat proses belajar
mengajar. Siswa aktif tidak hanya aktif secara fisik saja melainkan mental,
psikis, pikiran juga ikut aktif. Bila siswa hanya aktif secara fisik saja sedangkan
mental atau pikirannya tidak ikut aktif maka siswa tidak dapat belajar secra
optimal. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan
peserta didik. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa mampu berpikir kritis dan dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
(Yamin, 2007:77) diungkapkan bahwa ada tujuh aspek terjadinya keaktifan siswa
yaitu: partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, tekanan
pada aspek afektif dalam belajar, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
terutama yang berbentuk interaksi antar siswa, kekompakan siswa sebagai
kelompok belajar, kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, kesempatan
untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran,
pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa baik berhubungan
maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
keaktifan siswa serta menggali seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa guru
dapat menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih aktif dan dapat mengikuti proses
belajar mengajar.
Persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran merupakan
tanggapan atas cara guru memanfaatkan media dalam mengajar mata pelajaran
yang akan diajarkan. Persepsi yang ditunjukkan oleh siswa dapat berupa persepsi
yang baik maupun persepsi yang kurang baik. Jika persepsi siswa terhadap
penggunaan media baik maka akan timbul rasa senang dan tertarik terhadap mata
pelajaran yang akan dipelajari sehingga akan memacu siswa untuk lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran adalah suatu cara
dalam menggunakan alat pembelajaran yang digunkaan dalam proses belajar
mengajar agara dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pemilihan, pengembangan, dan
penggunaan media pembelajaran sangatlah penting, sehingga seorang guru
dituntut untuk benar-benar mampu memilih sekaligus memanfaatkan dan
menggunakan media pembelajaran dengan tepat.
Faktor lain yang mempengaruhi keaktifan siswa yaitu metode pembelajaran
yang digunakan guru. Metode guru mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan
pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode
mengajar semakin berhasilah pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat
memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasilah tujuan pengajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang dicapai. Selain itu metode juga bisa menjadi pedoman para guru untuk
menyampaikan materi. Guru dituntut untuk bisa memvariasikan bagaiman guru
tersebut menyampaikan materi supaya para murid tidak merasa bosan dengan
cara guru tersebut menyampaikan materi yang diajarkannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi modern seperti saat ini, peran
teknologi dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, di mana peranan teknologi
tersebut sudah sedemikian menonjol, terutama di negara-negara yang telah lama
berkembang. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat memberikan perhatian
yang khusus dalam dunia pendidikan, karena mereka menyadari pentingnya
pendidikan dilakukan ditunjang dengan peranan dan fungsi dari teknologi
tersebut. Salah satu unsur teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar
mengajar adalah media atau alat bantu pembelajaran. Media adalah alat bantu
yang dijadikan sebagai perantara atau pengantar pesan guna mencapai tujuan
pengajaran dari pengirim ke penerima pesan, sedangkan media pembelajaran
adalah cara atau alat, prosedur yang digunakan atau ditempuh untuk
menyampaikan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan yang berlangsung
dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini media pembelajaran sangat berfungsi sebagai alat penunjang
proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
atau anak didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian maka
media pembelajaran sangat berperan dalam memberikan motivasi yang positif
dalam merangsang minat, intelegensi siswa agar lebih kreatif, efektif, aktif dan
bersemangat dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena dalam
kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat membantu dan
media pembelajaran adalah sarana perantara yang cukup berarti dalam proses
belajar mengajar itu sendiri.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar tidak dapat
dipungkiri lagi karena media dapat membantu tugas-tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada
anak didiknya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media pembelajaran maka
sangat sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap peserta didik terutama bahan
pelajaran yang rumit dan kompleks. Upaya penggunaan media pembelajaran
merupakan hal yang esensial dalam proses belajar mengajar baik itu berupa
media visual, media audio, maupun media audio visual. Kenyataan menunjukkan
bahwa kurangnya intraksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar adalah dikarenakan jarangnya guru menggunakan media pembelajaran
itu sendiri.
Berdasarkan pengamatan dalam studi pendahuluan dapat dinyatakan upaya
guru khususnya dalam kegiatan belajar mengajar sudah sesuai dengan ketentuan,
artinya guru telah menyiapakan materi pembelajaran secara baik, disajikan secara
baik dan melakukan evaluasi secara baik pula, namun kekatifan siswa masih
rendah. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode dan media pembelajaran
masih belum maksimal digunakan dalam proses pembelajaran. Untuk itulah
peneliti berkeinginan langsung melihat lapangan untuk melakukan penelitian
uttuk mengungkap seberapa besar penggunaan metode dan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswa di
SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk tahun ajaran 2015/2016 dengan judul
“HUBUNGAN
ANTARA
METODE
PEMBELAJARAN,
PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA PADA
MEDIA
MATA
PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada variabel-variabel yang
mempunyai hubungan persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran,
media pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa.
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah ada hubungan signifikan antara metode pembelajaran dan keaktifan
siswa dalam mata pelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Sedayu?
2.
Apakah ada hubungan signifikan antara media pembelajaran dan keaktifan
siswa dalam mata pelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Sedayu?
D. Definisi Operasional
1. Keaktifan siswa adalah kegiatan siswa mengkontruksi pengetahuan dan
ketrampilan baru. Keatifan siswa dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Indikator dari keaktifan siswa adalah:
a. Inisiatif mengajukan pertanyaan
b. Inisatif menjawab pertanyaaan
c. Keberanian mengungkapkan pendapat (diskusi, mengerjakan tugas,
bertanya pada teman).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Metode pembelajaran adalah ketepatan pemilihan metode pembelajaran
untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan menurut persepsi
siswa. Indikator dari variabel metode pembelajaran adalah:
a. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
b. Kesesuaian metode pembelajaran dengan karakteristik materi
c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
d. Variasi penggunaan metode
3. Media pembelajaran adalah ketepatan pemilihan media pembelajaran untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran menurut persepsi siswa.
Indikator dari variabel media pembelajaran adalah:
a. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
b. Kesesuaian media pembelajaran dengan materi
c. Kesesuaian media pembelajaran dengan kondisi siswa
d. Variasi penggunaan media pembelajaran
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang penggunan metode
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa.
2. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang penggunan media
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran ada tidaknya
hubungan persepsi siswa tentang penggunaan metode, media pembelajaran
dengan tingkat keaktifan siswa.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi guru bagaimana
meningkatan pemahaman siswa dengan penggunaan metode, media
pembelajaran yang sesuai dan tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan perbandingan atau
sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran
Konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu dilakukan dalam
pembelajaran oleh guru maupun siswa. Dalam sebuah pembelajaran guru dan
siswa bersama-sama menjadi pelaku demi terlaksananya tujuan pembelajaran.
Fungsi dari masing-masing pelaku dalam konteks ini berbeda. Siswa sebagai
pelaku utama yang melakukan pembelajaran sedangkan guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran. Pembelajaran berlangsung lebih efektif dan
lebih bermakna karena siswa bertindak lebih aktif daripada guru sehingga bisa
lebih mengembangkan kemampuan mereka (baik dari kemampuan kognitif
maupun kegiatan sosialnya) dengan bantuan guru sebagai pihak yang selalu
memotivasi siswa untuk berkembang. Dalam UU SPN No 20 tahun 2003
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didk dan pendidik dan sumber
belajar
pada
suatu
lingkungan
belajar.
Belajar
merupakan
suatu
aktivitas/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat konstan dan menetap (Winkel,
2009: 59). Menurut (Slameto, 2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Isjoni (2009: 11) mengemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu
yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Pendapat tersebut
mengungkapkan
bahwa
siswa
adalah
pelaku
utama
dalam
sebuah
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran sebaiknya mengutamakan
kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan dan aktivitas sosial mereka agar
kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik akan
mengalami perkembangan. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah
dipaparkan maka dapat disimpulkan secara sederhana bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan positif yang dilakukan oleh siswa dan
didukung oleh guru yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan siswa, baik
dari aspek ilmu pengetahuan maupun aktivitas sosial siswa. Anderson dan
Krathwohl (2010: 316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan pokok
dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar:
1) mengidentifikasi, mencari, dan memilih sumber-sumber informasi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran,
2) memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan lapora tertulis dan
lisan siswa,
3) menulis teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka
yang memuat pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusikontribusinya tentang pembelajaran ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4) mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas. Presentasi ini
berisikan informasi penting tentang materi dan dilakukan secara efektif.
2. Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang
bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Menurut
Mulyono(2000: 26) menyatakan bahwa aktifitas tidak hanya ditentukan
oleh aktifitas fisik semata tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non fisik
seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksud disini
penekananya adalah peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik
aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak
hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang
memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam
proses
pembelajaran.
Keaktifan
peserta
didik
dalam
kegiatan
pembelajaran, dapat dilaksanakan manakala: (1) pembelajaran yang
dilakukan lebih berpusat pada peserta didik, (2) pendidik berperan
sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar, (3) tujuan
kegiatan pembelajaran tercapai yaitu kemampuan minimal peserta didik,
(4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreatifitas
peserta didik, (5) melakukan pengukuran secara kontinyu dalam berbagai
aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Joni, 1992: 19). Dari teori
diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan
segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan
suasana kelas menjadi kondusif.
b. Klasifikasi Keaktifan
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.
Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang
lazim terdapat di sekolah–sekolah pada umumya. Jenis -jenis 9 aktivitas
siswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman, 1988:99) :
1. Visual activities: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi dan mengamati orang lain bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Oral
activities:
mengemukakan
suatu
fakta
atau
prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Listening activities: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik, pidato.
4. Writing activities: menulis cerita, menulis laporan, karangan, angket,
menyalin
5. Drawing activities: menggambar, membuat grafik, diagram, peta.
6. Motor
activities:
melaksanakan
melakukan
pameran,
percobaan,
membuat
model,
memilih
alat-alat,
menyelenggarakan
permainan, menari dan berkebun.
7. Mental activities: merenung, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis
faktor-faktor,
melihat
hubungan-hubungan
dan
membuat keputusan.
8. Emotional activities: minat, bersemangat, berani, tenang dan lain-lain.
Dengan demikian bisa kita lihat bahwa keaktifan siswa sangat
bervariasi, peran gurulah untuk menjamin setiap siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan dalam kondisi yang ada. Guru juga harus
selalu memberi kesempatan bagi siswa untuk bersikap aktif mencari,
memperoleh dan mengolah hasil belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Faktor-faktot yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih
untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
siswa adalah :
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta
didik)
3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik
4. Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan
dipelajari)
5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari
6. Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
7. Memberikan umpan balik (feedback)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga
kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa
pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan (Usman, 2009:26-27)
cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan
waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan
partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta
berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar
yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterlibatan siswa juga dijelaskan
cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar.
Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah
mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan
menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhankebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Persepsi
Sarwono (2009:86) berpendapat bahwa persepsi merupakan kemampuan
untuk membeda-bedakan, mengelompokan, dan memfokuskan kemudian
diinterprestasikan. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus
dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian
masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya
terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih
disebut persepsi. Sebelum terjadi persepsi pada manusia, diperlukan sebuah
stimuli yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan
sebagai bantunya untuk memahami lingkungan.
Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi,
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkunganya.
Hubungan ini dilakukan dengan indera penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa, dan pencium.
Pendapat lain dikemukakan oleh Walgito (2003:53) bahwa persepsi
adalah stimulus mengenai individu yang kemudian diorganisasikan sehingga
individu menyadari tentang apa yang diinderanya. Hal tersebut berati bahwa
stimulus dapat mempengaruhi syaraf dan pola pikir seseorang. Pola pikir
terbentuk karena adanya objek, kejadian, atau informasi yang berpengaruh
terhadap seseorang terhadap suatu objek. Menerapkan prinsip-prinsip yang
bersangkut paut dengan persepsi sangat penting karena:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a.
Makin baik suatu objek, orang, peristiwa, atau hubungan diketahui,
makin baik objek, orang atau hubungan tersebut dapat diingat.
b.
Dalam pengajaan mengindari salah pengertian merupakan hal yang
harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau tidak relevan dan
c.
Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengamati benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru
harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat
agar tidak terjadi persepsi yang keliru.
Terdapat hal-hal pokok yang terkandung dari pengertian persepsi antara lain:
a.
Di dalam persepsi ada objek atau stimulus yang dipahami atau diungkap
b.
Persepsi sebagai suatu proses mental
c.
Persepsi diperoleh melalui pengamatan atau penginderaan
Walgito (2003:89-90) mengemukakan faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi adalah sebagai berikut:
1. Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang dapat mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera
(reseptor), dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf
penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera atau reseptor
Alat indera atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
stimulus yang diteruskan reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motoris.
3. Perhatian
Untuk mengadakan persepsi
diperlukan pula perhatian
yang
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi
ada syarat-syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
persepsi dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
1) Stimulus
Stimulus adalah faktor dari luar yang berupa rangsangan yang
disadari oleh individu, diterima atau ditangkap oleh indera dan kemudian
akan direspon.
2) Faktor individu (pemberi respon)
Faktor individu adalah factor yang berasal dari dalam (internal).
Ketika menanggapi stimulus dari luar, seseorang akan bersifat selektif
untuk menetukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga
menimbulkan kesadaran. Dengan adanya kesadaran maka akan timbul
respon dari seseorang sebagai hasil dari proses persepsi.
Dari pengertian di atas, maka persepsi merupakan tanggapan atas
penerimaan langsung mengenai suatu informasi ke dalam otak manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang ditangkap melalui inderanya. Proses penerimaan tersebut dapat
melalui indera penglihat, indera pendengar, indera peraba, indera perasa,
dan indera pencium, kemudian tanggapan tersebut diterima dengan
kesadaraan intuitif yang serta merta mengenai sesuatu.
4. Metode Pembelajaran
Menurut
PERMENDIKBUD
103/2014
pembelajaran
meggunakan
pendekatan, strategi, model dan metode hal tersebut berguna saat proses
pembelajaran berlangsung. Dalam PERMENDIKBUD 103/2014 proses
pembelajaran bersifat interaktif dan inspiratif. Untuk bisa menagajak siswa
supaya bisa berinteraksi dan aktif dalam pembelajaran guru dituntut untuk
menggunakan pendekatan, metode, media, dan strategi pembelajaran yang
menarik
dan
bervariasi.
Pendekatan
yang
disarankan
dalam
PERMENDIKBUD 103/2014 pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis
proses keilmuan. Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, prinsip
yang
ditemukan. Menurut (permendikbud no 103 tahun 2014) pendekatan saintifik
pendekatan berbasis proses keilmuan
merupakan pengorganisasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mencoba
menalar,
mengasosiasi dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan
proses pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (SCL). Pembelajaran
berpusat pada siswa (Student Center Leraning) adalah proses pembelajaran
yang berpusat pada siswa (learner centered) yang diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan,
sikap dan perilaku. Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau
peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat
membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh
pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
kualitas siswa. Materi dan model
penyampaian pembelajaran dalam SCL
secara lengkap meliputi 3 aspek, yaitu ilmu pengetahuan (IPTEK), sikap
mental dan etika yang dikembangkan, dan nilai-nilai yang diinternalisasikan
kepada para siswa. Di dalam proses SCL terdapat hubungan “tarik-menarik”
antara pendidik (learner support) dan siswa (learner control). Melalui
penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan
dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri (Karsen,
2008). Dalam student center learning terdapat beberapa model yaitu :
1. Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan
dengan
masalah
tersebut
dan
sekaligus
memiliki
ketrampilan untuk memecahkan masalah (Ngalimun, 2012:89). Kondisi
yang tetap harus dipelihara dalam PBL adalah suasana kondusif, terbuka,
negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa
dapat berpikir optimal. Dengan model ini pengajar harus, merangsang
tugas belajar dengan berbagai alternatif metode penyelesaian masalah,
sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan siswa belajar dengan
menggali atau mencari informasi (inquiry), serta memamfaatkan
informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual yang sedang
dihadapi, menganalisis strategi pemecahan masalah. PBL bermanfaat
untuk peserta didik memiliki kecakapan dan sikap yang positif, antara
lain: kerjasama dalam kelompok, kerjasama antarpeserta didik di luar
diskusi kelompok, memimpin kelompok, mendengarkan pendapat kawan,
mencatat hal-hal yang didiskusikan, menghargai pendapat/pandangan
kawan, bersikap kritis terhadap literatur, belajar secara mandiri, mampu
menggunakan sumber belajar secara efektif, dan ketrampilan presentasi.
Secara keseluruhan, kecakapan dan sikap tadi merupakan modal utama
dalam pembentukan lifelong learner (belajar seumur hidup).
2. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah
sebuah model kegiatan dikelas yang berbeda dengan biasanya. Kegiatan
pembelajaran PBL berjangka waktu lama, antar disiplin, berpusat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
siswa dan terintegrasi dengan masalah dunia nyata (Harun, 2006). Model
pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang harus
diselesaikan oleh siswa dengan mencari sumber pustaka sendiri. Dengan
model pembelajaran ini pengajar harus:
a. merumuskan tugas dan melakukan proses pembimbingan
b. Sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan siswa mengerjakan tugas
(berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis
c. Menunjukan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerja di
dalam forum atau kelas.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika
pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif
dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat
dukungan teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial yang
memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas
interaksi
antarpersonal.
Adanya peluang untuk
menyampaikan ide,
mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain,
adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan
sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini
pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan
keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif (Wena,2010).
3. Inquiry Discovery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Model pembelajaran inquiry discovery adalah model pembelajaran
yang merupakan gabungan dari dua model pembelajaran yaitu model
pembelajaran inquiry dan model pemelajaran discovery. Menurut
(Sudirman, 1992) discovery adalah proses mental dan dalam proses itu
individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. (Sudiman, 1992)
menjelaskan bahwa pengajaran discovery harus meliputi pengalamanpengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan prosesproses discovery. Model pembelajaran ini dipengaruhi oleh aliran
kongnitif. Aliran ini menunjukan bahwa belajar pada dasarnya adalah
proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi
yang dimiliki setiap individu secara optimal. Model pembelajaran inquiry
discovery adalah rangkain kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dikemukakan. Proses belajar
disini biasanya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa. Ciri utama
dari model ini adalah
a) Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan, artinya dalam hal ini siswa adalah subjek dalam
belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru saja tetapi mereka turut serta dalam
menemukan inti dari pembelajaran itu sendiri.
b) Aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri . Dalam hal ini guru
tidak berperan sebagai sumber belajar tetapi guru sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
Tujuan dari penggunaan model ini adalah mengembangkan
kemampuan berpikir siswa secara sistematis, logis dan kritis atau
megembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari mental.
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat
metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan
semakin baik. Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani
yang berarti cara atau jalan. Sudjana (2005: 76) berpendapat bahwa
metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan
materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
Pendekatan bersifat aksiomatis yaitu pendekatan yang sudah jelas
kebenarannya, sedangkan metode bersifat prosedural yaitu pendekatan
dengan menerapkan langkah-langkah. Metode bersifat
prosedural
maksudnya penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkahlangkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan
perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar,
dan penilaian hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan
sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode
dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru
itu
sendiri.
Dengan
demikian
metode
dalam
rangkaian
sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan
metode pembelajaran.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah
Menurut (Sanjaya, 2006:145) metode ceramah dapat diartikan
sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui penuturan secara lisan
atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa. Metode Ceramah
sampai saat ini masih sering digunakan oleh guru, hal ini disebabkan
oleh beberapa pertimbangan tertentu juga adanya factor kebiasaan dari
guru ataupun siswa. Menurut (Yamin, 2009:153) metode ceramah
yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen,
metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, karena
dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah
dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan.metode ceramah ini berbentuk penjelasan
konsep, prinsip, dan fakta pada akhir perkuliahan tertutup dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tanya jawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada
sekolah tingkat lanjutan metode ceramah dapat dipergunakan oleh
guru dan metode ini divariasi dengan metode lain
2) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan
(Sanjaya, 2006:150). Sedangkan menurut (Yamin, 2009:154) metode
demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain
yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada
seluruh kelas suatu proses. Penggunaan metode demonstrasi dapat
diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan
penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan
yang sesungguhnya.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat keputusan
(Sanjaya, 2006: 152).
Menurut (Yamin, 2009) metode diskusi
merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru
untuk menganalisis, memecahkan suatu masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4) Metode Simulasi
Menurut (Sanjaya, 2006:157) simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung
pada objek sebenarnya. Sedangkan menurut (Yamin, 2009: 163)
metode simulasi menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang
menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya.
5) Metode Tugas dan Resitasi
Metode tugas adalah metode penyajian bahan dimana dosen
memberikan tugas tertentu kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat
melakukan kegiatan belajar. Tugas tersebut dapat dilakukan didalam
kelas, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah, atau dimana saja
dimana tugas itu dapat dikerjakan. metode ini diberikan karena bahan
pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu terlalu sedikit, artinya
banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang.
Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan maka
metode inilah yang biasa dipakai dosen untuk mengatasinya. Tugas ini
berguna untuk merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok (Bastable, 2002).
Sedangkan menurut (Majid, 2013:208) menyebutkan bahwa resitasi
sebagai metode belajar dan atau mengajar merupakan sebuah upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
membelajarkan siswa denagn cara memberikan tugas penghafalan,
pembacaan, pengulangan, dan pemeriksaan atas diri sendiri atau
menampilkan diri dalam menyampaikan suatu (puisi, syair, drama)
atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan
kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai.
6) Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa (Majid,
2013:210).
7) Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok
mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
8) Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang
guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa.
9) Metode Latihan (Drill)
Metode latihan aatau drill adalah metode dalam pengajaran
dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/
berikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang
telah dipelajari (Sudjana, 1995:86).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang
memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Guruan (Association for Education and Communication
technology/AECT) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Asnawir
dan Usman, 2002:11).
Sementara itu (Arsyad, 2002:3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun
kondisi
yang
membuat
siswa
mampu
memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Menurut (Sadiman, 2003:6) media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga harus disesuaikan,
oleh sebab itu pengajar harus dapat memilih media pembelajaran yang
baik untuk digunakan saat mengajar. Media pembelajaran yang baik harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memenuhi beberapa kriteria, antara lain: kesesuaian dengan materi
pembelajaran, kemudahan dalam penggunaan, dan menarik bagi peserta
didik, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang optimal (Widada,
2010:99).
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang dipakai untuk
menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut
Kependidikan
(website://www.Syafir.com,
(2008:
8-9)
banyak
2007),
cara
Direktorat
diungkapkan
Tenaga
untuk
mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik,
sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai.
Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu:
suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 8-9), ada 7
(tujuh) klasifikasi media, yaitu:
a. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi.
b. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dsb.
c. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
d. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide
bisu.
f. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Menurut
(Sanjaya
2006:170)
media
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya
a) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara seperti radio dan rekaman
suara.
2) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini
adalah film slide, foto, transparasi, lukisan, gambar dan berbagai
bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis, dan sebagainya.
3) Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media media dapat pula dibagi
dalam
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari halhal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu seperti film slide, film, video, dan sebagainya.
c) Dilihat dari cara atau teknik pemakainya, media dapat dibagi kedalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan flim
slide,
operhead
projector
(OHP)
untuk
memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio dan sebagainya.
c.
Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002:24):
a) Membantu
memudahkan
belajar
memudahkan mengajar bagi guru.
bagi
siswa
dan
membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi
lebih konkrit)
c) Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).
d) Semua indra siswa dapat diaktifkan.
e) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar
Sedangan menurut Rohani (1997:9) fungsi media pembelajaran
adalah
a) Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
b) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
c) Mendorong motivasi belajar.
d) Menambah variasi dalam penyajian materi.
e) Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
f) Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya.
g) Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan
(informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa)
d.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (dalam
Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu:
a) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
Sanaky (2011) mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai
alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai
tujuan pengajaran yang baik
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak
bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
d) Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengar penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lain
yang
dilakukan
seperti:
mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain sebagainya.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
1) Penelitian Mera Rizkina (2013)
Penelitian yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN
SISWA
DALAM
DISKUSI
KELOMPOK
MELALUI
LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIE DI SMPN 19
SEMARANG, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, Siswa aktif adalah
siswa yang mampu menampilkan berbagai usaha/ keaktifan dalam belajar
sampai mencapai keberhasilannya, sehingga keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok yaitu siswa mampu aktif dalam mengikuti jalannya diskusi
kelompok dengan aktif bertanya dan mendengarkan, mampu mengeluarkan
ide/ gagasan yang dimilikinya, mampu menghargai pendapat orang lain.
Fenomena yang terjadi pada siswa kelas VIIIE SMP N 19 Semarang yaitu
Pada saat siswa diberikan tugas untuk diskusi kelompok membahas suatu
permasalahan dalam pelajaran siswa pasif dalam mengikuti kegiatan diskusi
kelompok, siswa enggan untuk berpendapat, tidak memiliki keberanian untuk
mengeluarkan ide/gagasan, tidak berpartisipasi aktif, percaya diri yang
rendah, serta kurangnya kreativitas dalam belajar. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok? Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas VIIIE SMP N 19 Semarang dengan jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified
random sampling. Sampel penelitian berjumlah 10 siswa terdiri dari 8 siswa
berkriteria rendah dan 2 siswa berkriteria sedang. Metode pengumpulan data
menggunakan skala psikologi dengan alat pengumpulan data berupa skala
keaktifan siswa. Validitas instrument menggunakan rumus korelasi product
moment dihitung dengan taraf signifikan 5% dan perhitungan reliabilitasnya
menggunakan rumus Alpha. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif persentase, uji Wilcoxon dan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini
adalah tingkat keaktifan siswa sebelum mendappat bimbingan kelompok
51,29% berada pada kategori rendah, setelah diberikan treatment berupa
layanan bimbingan kelompok diperoleh keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok 70.2% dengan kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan
terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok pada siswa
sebesar 19%. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa Zhitung= 55 >
Ztabel=8 , artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Simpulan dari penelitian ini
adalah tingkat keaktifan siswa dalam diskusi kelompok meningkat setelah
diberi layanan bimbingan kelompok. Adapun saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah agar pembimbing lebih intensif dalam melakukan layanan
bimbingan kelompok, sebagai penunjang pengembangan potensi yang
dimiliki siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2) Penelitian Ahmad Faizal (2011)
Penelitian yang berjudul UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH
KARTASURA, peneltian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keaktifan, (2)
meningkatkan sikap kemandirian belajar, dan (3) meningkatkan hasil belajar
siswa melalui implementasi blended learning pada pembelajaran biologi di
kelas XI IPA putra SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Kartasura. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)yang
terdiri dari dua siklus. Pada tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA putra SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Kartasura yang
berjumlah 15orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi
angket, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi blended learning dapat meningkatkan keaktifan, sikap
kemandirian belajar, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat melalui hasil angket dan observasi.
Rata-rata nilai persentase dari angket keaktifan siswa pada pra siklus sebesar
56,89%, siklus I sebesar 72,49%, dan siklus II sebesar 79,08%. Rata-rata nilai
persentase dari observasi keaktifan siswa pada pra siklus adalah 57,92%,
siklus I sebesar 65,42% dan siklus II sebesar 80,42%. Rata-rata nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
persentase dari angket sikap kemandirian belajar siswa pada pra siklus
sebesar 66,28%, siklus I sebesar 74,77%, dan siklus II sebesar 84,75%. Ratarata nilai persentase capaian dari observasi sikap kemandirian belajar siswa
pada pra siklus adalah 54,17%, siklus I sebesar 70,00% dan siklus II sebesar
92,50%.Rata-rata nilai ulangan harian siswa pada pra siklus sebesar 55,33,
siklus I sebesar 67,33, dan siklus II sebesar 75,67. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah implementasi blended learning mampu(1) meningkatkan keaktifan,
(2) meningkatkan sikap kemandirian belajar, dan (3) meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan implementasi blended
learning pada pembelajaran biologi di kelas XI IPA putra SMA Islam
Terpadu Nur Hidayah Kartasura
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penggunaaan Metode Pembelajaran
dengan Tingkat Keaktifan Siswa
Menurut Sudjana (2005: 76) metode merupakan perencanaan secara
menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur,
tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada
suatu pendekatan tertentu. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Dari uraian diatas hubungan antara
metode dan tingkat keaktifan siswa dapat diartikan sebagai, bila pendidik
menyampaikan materi dengan metode yang bervariatif maka siswa akan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan siswa dapat aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penggunaaan Media Pembelajaran dengan
Tingkat Keaktifan Siswa
Media menurut (Sadiman, 2003:6) media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat
dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman,
2001: 98). Hubungan antara media pembelajaran dengan tingkat keaktifan
siswa adalah setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui
media menerima pesan yang menarik dan bervariatif dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan
cara yang berbeda-beda, dengan menggunakan media ragam hasil tafsiran ini
dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada
siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.
Media dapat diartikan sebagi penarik perhatian dan membuat siswa tetap
terjaga dan memperhatikan. Kejelasan pesan, penggunaan efek-efek khusus
yang dapat menimbulkan keingintahuan siswa untuk berpikir. Hal ini
menunjukan bahwa media mengandung unsur pengertian aktif yakni adanya
aktifitas siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Hipotesis
1. Ada hubungan persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran
dengan tingkat keaktifan siswa.
2. Ada hubungan persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran
dengan tingkat keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2009:247). Peneliti ingin mengetahui ada
hubungan antara penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran dan
tingkat keakifan siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat: Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul
2. Waktu: Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu
2. Objek
Objek penelitian ini adalah hubungan penggunaan metode dan media
pembelajaran terhadap tingkat keaktifan siswa.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 1996:115). Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Pangudi Luhur
Sedayu untuk tahun ajaran 2015/2016. Jumlah populasi sebanyak 380 siswa
dan terdiri atas kelas X, XI, dan XII.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Cara menentukan ukuran sampel yang
diambil dari populasi diketahui, maka rumus yang digunakan dalam
pengambilan sampel yaitu:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = error level 10% (tingkat kesalahan sebesar 10%)
maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil jumlah sampel yang
diperlukan untuk penelitian ini sebanyak 79 responden.
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Kelas
X-D
Siswa Pria
13
Siswa Wanita
15
Jumlah
28
XI-IPS 1
13
13
26
XI-IPS 2
Jumlah
12
38
13
41
25
79
3. Teknik Pengampilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik
quota sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2011:85).
Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah
ditentukan sesuai dengan keperluan peneliti. Pertimbangannya bahwa kelas XD, XI-IPS 1, dan kelas XI-IPS 2 sudah cukup memiliki pengetahuan
mengenai penggunaan metode dan media pembelajaran yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. Data yang Dicari
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek
penelitian (responden) tentang apa yang akan diteliti. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari subjek
penelitian (responden) tetapi diperoleh dari SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Adapun data yang dicari adalah :
a. Keadaan geografis
b. Keadaan demografis
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah suatu atribut dari orang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok
tersebut (Sugiyono, 2010:38). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
penelitian yaitu metode dan media pembelajaran, dan tingkat keaktifan
siswa.
2. Definisi Operasional
a. Keaktifan siswa adalah tingkat keterlibatan siswa dalam menemukan,
memproses, mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan baru.
Keatifan siswa dapat dilihat dari pelaksanaan tugas belajar, proses
pemecahan masalah, bertanya pada guru bila kurang paham, kemauan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
untuk mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
Keaktifan siswa dibedakan menjadi tiga (3) kategori yaitu: 1) kurang
aktif, 2) cukup aktif, 3) aktif.
Table 3.2
Operasional Keaktifan Siswa
Variabel
Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran
Indikator
a. Menjawab pertanyaan yang
diberikan
b. Mengerjakan tugas yang
diberikan secara kelompok
maupun mandiri
c. Memperhatikan
mengikuti
pembelajaran
dan
proses
b. Metode pembelajaran adalah penilaian siswa tentang relevansi metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian siswa tentang
relevansi metode pembelajaran dibedakan dalam tiga (3) kategori
yaitu: 1) kurang relevan, 2) cukup relevan, 3) relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.3
Operasional Variabel Persepsi Siswa tentang Penggunaan Metode
Pembelajaran
Variabel
Metode pembelajaran yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
Indikator
a. Penilaian
siswa
tentang
kesesuain
metode
pembelajaran yang digunakan
guru dengan materi yang
diajarkan
b. Variasi metode pembelajaran
yang digunakan guru
c. Media Pembelajaran adalah penilaian siswa tentang relevansi alat
peraga yang digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar, untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Penilaian siswa tentang relevansi
media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
dibedakan menjadi tiga (3) kategori yaitu: 1) kurang relevan, 2) cukup
relevan, 3) relevan.
Tabel 3.4
Operasional Variabel Persepsi Siswa tentang Penggunan Media
Pembelajaran
Variabel
Media atau alat peraga yang
digunakan pendidik dalam
proses pembelajaran
Indikator
a. Penilaian
siswa
tentang
kesesuaian
media
pembelajaran yang digunakan
dengan materi yang diajarkan
b. Variasi jenis media
digunakan oleh guru
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Pengukuran Variabel
a. Skala Likert
Pengukuran
variabel-variabel
penelitian
didasarkan
pada
indikator-indikator yang telah ditetapkan. Masing-masing indikator
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang dinyatakan dalam empat (4)
skala.
Tabel 3.5
Skala Likert
No.
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang
Tidak Pernah
Skor
4
3
2
1
b. Kategorisasi Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (mean)
dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan
pada masing-masing item pertanyaan. Rumus digunakan dalam
mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Mean =
Standar Deviasi =
(Sumber: Sugiyono, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Keterangan:
= rata-rata (mean)
Xi = jumlah skor
N = jumlah responden
Namun dalam penelitian ini, untuk mencari jumlah mean dan
standar deviasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for
windows.
1) Variabel Metode Pembelajaran
Tabel 3.6
Mean dan Standar Deviasi Variabel Metode Pembelajaran
Variabel
N
Mean
Standar
Deviasi
Metode pembelajaran
79
29,96
5,530
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Untuk mengetahui penilaian persepsi responden terhadap metode
pembelajaran, dapat ditunjukan dengan memasukkan nilai mean dan
standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.7
Interval rata-rata Penilaian Responden terhadap Dimensi Metode
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Relevan
Cukup Relevan
Skor
Rumus Interval
Interval
X ≥ M + SD
M – SD ≤ X < M +
SD
Kurang Relevan
1
X < M – SD
Sumber: Arikunto, 2003:264
3
2
> 35,49
24,43 –
35,49
< 24,43
Kategori metode pembelajaran dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Metode Pembelajaran Relevan
Dalam penelitian ini metode pembelajaran dikatakan relevan
apabila
memiliki
kesesuaian
dengan
tujuan
pembelajaran,
kesesuaian dengan karakteristik materi, kesesuian dengan kondisi
siswa, variasi penggunaan metode pembelajaran. Skor metode
pembelajaran relevan adalah tiga (3).
b) Metode Pembelajaran Cukup Relevan
Dalam penelitian ini metode pembelajaran dikatakan cukup
relevan apabila cukup sesuai dengan tujuan pembelajaran, cukup
sesuai dengan karakteristik materi, cukup sesuai dengan kondisi
siswa, metode pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi.
Skor metode pembelajaran cukup relevan adalah dua (2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c) Metode Pembelajaran Kurang Relevan
Dalam penelitian ini metode pembelajaran dikatakan kurang
relevan apabila kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kurang
sesuai dengan karakteristik materi, kurang sesuai dengan kondisi
siswa, kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran.
Skor metode pembelajaran kurang relevan adalah satu (1).
2) Variabel Media Pembelajaran
Tabel 3.8
Mean dan Standar Deviasi Variabel Media Pembelajaran
Variabel
N
Mean
Standar
Deviasi
Media pembelajaran
79
29,81
4,574
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Untuk mengetahui penilaian persepsi responden terhadap media
pembelajaran, dapat ditunjukan dengan memasukkan nilai mean dan
standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini
Tabel 3.9
Interval rata-rata Penilaian Respoden terhadap Dimensi Media
Pembelajaran
Media Pembelajaran
Relevan
Cukup Relevan
Skor
3
2
Rumus Interval
X ≥ M + SD
M – SD ≤ X < M +
SD
Kurang Relevan
1
X < M – SD
Sumber: (Arikunto, 2003:264)
Interval
X > 34,38
25,54 –
34,38
X < 25,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kategori media pembelajaran dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Media Pembelajaran Relevan
Dalam penelitian ini media pembelajaran dikatakan relevan
apabila memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan karakteristik materi, kesesuian dengan kondisi
siswa, variasi penggunaan media pembelajaran. Skor media
pembelajaran relvan adalah tiga (3).
b) Media Pembelajaran Cukup Relevan
Dalam penelitian ini media pembelajaran dikatakan cukup
relevan apabila cukup sesuai dengan tujuan pembelajaran, cukup
sesuai dengan dengan karakteristik materi, cukup sesuai dengan
kondisi siswa, cukup bervariasi dalam penggunaan media
pembelajaran. Skor media pembelajaran cukup relevam adalah
dua (2).
c) Media Pembelajaran Kurang Relevan
Dalam penelitian ini media pembelajaran dikatakan kurang
relevan apabila kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kurang
sesuai dengan karakteristik materi, kurang sesuai dengan kondisi
siswa, kurang bervariasi dalam penggunaan media pembelajaran.
Skor media kurang relevan adalah satu (1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3) Variabel Keaktifan Siswa
Tabel 3.10
Mean dan Standar Deviasi Variabel Keaktifan Siswa
Variabel
N
Mean
Standar
Deviasi
Keaktifan siswa
79
29,34
3,993
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Untuk
mengetahui
penilaian
keaktifan
responden
dapat
ditunjukan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang
diperoleh dengan interval di bawah ini
Tabel 3.11
Interval rata-rata Penilaian Keaktifan Respoden
Keaktifan siswa
Rumus Interval
Aktif
X ≥ M + SD
Cukup
M – SD ≤ X < M + SD
Kurang
X < M – SD
Sumber: (Arikunto, 2003:264)
Interval
X > 33,33
25,35 – 33,33
X < 25,35
Kategori keaktifan siswa dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Siswa Aktif
Dalam penelitian ini siswa dikatakan aktif apabila siswa
aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, berani mengungkapkan
pendapat, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Skor
siswa aktif adalah tiga (3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b) Siswa Cukup Aktif
Dalam penelitian ini siswa dikatakan cukup aktif apabila
siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, berani mengungkapkan
pendapat, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Skor
siswa cukup aktif adalah dua (2).
c) Siswa Kurang Aktif
Dalam penelitian ini siswa dikatakan kurang aktif apabila
siswa
tidak
bertanya
dan
menjawab
pertanyaan,
berani
mengungkapkan pendapat, dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru. Skor siswa kurang aktif adalah satu (1).
G.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau angket kepada para
responden dan dokumentasi.
1.
Kuesioner
Menurut Sugiyono (2010) kuesioner merupakan pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan-pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data hubungan antara metode pembelajaran,
media pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa pada mata pelajaran
ekonomi di SMA PL Sedayu dengan menggunakan skala likert dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
empat alternative jawaban yaitu selalu, sering, kadang, tidak pernah
dengan masing-masing skor 4, 3, 2, 1 untuk mewakili pendapat dari
responden.
Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:
Bagian I
: berisi data diri responden
Bagian II
: berisi pernyataan untuk mendapatkan data tentang hubungan
metode pembelajaran, media pembelajaran dan keaktifan
siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA PL Sedayu
Tabel 3.12
Variabel Metode Pembelajaran
No
Dimensi
Atribut
No.
Pernyataan
1
Metode
Pembelajaran
a. Kesesuaian
dengan tujuan
pembelajaran
b. Kesesuian
dengan
karakteristik
materi
c. Kesesuaian
dengan kondisi
siswa
d. Variasi
penggunaan
metode
1
2,5,7,8
4,9
3,6,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 3.13
Variabel Media Pembelajaran
No
Dimensi
No.
Atribut
Pernyataan
1
Media
Pembelajaran
a. Kesesuaian
dengan tujuan
pembelajaran
b. Kesesuian
dengan
karakteristik
materi
c. Kesesuaian
dengan kondisi
siswa
d. Variasi
penggunaan
media
1,7
2,4,8
6,9,10
3,5
Tabel 3.14
Variabel Keaktifan Siswa
No
1
Dimensi
Keaktifan
siswa
Atribut
a. Inisiatif
mengajukan
pertanyaan
b. Inisiatif
menjawab
pertanyaan
c. Keberranian
mengungkapkan
pendapat
(diskusi, bertanya
pada teman, tugas
No.
Pernyataan
Positif Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan penyimpanan
sejumlah besar fakta dan data dengan menggunakan catatan dan
dokumen yang telah ada. Melalui cara ini peneliti bermaksud untuk
memperoleh data sekunder yaitu keadaan geografis, catatan atau buku
laporan nilai siswa.
H.
Pengujian Instrumen Penelitian
1.
Uji Validitas
Kevalidan alat ukur dengan menggunakan metode analisis butir dengan
menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji
validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment
dari Karl Pearson dengan rumus (Arikuntoro,2000:225).
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti
yang di kemukakan oleh Arikuntoro (1998) :
n∑XY – (∑X)( ∑Y)
r=
√[N∑X2 – (∑X2] [N∑Y2 – (∑Y2)2
Keterangan :
r = Keofisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
n = Banyak sampel
X= Skor tiap item
Y= Skor total variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kemudian nilai hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai yang
ada pada tabel (0,2212). Jika r hitung > rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan
menggunakan populasi berukuran N = 79 maka instrumen dinyatakan valid
dan begitu pula sebaliknya. Hasil uji validitas terhadap hubunngan antara
metode pembelajaran, media pembelajarann dan tingkat keaktifan siswa di
SMA PL Sedayu adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Dimensi
No. Item
r hitung r tabel
Metode
Item_1
0,619
0,2212
pembelajaran
Item_2
0,650
0,2212
Item_3
0,627
0,2212
Item_4
0,541
0,2212
Item_5
0,613
0,2212
Item_6
0.690
0,2212
Item_7
0,758
0,2212
Item_8
0,526
0,2212
Item_9
0,604
0,2212
Item_10
0,488
0,2212
Item_1
0,371
0,2212
Media
Item_2
0,592
0,2212
pembelajaran
Item_3
0,382
0,2212
Item_4
0,625
0,2212
Item_5
0,478
0,2212
Item_6
0,565
0,2212
Item_7
0,538
0,2212
Item_8
0,478
0,2212
Item_9
0,589
0,2212
Item_10
0,523
0,2212
Keaktifan
Item_1
0,444
0,2212
siswa
Item_2
0,402
0,2212
Item_3
0,408
0,2212
Item_4
0,244
0,2212
Kesimpulan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dimensi
No. Item
Item_5
Item_6
Item_7
Item_8
Item_9
Item_10
Sumber: Data primer, diolah 2016
2.
r hitung
0,320
0,524
0,531
0,440
0,331
0,322
r tabel
0,2212
0,2212
0,2212
0,2212
0,2212
0,2212
Kesimpulan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Zuriah,
2005:192). Uji reliabilitas digunakan untuk melihat keandalan kuesioner
dalam sebuah penelitian. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (keajegan). Variabel yang diuji reliabilitasnya
adalah Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, dan Keaktifan
Siswa. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat keandalan kuesioner
dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach:
r=
1-
Keterangan:
r
= Reliabilitas instrumen
k
= Jumlah butir pertanyaan
2
= Jumlah varian butir
2
= Total varian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika rhitung yang dihasilkan
memberikan rhitung > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali, 2005: 42). Berikut
hasil pengujian reliabilitas variabel dalam penelitian ini:
Tabel 3.16
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian
Dimensi
Nilai
Cronbach’s Alpha
Keterangan
0,880
Reliabel
0,827
Reliabel
0,737
Reliabel
Metode
pembelajaran
Media
pembelajaran
Keaktifan siswa
I.
Teknik Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan korelasi kendal
tau. Korelasi Kendal Tau ( ) digunakan untuk menganalisis hubungan
antara metode pembelajaran, media pembelajaran, dan kekatifan siswa
pada mata pelajaran ekonomi di SMA PL Sedyau. Rumus dasar yang di
gunakan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan :
: koefisien korelasi kendal tau yang besarnya (-1<
A
: jumlah rangking atas
B
: jumlah rangking bawah
N
: jumlah anggota sampel
< 1)
Pada analisis data ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:
a. Formulasi uji hipotesis
H0
: Tidak ada hubungan metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan
siswa
H1
: Ada hubungan metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa
H0
: Tidak ada hubungan media pembelajaran dengan tingkat kekatifan
siswa
H1
: Ada hubungan media pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa
b. Tingkat Signifikansi yang digunakan 0,05
c. Kriteria pengujian hipotesis
-
Jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima
-
Jika nilai thitung > ttabel maka H1 diterima
-
Ada hubungan antara x dan y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
-
Kriteria nilai r hitung menurut Cohen & Manion, 1981:128 :
1. Jika nilai r = 0,20 – 0,35 menunjukkan hubungan antar variabel
lemah
2. Jika nilai r = 0,36 – 0,65 menunjukkan hubungan antar variabel
sedang
3. Jika nilai r = 0,66 – 0,85 menunjukkan hubungan antar variabel
cukup tinggi
4. Jika nilai r > 0,85 menunjukkan hubungan antar variabel tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamat kan di Jl. Wates Km. 12 Sedayu,
Bantul, Yogyakarta. Letaknya dari jalan raya masuk kira-kira 1,2 Km, terletak
diantara area persawahan dan rumah penduduk serta berada di sebelah selatan rel
kereta api. Jalan yang menghubungkan jalan raya Wates menuju ke sekolah
adalah jalan beraspal tetapi tidak dilewati oleh angkutan umum, karena jalannya
sempit sehingga hanya bisa dilewati kendaraan roda dua dan mobil berukuran
kecil. Suasana sekolah ini sepi dan nyaman, karena letaknya yang jauh dari
keramaian dan rumah penduduk sehingga aman dan tenang untuk kegiatan belajar
mengajar.
A.
Sejarah Singkat
Sejarah singkat SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, St. Louis IX
adalah seorang raja yang murah hati, adil dan bijaksana. Ia memerintah rakyat
dengan tegas, bijaksana, belas kasih, dan menerpkan prinsip-prinsip kristiani
sejati. Ia mendengarkan yang miskin dan terabaikan serta memajukan pendidikan.
Berkenaan dengan nama pelindung sekolah tersebut, pada akhir tahun 1967
beberapa tokoh pemuda katolik bekerja sama dengan dewan gereja Sedayu,
Bantul merencanakan mendirikan sekolah lanjutan bagi para lulusan sekolah
menengah pertama, kemudian bulan Januari 1968 dimulai proses pembelajaran
rintisan tersebut dan diberi nama SPG (Sekolah Pendidikan Guru), dan dalam
perjalanan waktu berdasarkan surat dari menetri pendidikan dan kebudayaan No.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
034/113/h/kpts/1989 secara resmi SPG (Sekolah Pendidikan Guru) berganti
menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas), dan untuk proses manajemen dibawah
Yayasan Pangudi Luhur.
B.
Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA
Pangudi Luhur Sedayu
Bentuk bangunan SMA Pangudi Luhur Sedayu seperti sekolah pada
umumnya dan ada satu gedung yang bertingkat. Di lantai dua hanya ada tiga
ruangan yaitu ruang kelas untuk kelas XI IPA, XI IPS 1 dan ruang computer
untuk
pelajaran
TIK
(Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi).
Kondisi
bangunannya permanen, kokoh dan kuat, berlantai keramik dan khusus dilanatai
atas dipasang tegel. Setiap ruangan memenuhi standar kesehatan, luas, bersih,
dengan jendela dan ventilasinya sangat baik dan sehingga sirkulasi udara dapat
berlangsung dengan baik dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan dan
cukup menerangi isi ruangan. Sarana dan prasarana di setiap ruangan sangat
lengkap termasuk LCD dan kipas angin.
Selain itu di depan ruang kelas (ditengah-tengah halaman) terdapat taman
yang sangat indah, ada dua kolam ikan yang menambah kesejukan, keindahan,
dan kenyamanan yang dapat mendukung proses belajar mengajar. Di taman
sangat sejuk karena banyak pohon rindang yang hijau, aneka macam bunga yang
warna-warni, terdapat tempat duduk yang terbuat dari semen yang dapat
digunakan siswa sebagai tempat diskusi maupun berbincang-bincang dengan
teman pada waktu istirahat. Di depan ruangan kelas juga terdapat tong sampah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
masing-masing dua buah, satu untuk sampah organik dan satu lagi untuk sampah
non-organik.
Untuk berolahraga telah disediakan lapangan outdoor disebelah selatan dan
barat sekolah. Lapangan yang berada di selatan dapat digunakan untuk olahraga
basket sekaligus dapat digunakan sebagai tempat untuk upacara bendera.
Lapangan disebelah barat sekolah sangat luas. Ada dua fasilitas yang disedikan
sekolah, yaitu tempat untuk olahraga, futsal dan voli. Apabila cuaca tidak
mendukung misalnya hujan, sekolah juga menyediakan aula besar yang dapat
digunakan untuk olahraga.
SMA Pangudi Luhur Sedayu dikelilingi pagar permanen yang terbuat dari
batubata dan batako dengan rincian sebagai berikut:
1.
Timur
: gedung aula sekaligus pagar
2.
Selatan : pagat tembok setinggi 2m
3.
Barat
: pagar tembok setinggi 2m
4.
Utara
: pagar tembok setinggi satu meter dengan dua buah pintu gerbang
yang terbuat dari besi
Ada dua belas (12) ruang kelas di SMA Pangudi Luhur Sedayu, empat (4)
ruang kelas untuk X yaitu kelas X A, X B, X C dan X D, empat (4) ruang kelas
untuk kelas XI yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPS 1, dan XI IPS 2, dan empat
(4) ruang kelas untuk kelas XII yaitu XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPS 1 dan XII IPS
Saat ini di SMA Pangudi Luhur Sedayu juga sudah memiliki tempat berdoa yang
dapat digunakan untuk umum, yaitu Gua Maria Ratu Keajaiban yang berada di
belakang rumah dinas penjaga sekolah. Tempatnya cukup luas sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
digunakan untuk proses pembelajaran PAK, selain untuk tempat berdoa pribadi
maupun bersama, Gua Maria Ratu Keajaiban juga terbuka untuk siapa saja yang
ingin berdoa di sana.
Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Pangudi Luhur
Sedayu berusaha meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
untuk menciptakan suasana yang kondusif sehingga tercapai tujuan pendidikan
secara optimal.
Adapun fasilitas untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:
1.
Perpustakaan
Tujuan didirikannnya perpustakaan adalah untuk menyediakan sumber
informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar.
Oleh
sebab
itu, SMA
Pangudi
Luhur
Sedayu
selalu
memperbanyak perbendaharaan buku-buku yang ada dan meningkatkan
kualitas supaya dapat memperluas pengetahuan seluruh warga sekolah.
Selain itu di perpustakaan terdapat TV, VCD player, tiga buah komputer
dan satu printer yang dapat digunakan siswa maupun guru dalam proses
belajar mengajar.
Ruang perpustakaan dibagi menjadi dua bagian
yaitu ruang
penyimpanan buku-buku koleksi perpustakaan dan ruang baca. Kedua
ruangan tersebut dipisah dengan sekat kaca, sehingga memudahkan penjaga
perpustakaan untuk mengawasi aktivitas para siswa yang berkunjung ke
perpustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2.
Laboratorium
SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki empat unit laboratorium yaitu
laboraturium komputer, fisika, kimia dan biologi. Keempatnya terletak di
sebelah
barat
lapangan
basket.
Laboratorium
yang
memadahi
memungkinkan siswa untuk dapat menerapkan teori yang telah didapatkan
dalam praktek yang sesunggunya.
3.
Ruang Multimedia
Ruang multimedia memiliki fasilitas seperti viewer dan speaker yang
dapat digunakan guru untuk menunjang proses belajar mengajar.
4.
Ruang Bimbingan dan Konseling
Salah satu tujuan diadakannya layanan bimbingan dan konseling adalah
untuk
menyelaraskan
kebutuhan
jasmani
dan
rohani
sehingga
perkembangan siswa dapat sejalan dan akhirnya proses belajar mengajar
dapa berjalan dengan lancar.
5.
UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
Ruang UKS terdiri dri dua ruangan yaitu ruang untuk putra dan putri.
UKS bertujuan untuk memberikan pertolongan pertama pada seluruh warga
sekolah.
6.
Ruang Doa
Ruang doa digunakan untuk tempayibadat maupun pemeblajaran PAK.
Ruang doa ini menyediakan fasilitas yang lengkap seperti buku-buku doa,
buku nyanyian, patung Bunda Maria, patung Hati Kudus Yesus, salib, stola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dan kasula. Ruang doa ini terbuku untuk seluruh warga sekolah yang ingin
bedoa dan mencari ketenangan.
7.
Ruang Ekstrakurikuler
Untuk memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler para siswa maka dibangun
ruang ekstrakurikuler yang berada disebelah selatan lapangan basket. Ada
tiga ruangan yang disediakan sekolah yaitu ruang TONTI (pleton inti), PMR
(Palang Merah Remaja) dan Calvari (Pecinta Alam).
C.
Kurikulum
Kurikulum sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan
haruslah disesuaikan dengan tuntutan kemajuan di bidang pendidikan
sehingga terjadi perubahan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau
disebut dengan Kurikulum 2004 berkembang menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Pemberlakuan KTSP oleh pemerintah memberikan implikasi yang
lebih besar berupa kewenangan sekolah untuk mengadakan perkembangan
yang disesuaikan dengan potensi yang ada di sekolah dengan tidak
mengurangi standar minimal yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Kurikulum pasal 36 ayat (1)
Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan (2)
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik; Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan bab III Standar Isi bagian kedua
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum pasal 6 Kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas 1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia,
2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3) kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi4) kelompok mata pelajaran
estetika dan 5)kelompokmata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan. Maka mem-perhatikan tuntutan perkembangan di bidang
pendidikan sekolah perlu mengembangkan Kurikulum. Kurikulum yang
dikembangkan di SMA Pangudi Luhur Sedayu mengakomodir kepentingan
yang ada di sekolah untuk dikembangkan secara optimal.
D.
Tujuan Satuan Pendidikan
1.
Tujuan PendidikanSekolah Menengah Atas
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang
– undang Nomor 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Sedang
tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2.
Visi Sekolah
Berdasarakan tujuan pendidikan nasional serta tujuan pendidikan
menengah, rumusan visi SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah :
“Menjadi sekolah pilihan, berkarakter katolik, unggul dalam akademik,
peduli lingkungan, dan memiliki keterampilan hidup dilandasi semangat
pelayanan”.
Dari visi sekolah tersebut penjabaran indikator pencapaiannya adalah
sebagai berikut :
a. Menjadi sekolah pilihan
1) Jumlah pendaftar semakin banyak
2) Input peserta didik baru semakin tinggi
3) Daerah asal peserta didik makin luas atau meliputi semua daerah
di Indonesia
b. Berkarakter Katolik
1) Mempunyai sikap saling mengasihi/ cinta kasih
2) Memperhatikan kaum kecil, lemah miskin dan tersingkir dengan
mengupayakan pemberian bantuan
3) Aktif dalam kegiatan menggereja
c. Unggul dalam akademik
1) Rata – rata nilai ujian nasional 6,50
2) Masuk peringkat 10 besar di Kabupaten Bantul untuk nilai Ujian
Nasional.
3) Menjadi juara dalam semua perlombaan akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4) Lulusannya banyak yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri
d. Peduli Lingkungan
1) Lingkungan sekolah menjadi bersih, indah, nyaman, sehat, asri
2) Ruang hijau makin luas
3) Menjadi juara untuk sekolah adiwiyata
e. Memiliki ketrampilan hidup dilandasi semangat pelayanan
1) Mampu membuat barang – barang kerajinan
2) Mampu memanfaatkan barang – barang bekas untuk daur ulang
3) Barang – barang hasil kerajinan dimanfaatkan bagi sesama yang
membutuhkan
3.
Misi Sekolah
a. Mengembangkan persaudaraan sejati dilandasi semangat cinta
kasih.
b. Memperhatikan yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir.
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang disiplin, tertib, bersih,
sehat, nyaman dan berprestasi
d. Mengembangkan
proses
pembelajaran
yang
aktif
menyenangkan.
e. Mengembangkan pelayanan prima, transparan dan akuntabel.
f. Mengembangkan jiwa kewirausahaan
g. Melestarikan keutuhan ciptaan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
E.
Tujuan SMA Pangudi Luhur Sedayu:
Berdasarakan uraian visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak
dicapai oleh SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah:
1.
Terselenggaranya
pembelajaran
yang
aktif,
kreatif,
dan
menyenangkan.
2.
Terwujudnya mutu lulusan cukup tinggi, sehingga mampu bersaing
dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun ke dunia kerja.
3.
Tercapinya peningkatan kesadaran tenaga kependidikan dalam
melayani masyarakat pengguna jasa pendidikan SMA Pangudi Luhur
Sedayu.
4.
Terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat, sejuk, dan indah.
5.
Bertambahnya peran serta orangtua siswa dan dewan sekolah.
6.
Tercapainya peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
mengajar.
7.
8.
Tercapainya peningkatan budi pekerti luhur
Tercapainya peningkatan sarana/prasarana dan media kegiatan dalam
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
F.
Strategi SMA Pangudi Luhur dalam Pencapaian Visi dan Misi
Berdasarkan visi – misi serta indikator yang telah ditetapkan, maka
strategi yang akan dilakukan oleh SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam
pencapain visi dan misi adalah :
1.
Mengoptimalkan kegiatan promosi dan website sekolah
2.
Melakukan kerjasama dengan gereja dalam tugas – tugas gereja
3.
Menerapkan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran
4.
Menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
5.
Meningkatkan pelayanan akademik
6.
Mengefektifkan kader – kader adiwiyata
7.
Memperbanyak macam keterampilan bagi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden yaitu
siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Jumlah
kuesioner yang disebar adalah 79, dan kuesioner yang dapat diolah sejumlah
79 kuesioner yang kemudian diuji dan dianalisis lebih lanjut. Berikut ini akan
disajikan mengenai identitas dan deskripsi responden berdasarkan data
penelitiannya :
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan jenis kelamin
kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.
Tabel V.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki - laki
44
55.7%
Perempuan
35
44.3%
Total
79
100.0%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 79 responden
penelitian, mayoritas kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta adala laki - laki yaitu sebanyak 44 orang (55,7%) dan sisanya
adalah perempuan yaitu sebanyak 35 orang (44,3%).
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan asal daerah
siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.
Tabel V.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerahp
Asal Daerah
Frekuensi
Persentase
Yogyakarta
46
58.2%
Luar Yogyakarta
33
41.8%
Total
79
100.0%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 79 responden
penelitian, mayoritas kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta berasal dari Yogyakarta yaitu sebanyak 46 orang (58,2%) dan
siswa yang berasal dari luar kota Yogyakarta sebanyak 33 orang (41,8%).
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan orang tua
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan pekerjaan
orang tua siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.
Tabel V.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan orang tua
Pekerjaan orang tua
Frekuensi
Persentase
PNS/TNI/POLRI
29
36.7%
Pegawai swasta
20
25.3%
Wiraswasta
14
17.7%
Petani/Buruh
16
20.3%
Total
79
100.0%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 79 responden
penelitian, mayoritas pekerjaan orang tua siswa kelas X dan XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta adalah PNS/TNI/POLRI yaitu
sebanyak 29 orang (36,7%), pegawai swasta sebanyak 20 orang atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
25,3%, wiraswasta sebanyak 14 orang atau 17,7%, dan petani/buruh
sebanyak 16 orang atau 20,3%.
B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian
1. Deskripsi Penilaian Responden Pada Metode pembelajaran
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi
persepsi responden pada metode pembelajaran pada Siswa kelas X dan XI
SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Tabel V.4
Deskripsi Penilaian Responden Pada Metode pembelajaran
No
Kategori
Interval skor
Frekuensi
%
1
X > 35,49
Relevan
17
21.5%
2
24,43 – 35,49
Cukup Relevan
52
65.8%
3
X < 24,43
Kurang Relevan
10
12.7%
Total
79
100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan hasil pada Tabel V.4 menunjukkan bahwa penilaian
responden pada variabel metode pembelajaran mayoritas berada dalam
kategori cukup relevan yaitu sebanyak 52 responden (65,8%), kategori
relevan sebanyak 17 responden (21,5%), dan kategori kurang relevan
sebanyak 10 responden (12,7%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas
X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta memiliki persepsi yang
cukup pada metode pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Deskripsi Penilaian Responden Pada Media pembelajaran
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi
persepsi responden pada media pembelajaran pada Siswa kelas X dan XI
SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Tabel V.5
Deskripsi Penilaian Responden Pada Media pembelajaran
No
Kategori
Interval skor
Frekuensi
%
1
X > 34,38
Relevan
34
43.0%
2
25,54 – 34,38
Cukup Relevan
44
55.7%
3
X < 25,54
Kurang Relevan
1
1.3%
Total
79
100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan hasil pada Tabel V.5 menunjukkan bahwa penilaian
responden pada variabel media pembelajaran mayoritas berada dalam
kategori cukup relevan yaitu sebanyak 44 responden (55,7%), kategori
relevan sebanyak 34 responden (43%), dan kategori kurang relevan
sebanyak 1 responden (1,3%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X
dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta memiliki persepsi yang
cukup pada media pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
3. Deskripsi Penilaian Responden Pada Tingkat keaktifan siswa
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian
responden pada tingkat keaktifan siswa kelas X dan XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel V.6
Deskripsi Penilaian Responden Pada Tingkat keaktifan siswa
No
Kategori
Interval skor
Frekuensi
%
1
X > 33,33
Aktif
30
38.0%
2
25,35 – 33,33
Cukup Aktif
48
60.8%
3
X < 25,35
Kurang Aktif
1
1.3%
Total
79
100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan hasil pada Tabel V.6 menunjukkan bahwa dalam
penilaian responden pada tingkat keaktifan siswa mayoritas berada dalam
kategori cukup aktif yaitu sebanyak 48 responden (60,8%), selanjutnya
kategori aktif sebanyak 30 responden (38%), dan kategori kurang aktif
sebanyak 1 responden (1,3%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X
dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta memiliki persepsi yang
cukup pada variabel keaktifan mengikuti mata pelajaran ekonomi.
C. Analisis Data
Analisis korelasi kenddal tau untuk melihat hubungan antara metode
pembelajaran dan media pembelajaran dengan tingkat keaktifan mengikuti
mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu dan menggunakan tingkat kemaknaan (α = 0,05).
1. Hubungan antara Metode pembelajaran dengan Tingkat keaktifan
siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
1) Rumusan Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan metode pembelajaran dengan tingkat
keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
H1 : Ada hubungan metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan
siswa.
2) Pengujian Hipotesis
Tabel V.7
Hasil Analisis Korelasi Kendal Tau
Hubungan
Metode pembelajar – Tingkat
keaktifan siswa
Koefisien
Korelasi
p value
0.368
0.000
Sumber : Hasil SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel V.7 hasil perhitungan diperoleh nilai
korelasi rank kendall tau sebesar 0,368 dengan probabilitas sebesar
0,000<0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat
hubungan
yang signifikan
positif antara
metode
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa kelas X dan XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Metode pembelajaran dan tingkat keaktifan
siswa dapat dikategorikan sedang karena berada dalam rentang
0,36-0,65 (Choen & Manion, 1981:128). Artinya semakin baik
metode pembelajaran maka tingkat keaktifan siswa semakin
meningkat, demikian juga sebaliknya semakin rendah metode
pembelajaran maka tingkat keaktifan siswa semakin menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Hubungan antara Media pembelajaran dengan Tingkat keaktifan siswa
kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
1) Rumusan Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan media pembelajaran dengan tingkat
keaktifan siswa.
H1 : Ada hubungan media pembelajaran dengan tingkat keaktifan
siswa.
2) Pengujian Hipotesis
Tabel V.8
Hasil Analisis Korelasi Kendal Tau
Hubungan
Media pembelajar – Tingkat keaktifan
siswa
Koefisien
Korelasi
p value
0.383
0.000
Sumber : Hasil SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel V.8 hasil perhitungan diperoleh nilai
korelasi rank kendall tau sebesar 0,383 dengan probabilitas sebesar
0,000<0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat
hubungan
yang
signifikan
positif
antara
media
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa kelas X dan XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Media pembelajaran dan tingkat keaktifan
siswa dapat dikategorikan sedang karena berada dalam rentang
0,36-0,65 (Choen & Manion, 1981:128). Artinya semakin baik
media pembelajaran maka tingkat keaktifan siswa semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
meningkat, demikian juga sebaliknya semakin rendah media
pembelajaran maka tingkat keaktifan siswa semakin menurun.
D. Pembahasan
1. Hubungan Metode Pembelajaran dengan Tingkat Keaktifan Siswa
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
metode pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa Kelas X dan XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Hal ini didukung dengan hasil statistik yang
menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian hipotesis pertama terbukti. Dugaan awal peneliti bahwa
hubungan metode pembelajaran Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu dengan tingkat keaktifan siswa.
Menurut Sudjana (2005: 76) metode merupakan perencanaan
secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan semuanya
berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Dari uraian
diatas hubungan antara metode dan tingkat keaktifan siswa dapat diartikan
sebagai, bila pendidik menyampaikan materi dengan metode yang
bervariatif maka siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran
dan siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Cara
atau
metode
pembelajaran
yang
digunakan
untuk
menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan
sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode
dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru
itu
sendiri.
Dengan
demikian
metode
dalam
rangkaian
sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan
metode pembelajaran.
Untuk bisa menagajak siswa supaya bisa berinteraksi dan aktif
dalam pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan pendekatan,
metode, media, dan strategi pembelajaran yang menarik dan bervariasi.
Pendekatan
yang disarankan
pendekatan
saintifik
atau
dalam
PERMENDIKBUD
pendekatan
berbasis
proses
103/2014
keilmuan.
Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan
masalah,
mengajukan
atau
merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, prinsip yang
ditemukan. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang
lebih berpusat pada siswa (SCL). Pembelajaran berpusat pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(Student Center Leraning) adalah proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa (learner centered) yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk
terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara metode
pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa adalah positif, artinya
semakin baik metode pembelajaran maka tingkat keaktifan siswa semakin
meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan metode pembelajaran yang
jelas dan terarah akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar,
dan siswa dapat berperan aktif ketika sedang mengikuti mata pelajaran
ekonomi. Menurut Wena (2010) adanya peluang untuk menyampaikan ide,
mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada orang
lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan
kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif
teori
ini
pembelajaran
berbasis
proyek
dapat
membantu
siswa
meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.
2. Hubungan Media pembelajaran dengan Keaktifan Siswa
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
media pembelajaran dengan tingkat keaktifan siswa Kelas X dan XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Hal ini didukung dengan hasil statistik yang
menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian
ini sejalan dengan dugaan awal penelitian ini. Dugaan awal peneliti bahwa
hubungan media pembelajaran Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu dengan tingkat keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat
membantu kesuksesan pembelajaran. Melalui media siswa dapat
menggunakan seluruh indera yang dimiliki. Semakin banyak alat indera
yang digunakan siswa maka sesuatu yang dipelajari akan semakin mudah
diterima dan diingat. Menurut (Sadiman, 2003:6) media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga harus
disesuaikan, oleh sebab itu pengajar harus dapat memilih media
pembelajaran yang baik untuk digunakan saat mengajar. Sebagai contoh
penggunaan media visual gerak dan suara, seorang guru memanfaatkan
teknologi komputer, misalnya dengan CD interaktif untuk mengajarkan
materi. Sehingga siswa dapat lebih aktif mempelajari materi dan
menumbuhkan kemandirian belajar, sedangkan guru bertugas mengamati
dan mengulas penguasaan materi siswa. Penggunaan media visual dan
gerak dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajarn ekonomi
membuat perasaan siswa menjadi senang untuk mengikuti pelajaran
tersebut, dan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Persepsi
siswa
terhadap
penggunaan
media
pembelajaran
merupakan tanggapan atas cara guru memanfaatkan media dalam mengajar
mata pelajaran yang akan diajarkan. Persepsi yang ditunjukkan oleh siswa
dapat berupa persepsi yang baik maupun persepsi yang kurang baik. Jika
persepsi siswa terhadap penggunaan media baik maka akan timbul rasa
senang dan tertarik terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
akan memacu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran adalah suatu cara dalam menggunakan
alat pembelajaran yang digunkaan dalam proses belajar mengajar agara
dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa pemilihan, pengembangan, dan
penggunaan media pembelajaran sangatlah penting, sehingga seorang guru
dituntut untuk benar-benar mampu memilih sekaligus memanfaatkan dan
menggunakan media pembelajaran dengan tepat.
Media adalah alat bantu yang dijadikan sebagai perantara atau
pengantar pesan guna mencapai tujuan pengajaran dari pengirim ke
penerima pesan, sedangkan media pembelajaran adalah cara atau alat,
prosedur yang digunakan atau ditempuh untuk menyampaikan pesan dari
sumber pesan ke penerima pesan yang berlangsung dalam proses
pembelajaran.
Media pembelajaran sangat berfungsi sebagai alat penunjang
proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada
siswa atau anak didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan
demikian maka media pembelajaran sangat berperan dalam memberikan
motivasi yang positif dalam merangsang minat, intelegensi siswa agar
lebih kreatif, efektif, aktif dan bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Dalam
proses
belajar
mengajar,
kehadiran
media
pembelajaran
mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat membantu dan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pembelajaran adalah sarana perantara yang cukup berarti dalam proses
belajar mengajar itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Ada hubungan signifikan metode pembelajaran dengan keaktifan siswa
Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu. Hal ini didukung dengan
hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti semakin relevan metode pembelajaran maka keaktifan
siswa mengikuti mata pelajaran ekonomi semakin meningkat.
2. Ada hubungan signifikan media pembelajaran dengan keaktifan siswa
Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu. Hal ini didukung dengan
hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti semakin relevan media pembelajaran maka keaktifan
siswa mengikuti mata pelajaran ekonomi semakin meningkat.
B. Keterbatasan
1. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner
penelitian, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden
sesuai dengan kenyataan karena ada kemungkinan jawaban responden
dalam menjawab masing-masing item pertanyaan kurang serius, meskipun
hal tersebut telah diantisipasi sebelumnya oleh peneliti dengan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memberikan arahan kepada responden agar kuesioner diisi berdasarkan
kondisi yang sebenar-benarnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan aktif yaitu dengan
membiasakan bertanya, tidak malu
mengemukakan pendapat dan
menambah wawasan sehingga mendapat pengetahuan baru yang dapat
didiskusikan bersama guru atau teman sehingga dapat mengaplikasikan
kreativitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
2. Bagi Guru Kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Bagi guru atau sekolahan agar menggunakan metode dan media
pembelajaran yang lebih kreatif, menarik dan disukai oleh siswa. Misalnya
saja guru dapat membuat proyek untuk dijadikan tugas, lebih diperbanyak
kegiatan diskusi, dan guru dapat memberikan tugas lapangan untuk siswa.
Guru juga dapat mencoba tidak menggunakan ceramah dalam setiap
proses pembelajaran. Guru juga dapat melakukan survey atau menggali
informasi dari siswa metode dan media pembelajaran seperti apa yang
siswa inginkan sehingga diharapkan proses pembelajaran lebih efektif dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar mata pelajaran ekonomi,
sehingga prestasi belajar meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Supaya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dari responden,
diharapkan teknik pengambilan data menggunakan wawancara agar lebih
intensif untuk mendapatkan data-data yang penting atau jika perlu peneliti
harus live in di lokasi penelitian agar benar-benar mengetahui fakta-fakta
yang sebenarnya terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yama Pustaka.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Pendidikan,Jakarta : Kencana Prenda Media Grup
Standar
Proses
Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl.(2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen(Penterjemah: Prihantoro, A. dari A
Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eddition: Addison Wesley
Longman, Inc. 2001).Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.
Arif S. Sadiman. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Azhar Arsyad. 2002. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Asnawir, dan Basyiruddin Usman.2002.Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Bandung:Alfabeta
Ahmad Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta
Walgito Bimo, Prof. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Ngalimun, S.Pd.,M.Pd. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hollingsworth,
Pat
&
Gina
Lewis.
2008.
Pembelajaran
Aktif
MeningkatkanKeasyikan Kegiatan Di Kelas. Jakarta: PT Macanan Jaya
Cemerlang
Pemerintah Republik Indonesia, (2005), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta
Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono, Prof. DR. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukardi.2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara
W.S. Winkel.2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
http://ikfarputriasrukhan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-metodepembelajaran.html (10sept 2015)
http://panduanguru.com/jenis-jenis-metode-pembelajaran (10 sept 2015)
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/menentukan-pendekatanstrategi-metode.html (10 sept 2015)
http://www.eurekapendidikan.com/2015/01/scientific-approach-dalam-kurikulum2013.html (22 Feb 2016)
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2014/11/permendikbud-no-103-tahun2014.pdf
(22 Febuari 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
Oleh:
Anna Prisma Hayati
101324011
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE DAN
MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA MATA
PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya Anna Prisma Hayati mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu dan Pengetahuan Sosial, FKIP,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Antara Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran Dan Tingkat
Keaktifan Siswa Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Pangudi Luhur Sedayu”.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/i menjadi responden
penelitian ini. Saya berharap Saudara/i berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai
dengan keadaan sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan
jawaban Saudara/i dan memastikan bahwa jawaban Saudara/i hanyalah semata-mata untuk
mencapai tujuan penelitian ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak
mengganggu aktivitas Saudara/i oleh sebab itu saya mohon maaf sebelumnya.
Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan.
2. Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban.
3. Jawablah dengan memberika tanda silang (x) atau centang
pada kolom yang
disediakan.
Alternatif jawaban : Selalu
Sering
Kadang
Tidak Pernah
Identitas Siswa
Nama
Kelas
No Presensi
Jenis Kelamin
Tempat Asal
Pekerjaan Orang Tua
:
:
:
:
:
:
Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Metode Pembelajaran
No
Pertanyaan
1.
Guru menggunakan metode belajar yang mudah
dimengerti siswa dalam menyampaikan materi
Saya menjadi lebih mudah memahami materi
karena guru menggunakan metode pembelajaran
Metode yang digunakan guru ekonomi membuat
pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami
Guru menyesuaikan metode pembelajaran yang
digunakan dengan kondisi kelas
Guru menyesuaikan metode pembelajaran yang
digunakan dengan materi pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi
membuat hasil belajar lebih baik
Guru menggunakan metode belajar yang tepat dan
mudah dimengerti siswa dalam penyampaian
materi
Dalam mengajar ekonomi guru menggunakan
metode pembelajaran yang tepat
Metode pembelajaran yang digunakan guru
membuat saya semangat belajar
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Selalu Sering Kadang
Tidak
Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.
Metode pembelajaran yang digunakan guru
membuat saya tidak merasa bosan
Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Selalu Sering Kadang
Tidak
Pernah
Guru menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Saya menjadi lebih mudah memahami materi
karena guru menggunakan media pembelajaran
Guru menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi
Media pembelajaran yang digunakan guru tepat
Media pembelajaran yang digunakan guru
mengikuti perkembangan teknologi
Penggunaan media pembelajaran bermanfaat bagi
siswa
Penggunaan media belajar yang bervariasi
membuat hasil belajar lebih baik
Dalam mengajar ekonomi guru menggunakan
media pembelajaran yang tepat
Media pembelajaran yang digunakan guru
membuat saya semangat belajar
Media pembelajaran yang digunakan guru
membuat saya tidak merasa bosan
Kuesioner Tingkat Keaktifan Siswa
No
Pertanyaan
1
Saya bertanya pada guru bila ada materi yang kurang
dipahami
Saya menjawab pertanyaan guru jika sedang tanya
jawab
Saya berusaha sendiri mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
Saya lebih suka diam jika ada materi yang belum saya
pahami
Saya mencari refrensi materi dari sumber yang
relevan missal: buku, internet, koran, dll
2
3
4
5
Selalu Sering Kadang Tidak
Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7
8
9
10
Saya mengerjakan PR
Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Saya bertanya kepada teman bila ada materi yang
kurang dipahami
Dalam diskusi saya lebih suka diam
Saya belajar jika akan ujian saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
Statistics
N
Valid
Missing
Metode
pembelajaran
79
0
Media
pembelajaran
79
0
Keaktif an
siswa
79
0
Frequency Table
Metode pembelaj aran
Valid
Kurang Relev an
Cukup Relev an
Relev an
Total
Frequency
10
52
17
79
Percent
12.7
65.8
21.5
100.0
Valid Percent
12.7
65.8
21.5
100.0
Cumulat iv e
Percent
12.7
78.5
100.0
Media pembelajaran
Valid
Kurang Relev an
Cukup Relev an
Relev an
Total
Frequency
1
44
34
79
Percent
1.3
55.7
43.0
100.0
Valid Percent
1.3
55.7
43.0
100.0
Cumulat iv e
Percent
1.3
57.0
100.0
Keaktifan si swa
Valid
Kurang Relev an
Cukup Relev an
Relev an
Total
Frequency
1
48
30
79
Percent
1.3
60.8
38.0
100.0
Valid Percent
1.3
60.8
38.0
100.0
Cumulat iv e
Percent
1.3
62.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
Statistics
N
Valid
Missing
Jenis
Kelamin
79
0
Tempat Asal
79
0
Pekerjaan
Org Tua
79
0
Frequency Table
Jenis Kelami n
Valid
Laki - laki
Perempuan
Total
Frequency
44
35
79
Percent
55.7
44.3
100.0
Valid Percent
55.7
44.3
100.0
Cumulat iv e
Percent
55.7
100.0
Tempat Asal
Valid
Frequency
Yogy akarta
46
Luar Yogy akarta
33
Total
79
Percent
58.2
41.8
100.0
Valid Percent
58.2
41.8
100.0
Cumulat iv e
Percent
58.2
100.0
Pekerjaan Org Tua
Valid
PNS/ TNI/ POLRI
Pegawai swasta
Wiraswasta
Petani/Buruh
Total
Frequency
29
20
14
16
79
Percent
36.7
25.3
17.7
20.3
100.0
Valid Percent
36.7
25.3
17.7
20.3
100.0
Cumulat iv e
Percent
36.7
62.0
79.7
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nonparametric Correlations
Correlati ons
Kendall's tau_b
Metode pembelajaran
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Keaktif an siswa
Metode
Keaktif an
pembelajaran
siswa
1.000
.368**
.
.000
79
79
.368**
1.000
.000
.
79
79
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
Nonparametric Correlations
Correlati ons
Kendall's tau_b
Media pembelajaran
Keaktif an siswa
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).
Media
Keaktif an
pembelajaran
siswa
1.000
.383**
.
.000
79
79
.383**
1.000
.000
.
79
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji reliabilitas dan Reliability metode pembelajaran
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
79
0
79
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
Reliabi lity Statisti cs
Cronbach's
Alpha
.880
N of Items
10
Item-Total Statistics
MO1
MO2
MO3
MO4
MO5
MO6
MO7
MO8
MO9
MO10
Scale Mean if
Item Deleted
26.8734
26.9747
26.8481
26.9241
26.8734
27.0506
26.9114
26.9747
27.1899
27.0380
Scale
Variance if
Item Deleted
24.958
25.307
24.592
25.404
25.471
24.818
24.543
25.717
24.361
25.781
Corrected
Item-Tot al
Correlation
.619
.650
.627
.541
.613
.690
.758
.526
.604
.488
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
.868
.866
.867
.874
.869
.863
.859
.875
.870
.878
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji reliabilitas dan Reliability media pembelajaran
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
79
0
79
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
Reliabi lity Statisti cs
Cronbach's
Alpha
.827
N of Items
10
Item-Total Statistics
ME1
ME2
ME3
ME4
ME5
ME6
ME7
ME8
ME9
ME10
Scale Mean if
Item Deleted
26.6709
26.8861
27.0000
26.9241
26.6835
26.5570
26.8228
26.6835
27.0253
27.0380
Scale
Variance if
Item Deleted
18.249
17.051
18.000
16.969
17.424
17.327
16.891
17.424
16.307
17.114
Corrected
Item-Tot al
Correlation
.371
.592
.382
.625
.478
.565
.538
.478
.589
.523
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
.824
.803
.824
.800
.815
.806
.808
.815
.803
.810
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji reliabilitas dan Reliability keaktifan siswa
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
79
0
79
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
Reliabi lity Statisti cs
Cronbach's
Alpha
.737
N of Items
10
Item-Total Statisti cs
KS1
KS2
KS3
KS4
KS5
KS6
KS7
KS8
KS9
KS10
Scale Mean if
Item Deleted
26.7215
26.7595
26.7215
26.0633
26.8608
26.4684
26.3544
26.2152
25.8734
26.0380
Scale
Variance if
Item Deleted
12.742
13.288
13.280
13.957
13.557
12.483
12.206
13.120
14.266
14.037
Corrected
Item-Total
Correlation
.444
.402
.408
.244
.320
.524
.531
.440
.331
.322
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
.708
.715
.714
.740
.728
.695
.693
.709
.725
.726
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp (0274) 513301, 515352, Fax (0274) 562383
Nomor
Lamp
Hal
: ……./ Plnt/Kajur/ PIPS /…… / ……
:
: Permohonan Ijin Penelitian
Kepada Yth:
Kepala Sekolah
SMA Pangudi Luhur Sedayu
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,
Nama
: Anna Prisma Hayati
No. Mahasiswa
: 101324011
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester
: XII (dua belas)
Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi/Makalah,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Lokasi
: SMA Pangudi Luhur Sedayu
Waktu
: Maret-April 2016
Topik
: Hubungan Antara Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, dan
Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Pangudi Luhur
Sedayu
Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 7 Maret 2016
u.b. Dekan
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Ig.BondanSuratno, S.Pd.,M.Si
Tembusan:
1. Dekan FKIP
2. Mahasiswa ybs
Download