BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat efektivitas ekstrak kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn ) dalam menghambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella dapat menghambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Pengambilan sampel kelopak bunga rosella ini dilakukan dengan pemetikan secara langsung dari kebunnya, lalu kelopak tersebut dikeringkan dan diproses menjadi ekstrak di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika (Balittro). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kelopak bunga rosella ( 100%, 50%, 25%, dan 12,5% ) memiliki efek antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis. Rata-rata zona hambat yang terbentuk pada ekstrak kelopak bunga rosella konsentrasi 100% adalah 15 mm, konsentrasi 50% sebesar 9,57 mm, konsentrasi 25% sebesar 2,97 mm, dan konsentrasi 12,5% sebesar 2,48 mm. Klorheksidin yang merupakan kontrol positif memiliki rata-rata zona hambat sebesar 15,3 mm. Ekstrak kelopak bunga rosella terbukti memiliki efek antibakteri yang tidak berbeda bermakna dengan klorheksidin. Hal ini membuktikan bahwa zat aktif yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Rosella memiliki efek antibakteri. Zat aktif yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga rosella antara lain : flavonoid, tanin, dan saponin.54 Tanin menyerang polipeptida dinding sel bakteri sehingga menyebabkan kerusakan.55 Mekanisme kerja tanin dalam menghambat sel bakteri yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri, menghambat fungsi selaput sel (transpor zat antar masing-masing sel) dan menghambat sintesis asam nukleat sehingga pertumbuhan bakteri dapat terhambat. Tanin juga dapat membentuk ikatan dengan protein. Terbentuknya ikatan hidrogen antara tanin dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri akan mengganggu metabolisme bakteri. Tanin juga 26 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan menyebabkan penghambatan metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim.48 Flavonoid dalam rosella memiliki gugus hidroksil yang dapat menyebabkan perubahan komponen organik dan transpor nutrisi yang akan mengakibatkan munculnya efek toksik terhadap bakteri.55 Flavonoid mempunyai sifat desinfektan dan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sifat desinfektan flavonoid bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang dapat menyebabkan aktifitas metabolisme sel bakteri berhenti, karena semua aktifitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh suatu enzim yang merupakan protein. Aktivitas metabolisme yang berhenti akan menyebabkan kematian sel bakteri. Flavonoid juga mempunyai sifat bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintesis dinding sel bakteri.56 Saponin adalah suatu glikosida yang terdapat pada beberapa tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi saponin dalam tanaman untuk melindungi diri dari hama, saponin diketahui sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Saponin memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan hancurnya bakteri.55 Penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian tentang efektivitas ekstrak rosella dalam menghambat pertumbuhan bakteri telah dilakukan sebelumnya. Yoo Soo Ji dkk. (2012) menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kelopak bunga rosella terhadap Streptococcus pyogenes secara in vitro. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga Rosella memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 30% terhadap Streptococcus pyogenes dengan diameter zona hambat rata-rata berturut- turut 7,13 mm, 8,4 mm, 10,2 mm, 13,3 mm, maka dari hasil tersebut juga diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol kelopak bunga rosella, maka semakin besar pula diameter zona hambat yang dihasilkan.57 27 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan Mira Miranti (2013) melakukan penelitian aktivitas antibakteri kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Staphylococcus aureus. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi kelopak bunga rosella yaitu 20%, 40%, 60% dan 80%, dengan pembanding antibiotik amoksisilin 10 ppm. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi kertas cakram serta uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode dilusi padat. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kelopak bunga rosella terbukti mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan lebar rata-rata daerah hambat sebesar 5 mm. Esktrak kelopak bunga Rosella konsentrasi 60% dan 80% tidak memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol positif (amoksisilin 10 ppm).58 Adanya potensi antibakteri yang terdapat di dalam kelopak bunga rosella juga dapat dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Oom Komala, Reni Rosyanti, dan Muztabadihardja (2013) mengenai efektivitas ekstrak etanol dan ekstrak air kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Streptococcus pneumoniae. Penelitian terhadap Streptococcus pneumoniae ini dilakukan menggunakan metode difusi cakram dan dilusi secara in vitro. Penelitian ini menggunakan ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) konsentrasi 10%, 30%, 50% dan 70% dengan kontrol positif ampisilin (10 IU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol rosella dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. Pneumonia, diketahui dari zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi 70% pada metode difusi ekstrak etanol dan ekstrak air rosella membentuk diameter zona hambat paling luas rata-rata 25,6 mm untuk ekstrak etanol dan 24,3 mm untuk ekstrak air rosella. Daya hambat kontrol positif pada penelitian ini memiliki rerata 18,67 mm.59 Penelitian dilakukan oleh Emad Mohamed Abdallah (2016) mengenai efek antibakteri kelopak bunga Rosella Sudan terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Penelitian terhadap 5 bakteri gram negatif dan 3 bakteri gram positif ini dilakukan menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini menggunakan ekstrak methanol Rosella (konsentrasi 500mg/ml) dengan gentamisin dan penisilin sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak 28 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan metanol dari kelopak bunga Rosella Sudan (konsentrasi 500mg/ml) mengandung agen antibakteri yang efektif, menunjukkan zona hambat yang besar terhadap semua bakteri gram positif dan gram negatif, dan juga tidak memiliki perbedaan yang signikan jika dibandingkan dengan gentamisin, serta jauh lebih baik jika dibandingkan dengan penisilin yang tidak menunjukkan efek antibakteri.60 Hasil pengujian fitokimia juga diketahui bahwa ekstrak air rosella mengandung saponin, tanin, dan flavonoid.59 Penelitian-penelitian ini menyatakan bahwa kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) memiliki efek antibakteri. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian ini yang mendapatkan adanya efek antibakteri dari ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Porphyromonas gingivalis. 29 Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Rebecca Tan