PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN NENSI FEBRINTINA MELDA SIAHAAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI PROPOSAL PENELITIAN DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2016 Nensi Febrintina Melda S NIM. I34120096 ABSTRAK NENSI FEBRINTINA M S. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran. Dibawah bimbingan EKAWATI SRI WAHYUNI Transmigrasi merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kepadatan penduduk dan ketidak merataan jumlah penduduk yang saat ini terjadi di Indonesia. Tak hanya bertujuan memeratakan jumlah penduduk, transmigrasi juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun, keadaan sumberdaya alam yang tak lagi mampu menunjang kehidupan masyarakat serta perbedaan sektor sosial-ekonomi-budaya di setiap lapisan penduduk mengakibatkan kehidupan transmigran di wilayah baru tidaklah mudah. Untuk mempertahankan kehidupan di wilayah transmigrasi, maka masyarakat yang melakukan transmigrasi harus mulai melakukan adaptasi dengan keadaan sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah transmigrasi tersebut, termasuk strategi nafkah mereka. Dengan bermodalkan pengalaman pendahulu, transmigran kemudian memiliki keinginan yang tinggi untuk menjadi sama dengan pendahulu mereka yang telah sukses. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan didukung oleh data kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan strategi nafkah rumah tangga transmigran di wilayah transmigrasi yang terjadi. Kata kunci: migrasi, modal sosial, strategi nafkah, transmigrasi ABSTRACT NENSI FEBRINTINA M S The Social Capital’s Effect of Changes in Transmigrant Household Livelihood Strategies. Supervised by EKAWATI SRI WAHYUNI Transmigration is one of many solution that our government give to solve the density and inequality amount of population. Nowadays, transmigration purpose is not only to solve that problem, but also to increase people’s prosperity. However , the condition of the natural resources that are no longer able to support the community life and also the differences in sectors of socio-economic-cultural in every layer of the population resulted in the transmigrant’s life in the new area is not easy. To mantaining their life, they have to make adaptation in social, economic, and culture sector, and also in their livelyhood strategies. By the experience of predecessor, transmigrant then have a high desire to be the same as their predecessors who have been successful. The approach used is a quantitative approach with survey and supported by qualitative approach with in-depth interviews. This research purpose is to know how the household livelyhood strategis in transmigration area changed. Keywords: transmigrant, social capital, livelihood strategies, trasnmigration PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN NENSI FEBRINTINA MELDA SIAHAAN I34120096 Proposal Skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 i Judul Proposal Penelitian Nama NIM : Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran : Nensi Febrintina Melda Siahaan : I34120096 Disetujui oleh Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen Tanggal lulus: _______________________ i PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran” ini dengan baik. Poposal penelitian ini ditujukan untuk memenuhi syarat pengambilan data lapangan dan skripsi pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Ekawati S. Wahyuni, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan waktu selama proses penulisan hingga penyelesaian proposal skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, Ibu Netty Herawati Sibarani, Bapak Sindak Siahaan, serta adik tersayang, Edward Julio Christoper Siahaan, dan Nova Ayu Lestari Siahaan, atas dukungan, semangat, dan doa yang tiada hentihentinya mengalir demi kelancaran penulisan proposal skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman SKPM angkatan 49 yang telah berkenan menjadi rekan bertukar pikiran dan selalu memberi masukan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Februari 2016 Nensi Febrintina Melda S NIM. I34120096 ii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... iii PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1 Masalah Penelitian ...................................................................................................... 2 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3 Kegunaan Penelitian ................................................................................................... 3 PENDEKATAN TEORITIS ............................................................................................. 5 Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 5 Strategi Nafkah ...................................................................................................... 5 Strategi Nafkah menurut Scoones (1998) .............................................................. 7 Definisi dan Konsep Modal Sosial ........................................................................ 7 Transmigrasi .......................................................................................................... 8 Migrasi ................................................................................................................... 9 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah ................................................ 9 Kerangka Analisis ..................................................................................................... 10 Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 11 PENDEKATAN LAPANGAN ....................................................................................... 13 Metode Penelitian ..................................................................................................... 13 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................... 13 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 14 Teknik Penentuan Responden dan Informan ............................................................ 14 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 15 Definisi Operasional ................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21 RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ 23 LAMPIRAN .................................................................................................................... 25 Lampiran 1 Kuisioner ............................................................................................... 25 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam ............................................ 34 Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung ................................................................................................. 35 Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan ...................................................................... 36 Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling........................................................ 37 Lampiran 6 Rancangan Skripsi ................................................................................. 38 iii DAFTAR TABEL Tabel 1 Klasifikasi Strategi Nafkah Rumah tangga Tabel 2 Klasifikasi Sumber Nafkah Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016 Tabel 4 Definisi Operasional Penelitian 5 7 13 16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2 Kerangka Analisis 10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Peswaran, Provinsi Lampung Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling Lampiran 6 Rancangan Skripsi 25 34 35 36 37 38 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari daerah yang padat, seperti kota, ke daerah lain, seperti desa atau kota lainnya. Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Transmigrasi, yang sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, yang sebelumnya PP No. 42 Tahun 1973, ditambah beberapa keputusan dan dukungan Presiden. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Bab II pasal 3 menyatakan bahwa tujuan transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, mengadakan peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, dalam Undang-Undangan Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Bab II pasal 5 dikatakan bahwa penyelenggaraan transmigrasi diarahkan pada penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan perwujudan integrasi masyarakat. Program transmigrasi bukanlah suatu program baru yang diciptakan oleh pemerintah Indonesia. Program ini sudah berlangsung sejak masa penjajahan kolonial Belanda. Pelaksanaan program transmigrasi, yang kala itu disebut kolonisasi, dimulai pertama kali pada bulan November 1905 dengan melibatkan 155 KK (815 jiwa) yang berasal dari Kabupaten Karanganyar, Kebumen, dan Purworejo. Para transmigran tersebut diberangkatkan menuju Gedong Tataan yang terletak sekitar 25 Km sebelah barat Tanjungkarang dan dikenal dengan Keresidenan Lampung. Pada penyelenggaraan transmigrasi saat ini, setiap warga yang bersedia turut dalam program transmigrasi akan memperoleh fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan seperti tanah seluas 0.25 hektare per kepala keluarga dan lahan untuk berkebun seluas 3 hektar yang dapat menjadi hak milik dengan mencicil biayanya. Selain itu, para transmigran juga akan diberikan bantuan perbekalan senilai Rp 3,5 juta per kepala keluarga selama 18 bulan. Dana tersebut tidak diberikan dalam bentuk tunai, namun berupa beras, lauk pauk, dan sebagainya. Pemerintah juga kemudian membangun berbagai infrastruktur seperti sekolah, tempat ibadah, sarana medis, dan sarana pendukung lainnya. Dalam pelaksanaanya, proses transmigrasi tidak berhenti begitu saja ketika masyarakat telah berpindah ke wilayah baru. Proses perpindahan akan terus dilakukan berdasarkan kebutuhan wilayah tersebut. Sebagai contoh, bila suatu wilayah dinilai sudah maju atau sumberdaya wilayah tersebut dinilai tidak lagi mampu menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat, maka transmigrasi akan kembali dilakukan. Proses ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa keluarga ke wilayah lainnya. Setiap warga berhak menentukan akan mengikuti program tersebut lagi atau tidak. Bila warga turut dalam program tersebut, maka warga akan kembali pindah dan mendapat bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun bila tidak, maka warga diharuskan mencari sumber pemenuhan kebutuhannya sendiri. Ketika transmigran tidak turut dalam program transmigrasi kembali, maka segala hak dan fasilitas yang diperoleh dari program transmigrasi yang dulu diberikan akan ditarik kembali oleh pemerintah, termasuk lahan usaha yang dulu diberikan. Setelah tak memiliki lahan, warga akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian. Hal tersebut kemudian memberi dampak pada kesejahteraan warga transmigran. 2 Dewasa ini, proses pelaksanaan program transmigrasi tidak selaras dengan perkembangan pembangunan di setiap daerah. Lahan-lahan yang digunakan dalam sektor pertanian memiliki sifat jenuh dan kemudian tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Padahal, lahan menjadi modal utama para transmigran untuk membangun kehidupannya di wilayah tujuan barunya. Hal ini juga yang kemudian memacu perkembangan pembangunan tidak lagi terfokus pada sektor pertanian, namun pada sektor lainnya yang lebih menjanjikan seperti sektor industri. Tak hanya itu, program transmigrasi itu sendiri pun mengalami perkembangan, dimana program transmigrasi tak lagi hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi masyarakat secara madani juga dapat melakukan perpindahan yang bersifat mandiri. Dengan adanya fenomena ini kemudian muncullah istilah transmigran lokal yang mempengaruhi keberagaman sosial, ekonomi, dan budaya suatu wilayah. Untuk bertahan dengan hal-hal tersebut, maka transmigran akan melakukan berbagai upaya dalam adaptasi dengan perubahanperubahan yang terjadi. Keinginan untuk menjadi sama dengan pendahulu, yaitu para transmigran sukses yang sudah datang terlebih dahulu, menjadikan para transmigran meniru gaya hidup para pendahulunya, termasuk perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pendahulunya. Permasalahan tersebut dirasakan oleh sebagian besar warga transmigran di Indonesia. Tak terkecuali warga transmigran yang ditempatkan di Desa Bagelen, Gedong Tataan, Lampung. Untuk melanjutkan hidup dan memenuhi kebutuhan, maka warga transmigran di Desa Bagelen harus melakukan adaptasi, khususnya adaptasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada keadaan seperti ini kemudian modal sosial memiliki peran besar dalam proses perubahan dan pemilihan strategi nafkah. Kepercayaan, jejaring (jaringan), dan norma yang merupakan elemen dalam modal sosial menjadi penyedia pilihan strategi nafkah untuk beradaptasi. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar atas terjadinya perubahan strategi nafkah rumah tangga warga transmigran. Rumusan Masalah Penelitian Menurut Anwar (2013) pembangunan yang mendorong terjadinya transformasi di pedesaan saat ini telah gagal dan era pembangunan telah berakhir. Keseluruhan proses transformasi tersebut kemudian menghasilkan dampak lanjutan berupa derajat ketidakamanan sumber nafkah serta lumpuhnya struktur kelembagaan jaminan nafkah asli yang telah mapan. Sajogyo (dalam Anwar 2013) juga menyatakan bahwa sistem penghidupan dan nafkah pedesaan memang tidak bisa dilepaskan dari proses destabilisasi sistem sosial ekonomi. Hal ini kemudian mendorong terjadi proses adaptasi ekonomi dan ekologis yang dibentuk oleh masyarakat desa sebagai upaya menyelaraskan eksistensi mereka terhadap arus perubahan sosial dan menghasilkan suatu sistem dinamis dalam penghidupan dan nafkah pedesaan (Dharmawan 2007), tak terkecuali dengan para transmigran yang memang dimodalkan segala kebutuhan untuk mengelola lahan dari program transmigrasi yang diikutinya. Dengan adanya gambaran tersebut, kemudian muncullah pertanyaan: Bagaimana strategi nafkah rumah tangga transmigran saat ini? Strategi nafkah meliputi aspek pilihan atas beberapa sumber nafkah yang ada di sekitar masyarakat. Semakin beragam pilihan sangat memungkinkan terjadinya strategi nafkah. Selain adanya pilihan, strategi nafkah mengharuskan adanya sumber daya manusia dan modal. Pola hubungan sosial juga turut memberikan warna dalam strategi nafkah. Merujuk pada temuan Geertz mengenai studi “Informal Rational Credit Association”, Coleman kemudian menunjukkan nilai-nilai positif modal sosial bagi pengembangan ekonomi pada masyarakat tradisional di negara berkembang. Hal ini semakin diperkuat dengan sangat bergantungnya transmigran yang baru datang dengan 3 pengalaman-pengalaman pendahulu mereka, yaitu transmigran yang telah lama menetap di wilayah tersebut. Mengingat besarnya peran modal sosial dalam strategi nafkah rumah tangga transmigran, maka kemudian muncul pertanyaan: Bagaimana modal sosial mempengaruhi strategi nafkah rumah tangga transmigran? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perubahan strategi nafkah yang dipilih oleh trasnmigran saat ini 2. Menganalisis pengaruh modal sosial dalam perubahan strategi nafkah rumah tangga transmigran Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada berbagai pihak antara lain: 1. Bagi akademisi, menambah literatur penelitian mengenai pengaruh modal sosial terhadap strategi nafkah 2. Bagi masyarakat, sebagai informasi bahwa konsep modal sosial memberi alternatif pilihan strategi nafkah 3. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program pembangunan dan transmigrasi 4 5 PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Strategi Nafkah Strategi nafkah ialah penghidupan yang terdiri dari aset (alam, fisik, manusia, modal keuangan, dan modal sosial), kegiatan, dan akses (yang di mediasi oleh kelembagaan dan hubungan sosial) yang bersama-sama menentukan kehidupan individu atau rumah tangga (Ellis 2000). Strategi nafkah meliputi aspek pilihan atas beberapa sumber nafkah yang ada di sekitar masyarakat. Semakin beragam pilihan sangat memungkinkan terjadinya strategi nafkah. Dalam konsep strategi nafkah, terdapat lima bentuk modal atau biasa disebut livelihood asset. Menurut Ellis (2000), kelima bentuk modal tersebut adalah Modal Sumberdaya Alam (Natural Capital), Modal Fisik (Physical Capital), Modal Manusia (Human Capital), Modal Finansial (Financial Capital and Subtitutes), dan Modal Sosial (Social Capital). Selain modal, dalam konsep strategi nafkah juga terdapat pengklasifikasian strategi nafkah. Beberapa sumber mengklasifikasikan strategi nafkah sebagaimana yang terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi Strategi Nafkah Rumah tangga Sumber Klasifikasi Strategi Penjelasan Nafkah Carner (1984) Melakukan Rumah tangga melakukan lebih dari satu dalam Widodo beraneka ragam pekerjaan walaupun dengan upah yang (2011) pekerjaan rendah, sehingga pendapatan tidak meskipun dengan bergantung pada satu pekerjaan saja upah yang rendah Memanfaatkan Rumah tangga memanfaatkan ikatan ikatan kekerabatan kekerabatan dan pertukaran timbal balik dalam pemberian rasa aman dan perlindungan Migrasi Anggota rumahtangga melakukan migrasi ke daerah lain biasanya migrasi desa-kota sebagai alternatif terakhir apabila sudah tidak terdapat lagi pilihan sumber nafkah di desanya. Widodo (2011) Strategi ekonomi Strategi ekonomi yang digunakan berupa pola nafkah ganda, optimalisasi tenaga kerja rumah tangga dan migrasi Strategi sosial Strategi sosial berupa pemanfaatan lembaga kesejahteraan lokal dan jejaring sosial Dharmawan Strategi nafkah Strategi dalam kategori tindakan positif (2001) normatif dengan basis kegiatan sosial-ekonomi, misalnya kegiatan produksi, migrasi, strategi substitusi dan sebagainya. Kategori ini juga disebut peaceful ways, karena sesuai dengan norma-norma yang berlaku. 6 Strategi nafkah ilegal Scoones (1998) dalam Wisdaningtyas (2011) White (1990) Rekayasa sumberdaya nafkah Pola nafkah ganda Rekayasa spasial Strategi akumulasi Strategi konsolidasi Strategi bertahan hidup (survival strategy) Strategi dalam kategori negatif, dengan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Seperi merampok, mencuri, melacur, korupsi dan sebagainya. Kategori ini disebut non-peaceful ways, karena cara yang ditempuh umumnya dengan melakukan tekanan fisik dan tekanan. Memanfaatkan sektor produksi secara lebih efektif dan efisien, baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi (ekstensifikasi) maupun dengan memperluas lahan produksi (intensifikasi) Menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan (diversifikasi pekerjaan) Usaha yang dilakukan dengan cara melakukan mobilisasi baik secara permanen maupun secara sirkuler. Rumahtangga memperoleh surplus; hasil pertanian/ produksi/ penangkapannya mampu diinvestasikan kembali baik pada sektor pertanian maupun non pertanian, dengan imbalan penghasilan yang relatif tinggi pula Rumahtangga hanya mampu memenuhi kebutuhan subsisten; Mereka biasanya bekerja pada sektor non pertanian dalam upaya melindungi diri dari ancaman atau memberikan sumber pendapatan yang berkelanjutan mengingat usaha pertanian/ perikanan tangkap bersifat musiman Rumahtangga yang penghasilannya tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar; Rumahtangga ini akan mengalokasikan sebagian dari tenaga kerja mereka-tanpa modal, dengan imbalan yang rendah ke dalam kegiatan non pertanian/ perikanan tangkap 7 Sedangkan untuk sumber nafkah, Ellis (2000) mengemukakan ada tiga jenis klasifikasi sumber nafkah sebagai berikut: Tabel 2 Klasifikasi Sumber Nafkah Jenis Klasifikasi Farm Income Off-farm Income Non-farm Income Penjelasan Pendapatan berasal dari usaha pertanian milik sendiri; strategi nafkah yang berasal dari sektor pertanian, baik diakses diusahakan oleh pemilik tanah ataupun melalui akses bagi hasil atau sewa lahan Pendapatan berasal dari luar pertanian; penghasilan diperoleh dari upah tenaga kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah tenaga kerja non upah, dan lain-lain yang masih tercakup dalam lingkup pertanian Pendapatan yang bukan berasal dari pertanian, seperti gaji pensiun, berdagang, dan lain-lain Strategi Nafkah menurut Scoones (1998) Scoones (1998) menggolongkan strategi nafkah petani setidaknya menjadi tiga golongan besar. Ketiga golongan tersebut adalah : 1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang merupakan usaha pemanfaatan sektor pertanian agar lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi (intensifikasi) maupun dengan memperluas lahan garapan pertanian (ekstensifikasi). 2. Pola nafkah ganda yang merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain selain sektor pertanian untuk menambah pendapatan (diversifikasi pekerjaan). 3. Rekayasa spasial merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mobilisasi/ perpindahan penduduk baik secara permanen maupun sirkuler (migrasi) Marzali (1993) menyatakan masyarakat pedesaan selalu melandasi sistem nafkahnya pada tindakan ekonomi. Menurutnya, tindakan ekonomi masyarakat pedesaan bisa dibagi ke dalam dua pendekatan utama, yaitu pendekatan moral ekonomi dan pendekatan rasional. Pendekatan moral ekonomi berpendapat bahwa tindakan ekonomi masyarakat pedesaan berlandaskan pada prinsip dasar: the norm of resiprocity (adat saling tolong) dan the right of subsitence (hak untuk hidup pada paras subsistens). Adat saling tolong menolong berfungsi sebagai pedoman moral yang utama dalam hubungan sosial, sedangkan hak untuk hidup menetapkan batasan-batasan hidup minimal yang harus terpenuhi bagi anggota masyarkat desa dalam rangka hubungan saling tolong menolong. Definisi dan Konsep Modal Sosial Putnam (1998), menyatakan bahwa modal sosial merupakan hal yang menggambarkan segala hal yang dimiliki oleh organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jejaring sosial yang mampu memperbaiki efisiensi masyarakat melalui tindakan yang terkoordinasi. Definisi modal sosial milik Putnam tersebut kemudian dilengkapi oleh definisi milik Fukuyama. Modal sosial yang dimaksud oleh Fukuyama 8 juga mengandung segala nilai-nilai informal atau norma yang dianut suatu kelompok agar tercipta suatu kerjasama dalam kelompok tersebut. Dalam memahami modal sosial, Bain dan Hicks (dalam Suparlan 2003) mengatakan ada dua dimensi modal sosial yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberadaan modal sosial, yaitu dimensi kognitif dan dimensi struktural. Dimensi kognitif menjelaskan mengenai nilai-nilai, sikap dan keyakinan yang mempengaruhi kepercayaan, solidaritas dan resiprositas yang menciptakan kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dan memfokuskan terciptanya keseimbangan antara bonding social capital atau modal sosial pengikat dengan bridging social atau modal sosial jembatan. Sedangkan dimensi struktural memfokuskan pada adanya kegiatan-kegiatan kolektif yang bermanfaat bagi seluruh warga masyarakat yang diwadahi oleh organisasi dan lembaga-lembaga masyarakat pada tingkat lokal. Dimensi struktural ini sangat penting karena berbagai upaya pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatakan lebih berhasil bila dilakukan melalui kelembagaan sosial pada tingkat lokal. Beberapa ahli memiliki pendapat masing-masing mengenai komponen-komponen dari modal sosial ini. Namun dari beberapa pendapat, pemikirian Putnam yang paling banyak dirujuk. Komponen modal sosial yang dimaksud adalah kepercayaan (trust), jejaring (network), dan nilai-nilai atau peraturan tak tertulis (norms). a. Kepercayaan (trust) Merupakan komponen mengenai bagaimana seseorang percaya kepada orang lain dalam suatu komunitas ataupun diluar komunitas. Hal ini berkaitan dengan bagaimana harapan-harapan yang muncul dari seseorang yang mempercayai orag lain dengan harapan bahwa harapan-harapan tersebut dapat terpenuhi. Sehingga kepercayaan bersifat timbal balik. b. Jejaring (network) Merupakan komponen mengenai banyaknya relasi-relasi yang terbentuk dari suatu komunitas di dalamnya maupun antar komunitas. Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak seseorang yang dikenal dengan berbagai kelebihan dan kekurangan sehingga dapat dioptimalkan akses tersebut untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, banyaknya jejaring memudahkan seseorang untuk meminta bantuan ketika sedang kesusahan karena semakin banyak jejaring, semakin banyak opsi yang muncul untuk diminta bantuannya. c. Norma (norms) Merupakan komponen berisi peraturan-peraturan yang terdapat dalam suatu hubungan relasional tertentu, baik itu di masyarakat maupun di kelembagaan tertentu. Peraturan-peraturan yang dimaksud adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis. Penekanan di komponen ini adalah mengenai ada tidaknya suatu norma dan bagaimana kepatuhan orang-orang yang berada di dalam aturan tersebut berlaku. Semakin patuh anggotaanggota suatu komunitas tertentu, makan semakin baik modal sosialnya.. Transmigrasi Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian, transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi yang dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Tansmigrasi Umum, Transmigrasi Swakarsa Berbantuan, dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri. Selain itu, Heeren menyatakan transmigrasi adalah perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang. Penyelenggaraan transmigrasi yang merupakan bagian 9 dari pembangunan nasional adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyiapan permukiman dalam bentuk kesiapan permukiman yang layak huni, layak usaha, dan layak berkembang, pengarahan dan penempatan serta pembinaan masyarakat transmigrasi dan pembinaan lingkungan permukiman transmigrasi sampai dengan penyerahannya kepada pemerintah daerah. Pengembangan wilayah transmigrasi sebagai usaha mengembangkan wilayah berdasarkan sumberdaya alam yang tersedia yang mengalami kekurangan sumberdaya manusia (Priyono 2004). Dengan demikian, penyelenggaraan transmigrasi membuka kesempatan bagi penduduk dari daerah lain dengan cara swakarsa untuk berpindah dan menetap guna meningkatkan kesejahteraannya. Migrasi Transmigrasi dibagi kedalam dua bentuk (Rusli 1996 dalam Yessi 2013) yaitu Migrasi (permaen) dan Sirkulasi dan Komutasi (non permanen). Migrasi merupakan perpindahan penduduk unutk jangka waktu yang cukup lama dari suatu wilayah ke wilayah lain yang bersifat permanen, sedangkan sirkulasi dan komutasi merupakan gerakan ulang yang dilakukan setiap hari antara tempat tinggal ke tempat tujuan. Faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi atau faktor yang memotivasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Pada umumnya, faktor pendorong berasal dari daerah asal dan faktor penarik berasal dari daerah tujuan. Lee (dalam Yessi 2013) menyatakan bahwa migrasi dilakukan karena adanya 4 (empat) faktor yaitu faktor daerah asal, deaerah tujuan, rintangan yang menghambat, dan faktor pribadi. Faktor daerah asal merupakan faktor pendorong yang bersifat negatif yang mendorong seseorang untuk pergi meninggalkan daerah asal. Sedangkan faktor penarik merupakan faktor positif yang berasal dari daerah yang akan dituju. Faktor pribadi merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri, yang berkaitan dengan rasa ingin untuk melakukan migrasi, serta pengambilan keputusan untuk melakukan migrasi atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Ponto (dalam Rusydi 2003) menunjukkan bahwa migrasi ke kota ditentukan oleh peluang mendapatkan pekerjaan di kota, selisih tingkat pendapatan di desa dan kota, serta jarak antara desa dan kota. Karena migrasi merupakan proses yang didasari oleh faktor ekonomi, yang secara selektif mempengaruhi setiap individu. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah Konsep mata pencarian (livelihood) sangat penting dalam memahami coping strategis karena merupakan bagian dari atau bahkan kadang-kadang dianggap sama dengan strategi mata pencarian (livelihood strategies). Suatu mata pencarian meliputi pendapatan (baik yang bersifat tunai maupun barang), lembaga-lembaga sosial, relasi gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan. Dalam hubungannya dengan transmigrasi, jaringan sosial dibentuk antara transmigran terdahulu dengan transmigran baru dan antara transmigran dengan masyarakat setempat (Fadhilah 2007 dalam Yessi 2013). Fukuyama mengatakan kondisi kesejahteraan dan demokrasi serta daya saing suatu masyarakat ditentukan oleh tingkat kepercayaan antara sesama warga. Faktor kesejahteraan sosial ekonomi dan kelimpahan modal dalam rumah tangga akan menentukan stratgei nafkah yang dipilih (Mardiyaningsih 2003). Kebanyakan transmigran sesampainya di kota, tidak terserap di sektor industri atau sektor jasa formal karena rata-rata memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, setiap transmigran yang bersedia turut dalam program 10 transmigrasi akan memperoleh pemukiman, lahan usaha (tanah), pembinaan, dan pelatihan dalam sektor pertanian. Dalam arti lain, setiap transmigran dibekali dengan perlengkapan dan kebutuhan untuk bekerja di dunia pertanian, apapun latar belakang dunia pekerjaan dari transmigran tersebut. Saat awal kedatangan di kota, transmigran dihadapkan dengan pola kehidupan yang jauh berbeda dengan pola kehidupan daerah asal. Kemudian hubungan darah dan hubungan bertetangga menjadi penting bagi para transmigran. Waktu pertama kali berangkat, kebanyakan transmigran dibantu atau ditemani oleh family atau tetangga yang sudah mengetahui dan punya pengalaman kerja diperkotaan karena mereka telah terlebih dahulu merantau ke tempat tersebut. dengan adanya ketergantungan dan hubungan yang dekat tersebut, maka pilihan pekerjaan juga biasanya akan tergantung pada kerabat dan tetangga yang bersangkutan. Implikasi dari ketergantungan akan pekerjaan ini menyebabkan transmigran tidak lagi berusaha di bidang pertanian, dengan resiko ketidak tahuan mereka akan keadan wilayah, karena mereka bisa mengurangi resiko kerugian dengan mengambil strategi pemenuhan kebutuhan hidup seperti yang sudah diterapkan oleh sanak-saudara atau tetangganya. Dorongan agar dapat seperti yang terdahulu membuat mereka melakukan hal yang sama seperti pendahulunya yang merupakan pelindung bagi merekadi kota. Dengan demikian, mereka tergantung pada kerabat dan teman-teman. Pola jaringan kerja yang terbentuk berdasarkan pada patron transmigran pendahulu, menyebabkan perubahan strategi nafkah rumah tangga para transmigran di wilayah transmigrasi. Kerangka Analisis Penelitian ini didasarkan pada kerangka analisis sebagai berikut: Strategi Nafkah Scoones (1998) - Rekayasa sumberdaya nafkah - Pola nafkah ganda - Rekayasa spasial Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran Perubahan Saat Ini mempengaruhi Awal Tingkat Kekuatan Modal Sosial Gambar 1 Kerangka Analisis Penelitian ini dipusatkan pada strategi nafkah yang diterapkan oleh transmigran pada awal perpindahan yang kemudian dibandingkan dengan keadaan strategi nafkah yang dipilih atau diterapkan saat ini. Analisis perubahan yang terjadi dilakukan dengan merujuk pada konsep strategi nafkah milik Scoones (1998). Perubahan-perubahan tersebut juga terjadi diakibatkan beberapa penyebab yaitu masyarakat (people), 11 Organisasi (organization), lingkungan (environmental), dan teknologi (technology) yang akan menjadi pendukung terjadinya perubahan. Hipotesis Penelitian 1. Diduga, saat ini transmigran tidak lagi mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangganya. 2. Diduga, modal sosial memiliki pengaruh yang kuat dalam perubahan dan pemilihan strategi nafkah rumah tangga transmigran 12 13 PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun 2012). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan instrumen berupa kuesioner (Lampiran 1) yang diberikan kepada responden untuk mengetahui persepsi modal sosial, keadaan elemen modal sosial dalam rumah tangga transmigran, strategi nafkah transmigran saat awal perpindahan dan saat ini, serta pengaruh modal sosial terhadap strategi nafkah transmigran. Sementara itu, data kualitatif diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara (Lampiran 2) kepada responden terpilih, observasi dan studi dokumentasi terkait. Wawancara mendalam juga dilakukan kepada informan untuk memperoleh data yang menjelaskan situasi umum dan perubahan-perubahan di wilayah penelitian. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk menelusuri keadaan modal sosial dan modal alam serta pengaruhnya dalam perubahan strategi nafkah rumah tangga transmigran. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposif) karena Desa Bagelen merupakan wilayah tujuan program transmigrasi pada masa kolonial Belanda. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi melalui penjajakan ke lokasi penelitian dan penelusuran literatur melalui internet yang terkait dengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam waktu lima bulan (Tabel 3), mulai bulan Januari hingga bulan Mei 2016. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Berikut tabel penjelasan mengenai waktu kegiatan penelitian. Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016 Kegiatan Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusun-an Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambilan Data Lapang Pengolah-an dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi 14 Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif agar memperkaya data dan lebih memahami keadaan yang sedang diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data (Singarimbun dan Efendi 2008). Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap responden terpilih dan informan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung di lapangan dengan cara survei menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dengan responden terpilih dan informan, serta observasi mengenai strategi nafkah rumah tangga transmigran. Data sekunder, yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor pemerintahan berupa data jumlah penduduk dan jumlah pendatang baru di setiap periodenya, buku, internet, serta jurnal-jurnal penelitian terkait. Data-data tersebut selain dapat diperoleh dari Kantor Desa di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, juga dapat diperoleh dari Museum Ketransmigrasian yang juga terletak di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Teknik Penentuan Responden dan Informan Populasi dalam penelitian ini adalah transmigran yang menetap di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Populasi sampel sasaran dalam penelitian ini adalah transmigran yang merupakan keturunan asli dari transmigran pertama di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Untuk memperoleh responden, maka ditentukan kerangka contoh (sampling frame) yaitu rumah tangga transmigran yang berada di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung (Lampiran 5). Dalam pendekatan kuantitatif responden dipilih untuk menjadi target survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga transmigran. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), dengan jumlah 35 responden. Selain responden tersebut, adapun responden terpilih yaitu transmigran yang masih tinggal dengan orang tua yang juga merupakan keturun transmigran terdahulu dan masih menetap di desa tersebut. Dalam penelitian ini, setiap unsur dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel yang berlaku bagi seluruh populasi karena warga di di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung 97% merupakan warga pendatang dan merupakan transmigran sehingga sebagian besar memiliki karakteristik yang sama. Sementara itu, jumlah informan dalam penelitian ini tidak dibatasi, dengan tujuan untuk memperkaya informasi. Yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dan Pengurus/Petinggi Museum Ketransmigrasian di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Informan tersebut dipilih karena 15 pihak-pihak tersebut yang bertanggung jawab secara langsung serta mengetahui keadaan mengenai program transmigrasi dan para transmigran di Desa Bagelen. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan proses regresi dan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 20.0. Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Ketiga ialah verifikasi, yang dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada responden, informan, dan dosen pembimbing. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil analisis antarvariabel yang konsisten. Sebelum dilakukan penelitian secara langsung di lapangan, akan dilakukan uji coba kuesioner dengan tujuan apakah pertanyaan-pertanyaan di kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 16 Definisi Operasional Tabel 4 Definisi Operasional Penelitian No Bagian Variabel 1 Karakteristik Usia individu dan rumah tangga Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Definisi Operasional Selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan Skor Data Havighurst dan Ordinal Acherman et al. dalam Sugiah (2008): Muda (18-30 tahun), skor 1 Dewasa (31-50 tahun), skor 2 Tua (>50 tahun), skor 3 Jenis seks Laki-laki skor Nominal responden 1 yang terdiri Perempuan dari laki-laki skor 2 dan perempuan Jenis Rendah: jika Ordinal pendidikan tidak sekolah, sekolah tidak tamat tertinggi yang SD dan tamat pernah diikuti SD/sederajat, oleh responden skor 1 Sedang: jika tamat SMP/sederajat, tidak tamat SMA skor 2 Jumlah Anggota Keluarga Tinggi: jika tamat SMA/sederajat, tamat dan tidak D3, tamat dan tidak tamat Sarjana skor 3 Banyaknya Kecil, jika Ordinal anggota anggota keluarga baik rumahtangga inti maupun berjumlah 1-3 tidak yang orang, skor 1 hidup dalam satu atap Menengah, jika anggota rumahtangga 17 berjumlah 4-6 orang, skor 2 Besar, jika anggota rumahtangga lebih dari 7 orang, skor 3 2 3 Tingkat Pendapatan - Tingkat Norma Kekuatan Modal Sosial Kepercayaan Jaringan Data tingkat pendapatan dan struktur pengeluaran rumah tangga. Data ini disesuaikan dengan kondisi lokal. Data ini menggunakan satuan ukuran Rp/bulan Ketaatan transmigran terhadap peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ada didalam masyarakat penelitian Keyakinan bahwa orang lain akan memberikan respon positif atas apa yang kita lakukan terhadap mereka. Interval Norma rendah Ordinal (12-15) skor 1 Norma sedang (16-19) skor 2 Norma tinggi (20-24) skor 3 Kepercayaan Ordinal rendah (10-23) skor 1 Kepercayaan sedang (24-37) skor 2 Kepercayaan tinggi (38-50) skor 3 Pihak-pihak Jaringan Ordinal yang dikenal rendah (6-13) dan skor 1 dimanfaatkan dalam usaha. Jaringan Jejaring ini sedang (14-22) menunjukkan skor 2 jalan dimana 18 4 Perubahan Strategi Nafkah Cenderung Berubah Cenderung Tetap mereka berhubungan satu sama lain. Kecenderungan transmigran untuk melakukan perubahan strategi nafkah Kecenderungan transmigran untuk tidak melakukan perubahan strategi nafkah Jaringan tinggi (23-30) skor 3 Rendah (14- Ordinal 18) skor 1 Sedang (19-23) skor 2 Tinggi (24-28) skor 3 Dalam melakukan pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat melihat kecenderungan responden. Kecenderungan yang muncul dapat dilihat dalam tabel frekuensi berikut: 1. Modal Sosial Dari 35 sampel yang dilakukan wawancara menggunakan kuesioner menunjukkan stok modal sosial dalam ketiga aspek, rinciannya adalah sebagai berikut: Modal Sosial Komponen Kepercayaan Frekuensi Kepercayaan (n) Rendah Sedang Tinggi Total Persen (%) Modal Sosial Komponen Jaringan Jaringan Frekuensi (n) Persen (%) Frekuensi (n) Persen (%) Rendah Sedang Tinggi Total Modal Sosial Komponen Norma Norma Rendah Sedang Tinggi Total 19 Berdasarkan tabel tersebut maka dapat digolongkan mengenai sampel yang memiliki tingkat modal sosial tertentu dengan rincian sebagai berikut: Tingkat Modal Sosial Modal Sosial Frekuensi (n) Persen (%) Rendah Sedang Tinggi Total 2. Perubahan Strategi Nafkah Dari 35 sampel yang dilakukan wawancara menggunakan kuesioner menunjukkan kecenderungan untuk merubah strategi nafkah dengan rincian sebagai berikut Perubahan Strategi Nafkah Perubahan Strategi Nafkah Rendah Sedang Tinggi Total Frekuensi (n) Persen (%) 3. Tingkat Modal Sosial terhadap Perubahan Strategi Nafkah Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dianalisis secara tabulasi silang antara stok modal sosial sebagai variabel independen dengan perubahan strategi nafkah sebagai variabel dependen dengan rincian sebagai berikut: Hubungan Antara Stok Modal Sosial dengan Perubahan Strategi Nafkah Tingkat Perubahan Strategi Nafkah Modal Sosial Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Total Persen 20 21 DAFTAR PUSTAKA [Tidak ada nama]. 2012. Data Kependudukan. [Online]. (www.bps.go.id diakses pada Jumat 18 September 2015 pukul 13.39) Anwar SJ. 2013. Strategi Nafkah (Livelihood) Masyarakat Pesisir Berbasis Modal Sosial. Jurnal Sosial Socius [Internet]. [Diunduh 2016 Jan 11]. Tersedia pada: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/15206 Dharmawan AH. 2007. Sistem Penghidupan dan Nafkah Pedesaan: Pandangan Sosiologi Nafkah (Livelihood Sociology) Mahzab barat dan Mahzab Bogor. Jurnal Sodality. [Jurnal]. Fakultas Ekologi Manusia. Effendi S, Tukiran. 2014. Metode Penelitian Survey. Jakarta[ID]: LP3ES Fauzi SA. 2013. Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Tepian Makmur Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur. eJournal Ilmu Pemerintahan [Internet]. [Diunduh 2016 Nov 18]. Tersedia pada: http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/sofyan%20(09-03-13-03-15-39).pdf Fridayanti N, Dharmawan AH. 2013. Analisis Struktur Dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Kawasan Hutan Konservasi Di Desa Cipeuteuy, Kabupaten Sukabumi. Jurnal Sodaliti [Internet]. [Diunduh 2015 Sep 25]. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/9388 Helliwell JF, Putnam RD. 2000. Observation on Social Capital. Di dalam: Dasgupta P, Serageldin I. Social Capital: A Multfaceted Perspective. Washington, D.C. (US): The World Bank. Lestari TY. 2015. Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Transmigran Kabupaten Lampung Selatan Ke Kalimantan (Kecamatan Ketapang). Jurnal FKIP [Internet]. [Diunduh 2015 Okt 24]. Tersedia pada: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/article/view/9329 Marzali, A. 1993. Beberapa Pendekatan dalam Kajian tentang Respon Petani terhadap Tekanan Penduduk di Jawa. [Jurnal]. Jurnal JIIS. Jakarta. PAU-ISUI. Monim Y. 2015. Transmigrants living strategy in household Nabire. International Journal of Current Research and Academic Review [Internet]. [Diunduh 2015 Okt 24]. Tersedia pada: http://www.ijcrar.com/vol-38/Yosep%20Monim,%20et%20al.pdf Rahmadhania C. 2013. Analisis Pendapatan Para Migran Sektor Informal Untuk Bertahan Hidup (Studi Kasus Pedagang Berstatus Migran Di Kota Malang). [Jurnal]. Jurnal Ilmiah [Internet]. [Diunduh 2015 Des 5]. Tersedia pada: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/725 Safitri YM dan Wahyuni ES. 2013. Jaringan Sosial Dan Strategi Adaptasi TenagaKerja Migran Asal Lampung Di Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi,Provinsi Jawa Barat. Jurnal Sodality [Internet]. [Diunduh 2015 Nov 24]. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/9391diakses Setianto S. 2014. Modal Sosial Di Kalangan Petani Rawa Pasang Surut (Studi Kasus: Desa Sumber Mulyo, Kabupaten Banyuasin). Jurnal Sosial Ekonomi Pekrjaan Umum [Internet]. [Diunduh 2016 Jan 11]. Tersedia pada: sosekling.pu.go.id/downloadpdf/upload/files/surya_7_2014.pdf Sunarti, Emi, Liza Husnita, Sabar S. 2013. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigran Jawa di Desa Talang Pamesun Kecamatan Jujuhan Kabupaten 22 Bungo Propinsi Jambi (1993-2007). Jurnal Mahasiswa Pendidikan Sejarah [Internet]. [Dinunduh 2015 Okt 24]. Tersedia pada: http://ejournal-s1.stkippgri-sumbar.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1190 Suparlan P. 1998. Model Sosial Budaya bagi Penyelenggaraan Transmigrasi di Irian Jaya. Jurnal Ilmiah Indonesia [Internet]. [Diunduh 2015 Nov 30]. Tersedia pada: http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/view/3343/2630 Syahra R. 2003. Modal Sosial: Konsep Dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Jurnal Masyarakat dan Budaya [Internet]. [Diunduh 2015 Des 14]. Tersedia pada: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/MODIFIKASIMODAL-SOSIAL-JURNAL.pdf Tulak PP, Dharmawan AH, Juanda B. 2009. Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Transmigran: Studi Sosio-Ekonomi di Tiga Kampung di Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Jurnal Sodality [Internet]. [Diunduh 2015 Okt 7]. Tersedia pada: http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/sodality/issue/view/33 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Widodo S. 2011. Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin di Daerah Pesisir. Jurnal Makara, Sosial Humaniora [Internet]. [Diunduh 2016 Jan 11]. Tersedia pada: http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/download/890/41 Wisdaningtyas K. 2011. Strategi bertahan hidup masyarakat nelayan di daerah pencemaran pesisir. [Skripsi] [Internet]. [Diunduh 2015 Apr 15]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47390 Zulfa Wafirotin, Khusnatul. 2013. Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga TKI Di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Ekuilibrium [Internet]. [Diunduh 2015 Nov 30]. Tersedia pada: http://journal.umpo.ac.id/index.php/EKU/article/view/55 23 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 05 Februari 1994. Ayah penulis bernama Sindak Siahaan dan Ibu penulis bernama Netty Herawati Sibarani. Adik penulis bernama Edward Julio Christoper Siahaan dan Nova Ayu Lestari Siahaan. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Xaverius Way Halim Permai pada 2006, SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2009, SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2012. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima sebagai mahasiswi di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Angkatan 2012/ 49. Penulis tergabung dalam Klub UKM Basket di IPB dan UKM PMK IPB. Selain keorganisasian, penulis juga aktif dalam perlombaan vocal group baik di departemen maupun di fakultas. Penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada tahun 2014. Penulis juga aktif dalam beberapa kepanitiaan di kampus dan sering menjadi Master of Ceremony. 24 25 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner No Tanggal KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN Bagian 1 a. Karakteristik Individu 1. 2. 3. 4. Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir ( ( ( ( ( ( 5. 6. 7. Lama Tinggal di lokasi Tahun Kepindahan Jenis Transmigrasi : ................................................................... : ................................................................... : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan : ) Tidak Sekolah ) SD ) SMP ) SMA ) D3 ) Sarjana : ............................. tahun : ............................. : a. Tansmigrasi Umum b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri 26 b. Karakteristik Rumah Tangga Data Keluarga Jenis Usia Status Anggota kela (tahun Perkawina keluarga min* ) n ** Istri/suami Pendidikan terakhir *** Jenis pekerjaan **** Utama Sampingan Anak ke : 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan : * ** *** **** 1 = laki-laki 1 = Tidak kawin 2 = Kawin 1 = tidak sekolah 2 = SD 1 = Petani 2 = Buruh 2 = perempuan 3 = Cerai 4 = Duda/Janda (Mati) 3 = SMP 5 = Perguruan Tinggi 4 = SMA 6 = Lainnya 3 = PNS 5 = Pedagang 4 = Ojek 6 = Lainnya 27 Bagian 2 a. Tingkat pendapatan Sumber Pendapatan 1. Pendapatan sektor pertanian Periode Harga Penerim Biaya Pengeluaran Panen Per Satuan aan Tahun (Kg/kw/t (Periode (kg/kw/to on) x harga) n) (Rp) (Rp) I II III Harga sewa Sapr otan Pendapa tan bersih (Rp) Tot al Padi Palawija Buah-buahan Pertenakan Perikanan Kayu-kayuan Lainnya Sumber pendapatan Pendapatan dari sektor lainnya Sehari (Rp.) Seminggu (Rp.) Sebulan (Rp.) Setahun (Rp.) 28 b. Struktur pengeluaran rumah tangga Konsumsi dan Nonkonsumsi Jenis Sehari (Rp) Seminggu (Rp) Sebulan (Rp) Pengeluaran Beras Air Daging Sayur Buah Ikan Susu Kopi Telur Pakaian Kesehatan Pendidikan Transportasi Pulsa Lainnya, Sebutkan Setahun (Rp) 29 Bagian 3 Tingkat Kekuatan Modal Sosial a. Modal Sosial Tingkat Kepercayaan (Keterangan: Sangat tidak setuju=1, tidak setuju=2, ragu-ragu=3, setuju=4, sangat setuju=5) Nomor Pertanyaan Sangat Tidak RaguSetuju Sangat Tidak Setuju ragu Setuju Setuju 1 Kerabat/tetangga saya dapat dipercaya dalam mengolah lahan saya 2 Kerabat/tetangga saya dapat dipercaya dalam hal mengelola hasil pertanian 3 Kerabat/tetangga saya dapat dipercaya melaksanakan pekerjaan dengan baik 4 Pihak pemerintah bisa diandalkan dalam berjalannya usaha pertanian 5 Pihak penyedia alat dan sarana produksi pertanian (Saprotan) menyediakan alat dan bahan dengan kualitas yang baik 6 Pihak penyedia alat dan sarana produksi pertanian (Saprotan) dapat dipinjami alat dengan mudah 7 Petani Transmigran lainnya dapat dipinjami alat pertanian dengan mudah 8 Petani Transmigran lainnya dapat dipinjami modal dengan mudah 9 Petani Transmigran lainnya yang berasal dari suku yang sama dapat dipercaya 10 Petani Transmigran 30 lainnya yang berasal dari suku yang berbeda dapat dipercaya b. Modal Sosial Tingkat Luas Jaringan 11. Berapa banyak orang/pihak yang anda kenal yang memberi dampak positif terhadap usaha pertanian anda? _______________________________________________________________________ 12. Siapa saja pihak yang paling memberi dampak positif dalam peningkatan keberhasilan usaha pertanian anda? _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 13. Apakah anda mengikuti organisasi? ( ) Ya ( ) Tidak 14. Organisasi apa saja yang anda ikuti? (Boleh ditandai lebih dari satu) ( ) Kelompok Petani / Gabungan Kelompok Petani ( ) Karang Taruna ( ) Kelompok Arisan ( ) Kelompok Pengajian ( ) Kelompok Suku Lainnya, _______________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 31 (Keterangan: Sangat tidak setuju=1, tidak setuju=2, ragu-ragu=3, setuju=4, sangat setuju=5) Nomor Pertanyaan 15 16 17 18 19 20 Bagaimana hubungan dengan transmigran lainnya? Sangat Tidak Baik anda petani Bagaimana hubungan anda dengan kerabat/tetangga sekitar tempat tinggal? Bagaimana hubungan anda dengan pihak penyedia sarana dan alat produksi pertanian? Bagaimana hubungan anda dengan aparat pemerintah? Bagaimana hubungan anda dengan penyalur hasil pertanian? Bagaimana hubungan anda dengan transmigran non petani lainnya? Tidak Baik Raguragu Baik Sangat Baik 32 c. Modal Sosial Tingkat Ketaatan Terhadap Norma (keterangan: Ya= 2, Tidak= 1) Nomor Pertanyaan Ya 21 Saya mengetahui peraturan yang ada antar petani transmigran 22 Saya menyetujui peraturan yang ada antar petani transmigran 23 Saya menaati peraturan yang ada antar petani transmigran 24 Saya merasakan manfaat dari peraturan yang ada antar petani transmigran 25 Saya merasa bersalah apabila melanggar aturan antar petani transmigran 26 Saya menegur petani lain apabila melanggar aturan antar petani transmigran 27 Saya mengetahui peraturan yang ada dalam komunitas dimana saya menjadi anggota 28 Saya menyetujui peraturan yang ada dalam komunitas dimana saya menjadi anggota 29 Saya menaati peraturan yang ada dalam komunitas dimana saya menjadi anggota 30 Saya merasakan manfaat dari peraturan yang ada dalam komunitas dimana saya menjadi anggota 31 Saya merasa bersalah apabila melanggar aturan dalam komunitas dimana saya menjadi anggota 32 Saya menegur anggota lain apabila melanggar aturan dalam komunitas dimana saya menjadi anggota Tidak 33 Bagian 4 Perubahan Strategi Nafkah (keterangan: Ya=2, Tidak=1) Pernyataan Saya selalu meminjam modal kepada rentenir/ tengkulak untuk kegiatan bertani Saya selalu meminjam modal kepada bank untuk kegiatan bertani Saya mengizinkan istri untuk bekerja Saya mengizinkan anak untuk bekerja Saya merasa terbantu dengan pinjaman modal dari rentenir Saya merasa terbantu dengan pinjaman modal dari bank Saya menganti peralatan bertani secara berkala agar mempermudah kegiatan bertani Saya menyewa jasa orang lain untuk membantu kegiatan bertani Kepala keluarga memiliki pekerjaan tambahan (pekerjaan ganda) Kepala rumah tangga mengganti pekerjaan lain selain bertani Saya memiliki strategi lainnya Ada anggota keluarga yang merantau (mencari pekerjaan di luar daerah asal) Ada anggota keluarga merantau dan menetap di daerah tujuan Ada anggota keluarga yang bekerja di luar daerah dan pulang setiap harinya Awal Perpindahan a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya, sebutkan ................ b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak Saat Ini a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya, sebutkan ................. b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak Ket 34 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam Pedoman Wawancara Mendalam untuk Informan Hari/ tanggal Lokasi Nama Usia Alamat No. Telp/ HP Pekerjaan Pertanyaan 1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan komunitas ............. dalam menentukan pilihan strategi nafkah? 2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan lembaga kesejahteraan dalam menentukan pilihan strategi nafkah? 3. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan aparat desa dalam menentukan pilihan strategi nafkah? 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan tetangga/keluarga dalam menentukan pilihan strategi nafkah? 5. Dalam menunjang kegiatan sektor pertanian dan hasilnya, apa saja yang telah bapak/ibu usahakan? 6. Dalam menunjang kegiatan sektor pertanian dan hasilnya, apa saja yang telah pemerintah usahakan dan berikan? 7. Dalam penyebaran informasi mengenai pertanian, pihak mana yang paling sering memberi informasi? 8. Apakah ada anggota keluarga yang memiliki pekerjaan ganda? 9. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, apakah sektor pertanian saja cukup memenuhi? Mengapa? 10. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, adakah bapak/ibu menggunakan lapangan pekerjaan lain untuk memenuhinya (selain pertanian)? 11. Dalam penyebaran informasi mengenai lapangan pekerjaan, pihak mana yang paling sering memberi informasi? 12. Biasanya lapangan pekerjaan atau jenis pekerjaan apa saja yang ditawarkan? 13. Apakah lapangan pekerjaan tersebut pada umumnya berada di dalam daerah atau diluar daerah? 14. Bila di luar daerah, biasanya siapa anggota keluarga yang cenderung akan mengambil pekerjaan tersebut? 15. Apakah anggota keluarga yang bekerja di luar daerah menetap di daerah baru atau tidak? 35 Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung 36 Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan CATATAN HARIAN KE-…. PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN Topik Metode Informan/Partisipan Hari & Tanggal Waktu & Durasi Tempat Kondisi & Situasi : : : : : : : DESKRIPSI INTERPRETASI 37 Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling No Nama Usia 1 VVV 20 2 WWW 30 3 XXX 40 4 YYY 50 5 ZZZ 60 6 dst 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Alamat 38 Lampiran 6 Rancangan Skripsi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah Penelitian 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Kegunaan Penelitian 2. PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Penelitian 3. PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.6 Definisi Operasional 4. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis 4.2 Kondisi Ekonomi 4.3 Kondisi Sosial 5. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Usia 5.2 Tingkat Pendidikan 5.3 Jumlah Anggota Keluarga 5.4 Tingkat Pendapatan 5.5 Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran 6. MODAL SOSIAL DI WILAYAH TRANSMIGRASI 6.1 Kepercayaan 6.2 Norma 6.3 Jaringan 7. PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN 7.1 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah 7.2 Kecenderungan Perubahan Strategi Nafkah 8. PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN TERHADAP STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN 8.1 Pengaruh Karakteristik Nelayan dan Kecenderungan Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran 9. PENUTUP 9.1 Kesimpulan dan Saran 10. DAFTAR PUSTAKA 11. LAMPIRAN