BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Kehamilan 10
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada
manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi
terakhir sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus,
agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun
janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya
normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak,
dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung
menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah
keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu,
misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi.
Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat
menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.
Tanda dan Gejala Awal Kehamilan10
Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda. Ada yang
mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang beberapa minggu kemudian,
atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini. Namun, tanda yang pasti dari
kehamilan adalah terlambatnya periode menstruasi. Selain itu didapatkan tanda-tanda
lain yaitu :
2.2.1. Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan sentuhan.
Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah konsepsi (pembuahan).
Dalam waktu 2 minggu setelah konsepsi, payudara seorang wanita hamil akan
mengalami perubahan untuk persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron.
2.2.2. Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan pertama.
Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan muntah dapat terjadi
kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual dan muntah ini adalah perubahan
hormonal yang dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan
muntah. Gejala ini dialami oleh 75% wanita hamil.
2.2.3. Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan yang
disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan atau kadar gula
darah yang rendah.
2.2.4. Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan yang
disebabkan oleh peningkatan hormon.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang
menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan dan makanan lebih lambat
melalui saluran pencernaan.
2.2.6. Perubahan mood karena pengaruh hormon.
2.2.7. Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi berimplantasi
(melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah fertilisasi (pembuahan).
Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak bulat, berwarna lebih cerah dari
darah haid, dan tidak berlangsung lama.
2.3.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan10
2.3.1. Asam folat. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan
melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida). Wanita
hamil disarankan mengkonsumsi asam folat 400 μg/hari selama 12 minggu
kehamilan karena kebutuhan asam folat tidak dapat dipenuhi hanya dari
makanan.
2.3.2. Zat besi. Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja
mengangkut oksigen di dalam darah. Selama kehamilan, suplai darah
meningkat untuk memberikan nutrisi ke janin. Suplemen besi yang dibutuhkan
adalah 30 – 50 mg/hari dan disarankan pada wanita hamil dengan hemoglobin
< 10 atau 10,5 g/dl pada akhir kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga
terkandung pada daging, telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buahbuahan kering. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan
Universitas Sumatera Utara
dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk untuk meningkatkan
penyerapan.
2.3.3. Kalsium. Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil
dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1.200
mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kalsium sebaiknya dikonsumsi
ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan.
2.4.
Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal care)
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal
atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan
oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan
klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan
masalahnya.16
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan
antenatal. 12
Universitas Sumatera Utara
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan.13
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur sangat
penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat, mengenai :
2.4.1. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan,
pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah
lahir.
2.4.2. Aspek psikologi, agar dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu
hamil mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan
diri dan bayinya.
2.4.3. Aspek sosial ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya
tergolong dalam kelompok gizi kurang, anemia, penyakit menahun. Ibu resiko
tinggi atau ibu dengan komplikasi persalinan dari keluarga miskin
membutuhkan dukungan biaya dan transportasi untuk rujukan ke rumah sakit.
Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan sesuai standar 7T yaitu 17:
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Universitas Sumatera Utara
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.5.
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan18,19
Tujuannya adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.
Dengan pemeriksaan kehamilan dapat mengenali dan menangani faktor resiko
yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas, mengobati penyakitpenyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas anak, memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi, dan juga mengembalikan
kesehatan ibu saat akhir kala nifas.
2.6.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang
datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi
petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu.20
Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan adalah9:
2.6.1. Minimal 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)
2.6.2. Minimal 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28)
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Minimal 2 kali pada trimester III. (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu
ke-36).
Menurut depkes RI (2002) pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan
antenatal dibagi atas21 :
a.
Kunjungan pertama (K1)
Meliputi : (1). Identitas /biodata, (2). Riwayat kehamilan, (3). Riwayat
kebidanan, (4). Riwayat kesehatan, (5). Riwayat sosial ekonomi, (6).
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7). Penyuluhan dan
konsultasi.
b.
Kunjungan keempat(K4)
Meliputi : (1). Anamnesa keluhan/masalah, (2). Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan
kesehatan,
(3).
Pemeriksaan
psikologis,
(4).
Pemeriksaan
laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5). Diagnosa akhir (kehamilan
normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan resiko
tinggi), (6). Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
2.7.
Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan
Untuk menegakkan kehamilan dengan komplikasi pada ibu dan janin adalah
dengan cara :21,22
2.7.1. Anamnesis
Kegiatan anamnesis merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam setiap
kegiatan perawatan kehamilan. Anamnesis berupa pertanyaan terarah yang
ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko
Universitas Sumatera Utara
yang dimilikinya. Pelaksanaan pelayanan antenatal perlu mengetahui makna
dan tujuan dari setiap pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan yang diajukan dalam anamnesis adalah :
a.
Keluhan utama
Keluhan utama adalah hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan, yang
dirasakan dan dikemukan oleh ibu hamil kepada pemeriksa.
b.
Identitas ibu.
Identitas yang ditanyakan adalah nama ibu, nama suami, alamat
lengkap.
c.
Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif.
Pertanyaan ini meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor
resiko, yaitu umur ibu, paritas, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
lama haid, siklus haid dan jenis kontrasepsi yang digunakan (kalau ibu
tersebut peserta KB).
d.
Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang.
Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang yaitu berhubungan
dengan gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan
kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).
2.7.2. Pemeriksaan fisik diagnostik
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari anamnesis. Pemeriksaan
ini meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a.
Berat badan, Lingkar Lengan Atas (LLA) dan tinggi badan.
Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata 0,3-0,5 Kg per
minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan
selama hamil muda ± 1 Kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 Kg. Pada akhir kehamilan berat badan
meningkat, maka perlu difikirkan adanya resiko (bengkak, kehamilan
kembar, anak besar).
b.
Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh.
Tekanan darah tinggi pada kehamilan merupakan resiko. Tekanan darah
dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah
meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih diatas normal, dan/atau
diastolic 15 mmHg atau lebih diatas normal, kelainan ini dapat berlanjut
menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat.
Nadi yang normal adalah 80/menit. Bila nadi lebih dari 120/ menit,
maka hal ini menujukkan adanya kelainan. Sesak nafas ditandai dengan
frekwensi pernafasan yang meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa
lelah. Bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik (berjalan, tugas
sehari-hari), maka kemungkinan terdapat penyakit jantung. Suhu tubuh
ibu hamil lebih dari 37,50c dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam
kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu dan harus
dicari penyebabnya.
Universitas Sumatera Utara
c.
Adanya cacat tubuh
Cacat tubuh misalnya cacat tulang belakang yang berpengaruh terhadap
kehamilan/persalinan, seperti kifosis, lordosis dan scoliosis, perlu
diperhatikan karena mungkin menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin atau kesulitan dalam persalinan.
2.7.3. Pemeriksaan obstetrik
Meliputi pemeriksaan luar, pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri), dan
pemeriksaan diagnostik penunjang.
a.
Pemeriksaan luar
Dilakukan
dengan
perabaan
perut.
Tujuannya
adalah
untuk
memperkirakan umur kehamilan, taksiran berat janin terhadap umur
kehamilan, letak janin, turunnya bagian terendah janin dan detak
jantung janin.
b.
Pemeriksaan panggul dalam (pelvimentri)
Pemeriksaan panggul dalam biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan
untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas penggul, pintu bawah
panggul, dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada
kehamilan 8 bulan atau lebih.
c.
Pemeriksaan diagnostik penunjang
Pemeriksaan diagnostik penunjang yang penting dalam pemeriksaan
kehamilan antara lain :
Universitas Sumatera Utara
c.1. Pemeriksaan Hb, pemeriksaan ini untuk menentukan kadar
hemoglobin, dan derajat anemia (bila ada).
c.2. Pemeriksaan urin. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya
protein dan glukosa dalam urin.
c.3. Lain-lain bila diperlukan.
2.8.
Pelayanan dasar21
Ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan kehamilan hendaknya memenuhi tiga
persyaratan pokok :
2.8.1. Aspek medis, yang meliputi diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara
dini dan pemberian terapi sesuai diagnosis.
2.8.2. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai
penjagaan kesehatan diri dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya dan
faktor resiko yang dimilikinya, dan pencarian pertolongan yang memadai
secara tepat waktu.
2.8.3. Rujukan
Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang
mempunyai fasilitas yang lengkap.
2.9.
Alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan menurut Depkes RI 23
2.9.1. Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu suami atau
mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan
dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional.
Universitas Sumatera Utara
2.9.2. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau
perlakuan petugas yang kurang memuaskan.
2.9.3. Beberapa ibu tidak mengatahui mereka harus memeriksakan kehamilannya.
2.9.4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan maupun
bagi bidan untuk mendatangi mereka.
2.9.5. Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
2.9.6. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas
kesehatan (terlebih pula jika petugasnya laki-laki).
2.9.7. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan secara umum
beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan
pemerintah.
2.9.8. Ibu dan anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai
waktu untuk memeriksaakan kehamilan.
2.10
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan
Menurut penelitian Wibowo di Bogor tahun 1992 yang dikutip oleh Murniati,
ditemukan bahwa terdapat 6 variabel penentu yang berhubungan secara bermakna
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, yaitu: faktor akses terhadap pelayanan
(jarak, tempat, waktu), faktor sosial ibu hamil ( pendidikan, pengetahuan, sikap),
faktor keadaan ekonomi keluarga, faktor reproduksi ibu hamil (paritas, jarak
kelahiran), faktor kondisi kesehatan ibu hamil, faktor pencarian pengobatan. 24
Universitas Sumatera Utara
2.10.1. Umur
Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang
kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35
tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah
matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan
> 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan.
Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh
terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan.25
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum
siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap
kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah
siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya. Ibu yang
berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya fungsinya sudah menurun
dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35 tahun.26
Menurut penelitian di Surabaya desain cross sectional yang dilakukan Heriati
tahun 2008 menemukan sebanyak 83,3% kelompok umur ibu beresiko tinggi (< 20
tahun dan > 35 tahun) memeriksakan kehamilannya. 27
Menurut penelitian Ari Mugiarti di Kecamatan Batealit Jepara tahun 2008
dengan desain cross sectional, ada hubungan antara umur dengan pemeriksaan
kehamilan (p=0,02).28
Universitas Sumatera Utara
2.10.2. Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang
yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.29
Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan
kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam
kandungannya.
Sesuai dengan penelitian di Surabaya dengan desain cross sectional yang
dilakukan Heriati tahun 2008 menemukan sebanyak 75% ibu dengan tingkat
pendidikan tinggi memeriksakan kehamilannya.27
Menurut penelitian Rizki Anna Lestari tahun 2006 di Tegal dengan desain
cross sectional, ada hubungan antara pendidikan dengan pemeriksaan kehamilan (p=
0,006).30
2.10.3. Pekerjaan
Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan dalam rumah tangga maka pada
saat hamil mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat
berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan. Pekerjaan sangat menentukan terhadap
seseorang untuk berbuat sesuatu kegiatan. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan
ibu. Dengan banyak kesibukan maka ibu kadang-kadang lupa untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun pekerjaan bukanlah penghambat dalam
bertindak, bila ada kemauan ataupun ibu memiliki pengetahuanyang baik terhadap
Universitas Sumatera Utara
kesehatan maka ia akan berusaha untuk melakukan tindakan dalam hal ini
memeriksakan kehamilannya.21
2.10.4. Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas tinggi(>dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.
Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian maternal.
Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan
resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB.25
Menurut penelitian Sadik pada tahun 1996 yang dikutip oleh Henri Peranginangin, Ibu hamil yang mempunyai anak kurang dari 3 orang memeriksakan
kehamilannya sekitar 58,9% sedangkan Ibu hamil yang mempunyai anak 3 orang atau
lebih memeriksakan kehamilannya 35,6%. Jadi ibu hamil dengan jumlah anak lebih
sedikit cenderung akan lebih baik dalam memeriksakan kehamilannya daripada Ibu
hamil dengan jumlah anak lebih banyak. 31
2.10.5. Pengetahuan32
Menurut Bloom yang dikutip dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai insentitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis
atau angket.
Pengetahuan disini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu mengenai
kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik terhadap perawatan kandungan maka
kepatuhan seseorang untuk memeriksakan kehamilannya juga akan dapat terjaga.
Apabila pengetahuan belum sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti anjuran untuk
memeriksakan kehamilannya kurang dapat terwujud.
Sesuai dengan penelitian di Surabaya dengan desain cross sectional yang
dilakukan Heriati tahun 2008 menemukan sebanyak 56,9% ibu dengan pengetahuan
baik memeriksakan kehamilannya.27
Menurut penelitian Murniati di Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2007,
ada hubungan antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dengan nilai p =
0,01 (p<0,05).24
2.10.6. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung utama untuk memberikan
perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit. Kepala keluarga adalah
seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas
kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dianggap atau ditunjuk sebagai
kapala rumah tangga.33
Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah dukungan yang
diberikan baik dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil
berupa memberikan dorongan untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal. Jika
Universitas Sumatera Utara
seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih
bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.34
Menurut penelitian dengan desain cross sectional yang dilakukan Heriati di
Surabaya tahun 2008, sebanyak 54,5 % ibu yang mendapat dukungan keluarga
memeriksakan kehamilannya.27
2.10.7. Faktor Keterjangkauan
Menurut penelitian Murniati tahun 2007 di Kabupaten Aceh Tenggara,
keterjangkauan terhadap pelayanan antenatal mempunyai hubungan yang bermakna
terhadap pemeriksaan kehamilan dengan nilai p=0,00 (p<0,05).24
Universitas Sumatera Utara
Download