bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal adalah jaringan yang menyangga atau yang terdapat
disekitar gigi.17 Anatomi jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligament
periodontal, sementum, dan tulang alveolar (Gambar 1).
Gambar 1. Jaringan periodontal.18
Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang mengelilingi bawah gigi dan
prosesus alveolaris, yang meluas dari margin gingiva ke muco-gingiva junction.
Gingiva sehat berwarna merah muda, kokoh, bertepi tajam dan berlekuk – lekuk
mengikuti bentuk kontur gigi.18 Gingiva secara anatomi dibedakan menjadi 3
bagian yaitu marginal gingiva, sulkus gingiva, dan attached gingiva.19
Ligamen periodontal merupakan jaringan ikat serabut kolagen yang
mengelilingi akar gigi dan melekat pada prosesus alveolar.18 Fungsi dari ligamen
periodontal adalah menjaga gigi pada tempatnya yang disesuaikan dengan
kekuatan mengunyah, dan sebagai sensori reseptor pada rahang selama
pengunyahan, serta sebagai cadangan sel untuk regenerasi.20
4
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
Sementum merupakan bagian jaringan periodontal yang menyelimuti akar
gigi. Sementum merupakan jaringan keras, tak berpembuluh darah, serta
merupakan tempat perlekatan utama ligamen periodontal.20 Dua jenis utama
sementum adalah sementum aseluler (primer) dan seluler (sekunder).16
Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang berongga yang menopang
gigi geligi, dan tepatnya berada di samping ligament periodontal.18,21 Tulang
alveolar mengandung lubang-lubang kecil tempat pembuluh darah, saraf, dan
pembuluh limfe lewat.16 Lapisan luar tulang terdiri dari compact bone, lapisan
tengah spongiosa bone, serta lapisan dasar adalah alveolar bone.21
B. Penyakit Periodontal
1. Etiologi Penyakit Periodontal
Etiologi utama penyakit periodontal adalah akumulasi plak dan kalkulus
pada gigi. Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut diawali oleh substansi
saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian diikuti dengan
serangkaian proses yang beurututan. Pembentukan plak terjadi dalam tiga
tahap yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri, dan maturasi plak. Plak
akan terbentuk ketika pelikel, sisa makanan, dan bakteri bergabung.22
Tahap pertama proses pembentukan plak diawali dengan melekatnya
pelikel pada email gigi. Pelikel merupakan lapisan tipis protein saliva yang
melekat pada permukaan gigi hanya dalam beberapa menit setelah dibersihkan.
Pelikel juga menjadi pelindung email dari aktivitas asam dan sebagai perekat
dua sisi, sisi yang satu melekat pada permukaan gigi sedangkan sisi lainnya
menyediakan permukaan lengket yang memudahkan bakteri menempel pada
gigi.22
Selanjutnya pada tahap kedua, pelikel dikolonisasi oleh bakteri coccus
dan Gram positif diantaranya Streptococcus mutans dan Streptococcus
sanguinis dengan cara mengubah karbohidrat dan glukosa yang terdapat pada
makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Bakteri akan terus
memproduksi asam tersebut.
5
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
Tahap ketiga terjadi pembentukan suatu substansi berwarna kekuningan
yang melekat pada permukaan gigi yang disebut plak melalui kombinasi
bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur dalam mulut.22 Plak tidak bisa di lihat
dengan mata sehingga orang cenderung mengabaikan bahkan tidak tahu bahwa
adanya plak mempermudah melekatnya sisa makanan yang bila tidak
dibersihkan akan terjadi metabolisme bakteri dan menyebabkan peradangan
atau periodontitis.23 Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya
akumulasi plak pada gigi dan gingiva.20 Tanda-tanda klinis dari periodontitis
adalah adanya inflamasi gingiva, pembengkakan papilla interdental, kerusakan
tepi gingival, terbentuknya poket atau saku gingival dan resesi gingival.23
Plak gigi adalah massa kompleks berisi bakteri dan produk metabolitnya,
racun, virus, sisa makanan dan sel-sel mati.24 Plak bila dibiarkan akan
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal yang lebih lanjut hingga
tanggalnya gigi. Kecenderungan untuk terjadinya plak ini ada pada setiap
individu pada segala umur.25 Mikroorganisme dalam plak akan mengeluarkan
zat metabolit yang dapat menghancurkan jaringan periodontal.26
Berdasarkan hubungannya dengan gingival margin, plak dibedakan
menjadi plak supragingival dan plak subgingival.24 Plak supragingiva
menyerap substansi yang berasal dari saliva dan sisa makanan, sedangkan plak
subgingiva akan menyerap nutrisi yang berasal dari cairan krevis gingiva.27
Plak supragingiva dapat ditemukan di atas tepi gingiva, sedangkan plak
subgingiva ditemukan di bawah tepi gingiva, diantara gigi dan dinding sulkus
gingiva.27
Kalkulus terbentuk dari plak bakteri yang mengalami demineralisasi dan
kalsifikasi yang melekat erat pada permukaan gigi dan gigi tiruan di dalam
mulut yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan periodontal. Permukaannya
kasar, menyebabkan sisa-sisa makanan dan bakteri mudah melekat dan
berkembang biak sehingga terjadi penebalan dari kalkulus tersebut.
Pengendapan kalkulus yang banyak biasanya terjadi pada permukaan gigi yang
berdekatan dengan muara kelenjar ludah, misalnya pada bagian lingual gigi
6
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
anterior sel-sel permukaan mukosa rahang bawah dan bagian bukal gigi molar
satu atas.24
2. Patogenesis
Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan
oleh bakteri dan dapat berkembang menjadi penyakit yang destruktif pada
jaringan periodontal. Bakteri harus berkolonisasi pada leher gingiva dan
menyerang pertahanan host, merusak barier krevikular epithelial, serta
memproduksi substansi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk dapat menimbulkan kerusakan.16
Kemampuan patogenik bakteri dalam menyebabkan penyakit periodontal
sangat kompleks. Beberapa mekanisme patogenik yang penting diawali dengan
invasi bakteri atau produk bakteri ke jaringan periodontal yang penting bagi
proses terjadinya penyakit dan kemudian memproduksi toksin. Dinding bakteri
gram negatif mengandung lipopolisakarida (LPS, endotoksin) yang akan
dikeluarkan setelah bakteri mati. Selain sebagai pencetus terjadinya proses
inflamasi, LPS juga dapat menyebabkan nekrosis jaringan.28
Bakteri plak memproduksi enzim yang turut berperan pada penyakit
periodontal. Enzim tersebut antara lain kolagenase, hialurodinase, gelatinase,
aminopeptidase, pospolifase, dan phosphatase basa dan asam. Bakteri gram
negatif subgingiva menggunakan protein sebagai nutrisi mereka dan memiliki
enzim proteolitik untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino
agar dapat diabsorbsi. Sejumlah patogen periodontal ditunjukkan mampu
memproduski protease yang mampu mendegradasi struktur protein dan
jaringan periodontal yang terlibat dalam reaksi imun dan inflamasi pada
periodontitis kronis.28
Bakteri harus mampu menetralisir atau menghindar dari mekanisme
pejamu untuk menyingkirkan dan membunuh bakteri agar dapat bertahan di
lingkungan periodontal. Sejumlah mekanisme
yang dimiliki patogen
periodontal dalam menghindar atau menghancurkan pertahanan pejamu
meliputi penghancuran langsung polimorfonuklear leukosit (PMN) dan
7
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
makrofag, menghambat kemotaksis PMN, degradasi imunoglobin, memodulasi
fungsi sitokin, degradasi fibrin, dan mengubah fungsi limfosit. Proses destruksi
jaringan yang terjadi merupakan akibat dari interaksi bakteri atau substansi
bakteri dengan sel pejamu, yang mana secara langsung maupun tidak langsung
mengarah kepada degradasi jaringan periodontal.28
3. Bakteri Penyebab Periodontitis
Bakteri planktonik yang tidak mampu berkolonisasi langsung pada
permukaan gigi dapat melekat pada permukaan kolonisasi awal. Kolonisasi
bakteri pelikel yang melekat pada permukaan gigi adalah bakteri Gram positif
seperti S.sanguinis, S.mutans, dan A. Viscosus. Ketiga organisme ini disebut
koloniser plak primer (early colonizer) yang menjadi jembatan untuk
kolonisasi selanjutnya (antara sel koagregat yang berdekatan). Bakteri pada
kolonisasi awal mampu menyerap nutrisi dari protein rich proline sekaligus
memiliki reseptor untuk adhesin pada bakteri-bakteri late colonizer.
Koogregasi adalah reaksi spesifik dari sel ke sel yang terjadi antara sel bakteri
yang berbeda dan merupakan salah satu mekanisme paling penting yang
mendasari kolonisasi bakteri dalam mulut dan pembentukan biofilm gigi yang
terjadi pada early colonizer dan late colonizer. 29
4. Porphyromonas gingivalis
Klasifikasi dari bakteri Porphyromonas gingivalis ialah sebagai berikut30 :
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Bacteroidetes
Klas
: Bacteroides
Orde
: Bacteroidales
Famili
: Porphyromonadaceae
Genus
: Porphyromonas
Species
: Porphyromonas Gingivalis
Porphyromonas
gingivalis
merupakan
bakteri
melanogenik,
nonsakarolitik dan bagian dari koloni bakteri black pigmented gram negative
anaerobes berbentuk batang.7 Bakteri Gram negatif memiliki lapisan-lapisan
dinding sel yang lebih kompleks dibandingkan bakteri Gram positif baik secara
8
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
struktur maupun kimianya. Secara struktur, dinding bakteri Gram negatif
mengandung dua lapisan eksternal pada membran sitoplasma. Dinding sel
Gram negatif mengandung empat komponen yang terletak pada lapisan luar
yaitu peptidoglikan, lipoprotein, membran luar dan lipopolisakarida.31
Porphyromonas gingivalis banyak ditemukan dalam plak gigi subgingiva
dan dapat menyebabkan perubahan patologik pada jaringan periodontal.
Porphyromonas gingivalis tumbuh dalam media kultur membentuk koloni
berwarna hitam kecoklatan yang konveks, halus mengkilat, dan memiliki
diameter sebesar 1-2 mm. Warna gelap yang progresif pada pusatnya ini
karena produksi protoheme, suatu substansi yang bertanggung jawab terhadap
tipikal warna koloni. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh adanya protein
hydrolysates, seperti : trypticase, proteose peptone dan ekstrak yeast.32
Porphyromonas gingivalis merupakan salah satu etiologi periodontitis kronis
yang terjadi pada orang dewasa dan merupakan komponen penting dari
mikrobiota dalam rongga mulut dan dapat berkolonisasi pada epitel rongga
mulut dan juga menyebabkan terjadinya resorpsi tulang alveolar.33
C. Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn )
1. Asal
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) merupakan tumbuhan yang berasal
dari keluarga Malvaceae. Rosella merupakan tumbuhan asli Asia ( India dan
Malaysia ). Tanaman ini banyak ditanam di daerah tropis seperti Karibia ,
Amerika Tengah , India , Afrika , Brazil , Australia , Hawaii , Florida , dan
Filipina sebagai tanaman di taman rumah. Rosella , di Sudan, merupakan
tanaman utama yang di ekspor, terutama di bagian barat, Rosella menempati
tempat kedua setelah mutiara, diikuti oleh wijen.34
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) di Indonesia dikenal dengan nama
daerah gamet walanda (Sunda) dan kasturi roriha (Ternate).35 Rosela dalam
bahasa Inggris, disebut Rozelle, Sorrel, Red Sorrel, Jamaica sorrel, Indian
sorrel, Guinea sorrel, Queensland jelly plant, Jelly okra, Lemon Bush, dan
Florida Cranberry. Orang-orang Afrika Utara menyebut rosella dengan nama
9
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
karkade atau carcadé dan dikenal dengan nama ini dalam dunia farmasi dan
perdagangan bumbu makanan di Eropa.36 Rosella dalam bahasa India disebut
dengan Gongura, Lalambari, Patwa (Hindi), Lal-mista, Chukar (Bengali), Lalambadi (Marathi), Yerra gogu (Telugu), Pulichchai kerai (Tamil), Pulachakiri,
Pundibija (Kannada), Polechi, Pulichchai (Malayalam), dan Chukiar
(Assam).34
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) memiliki akar tunggang dan tinggi
sekitar 3.5 meter. Batangnya halus, berbentuk silindris, dan berwarna merah.
Daunnya memiliki panjang 7.5 cm – 12.5 cm, berwarna hijau dengan urat
kemerahan, dengan tangkai panjang ataupun pendek. Pangkal daunnya
meruncing dengan tepi daun bergigi. Bunga tunggal, kuncup bunga tumbuh
dari bagian ketiak daun, tangkai bunga berukuran 0.5-2 cm dan kelopak bunga
biasanya berwarna merah berbentuk lonceng. Buahnya berbentuk kapsul
berbulu dengan panjang 1.25-2 cm dan ketika belum matang, memiliki 5 katup
dan masing-masing katup terdiri dari 3-4 biji yang berbentuk seperti ginjal,
berwarna coklat, dan memiliki panjang 3-5mm.36
Klasifikasi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), yaitu:35
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subkelas
: Dilleniidae
Bangsa
: Malvaceae
Suku
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Species
: Hibiscus sabdariffa Linn
2. Manfaat Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Rosella adalah tanaman multi guna , yang mana kelopaknya, ditunjukkan
pada gambar 2, sering digunakan dalam produksi jeli , selai, jus, anggur, sirup,
gelatin, puding, kue, es krim, dan bumbu. Warna merah cerah dan rasanya
yang unik membuat rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) menjadi produk
makanan yang bernilai.37
10
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
Gambar 2. Kelopak Bunga Rosella.37
Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah tanaman yang setiap tahun
digunakan dalam makanan, pakan ternak, bahan kosmetik dan obat-obatan.
Kelopak, batang dan daun rosella memiliki rasa yang asam. Jus dari kelopak
rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) diklaim sebagai minuman yang dapat
meningkatkan kesehatan karena kandungan antosianin, antioksidan, dan
vitamin C yang tinggi.38
Kelopak kering rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) digunakan untuk
menghasilkan minuman untuk kesehatan di Sudan. Kelopak keringnya
digunakan untuk teh, jeli, selai, es, es krim, mentega, kue, saus, kue tart, dan
makanan penutup lainnya. Benih rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) juga telah
digunakan sebagai pengganti kopi afrodisiak.37
Banyak aplikasi obat dari tanaman rosela telah dikembangkan di seluruh
dunia. Negara Cina memanfaatkan Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) sebagai
obat untuk mengobati hipertensi, demam, kerusakan hati, dan dalam
pengobatan Ayurveda.39 Biji rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), yang hingga
kini belum punya aplikasi komersial, merupakan sumber minyak nabati yang
rendah kolesterol dan kaya pitosterol lainnya dan tokoferol, terutama βsitosterol dan γ-tokoferol. Karakteristik keseluruhan minyak biji rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn) memungkinkan untuk aplikasi penting di industri
dan menjadi nilai tambah untuk budidaya.40
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) juga memiliki sifat terapeutik tertentu,
dilaporkan bahwa manfaat mengambil rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) dalam
bentuk teh herbal meliputi meredakan pilek, membersihkan hidung tersumbat,
11
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
membersihkan lendir, meningkatkan fungsi ginjal, membantu pencernaan,
sebagai tonik, sebagai diuretik, dan membantu untuk menurunkan demam.37
Selain itu, minuman yang terbuat dari kelopak bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa Linn) juga dikatakan sebagai obat tradisional untuk penyakit
kanker.41
3. Kandungan
Daun rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) diketahui mengandung protein,
lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, tiamin, beta karoten,
riboflavin, niasin, dan asam askorbat.36 Bunganya menghasilkan zat warna
kuning, pigmen utama yang diidentifikasi menghasilkan warna tersebut adalah
daphniphylline.34 Kandungan kimia tanaman ini adalah alohidroksi asam sitrat
lakton, asam malat dan asam tartrat. Antosian yang menyebabkan warna merah
pada tanaman ini mengandung delfinidin-3-siloglukosida, delfinidin-3glukosida, sianidin-3-siloglukosida, sedangkan flavonoidnya mengandung
gosipetin dan mucilage (rhamnogalakturonan, arabinogalaktan, arabinan).35
Biji rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) mengandung protein (18.822.3%), lemak (19.1-22.8%), dan juga serat makanan yang ditemukan cukup
tinggi jumlahnya (39.5-42.6%). Bijinya juga diketahui merupakan sumber
mineral yang baik seperti fosfor, magnesium, kalsium, lisin, dan triptofan.
Minyak dari bijinya kaya akan asam lemak yang tidak jenuh (70%), dimana
44% asam linoleat ditemukan. Bijinya mengandung nitrogen, minyak lemak,
selulosa, dan pati. Steroid dan tokoferol juga diketahui terdapat di dalam
minyak bijinya.36
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) kaya akan asam dan
pektin. Analisa terhadap kelopaknya telah menunjukkan adanya protein kasar
dan mineral seperti besi, fosfor, kalsium, mangan, aluminium, magnesium,
sodium dan potasium. Mucilage, kalsium sitrat, asam askorbat, dan gosipetin
juga ditemukan pada kelopaknya.36
4. Antibakteri
Kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) telah terbukti
mempunyai beberapa khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Kemampuan
12
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
antibakterinya dapat membunuh Pseudomonas aeuroginosa, Klebsiella
pneumoniae, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.42 Kandungan kimia
alami yang terdapat pada bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) yang diduga
memiliki aktivitas antibakteri adalah flavonoid, tanin, dan saponin.43
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning
jeruk, dan merah yang dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji,
batang, bunga, herba, rempah-rempah serta produk pangan. Pada tumbuhan,
flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama penyakit.43 Selain itu,
flavonoid juga berperan dalam kompetisi, interaksi dengan mikroba, pelindung
terhadap radiasi sinar UV serta fertilitas jantan. Pada manusia, flavonoid
berperan sebagai antibakteri.44 Flavonoid berperan sebagai antibakteri dengan
cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang
mengganggu integritas membran sel bakteri.45 Mekanisme kerja flavonoid
adalah mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat
diperbaiki lagi.46
Tanin merupakan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antibakteri,
antiperadangan,
antikanker,
dan
antioksidan.47
Senyawa
ini
banyak
terdistribusi pada buah, daun, batang, dan kulit batang.48 Mekanisme kerja
tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel sehingga mengganggu
permeabilitas sel itu sendiri. Terganggunya permeabilitas menyebabkan sel
tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat
dan mati.49
Saponin merupakan suatu glikosida yang terdapat pada tumbuhan dan
ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian
tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan.
Saponin memiliki beberapa sifat yang khas, antara lain memiliki rasa pahit,
membentuk busa dalam air, memiliki sifat detergen yang baik, beracun bagi
binatang berdarah dingin, memiliki aktivitas hemolisis (merusak sel darah
merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas, memiliki sifat anti
eksudatif, dan juga memiliki sifat anti inflamatori.50 Saponin menjadi sumber
antibakteri dan antivirus, meningkatakan kekebalan tubuh, meningkatakan
13
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan
darah. Senyawa saponin merusak membran sitoplasma dan berinteraksi dengan
membran sterol untuk membunuh sel bakteri.43
D. Rosella terhadap Bakteri
Rosella mengandung flavonoid, tanin, dan saponin yang berfungsi sebagai
antibakteri.43 Senyawa flavonoid memiliki kemampuan membentuk kompleks
dengan protein sel bakteri melalui ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dan flavonoid
menyebabkan struktur dinding sel dan membran sel bakteri menjadi tidak stabil
dan mengakibatkan sel lisis..51 Aktivitas antibakteri tanin merusak membran sel
yang menyebabkan kebocoran intraseluler serta dapat mengerutkan dinding sel
bakteri.52
Saponin dapat merusak membran sel bakteri dengan cara berinteraksi
dengan membran sel. Hal tersebut dapat terjadi karena saponin memiliki sisi aktif
pada permukaan sel yang memungkinkan saponin berikatan dengan lipid yang
merupakan senyawa penyusun membran sel bakteri. Akibatnya, terbentuk
senyawa kompleks yang sulit
dipisahkan dan mengakibatkan ikatan normal
fosfolipid dalam membran terlepas. Lepasnya ikatan normal menyebabkan
aktivitas enzim pada membran menjadi terganggu, maka akan mengakibatkan
metabolisme sel juga terganggu. Perusakan membran sel tersebut menyebabkan
tegangan lapisan sel menjadi lemah sehingga senyawa akan masuk ke dalam
sitoplasma lalu merusak ribosom dengan cara mengganggu proses replikasi dan
transkripsi. Maka, dengan terganggunya proses replikasi dan transkripsi , sintesis
protein serta proses metabolisme juga terganggu hingga akhirnya menyebabkan
kerusakan dan kematian sel.53
14
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis
Rebecca Tan
Download