BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia, tidak hanya dalam kehidupan organisasi tetapi juga dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi selama jantung berdetak. Bahkan orang yang sedang bertapa ataupun meditasi tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam hidup ini. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang kompleks, namun seiring berkembangnya teknologi maka telah mengubah cara berkomunikasi kita secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada tulisan saja dan kata-kata yang diucapkan. Tetapi bentuk dari interaksi lainnya seperti senyuman, anggukan kepala, yang membenarkan hati, sikap badan, dan perasaan yang sama. Pengertian yang diterima sama merupakan kunci dari komunikasi. Kita mulai dengan suatu asumsi dasar bahwa komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir setiap orang membutuhkan dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan itu mengemuka lewat perilaku manusia. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, mengagukkan kepala, atau 1 2 memberikan suatu isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan, pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan. Bila kita memeriksa pernyataan akhir tersebut, kita dapat menemukan beberapa implikasi. Pertama, kata setiap menunjukkan kepada kita, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan. Pesan verbal terdiri dari kata-kata terucap atau tertulis (berbicara dan menulis adalah perilaku-perilaku yang menghasilkan kata-kata), sementara pesan nonverbal adalah seluruh perbendaharaan perilaku lainnya. Kedua, perilaku mungkin disadari ataupun tidak disadari. Kadang-kadang kita melakukan sesuatu tanpa menyadarinya, terutama kalau perilaku kita itu bersifat nonverbal. Kebiasaan-kebiasaan seperti menggigit kukutangan, menganggukan kepala, menatap, dan tersenyum, misalnya seringkali berlangsung tanpa disadari. Bahkan perilaku-perilaku seperti duduk membungkuk di kursi, mengunyah permen karet, atau menyesuaikan letak kacamata, seringkali merupakan perilaku-perilaku tak disadari. Oleh karena suatu pesan terdiri dari perilaku-perilaku yang dapat diartikan, kita harus mengakui kenungkinan memberikan pesan yang tidak kita ketahui. 3 Implikasi ketiga dari pesan perilaku ini adalah bahwa kita sering berperilaku tanpa sengaja. Misalnya bila kita malu kita tidak mungkin menampilkan muka yang bersemu merah atau berbicara tidak lancar. Kita tidak bermaksud untuk menampilkan muka yang merah atau suara yang gagap toh kita berperilaku demikian. Perilaku yang tidak disengaja ini menjadi pesan bila seseorang melihatnya dan menangkap suatu makna dari perilaku itu. Dengan konsep mengenai hubungan-hubungan perilaku sadar tak sadar dan sengaja tak disengaja ini, sekarang kita siap merumuskan suatu definisi komunikasi. Disini, komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna di berikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberinya makna, komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak dan menyengajanya atau tidak. Bila kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari bahwa tidak mungkin bagi kita untuk tidak berperilaku. Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Maka tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berkomunikasi dengan kata lain, kita tak dapat tak berkomunikasi. Komunikasi sangat penting dalam Organisasi. Mengapa? Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Bahkan boleh dikata, organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian lain. 4 Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare! To form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi) Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya Communications on Organizations “a stable system of individuals who work together to achieve, through a hierarchy of ranks and divisions of labour, common goals”. Suatu system yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Di tinjau dari aspek bisnis, Organisasi adalah manajemen, dan di tinjau dari aspek kegiatannya, bukan struktur. Manajemen tidak mungkin berjalan tanpa organisasi. Manajemen ada jika ada tujuan yang akan dicapai. Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan Organisasi. Dengan penguasaan komunikasi yang baik, maka pimpinan organisasi dapat mempunyai nilai tambah dalam kehidupannya baik secara umum, maupun dalam mengkontribusikannya di tempat kerja sehingga semakin produktif. Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai pemahaman yang sama. Kemampuan berkomunikasi secara efektif akan menambah produktivitas baik di lingkungan kerja, umum, dan organisasi lainnya. Hal ini juga dapat mengantisipasi masalah, membuat keputusan, mengkoordinasikan arus kerja, mengembangkan hubungan serta dapat 5 mempromosikan program kerja dan jasa organisasi. Komunikasi secara efektif akan menentukan keberhasilan seseorang dimanapun dia berada. Keberhasilan organisasi dapat tercapai apabila seorang yang berada di dalamnya dapat melakukan yang terbaik bagi mereka, apa yang disenangi serta factor kepemilikan secara psikologis dalam melaksanakan dan memberi hasil pada pekerjaan. Dalam penelitian ini, penulis memilih tema Pola Komunikasi dalam Organisasi yang didalamnya terdapat perbedaan budaya antara Pimpinan Organisasi dan Karyawan. Komunikasi merupakan suatu “kekuatan yang luar biasa”dalam suatu Organisasi. Dibutuhkan komunikasi yang efektif agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya perbedaan budaya antara Pimpinan dengan karyawannya maka ada kendala dan masalah yang dialami seperti yang disebutkan dibawah ini : 1. Bahasa Verbal. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan kepercayaan, nilai, dan norma. Bahasa merupakan alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. Maka, bahasa berfungsi sebagai suatu pedoman untuk melihat realitas social. Bahasa mempengaruhi persepsi, menyalurkan, dan turut membentuk pikiran. Manager pada Benchmark Recruitment Asia tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan sebagian besar karyawannya juga tidak dapat berkomunikasi dengan baik dalam berbahasa inggris, hal ini sering 6 menimbulkan salah persepsi, salah mengerti sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. 2. Pola-pola berpikir. Pola-pola berpikir suatu budaya mempengaruhi bagaimana individu-individu dalam budaya itu berkomunikasi, yang masa gilirannya akan mempengaruhi bagaimana setiap orang merespons individu-individu dari suatu budaya lain. Kita tak dapat mengharapkan setiap orang untuk menggunakan pola-pola berpikir yang sama, namun memahami bahwa terdapat banyak pola berpikir dan belajar menerima pola-pola tersebut akan memudahkan komunikasi antarbudaya kita. Pola-pola berpikir orang barat lebih menuntut pertimbangan-pertimbangan logis dan rasionalitas, sedangkan pola-pola berpikir orang timur lebih berdasarkan kepercayaan dan agama. 3. Perilaku Nonverbal Sebagai suatu komponen budaya, ekspresi nonverbal mempunyai banyak persamaan dengan bahasa. Keduanya merupakan system penyandian yang dipelajari dan diwariskan sebagai bagian dari pengalaman budaya. Dalam budaya barat, dalam berkomunikasi tatapan mata sangatlah penting karena hal ini menandakan dihargai oleh lawan bicaranya, sedangkan hal ini masih tabu dalam budaya timur. 4. Konsep Waktu. Konsep waktu suatu budaya merupakan filsafatnya tentang masa lalu, masa sekarang, masa depan, dan pentingnya atau kurang pentingnya waktu. Kebanyakan budaya barat memandang waktu sebagai langsung dan 7 berhubungan dengan ruang dan tempat. Sedangkan kita terikat oleh waktu dan sadar akan adanya masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Hal ini sangat menarik untuk di teliti dan Organisasi yang menjadi tempat penelitian yaitu Benchmark Recruitment Asia yang berlokasi di Jakarta, adapun alas an memilih Perusahaan ini untuk di teliti yaitu Benchmark Recruitment Asia mempunyai 10 karyawan, tidak terbagi atas divisi-divisi seperti Perusahaan pada umumya. Dengan kondisi seperti ini karyawan Benchmark Recruitment Asia berkomunikasi langsung dengan Pimpinan yang berbeda budaya. Dan dalam proses ini terlihat jelas proses Komunikasi baik verbal, non verbal, kendala, dan apa yang harus dilakukan agar komunikasi berjalan dengan baik. Benchmark Recruitment Asia berasal dari Australia. Dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia, Benchmark Recruitment Asia di bantu oleh PT. Opac Barata dalam hal Manajemen dan perizinan usaha di Republik Indonesia. Perusahaan ini bergerak dibidang penyediaan jasa tenaga kerja khususnya untuk posisi manager. Latar belakang didirikannya organisasi ini yaitu saat ini banyak investor baik local maupun asing yang tertarik mengembangkan bisnis di Indonesia khususnya pada industry pertambangan, minyak dan gas bumi. Hal ini menyebabkan banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja dengan keahlian yang sangat khusus. Untuk mencari tenaga kerja di Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Dengan beragamnya industry yang ada maka semakin spesifik posisi yang di butuhkan dalam perusahaan yang berkembang saat ini. Misalnya Kepala Teknik Tambang, Mine Plan Engineer, Drilling Engineer pada industry pertambangan, minyak dan gas bumi. 8 Sebagian Karyawan dari Benchmark Recruitment Recruitment yaitu Psikolog yang bertugas sebagai perekrut kandidat atau kita biasa menyebut recruiter. Recruiter bertugas untuk mencari kandidat yang potensial terutama untuk posisi Manager sesuai dengan kebutuhan rekanan atau klien dari Benchmark Recruitment Asia. Manager dari Benchmark Recruitment Asia sendiri berasal dari Australia dan tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, sedangkan karyawan lainnya Warga Negara Indonesia. Pola Komunikasi di Benchmark Recruitment Asia cenderung satu arah, dan tidak semua karyawannya mempunyai kemampuan berbahasa inggris yang baik. Hal ini sangat menghambat dalam pekerjaan, terkadang karyawan harus menyiapkan format kalimat dalam bahasa inggris sebelum akhirnya bertemu dengan manager. Atau kalau memang tidak perlu dikomunikasikan, karyawan cenderung memilih untuk tidak bertemu pimpinan. Hal ini mengganggu proses pekerjaan karena Komunikasi menjadi tidak efektif. Karyawan hanya menebak apa yang akan terjadi dari pada bertanya langsung sama pimpinan. Dari paparan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “POLA KOMUNIKASI ANTARA MANAGER DENGAN KARYAWAN YANG BERBEDA BUDAYA PADA BENCHMARK RECRUITMENT ASIA (PT. OPAC BARATA) JAKARTA”. 9 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Pola Komunikasi antara Manager dengan Karyawan dari Latar Belakang Budaya yang berbeda pada Benchmark Recruitment Asia Jakarta? 1.3. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui Pola Komunikasi antara Manager dengan Karyawan dari Latar Belakang Budaya yang berbeda pada Benchmark Recruitment Asia Jakarta. 1.4. Manfaat Penelitian. 1.4.1. Manfaat Akademis Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini diharapkan menjadi tambahan khasanah keilmuan dalam kehidupan dan salah satu alternative langkah untuk mengumpulkan pembentukan Komunikasi dan kepemimpinan yang ideal. 1.4.2. Manfaat Praktis Bagi Benchmark Recruitment Asia, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam eksplorasi konsep Komunikasi dan kepemimpinan dalam Organisasi.