pengukuran dan evaluasi kinerja perusahaan

advertisement
PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN BALANCED SCORECARD PADA
LEMBAGA PENDIDIKAN XTION MY CREATIVE
STATION BOGOR
Oleh
BUNGA ASMARA PUTRI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
BUNGA ASMARA PUTRI, H24087055. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Perusahaan Dengan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan Xtion My
Creative Station Bogor. Dibawah Bimbingan ANGGRAINI SUKMAWATI.
Dewasa ini, perkembangan pendidikan di Indonesia relatif meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang
menawarkan sistem pembelajaran dengan berbagai metode baru. Metode
pembelajaran saat ini, mengedepankan teknik pembelajaran dengan mengetahui
potensi anak. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan saat ini tidak hanya
menawarkan pendidikan formal, tetapi ikut menawarkan pendidikan non-formal.
Kompetisi di kalangan lembaga pendidikan non-formal, menuntut lembaga
tersebut untuk responsif dan kreatif dengan menawarkan berbagai produk jasa
pengajaran dengan jaminan dan kelebihan masing-masing. Disamping itu,
lembaga pendidikan non-formal tersebut harus terus menyusun strategi-strategi
untuk mengembangkan usahanya agar dapat meningkatkan eksistensi dan daya
jual produk jasa di kalangan masyarakat.
Pengukuran kinerja perusahaan yang perlu ditetapkan oleh lembagalembaga pendidikan non-formal bukan hanya dari sisi tingginya kinerja
pemasaran, melainkan ikut melakukan perubahan dari sisi kinerja seluruh
manajemen. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja
baik berupa aset keuangan maupun aset non-keuangan adalah Balanced
Scorecard. Balanced Scorecard ini menerjemahkan visi, misi dan strategi
kedalam ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang terukur. Balanced Scorcard
diukur dan dilihat dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran. (1) Tujuan penelitian ini adalah Merancang peta strategi Balanced
Scorecard yang sesuai dengan visi, misi Xtion My Creative Station Bogor. (2)
Mengidentifikasi indikator hasil dan indikator pemicu kinerja yang dimiliki Xtion
My Creative Station Bogor dalam menjalankan bisnisnya (3) Menentukan
prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh Xtion My Creative
Station Bogor dalam pengembangan bisnisnya.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pairwise
Comparison. Pairwise Comparison yaitu metode perbandingan berpasangan
untuk menilai prioritas suatu elemen terhadap elemen lainnya yang bertujuan
untuk menentukan sasaran strategi yang perlu dilaksanakan terlebih dahulu,
sehingga mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan perusahaan.
Proses penyusunan hirarki, penilaian kerja dan penentuan prioritas dengan
menggunakan Pairwise Comparison tersusun dalam kuesioner. Kuesioner tersebut
diberikan kepada responden yang dianggap ahli dan mengetahui kondisi
perusahaan yaitu para Komisaris, Direktur Operasional, Manajer Operasional, dan
Manajer Pemasaran.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Xtion My Creative
Station Bogor, maka pihak manajemen perusahaan menetapkan beberapa sasaran
strategi. Sasaran strategi pada perspektif keuangan adalah efisiensi biaya
operasional dan peningkatan penerimaan. Sasaran strategi pada perspektif
pelanggan yaitu meningkatkan jumlah siswa dan membangunan kemitraan dengan
siswa atau orang tua siswa. Sasaran strategi pada perspektif proses bisnis internal
adalah meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan efektivitas operasional.
Untuk sasaran strategi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu
meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan, dan meningkatkan
profesionalisme karyawan.
Hasil pembobotan berpasangan dengan menggunakan metode AHP,
berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap perusahaan, perspektif pelanggan
menduduki prioritas utama dengan bobot 51,99%, diurutan kedua perspektif
proses bisnis internal sebesar 30,28%, dan ketiga adalah perspektif keuangan
dengan bobot 10,63%, serta prioritas terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran dengan bobot 7,09%.
Berdasarkan hasil pembobotan secara vertikal terhadap sasaran-sasaran
strategi. Sasaran strategi meningkatkan jumlah siswa menjadi prioritas utama
dengan bobot mencapai 36,99%, diurutan kedua adalah meningkatkan kualitas
layanan dengan bobot mencapai 25,58%. Kemudian diurutan ketiga adalah
membangun kemitraan dengan siswa atau orang tua siswa dengan bobot 15,00%.
Selanjutnya untuk sasaran strategi peningkatan penerimaan 8,42%, meningkatkan
efektivitas operasional 4,71%, meningkatkan profesionalisme karyawan 4,57%,
meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan 2,52%, dan efisiensi biaya
operasional sebesar 2,21%.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Puji dan Syukur penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga terus melimpah kepada junjunan Nabi Besar
Muhammad SAW dan kepada keluarga, para sahabat, dan kepada kita selaku
umatnya yang paling mulia sampai akhir zaman.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor dan penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis, dalam memberikan arahan, motivasi, semangat baik berupa
moriil, materiil maupun spiritual.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, masih
banyak kekurangan yang perlu mendapat perbaikan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan, agar penulis dapat lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bogor, April 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penuis dilahirkan di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 31
Agustus 1987. Penulis merupakan anak terakhir dari dua bersadara, dari pasangan
Bapak Eka Asmara Firdaus, SE dan Ibu Budi Trisnawati.
Penulis menjalani pendidikan pertama di TK Aisyah 2 Kota Sukabumi.
Tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Gunung Parang 1
Kota Sukabumi. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2
Kota Sukabumi dan lulus pada tahun 2002, selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dan lulus pada tahun 2005.
Penulis pada Agustus 2005 diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor (IPB) melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada Program Keahlian
Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa, Direktorat Program
Diploma, dan meyelesaikan studi pada Agustus 2008.
Selama melakukan studi di IPB penulis aktif dalam kepanitiaan pada
berbagai kegiatan. Pada Tahun 2007, penulis melakukan kegiatan magang di STIE
PASIM sebagai Frontliner, dan memasuki semester 6 penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di PT. Ultrajaya mIlk Industry & Trading Company, Tbk.
dengan topik “ Perencanaan Produksi pada Produk Susu UHT Rasa Coklat
Kemasan 125 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml” dibawah bimbingan Bapak Arfie
Thahar , S.TP, MM.
Kemudian pada November 2008, penulis melanjutkan pendidikan di
Program Ekstensi Sarjana Manajemen IPB, melalui jalur Undangan. Penulis lulus
pada Maret 2011 dengan penelitian skripsi yang berjudul “Perancangan Evaluasi
Kinerja Perusahaan dengan Balanced Srorecard pada Lembaga Pendidikan Xtion
My Creative Station Bogor” dibawah bimbingan Ibu Dr. Ir. Anggraini
Sukmawati, MM.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu penulis, dalam memberikan arahan, motivasi, semangat, baik itu
berupa moriil, materiil, maupun spiritual, yaitu antara lain kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM. selaku dosen pembimbing dan Ibu
Heti Mulyati, S. TP. MT serta Bapak R. Dikky Indrawan selaku dosen
penguji atas bimbingan, arahan, saran, dan koreksi yang diberikan,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Manajemen atas segala kesabaran
dan ilmu yang telah diberikan selama peulis melakukan studi di IPB.
3. Pimpinan Xtion My Creative Station Bogor, Bapak Ahmad Fadillag yang
telah memberikan izin dan bantuannya selama penulis melaksanakan
penelitian.
4. Rekan-rekan kerja di Xtion My Creative Station Bogor, Teguh Adityanadi
Pratama, Bapak Ande Sadirin, Bapak Romdhoni Alriyadi, Eka Dewi
Pahlawati dan Gofarudin Anhar.
5. Mamah dan Bapak tercinta, serta Kakak dan Kakak ipar penulis atas
segala kebaikan dan kasih sayang, serta keluarga besar atas dukungan dan
doa yang selalu tercurah.
6. Teh Nurhasanah atas segala bantuan dan kebaikan selama penulis
melakukan penelitian skripsi.
7. Adhitya Kusuma Yudha, kamu adalah orang terbaik yang Allah SWT
berikan untukku.
8. Sahabat-sahabat penulis, Ricky Nugraha, Selfia Oktarina, Usie Meisya,
Murniasih, Rahmat Shaleh dan Ricky Permana Putra atas sgala kebaikan
yang diberikan.
9. Teman-teman seperjuangan di Ekstensi Manajemen dan PPMJ IPB senang
bisa berjumpa dengan kalian, terima kasih untuk semua kenangan indah
yang diberikan.
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...
KATA PENGANTAR .............................................................................
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………..
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi .........................................................................
2.2 Manajemen Strategi ...................................................................
2.3 Konsep Balanced Scorecard .....................................................
2.4 Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard ...........................
2.5 Keuntungan Penggunaan Balanced Scorecard .........................
2.6 Key Performance Indicator .......................................................
2.7 Pairwise Comparison .................................................................
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
3.3 Metode Pengambilan Sampel......................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................
3.5 Metode Pengolahan Data ...........................................................
3.6 Metode Analisis Data ................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................................
4.1.1 Sejarah Xtion My Creative Station Bogor ........................
4.1.2 Visi dan Misi Xtion My Creative Station Bogor .............
4.1.3 Manajemen Organisasi Xtion My Creative Station Bogor
4.1.4 Produk Jasa Xtion My Creative Station Bogor ...............
4.2
Perancangan Balanced Scorecard .............................................
4.2.1 Penentuan Sasaran Strategi BSC .....................................
4.2.2 Peta Strategi BSC ............................................................
4.2.4 Penilaian Prioritas Sasaran Strategi BSC ........................
4.2.5 Penetapan KPI .................................................................
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
1
2
3
3
4
5
6
10
11
15
17
17
23
25
25
25
26
26
28
28
29
29
31
32
32
36
38
40
4.2.6 Penetapan Target .............................................................
4.3 Implikasi Manajerial ..................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................
Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
45
47
51
52
53
55
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Halaman
Ukuran Kinerja untuk Sasaran Strategi ....................................
18
Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif Skala Saaty ...............
19
Matriks Perbandingan Kriteria ................................................
20
Model Penjabaran Strategi ke dalam Perspektif BSC .............
24
Matriks BSC pada Xtion My Creative Station Bogor .............
35
Pembobotan BSC dan Sasaran Strategi ...................................
40
Key Performance Indicator Terpilih ........................................
44
Target Xtion My Creative Station Bogor ................................
47
Form Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard .........
48
Inisiatif Strategi untuk Xtion My Creative Station Bogor .......
49
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Halaman
Model Komprehensif Manajemen Strategi ...........................
8
BSC sebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja ...................
11
Ukuran Utama Perspektif Pelanggan ....................................
13
Model Rantai Nilai ................................................................
14
Keseimbangan Sasaran Strategi dalam BSC ........................
17
Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................
24
Peta Strategi Xtion My Creative Station Bogor ....................
37
Struktur Hirarki Balanced Scorecard
Xtion My Creative Station Bogor ..........................................
41
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Halaman
Jumlah kursus dan pelatihan menurut kategori ...................
Jumlah lembaga non-formal- informal berdasarkan provinsi
Kuesioner Penelitian ...........................................................
Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard .....................
Pembobotan Sasaran Strategi Keuangan .............................
Pembobotan Sasaran Strategi Pelanggan ............................
Pembobotan Sasaran Strategi Proses Bisnis Internal .........
Pembobotan Sasaran Strategi
Pertumbuhan dan Pembelajaran .........................................
Pembobotan Vertikal Sasaran Strategi ................................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Efisiensi Biaya Operasional” .............................................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Peningkatan Penerimaan” ..................................................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Meningkatkan Jumlah Siswa” ...........................................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Membangun Kemitraan dengan Siswa/Orang Tua” ..........
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Meningkatkan Kualitas Layanan” .....................................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Meningkatkan Efektivitas Operasional” ............................
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi Karyawan”........
Pembobotan Indikator Kinerja Sasaran Strategi
“Meningkatkan Profesionalisme Karyawan” ......................
Perhitungan Bobot Balanced Scorecard Menggunakan
Expert Choice 2000 ............................................................
56
57
59
66
68
70
72
74
76
77
79
81
83
85
87
89
91
93
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini, pendidikan di Indonesia relatif mengalami perkembangan.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan
yang menawarkan sistem pembelajaran dengan berbagai metode baru.
Metode pembelajaran saat ini, mengedepankan teknik pembelajaran dengan
mengetahui potensi anak. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan saat ini tidak
hanya menawarkan pendidikan formal, tetapi ikut menawarkan pendidikan
non-formal dan informal. Menurut data Direktorat Pembinaan Kursus dan
Pelatihan, Kementerian Pendidikan Nasional, pada tahun 2010 terdapat
23.739 jenis kursus dan pelatihan, yang terdiri dari 69 kategori, dengan
jumlah lembaga pendidikan non-formal dan informal mencapai 14.316.
Lampiran 1 menyajikan jumlah kursus dan pelatihan menurut kategori.
Pendidikan non-formal dan informal mengedepankan metode untuk
mengolah otak kanan, dimana setiap anak didik diajarkan untuk
mengaktifkan kecerdasan emosional yang diaplikasikan ke dalam seni dan
kreativitas. Saat ini jumlah lembaga pendidikan non-formal dan informal
dapat mudah ditemui di Pulau Jawa dan Sumatera. Menurut data Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Kementerian Pendidikan Nasional, pada
tahun 2010 Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah lembaga pendidikan nonformal dan informal terbesar di Indonesia sebanyak 2.434 lembaga, Provinsi
Jawa Barat sebanyak 2.128 lembaga, Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak
1.686 lembaga, Provinsi Sumatera sebanyak 1.275 lembaga, dan Provinsi
DKI Jakarta sebanyak 609 lembaga. Lampiran 2 menyajikan jumlah
lembaga non-formal dan informal berdasarkan provinsi.
Kompetisi di kalangan lembaga pendidikan non-formal dan informal,
menuntut lembaga tersebut untuk responsif dan kreatif dengan menawarkan
berbagai produk jasa pengajaran dengan jaminan dan kelebihan masingmasing. Disamping itu, lembaga pendidikan tersebut harus terus menyusun
strategi-strategi untuk mengembangkan usahanya agar dapat meningkatkan
eksistensi dan daya jual produk jasa di kalangan masyarakat.
Pengukuran kinerja perusahaan yang perlu ditetapkan oleh lembagalembaga pendidikan bukan hanya dari sisi tingginya kinerja pemasaran,
melainkan ikut melakukan perubahan dari sisi kinerja seluruh manajemen.
Menurut Mulyadi (2007) perubahan pengelolaan potensi yang dimiliki
perusahaan harus pula diimbangi dengan perubahan sistem manajemen yang
dimiliki perusahaan. Sistem manajemen tradisional tidak lagi sesuai dengan
lingkungan bisnis kompetitif yang dimasuki perusahaan. Hal ini
dikarenakan, sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan
anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan perusahaan, tidak
terdapat koherensi antara rencana jangka panjang dengan jangka pendek
perusahaan
dan
implementasinya
dan
sistem
manajemen
tidak
mengikutsertakan secara optimal karyawan-karyawan dalam membangun
masa depan perusahaan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja
baik berupa aset keuangan maupun aset non-keuangan adalah Balanced
Scorecard. Menurut Mulyadi (2001), Balance Scorecard merupakan salah
satu alat perencanaan strategi yang baik karena komprehensif, koheren,
seimbang, terukur dan mampu melihat perspektif yang ada untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Balanced Scorecard ini menerjemahkan visi, misi
dan strategi kedalam ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang terukur.
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard diukur dan dilihat
dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
1.2
Perumusan Masalah
Sebagai perusahaan yang baru berdiri, Xtion My Creative Station
memiliki banyak kendala, diantaranya kurangnya sarana promosi, minimnya
pendapatan, dan rendahnya loyalitas karyawan, serta belum jelasnya strategi
perusahaan dalam jangka panjang. Dari banyak permasalahan yang ada,
penelitian ini hanya fokus membahas pada pengukuran dan evaluasi kinerja
perusahaan Lembaga Pendidikan Xtion My Creative Station Bogor dalam
menghadapi persaingan, berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai.
Visi dan misi yang ada kemudian disusun secara terstruktur dengan
menggunakan alat perencanaan strategi Balanced Scorecard dengan empat
perspektif
yaitu
finansial,
pelanggan, proses
bisnis
internal,
dan
pertumbuhan dan pembelajaran. Hal tersebut untuk menerjemahkan visi dan
misi ke dalam sasaran strategi yang lebih jelas dan terukur, sehingga
perusahaan dapat lebih berkembang.
Berdasarkan uraian tersebut, Lembaga Pendidikan Xtion My Creative
Station Bogor perlu memiliki strategi yang tepat dalam menjaga
eksistensinya. Beberapa hal yang perlu diteliti dalam merumuskan strategi
pengembangan bisnis adalah :
1.
Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan visi dan misi Xtion My
Creative Station Bogor ?
2.
Apa strategi yang dapat dilakukan oleh Xtion My Creative Station
Bogor dalam mengembangkan bisnisnya ?
3.
Strategi apakah yang diprioritaskan untuk diimplementasikan oleh
Xtion My Creative Station Bogor dalam pengembangan bisnisnya ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1.
Merancang peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi,
misi Xtion My Creative Station Bogor.
2.
Mengidentifikasi indikator hasil dan indikator pemicu kinerja yang
dimiliki Xtion My Creative Station Bogor dalam menjalankan
bisnisnya.
3.
Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh
Xtion My Creative Station Bogor dalam pengembangan bisnisnya.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan perusahaan dalam perancangan strategi yang dapat membantu
perusahaan dalam meningkatkan kinerja menuju kondisi yang lebih baik
sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terfokus pada pengukuran dan evaluasi kinerja
perusahaan Xtion My Creative Station Bogor dengan pendekatan BSC yang
meliputi empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Proses pengukuran
kinerja pada Xtion My Creative Station Bogor meliputi kegiatan meninjau
visi dan misi, mengidentifikasi ukuran-ukuran kinerja yang sesuai dengan
perusahaan, dan merancang sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan
BSC.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Strategi
Visi adalah cita-cita masa depan yang ada di dalam benak pendiri
yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan, sedangkan misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi, agar visi menjadi lebih mudah
dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Umar, 2001). Menurut
Marbun (2003), visi adalah kemampuan untuk melihat wawasan ke masa
depan dan mencoba mengantisipasinya demi menghindari kegagalan dalam
mewujudkan misi dan sasaran yang hendak dicapai organisasi atau
perusahaan.
Menurut Tunggal (2002), tujuan dari visi adalah untuk mengarahkan,
mengendalikan, dan menantang organisasi secara keseluruhan untuk
merealisasikan konsepsi berbagi perusahaan pada masa yang akan datang.
Misi perusahaan merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan
bersifat tahan lama tentang keinginan atau maksud perusahaan (Pearce dan
Robinson, 1997).
Menurut Quinn dalam Grant (1999), strategi adalah bentuk atau
rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan,
dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang
utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan
dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu
bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun
berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi
perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan
oleh pesaing.
Andrews dalam Grant (1999), strategi merupakan bentuk dari tujuantujuan, kebijakan utama, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut, yang
dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat menerangkan dalam usaha apa
organisasi tersebut bergerak dan seharusnya bergerak, dan apa jenis
perusahaan tersebut atau apa macamnya.
Ohmae dalam Grant (1999), strategi bisnis dalam suatu kata, adalah
mengenai keunggulan kompetitif. Satu-satunya tujuan dari perencanaan
strategis adalah untuk memungkinkan perusahaan memperoleh seefisien
mungkin keunggulan yang dapat dipertahankan atas pesaing mereka.
Strategi korporasi dengan demikian mencerminkan usaha untuk mengubah
kekuatan perusahaan relatif terhadap saingan dengan seefisien mungkin.
Gaspersz (2003) mengemukakan strategi sebagai sekumpulan
tindakan terintegrasi yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi,
yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan suatu struktur biaya yang
memungkinkan pencapaian keunggulan hasil yang berkelanjutan.
Menurut Mulyadi (2001), strategi adalah pola tindakan utama yang
dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Melalui tindakan
berpola perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber
daya secara efektif ke perwujudan visi organisasi. Menurut David (2006),
strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
merupakan tindakan profesional yang membutuhkan keputusan manajemen
tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.
2.2
Manajemen Strategi
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi
(perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi
strategi,
dan
evaluasi
serta
pengendalian.
Manajemen
strategis
menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan (Wheelen
dan Hunger, 1996).
Menurut Mulyadi (2007) mendefinisikan manajemen strategi adalah
suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan
customer value terbaik untuk mewujudkan visi perusahaan. Manajemen
strategi pada dasarnya adalah suatu upaya manajemen dan karyawan
untuk membangun masa depan perusahaan. Dari definisi tersebut terdapat
empat frase penting yang bisa diambil, yaitu:
1. Manajemen strategi merupakan suatu proses.
2. Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan
strategi.
3. Strategi digunakan dalam menyediakan customer value terbaik untuk
mewujudkan visi perusahaan.
4. Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi.
Menurut Hubeis dan Najib (2008), manajemen strategik merupakan
perangkat kerja konseptual untuk mengembangkan organisasi yang
didasarkan pada proses objektif, rasional, dan sistematik, dengan
pendekatan holistik. Dalam praktiknya, proses tersebut melibatkan kerja
kreatif, fleksibel, optimis, imajinatif atas fase-fase redefinisi, revisi,
reformasi, kerja ulang, dan daur ulang pada kondisi tidak pasti untuk
beradaptasi secara cepat ke lingkungan yang kompleks dan berubah-ubah.
David (2006), mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan
ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannnya. Fokus
manajemen strategi terletak pada pengintegrasian manajemen, pemasaran,
keuangan
atau
akuntansi,
produksi
atau
operasi,
penelitian
dan
pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai kesuksesan
organisasi. Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu formulasi
atau perencanaan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
Model komprehensif manajemen strategi dapat dilihat pada Gambar 1.
a. Formulasi atau perencanaaan strategi mencakup mengembangkan visi
dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu
yang akan dilaksanakan.
b. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan
tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan
dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan
budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang
efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,
mengembangkan
dan
memberdayakan
sistem
informasi,
dan
menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Mengembangkan
Pernyataan
Visi dan Misi
Menjalankan
Audit
Internal
Menjalankan
Audit
Eksternal
Menetapkan
Tujuan Jangka
Panjang
Perencanaan Strategi
Perumusan/
Perencanaan
Umpan
Balik
Umpan Balik
Merumuskan,
Mengevaluasi,
Dan Memilih
Strategi
Implementasi
Strategi-Isu
Manajemen
Implementasi Strategi-Isu-isu
Pemasaran, Keuangan,
Akuntansi,
Litbang dan SIM
Mengukur dan
Mengevaluasi
Kinerja
Strategik
Implementasi
Implementasi
Strategi
Strategik
Evaluasi
Evaluasi
tegik
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi (David, 2006)
c. Evaluasi strategi adalah alat utama yang digunakan manajer untuk
mendapatkan informasi mengenai keberhasilan strategi yang dijalankan.
Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu meninjau ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur
kinerja, dan mengambil tindakan korektif.
Menurut Mulyadi (2007), terdapat enam sistem yang membentuk
manajemen strategik, antara lain:
1. Sistem Perumusan Strategik.
Strategik dirumuskan melalui sistem perumusan strategik yang
terdiri dari empat tahap utama yaitu pengamatan lingkungan yang akan
dimasuki oleh perusahaan di masa depan (trendwatching), analisis
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats), penentuan
misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar, dan pemilihan
strategik.
2. Sistem Perencanaan Strategik.
Misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan strategi diterjemahkan ke
dalam sasaran dan inisiatif strategik.
3. Sistem Penyusunan Program.
Proses
penjabaran
inisiatif
strategik
ke
dalam
program.
Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanaan sistematik
langkah-langkah besar yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam
jangka panjang ke depan beserta perkiraan sumber daya yang diperlukan
untuk dan diperoleh dari usaha pelaksanaan langkah-langkah tersebut.
4. Sistem Penyusunan Anggaran.
Proses penyusunan rencana laba jangka pendek yang berisi
langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan
sebagian dari program.
5. Sistem Pengimplementasian.
Manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang tercantum
dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata.
6. Sistem Pemantauan.
Hasil dari setiap sistem perlu diukur untuk memberikan umpan
balik pemantauan anggaran, program, dan inisiatif strategik.
2.3
Konsep Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
(BSC)
didefinisikan
sebagai
suatu
alat
manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu
organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan
memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang
terjalin dalam suatu hubungan sebab-akibat (Luis dan Biromo, 2007).
Konsep BSC berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi
konsep tersebut. BSC terdiri dari dua kata, yaitu kartu skor (scorecard) dan
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa
depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa
depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan
ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang
bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu keuangan dan
nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal
(Mulyadi, 2001).
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard adalah suatu
sistem sistem manajemen strategis untuk mengelola implementasi strategi
perusahaan dengan mengukur kinerja perusahaan dengan seperangkat aturan
kinerja yang berintegrasi dan diturunkan dari visi dan strategi perusahaan.
Menurut Gaspersz (2003), BSC memberi manajemen organisasi suatu
pengetahuan, keterampilan, dan sistem yang memungkinkan karyawan dan
manajemen belajar dan berkembang terus-menerus (perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan) dalam berinovasi untuk membangun kapabilitas strategis
yang tepat secara efisiensi (perspektif proses bisnis internal) agar mampu
menyerahkan nilai spesifik ke pasar (perspektif pelanggan), dan selanjutnya
akan mengarahkan pada nilai saham yang terus-menerus meningkat.
Gambar 2 menyajikan sistem BSC.
Keuangan
Pelanggan
Visi dan Strategi
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Gambar 2. BSC sebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja (Gaspersz, 2003)
2.4
Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard
Menurut Luis dan Biromo (2007) Balanced Scorecard memandang
kinerja melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis
internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui keempat perspektif ini
sasaran dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi organisasi,
serta menekankan BSC sebagai alat untuk menjaga keseimbangan antara:
1. Indikator finansial dan non-finansial
Umumnya perusahaan selalu berorientasi pada profit, namun
orientasi berlebihan terhadap profit harus diimbangi dengan pencapaian
faktor-faktor yang ada di luarnya.
2. Indikator kinerja masa lampau, kinerja masa kini, dan masa depan
Indikator kinerja masa lampau yang berupa laporan keuangan
tidak bisa dijadikan patokan tunggal untuk menentukan strategi di masa
yang akan datang karena laporan keuangan hanya menyajikan data-data
pencapaian pada masa lampau.
3. Indikator internal dan eksternal
Keseimbangan dari faktor-faktor internal dan eksternal berkaitan
dengan hubungan sebab akibat. di sini faktor internal merupakan
penyebab (input) dan hasil (output) berdampak pada faktor eksternal.
4. Indikator
yang
bersifat
leading
(cause/drivers)
dan
lagging
(effect/outcome)
BSC mampu menggambarkan hubungan sebab-akibat yang jelas
antara indikator eksternal dan internal. BSC memetakan penyebab yang
mendorong tercapainya kinerja yang baik atau buruk, serta akibat yang
ditimbulkan atau dihasilkan dari sebab-sebab tersebut.
Terdapat empat perspektif BSC yang dikaitkan dengan visi dan
strategi organisasi, yaitu :
1. Perspektif Keuangan
Menurut Kaplan dan Norton (1996), tujuan keuangan sangat
berbeda dalam setiap siklus hidup perusahaan. Siklus hidup tersebut
dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu bertumbuh (growth), bertahan (sustain),
dan menuai (harvest). Perusahaan yang berada pada tahap bertumbuh,
memiliki produk dan pangsa pasar yang tumbuh secara nyata, sehingga
strategi dan pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan
difokuskan pada pertumbuhan penerimaan, penghasilan/laba positif, serta
peningkatan penjualan dan pangsa pasar.
2. Perspektif Pelanggan
Menurut Kaplan dan Norton (1996) pengukuran pada perspektif
pelanggan dilakukan dengan lima aspek utama, yaitu :
a. Pengukuran pangsa pasar
Pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan
mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang
diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah pelanggan, atau unit volume
yang terjual atas setiap unit produk yang terjual.
b. Retensi pelanggan (customer retention)
Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya
persentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang saat ini
dimiliki oleh perusahaan.
c. Akuisisi pelanggan (customer acquisition)
Pengukuran
dapat
dilakukan
melalui
persentase
jumlah
penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan
jumlah pelanggan baru yang ada.
d. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya adalah : survei
melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview.
e. Probabilitas pelanggan (customer profitability)
Pengukuran terhadap probabilitas pelanggan dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC).
Kelima aspek utama yang terdapat dalam perspektif pelanggan
diperlihatkan pada Gambar 3.
Pangsa
Akuisisi
Profitabilitas
Retensi
Kepuasan
Gambar 3. Ukuran Utama Perspektif Pelanggan (Kaplan dan Norton, 1996)
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (1996), dalam perspektif ini,
perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk
menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu
bagi pelanggan dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini
perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu proses inovasi,
proses operasi, dan proses pasca penjualan.
a. Proses Inovasi
Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses dalam
penciptaan nilai tambah bagi pelanggan,. Efisiensi dan efektivitas
serta ketepatan waktu dari proses inovasi akan mendorong terjadinya
efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan.
b. Proses Operasi
Proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi
bisnis, lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan
ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengukuran terhadap kinerja pada proses operasi,
dilakukan terhadap tiga dimensi, yaitu pengukuran terhadap efisiensi
waktu yang diperlukan, pengukuran terhadap kualitas proses produksi,
dan pengukuran terhadap efisiensi biaya proses produksi.
c. Pelayanan Purna Jual
Pengukuran ini menjadi bagian yang cukup penting dalam
proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual akan berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Aktivitas purna jual diantaranya
adalah garansi dan aktivitas reparasi, perlakuan terhadap produk cacat
atau rusak, proses pembayaran oleh pelanggan pada transaksi
penjualan yang dilakukan secara kredit. Berikut model rantai nilai
dalam perspektif proses bisnis internal.
Proses Inovasi
Identikasi
Kebutuhan
Ke
nali
Proses Operasi Proses
Cip
tak
Ba
ng
un
Lun
curk
an
Layanan Purna Jual
Laya
ni
Pela
Kebutuhan
Terpuaskan
Gambar 4. Model Rantai Nilai (Kaplan dan Norton, 1996)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Menurut Kaplan dan Norton (1996), perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan bersumber dari tiga prinsip, yaitu :
a. Kemampuan Pekerja.
Semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan
telah menyebabkan perusahaan dapat memberikan akses informasi
yang lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan
efesiensi dalam mencapai tujuan perusahaan. Tolak ukur yang dapat
digunakan adalah tingkat kepuasan pekerja, tingkat perputaran tenaga
kerja, besarnya pendapatan perusahaan per karyawan dan nilai tambah
dari tiap karyawan.
b. Kemampuan Sistem Informasi (SI)
Ditentukan
oleh
tingkat
ketersediaan
informasi,
tingkat
keakuratan informasi dan jangka waktu yang diperlukan untuk
memperoleh informasi tersebut.
c. Motivasi, Pemberdayaan dan Pensejajaran.
Agar dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim
organisasi yang mampu menciptakan informasi itu sendiri dan
mendorong inisiatif karyawan. Aspek keberhasilan ini dapat dilihat
dari jumlah saran yang diajukan karyawan, jumlah saran yang
diimplementasikan
dan
tingkat
kemampuan
karyawan
untuk
mengetahui visi dan misi yang diemban oleh perusahaan.
2.5
Keuntungan Penggunaan Balanced Scorecard
Menurut Mulyadi (2001), keunggulan pendekatan BSC dalam sistem
perencanaan strategik adalah mampu meningkatkan rencana strategik yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Komprehensif
Balanced Scorecard menekankan pengukuran kinerja yang
menyeluruh, tidak hanya berdasarkan perspektif keuangan saja tetapi
juga perspektif nonkeuangan seperti perspektif pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan adanya perluasan
pengukuran tersebut akan mengarahkan perhatian perusahaan ke dalam
sasaran-sasaran strategis yang menjadi penyebab utama dihasilkannya
kinerja keuangan.
2. Koheren
Balanced Scorecard menghasilkan dua macam kekoherenan, yaitu
kekoherenan antara visi dan misi organisasi dengan program dan rencana
jangka pendek, dan kekoherenan antara berbagai sasaran strategis yang
dirumuskan dalam tahap perencanaan strategis.
3. Seimbang
Balanced Scorecard berusaha mengarahkan perencanaan strategis
untuk mencapai keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan melalui
keempat perspektifnya. BSC memberikan pengukuran yang bersifat
seimbang antara pengukuran yang berorientasi ke dalam organisasi
(perspektif
proses
bisnis
internal,
perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan) dan ke luar organisasi (perspektif keuangan, perspektif
pelanggan). Selain itu, BSC memberikan keseimbangan pengukuran yang
berfokus pada sumber daya manusia (perspektif pelanggan, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan) dan yang berfokus ke proses (perspektif
proses bisnis internal), seperti terlihat pada Gambar 5.
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Process-Centric
Organizational
Capital
Perspektif
Keuangan
Shareholder
Value
Internal
Fokus
Eksternal
Fokus
Perspektif
Pertumbuhan
dan
Pembelajaran
Human
Capital
Firm
Equity
Perspektif
Pelanggan
People-Centric
Gambar 5. Keseimbangan Sasaran-Sasaran Strategik dalam BSC (Mulyadi, 2001)
4. Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit
untuk diukur. Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
2.6
Key Performance Indicator
Menurut Mulyadi (2001), ukuran hasil adalah ukuran yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategi, sementara
ukuran pemacu kinerja adalah ukuran yang menunjukan penyebab
dicapainya ukuran hasil. Menurut Parmenter (2010), terdapat tiga tipe
indikator kinerja, yaitu indikator hasil utama, indikator kinerja, dan
indikator kinerja utama. Indikator hasil utama, menggambarkan bagaimana
keberhasilan secara perspektif. Indikator kinerja menjelaskan apa yang
harus dilakukan. Indikator kinerja utama (key performance indicator),
menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja secara
signifikan. Atau dengan kata lain, KPI menyajikan serangkaian ukuran yang
fokus pada aspek-aspek kinerja organisasi yang paling penting untuk
keberhasilan organisasi pada saat dan waktu yang akan datang. Contoh
indikator kinerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Ukuran Kinerja untuk Setiap Sasaran Strategi
Nama Indikator
Perspektif
Sasaran Strategi
Persentase tagihan berdasarkan pekerjaan
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Persentase keuntungan per proyek utama
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Persentase penjualan
Keuangan
Efisiensi
Persentase dari bisnis yang sukses
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Aliran kas
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Margin kotor per bisnis
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Penghasilan bersih berdasarkan bisnis
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Pengeluaran marketing per pelanggan
Keuangan
Efisiensi
Persentase keuntungan dari produk baru
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Pendapatan per total aset
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Tingkat pertumbuhan penjualan per kategori pasar
Keuangan
Peningkatkan Keuntungan
Indeks kesetiaan pelanggan
Pelanggan
Hubungan jangka panjang
Persentase kehilangan pelanggan
Pelanggan
Peningkatkan Keuntungan
Persentase produk yang digunakan pelanggan utama
Pelanggan
Peningkatkan Keuntungan
Pembagian pasar
Pelanggan
Peningkatkan Keuntungan
Jumlah referensi pelanggan
Pelanggan
Peningkatkan Keuntungan
Biaya jasa per kategori pelanggan
Pelanggan
Kepuasan pelanggan utama
Pelanggan
Banyaknya waktu luang per bulan
Bisnis Internal
Efisiensi
Mempertahankan/
Meningkatkan Penjualan
Efisiensi
Rasio Pemasaran dan Penjualan
Bisnis Internal
Peningkatkan Keuntungan
Persentase dari pembayaran yang tepat waktu
Bisnis Internal
Efisiensi
Jumlah karyawan
Bisnis Internal
Efisiensi
Karyawan dengan lebih dari 30 tidak hadir
Bisnis Internal
Efisiensi
Persentase peningkatan produktivitas
Bisnis Internal
Peningkatkan Keuntungan
Perawatan yang terencana versus terencana
Bisnis Internal
Efisiensi
Ruang produktivitas
Bisnis Internal
Peningkatkan Keuntungan
Persentase pegawai yang bekerja pada waktu fleksibel
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Analisis kehadiran
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Komplain karyawan dan pemecahan yang efektif
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Kepuasan karyawan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Indeks penugasan, jumlah staf dan manajer
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Pergantian staf
Pertumbuhan/Pembelajaran
Persentase ulasan lengkap kinerja karyawan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Rata-rata jumlah hari training
Pertumbuhan/Pembelajaran
Rata-rata masa kerja karyawan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Indeks kepemimpinan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Motivasi Karyawan
Tenaga kerja terlatih dan
berpengalaman
Tenaga kerja terlatih dan
berpengalaman
Tenaga kerja terlatih dan
berpengalaman
Efisiensi
Indeks motivasi
Pertumbuhan/Pembelajaran
Partisipasi dalam pertemuan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Tingkat turover karyawan
Pertumbuhan/Pembelajaran
Sumber : Parmenter (2010)
Efisiensi
Tenaga kerja terlatih dan
berpengalaman
Tenaga kerja terlatih dan
berpengalaman
2.7
Pairwise Comparison (Metode Perbandingan Berpasangan)
Terdapat empat prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis
logis eksplisit, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas, dan
konsistensi logis (Marimin, 2010). Prinsip kerja tersebut adalah :
1. Penyusunan Hierarki
Penyusunan hirarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengetahuan atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut
dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi
elemen pokoknya, elemen pokok ini diuraikan lagi kedalam bagianbagiannya lagi, dan seterusnya secara hirarki.
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Penilaian setiap level hirarki dinilai melalui perbandingan
berpasangan. Menurut Saaty dalam Marimin (2010), untuk berbagai
persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
pendapat.
Skala
1-9
ditetapkan
sebagai
pertimbangan
dalam
membandingkan pasangan elemen di setiap level hirarki terhadap suatu
elemen yang berada di level atasnya. Skala dengan sembilan satuan dapat
menggambarkan derajat sampai mana kita mampu membedakan
intensitas tata hubungan antar-elemen.
Tabel 2. Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif Dari Skala
Perbandingan Saaty.
Nilai
1
3
5
7
9
2,4,6,8
1/(2-9)
Keterangan
Faktor Vertikal sama penting dengan faktor horizontal
Faktor Vertikal lebih penting dari faktor horizontal
Faktor Vertikal jelas lebih penting dari faktor horizontal
Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari factor horizontal
Faktor Verikal mutlak lebih penting dari faktor horizontal
Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan
Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
Perbandingan berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks.
Matriks merupakan tabel untuk membandingkan elemen satu dengan
elemen lain terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Matriks memberi
kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala perbandingan yang
mungkin, dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap
perubahan dalam pertimbangan. Matriks secara unik menggambarkan
prioritas saling mendominasi antara satu elemen dengan elemen lainnya.
3. Penentuan Prioritas
Untuk
setiap
level
hirarki,
perlu
dilakukan
perbadingan
berpasangan (pairwise comparason) untuk menentukan prioritas.
Sepasang elemen dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan
menimbang intensitas preferensi antar-elemen. Hubungan antar-elemen
dari setiap tingkatan hirarki ditetapkan dengan membandingkan elemen
itu dalam pasangan. Hubungannya menggambarkan pengaruh relatif
elemen pada tingkat hirarki terhadap setiap elemen pada tingkat yang
lebih tinggi. Dalam konteks ini, elemen pada tingkat yang lebih tinggi
tersebut berfungsi sebagai suatu kriteria disebut sifat (property). Hasil
dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor dengan prioritas sifatnya.
Proses perbandingan berpasangan dimulai pada puncak hirarki (goal)
digunakan untuk melakukan perbandingan yang pertama lalu dari level
tepat
dibawahnya
(kriteria),
ambil
elemen-elemen
yang
akan
dibandingkan (misalnya ada 3 kriteria: K1, K2, K3). Susun elemenelemen ini pada sebuah matriks seperti dalam Tabel 3.
Tabel 3. Matriks Perbandingan Kriteria
Goal
K1
K2
K3
K1
K2
K3
Dalam matriks ini, bandingkan elemen K1 dalam kolom vertikal
dengan K1, K2, K3 dan seterusnya yang terdapat di baris horizontal yang
dihubungkan dengan level tepat diatasnya (goal). Lalu ulangi dengan
elemen kolom A2 dan seterusnya. Dalam membandingkan antar-elemen,
tanyakanlah
seberapa
kuat
suatu
elemen
mempengaruhi
goal
dibandingkan dengan elemen lain yang sedang dibandingkan. Susunan
pertanyaan ini harus mencerminkan tata hubungan yang tepat antara
elemen di suatu level dengan sebuah elemen yang ada di level atasnya.
Bila membandingkan suatu elemen dalam matriks dengan elemen
ini sendiri, misalnya K1 dengan K1, perbandingan tersebut bernilai 1,
maka istilah diagonal matriks tersebut dengan bilangan 1. Selalu
bandingkan elemen pertama dari suatu pasangan (elemen dikolom
sebelah kiri matriks) dengan elemen yang kedua (elemen di baris puncak)
dan taksir nilai numeriknya dari skala. Nilai kebalikannya digunakan
untuk perbandingan elemen kedua dengan elemen pertamanya tadi.
Nilai-nilai perbandigan relatif kemudian diolah untuk menentukan
peringkat relatif dari seluruh alternatif. Setiap level hirarki baik
kuantitatif maupun kualitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgment
yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot
atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui
penyelesaian persamaan matematik.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan
secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang
mempunyai konsisten tinggi sangat diperlukan dalam persoalan
pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat. Dalam
kehidupan nyata, konsistensi sempurna sukar dicapai. tergantung waktu
dan kondisi tertentu.
Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas
sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia
nyata. Nilai rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang. Jika lebih dari
10 persen, maka penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki.
2.8
Penelitian Terdahulu
Choeriah (2008) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja
pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Cabang Bogor dengan
pendekatan BSC. Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengukur
pencapaian kinerja PT BNI (Persero), Tbk Cabang Bogor pada tahun 2007
dengan pendekatan BSC. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja
BNI Cabang Bogor pada tahun 2007 termasuk dalam kategori baik dengan
total skor kinerja dari seluruh perspektif, yaitu 84,63%. Perspektif
pelanggan memberikan kontribusi terbesar 34,98%, menyusul perspektif
keuangan 29,7%. Sedangkan untuk proses bisnis internal serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan hanya memberikan kontribusi masingmasing 8,8% dan 11,15%. Pencapaian target terendah pada perspektif
proses bisnis internal yang hanya mencapai 70,25%. Hal ini menunjukkan
BNI Cabang Bogor harus lebih memperhatikan proses operasi yang berjalan
di perusahaan, terutama terkait dengan efisiensi waktu tunggu atau antrian.
Annafi (2010), melakukan penelitian tentang perancangan strategi
dengan perspektif Balanced Scorecard pada PT. Relife Realty Indonesia,
Depok. Salah satu tujuan penelitiannya adalah mengidentifikasi indikator
hasil dan indikator pemicu kinerja yang dimiliki PT. Relife Realty Indonesia
dalam menjalankan bisnisnya. Hasil penelitian menunjukan sasaran strategi
PT. Relife Realty Indonesia berdasarkan konsep Balanced Scorecard (BSC)
adalah sebagai berikut: perspektif finansial terdiri dari tiga sasaran
strategis, yaitu menarik investor baru untuk investasi, perbaikan struktur
biaya, dan meningkatkan nilai laba; perspektif pelanggan terdiri dari empat
sasaran strategis, yaitu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen,
meningkatkan citra perusahaan di masyarakat, pemilihan calon konsumen
yang layak, dan meningkatkan pangsa pasar; perspektif proses bisnis
internal terdiri dari tiga sasaran strategis, yaitu meningkatkan kualitas
layanan kepada konsumen, tercipta produk yang berkualitas dan inovatif,
dan
meningkatkan
efektifitas
kegiatan
operasional;
perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran terdiri dari empat sasaran strategis, yaitu
meningkatkan kemampuan karyawan, tercipta budaya perusahaan yang
efisien dan
profesional,
pemanfaatan SIM.
meningkatkan
komitmen
karyawan, dan
III. METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini hanya memfokuskan pembahasan pada pengukuran dan
evaluasi kinerja perusahaan. Perancangan kinerja perusahaan yang
dilakukan menggunakan perspektif dari Balance Scorecard (BSC), hal ini
dilakukan untuk menerjemahkan visi dan misi ke dalam empat perspektif
BSC yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan
dan pembelajaran. Keempat perspektif tersebut mengklasifikasikan sasaransasaran strategi, sehingga sasaran tersebut dapat diukur kinerjanya.
Sehubungan dengan pemilihan prioritas sasaran-sasaran tersebut,
maka perlu dirancang sistem pengukuran BSC, yaitu menetapkan ukuran
kinerja (ukuran hasil dan ukuran pemacu kerja), menghitung bobot setiap
sasaran strategi, dan menentukan target yang ingin ditetapkan oleh Xtion
My Creative Station. Di tahap ini dilakukan perhitungan dengan
menggunakan Pairwise Comparison (Perbandingan Berpasangan). Setelah
prioritas sasaran strategi tersusun, maka tahap selanjutnya adalah membuat
peta strategi BSC dari Xtion My Creative Station, hal tersebut untuk melihat
keterkaitan antar-sasaran strategi yang telah dibuat.
Selanjutnya, setelah dirancangan sistem pengukuran BSC, maka
disusun Form Pengukuran Kinerja BSC sebagai alat yang dapat digunakan
oleh Xtion My Creative Station dalam mengukur kinerja perusahaan. Tahap
akhir penelitian ini adalah memberikan rekomendasi kepada Xtion My
Creative Station sebagai acuan dalam menyusun strategi pengembangan
usahanya, agar terjadi keseimbangan antara pengembangan strategi
keuangan, pelanggan, bisnis dan sumberdaya manusia (karyawan). Tahapan
penelitian ini disajikan dalam Gambar 6.
Xtion My Creative Station
(Visi, Misi, dan Strategi
Perusahaan)
Terjemahan Visi, Misi dan Strategi
ke dalam Sasaran Strategi
Perspektif BSC
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Perspektif
Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Sasaran Strategi :
1. Sasaran F1
2. Sasaran F2
3. Sasaran F3
…
1.
Sasaran Strategi :
1. Sasaran C1
2. Sasaran C2
3. Sasaran C3
…
Sasaran Strategi :
1. Sasaran I1
2. Sasaran I2
3. Sasaran I3
…
Sasaran Strategi :
1. Sasaran G1
2. Sasaran G2
3. Sasaran G3
…
Penentuan Ukuran Kinerja
(Lag Indicators dan Lead
Indicators)
Pembobotan :
1. Sasaran Strategi
2. Ukuran Kinerja
Penetapan KPI dan Penentuan
Target
Perancangan Peta Strategi BSC
(Strategic Map)
Perancangan Form
Pengukuran Kinerja BSC
Rekomendasi
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian
Pairwise
Comparis
on
Perancan
gan BSC
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan Xtion My Creative
Station yang bertempat di Ruko Bukit Cimanggu City Blok A1 No. 57,
Bogor. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Agustus
2010 sampai dengan November 2010.
3.2
Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling merupakan metode penetapan sampel dengan
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Peneliti menggunakan penilaian
pakar atau ahli (expert judgment) yang benar-benar mengetahui situasi dan
kondisi perusahaan, hal tersebut untuk menilai perancangan kinerja
perusahaan.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari observasi lapang, kuesioner dan wawancara
dengan responden (pihak perusahaan) yang dianggap ahli dan mengetahui
kondisi perusahaan yaitu para manajer dan direksi sebagai pakar yang ada di
perusahaan, yang memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur melalui buku, jurnal, skripsi,
data perusahaan, dan data publikasi lainnnya.
Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi :
1.
Teknik wawancara, dilakukan melalui diskusi kepada pihak manajemen
Xtion My Creative Station Bogor. Wawancara ini bersifat spontan
disesuaikan dengan informasi yang ingin diperoleh. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai target, sasaran dan ukuran
strategik yang mendukung rancangan BSC.
2.
Teknik kuesioner, dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
pimpinan
perusahaan,
untuk
mengetahui
bobot
prioritas
dari
perancangan kinerja perusahaan dengan BSC. Kuesioner dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3.
Studi literatur, yaitu memperoleh informasi melalui membaca,
mempelajari dan mengutip dari berbagai buku, skripsi, internet dan data
pendukung lainnya.
3.4
Metode Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data dilakukan dan perumusan strategi telah
tersusun, selanjutnya strategi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam empat
perspektif BSC untuk menetapkan sasaran strategi, ukuran, dan inisiatif
strategi berdasarkan masing-masing perspektif dengan memperhatikan visi,
misi, dan tujuan Xtion My Creative Station. Model penjabaran seperti
terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Model Penjabaran Strategi ke dalam Empat Perspektif
Balance Scorecard
Sasaran Strategi
Ukuran
Hasil
Pemicu Kerja
(Lag Indicator)
(Lead Indicator)
Perspektf Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran
Dan Pertumbuhan
Sumber: Kaplan dan Norton, 1996
Ukuran pencapaian perlu dipilih dan ditetapkan agar sasaran strategi
yang dirumuskan untuk merumuskan visi dan tujuan Xtion My Creative
Station melalui strategi yang dipilih dapat dicapai. Terdapat dua jenis
ukuran yaitu hasil (lag indicator) dan ukuran pemicu kerja (lead indicator).
Inisiatif strategi merupakan strategi aksi yang bersifat strategis untuk
mewujudkan sasaran strategi.
3.5
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pairwise
Comparison. Pairwise Comparison yaitu metode perbandingan berpasangan
untuk menilai prioritas suatu elemen terhadap elemen lainnya. Menurut
Saaty dalam Marimin (2010), langkah-langkah dalam penggunaan Pairwise
Comparison adalah :
1.
Membuat matriks perbandingan berpasangan yang dibutuhkan untuk
setiap elemen-elemen dalam hirarki.
2.
Memasukan
semua
pertimbangan
yang
dibutuhkan
untuk
mengembangkan perangkat matriks.
3.
Mensintesis data dalam matriks perbandingan berpasangan, sehingga
didapatkan prioritas setiap elemen hirarki.
4.
Menguji konsistensi prioritas yang didapat.
5.
Melakukan langkah-langkah tersebut untuk setiap tingkatan hirarki.
6.
Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan faktorfaktor prioritas itu dengan bobot kriteria dan jumlahkan semua nilai
prioritas tersebut dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya,
dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk
tingkat hirarki paling bawah.
7.
Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengkalikan
setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan
menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini kemudian dibagi dalam
pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak yang
sesuai dengan diameter setiap matriks. Rasio konsistensi hirarki harus
10% atau kurang. Jika tidak prosesnya harus diperbaiki atau diulang.
Prinsip kerja Pairwise Comparison secara umum yaitu penentuan
prioritas konsistensi logis, dan penggabungan pendapat, hal tersebut
dapat dilakukan secara perhitungan manual maupun dengan bantuan
software komputer. Pairwise Comparison digunakan untuk menentukan
bobot setiap perspektif Balanced Scerecard dan bobot sasaran setiap
perspektif BSC, serta dalam memilih KPI.
Proses
penentuan
prioritas
dengan
menggunakan
Pairwise
Comparison tersusun dalam kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan
kepada responden yang dianggap ahli dan mengetahui kondisi
perusahaan yaitu para
Komisaris (3 orang) , Direktur Operasional,
Manajer Operasional, dan Manajer Pemasaran. Pengolahan kuesioner
dilakukan ecara manual dengan bantuan Microsoft Exel 2007 dan
menggunakan software komputer Expert Choice 2000.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Xtion My Creative Station Bogor
Xtion My Creative Station adalah sebuah lembaga pendidikan
non-formal yang bergerak dibidang keterampilan menggambar artistik
dan keterampilan komputer, melalui program pembelajaran secara
intensif bagi anak-anak dan remaja, usia 5 sampai 17 tahun. Xtion My
Creative Station merupakan lembaga pendidikan yang bernaung
dibawah badan hukum perusahaan yang bernama PT. Kidspiration
Asia.
PT. Kidspiration Asia memiliki fokus pendidikan dengan
menitik beratkan bahwa kreativitas dan seni sebagai komponen utama
dalam proses pembelajaran dan sebagai sarana dimana anak-anak akan
melatih keterampilan motorik, imajinasi, dan daya pikir yang
menyeluruh. Xtion My Creative Station
mempunyi visi yaitu
membangun pendidikan kreatif bagi anak dan generasi muda
Indonesia melalui pembelajaran seni, kreativitas dan teknologi dengan
metode yang mudah dan menyenangkan bagi anak-anak, serta
mempunyai misi menghadirkan dan mengembangkan fasilitas
pembelajaran seni dan kreativitas pada anak.
Xtion My Creative Station Bogor merupakan cabang ke-4 dari
Xtion My Creative Station Pusat yang dibuka melalui sistem
kemitraan (Franchhising). Xtion My Creative Station Bogor resmi
berdiri pada tanggal 25 Juli 2009 yang beralamat di Jalan KH. Sholeh
Iskandar, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Xtion My Creative Station
Bogor sama dengan yang telah ditetapkan oleh Xtion My Creative
Station Pusat sebagai pemilik lisensi, yaitu mengajarkan anak-anak
untuk mengenal lebih jauh mengenai dunia seni khususnya
keterampilan
menggambar
dan
komputer
untuk
pelatihan
pengembangan otak kanan anak dan penyempurnaan kemampuan
berfikirnya secara menyeluruh serta meningkatkan pengembangan
kemampuan otak kiri anak dalam kemampuan logika dan problem
solving.
4.1.2 Visi dan Misi Xtion My Creative Station Bogor
Visi dari Xtion My Creative Station Bogor adalah sebagai
berikut :
1.
Menjadi lembaga pendidikan yang mengutamakan kepuasan
siswa
dan ikut mencerdaskan, serta meningkatkan kreativitas
anak bangsa.
2.
Menjadi Creative Station terbaik di tahun 2015.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Xtion My
Creative Station Bogor, menetapkan misi sebagai berikut :
1.
Memberikan
pelayanan produk kreatif terbaik dngan metode
yang inovatif.
2.
Membangun bisnis berkualitas dengan meningkatkan kuantitas
station yang didukung oleh instruktur yang profesional.
3.
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
karyawan dan pemilik modal.
4.1.3 Manajemen Organisasi Xtion My Creative Station Bogor
Untuk menjaga berlangsungnya standar operasional di seluruh
lokasi Xtion My Creative Station, maka Xtion Center telah menyusun
SPO (Standard Operating Procedure) sebagai suatu panduan kerja bagi
penerima lisensi didalam menjalakan dan mengembangkan usaha di
setiap cabang Xtion My Creative Station. Standard Operating
Procedures ini menggambarkan alur kerja (workflow) yang akan
menjadi paduan proses kerja sebagai gambaran menyeluruh dari
deskripsi pekerjaan dari setiap orang dalam organisasi, yang terdiri
dari :
1.
Operational Director
Bertanggungjawab terhadap seluruh cabang usaha dari
perusahaan, yaitu Xtion My Creative Station dan Digital Studio.
2.
Operational Manager
Merupakan penanggungjawab harian seluruh kegiatan
operasional di Xtion My Creative Station Bogor dan membawahi
semua divisi dalam perusahaan.
3.
Marketing Manager
Bertanggungjawab meningkatkan jumlah siswa melalui
penerapan promosi.
4.
Workshop Administrator
Berfungsi sebagai pelaksana dan pengawas kegiatan usaha
yang
bersifat
administratif
didalam
penjadwalan
kelas,
pengelolaan kelas dan pendaftaran siswa.
5.
Customer Service
Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan
penjelasan kepada customer dan calon customer, mengenai
kurikulum dan pendaftaran peserta sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang telah ditetapkan.
6.
Instruktur
Merupakan tenaga pengajar yang telah mengikuti seluruh
program pelatihan pengajar oleh Xtion Center berdasarkan modul
dan kurikulum pengajaran dari Creative Kids Art. Berlaku ikatan
kerja untuk masa kerja tertentu dan tiap instruktur harus mampu
untuk
mengembangkan
kemampuannya
sehingga
dapat
menangani kelas gambar dan komputer.
7.
Finance
Bertugas untuk mengelola keuangan dan mengolah data
serta membuat laporan keuangan secara rutin sesuai dengan
standar laporan keuangan.
8.
Office Boy
Bertugas untuk memelihara dan bertanggung jawab dalam
menjaga kebersihan ruangan kantor dan ruang kelas.
4.1.4 Produk Jasa Xtion My Creative Station Bogor
Xtion My Creative Station memiliki beberapa program unggulan
diantaranya :
1.
Creative Kids (Picasso)
Program ini melatih keterampilan menggambar anak-anak
usia 3-12 tahun. Program ini anak-anak diajarkan teknik
menggambar melalui konsep bentuk, konsep warna, konsep
proporsi, konsep pencahayaan, penambahan imajinasi dan story
telling (narasi cerita dari gambar).
Program ini berfungsi untuk mengembangkan daya
imajinasi, kreativitas, kemampuan observasi, dan narasi anak dan
melatih
koordinasi
visual
motorik,
serta
meningkatkan
kepercayaan diri melalui ekspresi dan narasi.
2.
Manga Drawing
Program ini diselenggarakan untuk anak usia 7 sampai 18
tahun, Manga drawing mengajarkan cara menggambar karakter
komik jepang (manga), dimulai dari teknik dasar, membuat
karakter ekspresi sampai emosi dan membuat komik secara
manual sampai dengan menggunakan komputer.
3.
Computer for Kids
Program ini mengajarkan anak-anak keterampilan komputer
mulai dari dasar operasi komputer, berkarya kreasi melalui
komputer (Computer Creation) dan menggunakan komputer
sebagai
sarana
Learning).
penunjang pelajaran
disekolah (Computer
4.2
Perancangan Balaced Scorecard
4.2.1 Penentuan Sasaran Strategi BSC
Setiap cabang dari Xtion My Creative Station, memiliki sasaransasaran strategi tersendiri
yang disesuaikan dengan keadaan
perusahaan. Secara garis besar, sasaran strategi tersebut berpedoman
pada visi dan misi dari Xtion Center, serta visi dan misi yang
ditetapkan oleh Xtion My Creative Station Bogor. Sasaran strategi
yang ditetapkan disusun berdasarkan empat perspektif BSC yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan
pembelajaran.
1.
Perspektif Keuangan
Xtion My Creative Station Bogor memiliki dua sasaran
strategi yang telah ditetapkan dalam perspektif keuangan, yaitu
efisiensi biaya operasional dan peningkatan penerimaan. Efisiensi
biaya operasional meliputi, efisien biaya promosi melalui
penerapan sarana promosi yang tepat sasaran, perbaikan
manajemen kompensasi, dan pengawasan terhadap penggunaan
aset.
Sasaran strategi peningkatan penerimaan sejalan dengan
misi dari Xtion My Creative Station Bogor yaitu memberikan
keuntungan dan manfaat yang optimal kepada karyawan dan
pemilik modal. Pertumbuhan penerimaan yang berkesinambungan
diharapkan mampu meningkatkan kuantitas aset perusahaan dan
ikut mensejahterakan pemilik modal dan karyawan.
Sasaran strategi pada perspektif keuangan memiliki enam
ukuran hasil (lag indicator) yang telah ditentukan yaitu rasio
efisien biaya, biaya promosi per event, biaya operasional per
siswa, margin pendapatan bersih, persentase pendapat bersih, dan
rasio pendapatan per total aset. Ukuran hasil tersebut, akan diukur
pengaruhnya terhadap perusahaan, dan dibahas pada sub-bab
penentuan KPI.
2.
Perspektif Pelanggan
Perpektif pelanggan memiliki dua sasaran strategi yaitu
meningkatkan jumlah siswa dan membangun kemitraan dengan
siswa atau orang tua siswa. Meningkatkan jumlah siswa menjadi
ukuran yang sangat penting dalam keberlangsungan perusahaan.
Sejalan
dengan
meningkatnya
jumlah
siswa,
pendapatan
perusahaan akan terus tumbuh.
Sasaran strategi membangun kemitraan dengan siswa atau
orang tua siswa, dimaksudkan untuk memelihara hubungan baik
perusahaan dengan pelanggan. Disisi lain, hal ini akan
mengukuhkan brand image perusahaan dan membangun loyalitas
pelanggan, serta diharapkan siswa atau orang tua siswa dapat
menjadi sarana promosi bagi perusahaan.
Sasaran strategi pada perspektif pelanggan, memiliki enam
ukuran hasil yang telah ditentukan, yaitu persentase pertumbuhan
jumlah siswa, persentase jumlah siswa per program, persentase
kehilangan siswa, indeks kepuasan siswa atau orang tua siswa,
tingkat masa pendidikan siswa, dan jumlah siswa referensi.
Ukuran hasil tersebut, akan diukur pengaruhnya terhadap
perusahaan, dan dibahas pada sub-bab penentuan KPI.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Xtion My Creative Station Bogor memiliki dua sasaran
strategi
dalam
perspektif
proses
bisnis
internal
yaitu
meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan efektivitas
operasional. Sasaran strategi meningkatkan kualitas layanan
sesuai dengan misi perusahaan yaitu memberikan pelayanan
produk kreatif terbaik dngan metode yang inovatif. Kualitas
pelayanan terbaik berpengaruh terharap tingkat kepuasan siswa
atau orang tua siswa, sesuai dengan sasaran strategi pada
perspektif pelanggan.
Sasaran strategi meningkatkan efektivitas operasional,
meliputi efektivitas penggunaan aset dan efektivitas sarana
promosi. Semakin efektif pelaksanaan operasional, diharapkan
dapat menghasilkan efisiensi pada struktur biaya, sesuai dengan
sasaran strategi pada perspektif keuangan.
Ukuran hasil yang ditentukan dalam perspektif proses bisnis
internal terdapat lima ukuran, yaitu tingkat pemahaman dan
kemampuan siswa, jumlah keluhan siswa atau orang tua siswa,
frekuensi pemeliharaan fasilitas, tingkat efektivitas ruang kelas,
dan tingkat efektivitas sarana promosi. Ukuran hasil tersebut,
akan diukur pengaruhnya terhadap perusahaan, dan dibahas pada
sub-bab penentuan KPI.
4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Terdapat dua sasaran strategi pada perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran yaitu meningkatkan kualitas dan kompetensi
karyawan,
dan
meningkatkan
profesionalisme
karyawan.
Karyawan merupakan aset perusahaan yang terpenting. Kualitas
dan kompetensi karyawan yang baik akan memberikan kualitas
terhadap kinerja pelayanan. Sasaran strategi meningkatkan
profesionalisme, dimaksudkan agar terjadi konsistensi terhadap
pelayanan yang diberikan. Selain itu, standar profesionalisme
menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja karyawan.
Sasaran
strategi
pada
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran, memiliki enam ukuran hasil yaitu indeks
kompetensi karyawan, frekuensi pelatihan, tingkat pasrtisipasi
dalam rapat, indeks kepuasan karyawan, tingkat keterlambatan
karyawan, dan tingkat turnover karyawan. Ukuran hasil tersebut,
akan diukur pengaruhnya terhadap perusahaan, dan dibahas pada
sub-bab penentuan KPI.
Ringkasan perspektif BSC, beserta sasaran-sasaran strategi
dan ukuran hasil, serta ukuran pemacunya, dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Matriks BSC pada Xtion My Creative Station Bogor
UKURAN STRATEGI
SASARAN STRATEGI
UKURAN HASIL
(LAG INDICATOR)
UKURAN PEMACU
(LEAD INDICATOR)
PERSPEKTIF KEUANGAN
Efisiensi Biaya Operasional
Peningkatan Penerimaan
Rasio Efisiensi Biaya per Bulan
Sistem Prioritas Penganggaran
Biaya Promosi per Event per Siswa Baru
Analisis Strategi Bauran Promosi
Biaya Operasional per Siswa per Bulan
Peningkatan Jumlah Siswa per Kelas
Margin Pendapatan Bersih per Bulan
Peningkatan Jumlah Siswa
Persentase Pendapatan Bersih per Program per Bulan
Peningkatan Siswa Potensial
Rasio Pendapatan per Total Aset per Tahun
Peningkatan Penerimaan dan Pertumbuhan Aset
Persentase Pertumbuhan Jumlah Siswa per Kalender Program
Penambahan Siswa Baru
Persentase Jumlah Siswa per Program per Kalendar Program
Jumlah Siswa Potensial
Persentase Kehilangan Siswa per Kalendar Program
Survei Informasi Siswa/Orang Tua Siswa
Indeks Kepuasan Siswa/Orang Tua Siswa per Kalendar Program
Survei Kepuasan Siswa/Orang Tua Siswa
Tingkat Masa Pendidikan Siswa per Kalendar Program
Hubungan Baik dengan Siswa/Orang Tua Siswa
Jumlah Siswa Referensi per Kalendar Program
Hubungan Baik dengan Siswa/Orang Tua Siswa
Tingkat Pemahaman dan Kemampuan Siswa per Pertemuan
Kompetensi Pengajar
Jumlah Keluhan Siswa/Orang Tua Siswa per Bulan
Pelayanan Seluruh Komponen Perusahaan
Frekuensi Pemeliharaan Fasilitas per Tahun
Jadwal Pemeliharaan Fasilitas
Tingkat Efektivitas Ruang Kelas per Kalendar Program
Sistem Penjadwalan Kelas
Tingkat Efektivitas Sarana Promosi
Survei Informasi Siswa/Orang Tua Siswa
PERSPEKTIF PELANGGAN
Meningkatkan Jumlah Siswa
Membangun Kemitraan dengan Siswa /
Orang Tua Siswa
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Meningkatkan Kualitas Layanan
Meningkatkan Efektivitas Operasional
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi
Karyawan
Meningkatkan Profesionalisme Karyawan
Indeks Kompetensi Karyawan per Kalendar Program
Laporan Kinerja Karyawan
Frekuensi Pelatihan per Kalendar Program
Analisis Kebutuhan Pelatihan
Tingkat Partisipasi dalam Rapat Internal per Bulan
Absensi Kehadiran Rapat
Indeks Kepuasan Karyawan per Kalendar Program
Survei Kepuasan Karyawan
Tingkat Keterlambatan Karyawan per Bulan
Tingkat Turnover Karyawan per Kalendar Program
Survei Motivasi Karyawan
Laporan Perusahaan
4.2.2 Peta Strategi BSC
Berdasarkan perancangan kinerja perusahaan yang telah
dilakukan, dibuatlah peta strategi Balanced Scorecard. Melalui peta
ini, diharapkan sasaran-sasaran strategi yang telah ditetapkan, dapat
dikomunikasikan dengan lebih mudah, sehingga seluruh komponen
perusahaan dapat ikut mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Peta strategi disusun berdasarkan sebab akibat yang
dapat dihasilkan antar-sasaran strategi, dan ditandai dengan panah
yang saling terhubung. Peta strategi dari Xtion My Creative Station
Bogor, dapat dilihat pada Gambar 7.
XTION MY CREATIVE STATION BOGOR
VISI
1. Menjadi lembaga pendidikan yang mengutamakan kepuasan siswa dan ikut
mencerdaskan, serta meningkatkan kreativitas anak bangsa.
2. Menjadi Creative Station terbaik di tahun 2015.
MISI
1. Memberikan pelayanan produk kreatif terbaik dngan metode yang inovatif.
2. Membangun bisnis berkualitas dengan meningkatkan kuantitas station yang didukung
oleh instruktur yang profesional.
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada karyawan dan pemilik modal.
SASARAN STRATEGI
KEUANGAN
Efisiensi Biaya
Operasional
Peningkatan
Penerimaan
PELANGGAN
Membangun
Kemitraan dengan
Siswa/Orang Tua
Meningkatkan
Jumlah Siswa
BISNIS INTERNAL
Meningkatkan
Efektivitas
Operasional
Meningkatkan
Kualitas Layanan
PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN
Meningkatkan
Kualitas dan
Kompetensi
Meningkatkan
Profesionalisme
Karyawan
Gambar 7. Peta Strategi Xtion My Creative Station Bogor
4.2.3 Penilaian Prioritas Sasaran Strategi BSC
Pemberian bobot ini, didasarkan pada tingkat kepentingan antarfaktor dan pengaruhnya terhadap perusahaan. Melalui proses penilaian
ini, maka dapat diketahui prioritas sasaran strategi yang perlu dicapai
untuk
dapat
meningkatkan
kinerja
perusahaan.
Perhitungan
pembobotan perspektif BSC dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai
dengan Lampiran 6.
1.
Perspektif Keuangan
Xtion My Creative Station Bogor pada saat ini belum
memprioritaskan aspek keuangan, hal tersebut dikarenakan Xtion
My Creative Station Bogor baru berdiri selama dua tahun, dan
masih dalam tahap perintisan dan pengembangan pangsa pasar,
oleh sebab itu persepktif keuangan hanya memiliki bobot 10,36%.
Sasaran strategi untuk efisiensi biaya operasional, secara
keseluruhan hanya memiliki bobot 2,21%, dan sasaran strategi
peningkatan penerimaan hanya memiliki bobot 8,42%. Efisiensi
biaya operasional dan peningkatan penerimaan belum menjadi
prioritas, karena perusahaan masih dalam tahap pertumbuhan dan
penyesuaian.
2.
Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan menjadi prioritas di Xtion My
Creative Station Bogor dan memiliki bobot yang tertinggi yaitu
sebesar 51,99%. Hal tersebut sesuai dengan visi perusahaan yaitu
menjadi lembaga pendidikan yang mengutamakan kepuasan siswa
dan ikut mencerdaskan, serta meningkatkan kreativitas anak
bangsa.
Sasaran yang ingin dicapai dalam perspektif pelanggan
diantaranya meningkatkan jumlah siswa yang memiliki bobot
keseluruhan mencapai 36,99%, hal tersebut menjadi prioritas
karena pertumbuhan siswa yang signifikan dapat meningkatkan
kinerja keseluruhan dari perusahaan. Sedangkan untuk sasaran
membangun kemitraan dengan siswa dan orang tua siswa,
memiliki bobot keseluruhan sebesar 15%. Melalui kemitraan yang
terjalin baik, diharapkan dapat meningkatkan brand image
perusahaan dan ikut menjadi sarana pemasaran.
3.
Perspektif Bisnis Internal
Perspektif bisnis internal memiliki bobot terbesar kedua,
yaitu 30,28%. Hal tersebut dikarenakan, proses bisnis internal
merupakan penyokong utama dalam pelayanan yang diberikan,
agar manajemen dapat berperan sesuai dengan fungsinya,
sehingga diharapkan mempu menjaga loyalitas siswa atau orang
tua siswa.
Perspektif bisnis internal memiliki dua sasaran strategi,
yaitu meningkatkan kualitas layanan yang memiliki bobot
keseluruhan 25,58%, dan meningkatkan efektivitas operasional
dengan bobot keseluruhan 4,71%. Secara keseluruhan, sasaran
meningkatkan kualitas layanan, menjadi prioritas yang kedua
setelah meningkatkan jumlah siswa. Secara umum kedua sasaran
tersebut memiliki hubungan sebab akibat, dimana pelayanan yang
baik, diharapkan mampu meningkatkan jumlah siswa.
4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Saat ini, Xtion My Creative Station Bogor belum
memprioritaskan mengembangan terhadap sumberdaya manusia
di perusahaan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan dana yang
dimiliki, oleh sebab itu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
hanya memiliki bobot keseluruhan sebesar 7,09%.
Sasaran
strategi
untuk
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran, secara keseluruhan memiliki bobot yang terkecil.
Sasaran strategi meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan
hanya memiliki bobot 2,52%, sedangkan sasaran strategi
meningkatkan profesionalisme karyawan memiliki bobot 4,57%.
Tabel 6 menyajikan ringkasan perhitungan prioritas BSC dan
sasaran strateginya. Berdasarkan hasil pembobotan yang telah
dilakukan, maka dapat disusun struktur hirarki BSC seperti
disajikan pada Gambar 8.
Tabel 6. Pembobotan BSC dan Sasaran Strategi
SASARAN STRATEGI
PERSPEKTIF KEUANGAN
BOBOT
10,6 3%
Efisiensi Biaya Operasional
2,21%
Peningkatan Penerimaan
8,42%
PERSPEKTIF PELANGGAN
51,99%
Meningkatkan Jumlah Siswa
36,99%
Membangun Kemitraan dengan Siswa/Orang Tua Siswa
15,00%
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
30,28%
Meningkatkan Kualitas Layanan
25,58%
Meningkatkan Efektivitas Operasional
4,71%
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
7,09%
Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi Karyawan
2,52%
Meningkatkan Profesionalisme Karyawan
4,57%
4.2.4 Penetapan KPI
Sasaran strategi yang telah ditetapkan perlu memiliki ukuran
sehingga kita dapat melihat kinerja berjalan dari sebuah perusahaan,
agar dapat mencapai visi dan misi yang sudah ditentukan. Dalam
matriks BSC, terdapat dua ukuran pencapaian dalam mengukur
keberhasilan sasaran strategi yaitu ukuran hasil (lag indicator) dan
ukuran pemacu (lead indicator).
Efisiensi Biaya Operasional
(2,21%)
Perspektif Keuangan
(11,63%)
Peningkatan Penerimaan
(8,42%)
Meningkatkan Jumlah Siswa
(36,99%)
Perspektif Pelanggan
(51,99%)
Membangun Kemitraan dengan Siswa/Orang Tua Siswa
(15,00%)
Xtion My Creative
Station Bogor
Meningkatkan Kualitas Layanan
(25,58%)
Perspektif Proses Bisnis Internal
(30,28%)
Meningkatkan Efektivitas Operasional
(4,71%)
Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi Karyawan
(2,52%)
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
(7,09%)
Meningkatkan Profesionalisme Karyawan
(4,57%)
Gambar 8. Struktur Hirarki Balanced Scorecard di Xtion My Creative Station Bogor
Key Performance Indicator merupakan ukuran hasil yang
menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai sasaran strategi. Oleh
karena itu, pemilihan KPI harus dilakukan dengan seksama agar
sistem penilaian kinerja dapat sejalan dengan visi dan misi yang ingin
dicapai. Pemilihan KPI didasarkan kepada pendapat responden dan
diolah dengan metode Analytical Hierarchy Process, dan dipilih
faktor yang dominan.
1.
Perspektif Keuangan
Xtion My Creative Station Bogor telah memilih beberapa
ukuran hasil dalam mengukur kinerja keuangan. Untuk sasaran
strategi efisiensi biaya operasional, terdapat tiga ukuran hasil
yaitu rasio efisiensi per bulan dengan bobot 44%, biaya promosi
per event per siswa baru dengan bobot 26%, dan biaya
operasional per siswa per bulan 31%. Oleh karena itu, KPI
terpilih untuk sasaran strategi efisiensi biaya operasional adalah
rasio efisiensi per bulan.
Sasaran strategi peningkatan penerimaan, memiliki tiga
ukuran hasil, yaitu margin pendapatan bersih per bulan dengan
bobot 70%, persentase pendapatan bersih dengan bobot 18%, dan
rasio pendapatan per total aset dengan bobot 12%. Oleh karena
itu, KPI terpilih untuk sasaran strategi peningkatan penerimaan
adalah margin perndapatan bersih per bulan.
2.
Perspektif Pelanggan
Ukuran hasil yang telah dipilih oleh Xtion My Creative
Station Bogor untuk mengukur kinerja terhadap pelanggan
terdapat enam ukuran hasil. Untuk sasaran strategi meningkatkan
jumlah siswa terdapat tiga ukuran hasil yaitu persentase
pertumbuhan jumlah siswa dengan bobot 50%, persentase jumlah
siswa per program dengan bobot 7%, dan persentase kehilangan
siswa dengan bobot 43%. Oleh karena itu, KPI terpilih untuk
sasaran strategi meningkatkan jumlah siswa adalah persentase
pertumbuhan jumlah siswa dan persentase kehilangan siswa.
Untuk sasaran strategi membangun kemitraan dengan siswa
atau orang tua siswa memiliki tiga ukuran hasil yaitu indeks
kepuasan siswa atau orang tua siswa dengan bobot 66%, tingkat
masa pendidikan siswa dengan bobot 18%, dan jumlah siswa
referensi 16%. Oleh karena itu, KPI terpilih untuk sasaran strategi
membangun kemitraan dengan siswa atau orang tua siswa adalah
indeks kepuasan siswa atau orang tua siswa.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Xtion My Creative Station Bogor telah memilih beberapa
ukuran hasil untuk mengukur kinerja dalam proses bisnis internal.
Sasaran strategi meningkatkan kualitas layanan, terdapat tiga
ukuran hasil yaitu tingkat pemahaman dan kemampuan siswa
dengan bobot 58%, jumlah keluhan siswa atau orang tua siswa
dengan bobot 34%, dan frekuensi pemeliharaan fasilitas 8%. Oleh
karena itu, KPI terpilih untuk sasaran strategi meningkatkan
kualitas layanan adalah tingkat pemahaman dan kemampuan
siswa, dan jumlah keluhan siswa atau orang tua siswa.
Sasaran strategi meningkatkan efektivitas operasional,
memiliki dua ukuran hasil yang memiliki bobot sama besar 50%,
yaitu tingkat efektivitas ruang kelas dan tingkat efektivitas sarana
promosi. Sehingga, kedua ukuran hasil tersebut, terpilih sebagai
KPI.
4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, Xtion My
Creative Station memiliki enam ukuran hasil. Sasaran strategi
meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan, memiliki tiga
ukuran hasil yaitu indeks kompetensi karyawan dengan bobot
46%, frekuensi pelatihan dengan bobot 24%, dan tingkat
partisipasi dalam rapat 30%. Oleh karena itu, KPI terpilih adalah
indeks kompetensi karyawan.
Sasaran strategi meningkatkan profesionalisme karyawan,
memiliki tiga ukuran hasil yaitu indeks kepuasan karyawan
dengan bobot 49%, tingkat keterlambatan karyawan dengan bobot
33%, dan tingkat turnover karyawan dengan bobot 19%. OLeh
karena itu, KPI terpilih adalah indeks kepuasan karyawan dan
tingkat keterlambatan karyawan. Tabel 7 menyajikan ringkasan
penentuan KPI.
Tabel 7. Key Performance Indicator Terpilih
SASARAN STRATEGI
KEY PERFORMANCE INDICATOR
PERSPEKTIF KEUANGAN
Efisiensi Biaya Operasional
Rasio Efisiensi Biaya per Bulan (44%)
Peningkatan Penerimaan
Margin Pendapatan Bersih per Bulan (70%)
PERSPEKTIF PELANGGAN
Persentase Pertumbuhan Jumlah Siswa per Kalender Program (50%)
Meningkatkan Jumlah Siswa
Persentase Kehilangan Siswa per Kalendar Program (43%)
Membangun Kemitraan dengan
Siswa/Orang Tua Siswa
Indeks Kepuasan Siswa/Orang Tua Siswa per Kalendar Program
(66%)
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Tingkat Pemahaman dan Kemampuan Siswa per Pertemuan (58%)
Meningkatkan Kualitas Layanan
Jumlah Keluhan Siswa/Orang Tua Siswa per Bulan (34%)
Meningkatkan Efektivitas
Operasional
Tingkat Efektivitas Ruang Kelas per Kalendar Program (50%)
Tingkat Efektivitas Sarana Promosi (50%)
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Meningkatkan Kualitas dan
Kompetensi Karyawan
Meningkatkan Profesionalisme
Karyawan
Indeks Kompetensi Karyawan per Kalendar Program (46%)
Indeks Kepuasan Karyawan per Kalendar Program (49%)
Tingkat Keterlambatan Karyawan per Bulan (33%)
4.2.5 Penetapan Target
Dalam mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan, maka
Xtion My Creative Station Bogor perlu menetapkan target untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan terhadap pencapaian
sasaran strategis.
1.
Perspektif Keuangan
Target perusahaan dalam perspektif keuangan untuk tahun
2011 adalah mencapai rasio efisiensi biaya per bulan sebesar
2,5% dan efisiensi per tahun maksimal 10% dan untuk tahun
2012 rasio efisiensi biaya per bulan sebesar 5% Selanjutnya,
perusahaan menargetkan pendapatan bersih pada tahun 2011
sebesar Rp. 12 juta per bulan dan diharapkan naik pada tahun
2012 menjadi Rp. 20 juta per bulan.
2.
Perspektif Pelanggan
Target perusahaan dalam perspektif pelanggan untuk
tahun 2011 diantaranya, jumlah siswa diharapkan tumbuh 10%
pada setiap 4 bulan (kalendar program). Sedangkan untuk tahun
2012, perusahaan menargetkan pertumbuhan jumlah siswa
sebesar 20%. Perusahaan berusaha menekan kehilangan siswa
dan menetapkan batas maksimum sebesar 10% pada tahun 2011
dan 2012. Indeks kepuasan orang tua siswa pada tahun 2011
diharapkan berapa pada angka 7-8 (skala 10) dan untuk tahun
2012 perusahaan menginginkan indeks kepuasan orang tua siswa
berada pada angka 8-9.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Target perusahaan dalam perspektif proses bisnis internal
untuk tahun 2011, menetapkan tingkat pemahaman dan
kemampuan berada pada angka 7-8 (skala 10) dan terus
meningkat menjadi 8-9 pada tahun 2012. Selain itu, diharapkan
keluhan yang diterima pada tahun 2011 hanya 2 keluhan per
bulan. jumlah keluhan yang datang per bulan dan untuk tahun
2012 diharapkan tidak ada keluhan dari orang tua siswa.
Kemudian, target selanjutnya adalah tingkat efektifitas
ruang kelas, yang diharapkan mampu mencapai 60% okupasi di
tahun 2011 dan naik di tahun 2012 menjadi 80% okupasi. Tingkat
efektivitas setiap sarana promosi pada tahun 2011 diharapkan
berada pada level 25% dan untuk tahun 2012 diharapkan berada
pada level 30%, jika kurang dari level tersebut sarana promosi
tersebut tidak efektif.
4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Target-target perusahaan dalam perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran yaitu indeks kompetensi karyawan, untuk
tahun 2011 perusahaan menetapkan skala 8 dan untuk tahun
2012 perusahaan mengharapkan indeks kompetensi karyawan
per kalender program naik menjadi skala 9.
Target selanjutnya adalah menilai indeks kepuasan
karyawan, untuk tahun 2011 perusahaan menetapkan skala 7-8,
sedangkan untuk tahun 2012 perusahaan menginginkan adanya
kenaikan menjadi skala 8-9. Kemudian, target perusahaan adalah
mengukur tingkat keterlambatan karyawan, untuk tahun 2011
perusahaan
menargetkan
tingkat
keterlambatan
<15%,
sedangkan untuk tahun 2012 diharapkan ada penurunan menjadi
<10%. Untuk mempermudah pemahaman dari target perusahaan
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Target Xtion My Creative Station Bogor
TARGET
KEY PERFORMANCE INDICATOR
2011
2012
2.5%
5%
Rp. 12 Juta/bln
Rp. 20 Juta/bln
10%
20%
Maks. 10%
Maks. 10%
7-8
8-9
7-8
8-9
Maks. 2 Orang
0
Tingkat Efektivitas Ruang Kelas per Kalendar Program
60%
80%
Tingkat Efektivitas Sarana Promosi
25%
30%
8
9
7-8
8-9
< 15%
< 10%
PERSPEKTIF KEUANGAN
Rasio Efisiensi Biaya per Bulan
Margin Pendapatan Bersih per Bulan
PERSPEKTIF PELANGGAN
Persentase Pertumbuhan Jumlah Siswa per Kalender Program
Persentase Kehilangan Siswa per Kalendar Program
Indeks Kepuasan Siswa/Orang Tua per Kalendar Program
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Tingkat Pemahaman dan Kemampuan Siswa per Pertemuan
Jumlah Keluhan Siswa/Orang Tua Siswa per Bulan
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Indeks Kompetensi Karyawan per Kalendar Program
Indeks Kepuasan Karyawan per Kalendar Program
Tingkat Keterlambatan Karyawan per Bulan
4.3
Implikasi Manajerial
Berdasarkan perancangan kinerja perusahaan melalui matriks BSC,
dalam hal ini adalah penetapan sasaran strategi, pemilihan KPI, dan
penentuan target, maka pada prakteknya perancangan strategi ini dapat
dikonversi menjadi alat pengukuran kinerja. Melalui perancangan strategi
ini diharapkan dapat tercipta alat pengukuran yang komprehensif dan
seimbang, sehingga visi dan misi dari Xtion My Creative Station Bogor
dapat tercapai, melalui pemantauan terhadap target-target yang telah
ditetapkan. Formulasi pengukuran kinerja dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Form Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
KEY PERFORMANCE INDICATOR
BOBOT
TARGET
REALISASI
PENCAPAIAN
KINERJA
A
B
C
D = C/B
E=AxD
PERSPEKTIF KEUANGAN
Rasio Efisiensi Biaya per Bulan
2%
Margin Pendapatan Bersih per Bulan
8%
PERSPEKTIF PELANGGAN
Persentase Pertumbuhan Jumlah Siswa per Kalender Program
18.5%
Persentase Kehilangan Siswa per Kalendar Program (maksimum)
18.5%
Indeks Kepuasan Siswa/Orang Tua Siswa per Kalendar Program
15%
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Tingkat Pemahaman dan Kemampuan Siswa per Pertemuan
13%
Jumlah Keluhan Siswa/Orang Tua Siswa per Bulan (maksimum)
13%
Tingkat Efektivitas Ruang Kelas per Kalendar Program
2.5%
Tingkat Efektivitas Sarana Promosi
2.5%
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Indeks Kompetensi Karyawan per Kalendar Program
3%
Indeks Kepuasan Karyawan per Kalendar Program
2.5%
Tingkat Keterlambatan Karyawan per Bulan (maksimum)
2.5%
KINERJA KESELURUHAN
Dalam perspektif keuangan, inisiatif strategi yang dapat diterapkan
untuk sasaran strategi efisiensi operasional, adalah perbaikan struktur biaya
melalui penganggaran tepat sasaran, dan melakukan pemantauan harga
peralatan dan perlengkapan secara berkala terhadap beberapa supplier.
Untuk sasaran strategi peningkatan penerimaan, inisiatif strategi yang dapat
diterapkan
adalah
melakukan
pemasaran
secara
responsif
dengan
menggunakan sarana promosi yang tepat.
Perspektif pelanggan memiliki sasaran strategi meningkatkan jumlah
siswa dan membangun kemitraan dengan siswa atau orang tua siswa.
Inisiatif strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai sasaran strategi
meningkatkan jumlah siswa adalah menyusun peta pemasaran potensial.
Selain itu, inisiatif strategi yang dapat diterapkan untuk sasaran strategi
membangun kemitraan dengan siswa dan orang tua siswa adalah melakukan
perbaikan kualitas layanan operasional dan fasilitas, dan menyusun profil
siswa atau orang tua siswa untuk dijadikan sarana promosi.
Inisiatif strategi yang dapat diterapkan untuk sasaran strategi
meningkatkan kualitas layanan pada perspektif proses bisnis internal adalah
menerapkan teknik pengajaran melalui pendekatan kepribadian siswa, dan
meningkatkan kecepatan pelayanan terhadap keluhan siswa atau orang tua
siswa. Untuk sasaran strategi meningkatkan efektivitas operasional, inisiatif
strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kapasistas kelas melalui
pengaturan penjadwalan, dan melakukan penilaian terhadap tingkat
efektivitas sarana promosi.
Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, inisiatif strategi
yang dapat diterapkan untuk sasaran strategi meningkatkan kualitas dan
kompetensi karyawan adalah dengan melakukan pelatihan secara berkala
(training of trainer). Untuk sasaran strategi meningkatkan profesionalisme
karyawan, inisiatif strategi yang diterapkan adalah perbaikan sistem
kompensasi. Tabel 10 menyajikan ringkasan inisiatif strategi.
Tabel 10. Inisiatif Strategi untuk Xtion My Creative Station Bogor
SASARAN STRATEGI
INISIATIF STRATEGI
PERSPEKTIF KEUANGAN
Perbaikan struktur biaya melalui penganggaran tepat sasaran
Efisiensi Biaya
Melakukan pemantauan harga peralatan dan perlengkapan secara
Operasional
berkala terhadap beberapa supplier
Melakukan pemasaran secara responsif dengan menggunakan
Peningkatan Penerimaan
sarana promosi yang tepat
PERSPEKTIF PELANGGAN
Meningkatkan Jumlah
Menyusun peta pemasaran potensial
Siswa
Melakukan perbaikan kualitas layanan operasional dan fasilitas
Membangun Kemitraan
dengan Siswa/Orang Tua
Menyusun profil siswa atau orang tua siswa untuk dijadikan
Siswa
sarana promosi
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Menerapkan teknik pengajaran melalui pendekatan kepribadian
siswa
Meningkatkan Kualitas
Layanan
Meningkatkan kecepatan pelayanan terhadap keluhan siswa atau
orang tua siswa
Meningkatkan kapasistas kelas melalui pengaturan penjadwalan
Meningkatkan Efektivitas
Operasional
Melakukan penilaian terhadap tingkat efektivitas sarana promosi
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Meningkatkan Kualitas
dan Kompetensi
Melakukan pelatihan secara berkala
Karyawan
Meningkatkan
Perbaikan sistem manajemen kompensasi
Profesionalisme Karyawan
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
a.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Xtion My Creative
Station Bogor, maka pihak manajemen perusahaan menetapkan beberapa
sasaran strategi. Sasaran strategi pada perspektif keuangan adalah
efisiensi biaya operasional dan peningkatan penerimaan. Sasaran strategi
pada perspektif pelanggan yaitu meningkatkan jumlah siswa dan
membangunan kemitraan dengan siswa atau orang tua siswa. Sasaran
strategi pada perspektif proses bisnis internal adalah meningkatkan
kualitas layanan dan meningkatkan efektivitas operasional. Untuk
sasaran strategi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu
meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan, dan meningkatkan
profesionalisme karyawan yang semuanya saling terhubung dalam peta
strategi sehingga akan menghasilkan tujuan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan.
b.
Hasil pembobotan berpasangan dengan menggunakan metode AHP,
berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap perusahaan, perspektif
pelanggan menduduki prioritas utama dengan bobot 52%, diurutan kedua
perspektif proses bisnis internal sebesar 30%, dan ketiga adalah
perspektif keuangan dengan bobot 11%, serta prioritas terakhir adalah
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan bobot 7%.
c.
Berdasarkan hasil pembobotan secara vertikal terhadap sasaran-sasaran
strategi. Sasaran strategi meningkatkan jumlah siswa menjadi prioritas
utama dengan bobot mencapai 37%, diurutan kedua adalah meningkatkan
kualitas layanan dengan bobot mencapai 26%. Kemudian diurutan ketiga
adalah membangun kemitraan dengan siswa atau orang tua siswa dengan
bobot 15%. Selanjutnya untuk sasaran strategi peningkatan penerimaan
dengan bobot 8%, meningkatkan efektivitas operasional dengan bobot
5%, meningkatkan profesionalisme karyawan dengan bobot 5%,
meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan dengan bobot 3%, dan
efisiensi biaya operasional dengan bobot 2%.
d. KPI yang terpilih dalam perspektif keuangan adalah rasio efisiensi biaya
dan margin pendapatan bersih. Untuk perspektif pelanggan, KPI terpilih
adalah persentase pertumbuhan jumlah siswa, persentase kehilangan
siswa, dan indeks kepuasan siswa atau orang tua siswa. KPI terpilih
pada perspektif proses bisnis internal adalah tingkat pemahaman dan
kemampuan siswa, jumlah keluhan siswa atau orang tua siswa, tingkat
efektivitas ruang kelas, dan tingkat efektivitas sarana promosi. Pada
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, KPI terpilih adalah indeks
kompetensi karyawan, indeks kepuasan karyawan, dan tingkat
keterlambatan karyawan.
2.
Saran
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan di Xtion My
Station Bogor, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a.
Xtion My Creative Station Bogor perlu menyusun peta pemasaran
potensial, sehingga pemasaran dapat lebih fokus dan terarah, serta
memaksimalkan fungsi sarana promosi.
b.
Xtion My Creative Station Bogor perlu melakukan restrukturisasi dalam
manajemen kompensasi terhadap karyawan, untuk meningkatkan
loyalitas dan kapabilitas karyawan kepada perusahaan.
c.
Xtion My Creative Station Bogor perlu melakukan peningkatkan
frekuensi pelatihan kepada karyawan, untuk meningkatkan kompetensi
dan kualitas karyawan, sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Annafi, A. 2010. Perancangan Strategi dengan Perspektif Balanced Scorecard
pada PT Relife Realty Indonesia Cabang Depok. Skripsi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Choeriah, S. 2008. Pengukuran Kinerja pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk Cabang Bogor dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
David, F, R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Terjemahan. Salemba
Empat, Jakarta.
Gaspersz, V. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard
dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Grant, R. M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer. Terjemahan. Erlangga, Jakarta.
Hubeis, M. dan Najib, M. 2008. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Hunger, J. D. dan Wheelen, L. T. 2001. Manajemen Strategis. Terjemahan.
Penerbit Andi Yogyakarta.
Kaplan, R. S dan D. P. Norton. 1996. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi. Erlangga, Jakarta.
Luis, S. dan P. A. Biromo. 2007. Step By Step In Cascading Balanced Scorecard
To Functional Scorecarard (Edisi Bahasa Indonesia). Gramedia, Jakarta.
Marbun, B. N. 2003. Kamus Manajemen. Sinar Harapan, Jakarta
Marimin. 2010. Teknik Pengambilan Keputusan. Grasindo, Jakarta.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemahan. Bina Rupa
Aksara, Jakarta.
Tunggal. 2002. Memahami Konsep Balanced Scorecard. Harvarindo. Jakarta
Umar, H. 2001. Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Http://www.infokursus.net/sie/rekap-kursus.php
Lampiran 18. Perhitungan Bobot BSC Menggunakan Expert Choice 2000
.21
.79
.71
.29
.84
.16
.36
.64
Download