Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah neoplasma malignansi yang terjadi pada daerah serviks yaitu di antara
uterus dan vagina. Biasanya gejala klinis tidak tampak pada stadium awal dan gejala klinis
muncal pada stadium lanjut.
2.2 Faktor Resiko dan Penyebab Kanker Serviks
Dari awal data penelitian, ini menunjukkan terdapat hubungan antara kanker serviks dengan
hubungan aktivitas seksual. Faktor risiko yang paling tampak dan jelas adalah: hubungan seks
yang terjadi pada usia yang muda(<16 tahun), hubungan seks yang pasang berganti-ganti
(promiskuitas), pernah atau sedang menderita penyakit infeksi kelamin dan usia di antara 4060 tahun. Terdapat penelitian mengatakan hubungan seks berpotensial menyebabkan trasmisi
karsinogen tetapi tidak ada penjelasan ini tepat sehingga berkembangan teknologi dalam
biologi molekular yang membantu ahli sains mendeteksi viral(bersifat kasinogenik) dalam sel
serviks.
Terdapat bukti yang kuat mengatakan human papilomavirus (HPV) sebagai suspek prima.
DNA virus HPV dideteksi lebih daripada 90% pada squmous intraepithelial lesions (SIL) dan
kanker serviks invasif. Tranformasi malignansi sangat dipengaruhi oleh papiloma dengan
menyebab lesi. Squmous intraepithelial lesions sering dijumpai pada wanita muda dan kanker
invasif lebih sering dijumpai pada wanita yang 10-15 tahun lebih tua, kanker ini dikatakan
progresi lambat.
Infeksi HPV terjadi lebih sering pada wanita yang aktif dalam hubung seks. Infeksi ini
biasanya akan hilang atau bersih secara spontan dalam bulan hingga tahun dan hanya
sekelompok kecil akan melanjut menjadi kanker. Ini
Universitas Sumatera Utara
membuktikan faktor yang lain juga perlu terlibat supaya proses karsinogenesis dapat terjadi.
Tiga faktor utama yang dicuriga menyebab terjadinya progresi kanker serviks ini. Faktorfaktor ini adalah: jenis serta durasi infeksi virus, dengan tipe HPV yang mempunyai risiko
yang lebih tinggi daripada tipe HPV yang lain dan infeksi yang berkelanjutan. Namun begitu,
terdapat juga resiko lain yang terlibat seperti: imunitas menurun akibat multiparitas atau
gangguan nutrisi dan faktor lingkungan seperti merokok, kontrasepsi oral atau defisiensi
vitamin. Tambahan, berbagai faktor ginekologik termasuk, usia menarche, pertama
melakukan hubungan seks dan pasangan seks yang banyak yang meningkat risiko kanker
serviks.
Human papillomavirus yang menginfeksi serviks manusia terbagi menjadi 2 kelompok yaitu:
tipe resiko rendah (HPV 6b dan 11) tidak pernah dijumpai kanker serviks invasive dan tipe
resiko tinggi (HPV 16 dan 18) dapat dijumpai kanker serviks invasif pada 90% kasus.
Human immunodeficiency virus (HIV) menyebabkan kanker serviks belum pasti lagi tetapi
prevalensi lebih tinggi pada HIV-seropositif daripada seronegatif yang menderita HPV.
Prevalensi HPV mempunyai hubungan langsung dengan keparahan immunosupresi dengan
mengukur CD4. HIV mempunyai efek sinergik dengan infeksi HPV, sama ada interaksi
langsung dengan molekular atau secara tidak langsung dengan efek immunologik tetapi masih
belum jelas.
2.3 Tingkat Keganasan Kanker Serviks
Terdapat beberapa klasifikasi untuk tingkat kanker serviks seperti International Federation of
Gyneacology and obstetrics (FIGO) dari World Health Organization(WHO) dan sistem tumor
nodul dan metastasis (TNM) dari
Universitas Sumatera Utara
International Union Against Cancer(UICC) serta American Joint Committee on
Cancer(AJCC).
Stadium FIGO terbagi kepada 0, I, IA, IA1, IA2, IB, IB1,IB2, II,IIA, IIB, III, IIIA, IIIB, IV,
IVA dan IVB.
Stadium TMN terbagi kepada Tx, T0, Tis, T1, T1a, T1a1, T1a2, T1b, T1b1, T2, T2a, T2b, T3,
T3a, T3b, T4 dan M1 seperti di tabel 2.1.
Tabel 2.1
lasifikasi Kanker serviks berdasarkan
NM Stadium menurut TMN
Stadium menurut FIGO
Kriteria
x
0
is
0
1
1a
I
IA
1a1
IA1
1a2
IA2
Tumor primer yang tidak dapat ditentu.
Tidak ditemukan tumor primer
Karsinoma In Situ (KIS) atau karsinoma
intraepitel: membran basalis masih utuh
Proses karsinoma serviks terbatas pada uterus
Karsinoma invasif hanya dapat didiagnosa
dengan mikroskop,
Bila membran basalis sudah rusak dan sel
tumor sudah memasuki stroma tidak > 3mm,
tersebar ke lateral tidak > 7mm
Sel tumor sudah memasuki stroma 3 – 5 mm
dan tersebar secara horizontal < 7mm
Download