BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Jaringan Periodontal Jaringan periodontal adalah jaringan yang menyangga atau yang terdapat disekitar gigi.17 Anatomi jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar (Gambar 1). Gambar 1. Jaringan periodontal.18 Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang mengelilingi bawah gigi dan prosesus alveolaris, yang meluas dari margin gingiva ke muco-gingiva junction. Gingiva sehat berwarna merah muda, kokoh, bertepi tajam dan berlekuk – lekuk mengikuti bentuk kontur gigi.18 Gingiva secara anatomi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu marginal gingiva, sulkus gingiva, dan attached gingiva.19 Ligamen periodontal merupakan jaringan ikat serabut kolagen yang mengelilingi akar gigi dan melekat pada prosesus alveolar.18 Fungsi dari ligamen periodontal adalah menjaga gigi pada tempatnya yang disesuaikan dengan kekuatan mengunyah, dan sebagai sensori reseptor pada rahang selama pengunyahan, serta sebagai cadangan sel untuk regenerasi.20 4 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan Sementum merupakan bagian jaringan periodontal yang menyelimuti akar gigi. Sementum merupakan jaringan keras, tak berpembuluh darah, serta merupakan tempat perlekatan utama ligamen periodontal.20 Dua jenis utama sementum adalah sementum aseluler (primer) dan seluler (sekunder).16 Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang berongga yang menopang gigi geligi, dan tepatnya berada di samping ligament periodontal.18,21 Tulang alveolar mengandung lubang-lubang kecil tempat pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe lewat.16 Lapisan luar tulang terdiri dari compact bone, lapisan tengah spongiosa bone, serta lapisan dasar adalah alveolar bone.21 B. Penyakit Periodontal 1. Etiologi Penyakit Periodontal Etiologi utama penyakit periodontal adalah akumulasi plak dan kalkulus pada gigi. Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut diawali oleh substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian diikuti dengan serangkaian proses yang beurututan. Pembentukan plak terjadi dalam tiga tahap yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri, dan maturasi plak. Plak akan terbentuk ketika pelikel, sisa makanan, dan bakteri bergabung.22 Tahap pertama proses pembentukan plak diawali dengan melekatnya pelikel pada email gigi. Pelikel merupakan lapisan tipis protein saliva yang melekat pada permukaan gigi hanya dalam beberapa menit setelah dibersihkan. Pelikel juga menjadi pelindung email dari aktivitas asam dan sebagai perekat dua sisi, sisi yang satu melekat pada permukaan gigi sedangkan sisi lainnya menyediakan permukaan lengket yang memudahkan bakteri menempel pada gigi.22 Selanjutnya pada tahap kedua, pelikel dikolonisasi oleh bakteri coccus dan Gram positif diantaranya Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis dengan cara mengubah karbohidrat dan glukosa yang terdapat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Bakteri akan terus memproduksi asam tersebut. 5 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan Tahap ketiga terjadi pembentukan suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang disebut plak melalui kombinasi bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur dalam mulut.22 Plak tidak bisa di lihat dengan mata sehingga orang cenderung mengabaikan bahkan tidak tahu bahwa adanya plak mempermudah melekatnya sisa makanan yang bila tidak dibersihkan akan terjadi metabolisme bakteri dan menyebabkan peradangan atau periodontitis.23 Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingiva.20 Tanda-tanda klinis dari periodontitis adalah adanya inflamasi gingiva, pembengkakan papilla interdental, kerusakan tepi gingival, terbentuknya poket atau saku gingival dan resesi gingival.23 Plak gigi adalah massa kompleks berisi bakteri dan produk metabolitnya, racun, virus, sisa makanan dan sel-sel mati.24 Plak bila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal yang lebih lanjut hingga tanggalnya gigi. Kecenderungan untuk terjadinya plak ini ada pada setiap individu pada segala umur.25 Mikroorganisme dalam plak akan mengeluarkan zat metabolit yang dapat menghancurkan jaringan periodontal.26 Berdasarkan hubungannya dengan gingival margin, plak dibedakan menjadi plak supragingival dan plak subgingival.24 Plak supragingiva menyerap substansi yang berasal dari saliva dan sisa makanan, sedangkan plak subgingiva akan menyerap nutrisi yang berasal dari cairan krevis gingiva.27 Plak supragingiva dapat ditemukan di atas tepi gingiva, sedangkan plak subgingiva ditemukan di bawah tepi gingiva, diantara gigi dan dinding sulkus gingiva.27 Kalkulus terbentuk dari plak bakteri yang mengalami demineralisasi dan kalsifikasi yang melekat erat pada permukaan gigi dan gigi tiruan di dalam mulut yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan periodontal. Permukaannya kasar, menyebabkan sisa-sisa makanan dan bakteri mudah melekat dan berkembang biak sehingga terjadi penebalan dari kalkulus tersebut. Pengendapan kalkulus yang banyak biasanya terjadi pada permukaan gigi yang berdekatan dengan muara kelenjar ludah, misalnya pada bagian lingual gigi 6 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan anterior sel-sel permukaan mukosa rahang bawah dan bagian bukal gigi molar satu atas.24 2. Patogenesis Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh bakteri dan dapat berkembang menjadi penyakit yang destruktif pada jaringan periodontal. Bakteri harus berkolonisasi pada leher gingiva dan menyerang pertahanan host, merusak barier krevikular epithelial, serta memproduksi substansi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk dapat menimbulkan kerusakan.16 Kemampuan patogenik bakteri dalam menyebabkan penyakit periodontal sangat kompleks. Beberapa mekanisme patogenik yang penting diawali dengan invasi bakteri atau produk bakteri ke jaringan periodontal yang penting bagi proses terjadinya penyakit dan kemudian memproduksi toksin. Dinding bakteri gram negatif mengandung lipopolisakarida (LPS, endotoksin) yang akan dikeluarkan setelah bakteri mati. Selain sebagai pencetus terjadinya proses inflamasi, LPS juga dapat menyebabkan nekrosis jaringan.28 Bakteri plak memproduksi enzim yang turut berperan pada penyakit periodontal. Enzim tersebut antara lain kolagenase, hialurodinase, gelatinase, aminopeptidase, pospolifase, dan phosphatase basa dan asam. Bakteri gram negatif subgingiva menggunakan protein sebagai nutrisi mereka dan memiliki enzim proteolitik untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino agar dapat diabsorbsi. Sejumlah patogen periodontal ditunjukkan mampu memproduski protease yang mampu mendegradasi struktur protein dan jaringan periodontal yang terlibat dalam reaksi imun dan inflamasi pada periodontitis kronis.28 Bakteri harus mampu menetralisir atau menghindar dari mekanisme pejamu untuk menyingkirkan dan membunuh bakteri agar dapat bertahan di lingkungan periodontal. Sejumlah mekanisme yang dimiliki patogen periodontal dalam menghindar atau menghancurkan pertahanan pejamu meliputi penghancuran langsung polimorfonuklear leukosit (PMN) dan 7 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan makrofag, menghambat kemotaksis PMN, degradasi imunoglobin, memodulasi fungsi sitokin, degradasi fibrin, dan mengubah fungsi limfosit. Proses destruksi jaringan yang terjadi merupakan akibat dari interaksi bakteri atau substansi bakteri dengan sel pejamu, yang mana secara langsung maupun tidak langsung mengarah kepada degradasi jaringan periodontal.28 3. Bakteri Penyebab Periodontitis Bakteri planktonik yang tidak mampu berkolonisasi langsung pada permukaan gigi dapat melekat pada permukaan kolonisasi awal. Kolonisasi bakteri pelikel yang melekat pada permukaan gigi adalah bakteri Gram positif seperti S.sanguinis, S.mutans, dan A. Viscosus. Ketiga organisme ini disebut koloniser plak primer (early colonizer) yang menjadi jembatan untuk kolonisasi selanjutnya (antara sel koagregat yang berdekatan). Bakteri pada kolonisasi awal mampu menyerap nutrisi dari protein rich proline sekaligus memiliki reseptor untuk adhesin pada bakteri-bakteri late colonizer. Koogregasi adalah reaksi spesifik dari sel ke sel yang terjadi antara sel bakteri yang berbeda dan merupakan salah satu mekanisme paling penting yang mendasari kolonisasi bakteri dalam mulut dan pembentukan biofilm gigi yang terjadi pada early colonizer dan late colonizer. 29 4. Porphyromonas gingivalis Klasifikasi dari bakteri Porphyromonas gingivalis ialah sebagai berikut30 : Kingdom : Bacteria Divisi : Bacteroidetes Klas : Bacteroides Orde : Bacteroidales Famili : Porphyromonadaceae Genus : Porphyromonas Species : Porphyromonas Gingivalis Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri melanogenik, nonsakarolitik dan bagian dari koloni bakteri black pigmented gram negative anaerobes berbentuk batang.7 Bakteri Gram negatif memiliki lapisan-lapisan dinding sel yang lebih kompleks dibandingkan bakteri Gram positif baik secara 8 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan struktur maupun kimianya. Secara struktur, dinding bakteri Gram negatif mengandung dua lapisan eksternal pada membran sitoplasma. Dinding sel Gram negatif mengandung empat komponen yang terletak pada lapisan luar yaitu peptidoglikan, lipoprotein, membran luar dan lipopolisakarida.31 Porphyromonas gingivalis banyak ditemukan dalam plak gigi subgingiva dan dapat menyebabkan perubahan patologik pada jaringan periodontal. Porphyromonas gingivalis tumbuh dalam media kultur membentuk koloni berwarna hitam kecoklatan yang konveks, halus mengkilat, dan memiliki diameter sebesar 1-2 mm. Warna gelap yang progresif pada pusatnya ini karena produksi protoheme, suatu substansi yang bertanggung jawab terhadap tipikal warna koloni. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh adanya protein hydrolysates, seperti : trypticase, proteose peptone dan ekstrak yeast.32 Porphyromonas gingivalis merupakan salah satu etiologi periodontitis kronis yang terjadi pada orang dewasa dan merupakan komponen penting dari mikrobiota dalam rongga mulut dan dapat berkolonisasi pada epitel rongga mulut dan juga menyebabkan terjadinya resorpsi tulang alveolar.33 C. Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn ) 1. Asal Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) merupakan tumbuhan yang berasal dari keluarga Malvaceae. Rosella merupakan tumbuhan asli Asia ( India dan Malaysia ). Tanaman ini banyak ditanam di daerah tropis seperti Karibia , Amerika Tengah , India , Afrika , Brazil , Australia , Hawaii , Florida , dan Filipina sebagai tanaman di taman rumah. Rosella , di Sudan, merupakan tanaman utama yang di ekspor, terutama di bagian barat, Rosella menempati tempat kedua setelah mutiara, diikuti oleh wijen.34 Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) di Indonesia dikenal dengan nama daerah gamet walanda (Sunda) dan kasturi roriha (Ternate).35 Rosela dalam bahasa Inggris, disebut Rozelle, Sorrel, Red Sorrel, Jamaica sorrel, Indian sorrel, Guinea sorrel, Queensland jelly plant, Jelly okra, Lemon Bush, dan Florida Cranberry. Orang-orang Afrika Utara menyebut rosella dengan nama 9 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan karkade atau carcadé dan dikenal dengan nama ini dalam dunia farmasi dan perdagangan bumbu makanan di Eropa.36 Rosella dalam bahasa India disebut dengan Gongura, Lalambari, Patwa (Hindi), Lal-mista, Chukar (Bengali), Lalambadi (Marathi), Yerra gogu (Telugu), Pulichchai kerai (Tamil), Pulachakiri, Pundibija (Kannada), Polechi, Pulichchai (Malayalam), dan Chukiar (Assam).34 Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) memiliki akar tunggang dan tinggi sekitar 3.5 meter. Batangnya halus, berbentuk silindris, dan berwarna merah. Daunnya memiliki panjang 7.5 cm – 12.5 cm, berwarna hijau dengan urat kemerahan, dengan tangkai panjang ataupun pendek. Pangkal daunnya meruncing dengan tepi daun bergigi. Bunga tunggal, kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, tangkai bunga berukuran 0.5-2 cm dan kelopak bunga biasanya berwarna merah berbentuk lonceng. Buahnya berbentuk kapsul berbulu dengan panjang 1.25-2 cm dan ketika belum matang, memiliki 5 katup dan masing-masing katup terdiri dari 3-4 biji yang berbentuk seperti ginjal, berwarna coklat, dan memiliki panjang 3-5mm.36 Klasifikasi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), yaitu:35 Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Dilleniidae Bangsa : Malvaceae Suku : Malvaceae Genus : Hibiscus Species : Hibiscus sabdariffa Linn 2. Manfaat Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Rosella adalah tanaman multi guna , yang mana kelopaknya, ditunjukkan pada gambar 2, sering digunakan dalam produksi jeli , selai, jus, anggur, sirup, gelatin, puding, kue, es krim, dan bumbu. Warna merah cerah dan rasanya yang unik membuat rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) menjadi produk makanan yang bernilai.37 10 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan Gambar 2. Kelopak Bunga Rosella.37 Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah tanaman yang setiap tahun digunakan dalam makanan, pakan ternak, bahan kosmetik dan obat-obatan. Kelopak, batang dan daun rosella memiliki rasa yang asam. Jus dari kelopak rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) diklaim sebagai minuman yang dapat meningkatkan kesehatan karena kandungan antosianin, antioksidan, dan vitamin C yang tinggi.38 Kelopak kering rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) digunakan untuk menghasilkan minuman untuk kesehatan di Sudan. Kelopak keringnya digunakan untuk teh, jeli, selai, es, es krim, mentega, kue, saus, kue tart, dan makanan penutup lainnya. Benih rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) juga telah digunakan sebagai pengganti kopi afrodisiak.37 Banyak aplikasi obat dari tanaman rosela telah dikembangkan di seluruh dunia. Negara Cina memanfaatkan Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) sebagai obat untuk mengobati hipertensi, demam, kerusakan hati, dan dalam pengobatan Ayurveda.39 Biji rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), yang hingga kini belum punya aplikasi komersial, merupakan sumber minyak nabati yang rendah kolesterol dan kaya pitosterol lainnya dan tokoferol, terutama βsitosterol dan γ-tokoferol. Karakteristik keseluruhan minyak biji rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) memungkinkan untuk aplikasi penting di industri dan menjadi nilai tambah untuk budidaya.40 Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) juga memiliki sifat terapeutik tertentu, dilaporkan bahwa manfaat mengambil rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) dalam bentuk teh herbal meliputi meredakan pilek, membersihkan hidung tersumbat, 11 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan membersihkan lendir, meningkatkan fungsi ginjal, membantu pencernaan, sebagai tonik, sebagai diuretik, dan membantu untuk menurunkan demam.37 Selain itu, minuman yang terbuat dari kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) juga dikatakan sebagai obat tradisional untuk penyakit kanker.41 3. Kandungan Daun rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) diketahui mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, tiamin, beta karoten, riboflavin, niasin, dan asam askorbat.36 Bunganya menghasilkan zat warna kuning, pigmen utama yang diidentifikasi menghasilkan warna tersebut adalah daphniphylline.34 Kandungan kimia tanaman ini adalah alohidroksi asam sitrat lakton, asam malat dan asam tartrat. Antosian yang menyebabkan warna merah pada tanaman ini mengandung delfinidin-3-siloglukosida, delfinidin-3glukosida, sianidin-3-siloglukosida, sedangkan flavonoidnya mengandung gosipetin dan mucilage (rhamnogalakturonan, arabinogalaktan, arabinan).35 Biji rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) mengandung protein (18.822.3%), lemak (19.1-22.8%), dan juga serat makanan yang ditemukan cukup tinggi jumlahnya (39.5-42.6%). Bijinya juga diketahui merupakan sumber mineral yang baik seperti fosfor, magnesium, kalsium, lisin, dan triptofan. Minyak dari bijinya kaya akan asam lemak yang tidak jenuh (70%), dimana 44% asam linoleat ditemukan. Bijinya mengandung nitrogen, minyak lemak, selulosa, dan pati. Steroid dan tokoferol juga diketahui terdapat di dalam minyak bijinya.36 Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) kaya akan asam dan pektin. Analisa terhadap kelopaknya telah menunjukkan adanya protein kasar dan mineral seperti besi, fosfor, kalsium, mangan, aluminium, magnesium, sodium dan potasium. Mucilage, kalsium sitrat, asam askorbat, dan gosipetin juga ditemukan pada kelopaknya.36 4. Antibakteri Kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) telah terbukti mempunyai beberapa khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Kemampuan 12 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan antibakterinya dapat membunuh Pseudomonas aeuroginosa, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.42 Kandungan kimia alami yang terdapat pada bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) yang diduga memiliki aktivitas antibakteri adalah flavonoid, tanin, dan saponin.43 Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan merah yang dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-rempah serta produk pangan. Pada tumbuhan, flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama penyakit.43 Selain itu, flavonoid juga berperan dalam kompetisi, interaksi dengan mikroba, pelindung terhadap radiasi sinar UV serta fertilitas jantan. Pada manusia, flavonoid berperan sebagai antibakteri.44 Flavonoid berperan sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri.45 Mekanisme kerja flavonoid adalah mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi.46 Tanin merupakan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antibakteri, antiperadangan, antikanker, dan antioksidan.47 Senyawa ini banyak terdistribusi pada buah, daun, batang, dan kulit batang.48 Mekanisme kerja tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Terganggunya permeabilitas menyebabkan sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat dan mati.49 Saponin merupakan suatu glikosida yang terdapat pada tumbuhan dan ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Saponin memiliki beberapa sifat yang khas, antara lain memiliki rasa pahit, membentuk busa dalam air, memiliki sifat detergen yang baik, beracun bagi binatang berdarah dingin, memiliki aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas, memiliki sifat anti eksudatif, dan juga memiliki sifat anti inflamatori.50 Saponin menjadi sumber antibakteri dan antivirus, meningkatakan kekebalan tubuh, meningkatakan 13 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah. Senyawa saponin merusak membran sitoplasma dan berinteraksi dengan membran sterol untuk membunuh sel bakteri.43 D. Rosella terhadap Bakteri Rosella mengandung flavonoid, tanin, dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri.43 Senyawa flavonoid memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan protein sel bakteri melalui ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dan flavonoid menyebabkan struktur dinding sel dan membran sel bakteri menjadi tidak stabil dan mengakibatkan sel lisis..51 Aktivitas antibakteri tanin merusak membran sel yang menyebabkan kebocoran intraseluler serta dapat mengerutkan dinding sel bakteri.52 Saponin dapat merusak membran sel bakteri dengan cara berinteraksi dengan membran sel. Hal tersebut dapat terjadi karena saponin memiliki sisi aktif pada permukaan sel yang memungkinkan saponin berikatan dengan lipid yang merupakan senyawa penyusun membran sel bakteri. Akibatnya, terbentuk senyawa kompleks yang sulit dipisahkan dan mengakibatkan ikatan normal fosfolipid dalam membran terlepas. Lepasnya ikatan normal menyebabkan aktivitas enzim pada membran menjadi terganggu, maka akan mengakibatkan metabolisme sel juga terganggu. Perusakan membran sel tersebut menyebabkan tegangan lapisan sel menjadi lemah sehingga senyawa akan masuk ke dalam sitoplasma lalu merusak ribosom dengan cara mengganggu proses replikasi dan transkripsi. Maka, dengan terganggunya proses replikasi dan transkripsi , sintesis protein serta proses metabolisme juga terganggu hingga akhirnya menyebabkan kerusakan dan kematian sel.53 14 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan