KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH

advertisement
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH (RSUD) BANGIL
Dewy Indah Lestary1), Febriani Anita Ria 2)
Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang
Email : akbidwijayakusuma.ac.id
0341-7500328
ABSTRAK
Latar Belakang: World Health Organization ( WHO ) menyatakan pada tahun 2015,
diperkirakan ada 9 juta orang yang meninggal karena kanker dan tahun 2030 diperkirakan ada
11,4 juta kematian kanker. Data prevalensi dari penelitian Globacon pada tahun 2013, menyebut
setiap harinya di temukan 41 kasus dan 20 kematian. Menurut penelitian WHO di seluruh dunia
terjadi 490.000 kasus kanker serviks dan mengakibatkan 240.000 kematian tiap tahunnya, 80
persen dari angka itu terjadi di Asia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
ibu dengan kanker serviks di RSUD Bangil.
Subjek dan Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang
menggambarkan, menjelaskan, memberi suatu nama, situasi, dan fenomena dalam menemukan
ide baru. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang menderita kanker serviks di Rumah Sakit
Umum ( RSUD ) Bangil pada tahun 2016-2017 yang berjumlah 62 orang. Sampel penelitian
berjumlah 53 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purporsive sampling. Alat ukur
yang di gunakan adalah wawancara. Dengan Analisis Data Distribusi Frekuensi.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan partner sex responden sebagaian besar
yang terkena kanker serviks yang menikah lebih dari satu kali (67,92%). Berdasarkan pola/gaya
hidup merokok responden sebagaian besar yang terkena kanker serviks (54,71 %). Berdasarkan
kontrasepsi hormon responden sebagaian besar ibu yang terkena kanker serviks (56,60 %).
Berdasarkan pola makanan responden sebagian besar yang terkena kanker serviks yang
mempunyai kebiasaan makan – makanan siap saji (52,83 %). Berdasarkan Herediter sebagaian
besar ibu yang terkena kanker serviks mempunyai riwayat herediter ( 58,49% ).
Kata Kunci: Karakteristik, Ibu Kanker Serviks
dari angka itu terjadi di Asia(Mardiana,
Lina , 2007 ).
Kejadian kanker leher rahim secara
global menduduki urutan kedua setelah
kanker payudara, insidensi tiap tahun
sekitar 500.000 dan kematian sebanyak
288.000 orang. Kasus terbanyak karsinoma
serviks uteri adalah di kota xxx yaitu
sebesar 615 kasus (30,20%) (Depkes RI,
2005).Stadium 3 tinggal 25 persen, dan
pada stadium empat penderita sulit
diharapkan bertahan ( Yayasan Kanker
Indonesia, 2013 ).
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (
YKI ), di Jawa Timur menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun. Kanker
payudara menempati urutan pertama
PENDAHULUAN
Saat ini kanker merupakan salah satu
penyebab kematian terbanyak di dunia.
World Health Organization ( WHO )
menyatakan pada tahun 2015, diperkirakan
ada 9 juta orang yang meninggal karena
kanker dan tahun 2030 diperkirakan ada
11,4 juta kematian kanker. Data prevalensi
dari penelitian Globacon pada tahun 2013,
menyebut setiap harinya di temukan 41
kasus dan 20 kematian. Menurut penelitian
WHO di seluruh dunia terjadi 490.000
kasus kanker serviks dan mengakibatkan
240.000 kematian tiap tahunnya, 80 persen
17
populasi di Jawa Timur. Deteksi 2 tahun
terakhir menunjukan peningkatan dari 1200
menjadi 1700 penderita. Sedangkan kanker
leher rahim yang mengalami kenaikan
dalam dua tahun terakhir, dari 800 menjadi
1000 penderita. Berdasakan World Cancer
Report dalam dua dekade mendatang akan
terjadi kenaikan kasus kanker, yaitu
sebanyak 50 persen. Pada tahun 2000
jumlah 10 juta kasus dimana 4,7 juta
penderitanya adalah wanita. Tetapi pada
tahun 2020 di perkirakan jumlah kasusnya
menjadi 15 juta. Angka harapan hidup lima
tahun jika kanker ini diketahui dan diobati
pada stadium 1 adalah 70-75 persen, pada
stadium 2 adalah 60 persen, pada stadium 3
tinggal 25 persen, dan pada stadium empat
penderita sulit diharapkan bertahan (
Yayasan Kanker Indonesia, 2013 ).
Penderita kanker serviks di Kota
Malang tertinggi di Jawa Timur. Saat ini
tercatat ada 747 orang perempuan di Kota
Malang yang diketahui menderita kanker
serviks jumlah itu merupakan yang tertinggi
di antara 38 kabupaten dan kota di provinsi
paling timur Pulau Jawa tersebut. Tingginya
angka ini biasanya disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan
bahaya kanker serviks. Kejadian kanker
serviks di kota Malang merupakan kanker
tertinggi pada tahun 2006, kejadian kanker
serviks sebesar 141 kasus (14,1%) dari total
kasus kanker tapi di tahun 2007 ditemukan
226 kasus (22,6%) dari total 999 kasus
dengan rata – rata saat ini adalah 200 kasus
baru (20%) dalam setahun (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2013).
Pada
studi
pendahuluan
yang
dilakukan peneliti pada tanggal 03 April
2016 di RSUD Bangil. Data yang diperoleh
dari rekam medik tahun 2015-2016
berjumlah 62 orang yang menderita kanker
serviks. Pada tahun 2013 terdapat 50
penderita kanker serviks, sedangkan tahun
2016 sampai bulan Maret terdapat 12
penderita kanker serviks.
Berdasarkan data diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
karakteristik ibu dengan kanker serviks di
RSUD Bangil.
SUBJEK DAN METODE
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
karakteristik ibu dengan kanker serviks di
RSUD Bangil.
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua Ibu Dengan Kanker Serviks Di
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD)
Bangil berjumlah 62 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 53 ibu yang menderita kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangil.
Tehnik
pengambilan
sampel
penelitian ini adalah dengan cara purporsive
sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu wanita yang
menderita kanker serviks.
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Karakteristik Ibu Dengan Kanker Serviks
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bangi yang dilaksanakan mulai tanggal 26
Agustus sampai 12 September 2016
terhadap 53 responden diambil dari data
primer dengan menggunakan instrumen
lembar wawancara yang meliputi Partner
sex, merokok, kontrasepsi hormon,
makanan, herediter didapatkan hasil sebagai
berikut
a. Partner sex
Distribusi Karakteristik Ibu Dengan
Kanker Serviks berdasarkan partner sex ibu
di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi
berdasarkan partner sex ibu dengan kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil.
Frekuensi Prosentase
No Partner sex
(f)
(%)
1.
1
17
32,07 %
2.
>1
36
67,92 %
Total
53
100 %
Sumber : data primer tahun 2016
Interpretasi data :
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
sebagian besar ibu yang menikah lebih dari
1x (67,92%), sedangkan sebagian kecil ibu
yang pertama kali menikah (32,07 %).
b. Merokok
18
Distribusi Karakteristik Ibu Dengan
Kanker Serviks berdasarkan pola/gaya
No
Makanan
1.
2.
Siap saji
Bergizi
Frekuensi
(f)
43
10
Distribusi Karakteristik Ibu dengan
Kanker Serviks berdasarkan makanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil dalam
penelitian ini dapat di lihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi
berdasarkan makanan ibu dengan kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil.
Sumber : data primer, tahun 2016
Interpretasi data :
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
sebagian besar ibu yang terkena kanker
serviks mempunyai kebiasaan makanmakanan siap saji (81,14%), dan hanya
sebagian kecil yang tidak mempunyai
kebiasaan makanan siap saji (18,86 %).
d. Herediter
Distribusi Karakteristik Ibu Dengan
Kanker Serviks berdasarkan herediter di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil periode
2015-2016 dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan herediter dengan kanker serviks di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil .
Prosentase
(%)
81,14%
18,86 %
100 %
Total
53
hidup merokok ibu dengan kanker serviks
di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Pola/Gaya
Frekuensi Prosentase
No
hidup
(f)
(%)
merokok
1. Merokok
29
54,71 %
2. Tidak
24
45,28 %
Merokok
100 %
Total
53
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi
berdasarkan pola/gaya hidup merokok ibu
dengan kanker serviks di Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil.
Sumber : data primer, tahun 2016
Interpretasi data :
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
sebagian besar ibu yang terkena kanker
serviks mempunyai kebiasaan merokok
(54,71%), sedangkan sebagaian kecil ibu
yang tidak merokok (45,28 %).
b. Kontrasepsi Hormon
Distribusi Karakteristik Ibu Dengan
Kanker Serviks berdasarkan penggunaan
kontrasepsi hormonal ibu dengan kanker
serviks di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
berdasarkan
penggunaan
kontrasepsi
hormonal ibu dengan kanker serviks di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Sumber : data primer, tahun 2016
Interpretasi data :
Dari tabel 4.3 dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu yang terkena
kanker serviks menggunakan kontrasepsi
hormonal (56,60%), sedangkan sebagaian
kecil ibu yang terkena kanker serviks yang
tidak menggunakan kontrasepsi hormonal
(43,39%).
c. Makanan
No
Herediter
1.
2.
Ada
riwayat
herediter
Tidak ada
riwayat
herediter
Total
Frekuensi
(f)
31
22
Prosentase
(%)
58,49 %
41,50 %
53
100 %
Kontrasepsi Frekuensi Prosentase
Hormonal
(f)
(%)
1. Penggunaan
30
56,60%
kontrasepsi
hormonal
2. Tidak
23
43,39 %
menggunakan
kontrasepsi
hormonal
100 %
Total
53
Sumber : data primer, diolah, bulan
agustus tahun 2016
Interpretasi data :
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa
sebagaian besar ibu yang terkena kanker
serviks mempunyai riwayat herediter
No
19
(58,49%) sedangkan sebagaian kecil ibu
yang terkena kanker serviks tidak
mempunyai riwayat herediter (41,50%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dari 53
responden
dengan
kanker
serviks
berdasarkan partner sex di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bangil, didapatkan
hasil bahwa sebagian besar kanker serviks
yang menikah lebih dari satu kali (67,92
%), dan sebagian kecil ibu yang pertama
kali menikah
(32,07 %).
Menurut peneliti perempuan yang
memiliki banyak mitra pasangan seksual
multipel beresiko lebih tinggi untuk
menderita
kanker
serviks.
Artinya
perempuan ini mempunyai resiko lebih
tinggi dari rata-rata orang yang bisa
terinfeksi HPV. Penularan virus HPV bisa
terjadi melalui hubungan seksual,terutama
yang dilakukan dengan berganti-ganti
pasangan.
Hal ini sesuai dengan teori
menurut Sabrina (2009), Perempuan yang
memiliki banyak mitra pasangan seksual
multipel beresiko lebih tinggi untuk
menderita kanker serviks. Selain itu,
perempuan yang berhubungan seksual
dengan seorang laki-laki yang mempunyai
banyak pasangan seksual juga beresiko
lebih tinggi untuk menderita kanker serviks.
Artinya perempuan ini mempunyai resiko
lebih tinggi dari rata-rata orang yang bisa
terinfeksi HPV.
Berdasarkan hasil penelitian dari 53
responden
dengan
kanker
serviks
berdasakan pola/gaya hidup merokok di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Bangil
di dapatkan hasil bahwa sebagaian besar ibu
yang terkena kanker serviks yang
mempunyai kebiasaan merokok ( 54,71% )
dan sebagian kecil ibu yang terkena kanker
serviks yang tidak mempunyai kebiasaan
merokok ( 45,28% )
Menurut peneliti bahwa Merokok
adalah salah satu kebiasaan yang
mempengaruhi
kesehatan
reproduksi.
wanita yang merokok memiliki resiko dua
kali lebih besar terhadap kanker serviks dari
pada yang tidak merokok. Merokok
merupakan penyebab penting terjadinya
kanker leher rahim jenis karsinoma sel
skuamosa. Faktor resiko meningkat dua kali
pada orang yang merokok dalam jagka
waktu lama dengan intensitas yang tinggi (
jumlah yang banyak).
Hal ini sesuai dengan pendapat
Marcovic (2008), yang menyatakan bahwa
wanita yang merokok memiliki resiko dua
kali lebih besar terhadap kanker serviks dari
pada yang tidak merokok . Bahan – bahan
kimia yang di temukan dalam rokok setelah
terhisap melalui paru – paru dapat
terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui
aliran darah . Beberapa senyawa tersebut
dapat dijumpai pada lendir serviks wanita
merokok. Tembakau merusak sistem
kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
serviks. Peneliti meyakini bahwa bahanbaha kimia tersebut dapat merusak DNA
pada sel-sel serviks dan berkontribusi
terhadap berkembangnya kanker serviks.
Berdasarkan hasil penelitian dari 53
responden
dengan
kanker
serviks
berdasarkan
penggunaan
kontrasepsi
hormonal di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangil, didapatkan hasil bahwa
sebagian besar wanita yang terkena kanker
serviks menggunakan kontrasepsi hormonal
(56,60%) sedangkan sebagian kecil wanita
yang terkena kanker serviks tidak
menggunakan
kontrasepsi
hormonal
(43,39%).
Menurut peneliti Penggunaan pil KB
dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker serviks,terutama yang sudah positif
terhadap HPV.Kontrasepsi oral dapat
meningkatkan resiko kanker serviks karena
jaringan leher rahim merupakan salah satu
sasaran yang di sukai oleh hormon steroid
perempuan.dan resiko berkurang ketika
obat kontrasepsi oral dihentikan.
Hal ini sesuai denga pendapat Hartati
(2010),
yang
menyatakan
bahwa
Penggunaan pil KB dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker serviks ,terutama
yang sudah positif terhadap HPV. Fakta
menunjukan bahwa penggunaan kontrasepsi
oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun .
Kontrasepsi oral dapat meningkatkan
resiko kanker serviks karena jaringan leher
rahim merupakan salah satu sasaran yang di
sukai oleh hormon steroid perempuan.
Penggunaan metode kontrasepsi barrier (
penghalang ), terutama yang menggunakan
20
kombinasi
mekanik
dan
hormon
memperlihatkan penurunan angka kejadian
kanker leher rahim / kanker serviks yang di
perkirakan karena penurunan paparan
terhadap penyebab infeksi.
Berdasarkan hasil penelitian dari 53
responden
dengan
Kanker
Serviks
bedasarkan pola kebiasaan makanan di
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)Bangil, didapatkan hasil bahwa
sebagian besar ibu yang terkena kanker
serviks berdasarkan pola makanan (81,14
%),dan hanya sebagian kecil ibu yang
terkena kanker servis yang tidak
mempunyai pola kebiasaan makanan
(18,86%).
Menurut peneliti Jenis asupan
makanan sehari – hari yang tidak sehat dan
tidak layak juga alasan yang bisa
menempatkan perempuan pada resiko
terkena kanker serviks. Kekurangan gizi
juga di akui sebagai penyebab sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah dan tidak
dapat melawan virus. Seseorang yang
melakukan diet ketat, diet rendah sayuran
dan buah – buahan, rendahnya konsumsi
vitamin A,C dan E setiap hari dapat
menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh,
sehingga orang tersebut gampang terinfeksi
oleh berbagai kuman termasuk HPV
Berdasarkan hasil penelitian dari 53
responden
dengan
Kanker
Serviks
berdasarkan herediter di Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil, didapatkan hasil
bahwa sebagian besar wanita yang terkena
kanker serviks mempunyai riwayat
herediter ( 58,49 % ) sedangkan sebagian
kecil wanita yang terkena kanker serviks
tidak mempunyai riwayat herediter (
41,50% ).
Menurut peneliti Penyakit keturunan
terjadi karena adanya penyakit kelainan
genetik yang diturunkan orangtua kepada
anaknya. Penyakit turunan seperti ini tidak
bisa bisa dihindari keberadaannya, sehingga
membuat mereka membawa kondisi genetik
sehingga membuat lebih rentan terinfeksi
HPV.Serta bahwa kanker keturunan (yang
dapat diturunkan) adalah suatu jenis kanker
yang berkembang sebagai akibat mutasi
genetik yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya. Gen yang bermutasi tidak
berarti bahwa anak tersebut akan menderita
kanker, tetapi memiliki faktor risiko yang
lebih tinggi. Ketika seseorang itu dilahirkan
dalam keluarga yang kuat dengan riwayat
kanker, maka ia berisiko lebih tinggi dari
orang lain untuk mengidap kanker.
Biasanya mereka juga memiliki kerabat
yang didiagnosis dengan jenis kanker yang
sama
DAFTAR PUSTAKA
Alimul AA (2006). Pengantar kebutuhan
dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Amimi SO Suarna M(2014). Diagnosis and
Initial Management of Dys_menorrhea.
American Family Physician. 89(5): 341346.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Diananda, R, 2008. Mengenal Seluk Beluk
Kanker. Yogyakarta : Kata Hati
Fajar, Ibnu dkk, 2009. Statistik Praktisi
Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Mardiana, Lina. 2007. Kanker pada wanita.
Bogor : Penebar Swadaya
Mangan Kelia. 2007 Cara bijak
menaklukan kanker serviks. Jakarta :
Agro media
Markovic Nenad, Marcovic Olivera, 2008.
Kanker Serviks. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Mardiana, Lina. 2004.
Kanker Pada
Wanita pencegahan dan pengobatan,
Jakarta : Swadaya
Maysaroh, Hanik, 2013. Kanker Pada
Perempuan dan Penyembuhannya.
Yogyakarta : Trimedia Pustaka
Notoadmojo, Soekidjo, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Ramli, Muchlis,dkk.2002. Deteksi Dini
Kanker.
Fakultas
Kedokteran
Universitas, Jakarta.
Rasjidi, Imam,dkk 2007. Vaksin Human
Papilloma
Virus
dan
EradikasiKankerMulut
Rahim. Jakarta : Sagung Seto
Sutrasia, 2005. Pendidikan Kesehatan
Sederhana. Jakarta : Arcan
Yatim, Faisal, 2008. Penyakit Kandungan.
Jakarta : Pustaka Populer
Obstetri
21
22
Download