siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat HUMAS Departemen Perdagangan
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110
Telp/Fax. 021-23528400/23528456
www.depdag.go.id
Depdag Revisi Kembali Permendag tentang Ketentuan Impor dan
Ekspor Beras
Wujudkan Indonesia sebagai Negara Pengekspor Beras
Jakarta, 14 Agustus 2009 - Departemen Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri
Perdagangan (Permendag) Nomor 35/M-DAG/PER/8/2009 pada tanggal 11 Agustus 2009
sebagai revisi dari Permendag Nomor 12/M-DAG/PER/4/2008 tentang Ketentuan Impor dan
Ekspor Beras.
Perubahan untuk kedua kalinya ini dilakukan berdasarkan surat Menteri Pertanian kepada
Menteri Perdagangan Nomor 155/PP.319/M/7/2009 tanggal 16 Juli 2009 perihal Ekspor
Beras Jenis Tertentu, yang mendukung ekspor beras organik bersertifikat dapat diekspor
sepanjang tahun. Selain itu juga berdasar pertimbangan hasil rapat koordinasi ekspor
beras, yang mengusulkan beras organik bersertifikat dapat dimasukkan ke dalam kelompok
beras khusus sehingga dapat diberikan izin ekspor.
"Saat ini, Indonesia telah mencapai swasembada beras melalui peningkatan produksi dan
mengalami surplus sekitar 2 juta ton. Oleh karena itu, Indonesia berpeluang sebagai negara
pengekspor beras untuk jenis beras berkualitas baik seperti halnya beras organik
bersertifikat dan untuk itulah diperlukan dukungan kebijakan yang efektif khususnya
kebijakan di bidang ekspor beras,“ kata Menteri Perdagangan Mari Pangestu.
Beras merupakan komoditi strategis sebagai bahan pangan bagi masyarakat Indonesia,
sehingga kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan dan distribusi beras menjadi sangat
penting untuk ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani beras, kepentingan
konsumen serta menciptakan stabilitas ekonomi nasional.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Permendag Nomor 35/M-DAG/PER/8/2009 ini
antara lain ekspor beras dapat dilaksanakan apabila persediaan beras di dalam negeri telah
melebihi kebutuhan, serta terdapat beberapa pelaku ekspor yang diperbolehkan untuk
melakukan ekspor beras, yaitu Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah atau Perusahaan Swasta.
Jenis beras yang dapat diekspor adalah: (a) Beras berkulit yakni padi atau gabah khusus
untuk keperluan benih dengan Pos Tarif/HS 1006.10.00.00; (b) Beras Wangi bukan Thai
Hom Mali dengan Pos Tarif/HS 1006.30.19.00, dan jenis beras lain-lain dengan Pos
Tarif/HS 1006.30.90.00, yang tidak diproduksi melalui sistem pertanian organik dengan
tingkat kepecahan paling tinggi 5%; (c) Beras Wangi bukan Thai Hom Mali dengan Pos
Tarif/HS 1006.30.19.00, dan jenis beras lain-lain dengan Pos Tarif/HS 1006.30.90.00, yang
diproduksi melalui sistem pertanian organik dengan tingkat kepecahan 0% sampai dengan
25%, dan (d) Jenis beras dengan tingkat kepecahan paling tinggi 5% dan beras ketan pulut
dengan Pos Tarif/HS 1006.30.30.00, serta beras yang diproduksi melalui sistem pertanian
organik dengan Pos Tarif/HS 1006.30.90.00 dan Pos Tarif/HS 1006.30.19.00 dengan
tingkat kepecahan 0% sampai dengan 25%, namun terlebih dahulu wajib mendapat
persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk dengan
memperhatikan rekomendasi dari Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk.
Terhadap permohonan atas ekspor untuk beras dengan tingkat kepecahan maksimum 5%
yang tidak diproduksi melalui sistem pertanian organik, Menteri Perdagangan atau Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri atas nama Menteri menerbitkan persetujuan ekspor
setiap pengapalan/pershipment.
Sedangkan terhadap permohonan atas ekspor beras ketan pulut dan beras yang diproduksi
melalui sistem pertanian organik, Menteri Perdagangan atau Dirjen Perdagangan Luar
Negeri atas nama Menteri menerbitkan persetujuan ekspor yang berlaku selama 6 (enam)
bulan.
Beras yang diekspor harus dikemas dalam kemasan dengan mencantumkan identitas
perusahaan, diproduksi di Indonesia/Produced in Indonesia dan Prime Quality/Level of
Broken.
Perusahaan yang telah mendapat persetujuan impor atau ekspor beras wajib
menyampaikan laporan pelaksanaannya baik terealisasi maupun tidak terealisasi secara
tertulis kepada Menteri Perdagangan, dengan tembusan disampaikan kepada Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Pertanian. Laporan tersebut disampaikan
setiap bulan, paling lambat tanggal 15 (lima belas) pada bulan berikutnya.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Robert James Bintaryo
Kepala Pusat Humas Departemen Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528400/021-23528456
Email: [email protected]
Yamanah AC
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan
Telp/Fax: 021-3440787
Email: [email protected]
Download