ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DALAM MEMELIHARA KOMUNIKASI ANTAR KARYAWAN AGUNG PODOMORO RECRUITMENT CENTER Elvita Hardianto Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830, [email protected] Elvita Hardianto, Dr. Muhammad Aras ABSTRACT The purpose of the research, to determine the cultures in the Agung Podomoro Recruitment Center. From cultures will be analyzed usefulness to the maintenance communication in the company. Conceptual basis, in this study consists of communication, effective communication, concept of organizational culture, and theory “Jaring Laba-Laba” discovered by Pacanowsky and O'Donnel. Research method, used is a case study with qualitative descriptive research and data collection techniques with interviews and participant observation. Data Analysis, in this research is data collection, data reduction, data display, and data verification. The results of the analysis, Agung Podomoro Recruitment Center has shared values that is harmonious, strong, quality, and environmentally friendly and all were derived from hero Founding Father Mr. Anton Kusuma Haliman, as well as some rituals such as Morning Briefing, Weekly Meeting, and Employee Gathering, and eat together. Of the culture of going to maintain communication among fellow employees. Conclusion, The company has a culture that became the cultural identity of the company and the corporate communications can be maintained well with the culture. (EH) Keywords : Organizational Cultural, Communication, Employee ABSTRAK Tujuan Penelitian ialah, untuk mengetahui kebudayaan di Agung Podomoro Recruitment Center. Dari budaya akan dianalisis kegunaannya terhadap pemeliharaan komunikasi yang ada di perusahaan. Landasan Konseptual, dalam penelitian ini terdiri dari komunikasi, komunikasi efektif, konsep budaya organisasi serta, teori “Jaring Laba – Laba” yang ditemukan oleh Pacanowsky dan O’Donnel. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi partisipan. Analisis Data, dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil yang dicapai adalah Agung Podomoro Recruitment Center memiliki nilai yang dianut yaitu harmonis, tangguh, mutu, dan ramah lingkungan dan semua itu diturunkan dari sosok pahlawan Founding Father Bapak Antong Kusuma Haliman, serta beberapa ritual seperti Morning Briefing, Weekly Meeting, dan Employee Gathering, dan makan bersama. Dari budaya yang dimiliki akan memelihara komunikasi antar sesama karyawan. Simpulan Perusahaan telah memiliki budaya yang menjadi identitas diri perusahaan dan budaya tersebut memelihara komunikasi perusahaan hingga dapat terpelihara dengan baik. (EH) Kata Kunci: Budaya Organisasi, Komunikasi, Karyawan PENDAHULUAN Kesuksesan sebuah perusahaan tentunya tidak dapat diraih dengan mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Terdapat banyak faktor pendukung baik dari dalam maupun luar perusahaan untuk mendukung kesuksesan perusahaan, seperti sumber daya manusia, fasilitas perusahaan yang memadai, pemanfaatan teknologi yang berkembang pesat, pola komunikasi dan produktivitas perusahaan. Namun perlu digaris bawahi bahwa terdapat sebuah faktor penunjang lainnya yang mungkin tidak disadari oleh kebanyakan orang bahwa budaya organisasi yang dimiliki di dalam perusahaan juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesuksesan perusahaan. Pada dasarnya budaya organisasi merupakan sebuah kebiasaan atau ritual yang diyakini dan dilakukan oleh setiap anggota organisasi atau perusahaan. Dengan adanya budaya organisasi yang akan memberikan ciri atau identitas yang membedakan sebuah organisasi tersebut terhadap organisasi lainnya karena pada dasarnya budaya yang lahir di setiap perusahaan pasti berbeda – beda dan cenderung unik. Menurut Achmad Sobirin (2010), budaya organisasi sering dipahami sebagai satu set nilai, keyakinan, pemahaman, dan norma perilaku yang dipahami dan dipraktekkan secara bersama – sama oleh karyawan. Budaya organisasi ini biasa tidak tertulis tetapi keberadaannya dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat bisa dirasakan. Terkadang budaya organisasi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan memiliki suatu tujuan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Para pemimpin atau pendiri perusahaan menjadikan budaya organisasi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan harapan – harapannya kepada seluruh karyawan agar dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif di dalam perusahaan. Penerapan budaya organisasi yang sesuai bagi perusahaan tentunya akan memberikan dampak positif bagi karyawan. Jika karyawan merasakan kenyamanan dalam perusahaan maka ia akan bersifat loyalitas untuk perusahaan, dan bila karyawan loyal terhadap perusahaan maka inilah yang dapat meningkatkan kesuksesan perusahaan. Kesadaran akan pentingnya budaya organisasi harus dipahami dan diyakini oleh seluruh karyawan. Salah satu caranya adalah dengan melekatkan budaya organisasi ke dalam diri setiap karyawan. Proses pelekatan ini akan memberikan kenyamanan dan loyalitas dalam diri karyawan sehingga berdampak pada motivasi kerja. Menurut pandangan Sathe dalam buku Achmad Sobirin (2010), “Budaya yang kuat ditandai oleh nilai – nilai inti organisasi yang tertanam semakin mendasar, kokoh dan dipegang teguh oleh para anggota organisasi”. Semua itu bisa terjadi karena budaya tersebut disampaikan secara jelas dari disosialisasikan atau dikomunikasikan dan diwariskan sehingga semakin luas dianut oleh banyak anggota organisasi atau perusahaan. Demikian sebaliknya, jika budaya hanya dipahami dan dianut oleh sekelompok kecil orang bisa dikatakan budaya organisasi merupakan budaya yang lemah. Selain budaya organisasi, tentunya terdapat faktor penunjang lainnya yang dapat mendukung kesuksesan sebuah perusahaan yaitu komunikasi. Komunikasi antar team adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi demi mencapai suatu tujuan. Komunikasi itu sendiri merupakan aktivitas dasar manusia yang akan selalu dilakukan sampai akhir hidup manusia. Tidak ada manusia yang tidak melakukan komunikasi di dalam kehidupan ini. Dengan adanya komunikasi yang baik antar sesama karyawan, maka organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, organisasi dapat macet dan berantakan. Agung Podomoro Recruitment Center adalah cabang dari Agung Podomoro Group yang bergerak di bidang usaha properti terkemuka di Indonesia. Sesuai dengan namanya, Agung Podomoro Recruitment Center setiap harinya memiliki target untuk mencari dan menerima para pencari kerja di Indonesia yang berkompeten dalam menunjang kesuksesan Agung Podomoro Group. Untuk dapat melancarkan fungsi recruitment maka Agung Podomoro Recruitment Center harus dapat mempertahankan tujuan organisasinya dan memaksimalkan peran karyawan di dalam perusahaan agar dapat menunjang keberhasilan dalam merekrut pekerja di Indonesia. Tentu saja hal ini didukung oleh budaya organisasi yang diterapkan di setiap divisi pada perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya kepercayaan bahwa budaya organisasi adalah salah satu faktor penunjang suksesnya perusahaan. Agung Podomoro Recruitment Center berusaha menjadikan budaya organisasi sebagai landasan dalam menciptakan iklim kerja yang kondusif dan efektif sehingga karyawan dapat bekerja secara maksimal. Seluruh karyawan dan karyawan magang di Agung Podomoro Recruitment Center selalu ditekankan mengenai “Communication” yang menjadi landasan dalam bekerja di dalam perusahaan. Maksud dari komunikasi adalah dalam memberikan informasi kepada setiap karyawan agar tercipta sebuah pemahaman yang sama sehingga satu sama lain saling mengerti dan hubungan antara karyawan semakin terjaga. Segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan hendaknya antar karyawan harus selalu melakukan komunikasi. Bayangkan saja jika antara karyawan dalam suatu perusahaan tidak saling berkomunikasi, sibuk dengan urusan masing – masing dan tidak mau peduli. Perusahaan tersebut mungkin akan mengalami kekacauan dan timbul banyak konflik karena tidak adanya kolerasi antar sesama karyawan. Menurut observasi sementara, dari kegiatan yang berlangsung terlihat kurangnya tindakan perusahaan mempersuasikan karyawan agar menerapkan budaya organisasi untuk dapat meningkatkan proses komunikasi antar sesama karyawan dan pada akhirnya menjadi saling tertutup. Dari latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai “Analisis budaya organisasi dalam memelihara komunikasi antar karyawan”. Sehingga apabila penelitian ini dilakukan dapat membantu perusahaan dalam memberikan masukan atau informasi mengenai permasalahan yang berkaitan dengan budaya dan pemeliharaan komunikasi antar karyawan di dalam perusahaan. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah budaya organisasi yang ada di Agung Podomoro Recruitment Center dalam memelihara komunikasi antar karyawan. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana budaya yang ada di Agung Podomoro Recruitment Center dan bagaimana budaya Agung Podomoro Recruitment Center memelihara komunikasi antar sesama karyawan. Tujian dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana budaya organisasi yang ada di Agung Podomoro Recruitment Center dan bagaimana budaya tersebut memelihara komunikasi antar sesama karyawan Agung Podomoro Recruitment Center. Untuk mendukung penelitian yang dilakukan, digunakan kajian pustaka antara lain: komunikasi, komunikasi efektif, fungsi komunikasi efektif, performa komunikatif, budaya organisasi, unsur-unsur pembentuk budaya organisasi, teori budaya organisasi “Jaring – Laba – Laba” yang ditemukan oleh Pacanowsky dan O’Donnell, serta kerangka konseptual yang dikemukakan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. (Ruslan, 2010) Tipe atau jenis penelitian digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Ciri tipe atau jenis penelitian deskriptif kualitatif dapat menguraikan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian dan memberikan pemecahan masalah yang ada berdasarkan atas data – data yang dimiliki. Metode deskriptif sebagai sebuah metode yang bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan secara sistematis dengan fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat dan data yang slaing berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak tetapi pada hakekatnya mencarai pemahaman observasi. (Moh. Nazir, Ph. D, 2010) Sedangkan metode penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. (Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011) Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua yakni jenis data dan lokasi serta waktu penelitian. Jenis data dibagi kembali menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Data primer yang terdiri dari wawancara dan observasi. Data sekunder di dapat dari studi pustaka dan data internal perusagaan PT Agung Podomoro Land Tbk Recruitment Center. Lokasi dan waktu penelitian adalah penelitian dilakukan pada bulan Febuari 2015 – Mei 2015 dengan lokasi Apartment Mediterania Garden Residence 1, Tower Dahlia, 2nd Floor Podomoro City, Jl. Letjen S. Parman Kav 5-9, Jakarta Barat. Objek dari penelitian ini adalah budaya organisasi yang ada di dalam Agung Podomoro Recruitment Center, budaya organisasi itu akan dianalisis implikasinya dalam memelihara komunikasi di dalam perusahaan. Sedangkan subjek penelitian adalah 4 karyawan Agung Podomoro Recruitment Center, yaitu informan kunci selaku Assistant Head Office Agung Podomoro Recruitment Center. Hendy Prabowo, Elisabeth Dakosta selaku Recruitment Center dan Felanny Chandra selaku Selection Specialist. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi. Pengumpulan data yaitu proses pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan seperti wawancara dan observasi langsung, Reduksi data yaitu penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh dilakukan menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Display data yaitu setelah infromasi dipilih dan disaring, maka data yang telah dipilih akan disajikan dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk uraian penjelasan, dan verifikasi menarik sebuah kesimpulan. (Miles dan Huberman, 2007) Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data triangulasi. Triangulasi adalah teknik menganalisis jawab subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Triangulasi sumber adalah membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. (Norman K. Denkin dalam Rahardjo, 2010) HASIL DAN BAHASAN Budaya Organisasi Agung Podomoro Recruitment Center Agung Podomoro Recruitment Center memiliki beberapa nilai yang dianut di dalam perusahaan. Nilai – nilai tersebut diturunkan dari Department Head agar karyawan bisa menjiwai dan menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari di dalam perusahaan. Nilai tersebut berupa harmonis, mutu, tangguh, dan ramah lingkungan. Tetapi pada kenyataannya budaya lain pun terbentuk di perusahaan dengan sendirinya dan budaya tersebut sedikit banyaknya saling mempengaruhi nilai – nilai tersebut. Seperti adanya budaya ketimuran yang lebih menghormati, menghargai ini akan mengacu pada nilai harmonis. Sedangkan budaya last minute tersebut akan mengacu pada nilai tangguh dan mutu dimana walaupun bekerja santai tetapi mereka tetap dapat mencapai target sesuai yang diharapkan. Nilai ramah lingkungan yang perusahaan berusaha melakukan penghematan kertas dengan melakukan recycle kertas bekas, dan lebih banyak menggunakan email untuk pengisian formulir undangan psikotest dan interview. Terdapat beberapa tambahan terkait dengan budaya organisasi yang ada di kantor, dimana budaya organisasi selama ini terlihat dari pagi antara karyawan saling mengucapkan selamat pagi satu sama lainnya, beberapa kali kantor Department Head HRD mengadakan kegiatan seperti Annual Event untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang memiliki prestasi untuk perusahaan dan Gathering pagi yang diselenggarakan di kantor Agung Podomoro Recruitment Center agar karyawan HRD dan Recruitment bisa saling bersosialisasi dan menjalin komunikasi yang lebih akrab antar pribadi. Dengan adanya kumpul – kumpul antar karyawan yang dilakukan telah menjadi budaya perusahaan sebagai perekat bagi karyawan dan alat komunikasi antar karyawan. Juga dari segi berkomunikasi di dalam perusahaan bersifat santai dan tidak harus bertatap muka tetapi bisa menggunakan messanger berupa whatsapp, email atau menggunakan dropbox untuk bisa melihat dokumen – dokumen terupdate perusahaan. Jadi dengan menggunakan alat komunikasi tersebut akan lebih gampang dalam berkomunikasi antar karyawan maupun dengan atasan. Jika dikaitkan dengan konsep budaya organisasi menurut Robbins (dalam buku Tika, 2012), menyatakan bahwa budaya organisasi adalah sekumpulan sistem nilai yang diakui dan dibuat mengacu kepada sistem makna bersama yang dianut oleh anggota di dalam organisasi yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain maka Agung Podomoro sudah merepresentasikan nilai – nilai tersebut berbeda dari organisasi atau perusahaan lainnya. Inilah yang menjadi nilai lebih bagi perusahaan dan menjadi makna yang dianut oleh seluruh anggota organisasi. Hal ini didukung oleh pendapat narasumber ahli, Mohamad Irfan Sofyan, yaitu budaya organisasi adalah bagaimana cara perusahaan itu bertingkah laku. Yang terpenting dari budaya yang ada di perusahaan Agung Podomoro Recrutiment Center bisa memelihara dan meningkatkan performa perusahaan. Budaya organsiasi tentunya tidak muncul dengan sendiri di dalam sebuah perusahaan, terdapat beberapa proses terbentuknya budaya organisasi. Proses terbentuknya budaya organisasi berasal dari Founding Father Agung Podomoro Land yaitu Bapak Anton Kusuma Haliman. Beliaulah yang menurunkan nilai – nilai perusahaan dan akan membudaya di dalam perusahaan. Seperti dalam nilai harmoni, pada awal mendirikan Agung Podomoro Land Bapak Anton menganut nilai Unity of Diversity bahwa perusahaan ini didirikan tidak atas kalangan tertentu saja tetapi didirikan dari berbagai latar belakang baik latar belakang studi, keahlian, dan budaya atau ras. Maka diterapkanlah nilai harmoni untuk membangun keselarasan dan sinergisitas di dalam perusahaan. Begitupun di dalam Agung Podomoro Recuritment Center inipun menghargai adanya perbedaan suku dan budaya. Nilai tangguh berasal dari ketahanan perusahaan yang berkaitan dengan proses perjalanan sejarahnya. Ada sebuah milestone dari tahun 1973 sampai dengan 2015 Agung Podomoro Land dan Agung Podomoro Group tetap bisa survive dalam menghadapi krisis ekonomi di tahun 1998 dan 2008. Jadi nilai tangguh inilah yang mewarnai bagaimana perusahaan ini tetap berdiri tanpa harus mengurangi kekuatan yang ada di dalamnya. Pernyataan ini selaras dengan sebuah konsep menurut Schein dalam buku Achmad Sobirin (2010), dimana prosesnya mengikuti alur sebagai berikut : 1. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai – nilai perspektif, artefak, ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para karyawan Pimpinan yang dimaksudkan adalah Manager dari divisi Agung Podomoro Recruitment Center. Pimpinan tersebut yang memiliki pengaruh besar dalam proses terbentuknya budaya organisasi, karena ketika pimpinannya bisa mengkomunikasikan dengan baik nilai – nilai yang dianut perusahaan dan dijiwai oleh karyawan maka karyawanpun bisa menerima budaya tersebut dengan baik dan bisa di apply-kan di dalam kehidupan berorganisasi setiap hari, tetapi jika pimpinan tidak bisa menurunkan nilai – nilai tersebut maka akan menjadi sia – sia karena yang dipikirkan oleh karyawan bukanlah sebuah nilai yang dianut dan dijiwai melaikan sebuah instruksi bagi mereka. Budaya organisasi tidak hanya dari atasan saja, tetapi dari interaksi mereka sehari – hari bisa menciptakan sebuah budaya yang baru dan disebut dengan Culture Creator. Seperti kebebasan berkreasi yang mulai dilakukan oleh Pak Hendy dalam mempromosikan Agung Podomoro Recruitment Center yang merupakan divisi terbaru di dalam Agung Podomoro Land, dan banyak hal lainnya terbentuk sendiri akibat interaksi sehari – hari antar karyawan dan juga dikarenakan divisi yang masih terbilang baru sehingga karyawan di dalamnya masih menyesuaikan dan menciptakan hal – hal baru yang dirasakan nyaman untuk mereka beraktivitas di dalam perusahaan. Sehingga sesuai dengan penuturan lanjutan oleh Schein (Achmad Sobirin, 2010) : 2. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah – masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal 3. Secara perorangan, masing – masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan – persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus. Jadi dapat disimpulkan pada proses terbentukanya budaya organisasi ada beberapa karyawan yang telah menjiwai nilai – nilai yang diturunkan dari Pemimpin atas, dan juga dielaborasi dengan budaya ciptaan mereka sendiri selama mereka saling berinteraksi satu sama lain di dalam perusahaan. Dan dari hasil observasi, secara tidak langsung budaya tersebut bisa muncul dari kebiasaan – kebiasaan yang mereka lakukan setiap hari tanpa adanya instruksi bahwa itu merupakan nilai – nilai yang harus mereka anut seperti menyapa “ Good Morning” ataupun sharing ketika jam makan siang (tetapi ini hanya dilakukan oleh beberapa karyawan saja) sehinga dengan kebiasaan sehari – hari itulah akan menjadi identitas diri mereka dan tradisi yang akan mereka lakukan secara terus menerus. Akan tetapi ada juga karyawan yang masih belum bisa menjiwai dan merasakan adanya budaya organisasi di dalam perusahaan dikarenakan oleh faktor individu yang pastinya memiliki kapasitas beradaptasi yang berbeda di dalam perusahaan. Ini juga bisa dikarenakan kurangnya sosilasisasi dan komunikasi dari pemimpin divisi untuk terus memotivasi karyawan agar bisa memahami dan menerapkan nilai – nilai positif di dalam perusahaan. Seperti yang dikatakan Achmad Sobirin (2010), “Tetapi pada kenyataannya budaya organisasi tidak selalu dinyatakan secara eksplisit dan hanya pendiri saja yang bisa memahaminya karena tidak dikomunikasikan kepada anggota - anggota baru organisasi. Maka dibutuhkan sebuah komunikasi yang digunakan para pendiri di antaranya dengan memberi contoh dalam bentuk perilaku sehari – hari bagaimana seharusnya melakukan segala aktivitas organisasi”. Dalam buku Richard and Lynn (2009), teori budaya organisasi berdasarkan penelitian Clifford Greetz, Michael Pacanowsky, dan Nick O’Donnell – Trujillo mengatakan bahwa orang – orang adalah seperti laba – laba yang tergantung di dalam jaring yang mereka ciptakan di tempat kerja. Sebuah budaya organisasi terdiri atas simbol yang dimiliki bersama, dan tiap – tiap simbol ini memiliki makna yang unik. Kisah – kisah perusahaan, ritual, dan serangkaian ritusnya merupakan contoh dari budaya perusahaan. Simbol – simbol nyata inilah yang tercipta di dalam perusahaan yang menjadikan sebagai suatu kesatuan bagaikan untaian jaring laba – laba yang tidak akan memiliki bentuk yang sama dengan jaring laba – laba lainnya. Simbol budaya organisasi terbagi menjadi tiga yaitu simbol fisik berupa seni, design; logo; pakaian; penampilan, simbol perilaku berupa upacara atau ritual; tradisi atau kebiasaan; penghargaan atau hukuman, dan simbol verbal berupa anekdot atau lelucon; jargon atau nama sebutan; kisah atau sejarah. Berdasarkan teori budaya organisasi tersebut didapatkan beberapa simbol budaya organisasi. Simbol fisik berupa logo perusahaan tetap menggunakan logo perusahaan yaitu Agung Podomoro Land atau Agung Podomoro Group hanya saja ditambahkan Recruitment Center karena ini merupakan spesialisasi dari Departemen yang berkaitan dengan proses recruitment dan seleksi calon karyawan. Untuk pakaian dan penampilan Agung Podomoro memiliki ciri khas warna yaitu putih, biru, merah yang melambangkan warna simbol Agung Podomoro dan tentunya menggunakan name tag sebagai identitas diri. Terdapat pula Dress code karyawan pada hari senin dan kamis menggunakan batik, dan pada hari selasa rabu menggunakan baju formal rapi, sedangkan jumat menggunakan baju casual rapi. Sedangkan simbol perilaku berupa habit atau kebiasaan yang sering dilakukan yaitu morning briefing walaupun tidak harus dilakukan mutlak oleh seluruh anggota departemen. Morning briefing ini akan membahas tentang evaluasi pekerjaan kemarin, merencakan pekerjaan hari ini dan merencanakan pekerjaan yang akan dikerjakan selama seminggu kedepan. Sedangkan weekley briefing harus melaporkan perkembangan pekerjaan kepada Departemen Head selama satu pekan begitu pula akan berantai sampai di level Departemen Head kepada Direktorat Head dilakukan perpekan untuk memantau dan mengevaluasi terkait proses kerja dan pencapaian kerja di dalam perusahaan. Selain itu adanya perayaan ulang tahun walaupun tidak semua karyawan tapi secara keseluruhan pastinya ketika ada yang berulang tahun pasti akan ada surprise dan makan – makan yang dilakukan pada hari tersebut. Maka dari penjelasan mengenai budaya, proses terbentuknya budaya, dan simbol budaya dapat ditarik 3 dari 5 unsur pembentuk budaya organisasi menurut Deal & Kenedy (Tika, 2012), yang telah terepresentasikan oleh Agung Podomoro Recruitment Center: 1. Nilai – nilai Nilai-nilai merupakan konsep dasar dan kepercayaan dari sebuah organisasi. Nilai-nilai inilah yang berfungsi sebagai pedoman bagi karyawan dalam bertindak dan memotivasi karyawan untuk menghayati dan menginternalisasi nilai – nilai tersebut agar dapat terepresentasikan di dalam kehidupan organisasi sehari – hari. Inilah yang menjadi landasan karyawan dalam bersikap dan menjadi titik acuan perusahaan dalam mencapai kesuksesan. Begitu pula Agung Podomoro Land memiliki 4 (empat) nilai utama yang diyakini dapat menunjang kesuksesan perusahaan. 4 (empat) nilai yang dianut perusahaan seperti yang telah dijelaskan oleh Key Informan, Bapak Hendy Prabowo, yaitu nilai harmonis, tangguh, mutu, dan ramah lingkungan. Dengan adanya nilai tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi dan acuan karyawan dalam bertindak. 2. Pahlawan Pahlawan merupakan sosok atau tokoh yang dipandang berhasil dalam mewujudkan nilai-nilai budaya di dalam kehidupan nyata. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya pada proses pembentukan budaya perusahaan dan oleh narasumber ahli yang berpendapat bahwa sosok pahlawan adalah orang berkontribusi bagi perusahaan dan bisa menginspirasi karyawan. Bagi Agung Podomoro Recruitment Center yang merupakan salah satu dari divisi Agung Podomoro Land tentunya mengacu sesuai dengan Departement Head atas, sehingga sosok pahlawan yang menjadi panutan adalah Bapak Anton Kusuma Haliman yang merupakan Founding Father di perusahaan Agung Podomoro. Figur beliau yang tentunya akan mewarnai dan akan mensimbolkan nilai - nilai perusahaan yang akhirnya akan membudaya di dalam Agung Podomoro. 3. Ritual Ritual merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama suatu perusahaan. Ritual yang dilakukan karyawan Agung Podomoro Recruitment Center terbagi menjadi dua yaitu formal dan informal. Kegitan formal yang ada di Agung Podomoro Recruitment Center adalah morning briefing, weekly meeting, dan employee gathering. Morning briefing dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan kemarin, merencakan pekerjaan hari ini dan merencanakan pekerjaan yang akan dikerjakan selama seminggu ke depan. Sedangkan weekly meeting untuk memantau dan meengevaluasi terkait proses kerja dan pencapaian kerja. Employee gathering seperti Annual Event dan sarapan pagi bersama seluruh karyawan Departemen HRD Agung Podomoro agar lebih bisa menjalin hubungan yang lebih akrab antar sesama karyawan dan memberikan penghargaan untuk karyawan terbaik di Agung Podomoro. Sedangkan ritual informal seperti hal yang paling simple adalah menyapa setiap karyawan di pagi hari “Good Morning”. Hal ini menjadi rutinitas setiap hari dan secara tidak langsung memberikan semangat bagi karyawan untuk memulai aktivitas di pagi hari. Dan pada siang harinya ada beberapa karyawan yang melakukan makan bersama sehingga dengan adanya makan bersama ini bisa menjadi waktu sharing antar karyawan dan menjadi perekat satu sama lain. Selain itu juga ritual ketika ada anggota organisasi yang sedang berulang tahun yang biasanya akan diberikan perayaan dan kumpul bersama. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya pada simbol budaya perusahaan. Narasumber ahli, Mohamad Irfan, juga menjelaskan bahwa ritual informal tidak kalah pentingnya dari formal, karena kegiatan informal lebih efektif dalam membangun sebuah hubungan dan komunikasi di dalam perusahaan. Budaya Organisasi Agung Podomoro Recruitment Center Memelihara Komunikasi Antar karyawan Pola komunikasi yang ada di Agung Podomoro Recruitment Center bersifat langsung. Dengan maksud ketika seseorang memiliki kebutuhan berkomunikasi maka dia boleh langsung menyampaikan informasi tersebut tanpa harus melewati beberapa tahapan (misalnya karyawan boleh langsung menyampaikan informasi atau berkomunikasi ke Manager tanpa harus melewati Assistant Manager terlebih dahulu). Tetapi itu semua juga harus berdasarkan etika komunikasi dan trust. Jika informasi yang diberikan atau didapatkan bersifat penting, maka komunikasi yang dilakukan antar Department bisa menggunakan media komunikasi seperti email sebagai recording alat bukti. Jadi komunikasi yang ada di sana tidaklah bersifat kaku dan birokratif, tetapi tetap harus memerhatikan trust dan etika komunikasi di dalamnya agar menghindari konflik. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal dan nonverbal seperti chattingan, email, telepon dan tidak memiliki aturan atau prosedur khusus di dalam berkomunikasi. Selama hal itu membantu pekerjaan menjadi lebih cepat dan dapat mempermudah penyebaran informasi di dalam perusahaan, maka karyawan lebih sering menggunakan alat komunikasi seperti email dan whatsapp group. Yang terpenting adalah proses penyampaian komunikasi yang lancar, baik secara verbal dan nonverbal, bersifat formal dan informal, pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama memiliki pemahaman yang sama mengenai informasi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pemahaman komunikasi menurut Deddy Mulyana (2010), yaitu komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi didefenisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”. Ini menandakan bahwa setiap karyawan di dalam Agung Podomoro recruitment Center telah memahami arti komunikasi dalam membangun sebuah makna bersama dan berbagi pengalaman di dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah komunikasi tentunya perusahaan mengharapkan dapat menciptakan sebuah komunikasi efektif dan bisa memelihara komunikasi antar karyawan. Berdasarkan pandangan seorang ahli yaitu Rakhmat (2005), menjelaskan bahwa komunikasi efektif merupakan sebuah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang dimana dalam proses komunikasi tersebut menghasilkan empat perspektif sehingga komunikasi tersebut dapat dikatakan efektif, yaitu : 1. Pengertian yaitu adanya pemahaman antara komunikator dengan komunikan sehingga pesan yang disampaikan selaras. Komunikasi bisa dikatakan efektif apabila memiliki kesamaan pemahaman antar komunikator dengan komunikan. Ketika menyampaikan informasi dan informasi tersebut dapat diterima dan ditanggapi dengan baik maka komunikasi yang berlangsung telah efektif. Hal ini dikarenakan pola komunikasi yang dimiliki oleh Agung Podomoro Recruitment Center yang bersifat fleksibel maka dalam berkomunikasi karyawan bisa menyampaikan informasi dengan nyaman sehingga dapat ditrima oleh komunikan. 2. Perubahan sikap yaitu dengan adanya komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang dimana pesan komunikasi tersebut dapat memberikan efek dengan perubahan sikap dalam komunikasi tersebut 3. Membangun hubungan, komunikasi dapat dikatakan efektif jika dengan berkomunikasi antara individu dengan individu yang lain dapat menghasilan sebuah hubungan Dua perspektif di atas yaitu komunikasi efektif menimbulkan perubahan sikap dan membangun hubungan yang tersirat dalam kegiatan komunikasi melalui whatsapp ataupun makan siang bersama, itu bisa membantu karyawan Agung Podomoro Recruitment Center dalam menyelesaikan masalah. Ketika mereka melakukan komunikasi dan sharing maka itu akan membentuk perubahan sikap dari masing – masing individu dan menghasilkan sebuah hubungan yang lebih akrab. 4. Menciptakan tindakan, komunikasi yang efektif tentu dapat memberikan sebuah persepsi yang menimbulkan sebuah tindakan bagi salah satu individu akibat pesan yang dibicarakan antara komunikator dan komunikan sehingga dalam komunikasi tersebut dapat dikatakan maksud yang disampaikan jelas dan dipahami. Komunikasi dapat menciptakan tindakan dimana komunikasi tersebut mendukung terciptanya iklim yang kondusif mengacu pada nilai harmoni di dalam perusahaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Komunikasi yang terjadi antar karyawan Agung Podomoro Recruitment Center akan menimbulkan tindakan karena karyawan dapat memahami dan mempersepsikan pesan sehingga memunculkan sebuah tindakan. Ketika seseorang mampu memahami isi pesan tersebut maka yang dilakukan adalah menciptakan tindakan atas respon dari pesan yang diberikan. Maka komunikasi tersebut menjadi efektif. Dikaitkan dengan topik penelitian ini, budaya organisasi memelihara komunikasi di dalam perusahaan Agung Podomoro Recruitment Center. Agung Podomoro Recruitment Center memiliki pola komunikasi yang efektif. Dalam memelihara komunikasinya di dalam perusahaan tidak terlalu strick dalam berkomunikasi yang harus melewati banyak layer atau lapisan (harus dari Officer ke Supervisor lalu ke Assistant Manager lalu ke Manager), tetapi diperbolehkan langsung menyampaikan informasi ke atasan, karena budaya komunikasi perusahaan yang bersifat fleksible dan hal ini bisa menjamin proses kerja yang lebih cepat dan efektif. Tentunya dalam melakukan kegiatan komunikasi tersebut juga harus menanamkan trust dan etika. Trust yang dimaksud adalah kepercayaan dalam pemberian dan penerimaan informasi, sedangkan etika berkomunikasi adalah cara berkomunikasi antara atasan dan bawahan pasti memiliki seni tersendiri , bagaimana mesti berkomunikasi kepada atasan, bagaimana berkomunikasi kepada sesama karyawan sehingga disebut dengan etika berkomunikasi. Jika tanpa trust dan etika komunikasi maka nilai harmonisnya tidak akan tercipta. Nilai harmoni ini akan terimplementasi bila proses komunikasi itu telah mencerminkan trust dan etika komunikasi. Nilai harmoni dapat memelihara komunikasi, karena jika karyawan dapat menerapkan nilai harmonis yang dicerminkan dalam kehidupan sehari, baik dari segi tindakan yang saling menghargai satu sama lain, komunikasi yang bisa menyampaikan pendapat secara terbuka dan tentunya tetap menjaga etika komunikasi maka terbentuklah harmonisasi di dalam perusahaan yang menghasikan komunikasi yang berkualitas di dalam perusahaan. Selain cara berkomunikasi di dalam perusahaan terdapat pula beberapa budaya yang dapat memelihara komunikasi antar karyawan seperti, budaya makan bersama yang memiliki peran dalam memelihara komunikasi antar karyawan yang membangun hubungan antar sesama karyawan semakin dekat dan akrab, bisa membicarakan problem solving ketika ada waktu santai. Karena sebagian besar ketika sudah waktunya bekerja, karyawan di Agung Podomoro Recruitment Center ini lebih bersifat individualistic dalam menyelesaikan tanggung jawab masing- masing. Budaya organisasi ini yang akan melebur individualistic tersebut seperti berkomunikasi bisa melalui email walau satu ruangan dengan catatan tidak ingin membuyarkan konstentrasi karyawan tersebut saat sedang bekerja, maka digunakanlah email atau menggunakan whatsapp sebagai alat komunikasi agar proses komunikasi tetap berjalan dengan lancar. Komunikasi yang bersifat fleksibel tidak terlalu formal inilah yang dapat memelihara komunikasi baik antar karyawan maupun atasan. Pada dasarnya budaya yang ada di perusahaan Agung Podomoro Recruitment Center memelihara komunikasi di dalam perusahaan, seperti adanya briefing pagi sehingga karyawan memahami apa saja yang harus dikerjakan dan menjadi target pada hari itu dan untuk yang akan datang, ritual kumpul dan makan bersama yang menjadikan antar sesama karyawan menjadi akrab dan bisa membangun komunikasi yang lebih baik lagi, penggunaan media komunikasi yang bersifat fleksibel seperti whatsapp, email, sehingga baik dari atasan ke karyawan maupun sebaliknya dapat dengan cepat menyampaikan infomasi dan tetap menjalankan proses komunikasi dengan mudah tanpa harus bertemu secara langsung. Proses kerjapun menjadi lebih cepat dengan penggunaan media tersebut. Misalnya ketika seorang karyawan berhalangan atau telat hadir maka ia bisa mengkomunikasikan hal ini kepada atasan dengan menggunakan via whatsaap agar tidak terjadi miss communication dan tetap memberikan kabar sehingga karyawan lain saling mengetahui dan up to date mengenai kabar antar sesama anggota organisasi. Walaupun adanya campuran dari budaya timur dimana terdapat gap antara atasan dan bawahan karena adanya rasa segan dan tidak terlalu bisa berkomunikasi to the point hal ini tetap memiliki sisi positif berdasarkan nilai harmonis yang dianut perusahaan. Dengan adanya perasaan menghormati dan menghargai atasan maka akan menjaga keharmonisan dalam berkomunikasi. Narasumber ahli juga memberikan pandangannya terhadap budaya organisasi Agung Podomoro Recruitment Center karena dengan adanya prinsip budaya yang sudah ditanamkan Agung Podomoro Recruitment Center membuat komunikasi di dalam perusahaan secara teknis sudah berjalan dengan lancar. SIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penelitian, pengolahan dan analisis data, serta pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Agung Podomoro Recruitment Center memiliki nilai – nilai yang diturunkan dari Departement Head Agung Podomoro Land dan beberapa budaya organisasi. Nilai – nilai yang dianut perusahaan adalah nilai harmonis, tangguh, mutu, dan ramah lingkungan. Nilai – nilai tersebut diturunkan dari Founding Father Agung Podomoro Land, yaitu Bapak Anton Kusuma Haliman dan dengan harapan agar nilai – nilai tersebut dijiwai oleh seluruh karyawan dan di apply- kan di dalam kehidupan bergorganisasi sehari – hari. Adapun budaya yang dimiliki oleh Agung Podomoro Recruitment Center adalah seperti ritual yang bersifat formal dan informal. Ritual formal adalah kegiatan briefing di pagi hari atau sering disebut Morning Briefing, Weekly Meeting dan Employee Gathering seperti Annual Event dan sarapan pagi bersama seluruh karyawan Departemen HRD Agung Podomoro. Ritual informal seperti menyapa setiap karyawan di pagi hari “Good Morning”. Berkomunikasi menggunakan media Email ataupun Whatsapp agar lebih muda berkomunikasi antar karyawan. Makan bersama karyawan agar hubungan menjadi semakin akrab dan saling bisa bertukar pikiran walau hal ini tidak dilakukan seluruh karyawan. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa budaya di Agung Podomoro Recruitment Center masih dipengaruhi oleh budaya timur seperti adanya perasaan sungkan, segan, dan lebih menghormati yang lebih tua. 2. Budaya yang baik akan memelihara komunikasi di dalam perusahaan. Budaya Agung Podomoro Recruitment Center memelihara komunikasi seperti adanya briefing pagi sehingga karyawan memahami apa saja yang harus dikerjakan dan menjadi target pada hari itu dan untuk yang akan datang, ritual kumpul dan makan bersama yang menjadikan antar sesama karyawan menjadi akrab dan bisa membangun komunikasi yang lebih baik lagi, penggunaan media komunikasi yang bersifat fleksibel seperti whatsapp, email, sehingga baik dari atasan ke karyawan maupun sebaliknya dapat dengan cepat menyampaikan infomasi dan tetap menjalankan proses komunikasi dengan mudah tanpa harus bertemu secara langsung. Hal ini juga dapat dilihat dari performa komunikatif yang dimiliki perusahaan dari performa ritual, hasrat, sosial, dan politik. Saran Saran Akademis Bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin membahas mengenai budaya organisasi mungkin dapat membahas tidak hanya sekedar budaya organisasi perusahan tetapi juga bisa mengaitkan dari aspek lain seperti komunikasinya yang telah lakukan sebelumnya. Dan mungkin apabila bisa dikaitkan dengan banyak aspek lain, pembahasan menjadi lebih luas dan bisa digunakan dalam pengembangan ilmu komunikasi dan Public Relations. Saran Praktis Saran yang dapat diberikan kepada Agung Podomoro Recruitment Center mengenai budaya dan pemeliharaan komunikasinya adalah budaya yang dimiliki Agung Podomoro Recruitment telah memiliki hasil yang positif dalam perusahaan, tetapi akan lebih baik jika nilai – nilai yang ada di dalam perusahaan lebih dihayati oleh setiap karyawan sehingga terciptanya suasana kerja yang lebih kondusif dan hubungan antar karyawanpun semakin terbangun baik dari segi komunikasinya maupun keakraban antar karyawan di lingkungan kerja. Dan pentingnya untuk menanamkan keterbukaan bagi setiap karyawan sehingga rasa kekeluargaan di dalam organisasi akan lebih terjalin dan komunikasinya pun akan semakin efektif. REFERENSI BUKU Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode - Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moleong J, Lexy. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. (2010). Metode Penelitian. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia. Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise. Rahardjo, M. (2010). Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Malang: UIM Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Robbins. Stephen. P., Coulter. Mary. (2012). Management. Eleventh Edition. Jakarta: England. Rumam, Yustinus Suhardi, Antonius, dkk. (2013). CB: Interpersonal Development. Jakarta: Binus Universtiy. Ruslan, Rosady. (2010). Metode Penelitian Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sobirin, Achmad. (2010). Budaya Organisasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta. Supratiknya. (2005). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Tika, H. Moh Pabundu. (2012). Budaya Organisasi dan Peningkatan kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. West, Richard and Turner, Lynn H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. JURNAL Efendi, Rustam. (2012). Hubungan Budaya Organisasi dan Penghargaan Terhadap Motivasi Karyawan: Studi Kasual Terhadap Karyawan Universitak Megoupak Tulang Bawang. Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 10 (2), Diakses pada 13 Maret 2015 dari http://jurnal.darmajaya.ac.id/ Hidayat, Indra. (2014). Pengaruh Good Governance, Budaya Organisasi, dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Pemerintah. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Vol. 1 (2), Diakses pada 13 Maret 2015 dari http://jom.unri.ac.id/ Iglesias, Oriol; Sauquet, Alfons ;Montana, Jordi. (2011). The Role of Corporate Culture in Relationship Marketing. European Journal of Marketing, Vol. 45 (14), Diakses pada 13 Maret 2015 dari https://scholar.google.com Yap, Querubin S.; Webber, Jon K. (2014). Mengembangkan Budaya Perusahaan di Departemen Pelatihan: Kualitatif Studi Kasus Internal dan outsourcing Staf. Review of Business & Finance Studies, Vol. 6 (1), Diakses pada 13 Maret 2015 dari http://papers.ssrn.com/ Tong, Canon,dkk. (2015). Dampak Knowledge Sharing pada Hubungan antara budaya organisasi dan Kepuasan Kerja: Persepsi Informasi dan Komunikasi Teknologi (ICT) Praktisi di Hong Kong. International Journal of Human Resource Studies, Vol. 5 (1), Diakses pada 13 Maret 2015 dari http://macrothink.org/journal SUMBER DARI INTERNET Azhari, Denni Imam. (2013). “Fungsi Komunikasi dalam Organisasi”. Diakses pada 5 Maret 2015 dari https://dennyimamazhari.wordpress.com/2013/05/27/51-fungsi-komunikasi-dalam-organisasi/ Theresia, Febrina “Bab III Metode Penelitian”. Diakses pada http://www.academia.edu/5449167/BAB_III_Metode_Penelitian 21 Februari 2015 dari http://agungpodomoro.com/ , diakses pada 25 Mei 2015 RIWAYAT PENULIS Elvita Hardianto lahir di kota Muara Bungo pada 17 Desember 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran dengan peminatan Public Relations pada tahun 2015. Saat ini sedang mengamati untuk membuka usaha yang berpotensi untuk berkembang.