Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... HUBUNGAN PERSALINAN TINDAKAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Winda Maolinda1, Desilestia Dwi Salmarini2, Mariani1 1 Program Studi DIV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari Mulia Banjarmasin ISSN : 2086-3454 ABSTRAK Latar Belakang: Tingginya angka kejadian Asfiksia Neonatorum merupakan penyebab utama kematian bayi di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013 yaitu sebanyak 44,3%. Asfiksia ialah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus atau faktor-faktor yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Tujuan: Mengetahui hubungan persalinan tindakan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah survey observasional melalui pendekatan Cross Sectional. Populasi seluruh ibu bersalin dengan persalinan tindakan selama 6 bulan dari bulan JuliDesember pada tahun 2014 dengan jumlah 413 ibu di Ruang Bayi dan Ruang VK Bersalin RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Pengambilan sampel dengan Total Sampling dengan jumlah sampel 413 ibu di Ruang Bayi dan Ruang VK Bersalin. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan taraf signifikan α=0,05%. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari setengah persalinan tindakan yaitu dengan cara Seksio Sesaria sebanyak 289 ibu (70,0%), sedangkan untuk kejadian asfiksia neonatorum didapatkan yaitu Asfiksia Sedang sebanyak 232 bayi (56,2%). menggunakan perhitungan ChiSquare dengan tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan angka P=0.009 ˂ α 0,05 ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. Kesimpulan: Ada Hubungan Persalinan Tindakan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Kata Kunci : Persalinan tindakan, kejadian asfiksia neonatorum 140 Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, PENDAHULUAN Kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara ditentukan dengan distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi perbandingan forsep dan seksio sesaria), kelainan bawaan, tinggi rendahnya angka kematian ibu dan air ketuban bercampur mekonium (JNPK – angka kematian neonatal. Angka kematian KR, 2008). neonatal masih cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan regional maupun sebabnya baik di tujuan secara Indonesia. Itulah dengan risiko kemungkinan tinggi lebih karena besar memiliki mengalami Milenium kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam adalah masa neonatal. Faktor resiko untuk terjadinya mengurangi jumlah kematian anak (Haider asfiksia adalah faktor ibu, faktor janin, faktor dan Bhutta, 2006). persalinan dan faktor plasenta. Perlunya Development Angka keempat global, Asfiksia termasuk dalam bayi baru lahir Goals Kematian (MDGs) di mengetahui faktor resiko tersebut berguna Indonesia masih cukup tinggi berdasarkan dalam hal-hal antara lain untuk meramalkan SDKI Kesehatan kejadian asfiksia, kejelasan besarnya faktor Indonesia) tahun 2007 sebanyak 40 kematian resiko, membantu proses diagnosis dan per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun termasuk 2008-2012 adalah 32 kematian per 1000 Mengapa faktor-faktor resiko tersebut perlu kelahiran hidup angka ini telah turun dari untuk diteliti karena faktor resiko ibu bersalin SDKI 2007, namun penurunan ini masih jauh yang berhubungan dengan kejadian asfiksia dari target MDGS (Millenium Development masih sering ditemukan. Faktor bersalin yang Goals) tahun 2015 dimana AKB diharapkan sering menyebabkan bayi asfiksia adalah turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. partus lama dan persalinan tindakan. (Survei Bayi Departement (AKB) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan untuk upaya pencegahannya. Berdasarkan hasil data rekam medik Provinsi Kalimantan Selatan Angka Kematian RSUD Bayi pada tahun 2012 sebanyak 816 bayi, Banjarmasin terdapat 115 kasus kematian sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 727 bayi pada tahun 2013. Adapun penyebab bayi dengan penyebab terbanyak adalah utama kematian bayi adalah Asfiksia (44,3%), BBLR 258 bayi, Asfiksia 178 bayi, Tetanus BBLR (38,2%) dan penyebab lain (16,5%). 13 bayi dan lain-lain sebanyak 185 bayi (Dinkes, 2014). Dr. H. Moch Ansari Saleh Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di ruang VK bersalin Asfiksia terjadi tanpa didahului gejala dan Ruang Bayi RSUD Dr. H. MOCH. Ansari dan tanda gawat janin, umumnya hal ini Saleh Banjarmasin pada tanggal 22 Desember disebabkan oleh bayi prematur, persalinan 2014 data kasus persalinan dan Asfiksia 141 Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... Neonatorum pada tahun 2013 terdapat data penelitian ini menggunakan Uji Chi- 1636 kasus persalinan, yaitu terdapat 1098 Square batas kemaknaan α= 5%. (67,1%) kasus persalinan secara normal dan HASIL 538 1. Analisis Univariat (32,8%) kasus persalinan dengan tindakan. Kejadian Asfiksia Neonatorum pada tahun 2013 sebanyak 863 kasus dan dari seluruh kematian bayi terdapat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Persalinan Tindakan No 44,3% Persalinan Tindakan N % 1 Persalinan Sungsang 56 13,5 kematian bayi yang disebabkan oleh Asfiksia, 2 Persalinan Ganda 31 7,5 Adapun 3 Ekstraksi Vakum 4 Seksio Sesaria penyebab kejadian Asfiksia 37 9,0 289 70,0 413 100 neonatorum ditinjau dari jenis persalinan Jumlah yaitu paling banyak terdapat pada persalinan dengan tindakan yaitu Vakum Ekstraksi Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui (85,1%), Persalinan Sungsang (78,8%), Sectio Caesarea (52,5%) dan pada bahwa persalinan tindakan di RSUD Dr. H. persalinan Moch Ansari Saleh Banjarmasin yaitu dengan normal (47,4%) (Register Ruang Bayi RSUD cara Seksio Sesaria sebanyak 289 ibu dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin). (70,0%). BAHAN DAN METODE Metode yang Tabel digunakan 2 Distribusi Frekuensi Variabel Kejadian Asfiksia Neonatorum dalam No Kejadian Asfiksia penelitian ini ialah survei observasional 1 Vigouros Baby dengan rancangan cross sectional. Sampel 2 Asfiksia Sedang 3 Asfiksia Berat pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin n % 82 19,8 232 Jumlah 56,2 99 24,0 413 100 dengan tindakan dari bulan Juli sampai Desember tahun 2014 dengan jumlah 413 ibu Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui di Ruang Bayi dan Ruang VK Bersalin RSUD bahwa Kejadian Asfiksia Neonatorum di Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. RSUD Pengambilan Banjarmasin yaitu Asfiksia Sedang sebanyak sampel penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling. Analisa Dr. H. Moch Ansari Saleh 232 bayi (56,2%). 2. Analisis Bivariat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Persalinan Tindakan Berdasarkan Kejadian Asfiksia Neonatorum Kejadian Asfiksia Neonatorum Vigouros Baby Asfiksia Sedang Jumlah No PersalinanTindakan Asfiksia Berat n % n % n % n % 1 Persalinan Sungsang 3 0,7 32 7,7 21 5,1 56 56 2 Persalinan Ganda 8 1,9 17 4,1 6 1,5 31 31 3 Ekstraksi Vakum 3 0,7 24 5,8 10 2,4 37 37 4 Seksio Sesaria 68 16,5 159 38,5 62 15,0 289 289 Jumlah 82 82 19,8 232 56,2 99 24,0 413 142 Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Berdasarkan tabel 3 Hasil uji korelasi Chi-Square komplikasi medis, 10% responden lainnya Neonatorum beralasan memilih persalinan seksio sesaria didapatkan p = 0,009, p<0,05 maka H0 ditolak karena persalinan sebelumnya juga melalui dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan cara yang sama, sementara sebanyak 6,5% yang signifikan antara Persalinan Tindakan responden memilih melahirkan seksio sesaria dengan kejadian Asfiksia Neonatorum di karena tidak ingin merasakan nyeri hebat, RSUD merasakan persalinan dengan proses yang kejadian Dr. H. Persalinan sesaria karena keputusan dokter berdasarkan Tindakan dengan antara Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... Asfiksia Moch Ansari Saleh Banjarmasin. relative cepat, faktor estetika (tidak ingin elastisitas vagina berubah, bisa menentukan PEMBAHASAN tanggal lahir) (Sari, 2009). 1. Persalinan Tindakan di RSUD dr. H. 2. Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin Hasil penelitian diketahui Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin bahwa Hasil penelitian diketahui bahwa dari sebagian besar Persalinan tindakan adalah 413 ibu yang bersalin dengan tindakan dengan cara Seksio Sesaria, yaitu sebanyak terdapat 82 bayi (19,8%) yang Vigouros 289 (70,0%) ibu. Adapun penyebab terbanyak Baby, 232 bayi (56,2%) yang mengalami persalinan dengan seksio sesaria atas indikasi asfiksia sedang, sedangkan ada 99 bayi riwayat seksio sesaria yaitu sebanyak 115 ibu. (24,0%) yang mengalami asfiksia berat. Persalinan dengan tindakan dilakukan Dari hasil penelitian yang telah atas indikasi kondisi ibu dan janin. Baik itu dilakukan dari ibu yang melahirkan dengan persalinan pervaginam maupun persalinan per tindakan yang paling banyak adalah bayi abdominal. Menurut JNPK-KR/POGI (2008) mengalami asfiksia sedang sebesar 232 bayi persalinan adalah (56,2%) hal ini sesuai dengan penelitian Evi persalinan sungsang, distosia bahu, bayi Defauza (2007) yang menyatakan bahwa ibu ganda, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep dan yang melahirkan dengan tindakan beresiko seksio sesaria. mengalami Asfiksia Neonatorum sebesar tindakan antara lain Jumlah persalinan seksio sesaria di Indonesia terutama Rumah sedangkan ibu yang melahirkan Sakit spontan mempunyai resiko terjadinya asfiksia pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total neonatorum 45,4%. Dengan demikian ibu persalinan. Peningkatan persalinan seksio yang melahirkan dengan tindakan lebih tinggi sesaria dilakukan dengan berbagai alasan, mengalami asfiksia neonatorum dibandingkan survey majalah kartini edisi ibu dan anak ibu (2008) menunjukkan bahwa sebanyak 83,5% Sedangkan responden asfiksia berat sebesar 99 bayi (24,0%) hal ini melakukan di 54,2% persalinan seksio yang melahirkan pada bayi secara yang spontan. mengalami 143 Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... jauh dari angka bayi yang mengalami asfiksia yang telah dilakukan pada tahun 2005 di sedang dikarenakan di RSUD Dr. H. Moch rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta yang Ansari Saleh Banjarmasin memiliki perawat menyimpulkan bahwa cara persalinan seksio dan bidan yang sudah terlatih dan mampu sesaria dengan general anastesi meningkatkan dalam menangani bayi yang asfiksia sehingga resiko terjadinya asfiksia neonatorum sebesar sedikit diantaranya ibu yang bersalin secara 5,32 kali, sedangkan pada penggunaan spinal tindakan mengalami asfiksia berat apalagi anestesi resiko asfiksia neonatorum turun sampai terjadi kematian pada bayi baru lahir menjadi 1,27 kali. yang asfiksia. 3. Hubungan Persalinan Tindakan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum, di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin UCAPAN TERIMAKASIH Saya sangat berterimakasih kepada Direktur RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Berdasarkan hasil uji korelasi Chi- Banjarmasin yang telah memberikan izin serta Square antara persalinan tindakan dengan tempat untuk kejadian asfiksia neonatorum didapatkan p = melakukan penelitian. 0,009 p < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang DAFTAR PUSTAKA signifikan antara persalinan tindakan dengan Arief dan Sari wk. 2009. Neonatus & Asuhan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Dr. H. Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Medika Pada penelitian ini didapatkan bahwa bayi baru lahir yang menderita asfiksia Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan neonatorum dengan persalinan tindakan yang Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: tertinggi yaitu jenis persalinan seksio sesaria Salemba medika sebanyak 289 (70,0%) ibu. Hal ini dikarenakan pada persalinan dengan tindakan dilakukan intervensi berupa pemberian anastesi yang sesuai dengan teori (Maryunani, Fauziah, Afroh. 2013. Asuhan Kebidanan Neonatus Risiko Tinggi dan Kegawatan. Yogyakarta: Nuha Medika 2009), bahwa faktor lain yang berpengaruh terhadap asfiksia neonatorum adalah faktor Herianto. 2012. Faktor-faktor terjadinya yang pemakaian obat anesthesia/analgetik yang mempengaruhi Asphyxia berlebihan pada ibu yang secara langsung Neonatorum di Rumah Sakit Umum ST dapat menimbulkan depresi pada pernafasan. Elisabeth Medan. Medan: Program Hal ini sesuai dengan penelitian yang Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat dilakukan oleh Dwie dkk dalam penelitiannya Universitas Sumatera Utara Peminatan 144 Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Epidemiologi. Tersedia dalam: http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/art Maolinda et al.,Persalinan Tindakan ..... Banjarmasin: Program Studi DIV Bidan Pendidik Stikes Sari Mulia icle/download/4215/1905 >[Diakses 16 April 2015] Stikes Sari Mulia Banjarmasin. 2014. Buku Panduan Skripsi. Banjarmasin : Stikes Husna, Asmaul. 2012. Hubungan Sectio Sari Mulia Banjarmasin Caesarea dan Kelahiran Prematur Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Tahir, Rahmah. 2012. Risiko Faktor Muhammadiyah Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia 2012 [skripsi]. Neonatorum di Rumah Sakit Umum Keperawatan Daerah Sawergading Kota Palopo. Palembang Tahun Palembang: Akademi ‘Aisyiyah Palembang. Ilyas, Jumlarni. 2005. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta: EGC Makassar: Fakultas Kesehatan Makassar Universitas Hasanuddin Makassar. Tersedia dalam: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/h andle/123456789/4278/RAHMAH%20 JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi TAHIR_K11109011.pdf?sequence=1 >[Diakses 16 April 2015] Menyusui Dini Revisi 5. Jakarta: Depkes RI Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Maryunani, Anik & Nurhayati. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Neonatus. Jakarta: Trans Info Media Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Zainuddin, Zulkarnain. 2010. Hubungan Jenis penelitian kesehatan. Jakarta : Renika Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Cipta Neonatorum Di RSUP Prof. DR. R.D.Kandou Manado. Manado: Bagian Olfah, Sri Windayati. 2013. Hubungan Faktor Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ibu dan Faktor Bayi Dengan Kejadian Ratulangi Manado. Tersedia dalam: Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD http://download.portalgaruda/article=10 Pembalah Batung Amuntai [Skripsi]. 7431&val=1001 >[Diakses 16 April 2015] 145