Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong

advertisement
PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI
NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
NENSI FEBRINTINA MELDA SIAHAAN
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI PROPOSAL PENELITIAN DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Modal Sosial
Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,
Februari 2016
Nensi Febrintina Melda S
NIM. I34120096
ABSTRAK
NENSI FEBRINTINA M S. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi
Nafkah Rumah Tangga Transmigran. Dibawah bimbingan EKAWATI SRI WAHYUNI
Transmigrasi merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kepadatan
penduduk dan ketidak merataan jumlah penduduk yang saat ini terjadi di Indonesia. Tak
hanya bertujuan memeratakan jumlah penduduk, transmigrasi juga ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun, keadaan sumberdaya alam yang tak lagi
mampu menunjang kehidupan masyarakat serta perbedaan sektor sosial-ekonomi-budaya
di setiap lapisan penduduk mengakibatkan kehidupan transmigran di wilayah baru
tidaklah mudah. Untuk mempertahankan kehidupan di wilayah transmigrasi, maka
masyarakat yang melakukan transmigrasi harus mulai melakukan adaptasi dengan
keadaan sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah transmigrasi tersebut, termasuk strategi
nafkah mereka. Dengan bermodalkan pengalaman pendahulu, transmigran kemudian
memiliki keinginan yang tinggi untuk menjadi sama dengan pendahulu mereka yang telah
sukses. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei
dan didukung oleh data kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan strategi nafkah rumah tangga transmigran
di wilayah transmigrasi yang terjadi.
Kata kunci: migrasi, modal sosial, strategi nafkah, transmigrasi
ABSTRACT
NENSI FEBRINTINA M S The Social Capital’s Effect of Changes in Transmigrant
Household Livelihood Strategies. Supervised by EKAWATI SRI WAHYUNI
Transmigration is one of many solution that our government give to solve the density and
inequality amount of population. Nowadays, transmigration purpose is not only to solve
that problem, but also to increase people’s prosperity. However , the condition of the
natural resources that are no longer able to support the community life and also the
differences in sectors of socio-economic-cultural in every layer of the population resulted
in the transmigrant’s life in the new area is not easy. To mantaining their life, they have
to make adaptation in social, economic, and culture sector, and also in their livelyhood
strategies. By the experience of predecessor, transmigrant then have a high desire to be
the same as their predecessors who have been successful. The approach used is a
quantitative approach with survey and supported by qualitative approach with in-depth
interviews. This research purpose is to know how the household livelyhood strategis in
transmigration area changed.
Keywords: transmigrant, social capital, livelihood strategies, trasnmigration
PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI
NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
NENSI FEBRINTINA MELDA SIAHAAN
I34120096
Proposal Skripsi
sebagai salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497)
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
i
Judul Proposal Penelitian
Nama
NIM
: Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi
Nafkah Rumah Tangga Transmigran
: Nensi Febrintina Melda Siahaan
: I34120096
Disetujui oleh
Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal lulus: _______________________
i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan kasih
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perubahan Strategi Nafkah Rumah Tangga
Transmigran” ini dengan baik. Poposal penelitian ini ditujukan untuk memenuhi syarat
pengambilan data lapangan dan skripsi pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Ekawati S. Wahyuni,
MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan
waktu selama proses penulisan hingga penyelesaian proposal skripsi ini. Tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, Ibu Netty Herawati
Sibarani, Bapak Sindak Siahaan, serta adik tersayang, Edward Julio Christoper Siahaan,
dan Nova Ayu Lestari Siahaan, atas dukungan, semangat, dan doa yang tiada hentihentinya mengalir demi kelancaran penulisan proposal skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman SKPM angkatan 49 yang telah berkenan
menjadi rekan bertukar pikiran dan selalu memberi masukan dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor,
Februari 2016
Nensi Febrintina Melda S
NIM. I34120096
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
Masalah Penelitian ...................................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
Kegunaan Penelitian ................................................................................................... 3
PENDEKATAN TEORITIS ............................................................................................. 5
Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 5
Strategi Nafkah ...................................................................................................... 5
Strategi Nafkah menurut Scoones (1998) .............................................................. 7
Definisi dan Konsep Modal Sosial ........................................................................ 7
Transmigrasi .......................................................................................................... 8
Migrasi ................................................................................................................... 9
Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah ................................................ 9
Kerangka Analisis ..................................................................................................... 10
Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 11
PENDEKATAN LAPANGAN ....................................................................................... 13
Metode Penelitian ..................................................................................................... 13
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................... 13
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 14
Teknik Penentuan Responden dan Informan ............................................................ 14
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 15
Definisi Operasional ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ 23
LAMPIRAN .................................................................................................................... 25
Lampiran 1 Kuisioner ............................................................................................... 25
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam ............................................ 34
Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung ................................................................................................. 35
Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan ...................................................................... 36
Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling........................................................ 37
Lampiran 6 Rancangan Skripsi ................................................................................. 38
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Strategi Nafkah Rumah tangga
Tabel 2 Klasifikasi Sumber Nafkah
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016
Tabel 4 Definisi Operasional Penelitian
5
7
13
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 Kerangka Analisis
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam
Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Peswaran,
Provinsi Lampung
Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan
Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling
Lampiran 6 Rancangan Skripsi
25
34
35
36
37
38
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari daerah yang padat,
seperti kota, ke daerah lain, seperti desa atau kota lainnya. Dasar hukum yang digunakan
untuk program ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997
tentang Transmigrasi, yang sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Transmigrasi, yang sebelumnya PP No. 42 Tahun 1973, ditambah beberapa keputusan
dan dukungan Presiden. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997
Tentang Ketransmigrasian Bab II pasal 3 menyatakan bahwa tujuan transmigrasi adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, mengadakan
peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa. Selain itu, dalam Undang-Undangan Republik Indonesia nomor 15
tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Bab II pasal 5 dikatakan bahwa penyelenggaraan
transmigrasi diarahkan pada penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang
dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dan perwujudan integrasi masyarakat. Program transmigrasi bukanlah
suatu program baru yang diciptakan oleh pemerintah Indonesia. Program ini sudah
berlangsung sejak masa penjajahan kolonial Belanda. Pelaksanaan program transmigrasi,
yang kala itu disebut kolonisasi, dimulai pertama kali pada bulan November 1905 dengan
melibatkan 155 KK (815 jiwa) yang berasal dari Kabupaten Karanganyar, Kebumen, dan
Purworejo. Para transmigran tersebut diberangkatkan menuju Gedong Tataan yang
terletak sekitar 25 Km sebelah barat Tanjungkarang dan dikenal dengan Keresidenan
Lampung. Pada penyelenggaraan transmigrasi saat ini, setiap warga yang bersedia turut
dalam program transmigrasi akan memperoleh fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan
seperti tanah seluas 0.25 hektare per kepala keluarga dan lahan untuk berkebun seluas 3
hektar yang dapat menjadi hak milik dengan mencicil biayanya. Selain itu, para
transmigran juga akan diberikan bantuan perbekalan senilai Rp 3,5 juta per kepala
keluarga selama 18 bulan. Dana tersebut tidak diberikan dalam bentuk tunai, namun
berupa beras, lauk pauk, dan sebagainya. Pemerintah juga kemudian membangun
berbagai infrastruktur seperti sekolah, tempat ibadah, sarana medis, dan sarana
pendukung lainnya.
Dalam pelaksanaanya, proses transmigrasi tidak berhenti begitu saja ketika
masyarakat telah berpindah ke wilayah baru. Proses perpindahan akan terus dilakukan
berdasarkan kebutuhan wilayah tersebut. Sebagai contoh, bila suatu wilayah dinilai sudah
maju atau sumberdaya wilayah tersebut dinilai tidak lagi mampu menunjang pemenuhan
kebutuhan masyarakat, maka transmigrasi akan kembali dilakukan. Proses ini dilakukan
dengan mengumpulkan beberapa keluarga ke wilayah lainnya. Setiap warga berhak
menentukan akan mengikuti program tersebut lagi atau tidak. Bila warga turut dalam
program tersebut, maka warga akan kembali pindah dan mendapat bantuan pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun bila tidak, maka warga diharuskan mencari
sumber pemenuhan kebutuhannya sendiri. Ketika transmigran tidak turut dalam program
transmigrasi kembali, maka segala hak dan fasilitas yang diperoleh dari program
transmigrasi yang dulu diberikan akan ditarik kembali oleh pemerintah, termasuk lahan
usaha yang dulu diberikan. Setelah tak memiliki lahan, warga akan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian. Hal tersebut kemudian memberi
dampak pada kesejahteraan warga transmigran.
2
Dewasa ini, proses pelaksanaan program transmigrasi tidak selaras dengan
perkembangan pembangunan di setiap daerah. Lahan-lahan yang digunakan dalam sektor
pertanian memiliki sifat jenuh dan kemudian tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat. Padahal, lahan menjadi modal utama para transmigran untuk
membangun kehidupannya di wilayah tujuan barunya. Hal ini juga yang kemudian
memacu perkembangan pembangunan tidak lagi terfokus pada sektor pertanian, namun
pada sektor lainnya yang lebih menjanjikan seperti sektor industri. Tak hanya itu,
program transmigrasi itu sendiri pun mengalami perkembangan, dimana program
transmigrasi tak lagi hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi masyarakat secara madani
juga dapat melakukan perpindahan yang bersifat mandiri. Dengan adanya fenomena ini
kemudian muncullah istilah transmigran lokal yang mempengaruhi keberagaman sosial,
ekonomi, dan budaya suatu wilayah. Untuk bertahan dengan hal-hal tersebut, maka
transmigran akan melakukan berbagai upaya dalam adaptasi dengan perubahanperubahan yang terjadi. Keinginan untuk menjadi sama dengan pendahulu, yaitu para
transmigran sukses yang sudah datang terlebih dahulu, menjadikan para transmigran
meniru gaya hidup para pendahulunya, termasuk perubahan-perubahan yang dilakukan
oleh pendahulunya. Permasalahan tersebut dirasakan oleh sebagian besar warga
transmigran di Indonesia. Tak terkecuali warga transmigran yang ditempatkan di Desa
Bagelen, Gedong Tataan, Lampung. Untuk melanjutkan hidup dan memenuhi kebutuhan,
maka warga transmigran di Desa Bagelen harus melakukan adaptasi, khususnya adaptasi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada keadaan seperti ini kemudian modal sosial
memiliki peran besar dalam proses perubahan dan pemilihan strategi nafkah.
Kepercayaan, jejaring (jaringan), dan norma yang merupakan elemen dalam modal sosial
menjadi penyedia pilihan strategi nafkah untuk beradaptasi. Hal inilah yang kemudian
menjadi dasar atas terjadinya perubahan strategi nafkah rumah tangga warga transmigran.
Rumusan Masalah Penelitian
Menurut Anwar (2013) pembangunan yang mendorong terjadinya transformasi di
pedesaan saat ini telah gagal dan era pembangunan telah berakhir. Keseluruhan proses
transformasi tersebut kemudian menghasilkan dampak lanjutan berupa derajat
ketidakamanan sumber nafkah serta lumpuhnya struktur kelembagaan jaminan nafkah asli
yang telah mapan. Sajogyo (dalam Anwar 2013) juga menyatakan bahwa sistem
penghidupan dan nafkah pedesaan memang tidak bisa dilepaskan dari proses destabilisasi
sistem sosial ekonomi. Hal ini kemudian mendorong terjadi proses adaptasi ekonomi dan
ekologis yang dibentuk oleh masyarakat desa sebagai upaya menyelaraskan eksistensi
mereka terhadap arus perubahan sosial dan menghasilkan suatu sistem dinamis dalam
penghidupan dan nafkah pedesaan (Dharmawan 2007), tak terkecuali dengan para
transmigran yang memang dimodalkan segala kebutuhan untuk mengelola lahan dari
program transmigrasi yang diikutinya. Dengan adanya gambaran tersebut, kemudian
muncullah pertanyaan: Bagaimana strategi nafkah rumah tangga transmigran saat
ini?
Strategi nafkah meliputi aspek pilihan atas beberapa sumber nafkah yang ada di
sekitar masyarakat. Semakin beragam pilihan sangat memungkinkan terjadinya strategi
nafkah. Selain adanya pilihan, strategi nafkah mengharuskan adanya sumber daya
manusia dan modal. Pola hubungan sosial juga turut memberikan warna dalam strategi
nafkah. Merujuk pada temuan Geertz mengenai studi “Informal Rational Credit
Association”, Coleman kemudian menunjukkan nilai-nilai positif modal sosial bagi
pengembangan ekonomi pada masyarakat tradisional di negara berkembang. Hal ini
semakin diperkuat dengan sangat bergantungnya transmigran yang baru datang dengan
3
pengalaman-pengalaman pendahulu mereka, yaitu transmigran yang telah lama menetap
di wilayah tersebut. Mengingat besarnya peran modal sosial dalam strategi nafkah rumah
tangga transmigran, maka kemudian muncul pertanyaan: Bagaimana modal sosial
mempengaruhi strategi nafkah rumah tangga transmigran?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis perubahan strategi nafkah yang dipilih oleh trasnmigran saat ini
2. Menganalisis pengaruh modal sosial dalam perubahan strategi nafkah rumah
tangga transmigran
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada berbagai pihak antara
lain:
1. Bagi akademisi, menambah literatur penelitian mengenai pengaruh modal
sosial terhadap strategi nafkah
2. Bagi masyarakat, sebagai informasi bahwa konsep modal sosial memberi
alternatif pilihan strategi nafkah
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program
pembangunan dan transmigrasi
4
5
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Strategi Nafkah
Strategi nafkah ialah penghidupan yang terdiri dari aset (alam, fisik, manusia,
modal keuangan, dan modal sosial), kegiatan, dan akses (yang di mediasi oleh
kelembagaan dan hubungan sosial) yang bersama-sama menentukan kehidupan individu
atau rumah tangga (Ellis 2000). Strategi nafkah meliputi aspek pilihan atas beberapa
sumber nafkah yang ada di sekitar masyarakat. Semakin beragam pilihan sangat
memungkinkan terjadinya strategi nafkah. Dalam konsep strategi nafkah, terdapat lima
bentuk modal atau biasa disebut livelihood asset. Menurut Ellis (2000), kelima bentuk
modal tersebut adalah Modal Sumberdaya Alam (Natural Capital), Modal Fisik (Physical
Capital), Modal Manusia (Human Capital), Modal Finansial (Financial Capital and
Subtitutes), dan Modal Sosial (Social Capital). Selain modal, dalam konsep strategi
nafkah juga terdapat pengklasifikasian strategi nafkah. Beberapa sumber
mengklasifikasikan strategi nafkah sebagaimana yang terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Klasifikasi Strategi Nafkah Rumah tangga
Sumber
Klasifikasi Strategi
Penjelasan
Nafkah
Carner (1984)
 Melakukan
 Rumah tangga melakukan lebih dari satu
dalam Widodo
beraneka ragam
pekerjaan walaupun dengan upah yang
(2011)
pekerjaan
rendah, sehingga pendapatan tidak
meskipun dengan
bergantung pada satu pekerjaan saja
upah yang rendah
 Memanfaatkan
 Rumah tangga memanfaatkan ikatan
ikatan kekerabatan
kekerabatan dan pertukaran timbal balik
dalam pemberian rasa aman dan
perlindungan
 Migrasi
 Anggota rumahtangga melakukan
migrasi ke daerah lain biasanya migrasi
desa-kota sebagai alternatif terakhir
apabila sudah tidak terdapat lagi pilihan
sumber nafkah di desanya.
Widodo (2011)  Strategi ekonomi
 Strategi ekonomi yang digunakan berupa
pola nafkah ganda, optimalisasi tenaga
kerja rumah tangga dan migrasi
 Strategi sosial
 Strategi sosial berupa pemanfaatan
lembaga kesejahteraan lokal dan jejaring
sosial
Dharmawan
 Strategi nafkah
 Strategi dalam kategori tindakan positif
(2001)
normatif
dengan basis kegiatan sosial-ekonomi,
misalnya kegiatan produksi, migrasi,
strategi substitusi dan sebagainya.
Kategori ini juga disebut peaceful ways,
karena sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
6
 Strategi nafkah
ilegal
Scoones
(1998) dalam
Wisdaningtyas
(2011)
White (1990)

Rekayasa
sumberdaya
nafkah

Pola nafkah
ganda

Rekayasa
spasial
 Strategi akumulasi
 Strategi
konsolidasi
 Strategi bertahan
hidup (survival
strategy)
 Strategi dalam kategori negatif, dengan
tindakan-tindakan yang melanggar
hukum. Seperi merampok, mencuri,
melacur, korupsi dan sebagainya.
Kategori ini disebut non-peaceful ways,
karena cara yang ditempuh umumnya
dengan melakukan tekanan fisik dan
tekanan.
 Memanfaatkan sektor produksi secara
lebih efektif dan efisien, baik melalui
penambahan input eksternal berupa
tenaga kerja atau teknologi
(ekstensifikasi) maupun dengan
memperluas lahan produksi
(intensifikasi)
 Menerapkan keanekaragaman pola
nafkah dengan cara mencari pekerjaan
lain selain pertanian untuk menambah
pendapatan (diversifikasi pekerjaan)
 Usaha yang dilakukan dengan cara
melakukan mobilisasi baik secara
permanen maupun secara sirkuler.
 Rumahtangga memperoleh surplus; hasil
pertanian/ produksi/ penangkapannya
mampu diinvestasikan kembali baik
pada sektor pertanian maupun non
pertanian, dengan imbalan penghasilan
yang relatif tinggi pula
 Rumahtangga hanya mampu memenuhi
kebutuhan subsisten; Mereka biasanya
bekerja pada sektor non pertanian dalam
upaya melindungi diri dari ancaman atau
memberikan sumber pendapatan yang
berkelanjutan mengingat usaha
pertanian/ perikanan tangkap bersifat
musiman
 Rumahtangga yang penghasilannya tidak
dapat mencukupi kebutuhan dasar;
Rumahtangga ini akan mengalokasikan
sebagian dari tenaga kerja mereka-tanpa
modal, dengan imbalan yang rendah ke
dalam kegiatan non pertanian/ perikanan
tangkap
7
Sedangkan untuk sumber nafkah, Ellis (2000) mengemukakan ada tiga jenis klasifikasi
sumber nafkah sebagai berikut:
Tabel 2 Klasifikasi Sumber Nafkah
Jenis Klasifikasi
Farm Income
Off-farm Income
Non-farm Income
Penjelasan
Pendapatan berasal dari usaha pertanian
milik sendiri; strategi nafkah yang
berasal dari sektor pertanian, baik
diakses diusahakan oleh pemilik tanah
ataupun melalui akses bagi hasil atau
sewa lahan
Pendapatan berasal dari luar pertanian;
penghasilan diperoleh dari upah tenaga
kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah
tenaga kerja non upah, dan lain-lain
yang masih tercakup dalam lingkup
pertanian
Pendapatan yang bukan berasal dari
pertanian,
seperti
gaji
pensiun,
berdagang, dan lain-lain
Strategi Nafkah menurut Scoones (1998)
Scoones (1998) menggolongkan strategi nafkah petani setidaknya menjadi tiga
golongan besar. Ketiga golongan tersebut adalah :
1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang merupakan usaha pemanfaatan sektor
pertanian agar lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal
berupa tenaga kerja atau teknologi (intensifikasi) maupun dengan memperluas
lahan garapan pertanian (ekstensifikasi).
2. Pola nafkah ganda yang merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari
pekerjaan lain selain sektor pertanian untuk menambah pendapatan (diversifikasi
pekerjaan).
3. Rekayasa spasial merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mobilisasi/
perpindahan penduduk baik secara permanen maupun sirkuler (migrasi)
Marzali (1993) menyatakan masyarakat pedesaan selalu melandasi sistem nafkahnya
pada tindakan ekonomi. Menurutnya, tindakan ekonomi masyarakat pedesaan bisa dibagi
ke dalam dua pendekatan utama, yaitu pendekatan moral ekonomi dan pendekatan
rasional. Pendekatan moral ekonomi berpendapat bahwa tindakan ekonomi masyarakat
pedesaan berlandaskan pada prinsip dasar: the norm of resiprocity (adat saling tolong)
dan the right of subsitence (hak untuk hidup pada paras subsistens). Adat saling tolong
menolong berfungsi sebagai pedoman moral yang utama dalam hubungan sosial,
sedangkan hak untuk hidup menetapkan batasan-batasan hidup minimal yang harus
terpenuhi bagi anggota masyarkat desa dalam rangka hubungan saling tolong menolong.
Definisi dan Konsep Modal Sosial
Putnam (1998), menyatakan bahwa modal sosial merupakan hal yang
menggambarkan segala hal yang dimiliki oleh organisasi sosial seperti kepercayaan,
norma, dan jejaring sosial yang mampu memperbaiki efisiensi masyarakat melalui
tindakan yang terkoordinasi. Definisi modal sosial milik Putnam tersebut kemudian
dilengkapi oleh definisi milik Fukuyama. Modal sosial yang dimaksud oleh Fukuyama
8
juga mengandung segala nilai-nilai informal atau norma yang dianut suatu kelompok agar
tercipta suatu kerjasama dalam kelompok tersebut. Dalam memahami modal sosial, Bain
dan Hicks (dalam Suparlan 2003) mengatakan ada dua dimensi modal sosial yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keberadaan modal sosial, yaitu dimensi kognitif dan
dimensi struktural. Dimensi kognitif menjelaskan mengenai nilai-nilai, sikap dan
keyakinan yang mempengaruhi kepercayaan, solidaritas dan resiprositas yang
menciptakan kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dan
memfokuskan terciptanya keseimbangan antara bonding social capital atau modal sosial
pengikat dengan bridging social atau modal sosial jembatan. Sedangkan dimensi
struktural memfokuskan pada adanya kegiatan-kegiatan kolektif yang bermanfaat bagi
seluruh warga masyarakat yang diwadahi oleh organisasi dan lembaga-lembaga
masyarakat pada tingkat lokal. Dimensi struktural ini sangat penting karena berbagai
upaya pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatakan lebih
berhasil bila dilakukan melalui kelembagaan sosial pada tingkat lokal.
Beberapa ahli memiliki pendapat masing-masing mengenai komponen-komponen
dari modal sosial ini. Namun dari beberapa pendapat, pemikirian Putnam yang paling
banyak dirujuk. Komponen modal sosial yang dimaksud adalah kepercayaan (trust),
jejaring (network), dan nilai-nilai atau peraturan tak tertulis (norms).
a.
Kepercayaan (trust)
Merupakan komponen mengenai bagaimana seseorang percaya kepada orang lain
dalam suatu komunitas ataupun diluar komunitas. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
harapan-harapan yang muncul dari seseorang yang mempercayai orag lain dengan
harapan bahwa harapan-harapan tersebut dapat terpenuhi. Sehingga kepercayaan bersifat
timbal balik.
b.
Jejaring (network)
Merupakan komponen mengenai banyaknya relasi-relasi yang terbentuk dari suatu
komunitas di dalamnya maupun antar komunitas. Hal ini berkaitan dengan seberapa
banyak seseorang yang dikenal dengan berbagai kelebihan dan kekurangan sehingga
dapat dioptimalkan akses tersebut untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, banyaknya
jejaring memudahkan seseorang untuk meminta bantuan ketika sedang kesusahan karena
semakin banyak jejaring, semakin banyak opsi yang muncul untuk diminta bantuannya.
c.
Norma (norms)
Merupakan komponen berisi peraturan-peraturan yang terdapat dalam suatu
hubungan relasional tertentu, baik itu di masyarakat maupun di kelembagaan tertentu.
Peraturan-peraturan yang dimaksud adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis. Penekanan
di komponen ini adalah mengenai ada tidaknya suatu norma dan bagaimana kepatuhan
orang-orang yang berada di dalam aturan tersebut berlaku. Semakin patuh anggotaanggota suatu komunitas tertentu, makan semakin baik modal sosialnya..
Transmigrasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 tentang
ketransmigrasian, transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau
lokasi permukiman transmigrasi yang dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Tansmigrasi
Umum, Transmigrasi Swakarsa Berbantuan, dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri. Selain
itu, Heeren menyatakan transmigrasi adalah perpindahan, dalam hal ini memindahkan
orang, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya dalam
batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran
penduduk yang lebih seimbang. Penyelenggaraan transmigrasi yang merupakan bagian
9
dari pembangunan nasional adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyiapan permukiman dalam bentuk kesiapan permukiman yang layak huni, layak
usaha, dan layak berkembang, pengarahan dan penempatan serta pembinaan masyarakat
transmigrasi dan pembinaan lingkungan permukiman transmigrasi sampai dengan
penyerahannya kepada pemerintah daerah. Pengembangan wilayah transmigrasi sebagai
usaha mengembangkan wilayah berdasarkan sumberdaya alam yang tersedia yang
mengalami kekurangan sumberdaya manusia (Priyono 2004). Dengan demikian,
penyelenggaraan transmigrasi membuka kesempatan bagi penduduk dari daerah lain
dengan cara swakarsa untuk berpindah dan menetap guna meningkatkan
kesejahteraannya.
Migrasi
Transmigrasi dibagi kedalam dua bentuk (Rusli 1996 dalam Yessi 2013) yaitu
Migrasi (permaen) dan Sirkulasi dan Komutasi (non permanen). Migrasi merupakan
perpindahan penduduk unutk jangka waktu yang cukup lama dari suatu wilayah ke
wilayah lain yang bersifat permanen, sedangkan sirkulasi dan komutasi merupakan
gerakan ulang yang dilakukan setiap hari antara tempat tinggal ke tempat tujuan. Faktor
yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi atau faktor
yang memotivasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Pada
umumnya, faktor pendorong berasal dari daerah asal dan faktor penarik berasal dari
daerah tujuan. Lee (dalam Yessi 2013) menyatakan bahwa migrasi dilakukan karena
adanya 4 (empat) faktor yaitu faktor daerah asal, deaerah tujuan, rintangan yang
menghambat, dan faktor pribadi. Faktor daerah asal merupakan faktor pendorong yang
bersifat negatif yang mendorong seseorang untuk pergi meninggalkan daerah asal.
Sedangkan faktor penarik merupakan faktor positif yang berasal dari daerah yang akan
dituju. Faktor pribadi merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri, yang berkaitan
dengan rasa ingin untuk melakukan migrasi, serta pengambilan keputusan untuk
melakukan migrasi atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Ponto (dalam Rusydi 2003)
menunjukkan bahwa migrasi ke kota ditentukan oleh peluang mendapatkan pekerjaan di
kota, selisih tingkat pendapatan di desa dan kota, serta jarak antara desa dan kota. Karena
migrasi merupakan proses yang didasari oleh faktor ekonomi, yang secara selektif
mempengaruhi setiap individu.
Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah
Konsep mata pencarian (livelihood) sangat penting dalam memahami coping
strategis karena merupakan bagian dari atau bahkan kadang-kadang dianggap sama
dengan strategi mata pencarian (livelihood strategies). Suatu mata pencarian meliputi
pendapatan (baik yang bersifat tunai maupun barang), lembaga-lembaga sosial, relasi
gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin
kehidupan. Dalam hubungannya dengan transmigrasi, jaringan sosial dibentuk antara
transmigran terdahulu dengan transmigran baru dan antara transmigran dengan
masyarakat setempat (Fadhilah 2007 dalam Yessi 2013). Fukuyama mengatakan kondisi
kesejahteraan dan demokrasi serta daya saing suatu masyarakat ditentukan oleh tingkat
kepercayaan antara sesama warga. Faktor kesejahteraan sosial ekonomi dan kelimpahan
modal dalam rumah tangga akan menentukan stratgei nafkah yang dipilih
(Mardiyaningsih 2003). Kebanyakan transmigran sesampainya di kota, tidak terserap di
sektor industri atau sektor jasa formal karena rata-rata memiliki latar belakang pendidikan
yang rendah. Berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian, setiap transmigran yang bersedia turut dalam program
10
transmigrasi akan memperoleh pemukiman, lahan usaha (tanah), pembinaan, dan
pelatihan dalam sektor pertanian. Dalam arti lain, setiap transmigran dibekali dengan
perlengkapan dan kebutuhan untuk bekerja di dunia pertanian, apapun latar belakang
dunia pekerjaan dari transmigran tersebut. Saat awal kedatangan di kota, transmigran
dihadapkan dengan pola kehidupan yang jauh berbeda dengan pola kehidupan daerah
asal. Kemudian hubungan darah dan hubungan bertetangga menjadi penting bagi para
transmigran. Waktu pertama kali berangkat, kebanyakan transmigran dibantu atau
ditemani oleh family atau tetangga yang sudah mengetahui dan punya pengalaman kerja
diperkotaan karena mereka telah terlebih dahulu merantau ke tempat tersebut. dengan
adanya ketergantungan dan hubungan yang dekat tersebut, maka pilihan pekerjaan juga
biasanya akan tergantung pada kerabat dan tetangga yang bersangkutan. Implikasi dari
ketergantungan akan pekerjaan ini menyebabkan transmigran tidak lagi berusaha di
bidang pertanian, dengan resiko ketidak tahuan mereka akan keadan wilayah, karena
mereka bisa mengurangi resiko kerugian dengan mengambil strategi pemenuhan
kebutuhan hidup seperti yang sudah diterapkan oleh sanak-saudara atau tetangganya.
Dorongan agar dapat seperti yang terdahulu membuat mereka melakukan hal yang sama
seperti pendahulunya yang merupakan pelindung bagi merekadi kota. Dengan demikian,
mereka tergantung pada kerabat dan teman-teman. Pola jaringan kerja yang terbentuk
berdasarkan pada patron transmigran pendahulu, menyebabkan perubahan strategi nafkah
rumah tangga para transmigran di wilayah transmigrasi.
Kerangka Analisis
Penelitian ini didasarkan pada kerangka analisis sebagai berikut:
Strategi Nafkah Scoones
(1998)
- Rekayasa
sumberdaya nafkah
- Pola nafkah ganda
- Rekayasa spasial
Strategi Nafkah Rumah
Tangga Transmigran
Perubahan
Saat Ini
mempengaruhi
Awal
Tingkat Kekuatan
Modal Sosial
Gambar 1 Kerangka Analisis
Penelitian ini dipusatkan pada strategi nafkah yang diterapkan oleh transmigran
pada awal perpindahan yang kemudian dibandingkan dengan keadaan strategi nafkah
yang dipilih atau diterapkan saat ini. Analisis perubahan yang terjadi dilakukan dengan
merujuk pada konsep strategi nafkah milik Scoones (1998). Perubahan-perubahan
tersebut juga terjadi diakibatkan beberapa penyebab yaitu masyarakat (people),
11
Organisasi (organization), lingkungan (environmental), dan teknologi (technology) yang
akan menjadi pendukung terjadinya perubahan.
Hipotesis Penelitian
1. Diduga, saat ini transmigran tidak lagi mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber
utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangganya.
2. Diduga, modal sosial memiliki pengaruh yang kuat dalam perubahan dan pemilihan
strategi nafkah rumah tangga transmigran
12
13
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode eksplanatori. Penelitian
eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun 2012). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan instrumen berupa kuesioner
(Lampiran 1) yang diberikan kepada responden untuk mengetahui persepsi modal sosial,
keadaan elemen modal sosial dalam rumah tangga transmigran, strategi nafkah
transmigran saat awal perpindahan dan saat ini, serta pengaruh modal sosial terhadap
strategi nafkah transmigran. Sementara itu, data kualitatif diperoleh melalui metode
wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara (Lampiran
2) kepada responden terpilih, observasi dan studi dokumentasi terkait. Wawancara
mendalam juga dilakukan kepada informan untuk memperoleh data yang menjelaskan
situasi umum dan perubahan-perubahan di wilayah penelitian. Teknik wawancara
mendalam dilakukan untuk menelusuri keadaan modal sosial dan modal alam serta
pengaruhnya dalam perubahan strategi nafkah rumah tangga transmigran.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposif) karena Desa Bagelen merupakan wilayah tujuan program transmigrasi pada
masa kolonial Belanda. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan
observasi melalui penjajakan ke lokasi penelitian dan penelusuran literatur melalui
internet yang terkait dengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam waktu lima
bulan (Tabel 3), mulai bulan Januari hingga bulan Mei 2016. Kegiatan penelitian meliputi
penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft
skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Berikut tabel
penjelasan mengenai waktu kegiatan penelitian.
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusun-an
Proposal
Skripsi
Kolokium
Perbaikan
Proposal
Skripsi
Pengambilan
Data Lapang
Pengolah-an
dan Analisis
Data
Penulisan
Draft Skripsi
14
Uji Petik
Sidang Skripsi
Perbaikan
Laporan
Skripsi
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam
penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif agar
memperkaya data dan lebih memahami keadaan yang sedang diteliti. Pendekatan
kuantitatif dilakukan melalui survei yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data (Singarimbun dan Efendi 2008).
Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
mendalam terhadap responden terpilih dan informan. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung di
lapangan dengan cara survei menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dengan
responden terpilih dan informan, serta observasi mengenai strategi nafkah rumah tangga
transmigran. Data sekunder, yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor
pemerintahan berupa data jumlah penduduk dan jumlah pendatang baru di setiap
periodenya, buku, internet, serta jurnal-jurnal penelitian terkait. Data-data tersebut selain
dapat diperoleh dari Kantor Desa di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, juga dapat diperoleh dari Museum
Ketransmigrasian yang juga terletak di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung.
Teknik Penentuan Responden dan Informan
Populasi dalam penelitian ini adalah transmigran yang menetap di Desa Bagelen,
Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Populasi sampel
sasaran dalam penelitian ini adalah transmigran yang merupakan keturunan asli dari
transmigran pertama di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung. Untuk memperoleh responden, maka ditentukan kerangka contoh
(sampling frame) yaitu rumah tangga transmigran yang berada di Desa Bagelen,
Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung (Lampiran 5).
Dalam pendekatan kuantitatif responden dipilih untuk menjadi target survey. Unit analisis
dalam penelitian ini adalah rumah tangga transmigran. Pemilihan responden dilakukan
dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), dengan
jumlah 35 responden. Selain responden tersebut, adapun responden terpilih yaitu
transmigran yang masih tinggal dengan orang tua yang juga merupakan keturun
transmigran terdahulu dan masih menetap di desa tersebut. Dalam penelitian ini, setiap
unsur dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel yang
berlaku bagi seluruh populasi karena warga di di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung 97% merupakan warga pendatang dan
merupakan transmigran sehingga sebagian besar memiliki karakteristik yang sama.
Sementara itu, jumlah informan dalam penelitian ini tidak dibatasi, dengan tujuan untuk
memperkaya informasi. Yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah
Perangkat Desa, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
dan Pengurus/Petinggi Museum Ketransmigrasian di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Informan tersebut dipilih karena
15
pihak-pihak tersebut yang bertanggung jawab secara langsung serta mengetahui keadaan
mengenai program transmigrasi dan para transmigran di Desa Bagelen.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan proses regresi dan
menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 20.0. Data kualitatif
dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama
ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi,
hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen.
Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang
diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan.
Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Ketiga ialah verifikasi, yang
dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada responden, informan, dan
dosen pembimbing. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil
analisis antarvariabel yang konsisten. Sebelum dilakukan penelitian secara langsung di
lapangan, akan dilakukan uji coba kuesioner dengan tujuan apakah pertanyaan-pertanyaan
di kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
16
Definisi Operasional
Tabel 4 Definisi Operasional Penelitian
No
Bagian
Variabel
1
Karakteristik Usia
individu dan
rumah
tangga
Jenis
Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Definisi
Operasional
Selisih antara
tahun
responden
dilahirkan
hingga tahun
pada
saat
penelitian
dilaksanakan
Skor
Data
Havighurst dan Ordinal
Acherman et
al. dalam
Sugiah (2008):
Muda (18-30
tahun), skor 1
Dewasa (31-50
tahun), skor 2
Tua (>50
tahun), skor 3
Jenis
seks Laki-laki skor Nominal
responden
1
yang
terdiri Perempuan
dari laki-laki skor 2
dan perempuan
Jenis
Rendah: jika
Ordinal
pendidikan
tidak sekolah,
sekolah
tidak tamat
tertinggi yang SD dan tamat
pernah diikuti SD/sederajat,
oleh responden
skor 1
Sedang: jika
tamat
SMP/sederajat,
tidak tamat
SMA skor 2
Jumlah
Anggota
Keluarga
Tinggi: jika
tamat
SMA/sederajat,
tamat dan tidak
D3, tamat dan
tidak tamat
Sarjana skor 3
Banyaknya
Kecil, jika
Ordinal
anggota
anggota
keluarga baik rumahtangga
inti
maupun berjumlah 1-3
tidak
yang orang, skor 1
hidup
dalam
satu atap
Menengah,
jika anggota
rumahtangga
17
berjumlah 4-6
orang, skor 2
Besar, jika
anggota
rumahtangga
lebih dari 7
orang, skor 3
2
3
Tingkat
Pendapatan
-
Tingkat
Norma
Kekuatan
Modal Sosial
Kepercayaan
Jaringan
Data
tingkat
pendapatan dan
struktur
pengeluaran
rumah tangga.
Data
ini
disesuaikan
dengan kondisi
lokal. Data ini
menggunakan
satuan ukuran
Rp/bulan
Ketaatan
transmigran
terhadap
peraturan
tertulis maupun
tidak tertulis
yang
ada
didalam
masyarakat
penelitian
Keyakinan
bahwa orang
lain
akan
memberikan
respon positif
atas apa yang
kita
lakukan
terhadap
mereka.
Interval
Norma rendah Ordinal
(12-15) skor 1
Norma sedang
(16-19) skor 2
Norma tinggi
(20-24) skor 3
Kepercayaan
Ordinal
rendah (10-23)
skor 1
Kepercayaan
sedang (24-37)
skor 2
Kepercayaan
tinggi (38-50)
skor 3
Pihak-pihak
Jaringan
Ordinal
yang dikenal rendah (6-13)
dan
skor 1
dimanfaatkan
dalam usaha. Jaringan
Jejaring
ini sedang (14-22)
menunjukkan
skor 2
jalan dimana
18
4
Perubahan
Strategi
Nafkah
Cenderung
Berubah
Cenderung
Tetap
mereka
berhubungan
satu sama lain.
Kecenderungan
transmigran
untuk
melakukan
perubahan
strategi nafkah
Kecenderungan
transmigran
untuk
tidak
melakukan
perubahan
strategi nafkah
Jaringan tinggi
(23-30) skor 3
Rendah
(14- Ordinal
18) skor 1
Sedang (19-23)
skor 2
Tinggi (24-28)
skor 3
Dalam melakukan pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat melihat
kecenderungan responden. Kecenderungan yang muncul dapat dilihat dalam tabel
frekuensi berikut:
1. Modal Sosial
Dari 35 sampel yang dilakukan wawancara menggunakan kuesioner menunjukkan
stok modal sosial dalam ketiga aspek, rinciannya adalah sebagai berikut:
Modal Sosial Komponen Kepercayaan
Frekuensi
Kepercayaan
(n)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Persen (%)
Modal Sosial Komponen Jaringan
Jaringan
Frekuensi
(n)
Persen (%)
Frekuensi
(n)
Persen (%)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Modal Sosial Komponen Norma
Norma
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
19
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat digolongkan mengenai sampel yang memiliki
tingkat modal sosial tertentu dengan rincian sebagai berikut:
Tingkat Modal Sosial
Modal Sosial
Frekuensi
(n)
Persen (%)
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
2. Perubahan Strategi Nafkah
Dari 35 sampel yang dilakukan wawancara menggunakan kuesioner menunjukkan
kecenderungan untuk merubah strategi nafkah dengan rincian sebagai berikut
Perubahan Strategi Nafkah
Perubahan Strategi Nafkah
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Frekuensi
(n)
Persen (%)
3. Tingkat Modal Sosial terhadap Perubahan Strategi Nafkah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dianalisis secara tabulasi silang antara stok
modal sosial sebagai variabel independen dengan perubahan strategi nafkah sebagai
variabel dependen dengan rincian sebagai berikut:
Hubungan Antara Stok Modal Sosial dengan Perubahan Strategi Nafkah
Tingkat Perubahan Strategi Nafkah
Modal Sosial
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Persen
20
21
DAFTAR PUSTAKA
[Tidak ada nama]. 2012. Data Kependudukan. [Online]. (www.bps.go.id diakses pada
Jumat 18 September 2015 pukul 13.39)
Anwar SJ. 2013. Strategi Nafkah (Livelihood) Masyarakat Pesisir Berbasis Modal Sosial.
Jurnal Sosial Socius [Internet]. [Diunduh 2016 Jan 11]. Tersedia pada:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/15206
Dharmawan AH. 2007. Sistem Penghidupan dan Nafkah Pedesaan: Pandangan Sosiologi
Nafkah (Livelihood Sociology) Mahzab barat dan Mahzab Bogor. Jurnal
Sodality. [Jurnal]. Fakultas Ekologi Manusia.
Effendi S, Tukiran. 2014. Metode Penelitian Survey. Jakarta[ID]: LP3ES
Fauzi SA. 2013. Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Desa Tepian Makmur Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten
Kutai Timur. eJournal Ilmu Pemerintahan [Internet]. [Diunduh 2016 Nov 18].
Tersedia
pada:
http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/sofyan%20(09-03-13-03-15-39).pdf
Fridayanti N, Dharmawan AH. 2013. Analisis Struktur Dan Strategi Nafkah
Rumahtangga Petani Sekitar Kawasan Hutan Konservasi Di Desa Cipeuteuy,
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Sodaliti [Internet]. [Diunduh 2015 Sep 25].
Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/9388
Helliwell JF, Putnam RD. 2000. Observation on Social Capital. Di dalam: Dasgupta P,
Serageldin I. Social Capital: A Multfaceted Perspective. Washington, D.C.
(US): The World Bank.
Lestari TY. 2015. Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Transmigran Kabupaten
Lampung Selatan Ke Kalimantan (Kecamatan Ketapang). Jurnal FKIP
[Internet].
[Diunduh
2015
Okt
24].
Tersedia
pada:
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/article/view/9329
Marzali, A. 1993. Beberapa Pendekatan dalam Kajian tentang Respon Petani terhadap
Tekanan Penduduk di Jawa. [Jurnal]. Jurnal JIIS. Jakarta. PAU-ISUI.
Monim Y. 2015. Transmigrants living strategy in household Nabire. International
Journal of Current Research and Academic Review [Internet]. [Diunduh 2015
Okt
24].
Tersedia
pada:
http://www.ijcrar.com/vol-38/Yosep%20Monim,%20et%20al.pdf
Rahmadhania C. 2013. Analisis Pendapatan Para Migran Sektor Informal Untuk Bertahan
Hidup (Studi Kasus Pedagang Berstatus Migran Di Kota Malang). [Jurnal].
Jurnal Ilmiah [Internet]. [Diunduh 2015 Des 5]. Tersedia pada:
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/725
Safitri YM dan Wahyuni ES. 2013. Jaringan Sosial Dan Strategi Adaptasi TenagaKerja
Migran Asal Lampung Di Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat,
Kabupaten Bekasi,Provinsi Jawa Barat. Jurnal Sodality [Internet]. [Diunduh
2015
Nov
24].
Tersedia
pada:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/9391diakses
Setianto S. 2014. Modal Sosial Di Kalangan Petani Rawa Pasang Surut (Studi Kasus:
Desa Sumber Mulyo, Kabupaten Banyuasin). Jurnal Sosial Ekonomi Pekrjaan
Umum
[Internet].
[Diunduh
2016
Jan
11].
Tersedia
pada:
sosekling.pu.go.id/downloadpdf/upload/files/surya_7_2014.pdf
Sunarti, Emi, Liza Husnita, Sabar S. 2013. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Transmigran Jawa di Desa Talang Pamesun Kecamatan Jujuhan Kabupaten
22
Bungo Propinsi Jambi (1993-2007). Jurnal Mahasiswa Pendidikan Sejarah
[Internet]. [Dinunduh 2015 Okt 24]. Tersedia pada: http://ejournal-s1.stkippgri-sumbar.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1190
Suparlan P. 1998. Model Sosial Budaya bagi Penyelenggaraan Transmigrasi di Irian Jaya.
Jurnal Ilmiah Indonesia [Internet]. [Diunduh 2015 Nov 30]. Tersedia pada:
http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/view/3343/2630
Syahra R. 2003. Modal Sosial: Konsep Dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya.
Jurnal Masyarakat dan Budaya [Internet]. [Diunduh 2015 Des 14]. Tersedia
pada: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/MODIFIKASIMODAL-SOSIAL-JURNAL.pdf
Tulak PP, Dharmawan AH, Juanda B. 2009. Struktur Nafkah Rumahtangga Petani
Transmigran: Studi Sosio-Ekonomi di Tiga Kampung di Distrik Masni
Kabupaten Manokwari. Jurnal Sodality [Internet]. [Diunduh 2015 Okt 7].
Tersedia pada: http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/sodality/issue/view/33
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
Widodo S. 2011. Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin di Daerah
Pesisir. Jurnal Makara, Sosial Humaniora [Internet]. [Diunduh 2016 Jan 11].
Tersedia
pada:
http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/download/890/41
Wisdaningtyas K. 2011. Strategi bertahan hidup masyarakat nelayan di daerah
pencemaran pesisir. [Skripsi] [Internet]. [Diunduh 2015 Apr 15]. Tersedia
pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47390
Zulfa Wafirotin, Khusnatul. 2013. Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga TKI Di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal
Ekuilibrium [Internet]. [Diunduh 2015 Nov 30]. Tersedia pada:
http://journal.umpo.ac.id/index.php/EKU/article/view/55
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis lahir di Bandar
Lampung pada tanggal 05 Februari 1994. Ayah penulis bernama Sindak Siahaan dan Ibu
penulis bernama Netty Herawati Sibarani. Adik penulis bernama Edward Julio Christoper
Siahaan dan Nova Ayu Lestari Siahaan. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar
Xaverius Way Halim Permai pada 2006, SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2009,
SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2012. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas,
penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN
Undangan dan diterima sebagai mahasiswi di Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Angkatan 2012/ 49.
Penulis tergabung dalam Klub UKM Basket di IPB dan UKM PMK IPB. Selain
keorganisasian, penulis juga aktif dalam perlombaan vocal group baik di departemen
maupun di fakultas. Penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Peminat
Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada tahun 2014. Penulis juga
aktif dalam beberapa kepanitiaan di kampus dan sering menjadi Master of Ceremony.
24
25
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
No
Tanggal
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA
TRANSMIGRAN
Bagian 1
a. Karakteristik Individu
1.
2.
3.
4.
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
(
(
(
(
(
(
5.
6.
7.
Lama Tinggal di lokasi
Tahun Kepindahan
Jenis Transmigrasi
: ...................................................................
: ...................................................................
: ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
:
) Tidak Sekolah
) SD
) SMP
) SMA
) D3
) Sarjana
: ............................. tahun
: .............................
:
a. Tansmigrasi Umum
b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan
c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri
26
b. Karakteristik Rumah Tangga
Data Keluarga
Jenis
Usia
Status
Anggota
kela (tahun Perkawina
keluarga
min*
)
n **
Istri/suami
Pendidikan
terakhir
***
Jenis pekerjaan ****
Utama
Sampingan
Anak ke :
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan : *
**
***
****
1 = laki-laki
1 = Tidak kawin
2 = Kawin
1 = tidak sekolah
2 = SD
1 = Petani
2 = Buruh
2 = perempuan
3 = Cerai
4 = Duda/Janda (Mati)
3 = SMP
5 = Perguruan Tinggi
4 = SMA
6 = Lainnya
3 = PNS
5 = Pedagang
4 = Ojek
6 = Lainnya
27
Bagian 2
a. Tingkat pendapatan
Sumber
Pendapatan
1.
Pendapatan sektor pertanian
Periode
Harga
Penerim
Biaya Pengeluaran
Panen Per Satuan
aan
Tahun
(Kg/kw/t (Periode
(kg/kw/to
on)
x harga)
n)
(Rp)
(Rp)
I
II
III
Harga
sewa
Sapr
otan
Pendapa
tan
bersih
(Rp)
Tot
al
Padi
Palawija
Buah-buahan
Pertenakan
Perikanan
Kayu-kayuan
Lainnya
Sumber
pendapatan
Pendapatan dari sektor lainnya
Sehari (Rp.)
Seminggu (Rp.) Sebulan (Rp.)
Setahun (Rp.)
28
b. Struktur pengeluaran rumah tangga
Konsumsi dan Nonkonsumsi
Jenis
Sehari (Rp)
Seminggu (Rp) Sebulan (Rp)
Pengeluaran
Beras
Air
Daging
Sayur
Buah
Ikan
Susu
Kopi
Telur
Pakaian
Kesehatan
Pendidikan
Transportasi
Pulsa
Lainnya,
Sebutkan
Setahun (Rp)
29
Bagian 3
Tingkat Kekuatan Modal Sosial
a. Modal Sosial Tingkat Kepercayaan
(Keterangan: Sangat tidak setuju=1, tidak setuju=2, ragu-ragu=3, setuju=4, sangat
setuju=5)
Nomor Pertanyaan
Sangat
Tidak
RaguSetuju
Sangat
Tidak
Setuju
ragu
Setuju
Setuju
1
Kerabat/tetangga
saya dapat dipercaya
dalam
mengolah
lahan saya
2
Kerabat/tetangga
saya dapat dipercaya
dalam hal mengelola
hasil pertanian
3
Kerabat/tetangga
saya dapat dipercaya
melaksanakan
pekerjaan
dengan
baik
4
Pihak
pemerintah
bisa
diandalkan
dalam berjalannya
usaha pertanian
5
Pihak penyedia alat
dan sarana produksi
pertanian (Saprotan)
menyediakan
alat
dan bahan dengan
kualitas yang baik
6
Pihak penyedia alat
dan sarana produksi
pertanian (Saprotan)
dapat dipinjami alat
dengan mudah
7
Petani Transmigran
lainnya
dapat
dipinjami
alat
pertanian
dengan
mudah
8
Petani Transmigran
lainnya
dapat
dipinjami
modal
dengan mudah
9
Petani Transmigran
lainnya yang berasal
dari suku yang sama
dapat dipercaya
10
Petani Transmigran
30
lainnya yang berasal
dari
suku
yang
berbeda
dapat
dipercaya
b. Modal Sosial Tingkat Luas Jaringan
11. Berapa banyak orang/pihak yang anda kenal yang memberi dampak positif terhadap
usaha pertanian anda?
_______________________________________________________________________
12. Siapa saja pihak yang paling memberi dampak positif dalam peningkatan keberhasilan
usaha pertanian anda?
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
13. Apakah anda mengikuti organisasi?
( ) Ya
( ) Tidak
14. Organisasi apa saja yang anda ikuti? (Boleh ditandai lebih dari satu)
( ) Kelompok Petani / Gabungan Kelompok Petani
( ) Karang Taruna
( ) Kelompok Arisan
( ) Kelompok Pengajian
( ) Kelompok Suku
Lainnya, _______________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
31
(Keterangan: Sangat tidak setuju=1, tidak setuju=2, ragu-ragu=3, setuju=4, sangat
setuju=5)
Nomor Pertanyaan
15
16
17
18
19
20
Bagaimana
hubungan
dengan
transmigran
lainnya?
Sangat
Tidak
Baik
anda
petani
Bagaimana
hubungan
anda
dengan
kerabat/tetangga
sekitar
tempat
tinggal?
Bagaimana
hubungan
anda
dengan
pihak
penyedia sarana dan
alat
produksi
pertanian?
Bagaimana
hubungan
anda
dengan
aparat
pemerintah?
Bagaimana
hubungan
anda
dengan
penyalur
hasil pertanian?
Bagaimana
hubungan
anda
dengan transmigran
non petani lainnya?
Tidak
Baik
Raguragu
Baik
Sangat
Baik
32
c. Modal Sosial Tingkat Ketaatan Terhadap Norma
(keterangan: Ya= 2, Tidak= 1)
Nomor
Pertanyaan
Ya
21
Saya mengetahui peraturan
yang
ada
antar
petani
transmigran
22
Saya menyetujui peraturan
yang
ada
antar
petani
transmigran
23
Saya menaati peraturan yang
ada antar petani transmigran
24
Saya merasakan manfaat dari
peraturan yang ada antar petani
transmigran
25
Saya merasa bersalah apabila
melanggar aturan antar petani
transmigran
26
Saya menegur petani lain
apabila melanggar aturan antar
petani transmigran
27
Saya mengetahui peraturan
yang ada dalam komunitas
dimana saya menjadi anggota
28
Saya menyetujui peraturan
yang ada dalam komunitas
dimana saya menjadi anggota
29
Saya menaati peraturan yang
ada dalam komunitas dimana
saya menjadi anggota
30
Saya merasakan manfaat dari
peraturan yang ada dalam
komunitas
dimana
saya
menjadi anggota
31
Saya merasa bersalah apabila
melanggar
aturan
dalam
komunitas
dimana
saya
menjadi anggota
32
Saya menegur anggota lain
apabila
melanggar
aturan
dalam komunitas dimana saya
menjadi anggota
Tidak
33
Bagian 4
Perubahan Strategi Nafkah
(keterangan: Ya=2, Tidak=1)
Pernyataan
Saya selalu meminjam modal kepada
rentenir/ tengkulak untuk kegiatan bertani
Saya selalu meminjam modal kepada bank
untuk kegiatan bertani
Saya mengizinkan istri untuk bekerja
Saya mengizinkan anak untuk bekerja
Saya merasa terbantu dengan pinjaman
modal dari rentenir
Saya merasa terbantu dengan pinjaman
modal dari bank
Saya menganti peralatan bertani secara
berkala agar mempermudah kegiatan bertani
Saya menyewa jasa orang lain untuk
membantu kegiatan bertani
Kepala keluarga memiliki pekerjaan
tambahan (pekerjaan ganda)
Kepala rumah tangga mengganti pekerjaan
lain selain bertani
Saya memiliki strategi lainnya
Ada anggota keluarga yang merantau
(mencari pekerjaan di luar daerah asal)
Ada anggota keluarga merantau dan menetap
di daerah tujuan
Ada anggota keluarga yang bekerja di luar
daerah dan pulang setiap harinya
Awal
Perpindahan
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya,
sebutkan
................
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
Saat
Ini
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya,
sebutkan
.................
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
Ket
34
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Mendalam
Pedoman Wawancara Mendalam untuk Informan
Hari/ tanggal
Lokasi
Nama
Usia
Alamat
No. Telp/ HP
Pekerjaan
Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan komunitas ............. dalam
menentukan pilihan strategi nafkah?
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan lembaga kesejahteraan
dalam menentukan pilihan strategi nafkah?
3. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan aparat desa dalam
menentukan pilihan strategi nafkah?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai keberadaan tetangga/keluarga dalam
menentukan pilihan strategi nafkah?
5. Dalam menunjang kegiatan sektor pertanian dan hasilnya, apa saja yang telah
bapak/ibu usahakan?
6. Dalam menunjang kegiatan sektor pertanian dan hasilnya, apa saja yang telah
pemerintah usahakan dan berikan?
7. Dalam penyebaran informasi mengenai pertanian, pihak mana yang paling sering
memberi informasi?
8. Apakah ada anggota keluarga yang memiliki pekerjaan ganda?
9. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, apakah sektor pertanian saja cukup
memenuhi? Mengapa?
10. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, adakah bapak/ibu menggunakan lapangan
pekerjaan lain untuk memenuhinya (selain pertanian)?
11. Dalam penyebaran informasi mengenai lapangan pekerjaan, pihak mana yang
paling sering memberi informasi?
12. Biasanya lapangan pekerjaan atau jenis pekerjaan apa saja yang ditawarkan?
13. Apakah lapangan pekerjaan tersebut pada umumnya berada di dalam daerah atau
diluar daerah?
14. Bila di luar daerah, biasanya siapa anggota keluarga yang cenderung akan
mengambil pekerjaan tersebut?
15. Apakah anggota keluarga yang bekerja di luar daerah menetap di daerah baru atau
tidak?
35
Lampiran 3 Peta Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung
36
Lampiran 4 Catatan Harian Lapangan
CATATAN HARIAN KE-….
PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI
NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
Topik
Metode
Informan/Partisipan
Hari & Tanggal
Waktu & Durasi
Tempat
Kondisi & Situasi
:
:
:
:
:
:
:
DESKRIPSI
INTERPRETASI
37
Lampiran 5 Dummy Table Kerangka Sampling
No
Nama
Usia
1
VVV
20
2
WWW
30
3
XXX
40
4
YYY
50
5
ZZZ
60
6
dst
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Alamat
38
Lampiran 6 Rancangan Skripsi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
2. PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
3. PENDEKATAN LAPANG
3.1 Metode Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6 Definisi Operasional
4. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
4.2 Kondisi Ekonomi
4.3 Kondisi Sosial
5. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN
5.1 Usia
5.2 Tingkat Pendidikan
5.3 Jumlah Anggota Keluarga
5.4 Tingkat Pendapatan
5.5 Strategi Nafkah Rumah Tangga Transmigran
6. MODAL SOSIAL DI WILAYAH TRANSMIGRASI
6.1 Kepercayaan
6.2 Norma
6.3 Jaringan
7. PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN STRATEGI
NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
7.1 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Strategi Nafkah
7.2 Kecenderungan Perubahan Strategi Nafkah
8. PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
TERHADAP STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA TRANSMIGRAN
8.1 Pengaruh Karakteristik Nelayan dan Kecenderungan Perubahan Strategi Nafkah
Rumah Tangga Transmigran
9. PENUTUP
9.1 Kesimpulan dan Saran
10. DAFTAR PUSTAKA
11. LAMPIRAN
Download