1. Pendahuluan Krisis Finansial Eropa tahun 2008

advertisement
1. Pendahuluan
Krisis Finansial Eropa tahun 2008 merupakan bencana keuangan pertama
yang menghantam zona euro. Krisis ini berawal dari negara – negara dengan
ekonomi bermasalah PIIGS1 dan kemudian krisis menyebar karena adanya
ketergantungan keuangan satu sama lain di zona euro. Pada periode 2001 hingga
2007 performa ekonomi negara – negara PIIGS dilihat melalui aturan kerjasama
yaitu five convergences criteria merupakan negara – negara dengan perekonomian
yang lemah. PIIGS tidak mampu memenuhi five convergences criteria yang
menjadi dasar aturan main dalam keanggotaan eurozone. Melalui keleluasaan
kebijakan fiskal tersebut membuat PIIGS mempunyai defisit anggaran belanja
pemerintah dan rasio hutang terhadap GDP yang melanggar aturan zona euro.
Defisit anggaran pemerintah dan jumlah hutang yang tidak terkontrol akhirnya
membuat PIIGS jatuh pada krisis 2008 karena mengalami gagal bayar hutang.
PIIGS secara umum pada periode 2001 – 2007 tidak berhasil memenuhi
kriteria batas inflasi tahunan, defisit anggaran belanja pemerintah, rasio hutang
terhadap GDP dan suku bunga jangka panjang. Kriteria tersebut masuk dalam
kebijakan moneter yang mengatur jumlah uang beredar dan Uni Eropa berwenang
untuk membatasinya melalui five convergences criteria. Sedangkan Uni Eropa
tidak memiliki wewenang dalam mengatur kebijakan fiskal yang mencakup
penerimaan negara dan pengaturan anggaran belanja pemerintah. Uni Eropa
melalui European Central Bank (ECB) absen dalam mengatur kebijakan fiskal
menjadikan negara anggotanya termasuk PIIGS bebas meminjam uang dalam
jumlah besar untuk menutup desfisit anggaran belanja pemerintah. Menanggapi
hal tersebut, Uni Eropa justru bersikap lunak terhadap PIIGS dengan memberi
keleluasaan kebijakan fiskal yang cinderung mengancam kepentingan ekonomi
1
PIIGS merupakan istilah yang muncul pasca adanya krisis Eropa 2009. PIIGS merupakan
kepanjangan dari Portugal Ireland Italy Greece Spain. Munculnya istilah PIIGS pertama kali
disebut oleh The Economist dalam sebuah artikel yang menyebutkan bahwa negara – negara
PIIGS adalah negara – negara yang menyusu pada Eurozone. PIIGS adalah kelompok negara yang
memiliki masalah ekonomi domestik berupa hutang luar negeri melebihi rasio 60% terhadap GDP,
mengalami kredit macet perumahan, dan secara umum memiliki performa ekonomi yang
melanggar aturan five convergences criteria yang diterapkan oleh eurozone.
eurozone. Adanya intervensi terhadap kebijakan fiskal domestik PIIGS baru
dimulai setelah terjadinya krisis 2008 dengan adanya austerity measures yang
diharuskan oleh Jerman sebagai pemberi talangan dana. Hal tersebut
menimbulkan adanya pertanyaan mendasar pada penyebab krisis Euro 2008
Mengapa Uni Eropa gagal melakukan antisipasi krisis dengan tidak merespon
kegagalan Negara – negara PIIGS secara signifikan2 pada periode 2001 – 2007 ?.
Permasalahan ini sangat signifikan karena aturan main di dalam zona euro
merupakan inti dari perwujudan kepentingan ekonomi bersama.
1.2 Neoliberal Institutionalism
Teori neo-liberal institusionalism pertama kali dicetuskan oleh Robert
Keohane yang optimis melihat keberadaan insitusi internasional merupakan alat
negara dalam mencapai kepentingannya. Neo-liberal meupakan teori yang
menekankan pentingnya eksistensi institusi dalam mengatur hubungan antar
negara secara kolektif. Institusi dianggap sebagai solusi kerjasama yang
sebelumnya tidak teratur dan lebih bersifat bilateral. Institusi menciptakan sebuah
struktur yang dilandasi oleh norma dan nilai yang merepresentasikan kepentingan
bersama. Struktur yang dibuat melalui kesepakatan bersama akan menciptakan
aturan main dalam kerjasama institusi dan memiliki sistem yang dapat
memberikan sanksi ke negara anggota yang melanggar kesepakatan bersama.
Dalam mengahadapi situasi dilematis kolaborasi dan koordinasi dibawah
interdependensi, institusi mempunyai peran sebagai pengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
Teori ini melihat bahwa institusi seharusnya mempunyai peran lebih besar
dan memiliki dampak keputusan yang lebih besar daripada kebijakan domestik
yang diputuskan masing – masing negara. Kepentingan bersama hanya akan dapat
2
Terminologi signifikan memiliki pengertian sebagai tindakan atau kebijakan yang memiliki
implikasi yang besar terhadap tindakan aktor lain dan membuat aktor lain tersebut patuh.
Signifikan dalam pertanyaan peenlitian ini juga memiliki pengertian kebijakan khusus yang dapat
memaksa aktor negara (PIIGS) patuh pada pembuat kebijakan (Uni Eropa). Signifikan memiliki
indikator aktor lain patuh pada otoritas pembuatan kebijakan dan tidak signifikan memiliki
indikator aktor lain tidak patuh pada otoritas pembuat kebijakan.
dicapai ketika semua negara anggota patuh pada keputusan institusi. Sehingga
setiap negara anggota menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada institusi demi
kepentingan bersama, khususnya kepentingan ekonomi. Kepentingan bersama
tidak akan tercapai ketika dalam suatu institusi ada anggota yang tidak mematuhi
aturan dan atau menjadi anggota pasif yang tidak berkontribusi untuk
mewujudkan kepentingan bersama. Teori ini memandang anarki sebagai ketiadaan
pemegang kekuasaan pusat untuk memaksa setiap anggota mematuhi aturan
bersama. Menurut neoliberal salah satu fungsi terpenting dari institusi adalah
kemampuannya untuk melakukan distribusi informasi dan monitoring kepada
negara – negara anggota. Neoliberal melihat monitoring informasi melalui
institusi efektif dalam biaya dan mampu menanggulangi anggota yang melanggar
kesepakatan serta mempunyai legitimasi untuk menjatuhkan hukuman atas
pelanggaran tersebut.
Teori Institusionalis menempatkan pentingnya aturan institusi untuk
memberikan informasi dalam menyelesaikan masalah.3 Teori ini menitik beratkan
fungsi informasi dan monitoring sebagai komponen utama kerjasama dalam
mencapai kepentingan ekonomi bersama. Kegagalan ataupun keberhasilan dari
institusi ditentukan oleh bagaimana institusi mampu mengelola informasi yang
ada bagi kepentingan bersama. Dalam institusi yang bekerjasama pada sektor
ekonomi, maka institusi bertanggungjawab terhadap informasi dan keterbukaanya
demi menentukan kebijakan institusi. Fungsi institusi ini juga berkaitan dengan
kebijakan institusi pada negara – negara anggota yang melanggar aturan.
Neoliberal Institusionalisme pesimis pada kerjasama ekonomi tanpa adanya
institusi
akan
mencapai
kepentingan
ekonomi
bersama
karena
akan
menghilangkan fungsi informasi dan monitoring. Informasi dan monitoring dalam
sebuah institusi akan menjamin tercapainya kepentingan bersama melalui data –
data ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu informasi dan
3
R.O. Keohane, &, L.L. Martin , 1995. The Promise of Institutional Theory. International Security
hal 43
monitoring menjadi justfikasi legal untuk memberikan sanksi pada negara anggota
yang mengancam kepentingan bersama. Keohane dan Nye melihat bahwa
interdependensi, khususnya interdependensi ekonomi, saat ini merupakan sebuah
isu penting dalam politik dunia internasional.4
Uni Eropa merupakan bentuk kerjasama regionalisme dengan tujuan
utama kepentingan ekonomi bersama merupakan bentuk nyata dari teori
neoliberal institusional. Dalam teori institusionalis, ketercapaian kepentingan Uni
Eropa sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk mengatur pembagian
kedaulatan dan kontrol kekuasaanya terhadap kebijakan yang menyangkut
kepentingan ekonomi bersama. Kontrol Uni Eropa terhadap kepentingan ekonomi
bersama pada periode 2001 – 2007 tidak memungkinkan Uni Eropa untuk
memiliki kekuasaan penuh terhadap perlindungan kepentingan ekonomi.
Pembagian kedaulatan kebijakan fiskal yang diserahkan pada pemerintah
domestik merupakan celah kekuasaan yang tidak dapat dikontrol oleh Uni Eropa
dan hal tersebut mengancam kepentingan ekonomi bersama. Kegagalan PIIGS
dalam memenuhi convergences criteria merupakan implikasi dari tidak adanya
mekanisme kontrol kebijakan fiskal dan mekanisme intervensi Uni Eropa
terhadap ekonomi domestik. Kegagalan ekonomi domestik akibat absennya
kekuasaan intervensi Uni Eropa dan interdependensi ekonomi yang besar di dalam
Uni Eropa akhirnya berimplikasi pada kegagalan ekonomi bersama yaitu krisis
Euro 2008.
4
R.O. Keohane &, J.S. Nye., 2001. Power and Interdependence. New York: Longman.
Download