• a a ya .-..-.-.1 :--;S--S~-;~--~(~-s:a;;-~-(S-;;b~I--~--- :an;;~--1~(~~'-J~;r~ - ;;-S-~b-~~_--~: .> \ 17 \~~~~n 18 ..._ 19 __.. 20 21 22 23 . _ ~!~~__::>!~~r.__ ):~p~__ Mei C Jlln 24 25 ~='Jul @ C" Ags 27 28 C~~--;) :;i;~~~<~---~~ 29 30 31) _.._.. I (1Sep .. Q9k~_<~~~Q_E-ev ngapa an iko T :~==::-:===::;:======;I"---J SETIAP perempuan berisiko terkena kanker serviks (leher rahim), tanpa memandang usia, latar belakang, ataupun gaya hidup. Di antara berbagaijenis kanker yang banyak menyerang perempuan, kanker seroiks berada pada urutan kedua, setelah kanker payudara. ADAN Kesehatan Dunia (WHO) melansir setiap tahunnya ditemukan 500.000 kasus kanker serviks, 270.000 di antaranya tidak tertolong nyawanya. Kanker serviks yang disebabkan infeksi Human papilloma virus (HPV) ini banyak terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, setiap tahunnya, ditemukan 180.000 kasus kanker serviks. Penderita banyak yang datang ke tempat pelayanan kesehatan pada stadium lanjut, sehingga angka mortalitasnya cukup tinggi. Konsulen Subbag Ginekologi Onkologi pada Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dr dr Supriyadi Gandamiharja, SpOG(K) mengatakan, jika kanker terdeteksi pada stadium prakanker, bisa sembuh. Deteksi dini diperlukan sebab pada sebagian besar kasus kanker serviks tidak ditemukan tanda-tanda atau gejala awal terinfeski virus itu sehingga sulit dideteksi secara kasatmata. "Penderita masih dapat melakukan aktivitas kesehariannya, tanpa mengetahui dirinya telah terinfeksi virus. Jika kanker telah memasuki stadium lanjut, gejala barn muncul," katanya pada seminar kanker serviks di Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad/RSHS Bandung, Minggu (19/2). Seminar diselenggarakan Dokter Muda Bagian Obstetri dan Ginekologi RSHS Periode 26 Desember 2011-25 Februari 2012 Fakultas Kedokteran Unpad. Dalam seminar tersebut terungkap, B infeksi HPV paling banyak terjadi di serviks, tempat lainnya adalah vagina dan bagian luar dari vagina. Virus ini tidak menginfeksi laki-laki, karena mereka tidak mempunyai serviks, tetapi mereka bisa sebagai pembawa virus tersebut. Untuk bisa teIjadinya kanker serviks, ada tiga faktor yang harus ada, yaitu lahan, bibit, dan pupuk. Lahan di sini adalah serviks, di sana terdapat daerah peralihan epitel serviks yang aktif, biasanya saat remaja. Meski demikian, saat dewasa, dapat pula aktifbila ada infeksi di mulut rahim yang tidak sembuh. 'Yang kedua yaitu bibit, yang tak lain adalah HPV. Saat ini ada 100 tipe HPV. Darijumlah tersebut, 40 tipe menyerang daerah anus dan kelamin, 15 di antaranya termasuk tipe yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks," ucapnya. HPV spesifik pada manusia sehingga yang diserang hanya manusia, tidak pada hewan karena pada hewan tidak bisa berkembang biak. HVP menyerang sel basal, yaitu sel paling dasar dari pelapis epitel, tetapi untuk sampai ke arah sana perlu ada retakan sel di atasnya. "Keretakan dapat terjadi saat berhubungan seksual, terutama pada remaja. Faktor yang ketiga, harus ada pupuknya, seperti banyak anak dan kebiasaan merokok. Mempunyai anak itu bagus, tetapi kalau banyak anak akan merugikan. Begitu pula dengan kebiasaan merokok, sehingga sebaiknya pupuk ini dihindari," kata Supriyadi memaparkan. ---- I( lip Remaja lahan subur Tentu timbul pertanyaan, bagaimana bisaterinfeksi HPV? Untuk sampai ke arah sana merupakan satu rangkaian proses yang diawali keretakan epitel. Besar kemungkinan keretakan terjadi saat hubungan seksual, sehingga virus bisa masuk ke dalam sel basal. "Bila tidak ada keretakan, virus susah masuk. Jadi, meski ada virus tetapi tidak terjadi keretakan, maka aman. Pada remaja, banyak jaringan metaplasia yang tipis dan peka terhadap trauma sehingga menjadi lahan subur bagiHPV," katanya. Infeksi HPV, terutama pada tipe yang berisiko tinggi, bersifat resisten (tahan lama). Virus akan terus berada dalam sel mulut rahim dan berkembang biak selama dua tahun sampai timb prakanker. Dari sana, untuk menjadi kanker membutuhkan waktu 1-10 tahun. Prakanker merupakan kelainan selaput lendir yang kehadirannya tidak menimbulkan gejala. Kalau ditemukan dalam kondisi prakanker dan diobati, tidak akan sampai menjadi kanker. Namun, kalau timbul keputihan berbau dan ada perdarahan, sudah masuk kanker. "Tidak semua kanker bi terdeteksi, seperti kanker indung te ur, tetapi kanker serviks bisa," katanya. Pemicu Ada beberapa faktor yang me buat seseorang mudah terinfeski HP 1 seperti melakukan hubungan seks yang -~~~---;;... i n g Hum a 5 U n pad :20 1 2 I tidak aman, kawin muda, memiliki banyak pasangan seks, mempunyai banyak anak, clan merokok. ''Tiga dari empat kasus baru infeksi HPV menyerang wanita usia 15-24 tahun. Infeksi virus terjadi dua-tiga tahun pertama saat aktif secara seksual. Usia 12-20 tahun, organ reproduksi wanita sedang aktifberkembang," katanya, Kanker serviks tidak bergejala pada stadium awal, gejala baru muncul saat memasuki stadium lanjut, misalnya perdarahan setelah berhubungan intim, perdarahan di luar siklus menstruasi, perdarahan setelah menopause, keputiban yang berbau clan bercampur darah. "Gejala lainnya, nyeri di daerah panggul, buang air kecil terganggu clan sakit saat berhubungan intim," katanya. Tingkat kesembuhan kanker serviks tergantung pada stadiumnya. Jika diketahui sejak dini, tingkat kesembuhannya semakin tinggi. Kanker serviks yang ditemukan pada stadium awal kemung. kinan penderita bisa bertahan hidup lima tahun ke depan di atas 90 persen. "Stadium Ill, kemungkinan hidup penderita lima tahun ke depan 40-50 persen. Sementara kalau ditemukan dalam kondisi prakanker, bisa sembuh," katanya. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti melakukan tes pap smear, IVA (inspeksi visual dengan asam asetat), tes Schiller clan thin prep. Pencegahan dilakukan dengan melakukan pola hidup sehat, single partner, clan vaksinasi. "Cara terbaik untuk mencegahnya dengan menghindari faktor risikonya clan melakukan pap smear secara ter, atur. Vaksinasi hanya bisa melindungi 80-90 persen. Ada 15 tipe HPVyang termasuk risiko tinggi, vaksin ini melindungi dari tipe 16 dan 18. Kanker dapat disebakan tipe virus lainnya sehingga pap smear masih diperlukan," katanya. (Yeni Ratnadewi/"PR")***